Ketiga kasus meneliti interaksi antara manusia dan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari melalui pendekatan etnografi digital. Kasus pertama melihat peran radio dalam pengalaman rumah tangga di Inggris, kasus kedua meneliti penggunaan video digital dalam rutinitas pagi, dan kasus ketiga menganalisis ponsel sebagai objek mobilitas di perbatasan Haiti-Dominika.
3. Tujuan Penelitian
❖ Untuk melihat bagaimana radio berperan sebagai bagian dari keseharian
dan menghasilkan sebuah experience bagi pengguna rumah tangga di UK
❖ Melihat perubahan makna/experience Radio ketika konten dan
platformnya berganti
4. Pendekatan Digital Etnografi
Multiplicity
Peneliti menggunakan lebih dari satu metode penelitian (in-depth interview, participant observant, media diaries, dan
sound-mapping)
Non Digital Centric-ness
Penelitian tidak hanya terfokus pada medium digitalnya, melainkan melihat interaksi/implikasinya terhadap
penggunanya
Openness
Penelitian ini menghasilkan penelitian baru ketika menemui fenomena baru (perubahan platform/konten radio).
Reflexivity
Peneliti memposisikan diri sebagai yang diteliti. Peneliti melihat bagaimana radio juga dapat memicu
experience/memori tertentu.
Unorthodox
Peneliti menggunakan metode yang unik, seperti sound-mapping.
5. Pendekatan Sensory Experiences
Sensory Perception
Melihat bagaimana radio/bunyi bisa memicu suatu experience/memori tertentu.
“ It helped her to understand how time and space are implicated, so that contemporary
efforts to maintain emotional balance involve memories and imaginations of the future
(for example, memories of a father shaving in the morning while listening to the radio,
ideas about romantic attachments imagined for the future), as well as intimate and public
relationships and mediations (for example, requesting a song dedicated to someone far
away or feeling comforted to know that there are other listeners to a late-night call-in
show), that relate to spaces and places external to the home. “
6. Konsep ‘Things’
Domestic
Dalam konteks penelitian ini, radio digunakan di ruang lingkup rumah dan setting sosial di UK
Appropriation:
Radio menjadi ‘milik’ pengguna saat pengguna merasakan keterikatan emosional terhadap bunyi tertentu di radio.
Objectification
Dalam konteks penelitian ini, radio berada di kalangan keluarga di UK.
Incorporation
Dengan menggunakan radio, pengguna bisa merasakan a sense of ‘social silence’ atau memori yang melekat dengan
bunyi tertentu
Conversion
Ketika diterapkan dalam lingkungan berbeda, radio akan tetap dapat membawa memori/experience tertent ke
pendengarnya. Terlepas dari ruang dan waktu yang berbeda.
7. Apa pendapat kalian sebagai individu dan
kelompok terkait studi kasus dan aplikasi
teorinya?
Kita perlu melihat objek/benda digital sebagai bagian yang terlibat dan mempunyai pengaruh
terhadap interaksi dan koneksi antar manusia.
Radio bukan hanya berperan sebagai medium bunyi. Lebih dari itu, radio dapat memicu dan
menimbulkan suatu emosi atau memori tertentu berdasarkan bunyi yang terekam di ingatan.
Kita harus lebih peka dalam memahami ‘things’ atau objek digital di sekitar kita.
8. CASE 2:
Using digital video re-enactments to understand how
people live with technologies
9. Tujuan Penelitian
❖ Untuk melihat bagaimana digital media digunakan untuk kegiatan dalam
rumah
❖ Untuk melihat pergerakan media dalam rumah dan relasinya dengan
orang-orang di dalam rumah sebagai bagian dari rutinitas mereka
sehari-hari
❖ Untuk melihat bagaimana orang menggunakan media digital pada
saat-saat transisi utama di keseharian mereka.
10. Pendekatan Digital Etnografi
Multiplicity
Peneliti menggunakan lebih dari satu sudut pandang, yakni dengan dua metode utama penelitian; video tour dan
re-enactment. Peneliti juga mempertimbangkan unsur komposisi dan usia.
Non Digital Centric-ness
Penelitian tidak hanya terfokus pada digital media, tetapi juga pada perilaku keseharian penghuni rumah, terlihat dari
analisis morning routine dan rutinitas sehari-hari mereka
Openness
Peneliti terbuka terhadap segala kemungkinan dilihat dari metode-metode yang dilakukan selama penelitian.
Reflexivity
Peneliti memposisikan diri sebagai yang diteliti. Peneliti berusaha memahami bahwa keseharian kita pada akhirnya
tidak bisa lepas dari media. Dalam proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk melakukan deep-sharing
dengan subjek yang diteliti untuk memahami keseharian yang tidak biasa mereka ceritakan
Unorthodox
Peneliti menemukan bahwa teknologi media bergerak sering dengan manusia menjalani kehidupan sehari-hari. Ini
dapat memungkinkan bentuk kehadiran bersama dan jenis keintiman baru,
11. Pendekatan Sensory Experiences
Sensory Perception
Menggunakan metode dari teknik dan ide art therapy dan neuroanthropology
“to create a way of focusing on tacit, embodied and unspoken sensory memories, and
making these explicit by using the actual performance of a habitual activity, which is
recorded with a digital video camera, as a research probe.”
“As these routines unfolded through the re-enactments, the participants began to show
the researchers how and where digital media were used as they went about their
mornings”
12. Konsep ‘Things’
Domestic
Digunakan dalam lingkungan rumah dan menjadi bagian dari kehidupan penghuni
Appropriation:
Digital video menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari penghuni rumah. teknologi media, sebagai bagian dari
materialitas rumah, menjadi hal-hal yang diaktifkan dengan cara melalui gerakan manusia.
Objectification
Media teknologi ditempat di rumah keluarga dengan anak-anak.
Incorporation
Dengan menggunakan digital video re-enactments, partisipan dapat mengakomodasi kegiatan sehari-hari mereka
menjadi lebih mudah, seperti mengukur takaran deterjen atau mengatur aturan mesin cuci.
Conversion
Ketika diterapkan dalam lingkungan berbeda, media teknologi akan kembali mendekonstruksi maknanya dan
menciptakan tipe initimacy dan bentuk co-presence yang baru, menyesuaikan dengan konteksnya.
13. Apa pendapat kalian sebagai individu dan
kelompok terkait studi kasus dan aplikasi
teorinya?
Kita perlu untuk memikirkan kembali cara-cara di mana tindakan sehari-hari dilakukan dalam
kaitannya dengan media.
Jika kita melihat teknologi digital sebagai hal yang menyertai manusia, maka kita dapat memikirkan
aktivitas manusiawi yang berbeda.
Pendekatan ini mengundang kita untuk melakukan aktivitas, seperti membuat sarapan, dan
mempertimbangkannya kembali sebagai aktivitas yang dimediasi, yang tidak lengkap tanpa material
dan sensorik televisi atau iPhone.
15. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
terkait mobilitas di perbatasan Haiti - Dominican. Juga
mencari tahu pentingnya ponsel sebagai 'objek mobilitas'
dan bagaimana ponsel ini berhubungan dengan objek lain
dan makna yang muncul dibaliknya.
16. PENDEKATAN DIGITAL ETNOGRAFI
Multiplicity
Penelitian ini melihat dari banyak sudut pandang. Dari sisi mereka yang tinggal di Haiti maupun di Dominican.
Non Digital Centric-ness
Tidak hanya berfokus kepada penggunaan digitalnya, dalam artian disini ‘ponsel’ sebagai barang yang diteliti. Tapi,
penelitian ini lebih dalam lagi mencari tahu pengaruh dan tujuan dari keberadaan ‘ponsel’ tersebut bagi tiap individu
yang melintas ke daerah perbatasan.
Openness
Peneliti terbuka terhadap segala kemungkinan dilihat dari metode-metode yang dilakukan selama penelitian.
Reflexivity
Peneliti juga memposisikan dirinya sebagai yang subjek yang diteliti, Bagaimana ponsel merupakan benda penting
untuk orang-orang diperbatasan agar bisa tetap menjalin informasi dengan keluarga dan kerabat. Dan fungsi lainnya
untuk membantu kebutuhan lain.
Unorthodox
Selain menggunakan metode Wawancara dan Survey, para peneliti juga melakukan pendekatan dengan memeriksa
langsung benda-benda yang dibawa atau digunakan oleh orang-orang yang melalui jalur perbatasan.
17. PENDEKATAN SENSORY EXPERIENCES
Phenomenological Theories:
Ada fenomena unik, dimana subjek yang merupakan orang-orang yang sering melakukan
perpindahan tempat melalui jalur perbatasan menganggap ponsel sebagai benda terpenting
melebihi barang-barang berharga lainnya seperti; kertas (paspor) maupun perhiasan.
Juga, fenomena lain bahwa rata-rata subjek memiliki 2 buah ponsel masing-masing versi; Claro
(Ponsel versi Dominican) dan Digicel (Ponsel versi Haiti), karena masing-masing ponsel hanya bisa
dipakai di negara masing-masing.
18. KONSEP ‘THINGS’
Appropriation:
Ponsel dianggap sebagai barang yang penting dibanding barang lain bagi subjek penelitian ini karena membantu untuk
identitas diri (pembuktian).
Objectification
Ponsel menjadi benda yang memiliki mobilitas tinggi dan berada dilingkungan perbatasan yang mana jarak menjadi hal
yang paling diperuntukan.
Incorporation
Ponsel dimanfaatkan sebagai cara agar bisa berhubungan dengan keluarga dan rekan-rekan lain karena harus tinggal
ditempat yang berjauhan. Juga, untuk tanda pengenal selain paspor.
Conversion
Hal unik disini, ponsel menjadi tidak bernilai apabila digunakan di daerah yang berbeda. Semisal Dominican
menggunakan model ponsel Claro dan Haiti yang menggunakan model ponsel Digicel. Sehingga, masyarakat Dominican
apabila pergi ke Haiti harus mempunya ponsel bermodel Digicel apabila ingin tetap berhubungan dengan keluarga
dirumah.
19. Apa pendapat kalian sebagai individu dan
kelompok terkait studi kasus dan aplikasi
teorinya?
Sekarang ponsel tidak hanya ‘benda’ biasa namun sudah menjadi benda yang bersifat esensial yang
harus selalu dibawa melebihi perhiasan dan paspor. Bisa dilihat dari contoh kasus ini, masyarakat
yang melalui perbatasan dominican-haiti karena ponsel ini memiliki nilai dan arti yang lebih dari
sekadar alat komunikasi, namun juga untuk pembuktian terhadap identitas seseorang.