2. Pendidikan Indonesia pada
Zaman Kolonial Belanda
Seorang sejarawan berkebangsaan Inggris Furnivall dalam
bukunya Educational Progress in South EastAsia yang
menuliskan keadaan pendidikan Asia umumnya dan
Indonesia khususnya sebelum bangsa Eropa menginjakan
kakinya di negara itu, dikatakan bahwa waktu orang Eropa
yang mula-mula sampai di timur jauh, di daerah katulistiwa
mereka dapati sejumlah sekolah dan orang yang telah
mengenal baca dan tulis yang ternyata lebih banyak dari
pada orang Eropa ketika itu (Said,1965:44). Hal ini
menggambarkan bahwa akhir abad 18 hingga awal abad 19
di Indonesia telah terjadi proses pendidikan yang dilakukan
oleh para pemimpin agama khususnya Hindu dan Islam
terutama di daerah kerajaan/kesultanan dan atau bekas
kerajaan
3. Pada permulaan abad 16 Portugis di bawah
kepemimpinanVasco de gama masuk ke
Indonesia didorong oleh semangat untuk
mengembangkan agama katolik disamping
berdagang. Syarat utama untuk memperluas
pengaruh agama tersebut ialah mendirikan
sekolah-sekolah. Karena itu sekolah guru
yang pertama ada di Indonesia adalah di
Ternate didirikan oleh Pendeta Portugis.
Pulau cengkeh itu menjadi pusat peniagaan
Portugis sejak tahun 1536. Di pulau-pulau lain
sekitarTernate didirikan sekolah-sekolah
yang dibina oleh kaum gerejawan katolik.
4. Pada abad ke 17 terjadi pertempuran antara
Portugis dengan Belanda.Tahun 1641
Portugis terusir dari Malaka karena saudagar-
saudagar Belanda menghimpun diri dalam
satu kesatuan yang disebut Kompeni,
Kompeni banyak mencontoh siasaat dagang
dan politik yang dijalankan oleh Portugis di
AsiaTenggara ini. Agama Katolik sedikit demi
sedikit ditekan dan diganti dengan agama
Protestan
5. abad ke 18 daerah jajahan Kompeni makin
luas,terutama di jawa, perdagangan makin besar
jumlahnya dan kewajiban pun makin berat pula.
Untuk itu Kompeni sangatmembutuhkan tenaga
guna pengembangan usahanya dan itulah yang
menjadi dorongan Kompeni untuk usahanya dan
itulah yang menjadi dorongan Kompeni untuk
membuka sekolah-sekolah dan berlanjut terus
hingga kompeni diambil alih oleh pemerintah
Hindia Belanda. Jadi landasan dalam
pengembangan system pendidikan adalah atas
dasar kebutuhan tenaga kerja (said,1965:46)
6. Sekolah-sekolah yang ada
pada zaman kolonial Belanda
Holland Chinese School sekolah untuk orangTionghoa, Europe Lagere
School- sekolah Belanda, Holland Inlandse School- Sekolah Belanda
Bumi Putra,Hugere Burger School-lanjutan dan ELS, Mulo setaraf
dengan SMP sekarang dengan materi pelajaran hanya teori 3 tahun dan
praktek 4 tahun,selanjutnya ke AMS (setaraf dengan SMU), danAKIS ke
SekolahTinggi seperti STOVIA (Kedokteran untuk Bumi Putra) dan ke
RHS (Sekolah Hakim) Gymnasium dan Lycium untuk sekolah olahraga.
Selama perang Dunia 1 (1914-1918) di Indonesia terasa sekali
kekurangan tenaga Insinyur. Oleh karena itu, pada tahun 1918 di
bandung didirikanTechnishe Hooge School (SekolahTeknikTinggi) yang
saat ini menjadi InstitutTeknologi Bandung (ITB).
7. Pendidikan Indonesia pada
Zaman Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang terdapat satu jenis sekolah rendah
untuk sekolah lapisan masyarakat yang disebut Syoo-gekko lama
belajarnya 6 tahun. Pemerintah Jepang juga mengadakan
Sekolah Desa diganti dengan Sekolah Rakyat (Kokumin Gako)
memiki jenjang waktu 6 tahun. Sekolah Menengah diganti
denganTu Gakko untuk anak laki-laki dan Zyu Gakko untuk anak
perempuan yang lama belajarnya 3 tahun dan MULO pun
ditiadakan. Pemerintahan penjajahan Jepang juga membangun
dan mendirikan sekolah kejuruan dan sekolah guru. Sekolah guru
(KyoinYoogoi Sho) menempuh pendidikan selama 4 tahun dan
sekolah guru atas (Si Han Gakko) lebih menekankan pada
pelajaran sejarah, pelajaran ilmu bumi (geografi), bahasa, adat
istiadat, dan semangat jepang.
8. Permasalahan Pendidikan Indonesia
pada Zaman Penjajahan Jepang
Permasalahan pendidikan diawali dengan
jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki
pada tanggal 14 Agustus 1945 maka, seluruh
kota menjadi rusak dan sebagian negara Jepang
luluh lantah. Hal tersebut menjadi tanda bahwa,
pemerintahan penjajahan Jepang berakhir di
Indonesia. Kejadian tersebut menjadi
momentum untuk bangsa Indonesia merancang
dasar negara dan teks proklamasi.Teks
proklamasi dan dasar negara digunakan sebagai
tanda untuk memerdekakan negara Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
9. Pendidikan Indonesia pada
Zaman Pergerakan Kemerdekaan
Pergerakan golongan cedikiawan diawali dengan
didirikannya Budi Oetomo (20 Mei 1908) yang
dirinntis oleh anak-anak kaum bangsawan yang
belajar di STOVIA Jakarta.Tujuan yang mula-
mula ditetapkan oleh Budi Oetomo ialah
memperbanyak jumlah sekolah dan memberikan
pendidikan untuk pribumi untuk di kalangan
yang lebih luas dengan landasan kebudayaan
nasional sebagai warisan nenek moyang untuk
membentuk kepribadian Indonesia.
10. Setelah tahun 1908 bermunculan partai-partai
dan pergerakan-pergerakan yang berasaskan
agama maupun nasionalisme dan social
seperti :
Serikat Islam ataupun Muhamamadiyah
Indisch Partij (Kebangsaan)
Indoneische Nationale School (INS) atau
Sekolah Nasional Indonesia
11. Pendidikan Indonesia pada Zaman
Kemerdekaan Tahun 1945 sampai Tahun 1967
Pada awal kemerdekaan ini, pemerintah
Republik Indonesia mengalami kesulitan
memperbaiki dan melengkapi sarana serta
prasarana pendidikan. Jika dilihat dari kapasitas
guru, jumlahnya hanya sedikit karena, pada awal
kemerdekaan banyak guru yang terpaksa
mengikuti peperangan dan mengangkat senjata
dengan murid mereka tergabung dalam tentara
pelajar. Selain itu, gedung-gedung sekolah
peninggalan Belanda dan Jepang mengalami
kerusakan-kerusakan, bangungan yang hancur
bahkan bangunan tersebut dibakar agar tidak
digunakan musuh.
12. Pertama yang dilakukan secara perlahan dengan
melakukan pembangungan pendidikan kembali
sebagai cita-cita bangsa. Dalam waktu yang
relatif singkat bangsa Indonesia sudah mampu
membangun sekolah rakyat lebih dari satu juta
dan puluhan ribu SMP, SMA, SMEP, SGB, SGA,
ST, STM, SPMA, SKP, SGKP, Madrasah,
Tsanawiyah, serta Sekolah-sekolah Luar Biasa
yang dibangun pemerintah dan pihak swasta.
Pemerintah juga membangun dan mendirikan
beberapa Universitas seperti, Universitas Gajah
Mada, Universitas Indonesia, dan sebagainya
13. Permasalahan Pendidikan Indonesia pada
Zaman Kemerdekaan sampai Tahun 1967
Pemberontakan G 30S/PKI membawa pengaruh dan
dampak terhadap system kenegaraan. Namun tidak
hanya itu, hal itu juga berdampak pada system
pendidikan nasional yang susah dibangun oleh
pemerintah. Pendidikan yang dilantarkan dan ide-
ide komunis dimasukkan lewat pendidikan. Setelah
selesai masa pemberontakan PKI, tokoh-tokohnya
ditangkap dan dipenjara.Ternyata para guru ikut
andil bahu membahu membantu menangkap para
tokoh PKI sehingga, banyak guru pun yang terpaksa
ditahan dalam dimasukkan kedalam kelompok
tapol. Oleh sebab itu, Persediaan jumlah guru
menjadi berkurang.
14. Permasalahan Pendidikan Indonesia
pada Zaman Orde Baru
Sejak awal pemerintahan orde baru Indonesia
mengembangkan dua system pendidikan, yaitu
pendidikan umum dan keagamaan. Dualisme
system pendidikan ini sebenarnya adalah produk
darimasa kolonialisame Belanda. Sistem
pendidikan ini pula yang melahirkan dua dasar
politik utama, yaitu kekuatan Islam dan
nasionalisme. Pada perkembangannya
pemerintahan Indonesia beruaha menyatukan
dalam satu ideologi pancasila (kompas, 22
September 2001).
15. Pendidikan Indonesia pada
Zaman Era Reformasi
Negara dalam kondisi perekonomian yang
terpuruk dan terjadi krisis di wilayahTimor
Timur, lagi - lagi malah pendidikan kembali
terabaikan. Angka partisipasi sekolah dari SD
hingga ke SMA, apalagi PerguruanTinggi
menjadi sangat rendah, karena kemampuan
ekonomi masyarakat yang terpuruk, sebagai
dampak dari krisis ekonomi yang menjalar ke
krisis multidimensi mendorong para politisi dan
pemerhati masalah pendidikan untuk melakukan
reformasi di bidang pendidikan.
16. Pendidikan sebagai agen belajar dan
mengajar mulai dirintis kembali pada era
reformasi. Pendidikan yang dimulai dari
tingkat PAUD ,TK, SD, SMP, SMA/SMK Siswa
yang sudah menghabiskan belajar pada
tingkat menengah maka, siswa dituntut
untuk meningkatkan pendidikan menuju
perguruan tinggi yaitu berupa universitas,
Institut, sekolah tinggi, akademi, diploma dan
politeknik.