Sistem pendidikan di Indonesia sebelum kolonial didominasi oleh pendidikan kerajaan Hindu-Buddha dan Islam. Pada masa kolonial, berbagai sekolah didirikan oleh Belanda untuk mendidik pribumi dan elit. Setelah kemerdekaan, pendidikan nasional berfokus pada pembinaan patriotisme dan peningkatan kualitas bangsa. Berbagai jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan hingga Orde Baru.
2. PENDIDIKAN SEBELUM KOLONIAL
Sejak zaman purba ada proses belajar
mempertahankan hidup dan menjalankan
kepercayaan animisme dan dinamisme.
Bergeser ke sistem pendidikan kerajaan Hindu-Budha
hasil alkulturasi kebudayaan India dengan masyarakat
lokal berawal ketika terjadi transaksi perdagangan dari
mulai bahasa, tulisan, agama sehingga berpengaruh
pada sistem pendidikan yang bersifat aristokratis pada
masa itu.
3. Kemudian masuk ke pendidikan zaman kerajaan
Islam, mulai sejak saat itu sistem pendidikan di
Indonesia tidak menganut sistem stratifikasi sosial
berdasarkan kasta dan keturunan.
tahun 1536 bangsa Spanyol mendirikan sekolah
(seminarie) di Ternate dan Solor dengan
menggunakan kurikulum pendidikan Agama
Katholik, ditambah pula dengan pelajaran
membaca,menulis dan berhitung.
4. Secara umum sistem pendidikan pada masa VOC dapat
digambarkan sebagai berikut :
(1) Pendidikan Dasar
Berdasar peraturan tahun 1778, dibagi kedalam 3 kelas
yaitu :
● Kelas 1 (tertinggi) diberi pelajaran membaca, menulis,
agama, menyanyi dan berhitung.
● Kelas 2 mata pelajarannya tidak termasuk berhitung.
● Sedangkan kelas 3 (terendah) materi pelajaran fokus pada
alphabet dan mengeja kata-kata.
5. Proses kenaikan kelas tidak jelas disebutkan, hanya
didasarkan pada kemampuan secara individual.
Pendidikan dasar ini berupaya untuk mendidik para
murid-muridnya dengan budi pekerti. Contoh
pendidikan dasar ini antara lain Batavische school
(Sekolah Betawi, berdiri tahun 1622); Burgerschool
(Sekolah Warga-negara, berdiri tahun 1630).
(2) Sekolah Latin
Diawali dengan sistem numpang-tinggal (in de kost)
di rumah pendeta tahun 1642. Sesuai namanya, selain
bahasa Belanda dan materi agama, mata pelajaran
utamanya adalah bahasa Latin. Setelah mengalami
buka-tutup, akhirnya sekolah ini secara permanent
ditutup tahun 1670.
6. (3) Seminarium Theologicum (Sekolah Seminari)
Sekolah ini dibagi menjadi 4 kelas secara berjenjang.
● Kelas 1 belajar membaca, menulis, bahasa Belanda,
Melayu dan Portugis serta materi dasar-dasar agama.
● Kelas 2 pelajarannya ditambah bahasa Latin.
● Kelas 3 ditambah materi bahasa Yunani dan Yahudi,
filsafat, sejarah, arkeologi dan lainnya. Untuk
● Kelas 4 materinya pendalaman yang diasuh langsung
oleh kepala sekolahnya.
7. (4) Academie der Marine (Akademi Pelayaran)
Berdiri tahun 1743. Materi pelajarannya meliputi
matematika, bahasa Latin, bahasa ketimuran (Melayu,
Malabar dan Persia), navigasi, menulis, menggambar,
agama, keterampilan naik kuda, anggar, dan dansa.
(5) Sekolah Cina
1737 didirikan untuk keturunan Cina yang miskin,
tetapi sempat vakum karena peristiwa de
Chineezenmoord (pembunuhan Cina) tahun 1740.
selanjutnya, sekolah ini berdiri kembali secara
swadaya dari masyarakat keturunan Cina sekitar tahun
1753 dan 1787.
8. (6) Pendidikan Islam
● Pada akhir abad ke-18, setelah VOC mengalami
kebangkrutan, kekuasaan Hindia Belanda akhirnya
diserahkan kepada pemerintah kerajaan Belanda
langsung. Pada masa ini, pendidikan mulai memperoleh
perhatian relatif maju dari sebelumnya.
● Beberapa prinsip yang diambil oleh pemerintah
Belanda sebagai dasar kebijakan di bidang pendidikan:
(1) Menjaga jarak atau tidak memihak salah satu
agama tertentu.
9. (2) Memperhatikan keselarasan dengan
lingkungan.
(3) Sistem pendidikan diatur menurut pembedaan
lapisan sosial, khususnya yang ada di Jawa.
(4) Pendidikan diukur dan diarahkan untuk
melahirkan kelas elit masyarakat.
10. Secara formil, pemerintah Hindia Belanda
telah mendirikan beberapa sekolah di Jawa
sejak kepemimpinan Daendels, yaitu :
(1) Sekolah Artileri (1806) di Jatinegara,
(2) Sekolah Pelayaran (1808) di Semarang,
(3) Sekolah Bidan (1809) di Jakarta, dan
(4) Sekolah Seni Tari (1809) di Cirebon.
11. ● Tahun 1848, berdasarkan surat Keputusan
Raja yang menginstruksikan bahwa
pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan
sekolah-sekolah pribumi dengan pembiayaan
sebesar f. 25.000/tahun dan dibebankan
kepada pemerintah Hindia Belanda juga untuk
mendidik para calon pegawai negeri.
12. Van Deventer menerapkan politik etis
(Etische Politiek) pada tahun 1899 dengan
motto “de Eereschuld” (hutang kehormatan)
dan slogan “Educatie, Irigatie, Emigratie”.
arah etis (etische koers) yang diterapkan di
bidang pendidikan pada masa ini adalah :
(1) Pendidikan dan pengetahuan Barat
diterapkan sebanyak mungkin bagi pribumi.
(2) Pendidikan rendah bagi pribumi
disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
16. 1) Pendidikan Dasar
▶ Sekolah dengan pengantar Bahasa
Belanda: ELC, HCS, HIS
▶ Sekolah dengan pengantar Bahasa Daerah :
IS, VS, VgS
▶ Sekolah Peralihan
2) Pendidikan Lanjutan yang meliputi
pendidikan umum yaitu, MULO, HBS, AMS
dan pendidikan kejuruan.
3) Pendidikan Tinggi
17. PENDIDIKAN SEBELUM KEMERDEKAAN
(1908-1945)
● Tahun 1900 ketika Ratu Juliana berkuasa di Kerajaan
Belanda, Indonesia mendapat tahapan baru yang
lebih progresif dalam dunia pendidikan.
● 1907 Gubernur Jenderal Van Heutsz mengeluarkan
kebijakan :
Mendirikan sekolah desa dengan biaya operasional
yang ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah desa.
Memberi corak sifat ke-Belanda-an pada sekolah
kelas I maka 1914 sekolah kelas I di ubah menjadi HIS
( holands inlandse School ) 6 tahun dengan pengantar
bahasa belanda. sedangkan Sekolah kelas II di sebut
Vervoleg School ( sekolah sambungan) .
18. Sejarah pendidikan di Indonesia modern
dimulai dengan lahirnya :
● Gerakan Boedi Oetomo di tahun 1908,
● “Pagoeyoeban Pasoendan” di tahun
1913, dan
● Taman Siswa di tahun 1922.
19. ● Tahun 1930 Perluasan pendidikan
Bumiputera mengalami hambatan
karena kekurangan dana.
● Tahun 1940 jumlah penduduk
Indonesia sekitar 68.632.000 tetapi
yang bersekolah hanya 3,32% nya.
● Tahun 1942 ketika masa penjajahan
Jepang, pendidikan di Indonesia
mulai disatukan.
20.
21. ● Praktek Pendidikan di Indonesia sejak zaman Indonesia merdeka
sampai tahun 1965 dapat dikatakan banyak dipengaruhi oleh sistem
Pendidikan Belanda.
● Fokus utama pendidikan nasional ketika Indonesia lepas dari
penjajahan yaitu mencerdaskan dan meningkatkan kualitas serta
kemampuan bangsa.
● SK Menteri Pendidikan, Pengajaran &
Kebudayaan No. 104/Bhg. 0, 1 maret 1946, tujuan pendidikan
berorientasi pada usaha menananamkan jiwa patriotisme untuk
menghasilkan patriot- patriot bangsa yang rela berkorban untuk
bangsa dan negaranya.
22. Susunan persekolahan dan kurikulum yang berlaku pada tahun
1945-1950 :
1) Pendidikan Rendah
Pendidikan terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan
disebut dengan Sekolah Rakyat (SR) lama pendidikannya semula 3
tahun menjadi 6 tahun. Daftar pelajaran SR lebih ditekankan
Pada pelajaran bahasa, dan berhitung.
2) Pendidikan Guru
Periode tahun 1945-1950 dikenal 3 jenis pendidikan guru :
● Sekolah Guru B (SGB)
● Sekolah Guru C (SGC)
● Sekolah Guru A (SGA)
23. 3) Pendidikan Umum
Ada dua jenis pendidikan umum pada masa itu yakni Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT).
4) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan Kejuruan ini meliputi Pendidikan Ekonomi dan
Pendidikan Kewanitaan.
5) Pendidikan Teknik
Sekolah-sekolah Teknik yang ada ketika pada periode tahun 1945-
1950 :
● Kursus Kerajinan Negeri (KKN)
● Sekolah Teknik Pertama (STP)
● Sekolah Teknik (ST)
● Sekolah Teknik Menengah (STM)
● Pendidikan Guru untuk sekolah-sekolah Teknik
24. 6) Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi Republik terdiri dari :
● Sekolah Tinggi Teknik di Yogyakarta.
● Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada di Yogyakarta.
● Perguruan Tinggi Kedokteran dan Kedokteran Gigi di Malang, Jawa
Timur.
● Perguruan Tinggi Kedokteran II di Surakarta, Jawa Tengah.
● Perguruan Tinggi Kedokteran I di Klaten, Jawa Timur.
7) Pendidikan Berbasis Agama
25. ● Kurikulum pada era orde lama dibagi menjadi 3 :
1. Rentang tahun 1945-1968
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
3. Kurikulum 1964