SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
Pondasi Historis Kurikulum 
(Ornstein & Hunkins Bab 3) 
Karena banyak sarjana kurikulum sering kekurangan perspektif sejarah mereka 
mengandalkan sejarah pendidikan Amerika untuk menganalisis warisan kurikulum. Dengan 
menganalisis kurikulum 200 tahun pertama (atau lebih) sampai ke peralihan abad 20, kita dapat 
memandang kurikulum pada pokoknya dalam hal matapelajaran yang berubah dan filsafat 
perenialisme yang dominan. Baru sesudah munculnya progresifme yang diikuti behaviorisme 
dan saintisme dalam pendidikan perhatian dalam bidang kurikulum meluas sehingga mencakup 
prinsip pengembangan kurikulum. Peralihan ini muncul pada tahun-tahun awal abad ke 20. 
Bahasan kita akan dimulai dengan periode kolonial dan berlanjut sampai abad ke 18, 19, dan 20. 
Periode Kolonial (1642-1776) 
Landasan historis kurikulum banyak berakar pada pengalaman pendidikan di Masschussetts 
zaman kolonial. Massachussets banyak didiami oleh Puritan yang teguh memegang teologi. 
Berbeda dengan sekolah kontemporer, sekolah-sekolah pertama di Inggris Baru terkait erat 
dengan gereja Puritan. Tujuan utama sekolah adalah mengajar anak-anak membaca Kitab Injil 
dan maklumat yang terkait masalah masyarakat. Karena itu, membaca menjadi matapelajaran 
penting, diikuti dengan menulis dan mengeja. Sejak zaman kolonial, membaca dan ketrampilan 
yang terkait dengan bahasa merupakan dasar pendidikan Amerika dan dasar kurikulum di 
Sekolah Dasar (SD) (Ornstein & Hunkins, 1988:52). 
Pada periode ini dikenal adanya pembagian tiga wilayah koloni dan sekolah kolonial. 
Sekolah kolonial yang didirikan di Massachusetts berasal dari dua sumber, yaitu Legislasi 1642 
dan Akta “Setan Penipu Tua” yang mengehendaki setiap kota yang memiliki 50 keluarga atau 
lebih untuk menunjuk guru membaca dan menulis, dan kota yang memiliki 100 keluarga atau 
lebih untuk mempekerjakan guru bahasa Latin. Aturan ini menunjukkan betapa pentingnya 
pendidikan bagi Puritan. Sebagian sejarahwan menganggap ini sebagai cikal bakal sekolah 
hukum Amerika dan gerakan sekolah negeri. Di koloni menengah, tidak ada bahasa atau agama 
Nasrul/51789 Page 1
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
yang sama. Tidak ada sistem, sekolah yang dapat dibentuk. Yang berkembang adalah sekolah-sekolah 
agama dan sekolah swasta yang berkaitan dengan kelompok etnik atau agama tertentu. 
Sampai akhir abad ke 18, keputusan pendidikan di koloni bagian selatan diserahkan saja pada 
keluarga. Tindakan legislatif diambil hanya terkait anak-anak yatim, anak-anak miskin, atau 
anak-anak tidak sah untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pendidikan privat dan 
ketrampilan vokasional. Anak-anak budak kulit hitam dilarang belajar membaca dan menulis. 
Walaupun terdapat perbedaan antara sekolah-sekolah Inggris Baru, koloni tengah Atlantik, dan 
koloni selatan, ketiga wilayah ini dipengaruhi oleh ide politik Inggris. Komitmen agama 
memiliki prioritas tinggi di seluruh sekolah dan masyarakat. Apa yang kemudian menjadi 3R 
juga berkambang dari sekolah ini. Kurikulum sekolah kolonial terdiri atas membaca, menulis, 
dan sedikit berhitung sejalan dengan dasar-dasar keyakinan dan pelajaran agama. 
Sekolah kolonial terdiri atas town school (sekolah kota kecil) yang merupakan sekolah 
agama dan swasta, sekolah rakyat yang belajar bahasa Latin (Latin grammar school), akademi, 
dan college. Di koloni Inggris Baru, sekolah kota kecil merupakan sekolah dasar populer yang 
dikontrol secara lokal. Kehadiran di sekolah ini tergantung pada cuaca dan kebutuhan keluarga 
menyuruh anak-anak mereka bekerja di ladang. Di koloni tengah, sekolah agama dan swasta 
yang menonjol, sekolah dasar diadakan oleh misionaris dan kelompok etnik. Seperti sekolah kota 
di Inggris Baru, sekolah ini juga berfokus pada membaca, menulis, dan wejangan agama. Pada 
level kedua, putra masyarakat kelas atas mengikuti sekolah rakyat berbahasa Latin, yang pertama 
didirikan di Boston tahun 1635. Akademi, yang didirikan tahun 1751, merupakan institusi 
Amerika yang kedua yang memberikan pendidikan pada level kedua. Akademi didasarkan pada 
ide Benjamin Franklin dan dimaksudkan untuk menawarkan kurikulum praktik bagi siswa yang 
tidak masuk perguruan tinggi (college). Bahasa Latin tidak lagi dianggap penting, siswa boleh 
memilih bahasa asing berdasarkan kebutuhan kerja mereka. Akademi juga memperkenalkan 
ketrampilan tangan dan praktik ke dalam kurikulum formal; ini menjadi dasar sekolah kejuruan 
di abad ke 20. Kebanyakan siswa melanjutkan pendidikan ke Harvard atau Yale setelah lulus 
dari sekolah rakyat berbahasa Latin. College didasarkan atas konsepsi Puritan bahwa yang pantas 
jadi pendeta adalah yang terdidik baik dalam hal-hal klasik dan injil. Kurikulum Harvard/Yale 
terdiri atas matakuliah bahasa Latin, gramatika, logika, retorika, aritmatika, astronomi, etika, 
Nasrul/51789 Page 2
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
metafisika, dan ilmu alam. Kurikulum untuk profesi lain juga mencakup bahasa Yunani, Yahudi, 
dan sejarah kuno (Ornstein & Hunkins, 1988:53--55). 
Periode Nasional (1776-1850) 
Misi pendidikan baru yang muncul pada periode Revolusi berlanjut sampai awal periode 
nasional. Banyak pemimpin mulai menghubungkan sekolah negeri dengan ide pemerintah yang 
populer dan kebebasan politik. Penekanan pada kehidupan, kebebasan, dan kesamaan 
ditonjolkan dalam banyak dokumen. Dengan datangnya abad ke 19, kekuatan sekuler 
menyebabkan menurunnya pengaruh agama di sekolah dasar dan menengah. Di anatara 
kekuatan sekuler ini adalah perkembangan demokrasi, pemerintah federal, ide kebebasan 
beragama, dan penemuan baru dalam ilmu-ilmu alam. 
Di antara para ahli pada periode ini adalah Dr. Benjamin Rush, Thomas Jefferson, Noah 
Webster, dan William Holmes McGuffey. Rush mengatakan bahwa penekanan pada hal-hal yang 
klasik mengarah pada prasangka massa terhadap institusi pembelajaran. Menurutnya sains dalah 
instrumen utama kemajuan sosial. Ia merencanakan pendidikan untuk Pensilvania dan Republik 
baru sebagai berikut: sekolah dasar gratis untuk kota kecil yang terdiri atas 100 keluarga atau 
lebih, akademi gratis pada level county (kabupaten), dan universitas dan perguruan tinggi gratis 
untuk level negara bagian. Kurikulum Rush menekankan pada membaca, menulis, aritmatika di 
SD; bahasa Inggris, bahasa Jerman, seni dan sains khusus di sekolah menengah dan perguruan 
tinggi; tatakrama dan prinsip moral dari awal sampai akhir sekuens pendidikan. 
Keyakinan pada masyarakat agraris dan ketidakpercayaan pada proletar merupakan ide 
dasar demokrasi Thomas Jeferson. Ia mengusulkan rencana penyediaan kesempatan pendidikan 
gratis bagi semua masyarakat. Jefferson berencana membagi Virginia menjadi beberapa distrik 
yang masing-masingnya memiliki sekolah dasar (elementary school) gratis yang mengajarkan 
membaca, menulis, aritmatika dan sejarah. Ia juga berencana menyediakan 20 sekolah rakyat 
(grammar school) pada level kedua dengan beasiswa. Setelah tamat sekolah rakyat, separuh 
penerima beasiswa akan diangkat menjadi guru sekolah distrik atau SD, dan separuh yang 
berprestasi melanjutkan ke William & Mary College. Rencana Jefferson ini mempromosikan ide 
sekolah sebagai penyeleksi orang-orang pintar yang akan melanjutkan pendidikan sekaligus ide 
Nasrul/51789 Page 3
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
tentang kesamaan kesempatan pendidikan bagi yang kurang mampu secara ekonomis. Baik 
rencana Rush maupun Jefferson tidak menjadi kenyataan (Ornstein & Hunkins, 1988:56--57). 
Berbeda dari negara-negara lain yang berjuang mencari identitas, Amerika Serikat (AS) 
tidak memiliki satu identitas budaya dan literatur nasional. Tahun 1789, ketika Konstitusi 
diberlakukan, Webster mengatakan bahwa AS harus memiliki sistem bahasa dan 
pemerintahannya sendiri. Menyadari bahwa rasa identitas bangsa diperoleh melalui bahasa dan 
sastra nasional, Webster merencanakan menata ulang bahasa Inggris yang digunakan di AS. Dia 
langsung menghubungkan bahasa dengan pendidikan yang terorganisir. Karena kurikulum 
sekolah yang diAmerikakan ini akan dibentuk oleh buku yang akan dibaca siswa, Webster 
banyak menulis buku tentang ejaan dan membaca. McGuffey juga berbicara tentang 
nasionalisme budaya Amerika ini. Dia menggabungkan kepercayaan Kristen dengan kekuatan 
penduduk pedesaan Amerika seperti rasa patriotisme, heroisme, kerja keras, kerajinan, dan 
kehidupan yang keras. Penekanannya adalah pada moral, agama, kapitalisik, dan pro-Amerika. 
Melalui bukunya Readers, ia membukakan jalan untuk sistem penjenjangan pendidikan 
(Ornstein & Hunkins, 1988:58). 
Para Pendidik Eropa Abad ke 19 
Walaupun banyak kritikan ditujukan pada pemikiran Eropa, pendidikan Amerika justru 
dipengaruhinya. Pada level perguruan tinggi, para pendidik Jerman mempengaruhi bidang ilmu 
alam, psikolgi, dan sosiologi; banyak universitas yang berorientasi penelitian di Amerika 
didasarkan pada model Jerman. Di antara para pendidik Eropa itu ialah Johann Heinrich 
Pestalozzi (Swis), Friedrich Froebel (Jerman), John Freidrich Herbart (Filosof Jerman), dan 
Herbert Spencer (Inggris) (Ornstein & Hunkins, 1988:59 – 61). 
Pestalozzi meletakkan dasar untuk SD moderen dan membantu mereformasi praktik SD. 
Menurut Pestalozzi, pendidikan harus dikembangkan dengan metode “umum” dan metode 
“khusus”. Metode umum menghendaki para pendidik untuk memberikan keamanan emosi, 
kepercayaan, dan kasih sayang pada anak-anak, metode khusus memperhatikan indra dengar dan 
lihat anak-anak dalam proses mengajar. Untuk itu, Pestalozzi mengembangkan “object lesson” 
Nasrul/51789 Page 4
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
yang memperkenalkan tiga jenis belajar – bentuk, angka, dan bunyi (Ornstein & Hunkins, 
1988:59). 
Sementara itu, Froebel dikenal dengan pengembangan taman kanak-kanaknya yang dia 
sebut “Taman anak”. Froebel mengusulkan bahwa pendidikan hendaknya dimulai ketika anak 
berusia 3-4 tahun dan didasarkan pada permainan yang terorganisir. Di taman kanak-kanak (TK) 
Froebel, belajar didasarkan atas kegiatan mandiri dan perkembangan diri anak serta kepercayaan 
dan rasa sayang anak. Nyanyi, cerita, material warna warni, dan pemainan menjadi bagian dari 
kurikulum formal. Konsep TK ini dibawa oleh imigran Jerman ke Amerika, dan TK pertama 
Amerika didirikan di Watertown, Wisconsin tahun 1855 oleh Margaret Schurz (Ornstein & 
Hunkins, 1988:60). 
Filosof Jerman terkenal J.F. Herbart meyakini bahwa tujuan utama pendidikan adalah 
mengembangkan karakter moral. Ia mengembangkan dua bidang matapelajaran, yaitu peminatan 
pengetahuan dan peminatan etika. Peminatan pengetahuan mencakup data empiris, data faktual, 
dan ide teoretis; peminatan etika yang mencakup konviksi personal, kebajikan, dan penghargaan 
pada kesejahteraan sosial orang lain, keadilan, dan persamaan. Herbart adalah penolong 
terbentuknya metode pembelajaran formal yang mencakup langkah-langkah: persiapan, 
presentasi, asosiasi, generalisasi, dan aplikasi. Langkah ini tidak hanya diadopsi oleh guru-guru 
kelas tetapi juga diaplikasikan dalam pelatihan guru (Ornstein & Hunkins, 1988:61). 
Herbert Spencer adalah ahli ilmu sosial Inggris yang mendasarkan ide pendidikannya pada 
teori Charles Darwin tentang evolusi biologis dan kebertahanan hidup. Menurut Spencer, 
perkembangan sosial berlangsung menurut proses evolusi yang dengannya masyarakat sederhana 
berkembang menjadi lebih kompleks yang ditandai dengan meningkatnya profesi dan pekerjaaan 
yang makin terspesialisasi. Spencer juga mengkritik doktrin agama dan matapelajaran klasik 
dalam pendidikan karena tidak ilmiah dan tidak sesuai dengan masyarakat kontemporer. 
Sebaliknya, dia menyarankan kurikulum yang cocok dengan masyarakat industri – kurikulum 
yang ilmiah dan praktis. Bagi Spencer, tujuan utama pendidikan adalah “mempersiapkan 
kehidupan yang lengkap”. Untuk mendukung hal ini, Spencer membentuk kurikulum yang 
memprioritaskan kegiatan manusia untuk memajukan kemampuan bertahan hidup. Menurutnya, 
sains sangat penting untuk melindungi diri dan untuk menyelamatkan kehidupan. Spencer juga 
Nasrul/51789 Page 5
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
percaya bahwa siswa seharusnya tidak diberitahu apa yang akan dipikirkan tetapi didorong untuk 
menemukan sebanyak mungkin. Ide-ide ini cocok dengan ide para pemikir pada paruh kedua 
abad ke 19 dan nosi Spencer tentang belajar melalui penemuan juga mempengaruhi ahli 
kurikulum abad ke 20 (Ornstein & Hunkins, 1988:61). 
Munculnya Pendidikan Universal (1820 – 1920) 
Selama awal abad ke 19 Amerika berkembang ke barat. Kehidupan di perbatasan baru ini 
memperdalam keyakinan bangsa Amerika tentang orang-orang awam yang membangun bangsa 
mereka. Mereka percaya bahwa semua orang memiliki peran penting dan untuk bertahan hidup 
setiap orang harus memiliki pekerjaan. Keyakinan ini mendorong mereka untuk mendirikan 
sekolah. Jenis sekolah yang berkembang saat itu adalah sekolah monitor, sekolah bersama¸ 
sekolah lanjutan, akademi, dan sekolah menengah (Ornstein & Hunkins, 1988:62 -68). 
Sekolah monitor adalah temuan bangsa Eropa, berdasarkan pada model pendidikan Joseph 
Lancaster dan berkembang cepat di pusat-pusat perkotan Amerika. Daya tarik utamanya adalah 
ia murah. Siswa yang pintar digunakan jadi instruktur bagi teman-temannya setelah dia 
mengikuti pelajaran dengan guru. Pembelajaran dilakukan sangat terstruktur dan didasarkan pada 
penghapalan dan latihan 3R. Guru lebih banyak sebagai inspektur dan supervisor. Sekolah 
monitor ini mempromosikan pendidikan massa tetapi sistemnya dianggap terlalu mekanik dan 
dikritik arena menggunakn siswa sebagai guru temannya. Menjelang pertengahan abad ke 19 
populeritasnya makin berkurang. 
Sekolah bersama untuk tingkat SD didirikan tahun 1826 di Massachusetts dan diikuti 
kemudian oleh Connecticut dengan fokus tetap pada 3R. Di Inggris Baru, legislator mendorong 
berdirinya sekolah distrik dan memilih dewan sekolah serta membuat hukum yang mengatur 
sekolah. Tradisi yang dibangun di seputar sekolah bersama – ide sekolah lingkungan, kontrol 
lokal terhadap sekolah, dan dukungan pemerintah terhadap sekolah -- mengambil tempat yang 
mantap dalam hati dan pikiran orang-orang Amerika. Di sekolah bersama tidak ada kesepakatan 
tentang kurikulum. Sekolah menengah Amerika didirikan atas dasar prinsip yang digunakan oleh 
sekolah bersama ini, yaitu dikontrol secara lokal dan didukung dengan pajak. 
Nasrul/51789 Page 6
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
Pada awal abad ke 19 akademi mulai menggantikan sekolah rakyat berbahasa Latin dan 
pada pertengahan abad ke 19 menjadi dominan. Salah satu tujuan utama akademi adalah 
pembentukan matapelajaran yang memiliki nilai lebih dari sekedar persiapan untuk perguruan 
tinggi, khususnya matapelajaran yang berguna dalam mempersiapkan generasi muda untuk 
menghadapi kondisi masyarakat yang selalu berubah. 
Walaupun beberapa sekolah menengah telah ada pada pertengahan awal abad ke 19, 
sekolah menengah baru menjadi institusi utama di Amerika sejak tahun 1874. Siswa diizinkan 
masuk sekolah swasta tetapi negara berhak menentukan standar minimum untuk semuanya. 
Sekolah menengah tersebut menekankan program persiapan memasuki perguruan tinggi, tetapi 
juga memberikan pendidikan lengkap bagi siswa yang tidak akan melanjutkan ke perguruan 
tinggi. Kurikulumnya lebih beragam daripada akademi. 
Periode Transisi (1893 – 1918) 
Dari periode kolonial sampai kedatangan abad ke 20, kurikulum tradisional -- yang 
menekankan kajian klasik untuk persiapan ke perguruan tinggi -- mendominasi sekolah dasar dan 
menengah. Sejalan dengan kajian klasik ini, semakin banyak matapelajaran ditambahkan ke 
dalam kurikulum. Pada tahun 1893 sampai 1895, Asosiasi Pendidikan Nasional membentuk tiga 
komite: Komite 15 Pendidikan Dasar, Komite 10 Kajian Sekolah Menengah, dan Komite untuk 
Persiapan Masuk Perguruan Tinggi. Ketiganya bertugas menentukan kurikulum sekolah. Komite 
15 banyak dipengaruhi oleh pikiran Charles Elliot tentang kebutuhan akan reformasi pendidikan. 
Pada umumnya komite ini menolak ide munculnya matapelajaran baru dan prinsip pedagogi 
yang mencirikan gerakan reformasi pionir Eropa sejak awal tahun 1800an. Komite 10 adalah 
yang paling berpengaruh. Mereka memilih 9 matakuliah akademi yang menjadi acuan 
penyusunan kurikulum sekolah menengah, yaitu: bahasa Latin, bahasa Yunani, bahasaInggris, 
bahasa-bahasa moderen lain, Matematik (aljabar, geometri, trigonometri, dan aljabar lanjut), 
ilmu fisik (fisika, astronomi, dan kimia), sejarah alam dan ilmu biologi (biologi, botani, zoologi, 
dan fisiologi), ilmu-ilmu sosial (sejarah, pemerintahan sipil, ekonomi politik), dan geografi, 
geologi, dan meteorologi. Komite untuk Persiapan Masuk Perguruan Tinggi merekomendasikan 
Nasrul/51789 Page 7
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
agar memperkuat aspek persiapan masuk perguruan tinggi melalui kurikulum sekolah menengah 
(Ornstein & Hunkins, 1988: 68 - 71). 
Secara bertahap, sekolah didorong untuk melakukan perubahan untuk memenuhi 
kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Tekanan yang meningkat terhadap kurikulum 
tradisional makin nyata pada peralihan abad 19. Dipercaya bahwa kajian klasik tidak memiliki 
nilai mental atau disipliner lebih besar daripada matapelajaran lain. Salah seorang yang menolak 
kurikulum tradisional sekolah menengah dan menawarkan kurikulum moderen untuk masyarakat 
kontemporer adalah Abrahan Flexner. Kurikulumnya terdiri atas sains, industri, 
kewarganegaraan, dan estetika. Pada tahun Flexner mempublikasikan laporan sekolah 
moderennya, John Dewey menerbitkan Democracy and Education. Dewey berpendapat bahwa 
mata-matapelajaran tidak dapat ditempatkan pada hirarki nilai dan matapelajaran yang lebih 
penting adalah sains. Tahun 1918 Komisi NEA tentang Reorganisasi Pendidikan Menengah 
mempublikasikan buku Cardinal Principles of Secondary Education yang menekankan 
pengembangan anak secara utuh (Ornstein & Hunkins, 1988: 71 - 72). 
Lahirnya Kurikulum sebagai Bidang Kajian (1918 – 1949) 
Awal abad ke 20 adalah period bergejolaknya pendidikan. Kurikulum sudah dipandang 
sebagai ilmu, dengan prinsip dan metodologi, tidak hanya sebagai muatan atau matapelajaran. 
Para ahli yang dikenal pada masa ini adalah Franklin Bobbitt dan Warren Charters yang 
dipengaruhi oleh ide efisiensi, Harold Rugg dan Caswell, serta Tyler. Ide efisiensi mendorong 
pembuatan kurikulum yang lebih ilmiah, yang mengarahkan proses belajar mengajar yang lebih 
mendukung prilaku nyata melalui aktivitas merespon dan pengalaman belajar. Buku Bobbitt The 
Curriculum dianggap sebagai buku pertama yang betul-betul membahas kurikulum sebagai suatu 
sains. Selam periode ini, metode Bobbitt dianggap canggih. Panduannya untuk menyeleksi 
tujuan adalah: (1) membuang tujuan yang tidak praktis atau tidak dapat dicapai melalui kehiupan 
normal, (2) menekankan tujuan yang penting untuk kesuksesan atau hidup masa tua, (3) 
menghindari tujuan yang berlawanan dengan komunitas, (4) melibatkan komunitas dalam 
memilih tujuan, (5) membedakan antara tujuan untuk semua anak dengan tujuan untuk sebagian 
anak, (6) mengurutkan tujuan sedemikian rupa untuk menentukan seberapa jauh yang harus 
Nasrul/51789 Page 8
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
dicapai siswa tiap tahun – menentukan kriteria pencapaian. Charters mendukung pendekatan 
behavioris yang sama, yang ia sebut pendekatan ‘ilmiah’. Ia menganggap kurikulum sebagai 
serangkaian tujuan yang harus dicapai siswa melalui serangkaian pengalaman belajar (Ornstein 
& Hunkins, 1988: 73 - 74). 
Tahun 1927, the National Society for the Study of Education (NSSE) menerbitkan buku 
tahunan mereka yang ke 26. Buku tahunan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama merupakan 
kritikan terhadap pendidikan tradisional dan penekanannya pada matapelajaran, drill, hapalan, 
dan disiplin mental. Bagian kedua menjadi teks panduan yang menjelaskan hakikat pembuatan 
kurikulum. Buku tahunan ini mengidentifikasi sembilan ciri-ciri kurikulum yang ideal (lihat 
Ornstein & Hunkins, 1988: 76). 
Selama akhir tahun 1920an, 1930an, dan awal 1940an sejumlah buku penting diterbitkan 
tentang prinsip dan proses kurikulum dan tentang teknik untuk membantu guru membuat 
kurikulum. Harold Rugg, ketua buku tahunan NSEE, yang mengikuti keyakinan Bobbitt dan 
Charters tentang ‘ilmu kurikulum’ mengusulkan agar kurikulum direncanakan oleh guru di awal 
dan menolak kurikulum yang didasarkan pada kebutuhan atau minat spontan anak. Caswell 
berusaha membantu guru dengan menyediakan prosedur pembuatan kurikulum (Ornstein & 
Hunkins, 1988: 76 - 77). 
Pembicaraan tentang kurikulum sebagai bidang kajian tidaklah lengkap tanpa 
membicarakan Tyler. Dalam bukunya setebal 128 halaman yang berjudul Basic Principles of 
Curriculum and Instruction Tyler mengajukan 4 pertanyaan pokok yang harus dijawab oleh 
seseorang yang merencanakan atau menulis kurikulum: (1) tujuan pendidikan apa yang akan 
dicapai sekolah? (2) pengalaman pendidikan apa yang dapat diberikan untuk mencapai tujuan 
tersebut? (3) Bagaimana pengalaman pendidikan ini diorganisir secara efektif? dan (4) 
Bagaimana kita bisa menentukan bahwa tujuan ini sedang dicapai? (Ornstein & Hunkins, 1988: 
78). Walaupun dikritik, model Tyler ini menyimpulkan prinsip-prinsip terbaik pembuatan 
kurikulum selama paruh pertama abad ke 20. 
Kesimpulannya ialah bahwa walaupun kita tidak sependapat tentang konsep an rinsip 
kurikulum, bidang kajian kurikulum ini terus berkembang. Nosi 3R berubah menjadi 4R dengan 
masuknya melek komputer (computer literacy) , dan berkembang lagi menjadi 5R dengan 
Nasrul/51789 Page 9
Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 
tambahan bahasa asing (foreign language). Bidang kajian kurikulum juga makin matang, 
menjadi lebih intedisipliner, lebih ilmiah, dan lebih kualitatif. 
Nasrul/51789 Page 10

More Related Content

What's hot

pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6medy disk
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiAnnisa Ikhsanah
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDUwes Chaeruman
 
tugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxtugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxLisnaNuraida
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranrizka_pratiwi
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Soal Universitas Terbuka
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilanJiehan Liya
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guruAlby Alyubi
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Irman Ramly
 
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptxMERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptxsayyidAbdHalid
 
Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Rudy Restanto
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifR. Herawati Suryanegara
 
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013NYAK MAULANA
 

What's hot (20)

pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
tugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docxtugas uts kurikulum.docx
tugas uts kurikulum.docx
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
 
Penilaian pembelajaran ips
Penilaian pembelajaran ipsPenilaian pembelajaran ips
Penilaian pembelajaran ips
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guru
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
 
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptxMERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
MERANCANG PEMBELAJARAN.pptx
 
Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
 
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
KERANGKA DASAR KURIKULUM 2013
 

Similar to SEJARAH KURIKULUM

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARSEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARAgus Mukhandar
 
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis Pendidikan
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis PendidikanKonsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis Pendidikan
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis PendidikanDjadja Sardjana
 
Landasan sejarah
Landasan sejarahLandasan sejarah
Landasan sejarahnefi_23
 
Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)
Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)
Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)Ratih Kisdiani Riadi
 
Kehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyung
Kehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyungKehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyung
Kehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyungNdeaneyung
 
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdfFilsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdfLezaAgriansa
 
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Bams Bams
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 
Makalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaMakalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaYeti Rohayati
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...Dadang DjokoKaryanto
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaWarnet Raha
 

Similar to SEJARAH KURIKULUM (20)

Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARSEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
 
Landasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikanLandasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikan
 
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis Pendidikan
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis PendidikanKonsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis Pendidikan
Konsep Sekolah yang Baik: Tinjauan Filosofis Pendidikan
 
Landasan sejarah
Landasan sejarahLandasan sejarah
Landasan sejarah
 
12965945.ppt
12965945.ppt12965945.ppt
12965945.ppt
 
Pendidikan di amerika
Pendidikan di amerikaPendidikan di amerika
Pendidikan di amerika
 
Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)
Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)
Kel.10 sejarah pendidikan (kolonial '66)
 
Dualisme Pendidikan
Dualisme PendidikanDualisme Pendidikan
Dualisme Pendidikan
 
Kehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyung
Kehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyungKehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyung
Kehidupan masyarakat indonesia di massa kolonial by eyung
 
Sejarah kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah kurikulum pendidikan di indonesiaSejarah kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah kurikulum pendidikan di indonesia
 
Jerman
JermanJerman
Jerman
 
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdfFilsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
 
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
Makalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaMakalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesia
 
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdf
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdfTOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdf
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdf
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

SEJARAH KURIKULUM

  • 1. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 Pondasi Historis Kurikulum (Ornstein & Hunkins Bab 3) Karena banyak sarjana kurikulum sering kekurangan perspektif sejarah mereka mengandalkan sejarah pendidikan Amerika untuk menganalisis warisan kurikulum. Dengan menganalisis kurikulum 200 tahun pertama (atau lebih) sampai ke peralihan abad 20, kita dapat memandang kurikulum pada pokoknya dalam hal matapelajaran yang berubah dan filsafat perenialisme yang dominan. Baru sesudah munculnya progresifme yang diikuti behaviorisme dan saintisme dalam pendidikan perhatian dalam bidang kurikulum meluas sehingga mencakup prinsip pengembangan kurikulum. Peralihan ini muncul pada tahun-tahun awal abad ke 20. Bahasan kita akan dimulai dengan periode kolonial dan berlanjut sampai abad ke 18, 19, dan 20. Periode Kolonial (1642-1776) Landasan historis kurikulum banyak berakar pada pengalaman pendidikan di Masschussetts zaman kolonial. Massachussets banyak didiami oleh Puritan yang teguh memegang teologi. Berbeda dengan sekolah kontemporer, sekolah-sekolah pertama di Inggris Baru terkait erat dengan gereja Puritan. Tujuan utama sekolah adalah mengajar anak-anak membaca Kitab Injil dan maklumat yang terkait masalah masyarakat. Karena itu, membaca menjadi matapelajaran penting, diikuti dengan menulis dan mengeja. Sejak zaman kolonial, membaca dan ketrampilan yang terkait dengan bahasa merupakan dasar pendidikan Amerika dan dasar kurikulum di Sekolah Dasar (SD) (Ornstein & Hunkins, 1988:52). Pada periode ini dikenal adanya pembagian tiga wilayah koloni dan sekolah kolonial. Sekolah kolonial yang didirikan di Massachusetts berasal dari dua sumber, yaitu Legislasi 1642 dan Akta “Setan Penipu Tua” yang mengehendaki setiap kota yang memiliki 50 keluarga atau lebih untuk menunjuk guru membaca dan menulis, dan kota yang memiliki 100 keluarga atau lebih untuk mempekerjakan guru bahasa Latin. Aturan ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi Puritan. Sebagian sejarahwan menganggap ini sebagai cikal bakal sekolah hukum Amerika dan gerakan sekolah negeri. Di koloni menengah, tidak ada bahasa atau agama Nasrul/51789 Page 1
  • 2. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 yang sama. Tidak ada sistem, sekolah yang dapat dibentuk. Yang berkembang adalah sekolah-sekolah agama dan sekolah swasta yang berkaitan dengan kelompok etnik atau agama tertentu. Sampai akhir abad ke 18, keputusan pendidikan di koloni bagian selatan diserahkan saja pada keluarga. Tindakan legislatif diambil hanya terkait anak-anak yatim, anak-anak miskin, atau anak-anak tidak sah untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pendidikan privat dan ketrampilan vokasional. Anak-anak budak kulit hitam dilarang belajar membaca dan menulis. Walaupun terdapat perbedaan antara sekolah-sekolah Inggris Baru, koloni tengah Atlantik, dan koloni selatan, ketiga wilayah ini dipengaruhi oleh ide politik Inggris. Komitmen agama memiliki prioritas tinggi di seluruh sekolah dan masyarakat. Apa yang kemudian menjadi 3R juga berkambang dari sekolah ini. Kurikulum sekolah kolonial terdiri atas membaca, menulis, dan sedikit berhitung sejalan dengan dasar-dasar keyakinan dan pelajaran agama. Sekolah kolonial terdiri atas town school (sekolah kota kecil) yang merupakan sekolah agama dan swasta, sekolah rakyat yang belajar bahasa Latin (Latin grammar school), akademi, dan college. Di koloni Inggris Baru, sekolah kota kecil merupakan sekolah dasar populer yang dikontrol secara lokal. Kehadiran di sekolah ini tergantung pada cuaca dan kebutuhan keluarga menyuruh anak-anak mereka bekerja di ladang. Di koloni tengah, sekolah agama dan swasta yang menonjol, sekolah dasar diadakan oleh misionaris dan kelompok etnik. Seperti sekolah kota di Inggris Baru, sekolah ini juga berfokus pada membaca, menulis, dan wejangan agama. Pada level kedua, putra masyarakat kelas atas mengikuti sekolah rakyat berbahasa Latin, yang pertama didirikan di Boston tahun 1635. Akademi, yang didirikan tahun 1751, merupakan institusi Amerika yang kedua yang memberikan pendidikan pada level kedua. Akademi didasarkan pada ide Benjamin Franklin dan dimaksudkan untuk menawarkan kurikulum praktik bagi siswa yang tidak masuk perguruan tinggi (college). Bahasa Latin tidak lagi dianggap penting, siswa boleh memilih bahasa asing berdasarkan kebutuhan kerja mereka. Akademi juga memperkenalkan ketrampilan tangan dan praktik ke dalam kurikulum formal; ini menjadi dasar sekolah kejuruan di abad ke 20. Kebanyakan siswa melanjutkan pendidikan ke Harvard atau Yale setelah lulus dari sekolah rakyat berbahasa Latin. College didasarkan atas konsepsi Puritan bahwa yang pantas jadi pendeta adalah yang terdidik baik dalam hal-hal klasik dan injil. Kurikulum Harvard/Yale terdiri atas matakuliah bahasa Latin, gramatika, logika, retorika, aritmatika, astronomi, etika, Nasrul/51789 Page 2
  • 3. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 metafisika, dan ilmu alam. Kurikulum untuk profesi lain juga mencakup bahasa Yunani, Yahudi, dan sejarah kuno (Ornstein & Hunkins, 1988:53--55). Periode Nasional (1776-1850) Misi pendidikan baru yang muncul pada periode Revolusi berlanjut sampai awal periode nasional. Banyak pemimpin mulai menghubungkan sekolah negeri dengan ide pemerintah yang populer dan kebebasan politik. Penekanan pada kehidupan, kebebasan, dan kesamaan ditonjolkan dalam banyak dokumen. Dengan datangnya abad ke 19, kekuatan sekuler menyebabkan menurunnya pengaruh agama di sekolah dasar dan menengah. Di anatara kekuatan sekuler ini adalah perkembangan demokrasi, pemerintah federal, ide kebebasan beragama, dan penemuan baru dalam ilmu-ilmu alam. Di antara para ahli pada periode ini adalah Dr. Benjamin Rush, Thomas Jefferson, Noah Webster, dan William Holmes McGuffey. Rush mengatakan bahwa penekanan pada hal-hal yang klasik mengarah pada prasangka massa terhadap institusi pembelajaran. Menurutnya sains dalah instrumen utama kemajuan sosial. Ia merencanakan pendidikan untuk Pensilvania dan Republik baru sebagai berikut: sekolah dasar gratis untuk kota kecil yang terdiri atas 100 keluarga atau lebih, akademi gratis pada level county (kabupaten), dan universitas dan perguruan tinggi gratis untuk level negara bagian. Kurikulum Rush menekankan pada membaca, menulis, aritmatika di SD; bahasa Inggris, bahasa Jerman, seni dan sains khusus di sekolah menengah dan perguruan tinggi; tatakrama dan prinsip moral dari awal sampai akhir sekuens pendidikan. Keyakinan pada masyarakat agraris dan ketidakpercayaan pada proletar merupakan ide dasar demokrasi Thomas Jeferson. Ia mengusulkan rencana penyediaan kesempatan pendidikan gratis bagi semua masyarakat. Jefferson berencana membagi Virginia menjadi beberapa distrik yang masing-masingnya memiliki sekolah dasar (elementary school) gratis yang mengajarkan membaca, menulis, aritmatika dan sejarah. Ia juga berencana menyediakan 20 sekolah rakyat (grammar school) pada level kedua dengan beasiswa. Setelah tamat sekolah rakyat, separuh penerima beasiswa akan diangkat menjadi guru sekolah distrik atau SD, dan separuh yang berprestasi melanjutkan ke William & Mary College. Rencana Jefferson ini mempromosikan ide sekolah sebagai penyeleksi orang-orang pintar yang akan melanjutkan pendidikan sekaligus ide Nasrul/51789 Page 3
  • 4. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 tentang kesamaan kesempatan pendidikan bagi yang kurang mampu secara ekonomis. Baik rencana Rush maupun Jefferson tidak menjadi kenyataan (Ornstein & Hunkins, 1988:56--57). Berbeda dari negara-negara lain yang berjuang mencari identitas, Amerika Serikat (AS) tidak memiliki satu identitas budaya dan literatur nasional. Tahun 1789, ketika Konstitusi diberlakukan, Webster mengatakan bahwa AS harus memiliki sistem bahasa dan pemerintahannya sendiri. Menyadari bahwa rasa identitas bangsa diperoleh melalui bahasa dan sastra nasional, Webster merencanakan menata ulang bahasa Inggris yang digunakan di AS. Dia langsung menghubungkan bahasa dengan pendidikan yang terorganisir. Karena kurikulum sekolah yang diAmerikakan ini akan dibentuk oleh buku yang akan dibaca siswa, Webster banyak menulis buku tentang ejaan dan membaca. McGuffey juga berbicara tentang nasionalisme budaya Amerika ini. Dia menggabungkan kepercayaan Kristen dengan kekuatan penduduk pedesaan Amerika seperti rasa patriotisme, heroisme, kerja keras, kerajinan, dan kehidupan yang keras. Penekanannya adalah pada moral, agama, kapitalisik, dan pro-Amerika. Melalui bukunya Readers, ia membukakan jalan untuk sistem penjenjangan pendidikan (Ornstein & Hunkins, 1988:58). Para Pendidik Eropa Abad ke 19 Walaupun banyak kritikan ditujukan pada pemikiran Eropa, pendidikan Amerika justru dipengaruhinya. Pada level perguruan tinggi, para pendidik Jerman mempengaruhi bidang ilmu alam, psikolgi, dan sosiologi; banyak universitas yang berorientasi penelitian di Amerika didasarkan pada model Jerman. Di antara para pendidik Eropa itu ialah Johann Heinrich Pestalozzi (Swis), Friedrich Froebel (Jerman), John Freidrich Herbart (Filosof Jerman), dan Herbert Spencer (Inggris) (Ornstein & Hunkins, 1988:59 – 61). Pestalozzi meletakkan dasar untuk SD moderen dan membantu mereformasi praktik SD. Menurut Pestalozzi, pendidikan harus dikembangkan dengan metode “umum” dan metode “khusus”. Metode umum menghendaki para pendidik untuk memberikan keamanan emosi, kepercayaan, dan kasih sayang pada anak-anak, metode khusus memperhatikan indra dengar dan lihat anak-anak dalam proses mengajar. Untuk itu, Pestalozzi mengembangkan “object lesson” Nasrul/51789 Page 4
  • 5. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 yang memperkenalkan tiga jenis belajar – bentuk, angka, dan bunyi (Ornstein & Hunkins, 1988:59). Sementara itu, Froebel dikenal dengan pengembangan taman kanak-kanaknya yang dia sebut “Taman anak”. Froebel mengusulkan bahwa pendidikan hendaknya dimulai ketika anak berusia 3-4 tahun dan didasarkan pada permainan yang terorganisir. Di taman kanak-kanak (TK) Froebel, belajar didasarkan atas kegiatan mandiri dan perkembangan diri anak serta kepercayaan dan rasa sayang anak. Nyanyi, cerita, material warna warni, dan pemainan menjadi bagian dari kurikulum formal. Konsep TK ini dibawa oleh imigran Jerman ke Amerika, dan TK pertama Amerika didirikan di Watertown, Wisconsin tahun 1855 oleh Margaret Schurz (Ornstein & Hunkins, 1988:60). Filosof Jerman terkenal J.F. Herbart meyakini bahwa tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan karakter moral. Ia mengembangkan dua bidang matapelajaran, yaitu peminatan pengetahuan dan peminatan etika. Peminatan pengetahuan mencakup data empiris, data faktual, dan ide teoretis; peminatan etika yang mencakup konviksi personal, kebajikan, dan penghargaan pada kesejahteraan sosial orang lain, keadilan, dan persamaan. Herbart adalah penolong terbentuknya metode pembelajaran formal yang mencakup langkah-langkah: persiapan, presentasi, asosiasi, generalisasi, dan aplikasi. Langkah ini tidak hanya diadopsi oleh guru-guru kelas tetapi juga diaplikasikan dalam pelatihan guru (Ornstein & Hunkins, 1988:61). Herbert Spencer adalah ahli ilmu sosial Inggris yang mendasarkan ide pendidikannya pada teori Charles Darwin tentang evolusi biologis dan kebertahanan hidup. Menurut Spencer, perkembangan sosial berlangsung menurut proses evolusi yang dengannya masyarakat sederhana berkembang menjadi lebih kompleks yang ditandai dengan meningkatnya profesi dan pekerjaaan yang makin terspesialisasi. Spencer juga mengkritik doktrin agama dan matapelajaran klasik dalam pendidikan karena tidak ilmiah dan tidak sesuai dengan masyarakat kontemporer. Sebaliknya, dia menyarankan kurikulum yang cocok dengan masyarakat industri – kurikulum yang ilmiah dan praktis. Bagi Spencer, tujuan utama pendidikan adalah “mempersiapkan kehidupan yang lengkap”. Untuk mendukung hal ini, Spencer membentuk kurikulum yang memprioritaskan kegiatan manusia untuk memajukan kemampuan bertahan hidup. Menurutnya, sains sangat penting untuk melindungi diri dan untuk menyelamatkan kehidupan. Spencer juga Nasrul/51789 Page 5
  • 6. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 percaya bahwa siswa seharusnya tidak diberitahu apa yang akan dipikirkan tetapi didorong untuk menemukan sebanyak mungkin. Ide-ide ini cocok dengan ide para pemikir pada paruh kedua abad ke 19 dan nosi Spencer tentang belajar melalui penemuan juga mempengaruhi ahli kurikulum abad ke 20 (Ornstein & Hunkins, 1988:61). Munculnya Pendidikan Universal (1820 – 1920) Selama awal abad ke 19 Amerika berkembang ke barat. Kehidupan di perbatasan baru ini memperdalam keyakinan bangsa Amerika tentang orang-orang awam yang membangun bangsa mereka. Mereka percaya bahwa semua orang memiliki peran penting dan untuk bertahan hidup setiap orang harus memiliki pekerjaan. Keyakinan ini mendorong mereka untuk mendirikan sekolah. Jenis sekolah yang berkembang saat itu adalah sekolah monitor, sekolah bersama¸ sekolah lanjutan, akademi, dan sekolah menengah (Ornstein & Hunkins, 1988:62 -68). Sekolah monitor adalah temuan bangsa Eropa, berdasarkan pada model pendidikan Joseph Lancaster dan berkembang cepat di pusat-pusat perkotan Amerika. Daya tarik utamanya adalah ia murah. Siswa yang pintar digunakan jadi instruktur bagi teman-temannya setelah dia mengikuti pelajaran dengan guru. Pembelajaran dilakukan sangat terstruktur dan didasarkan pada penghapalan dan latihan 3R. Guru lebih banyak sebagai inspektur dan supervisor. Sekolah monitor ini mempromosikan pendidikan massa tetapi sistemnya dianggap terlalu mekanik dan dikritik arena menggunakn siswa sebagai guru temannya. Menjelang pertengahan abad ke 19 populeritasnya makin berkurang. Sekolah bersama untuk tingkat SD didirikan tahun 1826 di Massachusetts dan diikuti kemudian oleh Connecticut dengan fokus tetap pada 3R. Di Inggris Baru, legislator mendorong berdirinya sekolah distrik dan memilih dewan sekolah serta membuat hukum yang mengatur sekolah. Tradisi yang dibangun di seputar sekolah bersama – ide sekolah lingkungan, kontrol lokal terhadap sekolah, dan dukungan pemerintah terhadap sekolah -- mengambil tempat yang mantap dalam hati dan pikiran orang-orang Amerika. Di sekolah bersama tidak ada kesepakatan tentang kurikulum. Sekolah menengah Amerika didirikan atas dasar prinsip yang digunakan oleh sekolah bersama ini, yaitu dikontrol secara lokal dan didukung dengan pajak. Nasrul/51789 Page 6
  • 7. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 Pada awal abad ke 19 akademi mulai menggantikan sekolah rakyat berbahasa Latin dan pada pertengahan abad ke 19 menjadi dominan. Salah satu tujuan utama akademi adalah pembentukan matapelajaran yang memiliki nilai lebih dari sekedar persiapan untuk perguruan tinggi, khususnya matapelajaran yang berguna dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kondisi masyarakat yang selalu berubah. Walaupun beberapa sekolah menengah telah ada pada pertengahan awal abad ke 19, sekolah menengah baru menjadi institusi utama di Amerika sejak tahun 1874. Siswa diizinkan masuk sekolah swasta tetapi negara berhak menentukan standar minimum untuk semuanya. Sekolah menengah tersebut menekankan program persiapan memasuki perguruan tinggi, tetapi juga memberikan pendidikan lengkap bagi siswa yang tidak akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Kurikulumnya lebih beragam daripada akademi. Periode Transisi (1893 – 1918) Dari periode kolonial sampai kedatangan abad ke 20, kurikulum tradisional -- yang menekankan kajian klasik untuk persiapan ke perguruan tinggi -- mendominasi sekolah dasar dan menengah. Sejalan dengan kajian klasik ini, semakin banyak matapelajaran ditambahkan ke dalam kurikulum. Pada tahun 1893 sampai 1895, Asosiasi Pendidikan Nasional membentuk tiga komite: Komite 15 Pendidikan Dasar, Komite 10 Kajian Sekolah Menengah, dan Komite untuk Persiapan Masuk Perguruan Tinggi. Ketiganya bertugas menentukan kurikulum sekolah. Komite 15 banyak dipengaruhi oleh pikiran Charles Elliot tentang kebutuhan akan reformasi pendidikan. Pada umumnya komite ini menolak ide munculnya matapelajaran baru dan prinsip pedagogi yang mencirikan gerakan reformasi pionir Eropa sejak awal tahun 1800an. Komite 10 adalah yang paling berpengaruh. Mereka memilih 9 matakuliah akademi yang menjadi acuan penyusunan kurikulum sekolah menengah, yaitu: bahasa Latin, bahasa Yunani, bahasaInggris, bahasa-bahasa moderen lain, Matematik (aljabar, geometri, trigonometri, dan aljabar lanjut), ilmu fisik (fisika, astronomi, dan kimia), sejarah alam dan ilmu biologi (biologi, botani, zoologi, dan fisiologi), ilmu-ilmu sosial (sejarah, pemerintahan sipil, ekonomi politik), dan geografi, geologi, dan meteorologi. Komite untuk Persiapan Masuk Perguruan Tinggi merekomendasikan Nasrul/51789 Page 7
  • 8. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 agar memperkuat aspek persiapan masuk perguruan tinggi melalui kurikulum sekolah menengah (Ornstein & Hunkins, 1988: 68 - 71). Secara bertahap, sekolah didorong untuk melakukan perubahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Tekanan yang meningkat terhadap kurikulum tradisional makin nyata pada peralihan abad 19. Dipercaya bahwa kajian klasik tidak memiliki nilai mental atau disipliner lebih besar daripada matapelajaran lain. Salah seorang yang menolak kurikulum tradisional sekolah menengah dan menawarkan kurikulum moderen untuk masyarakat kontemporer adalah Abrahan Flexner. Kurikulumnya terdiri atas sains, industri, kewarganegaraan, dan estetika. Pada tahun Flexner mempublikasikan laporan sekolah moderennya, John Dewey menerbitkan Democracy and Education. Dewey berpendapat bahwa mata-matapelajaran tidak dapat ditempatkan pada hirarki nilai dan matapelajaran yang lebih penting adalah sains. Tahun 1918 Komisi NEA tentang Reorganisasi Pendidikan Menengah mempublikasikan buku Cardinal Principles of Secondary Education yang menekankan pengembangan anak secara utuh (Ornstein & Hunkins, 1988: 71 - 72). Lahirnya Kurikulum sebagai Bidang Kajian (1918 – 1949) Awal abad ke 20 adalah period bergejolaknya pendidikan. Kurikulum sudah dipandang sebagai ilmu, dengan prinsip dan metodologi, tidak hanya sebagai muatan atau matapelajaran. Para ahli yang dikenal pada masa ini adalah Franklin Bobbitt dan Warren Charters yang dipengaruhi oleh ide efisiensi, Harold Rugg dan Caswell, serta Tyler. Ide efisiensi mendorong pembuatan kurikulum yang lebih ilmiah, yang mengarahkan proses belajar mengajar yang lebih mendukung prilaku nyata melalui aktivitas merespon dan pengalaman belajar. Buku Bobbitt The Curriculum dianggap sebagai buku pertama yang betul-betul membahas kurikulum sebagai suatu sains. Selam periode ini, metode Bobbitt dianggap canggih. Panduannya untuk menyeleksi tujuan adalah: (1) membuang tujuan yang tidak praktis atau tidak dapat dicapai melalui kehiupan normal, (2) menekankan tujuan yang penting untuk kesuksesan atau hidup masa tua, (3) menghindari tujuan yang berlawanan dengan komunitas, (4) melibatkan komunitas dalam memilih tujuan, (5) membedakan antara tujuan untuk semua anak dengan tujuan untuk sebagian anak, (6) mengurutkan tujuan sedemikian rupa untuk menentukan seberapa jauh yang harus Nasrul/51789 Page 8
  • 9. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 dicapai siswa tiap tahun – menentukan kriteria pencapaian. Charters mendukung pendekatan behavioris yang sama, yang ia sebut pendekatan ‘ilmiah’. Ia menganggap kurikulum sebagai serangkaian tujuan yang harus dicapai siswa melalui serangkaian pengalaman belajar (Ornstein & Hunkins, 1988: 73 - 74). Tahun 1927, the National Society for the Study of Education (NSSE) menerbitkan buku tahunan mereka yang ke 26. Buku tahunan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama merupakan kritikan terhadap pendidikan tradisional dan penekanannya pada matapelajaran, drill, hapalan, dan disiplin mental. Bagian kedua menjadi teks panduan yang menjelaskan hakikat pembuatan kurikulum. Buku tahunan ini mengidentifikasi sembilan ciri-ciri kurikulum yang ideal (lihat Ornstein & Hunkins, 1988: 76). Selama akhir tahun 1920an, 1930an, dan awal 1940an sejumlah buku penting diterbitkan tentang prinsip dan proses kurikulum dan tentang teknik untuk membantu guru membuat kurikulum. Harold Rugg, ketua buku tahunan NSEE, yang mengikuti keyakinan Bobbitt dan Charters tentang ‘ilmu kurikulum’ mengusulkan agar kurikulum direncanakan oleh guru di awal dan menolak kurikulum yang didasarkan pada kebutuhan atau minat spontan anak. Caswell berusaha membantu guru dengan menyediakan prosedur pembuatan kurikulum (Ornstein & Hunkins, 1988: 76 - 77). Pembicaraan tentang kurikulum sebagai bidang kajian tidaklah lengkap tanpa membicarakan Tyler. Dalam bukunya setebal 128 halaman yang berjudul Basic Principles of Curriculum and Instruction Tyler mengajukan 4 pertanyaan pokok yang harus dijawab oleh seseorang yang merencanakan atau menulis kurikulum: (1) tujuan pendidikan apa yang akan dicapai sekolah? (2) pengalaman pendidikan apa yang dapat diberikan untuk mencapai tujuan tersebut? (3) Bagaimana pengalaman pendidikan ini diorganisir secara efektif? dan (4) Bagaimana kita bisa menentukan bahwa tujuan ini sedang dicapai? (Ornstein & Hunkins, 1988: 78). Walaupun dikritik, model Tyler ini menyimpulkan prinsip-prinsip terbaik pembuatan kurikulum selama paruh pertama abad ke 20. Kesimpulannya ialah bahwa walaupun kita tidak sependapat tentang konsep an rinsip kurikulum, bidang kajian kurikulum ini terus berkembang. Nosi 3R berubah menjadi 4R dengan masuknya melek komputer (computer literacy) , dan berkembang lagi menjadi 5R dengan Nasrul/51789 Page 9
  • 10. Curriculum foundations, principles, and issues--- Ornstein & Hunkins Tahun 2010 tambahan bahasa asing (foreign language). Bidang kajian kurikulum juga makin matang, menjadi lebih intedisipliner, lebih ilmiah, dan lebih kualitatif. Nasrul/51789 Page 10