1. Intravenous Fluid Therapy in the
Perioperative and Critical Care Setting :
Executive Summary of the
International Fluid Academy (IFA)
Oleh :
Anis Adrina binti Mohd Azimi C014182190
Yasmine Syamimi binti Shamhani C014182195
Konsulen Pembimbing:
dr. Rusmin Bolo Syukur, Sp.An
Jurnal Reading
DEPARTEMEN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF
DAN MANAJEMEN NYERI
2. Malbrain et al.Ann.Intensive
Care.2020.Intravenous Fluid Therapy in
the perioperative and critical care setting:
Executive summary of the International
Fluid Academy (IFA).
Keywords:
● Fluid therapy,
● Intensive care units,
● Resuscitation,
● Maintenance,
● Water–electrolyte balance,
● Goal-directed,
● Crystalloids,
● Acid base,
● Sodium, Chloride
3. ● Terapi cairan intravena telah digunakan lebih dari 1 abad.
● Tiga indikasi utama:
Introduction
Resuscitation
Koreksi defisit volume
intravaskular atau
hipovolemia akut
Maintenance
Hemodinamik stabil,
tetapi tidak
mampu/tidak
dibenarkan minum air
Replacement
Koreksi defisit yang sedia
ada atau baru terbentuk
tidak dapat
dikompensasikan dengan
asupan oral saja
Drug diluents
Jaminan patensi kateter
Fluid Creep =
Resusitasi cairan > Abdominal
Compartment Syndrome (ACS)
4. Drug
Cairan = Obatan
Indikasi harus
sesuai dengan
kebutuhan jenis
cairan
01
Manajemen cairan-4D
Dosing
Paracelsus- ‘the dose
makes the poison’.
Waktu dan kecepatan
administrasi berperan
penting.
02 De-escalation
“Withhold/withdraw”
= mengurangi overload
04
Duration
“Starting triggers”
vs
“Stopping triggers”
03
7. = cairan dengan konsentrasi klorida (Cl−) yang
rendah.
Termasuk kristaloid dan koloid- efek minimal
pada hemostasis ekstraselular.
Terdiri dari 2 kategori:
1) Terapi cairan haruslah memberi efek minimal
pada keseimbangan asam basa, memiliki
kandungan elektrolit dengan perbedaan in
vivo ion yang kuat-strong ion difference (SID)
yang mendekati 24-29 mEq / L,
2) Memiliki jumlah Cl- normal atau di bawah
normal dengan (Cl− ≤ 110 mEq / L).
‘Balanced Solution’
8. (1) Tekanan parsial karbon dioksida (PCO2);
(2) Jumlah konsentrasi asam lemah non-
volatile, total weak non-volatile acids
(ATOT);
(3) Perbedaan ion kuat-strong ion difference
(SID), yang didefinisikan sebagai selisih
antara jumlah semua kation kuat dan
semua anion kuat.
“
Faktor yang mempengaruhi pH
cairan “
11. Case 1- Balanced Solution
Plasma-Lyte/Lactated Ringer’s vs NaCl 0,9%
NaCl 0,9% memiliki Cl- yang tinggi menyebabkan:
- tingkat asidosis yang lebih tinggi (dose-dependent),
- hiperkloremia, kontraksi otot polos pembuluh darah, dan
- penurunan perfusi ginjal.
Ditegakkan dalam SPLIT study, SMART-trial dan SALT-ED trial.
NaCl 0,9% merupakan pilihan inisiatif pada kasus alkalosis metabolik
hiponatremia, hipovolemik atau hipokloremik serta lebih ekonomis.
12. Sekitar 50% dari kandungan plasma protein.
Berfungsi dalam mempertahankan tekanan
onkotik terutama pada glycocalyx endothel.
Hukum Frank Starling-
Tekanan onkotik adalah daya yang menangkal
(counteracting) tekanan hidrostatik intravaskular
yang berperan untuk menyerap kembali air dan
zat terlarut kecil dari interstitium ke ruang
intravaskular.
Konsentrasi plasma albumin (N) :
35 dan 55 g / L, = 0,54–0,85 mmol / L
‘Albumin’
13. Terapi cairan & Fungsi Endotel
1st
Robekan lapisan
glycocalyx
2nd
Pelepasan ROS,
hiperglikemia, sitokin,
dan endotoksin
4th
Pasien sakit kritis
3rd
Edema
14. Terapi Perioperative
Pra-Operatif
Asupan air↓, proses
persiapan usus, peradangan
besar yang berhubungan
dengan respons stres, dan
perdarahan
Pasca Operasi
Terapi cairan
menentukan prognosis
pasien.
Cairan koloid lebih
dipakai.
Sewaktu Operasi
Strategi ‘fluid restrictive’
mula diterapkan
17. ● Kelebihan cairan kerusakan multipel sistem organ/
peningkatan mortalitas.
● Pemberian cairan sesuai kebutuhan :
● - usia
● - komorbid
● - diagnosis sekarang
● - toleransi cairan
● - perjalanan penyakit
MASALAH KELEBIHAN CAIRAN DI ICU
18. ● Pembuangan cairan secara aktif dan agresif
diuretik dan terapi penggantian ginjal.
● Ebb Flow deresusitasi/de-eskalasi.
● 20% Albumin (serum albumin 30g/L) +
diuretik (furosemide 60mg bolus infus
10mg/jam) + PEEP @ terapi penggantian ginjal
● Kelebihan deresusitasi disfungsi neurologik.
DERESUSITASI/DE-ESKALASI SEBAGAI SOLUSI?
19. 1st Process Tentukan titik akhir klinis
2nd Process Tentukan goal keseimbangan cairan
3rd Process Precaution keamanan ginjal dan perfusi
4th Process Evaluasi ulang setelah 24 jam
Sesuaikan rencana
5 LANGKAH DERESUSITASI
5th
22. ● Asam traneksamat : 3 jam setelah kecelakaan
MANAJEMEN CAIRAN PADA PASIEN
TRAUMA DAN LUKA BAKAR
23. 4 ‘D’ :
-Drug (obat) – cairan yang mana.
- Dose (dosis) – hitung berapa banyak yang harus diberikan.
- Duration (durasi) – durasi terapi cairan intravena.
- De-escalation (deeskalasi) – hentikan secepat mungkin.
5 ‘P’ ADMINISTRASI CAIRAN
24.
25. KESIMPULAN
Evaluasi cermat pemilihan cairan.
Pemberian cairan berdasarkan fase,
perjalanan penyakit atau prosedur
operasi.
Terapi cairan : tindakan medis
umum yang paling banyak
tetapi sangat kompleks.
Cairan : perawatan seperti obat
lain, hindari pemberian yang tidak
perlu.