Manajemen cairan dan elektrolit pada anak merupakan hal penting. Terapi cairan dibagi menjadi pemeliharaan, defisit, dan penggantian. Rumus Holliday-Segar tetap menjadi metode standar untuk menghitung kebutuhan cairan pemeliharaan. Menghitung defisit saat menentukan kecepatan infus penting dalam perawatan dehidrasi. Dalam keadaan perioperatif, cairan diberikan untuk memenuhi defisit cairan,
1. Maintenance Fluids (Cairan Pemeliharaan)
• Untuk mengkompensasi kehilangan yang sedang berlangsung
dan diperlukan untuk semua pasien
• Sering diberikan melalui jalur intravena, tetapi juga dapat
diberikan secara oral
• Kehilangan cairan pengeluaran urin dan feses (sebagian
besar) + respirasi dan keringat
Klasifikasi Terapi Cairan
2. Kebutuhan pada anak-anak > orang dewasa karena :
1. Tingkat metabolisme anak yang lebih tinggi pengeluaran kalori yang lebih
besar kebutuhan cairan yang lebih tinggi.
2. Anak-anak, terutama bayi, memiliki rasio luas permukaan tubuh terhadap berat
yang jauh lebih tinggi kehilangan air yang relatif lebih banyak dari kulit
dibandingkan dengan orang dewasa.
3. Anak-anak, terutama bayi, memiliki laju pernapasan yang lebih tinggi
kehilangan air yang lebih tinggi dari saluran pernapasan.
3. Teknik yang paling umum digunakan untuk menghitung cairan rumatan pada anak
adalah metode Holliday-Segar.
Metode lain untuk memperkirakan kebutuhan cairan pemeliharaan yaitu
menggunakan luas permukaan tubuh dan kebutuhan kalori basal.
4. Deficit Fluids (Cairan Defisit)
• Cairan yang hilang sebelum perawatan medis
• Tanda-tanda klinis dehidrasi harus dipertimbangkan terlebih dahulu, karena dapat
memberikan pemahaman yang berguna tentang kebutuhan cairan pasien.
5. • Dehidrasi ringan-sedang dapat direhidrasi dengan terapi oral Volume 50 mL/kg
selama 4 jam harus diberikan dalam alikuot kecil untuk dehidrasi ringan. Pasien
dengan dehidrasi sedang harus diberikan 100 mL/kg selama 4 jam.
6. • Jenis dehidrasi ditentukan oleh konsentrasi natrium serum.
• Sebagian besar pasien dehidrasi mengalami dehidrasi isotonik.
• Konsentrasi natrium serum <135 mEq/L dehidrasi hipotonik, sedangkan >145 mEq/L
dehidrasi hipertonik.
• Perhitungan rehidrasi cairan pada dehidrasi isotonik atau hipotonik :
7. Pendekatan untuk pasien dengan dehidrasi hipertonik :
• Volume cairan defisit harus ditambahkan ke volume cairan pemeliharaan yang
dibutuhkan selama 48 jam, dan total harus diberikan selama 48 jam.
• Pemberian cairan defisit yang lebih cepat dapat menyebabkan pergeseran
cairan osmotik, yang dapat menyebabkan edema serebral dan kejang.
• Untuk alasan ini, natrium serum harus dikoreksi tidak lebih dari 10 mEq/L/hari.
• Cairan yang digunakan harus hipotonik, seperti dekstrosa 5% dengan natrium
klorida 0,2%.
8. Replacement Fluids (Cairan Pengganti)
• Cairan yang diberikan untuk memenuhi kehilangan yang sedang berlangsung akibat
perawatan medis. Contoh situasi klinis : pemasangan chest tube, muntah yang tidak
terkontrol, diare yang berlanjut, atau cerebrospinal fluid shunts eksternal.
• Ada kehilangan cairan berkelanjutan yang tidak dapat dipenuhi dengan hanya
memberikan cairan pemeliharaan.
• Cairan pengganti berbeda dari cairan defisit karena cairan tersebut sedang berlangsung,
sebagai lawan dari kehilangan cairan yang terjadi sebelum menerima perawatan medis
9. • Penggantian elektrolit dalam cairan intravena umumnya meliputi
natrium, kalium, dan klorida.
• Kebutuhan klorida, yaitu 5 mEq/kg/hari, biasanya dipenuhi dengan
pemberian natrium dan kalium sebagai garam natrium klorida dan
kalium klorida.
• Kebutuhan natrium adalah 3 mEq/kg/hari, sedangkan kebutuhan
kalium adalah 2 mEq/kg/hari
Elektrolit Pemeliharaan
10. • Untuk kebanyakan anak, larutan dekstrosa 5% dengan natrium klorida
0,2% memberikan kecukupan kebutuhan natrium bila digunakan sebagai
cairan pemeliharaan.
• Baru-baru ini terdapat perhatian dalam literatur terkait potensi terjadinya
hiponatremia saat menggunakan natrium klorida 0,2%. Kekhawatiran
muncul dari keyakinan bahwa natrium 3 mEq/kg/hari yang diusulkan
sebagai rumatan oleh Holliday-Segar hanya cukup untuk anak yang sehat.
• Karena kekhawatiran ini, banyak praktisi menggunakan natrium klorida
0,45% dalam cairan pemeliharaan.
12. Manajemen Pre Operatif
• Puasa sebelum operasi sangat penting untuk mengurangi risiko aspirasi.
Manajemen Cairan Perioperatif
13. • Terapi cairan IV perioperatif tidak diperlukan pada anak-anak diatas
usia neonatal yang menjalani prosedur singkat (<1 jam) dengan
akses intravena terpasang.
• Jika anak puasa >6 jam volume cairan yang sesuai dapat diberikan
berdasarkan derajat dehidrasi (1% dehidrasi = 10 ml/kg kehilangan
cairan).
14. Manajemen Intra Operatif
• Semua guideline (APA, NICE) masih mengikuti Formula Holiday Segar
untuk terapi pemeliharaan dan mereka merekomendasikan infus larutan
isotonik. Cairan isotonik yang paling umum tersedia termasuk normal
saline 0,9%, ringer laktat, dan plasmalit.
• Anak-anak yang menjalani bedah besar pediatri dan saraf telah
menunjukkan status asam-basa yang lebih baik dengan kristaloid
seimbang seperti plasmalite dan ringer laktat.
15. • Pedoman NICE merekomendasikan pembatasan cairan
hingga 50-80% karena sekresi ADH non-osmotik.
• Pedoman saat ini merekomendasikan pemberian larutan
seimbang dengan Dekstrosa 1-2,5% untuk memulai dan
kemudian menyesuaikan infus sesuai dengan parameter
klinis.
16. Manajemen Post Operatif
• Anak-anak perlu didorong untuk memulai kembali cairan oral sedini
mungkin jika tidak ada kontraindikasi pembedahan.
• Infus IV pasca operasi dianjurkan dengan cairan isotonik.
• American Academy of Pediatrics (AAP) pasien usia 28 hari - 18 tahun
yang membutuhkan cairan intravena perawatan pasca operasi harus
menerima larutan isotonik dengan kalium klorida dan dekstrosa yang
sesuai dapat secara signifikan mengurangi risiko terjadinya
hiponatremia
17. Hiponatremia
• Hiponatremia konsentrasi natrium plasma kurang dari 135 mEq/L.
• Kelainan elektrolit umum pada anak-anak yang menerima cairan IV. Hal ini
disebabkan oleh defisit natrium atau kelebihan air bebas.
• Hiponatremia dapat terjadi karena pemberian larutan hipotonik, telah
ditemukan kasus dengan normal saline 0,2% dan 0,45%.
Komplikasi
18. Kelebihan cairan
• Umumnya, ginjal mampu mempertahankan euvolemia, namun pemberian
cairan yang agresif dapat menyebabkan kelebihan cairan.
• Menghindari pemberian cairan yang berlebihan sangat penting, terutama
pada bayi.
• Pemberian cairan yang berlebihan dapat menyebabkan hidrasi berlebihan
yang signifikan secara klinis.
• Oleh karena itu, penting untuk menilai tanda-tanda kelebihan cairan seperti
edema atau penambahan berat badan yang berlebihan.
19. Hipernatremia
• Kadar natrium serum lebih dari 145 mEq/L.
• Ini menunjukkan kehilangan air daripada kehilangan natrium.
• Ada kekurangan natrium tubuh total meskipun konsentrasi natrium
meningkat.
• Namun, dengan pemberian cairan isotonik, risiko hipernatremia rendah
21. • Manajemen cairan dan elektrolit pada anak merupakan keterampilan penting.
• Terapi cairan dibagi menjadi pemeliharaan (maintenance), defisit (deficit), dan
penggantian (replacement).
• Rumus Holliday-Segar tetap menjadi metode standar untuk menghitung kebutuhan
cairan pemeliharaan.
• Menghitung defisit saat menentukan kecepatan infus cairan merupakan faktor penting
dalam perawatan dehidrasi pada pasien.
• Dalam keadaan perioperatif, cairan diberikan untuk memenuhi defisit cairan (puasa,
dan kehilangan harian lainnya), kehilangan darah dan sindrom ruang ketiga.
22. Daftar Pustaka
Chen L, Hsiao A, Langhan M, Riera A, Santucci KA. Use of bedside ultrasound to assess degree of dehydration in children with gastroenteritis. Acad Emerg Med. 2010
Oct;17(10):1042-7.
Bellemare S, Hartling L, Wiebe N, Russell K, Craig WR, McConnell D, Klassen TP. Oral rehydration versus intravenous therapy for treating dehydration due to
gastroenteritis in children: a meta-analysis of randomised controlled trials. BMC Med. 2004 Apr 15;2:11. [PMC free article] [PubMed]
Feld LG, Neuspiel DR, Foster BA, Leu MG, Garber MD, Austin K, Basu RK, Conway EE, Fehr JJ, Hawkins C, Kaplan RL, Rowe EV, Waseem M, Moritz ML.,
SUBCOMMITTEE ON FLUID AND ELECTROLYTE THERAPY. Clinical Practice Guideline: Maintenance Intravenous Fluids in Children. Pediatrics. 2018
Dec;142(6) [PubMed]
Greenough A, Emery E, Hird MF, Gamsu HR. Randomised controlled trial of albumin infusion in ill preterm infants. Eur J Pediatr. 1993 Feb;152(2):157-9. [PubMed]
Hussein HA, Alhamaidah MJ, Alkhfaji H, dan Roomi AB. Rules of Pediatric Fluid Therapy: Non-systematic review. International Journal of Pharmaceutical Research.
Apr - Jun 2020, Vol 12 : Issue 2.
Jospe N, Forbes G. Back to basics: Fluid and electrolytes clinical aspects. Pediatr Rev 1996;17:395-403.
Kight BP, dan Waseem M. Pediatric Fluid Management. National Center for Biotechnology Information, 2022, StatPearls Publishing LLC.
King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C., Centers for Disease Control and Prevention. Managing acute gastroenteritis among children: oral rehydration, maintenance,
and nutritional therapy. MMWR Recomm Rep. 2003 Nov 21;52(RR-16):1-16. [PubMed]
23. Lewis SR, Pritchard MW, Evans DJ, Butler AR, Alderson P, Smith AF, Roberts I. Colloids versus crystalloids for fluid resuscitation in critically ill people. Cochrane
Database Syst Rev. 2018 Aug 03;8:CD000567. [PMC free article] [PubMed]
Mathew A, dan Rai E. Pediatric perioperative fluid management. Saudi J Anaesth. 2021 Oct-Dec; 15(4): 435–440.
Meyers RS. Pediatric Fluid and Electrolyte Therapy. J.Pediatr.Pharmacol.Ther 2009;14:204–211.
Moritz ML, Ayus JC. Prevention of hospitalacquired hyponatremia: A case for using isotonic saline. Pediatrics 2003;111:227-230.
McNab S. Intravenous maintenance fluid therapy in children. J Paediatr Child Health. 2016 Feb;52(2):137-40. [PubMed]
Santillanes G, Rose E. Evaluation and Management of Dehydration in Children. Emerg Med Clin North Am. 2018 May;36(2):259-273. [PubMed]
Spandorfer PR, Alessandrini EA, Joffe MD, Localio R, Shaw KN. Oral versus intravenous rehydration of moderately dehydrated children: a randomized, controlled
trial. Pediatrics. 2005 Feb;115(2):295-301. [PubMed]
Stoelting RK, Rathmell JP, Flood P, Shafer S. Intravenous Fluids and Electrolytes. Dalam Handbook of Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice 3rd ed.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2015; 17 : h. 341 – 49.
Tamer AM, Friedman LB, Maxwell SR, Cynamon HA, Perez HN, Cleveland WW. Oral rehydration of infants in a large urban U.S. medical center. J Pediatr. 1985
Jul;107(1):14-9. [PubMed]
Workman JK, Ames SG, Reeder RW, Korgenski EK, Masotti SM, Bratton SL, Larsen GY. Treatment of Pediatric Septic Shock With the Surviving Sepsis
Campaign Guidelines and PICU Patient Outcomes. Pediatr Crit Care Med. 2016 Oct;17(10):e451-e458. [PubMed]