3. Sebagian praktisi dalam berbagai bidang,
termasuk dalam PJJ, bekerja atas dasar intuisi.
Di sisi lain terdapat pula sebagian praktisi
yang bekerja atas dasar teori..
A. MENGAPA TEORI PEMBELAJARAN
JARAK JAUH PENTING
4. T e o r i d i p e r l u k a n k a r e n a p a r a p r a k t i s i
h a r u s m e n g a m b i l k e p u t u s a n s e c a r a
t e p a t , e f e k t i f , d a n e f i s i e n . D a l a m
p e n g a m b i l a n k e p u t u s a n a w a l u n t u k
m e m u l a i P J J , p e r e n c a n a a n p r o g r a m
y a n g a k a n d i t a w a r k a n , p e m i l i h a n
m e t o d e d a n m e d i a , p e m b i a y a a n y a n g
l e b i h e f i s i e n , d a n j e n i s l a y a n a n
p e s e r t a d i d i k h a r u s d i b u a t d e n g a n
c e r m a t .
5. W
Lebih dari itu bila
mengabaikan teori akan
membuat PJJ tidak mempunyai
jati diri, tidak unik, atau tidak
mempunyai bentuk yang
berbeda dari praktek
pendidikan tatap muka.
Di samping itu berdasarkan teori
dapat pula dikembangkan penelitian
ilmiah yang mampu menghasilkan
temuan-temuan baru atau
mendapatkan pemantapan teori yang
ada, dan memungkinkan tambahan
teori baru
Keegan (1988)
menyampaikan bahwa
lack of accepted theory
has weakened distance
education.
6. W
B. APA TEORI ITU
Yang dimaksud dengan teori seperti
yang disampaikan Holmberg (1995)
a systematic ordering of ideas about
the phenomenon of our field of
inquiry and an overarching logical
stucture of reasoned suppositions
which can generate intersubjectively
testable hypothesis
7. Jadi teori adalah suatu urutan sistematik
dari gagasan-gagasan tentang
fenomena bidang kajian kita dan
memayungi struktur logis dari perkiraan
yang masuk akal sehingga dapat
menciptakan secara intersubyektif
hipotesis yang dapat diuji
Definisi itu menunjukkan bahwa suatu teori
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
8. W
1.Berisi gagasan-gagasan
yang berurutan secara sistematik
tentang fenomena yang dikaji.
2.Memayungi struktur logis dari
perkiraan yang masuk akal.
3.Dapat menciptakan secara
intersubyektif hipotesis yang
dapat diuji
9. W
Berangkat dari keyakinan
tentang pentingnya suatu
teori, berbagai upaya
dilakukan oleh para pakar
pendidikan jarak jauh untuk
menyusun teori PJJ. Upaya
untuk menyusun teori PJJ itu
dilakukan sejak tahun 1970-
an dan sampai sekarang
masih terus digali,
diperdalam, diperluas, dan
diperkuat.
10. W
1.Teori- teori kemandirian dan otonomi,
2.Teori-teori industrialisasi pengajaran atau
pembelajaran.
3.Teori interaksi dan komunikasi.
Keegan (1996) dalam karyanya yang menjadi tonggak
teori PJJ mengklasifikasikan teori PJJ ke dalam tiga
kelompok sebagai berikut.
C. KLASIFIKASI TEORI PEMBELAJARAN JARAK JAUH
11. .
Di samping Keegan
beberapa pakar lain seperti
Charles Wedemeyer, Michael
Moore, Otto Peters, Borje
Holmberg, Malcolm Knowles,
Hillary Peraton,
menggunakan tambahan
teori yang memperkaya
khasanah PJJ. Berikut ini
akan disampaikan enam
teori PJJ yang dihimpun dari
berbagai pakar PJJ tersebut.
12. W
Teori-teori Kemandirian dan
Otonomi
1.
Pada dasarnya PJJ berintikan
kemandirian peserta didik
dalam menjalani proses
belajar. Studi mandiri ini
meninggalkan cara belajar
kuno yang membuat peserta
didik hanya belajar bila
diarahkan, dibimbing, dan
dikendalikan oleh pengajar.
13. P
Berdasarkan tugas dari
pengajar, peserta didik
mengunjungi
perpustakan, mencari
informasi dan referensi
melalui internet,
melakukan diskusi
dengan teman sejawat,
membuat laporan
dalam bentuk makalah,
karya teknologi atau
karya seni dan
sebagainya
14. W
Dalam sistem PJJ
semua tugas
diberikan kepada
peserta didik dan
dikerjakan secara
mandiri, dan acap
kali tanpa pernah
mendapat bantuan
langsung pengajar.
15. Mampu beroperasi
dimanapun terdapat
peserta didik, walau
hanya satu orang
tanpa tergantung
adanya guru di
tempat yang sama,
pada waktu
yang sama.
01
Memberikan atau
menyerahkan
tanggung jawab
yang lebih besar
untuk belajar
kepada peserta
didik
02
Membebaskan
pengajar dari jenis
tugas pengajaran
tatap muka
sehingga
mempunyai waktu
lebih banyak untuk
melakukan tugas-
tugas pendidikan
yang
sebenar-benarnya
P
03
Teori yang dikembangkan oleh Charles Wedemeyer
(1981) menyatakan bahwa studi mandiri dalam sistem PJJ haruslah menunjukkan
sepuluh karakteristik sebagai berikut:
16. Membebaskan
pengajar dari jenis
tugas pengajaran
tatap muka
sehingga
mempunyai waktu
lebih banyak untuk
melakukan tugas-
tugas pendidikan
yang
sebenar-benarnya.
04
Menawarkan
kepada peserta
pilihan yang
lebih luas dalam
mata kuliah
format dan
metodologi
pembelajaran.
05
Menggunakan
media
pembelajaran yang
telah terbukti efektif.
P
06
17. Menggunakan
kombinasi
media dan metode
yang tepat
sehingga setiap
materi
pembelajaran
dapat dipelajari
oleh peserta didik
dengan baik.
07
Melaksanakan
desain dan
pengembangan
bahan pembelajaran
yang
sesuai dengan
kemampuan
media dalam
mengungkapkan
isinya
08
Memelihara dengan
cermat dan
meningkatkan
kesempatan belajar
peserta didik
dengan
memperhitungkan
dan mengadaptasi
perbedaan-
perbedaan
individual.
09
18. Mengevaluasi hasil
belajar siswa secara
tepat tanpa
terpengaruh oleh
berbagai hambatan
yang
menyangkut tempat,
kecepatan, metode
atau urutan studi
peserta didik.
10
Mengijinkan peserta
didik untuk
memulai, berhenti,
dan belajar menurut
kecepatan masing-
masing.
11
19. 2. Teori-teori
Industrialisasi
Pembelajaran
Teori industrialisasi
pembelajaran dikemukakan
Otto Peters (Jerman). Dia
berpandangan bahwa
PJJ adalah suatu bentuk
pengindustrialisasian
pengajaran dan belajar.
Dengan menggunakan teori
ekonomi dan industri dia
mengusulkan beberapa
terminologi untuk
menganalisis PJJ.
20. R a s i o n a l i s a s i y a n g
m e n g g u n a k a n u k u r a n
p e n g g u n a a n s u m b e r d a y a ,
w a k t u , d a n u a n g d a l a m
m e l a k s a n a k a n P J J .
P e m b a g i a n t e n a g a k e r j a s a m p a i
p a d a t i n g k a t p e l a k s a n a a n t u g a s
y a n g s p e s i f i k m e n y a n g k u t d a l a m
m e n y a m p a i k a n i n f o r m a s i ,
b i m b i n g a n , p e n i l a i a n , d a n
m e n c a t a t k i n e r j a d a r i s e t i a p
i n d i v i d u s e c a r a t e r p i s a h .
m e n j a d i p r a s y a r a t u n t u k
m e n j a m i n k e e f e k t i f a n P J J .
M e k a n i s a s i y a n g b e r a r t i
p e n g g u n a a n m e s i n d a l a m
1 .
2 .
3 .
p r o s e s k e r j a k a r e n a t a n p a m e s i n
P J J t a k m u n g k i n d a p a t b e r o p e r a s i .
21. 4. Jalur perakitan yang menjadi metode kerja dalam
PJJ dimana para pekerja diam di tempat sedangkan
barang yang menjadi obyek kerja bergerak.
5. Produksi massal untuk bahan pembelajaran dalam
jumlah besar sehingga biayanya lebih murah, dapat
dilakukan dalam waktu lebih singkat, namun
kualitasnya terjamin.
6. Pekerjaan persiapan yang mendemonstrasikan
bagaimana pekerja yang berkualifikasi tinggi, mesin, dan
bahan berkaitan satu sama lain pada setiap fase
proses produksi.
7 Perencanaan secara rinci dan sangat cermat
menyangkut sistem pengambilan keputusan yang dibuat
sebelum pelaksanaan.
22. 8. Organisasi yang
diciptakan untuk memungkinkan suatu
PJJ yang berorientasi pada tujuan dan kegiatan.
Organisasi itu harus mempertimbangkan hubungan
rasional antara keefektifan organisasi dengan metode
pembelajaran dalam PJJ.
9. Metode kendali kualitas yang
ilmiah digunakan sehingga
proses kerja dapat dianalisa secara sistematik,
khususnya analisis tentang waktu yang berkaitan
dengan hasil
yang dicapai melalui pengukuran dan
data empiris.
10Formalisasi proses
pada setiap siklus yang
melibatkan peserta didik, institusi penyelenggara, dan
tenaga akademik harus ditentukan secara pasti.
11. Standarisasi dalam
PJJ bukan hanya
menyangkut sistem penyelenggaraan tetapi juga ada
dokumen tertulis tentang sistem komunikasi antara
peserta didik dan pengajar, organisasi atau unit
pendukung, dan materi akademik.
23. .12. Perubahan fungsi atau peran dan
tugas dari pengajar
yang semula menjadi penyedia
pengetahuan menjadi pengarang bahan
pembelajaran dan penilai hasil pekerjaan
peserta didik.
13. Obyektifikasi dalam PJJ terjadi melalui
bahan pembelajaran yang
memenuhi standar tertentu dan
penggunaan peralatan atau mesin.
14. Sentralisasi dalam
PJJ digunakan untuk memproduksi
massal bahan
pembelajaran dan bahan ujian, konsentrasi
modal atau keuangan, dan sentralisasi
administrasi.
24. W3. Teori Interaksi
dan Komunikasi
Teori lain
dikemukakan oleh Borje
Holmberg (1985)
mengemukakan teori
interaksi dan komunikasi
yang menjelaskan tentang
hubungan efektivitas
pembelajaran terhadap
dampak perasaan memiliki
dan kerja sama serta
pertukaran tanya jawab dan
argumentasi dalam
komunikasi melalui
media.
25. a.Inti dari mengajar
adalah interaksi antara
pihak yang mengajar dan
yang diajar.
b.Keterlibatan emosional
dalam studi dan
perasaan hubungan
pribadi antara pihak-
pihak yang mengajar dan
belajar dengan peserta
didik.
c.Kesenangan belajar
mendukung motivasi
peserta didik untuk
belajar lebih tekun dan
minimalisasikan drop
out..
26. W
4. Teori
Belajar Orang
Dewasa
Ahli pendidikan andragogi,
Malcolm Knowles dalam
Homberg, B. (1985)
mengemukakan teori untuk
belajar orang dewasa yang
dianggap relevan dengan
PJJ. Ia mengusulkan tujuh
contoh karakteristik yang
diperlukan sistem PJJ
yang diperuntukkan bagi
orang dewasa.
27. W
a.Lingkungan fisik dari ruang kelas televisi yang
digunakan oleh
orang dewasa harus didesain sedemikian rupa
sehingga peserta didik dapat melihat apa yang
sedang terjadi, bukan hanya mendengarkannya.
b.Lingkungan tersebut haruslah yang
meningkatkan respek dan martabat bagi peserta
didik dewasa.
c.Peserta didik dewasa harus merasa didukung
dan pada saat kritik menjadi bagian dari diskusi
atau presentasi yang dilakukan oleh orang
dewasa diperlukan aturan main yang jelas
sehingga komentar tidak diarahkan pada pribadi
tetapi terkonsentrasi pada materi atau ide.
d.Yang penting dalam bahan pembelajaran
adalah memenuhi kebutuhan dan minat dari
orang dewasa.
28. W
5. Sintesa Teori PJJ
Hilary Perraton (1988)
mensintesa teori-teori
yang sudah ada untuk
menyatakan tentang
bagaimana PJJ dapat
memaksimalkan pendidikan.
29. a.Anda dapat menggunakan media apa saja untuk
mengajarkan apa saja.
b.PJJ dapat memecahkan rasio staf yang
menyebabkan keterbatasan ekspansi pendidikan
pada saat pengajar dan peserta didik harus berada di
suatu tempat pada saat yang bersamaan.
c.Dalam banyak hal PJJ dapat lebih murah dari pada
pendidikan tatap muka baik diukur dari jumlah
peserta didik yang dapat dijangkau maupun dari
hasil belajar.
d.Capaian ekonomis melalui PJJ merupakan
fungsi dari tingkatan pendidikan, jumlah peserta
didik, pemilihan media, dan kecanggihan produksi.
30. W
e. PJJ dapat menjangkau peserta
didik yang tidak bisa dijangkau oleh
cara-cara biasa.
f. Di samping itu Perraton
menyampaikan pula empat hal
tentang perlunya meningkatkan
dialog antara peserta didik dengan
sumber belajar dan penyelenggara
PJJ.
31. 6. Teori
Equivalency
Teori lain tentang PJJ adalah
teori equivalency yang
disebut sebagai suatu teori
PJJ pandangan Amerika.
Desmon Keegan (1995)
berpendapat bahwa
keterhubungan secara
elektronik antara instruktur
dan peserta didik di
berbagai lokasi
menciptakan suatu kelas
virtual (maya). Ia
menyatakan bahwa kelas
virtual merupakan bagian
dari PJJ.
32. Kelas virtual tersebut menciptakan teori
equivalency yang berarti bahwa peserta
didik mempunyai kesempatan yang
sama untuk mendapatkan hasil belajar
yang sama pula.
W
.
33. individual yang berbeda dengan resep
untuk peserta didik yang lain. Bila bahan
pembelajaran PJJ didesain secara efektif
dan pengalaman belajar yang setara
tersedia maka para peserta didik yang
potensial akan mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
W
.
34. Schlosser dan Simonson (2009) berteori
bahwa bagi PJJ untuk sukses di Amerika
Serikat haruslah berdasarkan
pendekatan dimana peserta didik perlu
mempunyai kesempatan yang setara.
35. “the more equivalent the learning
experiences of distant student are to
that of local students, the more
equivalent will be the outcomes of the
learning experience”.