2. Pengertian mengajar
Mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan
timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama aktif
melakukan kegiatan, dimana guru bertujuan membantu dan
memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar
3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan –
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar.
7. FUNGSI PROGRAM PENGAJARAN
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang dilakukan
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun murid
Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses pembelajaran sehingga
setiap saat dapat diketahui ketepatan dan kelambanan kerja
Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
8. PENGEMBANGAN SISTEM
INSTRUKSIONAL (PPSI)/ SAP
Definisi
PPSI adalah sistem yang saling berkaitan dari satu
instruksi yang terdiri atas urutan, desain tugas yang
progresif bagi individu dalam belajar. Oemar Hamalik
(2006) mendefinisikan PPSI sebagai pedoman yang
disusun oleh guru dan berguna untuk menyusun satuan
pelajaran
9. Komponen
Komponen-komponen yang terdapat dalam PSSI adalah sebagai
berikut:
Pedoman perumusan tujuan
Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian
Pedoman proses kegiatan belajar siswa
Pedoman program kegiatan guru
Pedoman pelaksanaan program
Pedoman perbaikan atau revisi
10. Model-model Pengembangan
Sistem Instruksional
M o d e l P e n g e mb a n g a n
I n s t r u k s i o n a l B r i g g s
M o d e l B e l a H . B a n a t h y
M o d e l P P S I
M o d e l K e mp
M o d e l P e n g e mb a n g a n G e r l a c h
d a n E l y
M o d e l I D I (I n s t r u c t i o n a l
D e v e l o p me n t I n s t i t u t e )
11. Prinsip Dasar Pengembangan Sistem
Instruksional
B e r f o k u s p a d a
s i s w a
P e n d e k a t a n
s i s t e m
P e ma n f a a t a n
s u mb e r b e l a j a r
s e c a r a ma k s i ma l
12. H a l Y a n g H a r u s D i p a h a m i
G u r u S e b e l u m P r o g r a m
P e n g a j a r a n
S i a p k a n b a h a n p e n g a j a r a n
B u a t l a h b a h a n y a n g s i s t e m a t i s .
T e m u k a n l a h a n a l o g i a t a u
i l u s t r a s i u n t u k m e m p e r m u d a h
p e n j e l a s a n f a k t a -f a k t a d a n
p r i n s i p -p r i n s i p y a n g s u l i t
d i m e n g e r t i o l e h s i s w a .
K o n e k s i k a n /h u b u n g k a n h a l y a n g
d i a j a r k a n d e n g a n k e n y a t a a n
s e h a r i -h a r i y a n g d i a l a m i s i s w a .
G u n a k a n s e b a n y a k m u n g k i n s u m b e r
r e f e r e n s i b e r u p a b u k u -b u k u a t a u
b a h a n -b a h a n y a n g s e s u a i ,
B e l a j a r s e d i k i t t e t a p i m e n d a l a m
j a u h l e b i h b a i k d a r i p a d a
b e l a j a r b a n y a k t e t a p i t a h u
13. Evaluasi Dalam Pengajaran
Perumusan tujuan evaluasi
Penetapan aspek-aspek yang akan diukur
Menetapkan metode dan bentuk tes
Merencanakan waktu evaluasi
Melakukan uji coba atau tes
14.
15. Definisi
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang
berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari
keseluruhan program pembelajaran yang sulit
dijelaskan secara verbal.
17. Fungsi media pembelajaran
Media telah menjadi bagian integral dalam
pembelajaran.
alat bantu visual dalam
pengajaran
-mendorong motivasi belajar
memperjelas dan mempermudah
konsep yang kompleks dan
abstrak menjadi lebih sederhana
18. Esensi dari Sumber Belajar, Media dan Alat Peraga
Dimensi Daya Jangkau/Akses Informasi
Dimensi Kecepatan Informasi
Dimensi Jumlah/ Kuantitas Informasi
Dimensi Keefektifan Memperoleh Pengetahuan
Dimensi Kesesuaian Informasi
Dimensi motivasi
19. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar,
Media dan Alat Peraga
Pemilihan Sumber Belajar
Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan alat peraga
21. Produksi dan Pengembangan Sumber Belajar, Media dan
Alat Peraga
Terdapat beberapa media sederhana yang dapat
dikembangkan guru untuk kepentingan yang segera
dipenuhi, misalnya membuat media-media sederhana
seperti poster, ceritera bergambar dengan
menggunakan foto, OHT, rekaman cerita (pembelajaran
melalui audio), papan planel dan sejenisnya
22.
23. PENGERTIAN METODE
PEMBELAJARAN
Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara
umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau
prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
24. MACAM-MACAM METODE
PEMBELAJARAN
Metode Ceramah
Adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah
yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish
(1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa
tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
25. Metode Pembelajaran Ceramah Plus
Adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari
satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan
dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
1. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
2. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
3. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
26. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab terkadang susah dibedakan dengan
metode diskusi. Akan tetapi jika dilhat dari tujuannya,
maka tanya jawab lebih bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan siswa mengenai fakta-fakta
yang telah disampaikan guru.
Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan itu, maka
guru memberikan pertanyaan kepada siswa, kemudian
muncul respon jawaban dari siswa.
27. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses melibatkan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat
interaktif
Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,
informasi/ pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan
pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan
tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk
meyakinkan peserta lainnya.
28. Menurut Mulyani Sumantri dkk (2001:130) mengemukakan bahwa
“Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu
cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya
tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun
di rumah secara perorangan atau berkelompok”.
Metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki tiga unsur,
yaitu:
1. Pemberian tugas
2. Belajar
3. Resitasi
29. Metode Karyawisata
Dengan metode ini, guru mengajak peserta didik kesuatu tempat (objek)
tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di
sekolah. Di sini peserta didik sekedar pergi ke suatu tempat untuk
berekreasi. Metode karyawisata berguna untuk membantu peserta didik
dalam memahami kehidupan riil dalam lingkungan dengan segala
masalahnya.
Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1. Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah
atau kelas
2. Untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung
dan nyata mengenai obyek tersebut
3. Untuk menanamkan nilai moral pada siswa
30. Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya
sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan.
31. BRAINSTORMING
Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau
mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.
Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu
bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan,
pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari
semua peserta.
33. PENGERTIAN
Kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (pembinaan rapport,
penghentian perilaku siswa yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian
tugas oleh siswa secara tepat waktu, penetapan norma
kelompok yang produktif), didalamnya mencakup
pengaturan orang (siswa) dan fasilitas.
35. Masalah individual
a. Attention Getting Behaviors
b. Power Seeking Behaviors
c. Revenge Seeking Behaviors
d. Peragaan Ketidakmampuan
36. Masalah kelompok
Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku,
tingkatan sosial ekonomi, dsb.
Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah
disepakati sebelumnya.
Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang
anggotanya.
“Membombong” anggota kelas yang justru melanggar
norma kelompok.
Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari
tugas yang tengah digarap.
Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada
guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair.
Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan
baru.
39. Desain bermakna adanya keseluruhan,
struktur, kerangka atau outline, dan urutan
atau sistematika kegiatan (Gagnon dan
Collay, 2001). Selain itu, kata desain juga
dapat diartikan sebagai proses
perencanaan yang sistematika yang
dilakukan sebelum tindakan
pengembangan atau pelaksanaan sebuah
kegiatan (Smith dan Ragan, 1993, p. 4).
40. Sedangkan, Desain pembelajaran
adalah suatu prosedur yang terdiri
dari langkah-langkah,dimana
langkah-langkah tersebut di
dalamnya terdiri dari analisis,
merancang,mengembangkan,
menerapkan dan menilai hasil
belajar (Seels & Richey, AECT
1994).
41. PENYUSUNAN
Kegiatan pertama dalam merancang
pembelajaran adalah menetapkan dan
memerinci tujuan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran dimulai dan berfokus
pada penetapan tujuan pembelajaran. Langkah
berikutnya adalah menentukan pokok-pokok
bahasan dan tugas ajaran yang harus diberikan
pada siswa agar tujuan pembelajaran tersebut
tercapai
42. Tujuan Instruksinal Umum ( TIU ) merupakan
bagian tidak terpisahkan dari tujuan yang lebih
tinggi (tujuan Kurikuler, Institusional,
Nasional).
Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ), sasaran
belajar merupakan pernyataan tujuan
pembelajaran yang sangat rinci.
Melalui TIK dapat diketahui macam isi ajaran
dan tingkat perubahan prilaku yang
diharapkan. Untuk itu TIK harus menyatakan
sesuatu yang teramati, terukur, dan
operasional.
43. Hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan
1. Mengidentifikasi faktor pendukung dan
penghambat
2. Ketersediaan sumber belajar.
3. Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
4. Memilih dan menetapkan isi dan muatan
(bahan ajar)
5. Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan
waktu yang sesuai.
44. Tugas yang harus dilakukan guru
dalam menyusun program
pembelajaran
(1) menganalisis hari efektif,
(2) menyusun program tahunan,
(3) menyusun program semester,
(4) menyusun program tagihan,
(5) menyusun silabus
(6) menyusun rencana pembelajaran, dan
(7) membuat rancangan penilaian hasil belajar
siswa.
45.
46. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Seorang guru banyak mempunyai tugas baik yang
terikat oleh dinas atau di luar dinas, dalam bentuk
pengabdian.
47. Profesional, jelas berkaitan dengan kemampuan
fungsional seorang guru untuk memahami,
bersikap, menilai, memutuskan, atau bertindak di
dalam kaitan tugasnya.
48. Memiliki semangat juang yang tinggi
Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan
perkembangan IPTEK
Mampu belajar dan bekerjasama dengan
profesi lain
Memiliki etos kerja yang kuat
Memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan karir
Berjiwa profesional tinggi
49. Mengidentifikasi kualifikasi perubahan
kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan
tehnik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif
Menetapkan norma-norma dan batas-batas
keberhasilan serta standar keberhasilan
51. Hakikat belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang setelah berakhirnya
melakukan proses belajar-mengajar.
52. 1) Memiliki tujuan
2) Ada suatu prosedur
3) Penggarapan materi yang khusus
4) Adanya aktifitas anak didik
5) Guru sebagai pembimbing
6) Disiplin
7) Ada batas waktu
8) Evaluasi
54. Microteaching
Pengertian :
Pengajaran mikro (micro-teaching) merupakan
salah satu bentuk model praktek kependidikan atau
pelatihan mengajar. Dalam konteks yang sebenarnya,
mengajar mengandung banyak tindakan, baik mencakup
teknis penyampaian materi, penggunaan metode,
penggunaan media, membimbing belajar, memberi
motivasi, mengelola kelas, memberikan penilaian dan
seterusnya.
55. Tujuan operasional
microteaching
Mengembangkan kemampuan mawas diri dan menilai orang
lain
Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.
Menanamkan rasa percaya pada diri dan bersifat terbuka dengan
kritik orang lain
Mengembangkan sikap kritis murobbi.
Menanamkan kesadaran akan nilai ketrampilan mngajar dan
komponen-komponenya.
Mengenal kelemahan-kelemahan dan keliruan –keliruan dalam
penampilan ketrampilan mengajar dan tahu penampilan yang
baik.
56. Ciri microteaching
Ciri-ciri pokok Micro Teaching :
1. Jumlah subyek belajar sedikit sekitar 5-10
orang
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10 menit
3. Komponen mengajar yang dikembangkan
terbatas
4. Sekadar real teaching.
57. Karakteristik microteaching
Microteaching is a real teaching
Micro teaching lessons the complexities of normal
classroom teaching
Microteaching focuses on training for the accomplishment
of specific tasks
Micro teaching allows for the increased control of practice
Micro teaching greatly expands the normal knowledge of
results or feedback dimension in teaching
58. Manfaat microteaching
Korelasi antara pengajaran mikro (micro teaching) dan praktik keguruan
sangat tinggi.
Praktikan yang lebih dulu menempuh program pengajaran mikro (micro
teaching) ternyata lebih baik/lebih terampil dibandingkan praktikan yang
tidak mengikuti pengajaran mikro (micro teaching).
Praktikan yang menempuh pengajaran mikro (micro teaching) menunjukkan
prestasi mengajar yang lebih tinggi.
Bagi praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran,
pengajaran mikro (micro teaching) kurang bermanfaat.
Setelah mengikuti pengajaran mikro (micro teaching), praktikan dapat
menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.
Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan sehingga
lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.
59. Keterampilan dasar
microteaching
1. Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran.
2. Keterampilan dasar menjelaskan ( explaining skill).
3. Keterampilan dasar mengadakan variasi ( variations skill)
4. Keterampilan dasar memberikan penguatan
(reinforcement skill)
5. Keterampilan dasar bertanya (Questioning skill)
6. Keterampilan dasar mengelola kelas
7. Keterampilan dasar mengajar diskusi kelompok kecil/perorangan
8. Keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil.
60.
61. Media pembelajaran
ADALAH suatu yang dapat diinderai, khususnya penglihatan dan
pendengaran baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang
digunakan sebagai alat bantu penghubung (medium komunikasi) dalam
proses interaksi belajar-mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil
belajar siswa
63. Pembuatan media
pembelajaran
Media Pembelajaran itu di bagi menjadi 2 bagian
1. Media Presentasi Pembelajaran disingkat MPP
2. Software Pembelajaran Mandiri (SPM) atau Media Pembelajaran Mandiri
.
64. Software Pembelajaran Mandiri / Media
Pembelajaran Mandiri
Adalah Software pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa
secara mandiri atau tanpa bantuan guru. Multimedia pembelajaran mandiri
harus dapat memadukan explicit knowledge (pengetahuan tertulis yang
ada di buku, artikel, dsb) dan tacit knowledge (know how, rule of
thumb, pengalaman guru).
65. Prinsip pemilihan media
pembelajaran
• Efektivitas Media Pembelajaran
• Taraf Berpikir Siswa
• Interaktivitas Media Pembelajaran
• Ketersediaan Media Pembelajaran
• Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran
• Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran
• Alokasi Waktu
• Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran
• Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran
• Kualitas Teknis Media Pembelajaran
66.
67. Indikator CBSA
1. Aktivitas belajar anak didik
2. Aktivitas Guru Mengajar
3. Program Belajar
4. Suasana Belajar
5. Sarana Belajar
68. PRINSIP-PRINSIP CBSA
Bahwa prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang
mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang nampak,
yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa
dalam proses belajar-mengajar baik intelektual-
emosional maupun fisik
69. PRINSIP SECARA UMUM
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus
mempelajari sendiri tidak ada seorang pun
dapat melakukan kegiatan belajar tersebut.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya
sendiri dan untuk tiap kelompok umum terdapat
variasi kecepatan belajar).
70. Lnjutan.....
4. Seorang murid belajar lebih banyak bila pada setiap
langkah segare diberikan penguatan (reinforcement)
5. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih
berarti.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar menururt irama, cara dan kemampuannya.
71. Prinsip-Prinsip CBSA yang nampak
pada 4 dimensi sebagai berikut:
1. Dimensi subjek didik :
2. Dimensi Guru
3. Dimensi Program
4. Dimensi situasi belajar-mengajar