2. OUT LINE
A. PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN
TENTANG MANUSIA.
B. MASALAH ROKHANI DAN JASMANI.
C. PANDANGAN ANTROPOLOGI
METAFISIKA
D. KEPRIBADIAN MANUSIA DAN
PENDIDIKAN
3. Manusia adalah subyek pendidikan, sekaligus
juga sebagai obyek pendidikan. Manusia
berkebudayaan adalah subyek pendidikan
dalam arti yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pendidikan. Mereka
berkewajiban secara moral atas
perkembangan pribadi anak-anak mereka,
generasi penerus mereka. Manusia dewasa
yang berkebudayaan, terutama yang
berprofesi keguruan (pendidikan) bertanggung
jawab formal untuk melaksanakan misi
pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai
yang di kehendaki masyarakat bangsa ini.
4. Manusia yang belum dewasa, dalam proses
perkembangan maupun proses kematangan
dan integritas, adalah “obyek” pendidikan.
Artinya mereka adalah sasaran atau “bahan”
yang dibina. Meskipun kita sadari bahwa
perkembangan kepribadian adalah self-
development melalui self-activities; jadi
sebagai obyek yang sadar mengembangkan
diri sendiri
5. Manusia adalah makhluk misterius yang unik
dan penuh rahasia. Manusia adalah
Mikrokosmos dari makrokosmos. Artinya
manusia lebih dulu mengerti atau menganggap
mengerti makrokosmos, berulah manusia
mengerti mikrokosmos. Manusia aktif dan
gandrung untuk mengembara “menjelajahi”
alam yang asing dilingkungan hidupnya,
benda-benda alami sebagai obyek
“pertanyaan” dan “obyek penelitiannya”.
6. A. PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN TENTANG
MANUSIA
Ilmu pengetahuan yang khusus
menyelidiki manusia sebenarnya cukup
banyak. Ada ilmu pendidikan, ilmu
sosiologi, ilmu kesehatan, genetika,
bahkan ilmu ekonomi, ilmu politik; ada
ilmu jiwa yang akhir-akhir ini makin
berkembang.
7. Ilmu-ilmu sosial dasar (basicsocial-sciences)
dan Humanities ialah ilmu yang mengarahkan
pusat perhatian dan orientasinya demi
pengertian yang lebih baik tentang manusia
dan “dunia”nya. Ilmu-ilmu itu meliputi: Sejarah,
ilmu bumi, ekonomi, politik, kenegaraan
negara, sasra dan filsafat. Basic social
Sciences dan humanities selanjutnya kita
terjemahkan ilmu pengetahuan sosial
(Humanitas bidang yang menyelidi secara
khusus dan mendalam kehidupan budaya
manusia).
8. Pandangan Freud tentang struktur jiwa
(kepribadian) merupakan kesimpulan ilmu
pengetahuan (psikologi dalam) yang ada
persamaan dengan kesimpulan filsafat
manusia (antrofologia metafisika).
Pokok-pokok pandangan Freud itu ialah
9. 1.Das Es atau bagian dasar (the Id). Bagian
das Es ialah bagian a-sadar yang amat
berperan di dalam tingkah laku manusia.
Sesuai dengan letaknya yang paling dasar,
das Es ini merupakan sumber napsu
kehidupan, yaitu hasrat-hasrat biologis
(libido-sexualitas)
10. 2. Das Ich (Aku, Ego). Bagian ini terletak
diantara das Es dengan das Uber Ich, jadi
ditengah-tengah. Letaknya ini paralel pula
dengan sifatnya, yakni menjadi penengah
antara kepentingan das es dan tujuan-tujuan
das Uber Ich
11. 3. Bagian atas atau das Uber Ich (superego).
Bagian ini merupakan bagian jiwa yang
paling tinggi (atas) letaknya. Demikian pula
sifatnya, paling sadar norma, paling luhur.
12. B. MASALAH ROKHANI DAN JASMANI (Mind – Body
Problem)
Penyelidikan tentang hakekat manusia
(human nature) adalah bagian filsafat
yang disebut ontologi atau metefisika.
Makhluk manusia yang disebut dengan
istilah yang bermacam-macam seperti
homo faber, homo sapiens, homo
rationale, animale social, yang
mencerminkan gambaran apa yang
terkandung sebagai sifat asasi manusia.
13. Sejalan dengan problema klasik yang
dinyatakan di atas, of what is man made, maka
lahirlah berbagai aliran, pendapat, aliran
filsafat.
14. Akan tetapi aliran-aliran tersebut bersumber
dari approach pemikiran yang sama, yaitu
berpangkal pada pertanyaan: dari bahan
apakah manusia itu berasal
15. C. PANDANGAN ANTROPOLOGI METAFISIKA
Apakah yang dimaksud dengan “dunia
manusia” dalam makna mencakup scope
sperti diatas. Dalam rangka itulah kita
perlu mengadakan reorientasi atas
dimensi-dimensi ruang lingkup kesadaran
manusia. Hal ini menjadi lebih jelas dalam
uraian antropologis metafisika tentang
hakekat manusia.
Anthropologia Metafisika berkesimpulan
bahwa hakekat manusia integritas antara
kesadaran-kesadaran.
16. 1. Manusia sebagai makhluk individu
2. Manusia sebagai makhluk sosial
3. Manusia sebagai makhluk susila.
Inilah dimensi kesadaran manusia; atau ketiga
kesadaran ini merupakan essentia martabat
manusia (the essence of human dignity)
Pandangan anthropologia metafisika di atas
dapat kita jelaskan secara ringkas sebagai
berikut:
17. 1. Manusia sebagai makhluk Individu
(individual being).
Manusia sebagai individu, sebagai pribadi
adalah satu kenyataan yang paling riel dalam
kesadaran manusia. Manusai sebagai makhluk
individu, dalam bahasa Indonesia dapat
diterjemahkan manusia sebagai makhluk
pribadi. Dalam bahasa Inggris kedua istilah itu
dibedakan, yakni sebagai individuality dan
personality.
18. 2. Manusia sebagai makhluk sosial (social
being).
Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial
terutama nampak dalam kenyataan bahwa tak
pernah ada manusia yang mampu hidup (lahir
dan proses dibesarkan) tanpa bantuan orang
lain. Manusia sebagai makhluk sosial di
samping berarti bahwa manusia hidup
bersama.
19. 3. Manusia sebagai makhluk susila (moral
being)
Azas pandangan bahwa manusia sebagai
makhluk susila bersumber pada kepercayaan
bahwa budi nurani manusia secara a priori
adalah sadar nilai dan pengabdi norma-norma.
20. D. KEPRIBADIAN MANUSIA DAN
PENDIDIKAN
Apapun dan bagaimanapun kesimpulan
ilmu pengetahuan dan filsafat tentang
hakekat manusia, namun pengertian
(kesimpulan) dimaksud dijadikan dasar
untuk pembinaan kepribadian manusia.
Peranan pendidikan dalam pembinaan
kepribadian terutama tersimpul dalam
usahanya merealisasi tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan secara umum,
terutama untuk membina kepribadian
manusia yang sempurna.
21. Pengertian dan kreteria sempurna itu
ditentukan oleh dasar pandangan masing-
masing pribadi, masyarakat, bangsa, pada
suatu tempat dan waktu.
Pendidikan yang terutama dianggap sebagai
proses pengoperasian kebudayaan,
pengembangan ilmu pengetahuan berarti
membina pribadi manusia untuk mengerti,
berpengetahuan dalam arti seluas-luasnya.
22. Pendidikandalam wujudnya selalu bertujuan
membina kepribadian manusia, baik demi
ultimate-goal maupun bagi tujuan-tujuan dekat.
Tujuan akhir pendidikan adalah kesempurnaan
pribadi.
23. Dalam membina kepribadian, pendidikan
mematangkan kepribadian yang tersimpul
dalam derajat integritas dan kebijaksanaan
sebagai tingkat ideal. Ilmu pengetahuan
mempercepat proses itu. Akhirnya, semua
yang ada, yakni kebudayaan, adalah kreasi
manusia yang sedikit banyak terdidik menurut
kreteria zamannya.