1. Sosiologi pendidikan mempelajari interaksi antara individu dan kelompok dalam proses pendidikan
2. Pendekatan interaksionis melihat manusia sebagai makhluk sosial yang bertindak berdasarkan pemaknaan terhadap lingkungan sosialnya
3. Interaksi sosial dan komunikasi diperlukan dalam proses sosial termasuk pendidikan
1. SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PA S C A S A R J A N A S O S I O L O G I
U N I V E R S I T A S S U M AT E R A U T A R A
R o b e r t T u a S i r e g a r P h . D
2. ASAL MULA
• Sosiologi berkembang sesuai dengan obyek
dan tujuannya sendiri
• Pendidikan.dengan adanya perkembangan
masyarakat yang begitu cepat dalam segala
aspek kehidupan.
Sosiologi Pendidikan Muncul dari pemenuhan
kebutuhan masyarakat yang sangat kompleks
memerlukan ilmu pengetahuan.
4. DEFENISI SOSIOLOGI
• Emile Durkheim (1858-1917), masyarakat itu
terdiri atas kelompok-kelompok yang hidup
secara kolektif, kehidupan selalu
memerlukan interaksi antara satu dengan
yang lain, baik secara individu maupun
kelompok.
Resume :
1. Community dalam satu kebersamaan
2. Hubungan ketergantungan satu sama lain
3. Tim work untuk capai tujuan
5. DEFENISI
SOSIOLOGI…………………2
• Seorang sosiolog Alvin Bertrand memahami
sosiologi adalah sebagai suatu ilmu yang
mempelajari dan menjelaskan hubungan antar
manusia.
Resume:
1. lmu pengetahuan yang mempelajari manusia secara keseluruhan
2. Hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok.
3. Hubungan Formal, Material, Statis dan Dinamis
6. DEFENISI
SOSIOLOGI…………………3
Tidarta ( 2000 : 3) menafsirkan bahwa
sosiologi itu adalah bagaimana hubungan
antar manusia dengan kelompok dan unit
dalam masyarakat di suatu wilayah.
Resume:
1. Hubungan antara manusia dengan kelompok,
2. Hubungan kelompok dengan lingkungan.
3. Hubungan dalam sebuah region
7. DEFENISI
SOSIOLOGI…………………4
Selo Sumarjan ( Dalam Gunawan, 2003 hal 3), berpendapat
bahwa sosiologi lebih menekankan pada studi struktur
sosial, proses sosial dan program sosial.
Resume:
1. Struktur sosial,
2. Proses Sosial.
3. Modal Sosial
9. DEFENISI PENDIDIKAN
Imam Barnadib, pendidkan berarti usaha yang
yang dijalankan seseorang atau sekelompok
orang agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup dan penghidupan yang lebih
tinggi dalam arti mental.
Resume:
1.Aktivity individu dan kelompok,
2.Proses .
3.Capai peningkatan
10. DEFENISI PENDIDIKAN…………………1
Menurut Zuhairini, pendidikan dapat diartikan
sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama.
Resume:
1. Proses perkembangan,
2. Untuk individu dan kelompok
3. Pembentukan individu
11. DEFENISI PENDIDIKAN…………………2
Soetomo WE, 2008. Mengatakan pendidikan
adalah proses belajar mengajar manusia untuk
menatap masa depan bagi dirinya.
Resume:
1. Proses belajar mengajar,
2. Mencapai perkembangan kognitif, afektif, konatif, moral,
mental, sikap, dan perilaku manusia.
3. Individu dan kelompok
12.
13.
14. LANDASAN SOSIOLOGIS
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi
muda mengembangkan diri, lahir sosiologi pendidikan
Ruang lingkup sosiologi pendidikan
• Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
• Hubungan kemanusiaan di sekolah
• Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya
• Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara
sekolah dengan kelompok sosial lain.
Kajian sosiologis tentang pendidikan prinsipnya mencakup semu
jalur pendidikan (sekolah maupun luar sekolah)
Masyarakat indonesia sebagai landasan Sosiologis Sisdiknas
15. LANDASAN PSIKOLOGIS
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia,
shg landasan psikologis merupakan salah satu landasan
yang penting dalam pendidikan
Pemahaman peserta didik, merupakan salah satu kunci
keberhasilan pendidikan
Perkembangan Peserta didik sebagai landasan
Psikologis
Aspek perkembangan manusia seutuhnya berkaitan
dengan perkembangan kepribadian:
• Mencakup aspek behavioral & motivasional
• Kepribadian mengalami perkembangan yang menerus dan tidak
terputus
16. LANDASAN KULTURAL
Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan atau
dikembangkan karena dan melalui pendidikan, baik
yang berupa ideal atau kelakuan dan teknologis
Kebudayaan dalam arti luas dapat berujud:
• Ideal, seperti ide, gagasan, nilai dsb.
• Kelakukan berpola dari manusia dalam masyarakat.
• Fisik yakni benda hasil karya manusia
Cara mewariskan kebudayaan kepada generasi baru
berbeda dari masyarakat ke masyarakat, melalui 3 cara
informal, formal dan non formal
Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sistem
Pendidikan Nasional
17. SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Educational Sociology adalah prinsip umum dan penemuan
sociology dalam proses pendidikan: sociology of education
adalah analisis terhadap proses sosiologis yang berlangsung
dalam lembaga pendidikan.
Selain dari pada itu muncul istilah ke 3 yaitu social foundation
of education yang merupakan bidang penelaahan yang
mencakup sejarah, filsafat, sosiologi pendidikan , dan
komparasi (perbandingan) pendidikan.
Dalam perkembangan lebih lanjut ke 2 istilah di atas yaitu :
educational sosiology dan sosiology of education sama-sama
dimanfaatkan oleh disiplin sosiologi pendidikan.
Adapun istilah yang disepakati adalah educational of sociology.
Lebih lanjut Dr. Banks menyarankan sosiologi pendidikan
menjadi bagian dari ilmu sosiologi bukan bagian ilmu
pendidikan.
18. Kenapa penting sosiologi pendidikan, karena:
a) Masyarakat mengalami perubahan yang cepat, progresif ,dan dinamis.
b) Perubahan itu telah menumbuhkan budaya baru yang ternyata
menimbulkan masalah sosial
c) Ada tuntutan agar para pengelola pendidikan memenuhi kehendak
masyarakat
d) Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas yang berarti juga
mempengaruhi siswa-siswanya dan masyarakatnya.
e) kebebasan guru sering kali dibatasi oleh atasannya sehingga
mempengaruhi tingkat keberhasilan pendidikan
19. KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN TERKAIT DGN ASPEK2
LAIN DLM KEHIDUPAN MASYARAKAT
TERKAIT DENGAN :
• STRUKTUR SOSIAL
• HUBUNGAN SOSIAL ANTAR BAGIAN
YANG DISEBUT “ THE WHOLE”
• FAKTOR2 KULTURAL
• KONSEP2 SOSIAL
20.
21.
22.
23. PERKEMBANGAN
Educational Sociology dan Sociology of
Education
Pada awal perkembangan sosiologi pendidikan
masuk ke Indonesia ada sementara perguruan
tinggi yang memiliki jurusan pendidikan
menggunakan istilah Educational Sociology .
Dalam perkembangan lebih lanjut para ahli
perkembangan Indonesia juga menggunakan
istilah Sociology of Education.
24. DEFENISI SOSIOLOGI
PENDIDIKAN
E. B. Reuter mengatakan bahwa sosiologi
pendidikan berkewajiban menganalisis evolusi
pendidikan dalam hubungannya dengan
perkembangannya dengan manusia.
Resume:
• Proses Perubahan
• Analisis progres interaksi dan capaiannya
25. SOSIOLOGI
PENDIDIKAN……………1
Jadi sosiologi pendidikan adalah proses belajar
mengajar individual atau masyarakat manusia untuk
mencapai proses pewarisan budaya guna mengantar
generasi muda mengalami perkembangan kognitif,
konatif, afektif , serta terbentuknya mental, moral,
sikap, dan perilaku manusia atau sebagai individu atau
masyarakat ( Soetomo, 2008).
26. SOSIOLOGI
PENDIDIKAN……………2
Sementara itu E. George Payne (1928:20) yang terkenal
sebagai bapak sosiologi pendidikan memberikan
batasan bahwa : by educational sociology we mean the
science which describe and explains the institution,
social group and social processes that is the social
resources relationship in which or through which the
individual gains and organizes experiences.
Resume:
• Kelompok
• Proses sosial
• Interaksi
27. SOSIOLOGI PENDIDIKAN……………3
Charles A. Ellwood (1950:50) menegaskan
bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan
pokok masalah antar proses pendidikan dan
proses sosial
Resume:
• Hubungan masalah dengan pendidikan
• Proses untuk solusi
30. PENDEKATAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
1. Tingkah laku kelompok, sebenarnya dapat dikategorikan
sebagai tingkahlaku masyarakat keseluruhan dari
kelompok itu.
2. Faktor interen biasanya menyangkut indikator biologi
dan indikator psikologi.
3. Faktor eksteren mencakup pengaruh kondisi lingkungan
fisik dan lingkungan sosial
32. PENDEKATAN INDIVIDU
Memahami tingkahlaku individu satu-persatu, artinya
bagaimana kita memahami seseorang individu dari
cara berpikir, cara berperasaan, cara berkemauan,
cara melakukan perbuatan, mentalitas orang itu dan
sebagainya, maka pada gilirannya kita akan dapat
mengerti bagaimana kondisi kelompoknya,
Faktor: Interen dan Eksteren
33. PENDEKATAN SOSIAL
Pendekatan ini mengkaji kondisi masyarakat
atau sosial akibat pengaruh geografi dan
Kewilayahan.
Faktor:
-Topografi
-Iklim
-Cultural
34. PENDEKATAN SOSIAL….2
Pendekatan sosial interaksi sosial itu didasari oleh faktor-
faktor :
Imitasi
Adalah anak meniru seseorang ( guru, teman, tetangga,
orangtua, dsb ). Imitasi ada yang positif ada yang
negatif.
Sugesti
Adalah anak tertarik pada pandangan atau sikap
oranglain. Ketertarikannya tanpa kritik dan tanpa
pertimbangan rasional.
Identifikasi
Adalah anak ingin menyamakan dirinya dengan orang
lain yang dianggap memiliki kelebihan atau
keistimewaan.
35. PENDEKATAN INTERAKTIF
Dalam suatu proses sosial mesti terjadi
interaksi sosial ( saling ketergantungan ),yaitu
hubungan individu dengan individu, individu
dengan masyarakat. Interaksi sosial hanya akan
terjadi bila ada kontak sosial dan komunikasi
36. KONTAK SOSIAL
Berlangsung biasanya dalam tiga bentuk :
• Kontak antar individu. Misal anak dengan bapak, anak
dengan anak atau anak dengan ibu.
• Kontak individu dengan kelompok dan sebaliknya ( anak
dengan kelompok Pramuka, team sepakbola, kelompok
remaja gereja, masjid, dsb )
• Kontak antar kelompok ( BP3 dengan dewan guru, POM
dengan dewan guru, komite sekolah dengan orangtua,
dewan guru dengan OSIS ).
37. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian
pikiran dan perasaan seseorang kepada
orang lain atau kelompok. Adapun
wahana komunikasi dapat melalui
pembicaraan, mimik, dan dengan
lambang-lambang tertentu serta melalui
alat cetak dan elektronik.
40. PERSPEKTIF EVOLUSIONIS
Sebagai perspektif paling awal dalam sosiologi
August Comte dan Herbert Spencer perspektif
ini menjelaskan bagaimana masyarakat
berkembang dan tumbuh.
Para Sosiologi pengikut perspektif ini mencari
pola perubahan dan perkembangan yang terjadi
dalam masyarakat yang berbeda, apakah ada
urutan umum yang ditemukan
Misal: Apakah pengaruh industrialisasi terhadap
keluarga di negara maju sama dengan di negara
sedang berkembang.
41. PERSPEKTIF
INTERAKSIONIS
Perspektif ini tidak menyarankan teori-teori besar
tentang masyarakat, karena istilah “masyarakat”,
“negara”, dan “lembaga masyarakat” adalah konsep
abstrak sementara yang dikaji adalah orang-
orang dan interaksinya
Para ahli teori ini (GH. Mead,CH Cooley)
memusatkan perhatiannya pada interaksi antara
individu dan kelompok, menggunakan simbol.
Manusia tidak bereaksi terhadap dunia secara
langsung, tetapi bereaksi terhadap makna yang
dihubungkan dengan benda atau kejadian di
sekitarnya.
42. PENDEKATAN INTERAKSI SIMBOLIK
Menekankan pentingnya ‘makna sosial’ (social
meanings) dari perilaku manusia yang melekat pada
dunia sekitarnya.
Tiga premis (Blumer):
Manusia bertindak atau bersikap terhadap manusia
yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan
yang mereka kenakan kepada pihak lain tersebut.
Pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang
dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul
atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara
alamiah. Makna tidak bisa muncul “dari sananya”.
Makna berasal dari hasil proses negosiasi melalui
penggunaan bahasa (language)—dalam perspektif
interaksionisme simbolik.
Interaksionisme simbolik menggambarkan proses
berpikir sebagai perbincangan dengan diri sendiri.
Proses berpikir ini sendiri bersifat refleksif. ‘Makna’
merupakan produk social yang muncul dari
interaksi(Ada Proses)
43. LANJUTAN
Social Actor (pelaku social) memberikan makna
melalui proses interpretasi:
Penafsiran merupakan sesuatu yang esensial
yang mempengaruhi ‘definisi sosial’
‘Konsep diri’ merupakan definisi yang
diciptakan melalui interaksi dengan orang lain
Untuk mempelajari tingkah laku manusia perlu
memahami system makna yang diacu oleh
manusia yang dipelajari.
Para Ahli: G.H. Mead, Herbert Blumer
44. PRINSIP-PRINSIP INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Manusia, tidak seperti hewan rendah lainnya, diberkahi
dengan kapasitas berakal
Kapasitas untuk berpikir itu terbentuk karena interaksi
sosial
Di dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan
simbol-simbol yang membuatnya dapat melakukan
kapasitas berpikir sebagai manusia
Arti dan simbol membuat manusia melakukan tindakan dan
interaksi manusia secara berbeda
Manusia mampu memperbarui atau mengubah arti dan
simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan
berinteraksi atas dasar interpretasi mereka terhadap
keadaan
Manusia dapat membuat modifikasi dan perubahan
tersebut karena kemampuannya berinteraksi dengan
dirinya sendiri, yang membuatnya dapat meneliti
kemungkinan serangkaian tindakan, menilai keuntungan
dan kerugian relatif mereka, dan kemudian memilih salah
45. PENDEKATAN FUNGSIONAL (TALCOTT PARSONS)
Garis besar pendekatan ini adalah
Masyarakat itu dapat dianalogikan sebagai
organ
tubuh manusia, yang terdiri dari
bagian/komponen/
subsistem yang saling berhubungan dan saling
bergantung untuk mewujudkan keseimbangan.
Rusak atau terganggunya satu bagian akan
mengganggu bagian yang lain atau bahkan
keseluruhan bagian.
46. DALAM PERSPEKTIF FUNGSIONAL
Masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan
kelompok yang bekerjasama secara teorganisir
dan bekerja secara teratur menurut seperangkat
aturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar
masyarakat
Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem
yang stabil dengan kecenderungan ke arah
keseimbangan untuk mempertahankan sistem
kerja yang selaras dan seimbang
47. TOKOH TERKEMUKA PERSPEKTIF
FUNGSIONAL
Talcott Parsons, Sekolah sebagai Medan interaksi
yang diberi nama proses pembelajaran
Kingsley Davis, Lembaga utk tugas
Robert Merton, Persiapan generasi
Setiap kelompok atau lembaga melaksanakan tugas
tertentu dan terus menerus karena hal itu fungsional
Sekolah mendidik anak, mempersiapkan para
pegawai, mengambil alih tanggung jawab orang tua
dalam sebagian waktu dsb/
48.
49. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Agar masing masing komponen itu fungsional, diperlukan
:
Sosialisasi dan kontrol sosial
A.G. I. L.
Adaptation
Goal attainment
Integration
Latent Pattent Maintenance
50. A.G. I.
L
Adaptation menunjuk pada kemampuan
sistem menjamin apa yang dibutuhkannya
dari lingkungan serta mendistribusikan
sumber-sumber tersebut ke dalam seluruh
sistem
Goal attainment pencapaian tujuan sistem
dan penetapan prioritas tujuan
Integration koordinasi dan kesesuaian
bagian-bagian sistem sehingga seluruhnya
fungsional
Latent Pattent Maintenance menunjuk
pada bagaimana menjamin kesinambungan
tindakan dalam sistem sesuai dengan aturan
atau norma-norma yang berlaku.
52. 52
PEMIKIRAN WEBERIAN
DALAM TRADISI KONFLIK SEPERTI YANG DIKEMBANGKAN
RANDALL COLLIN LEBIH MEMFOKUSKAN PADA
CREDENTIALISM
SEBUAH TEKNIK YANG DIPERLUKAN UNTUK MENINGKATKAN
POSISI KE LEVEL YANG LEBIH TINGGI YANG DIPAKAI OLEH
INDIVIDU YANG BERUNTUNTUNG KEMUDIAN DIPAKAI DASAR
DALAM MENAIKKAN STATUS MEREKA.
53. 53
PAHAM TEORITISI KONFLIK
PERUBAHAN SISTEM EKONOMI DAN POLITIK
SEKOLAH/PENDIDIKAN BISA MENDORONG
TERJADINYA REFORMASI SOSIAL MENUJU
SISTEM MASYARAKAT YANG BERKEADILAN.
PERSPEKTIF TEORI KONFLIK MUNCUL SEBAGAI
KRITIK TERHADAP TEORI STRUKTURAL
FUNGSIONAL.
54. 54
TEORI
KONFLIK
TEORI INI MENGANDAIKAN MASYARAKAT DITANDAI
DENGAN PERSAINGAN KELOMPOK MASYARAKAT
DENGAN CIRI:
MEMILIKI ASPIRASI YANG BERBEDA SATU SAMA
LAIN.
MEMILIKI PERBEDAAN PELUANG MENDAPATKAN
AKSES KEHIDUPAN.
TIDAK MEMPEROLEH KEUNTUNGAN YANG SAMA
DARI KEHIDUPAN MASYARAKAT, MELAINKAN
BERBEDA SATU KELOMPOK DENGAN KELOMPOK
LAINNYA.
55. 55
PANDANGAN TEORI
KONFLIK
MASYARAKAT YANG LEBIH BERUNTUNG YANG
MEMPEROLEH KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN
STATUS SOSIAL, CENDERUNG MENGENDALIKAN, DAN
BAHKAN MELAKUKAN EKSPLOITASI, OPRESSI, DAN
DOMINASI TERHADAP MEREKA YANG TIDAK
BERUNTUNG.
MASYARAKAT PADA UMUMNYA TIDAK DALAM UPAYA
MEMBERI SUMBANGAN TERCIPTANYA HARMONI.
56. 56
PANDANGAN TEORI KONFLIK
LANJUTAN
PENDIDIKAN SELALU DIKENDALIKAN OLEH NEGARA.
NEGARA DALAM HAL INI BERADA DI BAWAH KENDALI
MEREKA YANG MEMILIKI KEKUASAAN. KONTROL ITU
DIARAHKAN UNTUK MEREPRODUKSI KETIDAK ADILAN
DI MASYARAKAT. DEMIKIAN PULA KONTROL NEGARA ITU
JUGA UNTUK MELEGITIMASI IDE-IDE YANG
MEMPERKUAT PRIVELESE KELOMPOK DOMINAN.
57. 57
PANDANGAN TEORI KONFLIK……2)
PENDIDIKAN MERUPAKAN SISTEM
TRANSFORMASI PENGETAHUAN YANG TIADA
LAIN BERFUNGSI SEBAGAI INSTRUMEN
TRANSFORMASI DARI HAK-HAK PRIVELESE
KELOMPOK DOMINAN. PENDIDIKAN
DISELENGGARAKAN DENGAN CARA
MEMPERTAHANKAN STATUS QUO (CONNEL DAN
WHITE, 1989).
58. 58
LANJUTAN
DI SEKOLAH ANAK-ANAK YANG BERASAL DARI
KELAS BAWAH MAKA AKAN MENJADI KELAS
BAWAH PULA KETIKA MENJADI DEWASA.
DEMIKIAN PULA MEREKA YANG DARI KELAS
MENENGAH DAN ATAS, AKAN MENJADI KELAS
MENENGAH DAN ATAS PULA KETIKA MENJADI
DEWASA. MELALUI PRAKTEK PENDIDIKAN
SEDEMIKIAN INILAH DIMUNGKINKAN
BERLANGSUNG-NYA PRIVELESE DAN
KESEJAHTERAAN BAGI KELAS ELITE.
PANDANGAN TEORI KONFLIK……3)
59. PENDEKATAN KONFLIK (KARL MARX)
• Melihat masyarakat berada dalam konflik yang
terus menerus antara kelompok dan kelas.
• Marx memusatkan perhatian pada pertentangan
antar kelas untuk pemilikan kekayaan produktif
• Perjuangan meraih kekuasaan dan penghasilan
sebagai suatu proses yang berkesinambungan.
• Para teoretisi masyarakat terikat bersama
karena kekuatan kelas atau kelompok yang
dominan.
60. LANJUTAN
Secara garis besar dalam masyarakat selalu
ada sekelompok orang yang menguasai alat
produksi yang jumlahnya sangat sedikit ( disebut
klas bourjuis) dan ada sekelompok orang yang
tidak menguasai alat produksi yang jumlahnya
sangat banyak ( sering disebut sebagai klas
proletar)
Hubungan kedua kelas itu selalu terjadi perbedaan
kepentingan. Klas atas menginginkan status quo,
sedang klas bawah, menginginkan hilangnya klas
61. Tipe Masyarakat :
1. Masyarakat Tipe Bio Sosial
2. Masyarakat Tipe Sosiokultural
Masyarakat Tipe Bio Sosial:
Yaitu masyarakat yang dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi, proteksi dan reproduksi
bergerak secara refleks biologis. Dimana
segala bakat dan kemampuan individu
diperoleh lewat proses heriditas/
pewarisan
bakat biologis
62. Masyarakat Tipe Sosiokultural
Dalam masyarakat ini segala kemampuan untuk
memenuhi hajat hidup didasarkan proses
pengalaman pengajaran.
Kemudian masa kanak2nya panjang dan
pluralisme fungsi tidak seiring dengan
polymophisme phisik, di antaranya pada
masyarakat manusia.
64. MAKROSOSIOLOGI PENDIDIKAN
Mempelajari hubungan antara institusi lain dalam
masyarakat, misalnya :
• Hubungan sosiologi pendidikan dengan politik
• Hubungan sosiologi pendidikan dengan ekonomi
• Hubungan sosiologi pendidikan dengan
ketenagakerjaan
67. FUNGSI PENDIDIKAN
1) Fungsi Manifest antara
lain
Mempersiapakan
anggota masyarakat
untuk mencari nafkah
Mengembangkan bakat
perorangan
Melestarikan budaya /
nilai
Menanambah
keterampilan
2) Fungsi Laten antara lain :
Memupuk keremajaan
Penyediaan sarana
untuk pengembangan
Menanamkan nilai baru
Mengajarkan aturan
baru
68. 68
PENCARIAN MODEL PENDIDIKAN MANAJEMEN
Art
(Visi)
Sains
(Analisis)
Soul
(Jiwa)
Craft
(Pengalaman)
Scientific Model
Harvard Model
Dengan hanya menekankan penerapan scientific model, pendidikan manajemen konvensional
mengabaikan pentingnya untuk mengkombinasikan dan menyeimbangkan art, craft, dan science
(Mintzberg, 2004), serta soul. Minztberg (2004) dan Bennis dan O’Toole (2005) menekankan adanya
kebutuhan untuk mengkombinasikan science, art dan craft dalam pendidikan manajemen (model
“profesional”). Di Indonesia, komponen soul merupakan keharusan.
Art mendorong kreativitas,
yang menghasilkan “insights”
dan “vision.”
Craft merefleksikan
“pertemuan” antara
konsep dan pengalaman.
Science
mengembangkan
cara pandang dan
cara pikir yang
teratur, analitis,
dan sistematik.
Soul mendorong kompetensi
pengelolaan dengan hati.
69. 69
Perbaikan Kualitas
Proses Pembelajaran
Beyond
Students
Beyond
Clasrooms
Beyond
Teaching
• Melibatkan manajer praktisi
yang berpengalaman;
• Meningkatkan kualitas
interaksi antara praktisi,
mahasiswa dan dosen.
Proses pendidikan manajemen
dengan para mahasiswa dan
berbagai pihak yang lebih
berpengalaman membantu
proses transfer pembelajaran
antara kelas dan tempat kerja,
meningkatkan kesiapan untuk
belajar, dan membahas
berbagai masalah yang lebih
relevan (Pfeffer & Fong, 2002).
• Menggunakan
perusahaan sebagai
tempat pembelajaran
(“teaching” companies)
(Harrigan, 1990);
• Menggunakan fasilitas
pembelajaran yang
lebih variatif.
• Menggunakan berbagai
metode pembelajaran non-
tradisional
• Meneraokan metode
pembelajaran
eksperiential yang lebih
reflektif, seperti reflection
papers, managerial
exchanges, dan tutoring,
mentoring dan monitoring
(Minztberg & Gosling 2002);
• Memasukkan komponen
klinis dan aksi.
Perbaikan Proses Pembelajaran Manajemen
70. 70
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN METODA PEMBELAJARAN
MANAJEMEN NON-TRADISIONAL
Knowing-doing gap. Pendidikan manajemen mensyaratkan
“knowledge-in-action,” yang tidak dapat dipelajarai hanya
dengan kuliah dan membaca, tetapi memerlukan penerapan
learning-by-doing. Pendidikan manajemen tidak hanya
mengajarkan capacity to know, tetapi juga mengembangkan
capacity to act.
Pengembangan judgments. Pendidikan manajemen tidak hanya
mentransfer pengetahuan, melatih kemampuan dan ketrampilan,
tetapi lebih penting mengembangkan judgments dalam
menghadapi berbagai situasi manajerial.
Kemampuan sintesis. Pendidikan manajemen tidak hanya
mengajarkan analisis fungsional, sektoral, industrial dan
sebagainya, tetapi juga sintesis – mengintegrasikan berbagai
hasil analisis.
Pembelajaran mandiri. Pendidikan manajemen harus suportif
terhadap pengembangan daya kreatif, inovatif dan sikap
pembelajaran mandiri (self-learning), terutama untuk menghadapi
lingkungan bisnis yang terus berubah (dinamik).
Interdisipliner. Pendidikan manajemen adalah multidisipliner,
menggunakan beragam perspektif, berbasis isu, dan
mengintegrasikan konsep dan praktik (pengalaman) (refelection-
in-action).
71. 71
Metode Pembelajaran Manajemen Non Tradisional
Penguasaan konsep
dan teknik
Kapasitas untuk
bertindak dan
“judgements”
Sikap dan dimensi
keperilakukan
• Metoda kasus
• Experiential learning
(experimental exercises,
kegiatan kelompok di luar
kelas, dan role playing)
• Cost-benefit exercises
• Incident cases
• Pengajaran diskusi
(discussion teaching)
• Skill Videos
• Pengajaran dengan buku
bestseller
• Penggunaan teknologi
informasi (proyek)
• Evaluasi dan kritik jurnal
• Simulasi riset
• Kunjungan perusahaan
• Internship (learning
companies)
Managerial
competencies
73. INTERAKSI DALAM PENDIDIKAN
1. Perspektif Interaksionisme dalam Pendidikan
2. Simbol-simbol dalam Interaksi
3. Kepentingan Interaksi dalam Pendidikan
4. Interaksi Pendidikan dalam ruangan
74.
75. PERSPEKTIF INTERAKSIONISME DALAM PENDIDIKAN
Teori interaksionisme (George Herbert Mead)
merupakan pengkajian sosiologi yang bersifat
mikro yaitu:
1.Teori mengkaji bagaimana seseorang
menginterprestasikan dan bertindak menurut
kemahuan masing-masing dalam masyarakat.
76. Dari aspek pendidikan, interaksionisme berfokus
kepada meneliti makna-makna yang dibentuk oleh
individu yang terlibat terutamanya guru dan murid.
Dalam interaksi pendidikan, hubungan timbal balik
antara guru (pengajar) dan murid harus
menunjukkan adanya hubungan edukatif
(mendidik), di mana interaksi itu harus diarahkan
pada suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik,
iaitu adanya perubahan tingkah laku murid ke arah
kebaikan.
77. 2. Manusia memahami sesuatu melalui pengalaman
serta peranan yang membentuk masyarakat.
3.Individu-individu tersebut berinteraksi dengan
menggunakan simbol-simbol, yang di dalamnya berisi
tanda-tanda, isyarat dan kata-kata.
80. KEPENTINGAN INTERAKSI DALAM PENDIDIKAN
Proses utama bagi guru menyampaikan
ilmu pengetahuan
Guru melaksanakan rancangan
mengajarnya mengikut objektif pelajaran
yang ditentukan.
Guru memotivasikan pelajar-pelajarnya
supaya dapat menimbulkan minat dan
perhatian dalam aktiviti P&P
Guru dapat mengenal pasti kelemahan
murid.
81. Murid dapat menyoal guru tentang
pelajaran yang tidak difahami.
Murid berpeluang untuk
mengemukan pendapat masing-
masing.
Harga diri murid dapat ditingkatkan
apabila mereka dibenarkan
memberikan pendapat.
KEPENTINGAN INTERAKSI DALAM PENDIDIKAN ….2)
82. Murid dapat melibatkan diri secara
aktif dalam proses Pembelajaran.
Keyakinan diri murid dapat dipupuk.
Sifat kepimpinan murid dapat dibina
ketika terlibat dalam perbincangan
berkelompok.
KEPENTINGAN INTERAKSI DALAM PENDIDIKAN….3)
83. Nilai-nilai murni seperti bekerjasama,
toleransi dan tolong menolong dapat
dibina.
Dapat mengurangkan tekanan murid-
murid dan menghilangkan rasa
bosan.
Masalah disiplin dapat dikurangkan
apabila murid-murid menikmati
pelajaran yang bermakna dan
menyenangkan
KEPENTINGAN INTERAKSI DALAM PENDIDIKAN…4)
84. INTERAKSI DALAM RUANGAN
INTERAKSI :
UMUM : satu proses saling bertindak antara individu dengan
pihak @ individu lain dengan pihak @ individu lain dengan
lingkungan sekitarnya
DALAM ruangan : perhubungan yang boleh berlaku antara guru
dan murid ataupun murid dengan murid ruangan : tempat
proses pengajaran dan pembelajaran berlaku
85. Contoh–contoh interaksi yang boleh berlaku
dalam ruangan ialah seperti berikut:
a.Apabila guru berkomunikasi dengan murid-
muridnya.
b.Apabila murid berkomunikasi antara satu sama
lain.
c.Apabila murid-murid membuat jawaban kerja
Kel.
d.Apabila seorang murid membuat presentase.
86. Menurut Flander(1970), terdapat jenis interaksi dalam
ruangan iaitu:
a.Interaksi di antara individu
b.Interaksi di antara dengan alam sekitar.
87. JENIS INTERAKSI DALAM RUANGAN
Interaksi sehala/tradisional
Interaksi dua hala antara guru dan murid
Interaksi dua hala antara murid dan murid
Interaksi pelbagai hala antara antara guru dengan
murid dan murid dengan murid
88. INTERAKSI SEARAH
PENDEKATAN BERPUSATKAN GURU
Guru mengajar dengan sistem pengawasan yang ketat
Semua murid pasif
Corak interaksi – guru berkomunikasi manakala murid hanya
mendengar
Perhubungan guru dan murid terbatas
Tiada interaksi antara murid
Kurang berkesan dalam pengajaran dan pembelajaran
Pendekatan ini hanya sesuai sekiranya guru sedang memberi awal
G
M M
M M
M
89. INTERAKSI DUA
ARAH
PENDEKATAN KOMUNIKASI
Aktiviti pengajaran dan pembelajaran bercorak aktif
Hubungan guru dan murid sangat dekat akibat komunikasi
terbuka
Menggalakkan murid untuk melibatkan diri dalam proses
pengajaran dan pembelajaran
G
M M
M M
M
90. INTERAKSI BERBAGAI ARAH
PEMBELAJARAN SECARA AKTIF
Guru menjadi seorang daripada peserta kelompok
Guru membenarkan perbincangan dan kerjasama antara
murid-murid
Sesuai apabia murid menjalankan sesuatu projek atau
kerja kelompok
G
M
M
M
92. • Murid dalam setiap kelompok akan berinteraksi sesama
sendiri dengan pimpinan guru.
• Suasana kerjasama, toleransi serta tolong-menolong jelas
wujud.
93. BENTUK & INTERAKSI DALAM
RUANGAN
Bagi menggalakkan interaksi antara guru dengan
murid agar mewujudkan interaksi pelbagai hala,
terdapat beberapa bentuk susunan kerusi dan meja.
Di antaranya ialah :
i) Bentuk Tradisi
ii) Tapal Kuda (Horse Shoe)
iii) Modular (KBSR)
94. BENTUK TRADISI
Merupakan susunan bersifat kaku.
Semua kerusi-meja murid-murid disusun secara
baris demi baris dalam barisan lurus.
Sekeping papan putih digantung pada dinding
berhadapan dengan murid-murid manakala sebuah
almari biasanya diletak dibelakang ruangan.
Dalam susunan tradisi ini, kebanyakan interaksi
sehala daripada guru kepada murid biasanya
berlaku.
95. Susunan Bentuk ‘Tapal Kuda’ (Horse Shoe)
Susunan bentuk ‘Tapal Kuda’ ini menggalakkan interaksi
dua arah dan interaksi pelbagai hala
Susunan bentuk ini adalah sesuai digunakan untuk
aktivitiperbincangan di antara guru dengan murid.
BENTUK TAPAL KUDA
96. BENTUK MODULAR
Susunan bentuk modular ini adalah sesuai digunakan
untuk aktiviti kelompok.
Susunannya dapat menggalakkan interaksi di antara murid
dengan murid dalam kelompok mereka terutamanya
apabila menjalankan aktiviti perbincangan, sumbangsaran,
pemulihan atau pengayaan.
97. KESIMPULAN
Interaksi ialah proses saling bertindak antara individu
dengan alam sekitarnya.
Di dalam ruangan, interaksi selalunya berlaku antara
guru -> murid, guru ->kelompok, murid ->murid.
Interaksi yang berkesan menjadikan Pembelajaran
bermakna dan menyenangkan.
98. PERTANYAAN
1. Apakah jenis interaksi di atas?
2. Apakah keberkesanan kaedah interaksi
di atas dan mengapa?
3. Nyatakan dua kepentingan interaksi.
99. 4. Apakah bentuk interaksi dalam ruangan di atas?
5. Apa jenis aktiviti yang sesuai di lakukan dalam susunan pelajar seperti ini
dalam kelas?
108. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
PADA LEVEL TINGKAT TK- SD , DENGAN MENGENALKAN BENTUK RUMAH, BAJU DAN MAKANAN
DAERAH/SUKU, BAHASA DAN TOKOH-TOKOH. PENEKANAN BAHWA MANUSIA HIDUP DI DUNIA BERAGAM
PADA LEVEL TINGKAT SD (IV-VI ) -SMP , DENGAN MENGENALKAN BENTUK CERITA, DAN MEDIA FILM
DAERAH/SUKU, BAHASA DAN TOKOH-TOKOH. PENEKANAN PENGETAHUAN AKAN KERAGAMAN DAN
MENGAJAK KETERTARIKAN PADA PENGETAHUAN MANUSIA HIDUP DI DUNIA BERAGAM
PADA LEVEL TINGKAT SMP -SMA , DENGAN MENGENALKAN BENTUK KASUS DAN DISKUSI SEPERTI
KEJADIAN KONFLIK, BOM DLL PADA DAERAH/SUKU, PEMAHAMAN PENGETAHUAN AKAN KERAGAMAN
DAN MENGAJAK KETERTARIKAN PADA PENGETAHUAN MANUSIA HIDUP DI DUNIA BERAGAM
PADA LEVEL TINGKAT PASCA SMA DAN MAHASISWA, DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN KERAGAMAN
DAERAH/SUKU, KEGIATAN SOSIAL DLL TENTANG MANUSIA HIDUP DI DUNIA BERAGAM
111. 111
TUGAS SURVE PENELITIAN
KELOMPOK: A
1. Carilah artikel atau jurnal di internet mengenai pendidikan anak-anak miskin di kota
2. Mendiskripsikan Pendidikan anak-anak miskin yang dikelola oleh Pemkot; nama, alamat,
jenis atau modelnya seperti apa, kapan berdiri, siapa yang bertanggung-jawab, siapa
pengelolanya, berapa jumlah muridnya, berasal dari kalangan mana saja, berapa jumlah
gurunya, bagaimana proses pembelajarannya, ada ujian persamaan atau tidak, rata-rata usia
berapa, kelasnya berjenjang atau tidak, dananya diperoleh dari mana saja, dan seterusnya
semakin lengkap datanya semakin baik.
3. Carilah data selengkap mungkin seperti diatas baik dengan wawancara maupun dokumen
serta foto berwarna dari lembaga Pemberdayaan Perempuan dan anak pinggiran (PPAP).
4. Carilah data tiga tahun terakhir dari tingkat SD s/d SLTA tentang jumlah anak peserta ujian,
lulus, dan putus sekolah pada salah satu keluragan/desa. Berapa jumlah sekolah baik negeri
maupun suasta dari SD s/d SLTA di lokasi survey dan sebutkan sumbernya.
Ketentuan: Nomor 1 dijilid sendiri, no. 2, 3 dan 4 dijilid jadi satu dibuat laporan diketik 1,5
spasi, time new roman 12, dilengkapi Daftar Pustaka. Cara mengutip sumber, bila buku: nama,
tahun: halaman, bila orang: nama, kapan wawancara, (yang diwawancarai pejabatnya, guru,
dan siswa).
112. 112
TUGAS SURVE PENELITIAN
KELOMPOK: B
1.Carilah artikel atau jurnal di internet mengenai pendidikan anak-anak miskin di kota
2. Mendiskripsikan Pendidikan anak-anak putus sekolah dan bekerja yang dikelola oleh
Dinsosnakertrans ; nama, alamat, jenis atau modelnya seperti apa, kapan berdiri, siapa yang
bertanggung-jawab, siapa pengelolanya, berapa jumlah muridnya, berasal dari kalangan mana
saja, berapa jumlah gurunya, bagaimana proses pembelajarannya, ada ujian persamaan atau
tidak, rata-rata usia, kelasnya berjenjang atau tidak, dananya diperoleh dari mana saja, dan
seterusnya semakin lengkap datanya semakin baik.
3.Carilah data selengkap mungkin seperti diatas baik dengan wawancara maupun dokumen serta
foto berwarna dari salah satu Lembaga.
4. Carilah data tiga tahun terakhir dari tingkat SD s/d SLTA tentang jumlah anak peserta ujian,
lulus, dan putus sekolah pada salah satu kelurahan. Sebutkan berapa jumlah Perguruan Tinggi
baik negeri maupun suasta di lokasi survey, sebutkan sumbernya.
Ketentuan: Nomor 1 dijilid sendiri, no. 2, 3 dan 4 dijilid jadi satu dibuat laporan diketik 1,5 spasi,
time new roman 12, dilengkapi Daftar Pustaka. Cara mengutip sumber, bila buku: nama, tahun:
halaman, bila orang: nama, kapan wawancara, (yang diwawancarai pejabatnya, guru, dan siswa).
113. 113
TUGAS SURVE PENELITIAN
KELOMPOK: C
1.Carilah artikel atau jurnal di internet mengenai pendidikan anak-anak miskin di kota
2. Diskripsikan , Pendampingan dan pelayanan anak-anak di salah satu lembaga; nama,
alamat, jenis atau modelnya seperti apa, kapan berdiri, siapa yang bertanggung-jawab,
siapa pengelolanya, berapa jumlah muridnya, berasal dari kalangan mana saja, berapa
jumlah gurunya, bagaimana proses pembelajarannya, ada ujian persamaan atau tidak,
rata-rata usia berapa, kelasnya berjenjang atau tidak, dananya diperoleh dari mana saja,
dan seterusnya semakin lengkap datanya semakin baik.
3.Carilah data selengkap mungkin seperti diatas baik dengan wawancara maupun
dokumen serta foto berwarna dari Lemabag tersebut.
4. Carilah data tiga tahun terakhir dari tingkat SD s/d SLTA tentang jumlah anak peserta
ujian, lulus, dan putus sekolah pada salah satu kelurahan/desa. Berapa jumlah jenis
pendidikan luar sekolah serta namanya di lokasi survey, sebutkan sumbernya.
Ketentuan: Nomor 1 dijilid sendiri, no. 2, 3 dan 4 dijilid jadi satu dibuat laporan diketik
1,5 spasi, time new roman 12, dilengkapi Daftar Pustaka. Cara mengutip sumber, bila
buku: nama, tahun: halaman, bila orang: nama, kapan wawancara, (yang diwawancarai
pejabatnya, guru, dan siswa).