Dokumen ini membahas tentang sistem pengambilan keputusan, mencakup definisi, jenis, tahapan proses pengambilan keputusan, dan sarana pengambilan keputusan seperti rapat dan brainstorming. Dokumen ini juga membahas penggunaan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan politis seperti pemilihan umum.
1. TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dosen Pembimbing :
Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si., CMA.
Disusun oleh :
Ririh Rahmah Putri - 43218110055
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2. Abstrak
Berisi tentang kajian teori dan implementasi/penerapan yang ada di perusahaan. Abstrak
memuat masalah, dan ringkasan pada abstrak ini sudah memuat masalah yang ada di judul,
yaitu mengenai bagaimana proses penerapan, hambatan dan tantangan pada sistem infomasi untuk
Pengguna dan Pengembang Sistem .tersebut. tujuan dari artikel ini untuk melihat penerapan Sistem
Pengambilan Keputusan
Pendahuluan
Teknologi informasi merupakan salah satu solusi yang mampu menjawab kebutuhan atas
kelengkapan informasi sebuah perusahaan, dimana teknologi informasi dapatmengakomodasi proses
bisnis dari hulu ke hilir. Kapasitas teknologi informasi yang mampu mengolah masukan dengan
melakukan pengumpulan, klasifikasi, hingga analisis terhadap data membuatbanyak perusahaan
tertarik untuk melakukan investasi di bidang teknologi ini agar mampu mendapatkan dasar
pengambilan keputusan yang cepatserta komprehensif.
Teknologi Informasi adalah teknologi komputer yang digunakan untuk mengolah data,
meliputi mendapatkan data, memprosesnya, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yang dapat digunakan untuk keperluan
pribadi, bisnis, maupun pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan
keputusan.
Literatur teori
Teori ini memuat tentang teori teori yang memperkuathasil penelitian , uraian teori yang
disusun bisa dengan kata kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut,
dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu kutipan langsung tanpa mengubah kata –
kata atau tanda bacaaan, kemudian dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan , teori – teori dan
temuan – temuan itu harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan,
kegunaannya adalah untuk bahan acuan penelitian . Dalam jurnal ini kajian teori literatur dan teori
sudah sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat memperkuathasil penelian.
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Keputusan adalah tindakan pilihan diantara alternatif untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang interaktif,
membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna memecahkan
masalah. Sistem pengambilan keputusan muncul pada tahun 1971, sistem ini dikenalkan oleh Michael
S. Scott Morton, G. Athony Gorry dan Peter G.W. Keen dari Massachussets Institute of Technology
(MIT).
3. Menurut Sudirman dan Widjajani ( 1996 ), perkembangan sistem pendukung keputusan
meliputi:
1. Sistem pendukung keputusan kelompok atau Group Decision Support Systems ( GDSS )
adalah suatu sistem berbasis komputer untuk membantu secara interaktif dalam membuat
keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak terstruktur bagi kelompok pembuat
keputusan yang bekerja bersama-sama.
2. Sistem pendukung keputusan eksekutif atau excexutive support systems ( ESS ) adalah
sistem pendukung komprehensif yang mempunyai kemampuan lebih dari melayani
kebutuhan informasi eksekutifpuncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi
dan laporan manajemen.
3. Sistem pendukung keputusan organisasi atau organizational decision support
systems.Terdapat empat fase pendekatan formal dari sistem ini, yaitu dua fase pertama
adalah strukturlisasi dan pembentukan kerangka pengembangan sistem. Fase ketiga
merupakan prototype ( model atau simulasi dari semua aspek yang akan dikembangkan ).
Fase ke empat merupakan implementasi.
Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting. Oleh
karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin.
Penting, oleh karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan
bisa merugikan organisasi.
B. Jenis-Jenis, Tahapan dan Langkah Dalam Proses Pengambilan Keputusan.
1. Jenis-jenis Keputusan
A. Keputusan berdasarkan struktur organisasai
1) Keputusan Administratif
adalah keputusan yang diambil oleh seorang administrator/manajer puncak sebagai pucuk
pimpinan organisasi.
2) Keputusan Eksekutif
adalah keputusan yang diambil oleh manajer eksekutif ( pelaksana ) dalam rangka
meneruskan gagasan administrator dalam fungsinya sebagai koordinator yang
mengkoordinasikan para manajer operatif.
3) Keputusan Operatif
adalah keputusan yang diambil oleh manajer operatif dalam rangka pelaksanaan gagasan,
arahan, dan panduan manajer eksekutif.
4) Keputusan Teknis. Keputusan ini derajatnya paling rendah yang diambil oleh para
pengawas atau mandor. Sesuai dengan namanya, keputusan ini mengenai masalah-
masalah teknis.
B. Keputusan berdasarkan kondisi dan situasi
1. Keputusan menurut sistem
Yaitu model sistem dimana keputusan diambil sifatnya tertutup dan terbuka.
(a)Sistem keputusan tertutup ( closed decision system )
Sistem ini menganggap bahwa keputusan terisolasikan dari input-input yang tidak diketahui
dari lingkungan.
(b) Sistem keputusan terbuka ( open decision system )
4. Keputusan ini dipengaruhi oleh lingkungan, dan pada gilirannya proses keputusan
mempengaruhi lingkungan.
2. Keputusan mnurut urgensi
(a) Keputusan Vital adalah keputusan yang sangat penting yang menentukan berhasil
tidaknya suatu usaha
(b) Keputusan penting adalah keputusan yang menghindarkan kerugian, baik kerugian
uang, waktu, benda maupun tenaga.
(c) Keputusan biasa adalah keputusan yang tidak begitu mendesak, yang kalau perlu
dapat ditunda untuk sementara waktu.
(d) Keputusan formalitas adalah keputusan yang jika dilaksanakan, tidak menimbulkan
akibat apa-apa.
3. Keputusan menurut efek
A. Keputusan managerial adalah keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan suatu
pekerjaan, yang diambil untuk mengakhiri masalah yang berkaitan dengan pengelolaan
pekerjaan tersebut.
B. Keputusan teknis adalah keputusan yang diambil untuk menaggulangi masalah teknis
pekerjaan.
C. Keputusan ekonomis adalah keputusan yang mempunyai efek ekonomis untuk mengakhiri
masalah-masalah ekonomis.
D. Keputusan yuridis adalah keputusan yang bersifat yuridis dan mempunyai efek yuridis
E. Keputusan politis adalah keputusan yang mempunyai efek pilitis, yang dapat berpengaruh
pada bidang politik.
4. Keputusan menurut daya laku
A. Keputusan definitif adalah keputusan yang pasti dan final, yang tidak perlu ditinjau kembali
B. Keputusan sementara adalah keputusan yang belum final, yang sewaktu-waktu dapat
ditinjau kembali
C. Keputusan darurat adalah keputusan yang diambil karena keadaan terpaksa.
5. Keputusan menurut frekuensi
A. Keputusan insidental adalah keputusan yang diambil secara tiba-tiba disebabkan situasi
menghendaki demikian
B. Keputusan rutin adalah keputusan yang dilakukan berulang-ulang secara tetap
6. Keputusan menurut kemampuan organisasi
A. Keputusan terperogram adalah keputusan yang dapat diprakhususkan dengan suatu
perangkat peraturan atau tatacara keputusan.
B. Keputusan tak terperogram adalah keputusan yang berlangsung hanya satu kali.
2. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
A. Tahap pemahaman ( Intellegence )
yaitu proses pemahaman terhadap masalah dengan mengidentifikasi dan mempelajari
masalah terhadap lingkungan yang memerlukan keputusan dari data dan fakta yang ada,
mengolah data dan mengujinya untuk dijadikan petunjuk dalam menemukan masalah yang
sebenarnya sehingga diharapkan dapat mempermudah mencari solusinya.
B. Tahap perancangan ( Design )
5. adalah proses pengembangan, analisis, dan pencarian alternatif tindakan atau solusi yang
mungkin diambil.
C. Tahap pemilihan ( Choice )
yaitu proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perancangan
untuk menentukan arah tindakan dengan memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan
yang akan dicapai pada tahap implementasi.
D. Tahap penerapan ( Implementation )
yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan alternatif tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan yang telah diidentifikasikan.
3. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah yang
rumit dan sulit.
A. Identifikasi masalah
Dalam proses pengambilan keputusan, pertama-tama masalahnya harus benar-benar
jelas, harus jelas pula perumusannya.
B. Pengumpulan data
Untuk memecahkan masalah, data sangat diperlukan, karena inilah pentingnya sistem
informasi dalam suatu manajemen.
C. Analisis data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis, sesuai dengan
pertanyaan yang dirumuskan pada tahap identifikasi masalah tadi.
D. Penentuan alternatif
Data yang sudah dianalisa tadi menimbulkan beberapa alternatif jawaban yang harus
diambil salah satu yang menurut pertimbangan paling baik.
E. Pelaksanaan alternatif
Jika alternatif telah diputuskan, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan
alternatif tersebut yang menghendaki direalisasikannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan.
F. Penilaian
Penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir proses pengambilan keputusan. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok dengan perencanaan.
C. Sarana pengambilan keputusan
Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis.
Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun juga dianggap lebih baik dari pada gaya kepemimpinan otokratis
atau kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut, keputusan yang diambil
merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan keputusan nanti turut memutuskan, ikut
menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka bertanggung jawab secara bersama-sama.
Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka membawa serta orang lain dalam mengambil
keputusan, seorang manajer dapat mengadakan:
1. Rapat (meeting)
Dalam organisasi kekaryaan, rapat dapat bertarap rapat pimpinan/direksi atau rapat pegawai.
Rapat mana yang akan diselenggarakan tergantung pada besar kecilnya masalah yang akan
dipecahkan. Sudah tentu masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah yang sifatnya
managerial yang menyangkut kebijakan pimpinan.
6. Rapat apapun juga dalam suatu organisasi kekaryaan harus ada yang memimpin dengan
otoritas si pemimpin yang bervariasi sesuai dengan formal atau tidak formalnya rapat. Sejauh mana
otoritasnya itu tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Yang penting ialah bahwa kalau ia
menginginkan gagasan, ia harus menciptakan suasana permisif. Yaitru suasana yang memberikan
keleluasaan kepada pegawai eselon rendahan untuk bicara secara bebas.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari rapat itu, yakni:
a. Masalah yang akan dpecahkan akan menjadi lebih jelas, karena dikupas dalam forum
terbuka.
b. Pertukaran pengetahuan dan penga;laman diantara para peserta rapat akan dapat
menghasilkan pemecahan cara pemecahan masalah yang lebih mantap.
c. Akan timbul banyak alternative, sehingga dapat dipilih salah satu yang paling kecil
resikonya.
d. Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan diantara para pegawai, sehinga akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar.
e. Akan dikembangkan jiwa demokrasi.
2. Curah saran (brainstorming)
Curah saran adalah suatu cara untuk mendapatkan banyak gagasan dari sekelompok manusia
dalam waktu yang sangat singkat. Curah saran merupakan tata cara untuk menggalakkan kreativitas
dalam suatu kelompok dengan menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang merintangi
pengekspresian gagasan yang baru dan kreatif.
Contohnya saja pengambilan keputusan berbasiskan SIM adalah dalam kenaikan pangkat, dan
juga sistem penghitungan suara dalam pemilihan umum (pemilu). Yang mana kepastian mengenai
jumlah suara yang diperoleh masing-masing kontestan di dalam pemilu sangat penting di dalam
melihat aspirasi masyarakat, setidak-tidaknya aspirasi yang terlihat dari partai yang mendapat suara
terbanyak untuk meneruskan program-program pembangunan. Seiring dengan upaya untuk terus
mengembangkan sistem pemilu yang demokratis, penghitungan suara yang efisien dan akurat akan
sangat menentukan bagi penentuan keputusan nasional mengenai jatah kursi bagi wakil-wakil rakyat
yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat.
Karena itu keputusan yang didukung oleh sistem ini merupakan keputusan politis yang sangat
amat strategis. Pembahasan mengenai komputerisasi penghitungan suara dalam Pemilu tidak akan
dilakukan sampai sangat rinci karena memang terbatasnya referensi yang terdokumentasi. Dalam hal
ini referensi pokok yang diambil adalah tulisan dari seorang staff pengolahan data profesional yang
pernah terlibat langsung di Posko (Pos Komando) penghitungan suara Pemilu (C.S. anomdipoetro,
1987).
Tugas penghitungan suara hasil Pemilu dilaksanakan terutama oleh Lembaga Pemilihan
Umum (LPU) di bawah pengawasan Departemen Dalam Negeri. LPU menugasi posko yang berisi staff
terdiri beberapa komponen utama, yaitu :
1. Bakorsiskom (Badan Koordinasi Sistem Telekomunikasi), dibentuk terutama untuk
menangani sistem telekomunikasi yang menunjang penghitungan suara sejak dari
Panitia Pemilihan Daerah (PPD) pada setiap jenjang hingga LPU pusat.
2. Situng (Sistem Informasi Penghitungan Suara), bertanggungjawab dalam
pemakaian komputer untuk tugas penghitungan suara yang menyangkut
penyimpanan dan pengolahan data.
3. Sekretariat (LPU), adalah pemilik data resmi dan pemakai hasil olahan yang
komputer. Bertugas untuk memantau penghitungan suara secara online sejak
pemungutan suara dilakukan hingga diperolehnya data final.
7. Kelambatan penghitungan suara biasanya terjadi pada tahap ini berhubung dengan begitu luas
dan beragamnya wilayah pemungutan suara di Indonesia. Untuk daerah kepulauan seperti Maluku,
misalnya, penyerahan dari TPS ke PPS di sebagian Kecamatan ada yang sampai memakan waktu 5
hari atau terkadang lebih, tergantung pada keadaan angin laut. Maka salah satu kesimpulan yang
dapat ditarik dari pengumpulan data ini ialah bahwa efisiensi pengolahan data bukan hanya tergantung
kepada prosesor atau perangkat kerasnya, tetapi juga setiap mata rantai pengolahan data. Dalam hal
ini terlihat bahwa tahap raw-data processing (pengolahan data mentah) sangat menentukan kecepatan
dan efisiensi pengolahan data secara keseluruhan.
Dari PPS, data suara dikirim ke PPD Tingkat II dan selanjutnya ke PPD I. Pengolahan data
pada tahapan ini dimungkinkan lebih cepat karena kebanyakan instansi sudah memiliki fasilitas
telekomunikasi seperti telepon, teleks dan facsimile.
Komputerisasi penghitungan suara Pemilu sesungguhnya barulah terjadi di LPU pusat. Data
diterima oleh Senkom (Sentral Komunikasi, satuan di bawah Bakorsiskom) dan selanjutnya dikirim ke
sekretariat posko. Dari sini data dikirim ke input control (satuan di bawah situng), kemudian ke data-
entry unit yang selanjutnya merekam ke komputer. Langkah berikutnya adalah pengolahan yang
dilakukan oleh satuan Maintenance, sedangkan Output Control akan menyampaikan hard-copy kepada
Sekretariat Posko untuk kemudian didistribusikan ke pejabat atau pimpinan maupun media massa
melalui Humas LPU.
Ditinjau dari segi sistem informasi, Sistem Informasi Pemilihan Umum (SIPU) menghasilkan
empat elemen sistem informasi, yaitu : SILIH (Sistem Informasi Pemilih), SILON (Sistem Informasi
Calon), SISURA (Sistem Informasi Surat Suara).
Sebagai suatu sistem yang melibatkan instansi-instansi pusat dan daerah, khususnya dari
jajaran Departemen Dalam Negeri, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam sistem Penghitungan
Pemilu. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah manajemen data, komunikasi data, dan penyiapan
pelatihan bagi staff yang bekerja di dalam proses penghitungan suara.
Keputusan-keputusan terprogram sesungguhnya cukup mudah dilakukan untuk melakukan
penghitungan suara dengan ditunjang perkakas komputer. Oleh sebab itu kerjasama yang baik dalam
manajemen pengolahan data antara programmer dengan pembuat keputusan untuk sistem
penghitungan suara benar-benar menentukan.
Kesimpulan
Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna
memecahkan masalah. Hasil keputusan penting akan merupakan informasi penting bagi manajemen,
baik untuk tahap perencanaan, penggiatan, ataupun pengawasan. Penyampaian atau penyebaran
informasi kepada khalayak, baik khalayak intern maupun khalayak ekstern, yang dilaksanakan dengan
sistem yang mapan dan mantap, akan merupakan bantuan yang besar bagi lancarnya manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
"Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana"
"Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3).
http://syukronhamdani.blogspot.com/2017/10/makalah-sistem-pengambilan-keputusan_21.html
http://ayunovita238.blogspot.com/2013/11/makalah-pengambilan-keputusan.html