1. TUGAS ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen Pembimbing : Yananto Mihadi Putra, S.E, M.Si, CMA,CAP
Disusun Oleh :
RANIA JUITA ( 43219110113 )
FAKULTAS EKONOMI BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019 – 2020
2. ARTIKEL SIM SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Abstrak
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis software yang dimaksudkan untuk
membantu manajer dalam pengambilan keputusan dengan mengakses sejumlah besar informasi
yang dihasilkan dari berbagai sistem informasi terkait yang terlibat dalam proses bisnis organisasi,
seperti sistem automatis kantor, sistem pemrosesan transaksi, dan lain-lain. DSS menggunakan
ringkasan informasi, pengecualian, pola, dan tren menggunakan model analisis. Sistem pendukung
keputusan membantu dalam pembuatan keputusan namun tidak harus memberikan keputusan itu
sendiri. Para pengambil keputusan mengumpulkan informasi yang berguna dari data mentah,
dokumen, pengetahuan pribadi, dan / atau model bisnis untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
Pendahuluan
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap
orang dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lebih akurat, berkualitas dan cepat. Setiap
organisasai dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan
berbagai aktifitasnya secara elektronis. Para Manager di berbagai organisasi juga diharapkan dapat
dengan mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan
teknologi informasi yang tersedia.
Pemanfaatan teknologi informasi ini dikaitkan dengan pentingnya dalam proses
pengambilan keputusan manajemen. Dapat kita ketahui bahwa masih kurangnya organisasi baik
pada sektor publik maupun organisasi pada sektor swasta yang menerapkan sistem informasi
manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya pada organisasi pemerintah daerah.
Berdasarkan latar belaknag di atas, maka kami akan membahas mengenai pengambilan keputusan
yang berbasiskan pada sistem informasi manajemen.
Literatur Teori
3. Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang
dicapai melalui pengalaman (knowledge). Tetapi dengan semakin bertumbuhnya tingkat
kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih
sulit. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan
informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
Pembahasan
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Keputusan adalah tindakan pilihan diantara alternatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna
memecahkan masalah. Sistem pengambilan keputusan muncul pada tahun 1971, sistem ini
dikenalkan oleh Michael S. Scott Morton, G. Athony Gorry dan Peter G.W. Keen dari
Massachussets Institute of Technology (MIT).
Menurut Sudirman dan Widjajani ( 1996 ), perkembangan sistem pendukung keputusan
meliputi:
1. Sistem pendukung keputusan kelompok atau Group Decision Support Systems ( GDSS )
adalah suatu sistem berbasis komputer untuk membantu secara interaktif dalam membuat
keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak terstruktur bagi kelompok pembuat keputusan
yang bekerja bersama-sama.
2. Sistem pendukung keputusan eksekutif atau excexutive support systems ( ESS ) adalah
sistem pendukung komprehensif yang mempunyai kemampuan lebih dari melayani kebutuhan
informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan
manajemen.
3. Sistem pendukung keputusan organisasi atau organizational decision support systems.
Terdapat empat fase pendekatan formal dari sistem ini, yaitu dua fase pertama adalah strukturlisasi
dan pembentukan kerangka pengembangan sistem. Fase ketiga merupakan prototype ( model atau
simulasi dari semua aspek yang akan dikembangkan ). Fase ke empat merupakan implementasi.
4. Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting. Oleh
karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin.
Penting, oleh karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil
keputusan bisa merugikan organisasi.
Jenis-Jenis, Tahapan dan Langkah Dalam Proses Pengambilan Keputusan.
1. Jenis-jenis Keputusan
a. Keputusan berdasarkan struktur organisasai
1) Keputusan Administratif adalah keputusan yang diambil oleh seorang
administrator/manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi.
2) Keputusan Eksekutif adalah keputusan yang diambil oleh manajer eksekutif
( pelaksana ) dalam rangka meneruskan gagasan administrator dalam fungsinya
sebagai koordinator yang mengkoordinasikan para manajer operatif.
3) Keputusan Operatif adalah keputusan yang diambil oleh manajer operatif
dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan panduan manajer eksekutif.
4) Keputusan Teknis. Keputusan ini derajatnya paling rendah yang diambil oleh
para pengawas atau mandor. Sesuai dengan namanya, keputusan ini mengenai
masalah-masalah teknis.
b. Keputusan berdasarkan kondisi dan situasi
1) Keputusan menurut sistem Yaitu model sistem dimana keputusan diambil
sifatnya tertutup dan terbuka.
(a) Sistem keputusan tertutup ( closed decision system ) Sistem ini
menganggap bahwa keputusan terisolasikan dari input-input yang tidak
diketahui dari lingkungan.
(b) Sistem keputusan terbuka ( open decision system ) Keputusan ini
dipengaruhi oleh lingkungan, dan pada gilirannya proses keputusan
mempengaruhi lingkungan.
2) Keputusan mnurut urgensi
(a) Keputusan Vital adalah keputusan yang sangat penting yang menentukan berhasil
tidaknya suatu usaha
5. (b) Keputusan penting adalah keputusan yang menghindarkan kerugian, baik kerugian
uang, waktu, benda maupun tenaga.
(c) Keputusan biasa adalah keputusan yang tidak begitu mendesak, yang kalau perlu
dapat ditunda untuk sementara waktu.
(d) Keputusan formalitas adalah keputusan yang jika dilaksanakan, tidak menimbulkan
akibat apa-apa.
3) Keputusan menurut efek
(a) Keputusan managerial adalah keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan suatu
pekerjaan, yang diambil untuk mengakhiri masalah yang berkaitan dengan pengelolaan
pekerjaan tersebut.
(b) Keputusan teknis adalah keputusan yang diambil untuk menaggulangi masalah teknis
pekerjaan.
(c) Keputusan ekonomis adalah keputusan yang mempunyai efek ekonomis untuk
mengakhiri masalah-masalah ekonomis.
(d) Keputusan yuridis adalah keputusan yang bersifat yuridis dan mempunyai efek yuridis
(e) Keputusan politis adalah keputusan yang mempunyai efek pilitis, yang dapat
berpengaruh pada bidang politik.
4) Keputusan menurut daya laku
(a) Keputusan definitif adalah keputusan yang pasti dan final, yang tidak perlu ditinjau
kembali
(b) Keputusan sementara adalah keputusan yang belum final, yang sewaktu-waktu dapat
ditinjau kembali
(c) Keputusan darurat adalah keputusan yang diambil karena keadaan terpaksa.
5) Keputusan menurut frekuensi
(a) Keputusan insidental adalah keputusan yang diambil secara tiba-tiba disebabkan
situasi menghendaki demikian
(b) Keputusan rutin adalah keputusan yang dilakukan berulang-ulang secara tetap
6) Keputusan menurut kemampuan organisasi
(a) Keputusan terperogram adalah keputusan yang dapat diprakhususkan dengan suatu
perangkat peraturan atau tatacara keputusan.
(b) Keputusan tak terperogram adalah keputusan yang berlangsung hanya satu kali.
6. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Tahap pemahaman ( Intellegence )
yaitu proses pemahaman terhadap masalah dengan mengidentifikasi dan mempelajari masalah
terhadap lingkungan yang memerlukan keputusan dari data dan fakta yang ada, mengolah data dan
mengujinya untuk dijadikan petunjuk dalam menemukan masalah yang sebenarnya sehingga
diharapkan dapat mempermudah mencari solusinya.
b. Tahap perancangan ( Design )
adalah proses pengembangan, analisis, dan pencarian alternatif tindakan atau solusi yang mungkin
diambil.
c. Tahap pemilihan ( Choice )
yaitu proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perancangan untuk
menentukan arah tindakan dengan memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan
dicapai pada tahap implementasi.
d. Tahap penerapan ( Implementation )
yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan alternatif tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan yang telah diidentifikasikan.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah yang
rumit dan sulit.
a. Identifikasi masalah
Dalam proses pengambilan keputusan, pertama-tama masalahnya harus benar-benar jelas, harus
jelas pula perumusannya.
b. Pengumpulan data
Untuk memecahkan masalah, data sangat diperlukan, karena inilah pentingnya sistem informasi
dalam suatu manajemen.
c. Analisis data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis, sesuai dengan pertanyaan yang
dirumuskan pada tahap identifikasi masalah tadi.
d. Penentuan alternatif
7. Data yang sudah dianalisa tadi menimbulkan beberapa alternatif jawaban yang harus diambil salah
satu yang menurut pertimbangan paling baik.
e. Pelaksanaan alternatif
Jika alternatif telah diputuskan, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan alternatif tersebut
yang menghendaki direalisasikannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan.
f. Penilaian
Penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir proses pengambilan keputusan. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok dengan perencanaan.
Sarana pengambilan keputusan
Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus melaksanakan gaya kepemimpinan
demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun juga dianggap lebih baik dari pada gaya
kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis
tersebut, keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan
keputusan nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka
bertanggung jawab secara bersama-sama.
Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka membawa serta orang lain dalam
mengambil keputusan, seorang manajer dapat mengadakan:
1. Rapat (meeting)
Dalam organisasi kekaryaan, rapat dapat bertarap rapat pimpinan/direksi atau rapat
pegawai. Rapat mana yang akan diselenggarakan tergantung pada besar kecilnya masalah yang
akan dipecahkan. Sudah tentu masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah yang
sifatnya managerial yang menyangkut kebijakan pimpinan.
Rapat apapun juga dalam suatu organisasi kekaryaan harus ada yang memimpin dengan
otoritas si pemimpin yang bervariasi sesuai dengan formal atau tidak formalnya rapat. Sejauh mana
otoritasnya itu tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Yang penting ialah bahwa kalau ia
menginginkan gagasan, ia harus menciptakan suasana permisif. Yaitru suasana yang memberikan
keleluasaan kepada pegawai eselon rendahan untuk bicara secara bebas.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari rapat itu, yakni :
a. Masalah yang akan dpecahkan akan menjadi lebih jelas, karena dikupas dalam forum
terbuka.
8. b. Pertukaran pengetahuan dan penga;laman diantara para peserta rapat akan dapat
menghasilkan pemecahan cara pemecahan masalah yang lebih mantap.
c. Akan timbul banyak alternative, sehingga dapat dipilih salah satu yang paling kecil
resikonya.
d. Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan diantara para pegawai, sehinga akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar.
e. Akan dikembangkan jiwa demokrasi.
Curah saran (brainstorming)
Curah saran adalah suatu cara untuk mendapatkan banyak gagasan dari sekelompok
manusia dalam waktu yang sangat singkat. Curah saran merupakan tata cara untuk menggalakkan
kreativitas dalam suatu kelompok dengan menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang
merintangi pengekspresian gagasan yang baru dan kreatif.
Contohnya saja pengambilan keputusan berbasiskan SIM adalah dalam kenaikan pangkat,
dan juga sistem penghitungan suara dalam pemilihan umum (pemilu). Yang mana kepastian
mengenai jumlah suara yang diperoleh masing-masing kontestan di dalam pemilu sangat penting
di dalam melihat aspirasi masyarakat, setidak-tidaknya aspirasi yang terlihat dari partai yang
mendapat suara terbanyak untuk meneruskan program-program pembangunan. Seiring dengan
upaya untuk terus mengembangkan sistem pemilu yang demokratis, penghitungan suara yang
efisien dan akurat akan sangat menentukan bagi penentuan keputusan nasional mengenai jatah
kursi bagi wakil-wakil rakyat yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Karena itu keputusan
yang didukung oleh sistem ini merupakan keputusan politis yang sangat amat strategis.
Pembahasan mengenai komputerisasi penghitungan suara dalam Pemilu tidak akan dilakukan
sampai sangat rinci karena memang terbatasnya referensi yang terdokumentasi. Dalam hal ini
referensi pokok yang diambil adalah tulisan dari seorang staff pengolahan data profesional yang
pernah terlibat langsung di Posko (Pos Komando) penghitungan suara Pemilu (C.S. anomdipoetro,
1987).
Tugas penghitungan suara hasil Pemilu dilaksanakan terutama oleh Lembaga Pemilihan
Umum (LPU) di bawah pengawasan Departemen Dalam Negeri. LPU menugasi posko yang berisi
staff terdiri beberapa komponen utama, yaitu :
9. 1. Bakorsiskom (Badan Koordinasi Sistem Telekomunikasi), dibentuk terutama untuk
menangani sistem telekomunikasi yang menunjang penghitungan suara sejak dari Panitia
Pemilihan Daerah (PPD) pada setiap jenjang hingga LPU pusat.
2. Situng (Sistem Informasi Penghitungan Suara), bertanggungjawab dalam pemakaian
komputer untuk tugas penghitungan suara yang menyangkut penyimpanan dan pengolahan data.
3. Sekretariat (LPU), adalah pemilik data resmi dan pemakai hasil olahan yang komputer.
Bertugas untuk memantau penghitungan suara secara online sejak pemungutan suara dilakukan
hingga diperolehnya data final.
Kelambatan penghitungan suara biasanya terjadi pada tahap ini berhubung dengan begitu
luas dan beragamnya wilayah pemungutan suara di Indonesia. Untuk daerah kepulauan seperti
Maluku, misalnya, penyerahan dari TPS ke PPS di sebagian Kecamatan ada yang sampai memakan
waktu 5 hari atau terkadang lebih, tergantung pada keadaan angin laut. Maka salah satu kesimpulan
yang dapat ditarik dari pengumpulan data ini ialah bahwa efisiensi pengolahan data bukan hanya
tergantung kepada prosesor atau perangkat kerasnya, tetapi juga setiap mata rantai pengolahan
data. Dalam hal ini terlihat bahwa tahap raw-data processing (pengolahan data mentah) sangat
menentukan kecepatan dan efisiensi pengolahan data secara keseluruhan.
Dari PPS, data suara dikirim ke PPD Tingkat II dan selanjutnya ke PPD I. Pengolahan data
pada tahapan ini dimungkinkan lebih cepat karena kebanyakan instansi sudah memiliki fasilitas
telekomunikasi seperti telepon, teleks dan facsimile.
Komputerisasi penghitungan suara Pemilu sesungguhnya barulah terjadi di LPU pusat.
Data diterima oleh Senkom (Sentral Komunikasi, satuan di bawah Bakorsiskom) dan selanjutnya
dikirim ke sekretariat posko. Dari sini data dikirim ke input control (satuan di bawah situng),
kemudian ke data-entry unit yang selanjutnya merekam ke komputer. Langkah berikutnya adalah
pengolahan yang dilakukan oleh satuan Maintenance, sedangkan Output Control akan
menyampaikan hard-copy kepada Sekretariat Posko untuk kemudian didistribusikan ke pejabat
atau pimpinan maupun media massa melalui Humas LPU.
Ditinjau dari segi sistem informasi, Sistem Informasi Pemilihan Umum (SIPU)
menghasilkan empat elemen sistem informasi, yaitu : SILIH (Sistem Informasi Pemilih), SILON
(Sistem Informasi Calon), SISURA (Sistem Informasi Surat Suara).
10. Sebagai suatu sistem yang melibatkan instansi-instansi pusat dan daerah, khususnya dari
jajaran Departemen Dalam Negeri, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam sistem
Penghitungan Pemilu. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah manajemen data, komunikasi data,
dan penyiapan pelatihan bagi staff yang bekerja di dalam proses penghitungan suara.
Keputusan-keputusan terprogram sesungguhnya cukup mudah dilakukan untuk melakukan
penghitungan suara dengan ditunjang perkakas komputer. Oleh sebab itu kerjasama yang baik
dalam manajemen pengolahan data antara programmer dengan pembuat keputusan untuk sistem
penghitungan suara benar-benar menentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto, A., Hikmah, D., & Nashar, Muhammad. (2015). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Universitas Mercu Buana. Yogyakarta: Sibuku Media
Mcleod, Raymond. (2004). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems. USA: Pearson/Prentice
Hall.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management Information System. Pearson Education
India.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management Information Systems: Managing The Digital
Firm. Pearson.
O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management Information Systems (Vol. 6). McGraw-
Hill Irwin.
O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2005). Introduction to Information Systems (Vol. 13). New
York City, USA: McGraw-Hill/Irwin.