5. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak
kenikmatan kepada kita sehingga bahan ajar pendidikan dapat diselesaikan oleh Tim
Penyusun di lingkungan Politeknik Keuangan Negara STAN.
Bahan ajar pendidikan ini merupakan salah satu media yang dapat digunakan
oleh mahasiswa dan dosen dalam kegiatan perkuliahan. Selain itu, bahan ajar ini
merupakan hasil kerja keras dari Tim Penyusun yang terdiri atas dosen, praktisi, dan
pegawai PKN STAN yang telah memberikan ilmu dan waktunya sehingga
tersusunlah sumber belajar yang sangat kaya.
Dengan demikian, saya mengimbau kepada seluruh sivitas akademika
Politeknik Keuangan Negara STAN, khususnya mahasiswa, untuk memanfaatkan
bahan ajar pendidikan ini sebaik mungkin. Selain sebagai sumber belajar yang dapat
meningkatkan pengetahuan, inovasi, dan keterampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan studi di PKN STAN, bahan ajar ini juga menjadi bekal untuk
mendukung kinerja pada saat Kalian memasuki lingkungan kerja.
Ucapan terima kasih sekali lagi saya sampaikan kepada seluruh Tim
Penyusun dan semua pihak yang membantu sehingga bahan ajar pendidikan ini
dapat terealisasi penerbitannya. Semoga Allah selalu memberikan nikmat dan
karunia-Nya kepada kita agar kita dapat memberikan hal-hal yang positif dalam
meningkatkan pengetahuan terkait pengelolaan keuangan negara.
Tangerang Selatan, Mei 2020
Direktur,
Rahmadi Murwanto
6. iii
SEKAPUR SIRIH
Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, akhirnya kami
berhasil menyelesaikan bahan ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan I untuk kelas
regular dan Akuntansi Keuangan Lanjutan untuk kelas alih program.
Bahan ajar ini ditulis untuk memudahkan mahasiswa mempelajari mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan I dan Akuntansi Keuangan Lanjutan yang sesuai
dengan standar akuntansi yang mengikuti IFRS dan Standar Akuntansi Keuangan.
Penulis juga berharap bahan ajar ini akan membantu para pengajar untuk
memberikan materi yang sama terhadap mahasiswa.
Akhir kata, karena materi ini jauh dari sempurna dan karena waktu
penyusunan bahan ajar yang terbatas, sehingga masih banyak materi yang
sebenarnya masih harus dituangkan, kami sangat berharap adanya masukan dari
para pembaca.
Tangerang Selatan, April 2020
7. iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
SEKAPUR SIRIH 3
DAFTAR ISI 4
BAB 1 KOMBINASI BISNIS 7
A. Pengertian, Tujuan dan Motivasi Kombinasi Bisnis 8
1. Pengertian Kombinasi Bisnis 8
2. Idenfikasi Kombinasi Bisnis 8
3. Tujuan dan Motivasi Kombinasi Bisnis 9
B. Strategi dan Bentuk Kombinasi Bisnis 10
1. Strategi Kombinasi Bisnis 10
2. Bentuk Kombinasi Bisnis 11
C. Metode Pencatatan 11
1. Metode pooling of interest (penyatuan kepentingan) 11
2. Metode purchase (pembelian/akuisisi) 12
D. Ilustrasi Kombinasi Bisnis dengan pembelian aset neto perusahaan 14
1. Pembelian aset neto perusahaan dengan goodwill 15
2. Pembelian asset neto dengan diskon atau goodwill negatif 16
3. Merger imbalan berupa kas 17
E. Penyajian dan Pengungkapan 18
1. Penyajian 18
2. Pengungkapan 18
BAB 2 INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI 22
A. Investasi pada Instrumen Ekuitas 22
1. Instrumen Ekuitas 22
2. Investasi Saham 22
3. Entitas asosiasi (Associated Company) 24
B. Metode Pencatatan Atas Investasi Saham 24
1. Metode Biaya Dan Nilai Wajar (Cost dan Fair Value Method) 24
2. Metode Ekuitas (Equity Method) 24
C. Alokasi dan Amortisasi Selisih Biaya Perolehan Investasi 25
D. Ilustrasi Transaksi Investasi Dengan Metode Ekuitas 26
1. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan goodwill 26
2. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan negatif goodwill
(gain on bargain purchase) 28
3. Akuntansi untuk Investasi ekuitas yang investeenya mempunyai investasi
dalam bentuk saham dan dinilai berdasarkan FVOCI (available for sale
securities) 29
E. Transfer Aset Antara Investor dan Investee 30
F. Interim Acquisition 32
G. Investasi Melalui Kepemilikan Bertahap 32
H. Penjualan Kepemilikan Saham pada Entitas Asosiasi (Sale of an equity
interest 33
I. Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan, Bukan dari Pemegang
Saham (Stock purchases directly from the investee) 34
J. Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen (Investee corporation with
8. v
preferred stock) 34
K. Nilai Tercatat Investasi Negatif Pada Metode Ekuitas 35
BAB 3 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 40
A. Kombinasi Bisnis Melalui Perolehan Saham 40
1. Entitas pelaporan 41
2. Prosedur konsolidasi 41
3. Jurnal Eliminasi dan Penyesuaian (Elimination and Adjustmet) 42
4. Contoh penyusunan laporan konsolidasian 43
5. Kepentingan pihak non-pengendali 45
6. Goodwill 45
7. Cara menentukan goodwill 45
8. Penyusunan laporan konsolidasi setelah tahun kombinasi bisnis 46
B. Urutan Pembuatan Jurnal Eliminasi 53
BAB 4 TRANSAKSI INTER PERUSAHAAN-PERSEDIAAN 64
A. Transaksi Inter Perusahaan – Inventory 64
1. Eliminasi atas profit yang belum direalisir dalam ending inventory 65
2. Eliminasi atas Profit yang belum direalisir dalam ending inventory dan
realisasi profit yang ditangguhkan dari inventory sebelumnya. 66
B. Downstream dan Upstream Sales (Penjualan Hulu dan Hilir) 68
1. Eliminasi atas Profit yang belum direalisir dalam ending inventory–
upstream 69
2. Eliminasi atas Profit yang belum direalisir dalam ending inventory dan
realisasi profit yang ditangguhkan sebelumnya–upstream 69
3. Eliminasi atas Profit yang belum direalisir dalam ending inventory dan
realisasi profit yang ditangguhkan sebelumnya–upstream untuk
kepemilikan kurang dari 100% 70
4. Contoh konsolidasi–intercompany profits dari penjualan hulu (downstream) 71
5. Contoh konsolidasi-Intercompany profits dari penjualan hilir 73
BAB 5 TRANSAKSI INTER PERUSAHAAN-ASET TETAP 79
A. Intercompany Profits atas Nondepreciable Plant Assets (Land) 79
1. Penjualan hulu – tanah (Downstream sale of land) 79
2. Penjualan land kepada pihak ketiga di tahun setelah tahun penjualan
inter perusahaan - downstream 82
3. Penjualan hilir – tanah (Upstream sale of land) 83
4. Penjualan land kepada pihak ketiga di tahun setelah tahun penjualan
antar perusahaan – upstream 86
B. Intercompany Profits atas Depreciable Plant Assets 86
1. Penjualan aset tetap di akhir tahun - downstream 86
2. Penjualan aset tetap di awal tahun - downstream 87
3. Penjualan aset tetap di awal tahun - upstream 91
C. Contoh Penyusunan Laporan Konsolidasian–Upstream dan Downstream
Penjualan Aset Tetap 95
BAB 6 TRANSAKSI INTER PERUSAHAAN-OBLIGASI 100
A. Constructive Gains and Losses on Intercompany Bond 100
B. Obligasi Induk Dibeli oleh Anak Perusahaan 100
9. vi
C. Obligasi Induk Dibeli oleh Anak Perusahaan 109
BAB 7 PERUBAHAN KEPEMILIKAN 111
A. Akuisisi Pada Tahun Berjalan 111
1. Laba sebelum akuisisi (Preacquisition earnings) 111
2. Dividend sebelum akuisisi (Preacquisition Dividends) 112
B. Kepemilikan Saham Bertahap (piecemeal/step by step acquisition) 115
C. Perubahan Kepemilikan Saham 118
1. Penjualan kepemilikan saham 119
2. Pembelian yang tidak mempengaruhi kendali (hanya mempengaruhi %
kepemilikan saja) 121
3. Deemed disposals 122
4. Perubahan kepemilikan P karena S menerbitkan tambahan saham yang
tidak mengakibatkan hilangnya kendali 122
5. Transaksi saham treasury oleh anak perusahaan 124
DAFTAR PUSTAKA 127
LAMPIRAN 128
BIODATA PENULIS 133
10. vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bentuk Kombinasi Bisnis Merger dan Konslidasi 10
Gambar 2.1 Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham 22
Gambar 3.1 Ilustrasi Diferensial Pada Akuisisi Sebuah Entitas 53
12. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 1
KOMBINASI BISNIS
BAB
A. Pengertian, Tujuan dan Motivasi Kombinasi Bisnis
1. Pengertian Kombinasi Bisnis
Lampiran A PSAK 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi
atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih suatu bisnis. Transaksi ini kadangkala disebut sebagai “penggabungan
sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)”.
Lampiran B PP05 menyebutkan, pengendalian dapat diperoleh melalui beberapa
cara, yaitu:
a. dengan mengalihkan kas, setara kas, atau aset lain (termasuk aset neto yang
merupakan suatu bisnis;
b. dengan menimbulkan suatu liabilitas;
c. dengan menerbitkan kepentingan ekuitas;
d. dengan memberikan lebih dari satu jenis imbalan;
e. tanpa mengalihkan imbalan, termasuk yang hanya berdasarkan kontrak;
Lampiran B PP05 menyatakan, suatu kombinasi bisnis mungkin dirancang
dengan berbagai cara untuk alasan hukum, perpajakan, atau alasan lain, yang
termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a. satu atau lebih bisnis menjadi entitas anak dari pihak pengakuisisi atau aset neto
dari satu atau lebih bisnis secara hukum digabungkan ke pihak pengakuisisi;
b. satu entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya atau pemiliknya
mengalihkan kepentingan ekuitasnya kepada entitas lain yang bergabung atau
pemiliknya
c. seluruh entitas yang bergabung mengalihkan aset netonya, atau pemiliknya
mengalihkan kepentingan ekuitasnya kepada suatu entitas yang baru dibentuk
(kadang disebut sebagai roll-up atau put-together); atau
d. sekelompok pemilik sebelumnya dari salah satu entitas kombinasi memperoleh
pengendalian atas entitas kombinasi tersebut.
Dalam Bab 1 ini, pembahasan akan ditekankan kepada kombinasi bisnis
melalui pengalihan aset neto sebuah entitas bisnis (merger).
Tujuan Pembelajaran:
Pada bab ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian, tujuan, dan motivasi kombinasi bisnis
2. Menjelaskan strategi dan bentuk kombinasi bisnis
3. Mengaplikasikan pencatatan dengan metode akuisisi untuk kombinasi bisnis
melalui perolehan aset neto suatu perusahaan
4. Mengaplikasikan penyajian dan pengungkapan kombinasi bisnis
2
3
dst.
13. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 2
2. Idenfikasi Kombinasi Bisnis
Sebelum melakukan kombinasi bisnis, perusahaan harus memastikan bahwa
yang dilakukan merupakan transaksi kombinasi bisnis. PSAK 22 (Penyesuaian 2014)
menyatakan bahwa bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan (input-proses-
output) dan aset yang mampu dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk
dividen, efisiensi biaya atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada pemilik
entitas. Misal dalam transaksi pembelian kapal, jika transaksi dimaksudkan sebagai
kombinasi bisnis maka perusahaan harus memastikan bahwa akuisisi kapal beserta
izin dan infrastruktur lainnya (as a business) bukan pembelian kapal sebagai aset
tetap.
3. Tujuan dan Motivasi Kombinasi Bisnis
Tujuan utama operasi perusahaan adalah menghasilkan laba. Dalam upaya
untuk menghasilkan laba dan kekayaan perusahaan yang lebih besar, perusahaan
berupaya untuk terus berkembang dan tumbuh besar. Martani (2017) mengungkapkan
bahwa perkembangan dan pertumbuhan perusahaan dapat terjadi melalui
pertumbuhan organik dan unorganik. Lebih lanjut Martani (2017) mengungkapkan
pertumbuhan organik adalah pertumbuhan perusahaan secara natural akibat
peningkatan skala usaha dan pendirian usaha baru. Sedangkan pertumbuhan
unorganik adalah pertumbuhan perusahaan akibat akuisisi dan pembelian perusahaan
yang sudah berjalan.
Dalam operasi normal perusahaan, pertumbuhan organik akan membutuhkan
waktu yang lebih panjang dibanding pertumbuhan unorganik. Namun demikian,
pertumbuhan organik mempunyai kelebihan karena tidak membutuhkan modal yang
besar dalam waktu singkat. Sebaliknya, pertumbuhan unorganik untuk mengakuisisi
dan/atau membeli perusahaan yang telah berjalan, sebuah perusahaan membutuhkan
modal yang besar dalam waktu singkat. Pembelian perusahaan yang telah berjalan
akan menambah ukuran perusahaan dengan signifikan. Pertambahan ukuran
perusahaan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan perusahaan yang dapat
berdampak pada return para investor.
Secara umum sebuah perusahaan mengakuisisi dan/atau membeli perusahaan
yang telah berjalan dengan tujuan agar perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang
dalam waktu singkat. Selain tujuan tersebut, perusahaan dapat melakukan
penggabungan usaha dengan motivasi yang lebih spesifik, yaitu:
a. Menghemat biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Di antaranya biaya gaji
berbagai manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di
perusahaan yang diakuisisi), dan biaya penelitian dan pengembangan.
b. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga
pasarnya, akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan
memasarkan produk baru.
c. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan
sudah memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat
dibandingkan dengan mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan baru.
d. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah
dengan melakukan kombinasi bisnis.
14. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 3
e. Memperoleh aset tidak berwujud
Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh
aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak
paten, hak penambangan, database pelanggan dan lain-lain.
f. Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi
perusahaan-perusahaan lain.
Akuisisi dan/atau pembelian perusahaan yang telah berjalan bukanlah
persoalan yang mudah. Akuisisi perusahaan membutuhkan proses lebih lanjut berupa
peng-sinergi-an perusahaan agar kombinasi antara perusahaan yang baru bergabung
dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Dalam kombinasi bisnis, seringkali
para investor mengharapkan hasil yang lebih besar. Sebagai contoh jika sebelum
bergabung perusahaan A menghasilkan 6 dan perusahaan B menghasilkan 5 maka
setelah dilakukan penggabungan, investor berharap perusahaan akan menghasilkan
tidak hanya 11 namun lebih dari itu.
Dalam proses kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi akan mengakui
perusahaan yang diakuisisinya sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan
didapatkan atas dasar hasil kesepakatan antara pihak pengakuisisi dan pihak yang
diakuisisi. Pihak yang mengakuisisi akan mencatat aset dan liabilitas kombinasi bisnis
berdasarkan nilai wajarnya. Proses kombinasi bisnis seringkali menghasilkan
pengakuan nilai wajar aset bersih yang lebih besar sehingga nilai perusahaan akan
meningkat. Peningkatan nilai perusahaan dapat meningkatkan harga saham
perusahaan di pasar modal.
B. Strategi dan Bentuk Kombinasi Bisnis
1. Strategi Kombinasi Bisnis
Kombinasi Bisnis dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi
secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui
konglomerasi.
a. Integrasi horizontal
Integrasi horizontal merupakan kombinasi bisnis yang dilakukan dengan
mengakuisisi atau menggabungkan perusahaan dalam line-business atau pasar
yang sama. Sebagai contoh perusahaan mie instan yang mengakuisisi perusahaan
produsen kecap, saus, atau makanan kecil yang bahan bakunya menggunakan
bahan baku yang sejenis.
b. Integrasi vertikal
Integrasi vertika; adalah kombinasi bisnis yang dilakukan dengan menggabungkan
dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut,
tahapan produksi dan/atau distribusi. Dengan kata lain penggabungan usaha
dilakukan antara perusahaan yang memiliki hubungan antara pemasok, pengolah
dan distributor. Sebagai contoh perusahaan kain mengakuisisi perusahaan benang
sehingga terjadi integrasi hulu. Contoh lain jika perusahaan kain mengakuisisi
perusahaan pakaian jadi maka akan terjadi integrasi hilir.
c. Konglomerasi
Konglomerasi merupakan kombinasi bisnis yang dilakukan dengan
menggabungkan perusahaan-perusahaan yang produk dan/atau jasa yang
dihasilkanya, tidak saling berhubungan. Penggabungan perusahaan-perusahaan
tersebut akan menghasilkan perusahaan konglomerasi, yaitu grup usaha dengan
berbagai produk dan/atau jasa yang dihasilkan dan bergerak dalam industri yang
15. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 4
berbeda. Sebagai contoh perusahaan minyak mengakuisisi perusahaan asuransi,
perusahaan otomotif dan bank.
2. Bentuk Kombinasi Bisnis
Bentuk kombinasi bisnis dapat dilihat dari bagaimana bentuk perusahaan
sebelum dan sesudah melakukan penggabungan usaha. Berdasarkan bentuknya,
kombinasi bisnis dapat dibedakan menjadi:
a. Akuisisi (Stock Acquisition)
Akuisis merupakan kombinasi bisnis yang terjadi ketika perusahaan mengakuisisi
perusahaan lain, namun perusahaan yang diakuisisi tetap berdiri hanya
dikendalikan oleh perusahaan pengakuisisi. Pihak pengakuisisi akan bertindak
sebagai entitas holding dan akan menyusun laporan keuangan konsolidasian
dengan menggabungkan seluruh aset dan kewajiban dari semua perusahaan yang
berada di bawah kendalinya.
b. Merger (Statutory Merger)
Merupakan kombinasi bisnis yang terjadi ketika dua perusahaan atau lebih
bergabung, dimana perusahaan yang diakuisisi dibubarkan serta semua aset dan
liabilitasnya diambil alih oleh pihak yang mengakuisisi. Dalam proses merger,
terdapat perusahaan yang dibubarkan dan perusahaan yang lain tetap berdiri.
Perusahaan yang masih berdiri akan menggabungkan aset dan libilitasnya dengan
aset dan liabilitas perusahaan terakuisisi yang dibubarkan.
c. Konsolidasi (Statutory Consolidation)
Merupakan kombinasi bisnis yang terjadi dari dua atau lebih perusahaan
bergabung dan masing-masing melebur membentuk satu perusahaan baru.
Perusahaan baru tersebut akan mengambil alih semua aset dan liabilitas dari
seluruh perusahaan bergabung yang telah dibubarkan.
Untuk selanjutnya, perbedaan bentuk kombinasi bisnis merger dan konsolidasi, dapat
dilihat pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Bentuk Kombinasi Bisnis Merger dan Konslidasi
+ +. +
Merger Konsolidasi
C. Metode Pencatatan
Dalam proses kombinasi bisnis, terdapat dua metode pencatatan yang digunakan,
yaitu:
1. Metode pooling of interest (penyatuan kepentingan)
Dalam metode ini, masing-masing pihak akan menyatukan kepentingan bisnisnya
sehingga tidak diperlukan penilaian ulang atas aset dan liabilitas perusahaan yang
bergabung. Metode ini menggunakan nilai buku aset dan liabilitas perusahaan yang
bergabung sebagai dasar pencatatannya. Dalam kombinasi bisnis secara umum, aset
A B A C
B
A
16. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 5
dan liabilitasnya dinilai pada nilai wajar sehingga metode pooling of interest tidak
diperkenankan untuk digunakan. Metode ini dapat digunakan untuk kombinasi bisnis
entitas sepengendali sebagaimana diatur dalam PSAK 38. Dalam kombinasi bisnis
entitas sepengendali, tidak terjadi perubahan kepemilikan dari pihak pengendali
sehingga dasar nilai buku menjadi lebih tepat.
2. Metode purchase (pembelian/akuisisi)
Metode purchase menggunakan nilai wajar sebagai dasar pencatatannya. Nilai
wajar yang digunakan adalah nilai wajar pada tanggal akuisisi. Hal ini dilakukan karena
kombinasi bisnis merupakan pembentukan entitas baru sehingga perlu dilakukan
penilaian atas aset dan liabilitas perusahaan yang bergabung. Pencatatan aset dan
liabilitas dalam nilai wajar dapat menimbulkan goodwill bagi perusahaan setelah
dilakukan kombinasi bisnis. Metode purchase merupakan metode yang saat ini
berlaku untuk kombinasi bisnis sebagaimana diatur dalam PSAK 22.
Dalam kombinasi bisnis, PSAK 22 (Penyesuaian 2014) mempersyaratkan
pencatatan transaksi dengan menggunakan metode pembelian atau metode akuisisi.
Penerapan metode akuisisi ini mensyaratkan:
a. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian
atas pihak yang diakuisisi)
Dalam transaksi kombinasi bisnis harus diidentifkasi pihak yang melakukan
akuisisi. Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto (total
aset dikurangi dengan total hutang) perusahaan, pihak pengakuisisi adalah pihak yang
memberikan imbalan berupa kas atau aset lain, atau memberikan imbalan dalam
bentuk efek hutang atau efek ekuitas.
Secara umum pihak pengakuisisi adalah pihak yang membeli atau
mengakuisisi entitas lain. Namun jika pihak pengakuisisi sulit untuk diidentifikasikan,
terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan
pihak pengakuisisi, di antaranya:
1) Pihak pengakuisisi biasanya dari sisi ukuran lebih besar
2) Pihak pengakuisisi yang mengalihkan asset, saham, atau sumber daya untuk
memperoleh kepemilikan bisnis tersebut.
b. Penentuan tanggal akuisisi
Tanggal akuisisi merupakan tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian
atas pihak yang diakuisisi. Tanggal akuisisi yang digunakan adalah tanggal
penutupan kontrak, yaitu tanggal penandatanganan kontrak di notaris.
c. Pengakuan dan Pengukuran Aset dan Liabilitas
Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih diukur dengan
menggunakan nilai wajar. Jika akuisisi tidak dilakukan sepenuhnya (kurang dari
100%), maka bagian yang tidak diakuisisi disebut kepentingan non-pengendali
(non-controlling interest). Pihak pengakuisisi akan mengakui secara terpisah asset
teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, goodwill (dalam hal
akuisisi menimbulkan goodwill) dan kepentingan non-pengendali dari pihak yang
diakuisisi.
Penerapan prinsip dan ketentuan pengakuan oleh pihak pengakuisisi, dapat
menyebabkan pengakuan atas suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui
oleh pihak yang diakuisisi dalam laporan keuangannya. Contohnya: merk, paten,
hubungan pelanggan mungkin tidak tercatat dalam laporan keuangan suatu
17. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 6
perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan tersebut diakuisisi, maka aset tersebut
akan dilaporkan dalam laporan keuangan.
Pengukuran aset teridentifikasi dan liabilitas yang diambilalih menggunakan
nilai wajar yang mengacu pada SAK yang mengatur masing-masing aset dan liabilitas
tersebut. Sedangkan pengukuran kepentingan nonpengendali didasarkan pada nilai
wajar atau berdasarkan proporsi aset neto teridentifikasi.
d. Biaya Transaksi
Dalam proses kombinasi bisnis, akan timbul biaya-biaya yang tidak sedikit.
Biaya-biaya yang umum terjadi dalam proses kombinasi bisnis antara lain: biaya
makelar (finder’s fee), advis, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya professional atau
konsultasi lainnya, biaya administrasi umum dan biaya pendaftaran serta penerbitan
efek utang dan efek ekuitas. Biaya-biaya yang terjadi saat akuisisi tersebut diakui
sebagai beban pada periode saat biaya tersebut terjadi atau jasa diterima, kecuali
biaya untuk menerbitkan efek utang dan ekuitas. Jika pihak pengakuisisi menerbitkan
efek sebagai imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis, sesuai dengan
PSAK 55, biaya pendaftaran serta penerbitan efek hutang akan menambah diskon
atas utang atau mengurangi premium (didebetkan ke discount atau premium efek
hutang), sedangkan biaya pendaftaran serta penerbitan efek ekuitas akan mengurangi
(didebetkan) ke agio saham (Share premium).
Jadi dapat disimpulkan, biaya-biaya yang terkait dengan investasi digolongkan
menjadi tiga:
1) Biaya-biaya langsung berupa harga yang dibayarkan kepada pihak yang dibeli
(diakuisisi), diakui sebagai harga perolehan investasi.
2) Biaya langsung lainnya seperti biaya akuntansi, hukum, konsultan, dan biaya-
biaya penemuan.
Perlakuan akuntansinya dimasukkan dalam beban berjalan pada saat
terjadinya
3) Biaya-biaya langsung seperti biaya pendaftaran dan penerbitan surat-surat
berharga ekuitas dan surat berharga hutang
Perlakuan akuntansinya mengurangi tambahan modal disetor (additional paid
in capital) dan menambah diskon atau mengurangi premium surat berharga
hutang.
e. Penentuan imbalan yang diberikan
Imbalan dalam kombinasi bisnis dapat berupa kas, asset non kas lainnya, efek
utang dan efek ekuitas yang diterbitkan oleh pihak pengakuisisi. Imbalan yang
diberikan kepada perusahaan yang diakuisisi dihitung sebagai penjumlahan dari nilai
wajar aset yang ditransfer, hutang yang timbul dan efek ekuitas yang diterbitkan oleh
pengakusisi. Imbalan juga termasuk “contingent consideration” sepanjang imbalan
tersebut besar kemungkinan akan terjadi dan jumlahnya dapat diukur.
f. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan
diskon
Dalam suatu kombinasi bisnis, ada kalanya imbalan yang diberikan lebih besar
daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh. Selisih tersebut
diberikan karena pengakuisisi menilai bahwa perusahaan yang diakuisisi mempunyai
berbagai kelebihan (aset) yang tidak bisa diidentifikasi. Aset demikian disebut
goodwill.
18. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 7
Goodwill merupakan asset tak berwujud yang dapat muncul pada saat akuisisi.
Goodwill mencerminkan manfaat ekonomi yang timbul dari asset yang diperoleh
dalam kombinasi bisnis yang tidak dapat diidentifikasikan secara individu sehingga
harus diakui secara terpisah. Goodwill muncul ketika pada saat transaksi, nilai asset
pihak yang diakuisisi telah menunjukkan nilai wajar pada tanggal akuisisi, namun
demikian masih terdapat kelebihan harga beli/nilai wajar imbalan) atas aset bersih
yang dibeli yang tidak dapat diidentifikasikan ke asset yang ada sehingga harus
diidentifikasi ke asset yang baru yaitu goodwill.
Dalam hal imbalan yang diberikan lebih kecil daripada nilai wajar aset neto (aset
dikurangi liabilitas) yang diperoleh, maka akan terdapat goodwill negatif. Goodwill
negatif akan dicatat oleh pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun berjalan.
Perhitungan goodwill didapatkan dari:
Dalam hal terdapat investasi sebelumnya dan akuisisi kurang dari 100%, maka
goodwill pihak pengakuisisi dapat dihitung sebagai berikut:
Goodwill diakui dalam laporan posisi keuangan pihak pengakuisisi. Goodwill diuji atas
penurunan nilai setiap akhir periode pelaporan, terlepas ada atau tidaknya indikasi
penurunan nilai. Dalam hal terjadi penurunan nilai, maka nilai goodwill harus
disesuaikan.
D. Ilustrasi Kombinasi Bisnis dengan pembelian aset neto perusahaan
PT Panorama membeli aset neto dari PT Senja pada tanggal 27 Desember 2016.
Dalam kombinasi bisnis tersebut, PT Senja kemudian dibubarkan. Aset teridentifikasi
dan liabilitas PT Senja yang diambil alih pada tanggal tersebut menunjukkan data
sebagai berikut (dalam ribuan):
Goodwill = Biaya akuisisi (nilai wajar imbalan) – jumlah aset neto
teridentifikasi yang diambil alih
Goodwill = (imbalan yang dialihkan +kepentingan ekuitas yang sebelumnya
dimiliki oleh pihak pengakuisisi + kepentingan non pengendali pada pihak yang
diakuisisi) – asset teridentifikasi yang diperoleh dan liablitas yang diambil alih
19. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 8
Nilai Tercatat Nilai wajar
Assets :
Cash Rp 50.000 Rp 50.000
Net Receivables Rp 150.000 Rp 140.000
Inventory Rp 200.000 Rp 250.000
Land Rp 50.000 Rp 100.000
Building-net Rp 300.000 Rp 500.000
Equipment-net Rp 250.000 Rp 350.000
Patent - Rp 50.000
Total assets Rp 1.000.000 Rp 1.440.000
Liabilities :
Account Payable Rp 60.000 Rp 60.000
Notes Payable Rp 150.000 Rp 135.000
Other liabilities Rp 40.000 Rp 45.000
Total liabilities Rp 250.000 Rp 240.000
Net assets Rp 750.000 Rp 1.200.000
1. Pembelian aset neto perusahaan dengan goodwill
PT Panorama memperoleh 100% kepemilikan PT Senja dengan membayar
tunai uang sebesar Rp400.000.000,- dan menerbitkan saham sebanyak 50.000
lembar dengan nilai par Rp10.000,- dengan nilai pasar saham adalah sebesar
Rp20.000,-. Dalam transaksi kombinasi bisnis tersebut, PT Panorama membayar
berbagai biaya untuk akuisisi sebesar Rp9.000.000 dan biaya penerbitan saham
sebesar Rp5.000.000.
Atas akuisisi tersebut, nilai goodwill yang timbul dapat dihitung sebagai berikut:
a. Nilai investasi yang dikeluarkan oleh PT Panorama adalah:
• Pembayaran tunai = Rp 400.000.000,-
• Penerbitan saham = 50.000 x Rp20.000,- Rp1,000.000,000,-
Jumlah imbalan yang diberikan Rp1,400,000.000,-
b. Asset neto teridentifikasi yang diperoleh Rp1.200.000.000,-
c. Goodwill Rp 200.000.000,-
Asset neto yang teridentifikasi diperoleh dari nilai wajar asset yang diperoleh
dikurangi dengan liabilitas. Atas transaksi akuisisi tersebut PT Panorama mengakui
adanya goodwill sebesar Rp200.000.000,-. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan PT
Panorama, tidak dimasukkan ke dalam nilai investasi, tetapi:
a. biaya akuisisi diakui sebagai beban pada periode berjalan
b. biaya penerbitan saham dalam rangka akusisi didebit ke Agio Saham
Jurnal yang dibuat PT Panorama atas transaksi akuisisi pada PT Senja tersebut
adalah:
Investment in Senja Rp1.400.000.000
Cash Rp400.000.000
Capital Stock Rp500.000.000
Additional Paid-In Capital Rp500.000.000
20. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 9
(Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham dan pembayaran Rp400.000.000
tunai untuk kombinasi bisnis dengan PT Senja)
Investment Expense Rp9.000.000
Additional Paid Capital 5.000.000
Cash Rp 14.000.000
(Untuk mencatat biaya penerbitan 50.000 lembar saham dan biaya-biaya lainnya
dalam rangka kombinasi bisnis dengan PT Senja)
Cash Rp 50.000.000
Net Receivables 140.000.000
Inventories 250.000.000
Land 100.000.000
Buildings 500.000.000
Equipment 350.000.000
Patents 50.000.000
Goodwill 200.000.000
Accounts payable Rp 60.000.000
Notes payable 135.000.000
Other liabilities 45.000.000
Investment in S 1.400.000.000
(Untuk mengalokasikan nilai investasi terhadap aset teridentifikasi dan utang yang
diambil alih dengan menggunakan nilai wajar)
2. Pembelian asset neto dengan diskon atau goodwill negatif
Berdasarkan contoh pada 1.1. di atas, PT Panorama menerbitkan 40.000 lembar
saham dengan nilai par Rp10.000,- dan nilai pasar saham adalah Rp20.000,- dan
menyerahkan 10% notes payable senilai Rp200.000.000 untuk memperoleh aset neto
PT Senja. Dalam transaksi tersebut PT Panorama mengeluarkan biaya akuisisi
sebesar Rp9.000.000,- dan biaya penerbitan saham Rp5.000.000,-
Atas akuisisi tersebut, nilai goodwill yang timbul dapat dihitung sebagai berikut:
a. Nilai investasi yang dikeluarkan oleh PT Panorama adalah:
• Penyerahan efek hutang = Rp 200.000.000
• Penerbitan saham = 40.000 x Rp20.000 Rp 800.000,000
Jumlah imbalan yang diberikan Rp1.000.000.000
b. Asset neto teridentifikasi yang diperoleh (Rp1.200.000.000)
c. Bargain purchase (Rp 200.000.000)
Dalam transaksi ini, nilai aset neto teridentifikasi PT Senja yang diperoleh PT
Panorama lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai investasi yang dikeluarkan
oleh PT Panorama. Atas transaksi akuisisi tersebut PT Panorama mengakui adanya
goodwill negative sebesar Rp200.000.000 yang akan dicatat sebagai pendapatan
(gain on bargain purchase).
Jurnal yang dibuat PT Panorama atas akuisisi PT Senja tersebut dicatat sebagai
berikut:
Investment in PT Senja Rp1.000.000.000
Notes Payable Rp200.000.000
Share capital-ordinary 400.000.000
Share premium 400.000.000
21. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 10
(Untuk mencatat penerbitan 40.000 lembar saham dan penyerahan notes payable
$200,000 untuk kombinasi bisnis dengan PT Senja)
Investment Expense Rp9.000.000
Share premium 5.000.000
Cash Rp14.000.000
(Untuk mencatat biaya penerbitan 50.000 lembar saham dan biaya-biaya lainnya
dalam rangka kombinasi bisnis dengan PT Senja)
Cash Rp 50.000.000
Net Receivables 140.000.000
Inventories 250.000.000
Land 100.000.000
Buildings 500.000.000
Equipment 350.000.000
Patents 50.000.000
Accounts payable Rp 60.000.000
Notes payable 135.000.000
Other liabilities 45.000.000
Investment in PT Senja 1.000.000.000
Gain on Bargain Purchase 200.000.000
(Untuk mengalokasikan nilai investasi terhadap aset teridentifikasi dan utang yang
diambil alih dengan menggunakan nilai wajar).
3. Merger imbalan berupa kas
PT Pandawa mengakuisisi seluruh aset neto dari PT Sanjaya melalui sebuah
merger pada tanggal 29 Desember 2016. Aset teridentifikasi dan liabilitas PT Sanjaya
yang diambil alih pada tanggal tersebut menunjukkan data sebagai berikut (dalam
ribuan):
Nilai Tercatat Nilai wajar
Assets :
Cash Rp 48.000 Rp 48.000
Net Receivables Rp 84.000 Rp 84.000
Inventory Rp 72.000 Rp 120.000
Land Rp 96.000 Rp 144.000
Building and Equipment Rp 744.000 Rp 360.000
Accumulated Depreciation Rp (480.000)
Total assets Rp 564.000 Rp 756.000
Liabilities :
Account Payable Rp 132.000 Rp 132.000
Notes Payable Rp 288.000 Rp 288.000
Common Stock Rp 43.200
Additional Paid In Capital Rp 24.000
Retained Earnings Rp 76.800
Total Liabilities and Equities Rp 564.000
22. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 11
PT Pandawa memperoleh 100% kepemilikan PT Sanjaya dengan membayar
tunai uang sebesar Rp422.400.000. Dalam transaksi kombinasi bisnis tersebut, PT
Pandawa membayar biaya legal untuk akuisisi sebesar Rp20.000.000.
Atas akuisisi tersebut, nilai goodwill yang timbul dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai investasi yang dikeluarkan oleh PT Panorama adalah:
Pembayaran tunai Rp422.400.000
Asset neto teridentifikasi yang diperoleh Rp336.000.000
Goodwill Rp 86.400.000
Asset neto yang teridentifikasi diperoleh dari nilai wajar asset dikurangi liabilitas.
Atas transaksi akuisisi tersebut PT Pandawa mengakui adanya goodwill sebesar
Rp86.400.000,-. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan PT Pandawa, tidak dimasukkan ke
dalam nilai investasi, tetapi diakui sebagai beban pada periode berjalan.
Jurnal yang dibuat PT Pandawa atas transaksi akuisisi pada PT Sanjaya tersebut
adalah:
Investment in Pt Sanjaya Rp.422.400.000
Cash Rp.422.400.000
Investment Expense Rp20.000.000
Cash Rp20.000.000
(Untuk mencatat biaya legal dalam rangka kombinasi bisnis dengan PT Sanjaya)
Cash Rp 48.000.000
Net Receivables 84.000.000
Inventories 120.000.000
Land 144.000.000
Buildings and Equipment 360.000.000
Goodwill 84.400.000
Accounts payable Rp132.000.000
Notes payable 288.000.000
Cash 422.400.000
(Untuk mencatat akuisisi asset bersih dengan menggunakan nilai wajar)
Atas akuisisi ini, PT Sanjaya sebagai entitas yang dibubarkan akan
menghapusbukukan seluruh asset dan liabilitas yang dimiliki dan menghentikan
operasinya.
E. Penyajian dan Pengungkapan
1. Penyajian
Dalam transaksi kombinasi bisnis, seluruh aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih dari pihak yang diakuisisi langsung diakui secara individual
oleh pihak pengakuisisi pada tanggal akuisisi. Pengakuan aset neto tersebut dilakukan
pada nilai wajarnya. Dengan demikian aset dan liabilitas pihak yang diakuisisi
termasuk goodwill yang timbul akan digabungkan dengan aset dan liabilitas pihak
pengakuisisi dan disajikan dalam laporan keuangan pihak pengakuisisi.
2. Pengungkapan
PSAK 22 (Penyesuaian 2014) mengatur bahwa pihak pengakuisisi
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan agar
dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi,
23. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 12
baik selama periode pelaporan berjalan ataupun setelah akhir periode pelaporan tetapi
sebelum tanggal penyelesaian pelaporan.
RINGKASAN
1) Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis.
Kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto suatu perusahaan,
mengambil alih hutang, membeli sebagian aset neto perusahaan lain dan
bersama-sama membentuk satu atau lebih bisnis lainnya, atau membeli saham
perusahaan di atas 50%.
2) Kombinasi bisnis dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi
secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui
konglomerasi. Bentuknya dapat berupa akuisisi, merger, dan konsolidasi.
3) Metode pencatatan untuk kombinasi bisnis adalah metode pembelian atau
metode akuisisi. Metode ini mensyaratkan pengidentifikasian pihak
pengakuisisi, penentuan tanggal akuisisi, pengakuan dan pengukuran aset
teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, kepentingan
nonpengendali pihak yang diakuisisi, serta pengakuan dan pengukuran goodwill
atau keuntungan dari pembelian dengan diskon.
4) Perhitungan goodwill didapatkan dari biaya akuisisi–jumlah aset neto
teridentifikasi yang diambil alih. Bila hasil pengurangan tersebut negatif, berarti
terdapat Goodwill negatif dan akan dicatat oleh pengakuisisi sebagai
keuntungan pada tahun berjalan.
5) Semua biaya yang terkait dengan akuisisi, kecuali biaya pendaftaran dan
penerbitan efek hutang dan efek ekuitas, dibebankan pada periode berjalan.
Biaya pendaftaran serta penerbitan efek hutang akan menambah diskon atas
utang atau mengurangi premium (didebetkan ke discount atau premium efek
hutang), sedangkan biaya pendaftaran serta penerbitan efek ekuitas akan
mengurangi (didebetkan) ke agio saham (Share premium).
LATIHAN/PENUGASAN
SOAL 1
Neraca P dan S pada tanggal 31 Desember 2015 tampak sebagai berikut:
P S
Current Asset 130,000 60,000
Land 50,000 100,000
Buildings-net 300,000 100,000
Equipment-net 220,000 240,000
Total assets $700,000 $500,000
Current liabilities 50,000 60,000
Share capital, $10 500,000 200,000
Share premium 50,000 140,000
Retained Earnings 100,000 100,000
Total liabilities + equities $700,000 $500,000
24. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 13
Pada tanggal 2 Januari 2016, P menerbitkan 30,000 lembar sahamnya dengan
nilai wajar $20/lembar untuk membeli asset neto S. S kemudian dibubarkan. Nilai
tercatat aset neto S sama dengan nilai wajarnya kecuali current asset yang
memiliki nilai wajar $100,000. P membayar biaya pendaftaran dan penerbitan
saham $15,000 serta biaya kombinasi bisnis lainnya $25,000.
Diminta:
1. Buatlah jurnal yang diperlukan P untuk mencatat transaksi kombinasi bisnisnya
2. Buatlah neraca P sesaat setelah kombinasi bisnis dengan S!
SOAL 2
Pada tanggal 2 Januari 2016, P membeli aset neto S dengan menerbitkan 100,000
lembar sahamnya dengan nilai wajar $20/lembar dan menyerahkan $500,000 tunai.
P membayar biaya pendaftaran dan penerbitan saham $50,000 serta biaya
kombinasi bisnis lainnya $100,000.
Sesaat sebelum kombinasi bisnis dilakukan, neraca kedua perusahaan tampak
sebagai berikut (dalam ribuan):
P at BV S at BV S at FV
Cash 3,000 240 240
Accounts Receivable-net 1,300 360 360
Notes Receivable-net 1,500 300 300
Inventory 2,500 420 500
Other current assets 700 180 200
Land 2,000 100 200
Building-net 9,000 600 1,200
Equipment-net 10,000 800 600
Total Assets $30,000 $3,000 $3,600
Accounts Payable 1,000 300 300
Mortgage payable, 10% 5,000 700 700
Share capital, $10 par 10,000 1,000
Share premium 8,000 600
Retained Earnings 6,000 400
Total liabilities + equities $30,000 $3,000
Diminta:
1. Buatlah jurnal yang diperlukan P untuk mencatat transaksi kombinasi bisnisnya
2. Buatlah neraca P sesaat setelah kombinasi bisnis dengan S!
SOAL 3
Pada tanggal 2 Januari 2016, P membeli aset neto S dengan menerbitkan 50,000
lembar sahamnya dengan nilai wajar $20/lembar, menerbitkan obligasi 8% dengan
nilai nominal $1,000,000, dan menyerahkan $500,000 tunai. Pada saat itu tingkat
bunga yang berlaku di pasar 10%, obligasi Jatuh tempo dalam 10 tahun. P
membayar biaya pendaftaran dan penerbitan saham dan penerbitan obligasi
masing-masing $25,000 serta biaya kombinasi bisnis lainnya $100,000.
Sesaat sebelum kombinasi bisnis dilakukan, neraca kedua perusahaan tampak
sebagai berikut (dalam ribuan):
P at BV S at BV S at FV
Cash 3,000 240 240
Accounts Receivable-net 1,300 360 360
Notes Receivable-net 1,500 300 300
25. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 14
Inventory 2,500 420 500
Other current assets 700 180 200
Land 2,000 100 200
Building-net 9,000 600 1,200
Equipment-net 10,000 800 600
Total Assets $30,000 $3,000 $3,600
Accounts Payable 1,000 300 300
Mortgage payable, 10% 5,000 700 700
Share capital, $10 par 10,000 1,000
Share premium 8,000 600
Retained Earnings 6,000 400
Total liabilities + equities $30,000 $3,000
Diminta:
1. Buatlah jurnal yang diperlukan P untuk mencatat transaksi kombinasi bisnisnya
2. Buatlah neraca P sesaat setelah kombinasi bisnis dengan S!
26. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 15
INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS
ASOSIASI
BAB
A. Investasi pada Instrumen Ekuitas
1. Instrumen Ekuitas
PSAK 50 (Revisi 2014) mendefinisikan instrument ekuitas sebagai setiap kontrak
yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan
seluruh liabilitasnya. Investasi pada instrument ekuitas mencerminkan kepemilikan
atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain. Pihak yang menerbitkan saham disebut
investee sedang pihak yang memperoleh kepemilikan saham disebut investor.
Sebagai salah satu bentuk instrument ekuitas, saham memberikan imbal balik
yang merupakan hak investor berupa dividen. Selain itu, investor juga memiliki hak
suara yang memungkinkan investor untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Besarnya pengaruh investor atas kebijakan perusahaan berbanding lurus dengan
jumlah kepemilikan saham. Pada umumnya kepemilikan saham di atas 50%
memberikan pengaruh dominan atau pengendalian signifikan investor atas kebijakan
yang diambil investee.
2. Investasi Saham
Terdapat berbagai kemungkinan dalam transaksi kepemilikan saham investee
oleh investor. Sebagai contoh bila perusahaan A membeli saham perusahaan B, maka
terdapat 3 kemungkinan perlakuan akuntansi untuk 3 situasi:
a. Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B, maka A akan mengelompokkannya sebagai trading atau available
for sale securities dan perlakuan akuntansinya tunduk kepada SAK 50 dan 55
(dicatat dengan nilai wajar/fair value-nya). Secara umum pembelian saham di
Tujuan Pembelajaran:
Pada bab ini mahasiswa mampu:
1. Menguasai konsep, karakteristik, dan metode pencatatan investasi pada
instrument ekuitas
2. Mampu membedakan perlakuan akuntansi antara metode ekuitas dan
metode biaya/nilai wajar
3. Mampu menghitung dan mengalokasikan selisih antara biaya perolehan
investasi dengan bagian investor atas nilai tercatat aset neto dan liabilitas
teridentifikasi pada metode ekuitas
4. Mampu membuat penyajian dan pengungkapan atas investasi pada
instrument ekuitas
2
3
dst.
27. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 16
bawah 20% dianggap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. (Yang terbaru
tentang pengelompokan investasi bisa dilihat di PSAK 71).
b. Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B, maka A akan menggunakan metode equity/ekuitas untuk mencatat
investasi saham tersebut. Secara umum pembelian saham antara 20% - 50%
dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan.
c. Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai
perusahaan B, maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam laporan
keuangannya tersendiri yang disajikan sebagai tambahan atas laporan
konsolidasian, A harus mencatat investasi saham tersebut dengan metode cost
atau mengikuti PSAK 55 (sbg sebagai available for sale securities). Pembelian
saham di atas 50% dianggap dapat mengontrol/menguasai perusahaan melalui
voting. Dalam situasi seperti ini terjadi hubungan induk – anak perusahaan.
Bila A dan B (investor) bersama-sama mengendalikan C (investee), disebut
sebagai joint venture/ventura bersama, maka baik A maupun B menggunakan metode
ekuitas. Kepemilikan saham dan tingkat pengaruh investor atas kebijakan investee
sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham
•Merupakan investasi
pasif
•Dapat berupa
marketable
securities atau AFS
•Investor tidak
memiliki pengaruh
atas investee
•Biasanya
mengharapkan
adanya dividen atau
capital gain
•Metode akuntansi:
Biaya/Nilai Wajar
•Mengacu pada
PSAK 55
0-20%
•Merupkan
investasi Aktif
•Investor memiliki
pengaruh
signifikan atas
investee
•merupakan
entitas asosiasi
•Metode
akuntansi:
Ekuitas
•Mengacu pada
PSAK 15
20-50%
•Merupakan
investasi aktif
•Investor secara
bersama-sama
mengendalikan
investee
(pengendalian
bersama)
•Merupakan joint
ventura
•Metode akuntansi:
Ekuitas
•Mengacu pada
PSAK 66
0-50%
• Merupakan investasi
aktif
• Investor memiliki
pengendalian atas
investee
• Dapat berupa fully-
owned subsidiary
maupun partially
owned subsidiary
• Dilakukan untuk
memasuki pangsa
pasar baru atau
untuk bersinergi atau
untuk mendominasi
pasar
• Metode akuntansi:
metode biaya/nilai
wajar, atau ekuitas
dengan membuat
laporan konsolidasi
• Mengacu pada PSAK
22 dan PSAK 65
50-100%
28. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 17
3. Entitas asosiasi (Associated Company)
Paragraf 3 PSAK 15 mendefiniskan entitas asosiasi sebagai suatu entitas,
termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai
pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian
partisipasi dalam ventura bersama. Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan
adalah kemampuan atau kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee.
Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan
satu atau lebih cara berikut ini:
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di
investee;
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee;
d. Pertukaran personel manajerial; atau
e. Penyediaan informasi teknis pokok
Untuk menentukan adanya pengaruh yang signifikan, keberadaan hak suara
potensial (waran, opsi, convertible securities) yang dapat dieksekusi pada saat
pembelian saham, harus diperhitungkan.
B. Metode Pencatatan Atas Investasi Saham
1. Metode Biaya Dan Nilai Wajar (Cost dan Fair Value Method)
Perolehan saham yang tidak menimbulkan adanya pengaruh yang signifikan
dicatat dengan menggunakan metode cost atau metode fair value. Ketika tidak
terdapat harga kuotasioan di pasar, saham akan dicatat menggunakan metode cost.
Sedangkan kalau terdapat harga kuotasioan, saham dicatat menggunakan nilai wajar.
Saham akan dikelompokkan ke dalam fair value through profit or loss (Trading
securities) atau fair value through other comprehensive income (Available for sale).
Perbedaan di antara keduanya terletak pada perlakuan akuntansi untuk kenaikan atau
penurunan nilai wajar di akhir periode pelaporan. Kenaikan/penurunan nilai wajar
trading securities disajikan sebagai laba/rugi dalam Laporan Laba Rugi; sedangkan
kenaikan/penurunan nilai wajar available for sale securities disajikan sebagai other
comprehensive income.
Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya berolehannya. Pada periode
selanjutnya, investasi juga tetap diakui sebesar biaya perolehannya. Investasi akan
berubah jika terdapat penjualan, pembelian ataupun penurunan nilai. Pembagian
dividen oleh investee tidak menambah besaran investasi. Dividen yang diterima akan
dibukukan sebagai pendapatan dividen.
Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi sebesar biaya
perolehannya. Secara umum perlakuan akuntansi pada metode nilai wajar sama
dengan perlakuan akuntansi pada metode biaya. Perbedaan antara metode biaya dan
nilai wajar adalah pada pengakuan nilai investasi setelah pengakuan awal. Nilai
investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal), akan diakui sebesar
nilai wajarnya.
2. Metode Ekuitas (Equity Method)
Menurut PSAK 15 par 16, investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan
29. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 18
sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58. Yang dimaksud dengan metode
ekuitas menurut PSAK 15 par 3 adalah metode akuntansi dimana investasi pada
awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan selanjutnya disesuaikan dengan
perubahan net aset investee setelah pembelian saham.
Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat maka nilai investasi juga akan
meningkat secara proporsional sesuai besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan
menurun jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi. Bagian investor atas
laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan
distribusi dari investee (dividen) mengurangi nilai tercatat investasi.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan jika terdapat
perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan
komprehensif lain (other comprehensive income) investee. Perubahan tersebut
termasuk perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih penjabaran mata
uang asing. Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam pendapatan
komprehensif lain (other comprehensive income) investor.
Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena konsolidasi
akun-akun neraca diwakili dalam satu akun “Investment in S”, sedangkan konsolidasi
akun-akun laporan laba rugi diwakili oleh akun “Income from S”.
1. Ilustrasi prosedur akuntansi menurut Fair value /cost method dan equity method
3 Januari 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S senilai
$50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh net
income 2016 $50,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Nopember 2016
$20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:
Cost method/fair value method Equity method
1 Jan Investment in S 100,000 Investment in S 100,000
Cash
100,000
Cash 100,000
1 Nov Cash 4,000 Cash 4,000
Dividend Income 4,000 Investment in S 4,000
31Des No entry (asumsi
harga pasar = cost)
Investment in S
Income from S
10,000
10,000
C. Alokasi dan Amortisasi Selisih Biaya Perolehan Investasi
Dalam transaksi perolehan investasi dapat terjadi imbalan yang diberikan (biaya
perolehan) investasi berbeda dengan proporsi nilai wajar net aset yang diperoleh atau
nilai tercatat ekuitas. Bila tedapat selisih antara imbalan yang diberikan (harga
perolehan) dengan nilai aset neto teridentifikasi yang diperoleh, maka selisih tersebut
dialokasikan dengan cara sebagai berikut:
a. dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda
b. bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill
Alokasi aset teridentifikasi maupun liablitas yang diambil alih harus dilakukan
secara proporsional terhadap persentase kepemilikan. Dalam hal terdapat nilai aset
neto yang diperoleh lebih besar daripada imbalan, maka timbul goodwill negatif dan
akan diakui sebagai keuntungan pada tahun berjalan oleh investor. Goodwill dalam
30. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 19
metode ekuitas tidak tampak dalam akun tersendiri, melainkan ada di dalam akun
Investment in S.
Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai tercatatnya dan sebaliknya. Alokasi terhadap liabilitas
yang diambil alih akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan nilai tercatatnya.
Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan,
maka berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau
liabilitas dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi
dilakukan agar nilai investasi investor pada akhirnya akan sama dengan %
kepemilikan dikalikan dengan nilai buku ekuitas investee.
Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan
investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit Pendapatan
dari Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet Investasi pada Investee
(Investment in S) dengan jumlah yang sama. Dengan eliminasi ini, selisih harga
perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat akan habis, sehingga Saldo
akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan % kepemilikan P
dikalikan dengan stockholders’ equity S.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena
goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui
secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan menerapkan
persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48. Sebagai gantinya
seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai
suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount dengan nilai
tercatatnya.
D. Ilustrasi Transaksi Investasi Dengan Metode Ekuitas
1. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan goodwill
Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Pakuan membeli 30% kepemilikan saham PT
Sawojajar (diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan
uang kas Rp2.000.000.000 dan saham sebanyak 200.000 lembar dengan nilai par
Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar. PT Pakuan mengeluarkan biaya
untuk pendaftaran saham Rp50.000.000 dan biaya konsultasi Rp100.000.000.
Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2015 PT Sawojajar memperoleh net income
sebesar Rp3.000.000.000,- dan membayar dividen pada tanggal 1 Juli 2015 sebesar
Rp1.000.000.000. Pada saat pembelian saham tersebut neraca PT Sawojajar
menunjukkan data sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelebihan
imbalan (harga perolehan) yang diberikan atas nilai tercatat dan nilai wajar net aset
teridentifikasi yang diperoleh.
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/cost) Rp5.000.000.000,-
Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto Rp1.400.000.000
31. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 20
Tabel 2.1. Neraca PT Sawojajar per 2 Januari 2015 (dalam ribuan)
Book value
(nilai tercatat)
Cash 1.500.000 1.500.000
Receivables – net 2.200.000 2.200.000
Inventories 3.000.000 4.000.000
Other current assets 3.300.000 3.100.000
Equipment – net 5.000.000 8.000.000
Total assets 15.000.000 18.800.000
Accounts Payable 1.000.000 1.000.000
Note payable, due in five years 2.000.000 1.800.000
Common stock 10.000.000
Retained earnings 2.000.000
Total liabilities and sockholders’ equity 15.000.000
Fair value (nilai
wajar)
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
• undervalued Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
• overvalued Other Current Assets (diasumsikan habis terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
• undervalued Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000–5.000.000.000) 900.000.000
• overvalued Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
• Goodwill 200.000.000
Total excess 1.400.000.000
Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sebagai berikut:
1 Jan 2015 Investment in Sawojajar Rp 5.000.000.000
Cash Rp 2.000.000.000
Capital Stock Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital Rp 1.000.000.000
(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sawojajar)
1 Jan 2015 Expenses Rp100.000.000
Share premium-ordinary 50.000.000
Cash Rp150.000.000
(pembayaran biaya konsultasi dan biaya pendaftaran saham)
32. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 21
1 Juli 2015 Cash Rp 300.000.000
Investment in Sawojajar Rp300.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividend 30% x 1,000,000)
31 Des 2015 Investment in Sawojajar Rp900.000.000
Income from Sawojajar Rp900.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 30% x 3,000,000)
Income from Sawojajar Rp 300.000.000
Investment in Sawojajar Rp300.000.000
(Untuk amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - inventory)
Investment in Sawojajar Rp 60.000.000
Income from Sawojajar Rp60.000.000
(amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset)
Income from Sawojajar Rp 45.000.000
Investment in Sawojajar Rp45.000.000
(amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat-Equipment
Rp900.000.000:20 th)
Income from Sawojajar Rp 12.000.000
Investment in Sawojajar Rp12.000.000
(amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost-notes payable
Rp60.000.000 5)
Kelima jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi
Investment in Sawojajar Rp603.000.000
Income from Sawojajar Rp603.000.000
Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam
laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from
Sawojajar”. Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in
Sawojajar akan menunjukkan saldo Rp5.303.000.000 dan akun Income from
Sawojajar Rp603.000.000.
2. Akuntansi untuk Investasi ekuitas dengan melibatkan negatif goodwill (gain on
bargain purchase)
Bila untuk transaksi pada contoh No. 1 di atas, uang yang diserahkan PT Pakuan
hanya Rp. 1.500.000.000 ditambah saham sebanyak 200,000 lembar dengan nilai par
Rp10.000/lembar dan nilai pasar Rp15.000/lembar, maka perhitungan dan alokasi
selisihnya akan tampak sebagai berikut:
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/cost) Rp4.500.000.000,-
Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto Rp 900.000.000
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
• undervalued Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
33. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 22
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
• overvalued OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
• undervalued Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
• overvalued Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
• Gain on bargain purchase (300.000.000)
Total excess 900.000.000
Jurnal yang dibuat akhir tahun 2015 akan bertambah dengan jurnal untuk
pengakuan gain yaitu:
Investment in Sawojajar Rp 300.000.000
Income from S (utk Gain on bargain purchase) Rp300.000.000
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan
menunjukkan saldo Rp5.103.000.000; akun Income from Sawojajar Rp603.000.000;
dan gain on bargain purchase Rp.300.000.000.
3. Akuntansi untuk Investasi ekuitas yang investeenya mempunyai investasi dalam
bentuk saham dan dinilai berdasarkan FVOCI (available for sale securities)
Awal Januari 2015 PT Ananda membeli 35% saham PT Belinda dan
diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah
Rp475.000.000. Pada saat itu book value dan fair value net aset PT Belinda masing-
masing Rp900.000.000 dan Rp1.100.000.000. Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi
karena Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat Aset Tetap 10 tahun. Selama
tahun 2015 PT Belinda memperoleh keuntungan Rp80.000.000 dan membayar
dividen pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp120.000.000. Sebagai informasi
tambahan, PT Belinda juga mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai
available for sale securities yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp20.000.000
Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Belinda, PT
Ananda membayar lebih tinggi untuk net aset teridentifikasi yang diperoleh. Kelebihan
harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net aset adalah sebagai berikut:
Harga perolehan (Cost of investment) Rp475.000.000
Nilai tercatat investasi 35 % x Rp900.000.000 Rp315.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat Rp160.000.000
Selisih tersebut kemudian dialokasikan ke:
undervalued Aset Tetap 35% x Rp200.000.000 Rp 70.000.000
Goodwil 90.000.000
Jumlah Rp160.000.000
Terkait transaksi tersebut PT Ananda akan membuat jurnal sebagai berikut:
1 Jan 2015
Investment in Belinda
Rp475.000.000
Cash
Rp475.000.000
(Untuk mencatat pembelian 35% saham PT Belinda)
34. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 23
31 Des 2015
Cash Rp 42.000.000
Investment in Belinda Rp42.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividen dari PT Belinda 35% x Rp120.000.000)
Investment in Belinda Rp28.000.000
Income from Belinda Rp28.000.000
(Untuk mencatat bagian investor (PT Ananda) atas profit investee (PT Belinda) 35% x
Rp80.000.000)
Income from Belinda Rp7.000.000
Investment in Belinda Rp7.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Aset Tetap
Rp70.000.000:10 th)
Investment in Belinda Rp7.000.000
Income from Belinda (sbg OCI) Rp7.000.000
(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 35% x
Rp20.000.000)
Ketiga jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi:
Investment in Belinda Rp28.000.000
Income from Belinda Rp21.000.000
Income from Belinda (sbg OCI) Rp 7.000.000
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in B akan menunjukkan
saldo Rp461.000.000 dan akun Income from B sebesar Rp28.000.000.
E. Transfer Aset Antara Investor dan Investee
Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali terjadi transaksi
di antara investor dan investee. Transaksi tersebut dapat berupa jual beli aset ataupun
jasa yang menghasilkan keuntungan atau kerugian. Transaksi yang terjadi dengan
investor sebagai penjual dan investee sebagai pembeli disebut sebagai transaksi hulu
(downstream). Sebaliknya, jika dalam transaksi investee yang bertindak sebagai
penjual dan investor yang menjadi pembeli, maka disebut transaksi hilir (upstream).
PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi
antara investor dan investee (upstream/downstream atau dari hilir/hulu) diakui dalam
laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi.
Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari transaksi –
transaksi ini dieliminasi.
Contoh:
1. Downstream
PT Alamanda merupakan investor yang memiliki 20% saham PT Burberry.
Sepanjang 2015 PT Alamanda menjual inventory senilai Rp200.000.000 kepada PT
Burberry. Harga perolehan barang dagangan (inventory) tersebut adalah
Rp140.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, sepertiga dari barang
dagangan tersebut belum terjual dan masih ada di gudang PT Burberry. Pada tahun
2015, PT Burberry mengumumkan net income sebesar Rp1.000.000.000.
Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 PT Alamanda akan
mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Investment in Burberry Rp200.000.000
35. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 24
Income from Burberry Rp200.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x Rp1.000.000.000)
Income from Burberry Rp20.000.000
Investment in Burberry Rp20.000.000
(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry 1/3 x
Rp60.000.000)
Dalam transaksi hulu (downstream) antara PT Alamanda dan PT Burberry,
terdapat laba antar perusahaan sebesar Rp60.000.000 (Rp200.000.000–
Rp.140.000.000). Dari sejumlah laba tersebut, sebesar Rp40.000.000 telah terealisir
dengan terjualnya inventory PT Burberry kepada pihak ketiga, sementara sebesar
Rp20.000.000 belum terealisir karena inventory masih ada di Gudang PT Burberry.
Dengan demikian, pendapatan investasi saham PT Alamanda adalah
Rp.180.000.000,-
Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka PT
Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Investment in Burberyy R20.000.000
Income from Burberry Rp20.000.000
2. Upstream
PT Alamanda merupakan investor yang memiliki 20% saham PT Burberry.
Sepanjang 2015 PT Burberry menjual inventory senilai Rp200.000.000 kepada PT
Alamanda. Harga perolehan barang dagangan (inventory) tersebut adalah
Rp140.000.000. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, sepertiga dari barang
dagangan tersebut belum terjual dan masih ada di gudang PT Alamanda. Pada tahun
2015, PT Burberry mengumumkan net income sebesar Rp1.000.000.000.
Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 PT Alamanda akan
mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Investment in Burberry Rp200.000.000
Income from Burberry Rp200.000.000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x Rp1.000.000.000)
Income from Burberry Rp 4.000.000
Investment in Burberry Rp4.000.000
(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry 1/3 x
Rp60.000.000 x 20%)
Dengan kepemilikan sebesar 20%, PT Alamanda harus menangguhkan
keuntungan yang belum terealisir sebesar Rp4.000.000 (20% x Rp20.000.000).
Dengan demikian laba PT Burberry yang menjadi bagian PT Alamanda adalah
sebesar Rp196.000.000 (Rp200.000.000 – Rp4.000.000).
Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak luar, maka PT
Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Investment in Burberyy Rp4.000.000
Income from Burberry Rp4.000.000
36. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 25
F. Interim Acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit
dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan atas nilai tercatat/nilai wajar
dimulai dari tanggal pembelian.
Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar sebesar
Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Net aset PT
Sinar pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT Sinar
melaporkan net income Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1 September
2016 Rp150.000.000. Nilai buku aset dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober 2016
sama dengan nilai wajarnya kecuali Bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000
mempunyai nilai wajar Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016
20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net aset sebagai berikut:
Harga perolehan (Cost of investment) Rp 800.000.000
Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend 1 Sept (150.000.000)
Net asset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S dialokasikan ke:
undervalued Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000
Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sebagai berikut:
1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp800.000.000
Cash Rp800.000.000
31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
(Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12)
Income from PT Sinar Rp1.000.000
Investment in PT Sinar Rp1.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Bangunan
80.000.000:20 th x 3/12)
G. Investasi Melalui Kepemilikan Bertahap
Seorang investor mungkin memiliki pengaruh yang signifikan melalui beberapa
tahap investasi. Misalnya per 1 Januari 2016 A memiliki saham di B sebanyak 10%
dan menggunakan metode cost untuk investasi tersebut. Setahun kemudian A
membeli lagi 15% saham B, sehingga total kepemilikannya menjadi 25% dan
diasumsikan A mempunyai pengaruh yang signifikan. Pada saat A sudah mempunyai
25% kepemilikan saham, A harus menggunakan metode ekuitas sehingga akun
37. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 26
investasi dan retained earning yang sebelumnya menggunakan metode cost harus
disesuaikan.
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000 dan
mengelompokkannya sebagai fair value through profit or loss (trading securities).
Stockholder’s equity (net asets) PT Siwi saat itu Rp600.000.000. Selisih sebesar
Rp10.000.000 dialokasikan ke Bangunan yang masa manfaatnya 20 tahun lagi. Untuk
tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income Rp100.000.000 dan membayar dividen
Rp50.000.000. Nilai wajar saham pada akhir tahun sama dengan nilai tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sebagai berikut:
Investment in Trading Securities Rp70.000.000
Cash Rp70.000.000
(Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi)
Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
(Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000)
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000,
sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu
mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat
jurnal sebagai berikut:
Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp100.000.000
(Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari Trading
securities menjadi Investment in S)
Investment in PT Siwi Rp9.500.000
Retained Earnings Rp9.500.000
(Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10% x
Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh
Rp10.000.000 : 20 th)
Retained Earnings Rp5.000.000
Investment in PT Siwi Rp5.000.000
(Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x
Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income)
H. Penjualan Kepemilikan Saham pada Entitas Asosiasi (Sale of an
equity interest)
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak
lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan kemudian mencatat sisa
investasinya berdasarkan PSAK 55. Investor mengukur investasi yang tersisa pada
entitas pada nilai wajarnya. Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap selisih
antara nilai wajar yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan pada entitas
asosiasi dengan jumlah tercatat invetasi pada tanggal hilangnya pengaruh sigifikan.
Contoh:
38. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 27
1 January 2013 PT Pandhawa membeli 320,000 lembar saham PT Sakti (40%
kepemilikan) senilai Rp580.000.000. Ekuitas PT Sakti saat itu Rp1.200.000.000. Dari
transaksi ini, terdapat goodwill Rp. 100.000.000. Nilai tercatat aset dan liabilitas sama
dengan nilai wajarnya. PT Pandhawa menggunakan metode ekuitas dari 1 Januari
2013 sampai dengan 31 Desember 2015. Per 31 Desember 2015, akun investasi
tersebut menunjukkan saldo Rp700.000.000 yaitu sama dengan 40% x
Rp1.500.000.000 (ekuitas PT Sakti per 31 Des 2015 + Rp100.000.000 goodwill).
Tanggal 1 Januari 2016, PT Pandhawa menjual 200.000 lembar saham tersebut
senilai Rp460.000.000. Sisa 120,000 lembar saham, nilai wajarnya Rp270.000.000
dan PT Pandhawa akan mengelompokkannya sebagai Trading securities.
Untuk transaksi ini, PT Pandhawa akan membuat jurnal sebagai berikut:
Cash Rp460.000.000
Investment in PT Sakti Rp437.500.000
Gain on sale of securities Rp 22.500.000
Investment in trading securities Rp270.000.000
Investment in PT Sakti Rp262.500.000
Gain on transfer of categories Rp 7.500.000
Kedua jurnal di atas dapat digabungkan menjadi:
Cash Rp.460.000.000
Investment in trading securities 270.000.000
Investment in S Rp700.000.000
Gain on sale of securities 22.500.000
Gain on transfer of categories 7.500.000
I. Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan, Bukan dari Pemegang
Saham (Stock purchases directly from the investee)
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau
pemegang saham, maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar dan
mempengaruhi % perolehan saham
Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan
sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp450.000.000. Pada saat itu
stockholders’ equity PT Sanjaya terdiri dari Rp200.000.000 Capital stock-ordinary par
Rp10.000 dan Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT
Prima, jumlah saham PT Sanjaya yang beredar menjadi 20,000 +
(Rp200.000.000:20.000) = 40,000. Dengan demikian kepemilikan saham P atas S
adalah 50% (20,000:40,000)
J. Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen (Investee corporation
with preferred stock)
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor
menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas dividen
atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.
Contoh:
39. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 28
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai
Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10%
cumulative preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Capital stock-ordinary
Rp3.000.000.000; Other paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings
Rp1.500.000.000. Net income yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan oleh PT
Quality pada tahun 2016 masing-masing Rp700.000.000 dan Rp200.000.000
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net aset sebagai berikut:
Harga perolehan (Cost of investment) 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net asets PT Quality) yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000
Income from PT Quality akan dihitung sebagai berikut:
Net Income PT Quality Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000 Rp100.000.000
Income untuk Capital stock-ordinary Rp600.000.000
Bagian PT Premium (Income from PT Quality) 40% x 600.000.000 =
Rp240.000.000
Jurnal untuk net income dan dividen:
Investment Rp240.000.000
Income from investment Rp240.000.000
Cash Rp40.000.000
Investment Rp 40.000.000
K. Nilai Tercatat Investasi Negatif Pada Metode Ekuitas
Nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi tidak boleh negatif akibat
pengakuan bagian rugi entitas asosiasi. Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau
negatif akibat bagian terhadap rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi
kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan
bagiannya atas rugi lebih lanjut. Setelah kepentingan entitas dikurangkan menjadi nol,
tambahan kerugian dicadangkan.
Jika entitas asosiasi kemudian hari mencatatkan laba, maka investor mulai
mengakui bagiannya atas laba tersebut setelah bagiannya atas laba tersebut melebihi
bagian atas rugi yang belum diakui (dicadangkan).
Contoh:
Awal tahun 2018, P memiliki investasi sebesar 40% atas saham beredar S dengan
nilai tercatat Rp200.000.000. Selama tahun 2018, investee membagikan dividen pada
tanggal 1 April Rp100.000.000 dan melaporkan rugi bersih sebesar Rp450.000.000.
Pada saat S membagikan dividen, investasi P akan berkurang dengan P akan
menjurnal:
Cash Rp40.000.000
Investment in S Rp40.000.000
40. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 29
(mencatat penerimaan dividen 40% x Rp100.000.000)
Setelah pembagian dividen tersebut, saldo investasi P di S adalah
Rp200.000.000-Rp40.000.000 = Rp160.000.000
Kemudian, pada akhir tahun S melaporkan rugi sebesar Rp450.000.000. Atas
rugi tersebut, P akan mengakui bagian rugi sebesar Rp450.000.000 x 40% =
Rp180.000.000. Dari saldo sebelumnya (Rp160.00.000), kerugian S akan menjadikan
nilai investasi P menjadi negative. Namun, karena tidak boleh negative, maka P akan
mencatat bagian ruginya sebagai berikut:
Income from S Rp160.000.000
Investment in S Rp160.000.000
Dari jurnal di atas, maka nilai investment in S menjadi nol. Selain itu, selisih
Rp180.000.000-Rp160.000.000= Rp20.000.000 yang merupakan rugi selanjutnya
akan dicadangkan.
Apabila di tahun selanjutnya, S masih melaporkan kerugian, P akan terus
mencadangkan bagian rugi tersebut. Sebaliknya jika pada tahun 2019, S melaporkan
keuntungan sebesar Rp80.000.000, maka P akan mencatat sebesar Rp12.000.000
yang berasal dari:
Net Income S Rp80.000.000
Income from S (40% x Rp80.000.000) Rp32.000.000
Cadangan kerugian 2018 (Rp20.000.000)
Kenaikan investasi yang diakui 2019 Rp12.000.000
Sehingga P akan menjurnal:
Investment in S Rp12.000.000
Income from S Rp12.000.000
RINGKASAN
1) Pembelian saham suatu entitas yang tidak menimbulkan pengaruh yang
signifikan akan dicatat sebagai trading atau available for sale securities; yang
mempunyai pengaruh yang signifikan akan dicatat dengan metode ekuitas; yang
menimbulkan hubungan induk-anak, akan dicatat menggunakan metode cost,
diperlakukan sebagai trading atau available for sale securities dan induk
perusahaannya harus menyusun laporan keuangan konsolidasi.
2) Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau
kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan
keuangan dan operasional investee.
3) Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat berdasarkan harga
perolehannya, kemudian selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset
investee setelah pembelian saham. Bagian investor atas laba atau rugi investee
diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi.
4) PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi
antara investor dan investee (upstream/downstream atau hilir/hulu) diakui dalam
laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas
asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari
transaksi – transaksi ini dieliminasi.
41. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 30
5) Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan profit
dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan dengan nilai tercatat dimulai
dari tanggal pembelian.
6) Bila investor memiliki saham secara bertahap, yaitu dari tidak mempunyai
pengaruh ke mempunyai pengaruh, maka ia harus membuat jurnal penyesuaian
atas investasinya seolah-olah metode ekuitas sudah dipergunakan sebelumnya.
7) Investor yang menjual kepemilikan sahamnya pada entitas asosiasi, sehingga ia
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan lagi, maka ia harus menghentikan
penggunaan metode ekuitasnya. Investasi yang tersisa akan dinilai berdasarkan
fair value dan dikelompokkan sebagai Trading atau Available for sale securities
8) Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor
menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas
dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan
atau belum.
LATIHAN/PENUGSAN
SOAL 1
PT Purnama menerbitkan 40,000 lembar sahamnya (tanpa nilai par) untuk
memperoleh 40% saham PT Sejahtera pada 1 Jan 2016. PT Purnama juga
membayar biaya lain yang berkaitan dengan perolehan saham sebesar
Rp40.000.000 dan biaya penerbitan dan registrasi saham Rp10.000.000. Aset dan
liabilitas PT Sejahtera pada saat itu tampak sebagai berikut:
Book Value
(Rp)
Fair Value
(Rp)
Cash 100.000.000 100.000.000
Accounts receivable – net 200.000.000 200.000.000
Inventory (terjual di tahun 2016) 500.000.000 600.000.000
Land 100.000.000 300.000.000
Buildings – net (masa manfaat 10
tahun)
600.000.000 400.000.000
Equipment – net (masa manfaat 7
tahun)
400.000.000 500.000.000
Total Asets 1.900.000.000 2.100.000.000
Liabilities 900.000.000 900.000.000
Capital stock-ordinary 700.000.000
Retained Earnings 300.000.000
Total Liabilities & Equities 1.900.000.000
Saudara diminta untuk:
1. Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi
kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net aset yang diperoleh bila harga
wajar saham PT Purnama Rp11.000/share
2. Membuat jurnal untuk mencatat perolehan saham dan membuat skedul alokasi
kelebihan cost atas nilai buku/nilai tercatat net aset yang diperoleh bila harga
wajar saham PT Purnama Rp13.000/share.
42. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 31
SOAL 2
Pada tanggal 1 April 2016, PT Panama membeli 30% saham PT Segara senilai
Rp383.000.000. Ekuitas PT Segara awal tahun 2016 Rp1.000.000.000. Selama
2016, PT Segara mengumumkan dan membayar dividen sebanyak 4 kali, yaitu
tanggal 15 Maret, 15 Juni, 15 September, dan 15 Desember masing-masing
sebesar Rp20.000.000. Net income yang diperoleh tahun 2016, Rp160.000.000
Saudara diminta untuk menentukan:
1. Goodwill dari transaksi di atas
2. Income from PT Segara untuk tahun 2016
3. Investment in PT Segara per 31 Desember 2016
SOAL 3
PT Panorama membeli 40% saham PT Senja pada 1 Januari 2016 senilai
Rp2.240.000.000. Pada saat itu nilai tercatat dan nilai wajar aset dan liabilitas PT
Senja tampak sebagai berikut:
Book Value (Rp) Fair Value (Rp)
Cash 400.000.000 400.000.000
Accounts receivable – net 700.000.000 700.000.000
Inventory (terjual di tahun 2010 1.000.000.000 1.200.000.000
Other current asets 200.000.000 200.000.000
Land 900.000.000 1.700.000.000
Buildings – net (masa manfaat 10
tahun)
1.500.000.000 2.000.000.000
Equipment – net (masa manfaat 7
tahun)
1.200.000.000 500.000.000
Total Asets 5.900.000.000 6.700.000.000
Account Payable 800.000.000 800.000.000
Other current liabilities 200.000.000 200.000.000
Bonds Payable (jatuh tempo 1
Januari 2021)
1.000.000.000 1.100.000.000
Capital stock-ordinary, Rp10.000 par 3.000.000.000
Retained Earnings 900.000.000
Total liabilities & Equities 5.900.000.000
Untuk tahun 2016, PT Senja melaporkan net income Rp1.200.000.000 dan
membayarkan dividen Rp.600.000.000. Goodwill tidak mengalami penurunan nilai
(impairment).
Saudara diminta untuk:
1. Membuat skedul alokasi kelebihan cost atas net aset yang diperoleh
2. Membuat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi yang berkaitan
dengan investasi di PT Senja
3. Menghitung besarnya Income from PT Senja 2016
4. Menentukan saldo Investment in PT Senja 31 Desember 2016
5. 1 Januari 2017 PT Panorama menjual ¾ kepemilikan sahamnya di PT Senja
dengan harga Rp1.900.000.000 sisa saham dicatat sebagai trading securities
dengan nilai wajar Rp.660.000.000. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat
transaksi tersebut!
43. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 32
SOAL 4
P melakukan investasi saham di PT Sampurna selama 2015 dan 2016 sebagai
berikut:
Tanggal perolehan Jumlah lembar saham Cost (Rp)
1 Juli 2015 3,000 48.750.000
1 januari 2016 6,000 99.000.000
Ekuitas PT Sampurna 1 Januari 2015 terdiri dari 20,000 lembar saham nilai par
Rp10.000 dan retained earnings Rp100.000.000. Net income yang dihasilkan PT
Sampurna tahun 2015 dan 2016 masing-masing Rp40.000.000 dan Rp60.000.000.
Untuk tahun 2015 dan 2016, PT Sampurna membayar dividen setiap tanggal 1 Mei
dan 1 November masing-masing sebesar Rp15.000.000. Bila ada selisih antara cost
dengan nilai tercatat aset neto yang diperoleh, dialokasikan ke paten dan
diamortisasikan selama 10 tahun.
Saudara diminta untuk:
1. Membuat jurnal untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan investasi P di
PT Sampurna
2. Menghitung besarnya Income from PT Sampurna 2015 dan 2016
3. Menentukan saldo Investment in PT Sampurna 31 Desember 2015 dan 2016
44. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 33
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
BAB
A. Kombinasi Bisnis Melalui Perolehan Saham
PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau
peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau
lebih bisnis. Sedangkan IFRS 3 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai
bergabungnya dua atau lebih entitas/perusahaan menjadi satu entitas pelaporan.
Menurut Lampiran B PP05 PSAK 22, suatu kombinasi bisnis dirancang salah satunya
dengan cara satu atau lebih bisnis menjadi entitas anak dari pihak pengakuisisi.
Dalam aktivitas investasi, suatu perusahaan dapat melakukan pembelian saham
yang dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai perusahaan lain. Aktivitas
investasi tersebut menyebabkan adanya pengendalian investor terhadap investee dan
memunculkan istilah entitas induk (parent) dan entitas anak (subsidiary). Hubungan
antara investor dan investee tersebut sering diistilahkan hubungan induk–anak
perusahaan (parent–subsidiary). Pembelian saham berhak suara di atas 50%
dianggap dapat mengontrol, menguasai perusahaan melalui voting. PSAK 65
mensyaratakan entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas untuk
menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian, menyatakan bahwa
investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas
imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee. Lebih
lanjut dinyatakan bahwa investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor
memiliki seluruh hal berikut ini:
a. kekuasaan atas investee (par 10-14)
b. eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee
(par 15-16); dan
c. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi jumlah imbal hasil investor (par 17 dan 18).
Sebagai contoh, investor A mempunyai kepemilikan 80% saham PT XYZ dan B
merupakan pemegang obligasi yang diterbitkan oleh PT XYZ. Sebagai pemegang
saham, A akan mendapatkan dividen dan sebagai pemegang saham mayoritas, A
dapat menentukan berapa besaran dividen yang akan dibagikan PT XYZ kepada
Tujuan Pembelajaran:
Pada bab ini mahasiswa mampu:
1. Memiliki pemahaman tentang konsolidasi pada proses akuisisi
2. Memiliki kemampuan untuk membuat kertas kerja konsolidasian
3. Memiliki pemahaman terkait penyajian dan pengungkapan atas transaksi
45. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 34
shareholdersnya. Hal ini tidak berlaku untuk B yang merupakan bondholders PT XYZ.
Sebagai pemegang obligasi, B diberikan imbal hasil berupa bunga obligasi (bersifat
tetap) namun B tidak memiliki hak suara atas kebijakan PT XYZ. Dengan demikian B
tidak memiliki kendali atas PT XYZ. Sementara itu, meskipun A tidak mendapatkan
penghasilan tetap (besaran dividen tidak pasti tergantung keputusan RUPS), namun
A dapat mempengaruhi besaran dividen yang akan dibagikan kepada shareholders.
1. Entitas pelaporan
Bila investasi saham menimbulkan hubungan induk - anak, maka masing-masing
perusahaan berlangsung sebagai perusahaan yang terpisah dan menyusun laporan
keuangan masing-masing. Sedangkan entitas yang mengendalikan/menguasai
entitas-entitas yang lainnya (induk) diharuskan untuk menyusun laporan
konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok
usaha yang di dalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas
entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.
Tujuan dari penyusunan laporan konsolidasian adalah untuk menyediakan
laporan keuangan yang bermanfaat dan relevan bagi para pengguna. Meskipun
secara hukum entitas-entitas tersebut berdiri sendiri, tetapi secara substansi mereka
adalah entitas ekonomi tunggal, satu kesatuan usaha. Oleh karena itu, laporan
keuangannya harus dikonsolidasikan.
Dengan demikian dapat dikatakan konsolidasi adalah proses mempersiapkan dan
menyajikan laporan keuangan dari induk dan anak perusahaan dimana kedua
perusahaan tersebut seolah-olah adalah satu entitas usaha.
PSAK No. 4 (2017) Laporan Keuangan Tersendiri par 10 menyatakan, bahwa jika
entitas induk menyusun laporan keuangan sendiri sebagai informasi tambahan, maka
entitas induk tersebut mencatat investasi pada anak, pengendalian bersama entitas,
dan entitas asosiasi pada:
a. Biaya perolehan (cost)
b. Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yaitu
sebagai sebagai Fair Value through Profit or Loss (trading) atau Fair Value
through Other Comprehensive Income (available for sale securities)
c. Metode ekuitas (equity method)
Dalam pembahasan penyusunan laporan konsolidasi digunakan asumsi induk
perusahaan menyajikan laporan keuangan sendiri sebagai informasi tambahan. Oleh
karena itu dalam mencatat investasinya pada anak perusahaan, induk perusahaan
dianggap menggunakan metode biaya, metode ekuitas, atau metode nilai wajar
sesuai PSAK 55 dengan tekanan lebih kepada metode biaya dan metode ekuitas.
Dalam laporan keuangan (neraca) induk perusahaan akan menggunakan akun
“Investment in Subsidiary”, dan masuk ke dalam kelompok No- current asset
2. Prosedur konsolidasi
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, entitas menggabungan
laporan keuangan entitas induk dan entitas anak satu persatu dengan menjumlahkan
pos-pos sejenis dari aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban.
Laporan keuangan konsolidasian bertujuan untuk dapat menyajikan informasi
keuangan dari kelompok usaha tersebut sebagai entitas ekonomi tunggal. Agar tujuan
tersebut dapat dicapai, PSAK 65 memberikan prosedur dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian, sebagai berikut:
46. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 35
a. Menggabungkan item sejenis seperti aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban,
dan arus kas dari entitas induk dengan entitas anaknya;
b. Menghapus (mengeliminasi) jumlah tercatat dari investasi entitas induk di setiap
entitas anak dan bagian entitas induk pada ekuitas setiap entitas anak (PSAK 22:
Kombinasi Bisnis menjelaskan bagaimana menghitung setiap goodwill terkait);
c. Mengeliminasi secara penuh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan
arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam
kelompok usaha (laba atau rugi yang timbul dari transaksi intra kelompok usaha
yang diakui dalam aset, seperti persediaan dan aset tetap, dieliminasi
seluruhnya). Kerugian intra kelompok usaha mengindikasikan adanya penurunan
nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan keuangan konsolidasian.
d. Mengidentifikasi kepentingan non pengendali dan bagian kepemilikan entitas
induk atas asset neto entitas anak yang dikonsolidasikan.
Kepentingan non pengendali atas aset neto terdiri dari:
1) Jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi awal yang
dihitung sesuai PSAK 22
2) Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal
kombinasi bisnis tersebut
3. Jurnal Eliminasi dan Penyesuaian (Elimination and Adjustmet)
Untuk memudahkan proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi,
digunakan jurnal eliminasi untuk menyesuaikan saldo pada setiap akun yang terdapat
pada setiap entitas yang akan dikonsolidasikan sehingga mencerminkan saldo yang
seharusnya ketika seluruh entitas yang dikonsolidasikan dianggap sebagai entitas
tunggal. Jurnal eliminasi hanya dilakukan pada saat proses penyiapan laporan
konsolidasi sehingga tidak mempengaruhi pencatatan yang dilakukan pada masing-
masing entitas secara terpisah serta tidak dibawa ke periode-periode berikutnya.
Secara ringkas prosedur eliminasi dan penyesuaian dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
a. Investasi
1) Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
2) Akun kepentingan non pengendali akan muncul jika kepemilikan pada entitas
anak tidak 100%
3) Perhitungan perbedaan nilai wajar dan nilai buku dalam konsolidasi (nilai
wajar yang dikonsolidasi)
4) Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
b. Akun
Akun resiprokal (transaksi yang timbul antara anak dan induk) harus dieliminasi,
contoh: utang – piutang
c. Transaksi
1) Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, transaksi
anak dan induk harus dieliminasi (jual beli persediaan, aset tetap, obligasi)
2) Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang
diakui dalam aset: persediaan, aset tetap, dan obligasi harus dieliminasi.
3) Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan mempengaruhi
bagian laba induk.
4) Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan mempengaruhi
bagian laba /kepentingan non pengendali, karena laba ada di anak
perusahaan.
47. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 36
4. Contoh penyusunan laporan konsolidasian
a. PT Palapa membeli 100% saham PT Samudera, perusahaan yang baru berdiri.
Aset neto PT Samudera adalah sebesar Rp120.000.000 dan PT Palapa
membayar Rp120.000.000 untuk memperoleh aset neto tersebut.
Neraca PT Palapa dan PT Samudera sesaat setelah pembelian saham tersebut
tampak sebagai berikut:
PT Palapa PT Samudera
Assets:
Current Assets Rp140.000.000 Rp20.000.000
Non current assets:
Plant, property and Equipment 640.000.000 125.000.000
Investment in S 120.000.000 -
Total Assets Rp900.000.000 Rp145.000.000
Liablities & Shareholders’equity:
Current Liabilities Rp100.000.000 Rp25.000.000
Equity:
Capital Stock par $1 200.000.000 80.000.000
Additional paid-in capital 250.000.000 40.000.000
Retained Earnings 350.000.000 -
Total Liablities & Stockholders’equity Rp900.000.00 Rp145.000.000
Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian, dibuat suatu
kertas kerja. Di dalam kertas kerja tersebut kita membuat jurnal eliminasi untuk
menghilangkan akun-akun yang resiprokal. Jurnal ini tidak dibukukan ke dalam
pembukuan PT Palapa dan PT Samudera, dan hanya ada di dalam kertas kerja
(worksheet)
Jurnal eliminasi, laporan keuangan PT Palapa dan PT Samudera, serta kertas
kerja untuk penyusunanan laporan keuangan konsolidasian sesaat setelah akuisisi
tampak sebagai berikut (dalam jutaan Rp):
PT
Palapa
PT
Samudera
Adjustment &
Eliminations
Consolidated
Balance
Sheet
Debit Credit
Assets:
Current Assets 140 20 160
Non current assets:
Plant, property and
Equipment
640 125 765
Investment in S 120 - 120
Total Assets 900 145 925
Liablities &
Shareholders’equity:
Current Liabilities 100 25 125
Equity:
Capital Stock par $1 200 80 80 200
Additional PIC 250 40 40 250
Retained Earnings 350 - 350
Tota Liablities &
Shareholders’equity
900 145 925
48. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 37
Capital Stock – S Rp80.000.000
Additional PIC – S Rp40.000.000
Investment in S Rp120.000.000
(untuk mengeliminasi akun Investment in S dan Shareholders’ equity S)
b. Pada tanggal 1 Januari 2016 PT Papandayan membeli 100% saham PT Semeru
senilai Rp200.000.000. Pada saat itu Shareholders’ equity PT Semeru terdiri dari
Share Capital Rp30.000.000; Share premium Rp90.000.000; dan Retained
Earnings Rp80.000.000. Untuk tahun 2016 PT Semeru melaporkan net income
Rp60.000.000 dan tidak membayar dividen.
Atas transaksi tersebut, kertas kerja untuk penyusunan laporan konsolidasian
tahun 2016, tampak sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
PT
Papandayan
PT Semeru Adjustment &
Eliminations ($)
Consolidat
ed Balance
Sheet
Debit Credit
Assets:
Current Assets 175 90 265
Non current assets:
Plant, property and
Equipment
680 245 925
Investment in S 200 - 200
Total Assets 1,055 335 1,190
Liablities &
Stockholders’equity:
Current Liabilities 155 75 230
Equity:
Capital Stock par $1 150 30 30 150
Add PIC 280 90 90 280
Retained Earnings 470 140 80 530
Tota Liablities &
Stockholders’equity
1,055 335 1,190
Atas transaksi tersebut, jurnal eliminasi yang dibuat adalah:
Share Capital – PT Semeru Rp30.000.000
Share premium – PT Semeru 90.000.000
Retained Earnings –beginning – PT Semeru 80.000.000
Investment in PT Semeru Rp200.000.000
(untuk mengeliminasi akun Investment in PT Semeru dan shareholders’ equity
PT Semeru)
Apabila P menggunakan equity method untuk investasi sahamnya, kertas kerja
tampak sebagai berikut:
PT
Papandayan
PT
Semeru
Adjustment &
Eliminations ($)
Consolidated
Balance
Sheet
Debit Credit
Assets:
Current Assets 175 90 265
Non current assets:
49. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 38
Plant, property and
Equipment
680 245 925
Investment in S 260 - 260
Total Assets 1,115 335 1,190
Liablities &
Shareholders’equity:
Current Liabilities 155 75 230
Equity:
Share Capital par $1 150 30 30 150
Share premium 280 90 90 280
Retained Earnings 530 140 140 530
Tota Liablities &
Shareholders’equity
1,115 335 1,190
5. Kepentingan pihak non-pengendali
Bila suatu induk perusahaan membeli anak perusahaan tidak 100%, misalnya
90%, maka yang 10% nya disebut/dinamakan noncontrolling interest (kepentingan non
pengendali), sedangkan induknya disebut kepentingan pengendali (controlling
interest).
6. Goodwill
Bila suatu induk perusahaan membeli saham anak perusahaan dengan harga di
atas fair value net asset teridentifikasi yang diperolehnya, maka akan terdapat
goodwill. Mengapa induk perusahaan mau membeli saham anak perusahaan dengan
harga yang lebih tinggi daripada fair value saham yang diperolehnya? Karena investor
melihat berbagai kelebihan dari sinerginya dengan anak perusahaan dan kelebihan-
kelebihan tersebut tidak bisa diidentifikasikan, sehingga dikelompokkan dalam satu
akun bernama goodwill. Investor akan mencatat goodwill sebagai aset di dalam
neracanya.
7. Cara menentukan goodwill
Terdapat dua cara yang diperkenankan untuk menentukan goodwill. Cara yang
pertama adalah dengan mengurangkan cost/harga perolehan dari % kepemilikan atas
nilai wajar anak perusahaan. Dengan cara seperti ini, maka goodwill yang diperoleh
adalah goodwill induk perusahaan saja. Sedangkan cara kedua adalah mengurangkan
cost/harga perolehan dari (nilai wajar aset neto-nilai wajar saham yang dimiliki
kepentingan non pengendali). Dengan cara yang kedua akan diperoleh goodwill untuk
perusahaan sebagai satu kesatuan, yaitu goodwill induk dan anak. Dalam keseluruhan
pembahasan berikutnya, akan digunakan penentuan goodwill dengan cara ke-2
Contoh:
Awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp87.000.000 untuk membeli 80%
saham PT Siwi. Pada saat itu Shareholders’ equity PT Siwi terdiri dari Share Capital
Rp60.000.000 (6,000 lembar saham) dan Retained Earnings Rp30.000.000; nilai
tercatat net asset sama dengan nilai wajarnya.
Dari transaksi ini jika digunakan penghitungan goodwill dengan cara pertama
akan didapat goodwill sebagai berikut:
Cost/harga perolehan Rp87.000.000
% kepemilikan 80% x (Rp60.000.000 + Rp30.000.000) Rp72.000.000
Goodwill Rp15.000.000
50. Buku Ajar Akuntansi Keuangan Lanjutan | 39
Apabila dengan cara yang kedua, akan diperoleh goodwill sebesar:
Cost/harga perolehan Rp87.000.000
BV=FV Rp90.000.000
Total nilai perusahaan = 100/80 x 87.000.000 = 108.750.000
Bagian kepentingan non pengendali 20% x 108.750.000 = Rp21.750.000
Bagian kepentingan pengendali Rp68.250.000
Goodwill Rp18.750.000
Atau:
Total nilai perusahaan = 100/80 x 87.000.000 = Rp108.750.000
Share Capital Rp60.000.000 dan
Retained Earnings Rp30.000.000 = Rp90.000.000
Goodwill Rp18.750.000
Dari total goodwill Rp18.750.000 tersebut 80%nya yaitu Rp15.000.000
adalah goodwill untuk induk perusahaan, sama dengan perhitungan goodwill cara
yang pertama, sisanya Rp3.750.000 adalah goodwill untuk kepentingan non
pengendali. Goodwill sebesar Rp18.750.000 bisa juga dicari dengan
mengurangkan total nilai wajar perusahaan dari nilai wajar asset neto
(Rp108.750.000 – Rp90.000.000) = Rp18.750.000.
Bila dalam soal di atas diketahui nilai pasar saham kepentingan non
pengendali Rp20.000/lembar, maka goodwill dihitung sebagai berikut:
Cost/harga perolehan Rp87.000.000
Bagian kepentingan non pengendali Rp20.000 x 1,200 lembar Rp24.000.000
Total nilai perusahaan Rp111.000.000
Nilai buku = nilai wajar aset neto Rp90.000.000
Goodwill Rp21.000.000
8. Penyusunan laporan konsolidasi setelah tahun kombinasi bisnis
Pada awal Januari 2016, PT Pandu membayar Rp87.000.000 untuk membeli 80%
saham PT Siwi. Pada saat itu Shareholders’ equity PT Siwi terdiri dari Share Capital
Rp60.000.000 dan Retained Earnings Rp30.000.000; nilai tercatat net asset sama
dengan nilai wajarnya. Nilai pasar kepentingan non pengendali tidak diketahui. Dari
transaksi ini terdapat goodwill sebesar (100/80 x 87.000.000)–90.000.000 =
Rp18.750.000)}. Tahun 2016, PT Siwi melaporkan net income Rp25.000.000 dan
membayar dividen Rp15.000.000.
Kertas kerja konsolidasi dan jurnal eliminasi yang dibuat pada 31 Desember 2016
bila P menggunakan metode cost untuk mencatat investasi sahamnya adalah
sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
PT
Pandu
PT Siwi Adjustment &
Eliminations
Consoldt
Statmnts
Dr Cr
Income Statement:
Sales 250,000 65,000 315,000
Dividend Income 12,000 a 12,000
Expenses 200,000 40,000 (240,000)
Net Income 62,000 25,000
Non controlling interest
exp
c 5,000 (5,000)
Consolidated Net
Income
70,000