2. 2
16.15 – 17.00
(1 JPL)
- Penugasan Mandiri
Melalui CLC
8 Mar 2022
08.30 – 11.45 WIB
Zoom meeting 3
(Dihadiri LP)
• Paparan
RUKUNS
• Persiapan
Seminar
RUKUNS
Penugasan 3
Dikumpul
tgl 20 Maret 2022
14 Mar 2022
08.30 – 11.45 WIB
5 Mar 2022
(1 JPL)
• Belajar
Mandiri
Melalui
CLC
Zoom meeting
(Dihadiri
Binwil)
Seminar
RUKUNS
28 Mar 2022
08.00-12.00
Zoom meeting 2
(Dihadiri LP)
• Why why
• Fishbone/Pohon
Masalah
• Pemecahan Masalah
• Pengenalan
RUKUNS
Penugasan 2
Dikumpul
tgl 12 Maret 2022
Zoom meeting 1
• Peta kinerja
• Tabel identifikasi
masalah
• Rumusan
analisis situasi
• Tabel USG
Penugasan 1
Dikumpul
tgl 6 Maret 2022
19 Feb 2022
(1 JPL)
• Belajar
Mandiri
Melalui CLC
23 Feb 2022
08.30 – 11.45 WIB
TIMELINE PEMBELAJARAN RUKUNS
15.15 – 16.00
(1 JPL)
- Penugasan Mandiri
Melalui CLC
3. KELUARAN SETIAP PERTEMUAN
3
01
02
03
04
ANALISIS MASALAH
KESEHATAN DI
PUSKESMAS
– Peta kinerja dan status kesehatan di wilayah kerja puskesmas
– Tabel identifikasi masalah kesehatan
– Analisis Situasi
– Rumusan Prioritas Masalah
PENGANTAR RUKUNS
– Rumusan Akar Penyebab Masalah
– Rumusan Cara pemecahan Masalah
– Pengenalan Tabel RUKUNS
PENYUSUNAN RUKUNS – Tabel RUKUNS
– Time line kerja NST di lapangan
– Pemaparan RUKUNS
– Kesepakatan RUKUNS
– Perbaikan RUKUNS
GALLERY RUKUNS
4. NST mampu melakukan
analisa penyebab masalah
kesehatan
NST mampu menyusun
rencana usulan kegiatan
usulan nusantara sehat
(RUKUNS)
Tujuan Pembelajaran
- Fishbone
- Pohon masalah
- Brainstorming
- Tabel pemecahan
masalah
NST mampu menetapkan
pemecahan masalah
kesehatan
- Tabel RUKUNS
5. ISU STRATEGIS : Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir
ANALISA SITUASI INPUT INDIKATOR AKSES INDIKATOR RENSTRA INDIKATOR
RPJMN
Man :
• Masih diperlukan SDM kes (dokter, bidan dan SpOG,
SpAn dll). Distribusi dan kompetensi yg berkualitas.
• Perlu peningkatan kompetensi SDM kes
Material:
• Perlu ketersediaan obat dan alat esensial di FKTP
dan FKTRL utk mendukung PONED dan PONEK dan
rujukan regional. Termasuk layanan UTD / Bank
Darah.
Metode:
• Perlu kesiapan tingkat kab/kota sbg pusat manajemen
upaya percepatan AKI dg ada sistem rujukan terpadu
berbasis wilayah dan diselenggarakannya AMP
didukung dg RS rujukan regional yg berkualitas
• Kesiapan FKTP untuk memberikan pelayanan KIA
esensial
• Kesiapan FKTRL untuk memberikan pelayanan KIA
esensial
• Pemberdayaan masy utk demand creation melalui
PIS PK dg penguatan upaya promotif dan preventif.
Money:
• Perlu pembiayaan operasional FKTP
• Perlu pembiayaan oeprasional RS Kab/Kota
1. Pelayanan kesehatan ibu
hamil berkualitas (K4)
2. Pelayanan persalinan yang
berkualitas (PF)
3. Pelayanan kesehatan ibu
paska persalinan (KF)
4. Pelayanan kesehatan bayi
baru lahir berkualitas (KN
lengkap)
5. Pelayanan obstetri neonatal
emergensi dasar yang
berkualitas (PONED)
6. Pelayanan obstetri neonatal
emergensi komprehensifyang
berkualitas (PONED)
7. Pelayanan kesehatan remaja
di dalam dan luar sekolah
8. Pelayanan penanggungan
penyakit malaria pd ibu hamil
1. % Kab/Kota mampu menyelenggarakan pelayanan
KIA berkualitas
2. % Kab/Kota mampu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan remaja berkualitas
AKI pd tahun
2024 menjadi
183/100.000
kelahiran
hidup
AKN pada
tahun 2024
menjadi
10/1000
kelahiran
hidup
3. % Puskesmas yang memiliki SDM kes memadai
4. % RS kab/Kota yang memiliki SDM kes yang
memadai
5. % Kab/Kota yang memiliki Puskesmas PONED
berkualitas
6. % RS Kab/Kota yang memiliki RS PONEK yang
berkualitas
7. % Kab/Kota memiliki pelayanan UTD berkualitas
8. % kab/kota yang memiliki system rujukan
terintegrasi
8. % Kab/Kota terpenuhi obat esensial di FKTP
9. % Kab/Kota terpenuhi obat esensial di FKTRL
10.% Kab/Kota eliminasi malaria
11.% Kab/kota yang cakupan IDL nya tinggi
11.% Kab/Kota dengan pembiayaan yg memadai
12.% Kab/Kota memiliki sistem pelaporan kematian ibu
dan bayi baru lahir
6. - Perhatikan klasifikasi pelayanan: Jangan sampai salah rumah!
Sumber: Lampiran Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
8. Setelah USG lakukan pencarian akar penyebab
masalah dengan why-why framework melalui
aktivitas curah pendapat (brainstorming)
Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data
puskesmas
Beberapa metode yang dapat dipergunakan
yaitu dengan diagram pohon masalah
(problem tree) atau diagram sebab akibat
dari Ishikawa (diagram tulang ikan/
fishbone)
11. Diagram Ishikawa
Faktor
Faktor
Metode SDM
Sarana
Dana Lingkungan
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Konsep yang diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dan tergolong sebagai cause and effect diagram
Dinamakan diagram tulang ikan karena menyerupai tulang ikan dimana permasalahan diibaratkan sebagai
kepala dan faktor penyebab sebagai duri-durinya
Idealnya disusun dengan mengacu pada teori
Capaian akhir merupakan kesepakatan atas sebab –sebab yang paling utama
• Tanyakan mengapa hal tersebut menjadi sebab yang paling mungkin terjadi, jika sudah tidak dapat terjawab
lagi maka sebab tersebut menjadi sebab pokok yang mengakibatkan permasalahan
12. Tingkat
pendidikan
masih
rendah
Tidak rutin
kontrol ke
fasyankes
Tidak adanya
tenaga
kesehatan
masyarakat
Kurangnya
tingkat
pengetahuan PS
mengenai
hipertensi
Kurangnya
kader
penyuluhan
Keterbatasan
akses antara
penduduk dan
fasyankes
Minum obat
saat pusing
saja
Tidak
merasakan
gejala
Tidak ada
keluarga yang
mengantar
PS Merasa
sehat
Keluarga tidak
mengetahui
pentingnya
pengobatan
hipertensi
Tidak
mendapat
penyuluhan
Masih terdapat
90,29% Penderita HT
tidak berobat secara
teratur di wilker
puskesmas awan
Kurangnya
perhatian
keluarga utk
menjaga pola
hidup sehat
pasien
Keluarga
tidak menjadi
PMO
Transportasi
terbatas
Medan yang
terlalu sulit
Koordinasi
lintas sektor
WHY WHY FRAMEWORK
Pencegahan & Pengendalian Penyakit
13. POHON MASALAH HIPERTENSI
Keluarga tidak
mengetahui
pentingnya
pengobatan
hipertensi
Kurangnya kesadaran
untuk berobat
Tidak mendapat
penyuluhan dari kader
Masih terdapat 90,29% Penderita HT
tidak berobat secara teratur di wilker
puskesmas awan
Keterbatasan akses
antara penduduk dan
fasyankes
PS Merasa
sehat
Tingkat pendidikan
rendah
Minum obat saat
merasakan gejala
saja
Emosional
Penurunan kualitas
hidup
Gangguan
psikologis
Mengurangi
Produktifitas
Meningkatka
n faktor risiko
PTM lain
Komplikasi
penyakit
Menurunkan
faktor risiko
genetic
hipertensi
Meningkatkan biaya
pengobatan
Meningkatkan
angka
kematian
Generasi sehat
indonesia
berkurang
Risiko tinggi
tertular COVID-
19
Keterbatasan
NAKES
Pengetahuan PS
tenrang hipertensi
kurang
Meningkatkan
angka kesakitan
Tempat dan medan
yang terlalu sulit
Keluarga tidak
menjadi PMO
Transportasi
terbatas
Tidak rutin
kontrol ke
fasyankes
Keterbatasan sarana dan
prasarana
Kurangnya perhatian
keluarga utk menjaga
pola hidup sehat pasien
Tdk ada
keluarga yg
mengantar
Koordinasi lintas
sector kurang
14. Belum ada
Desa ODF
Belum ada mekanisme
monitoring untuk mencapai
100% bagi KK memiliki
jamban sehat
Belum ada pemetaan/monitoring
peningkatan kualitas jamban
Tidak ada sanksi
bagi yang BABS
Jamban belum
memenuhi
syarat
Tidak ada kekuatan kelembagaan
dalam pelaksanaan yang efektif
dan efisien untuk mencapai desa
ODF
BABS
Sumber air bersih
terbatas
Curah hujan
rendah
Budaya BAB
tempat terbuka
Akses
jamban
jauh
Jamban
terbatas
Pembuatan
konstruksi tidak
diawasi
Tempat penampungan
air terbatas
Ekonomi
masy (-)
(-) dukungan
dana desa
Advokasi
lemah
Tidak ada
kader yang
melakukan
monitoring
Tidak ada
kader yang
melakukan
monitoring
Pimpinan desa atau
tokoh masyarakat
tidak tegas
WHY-WHY FRAMEWORK DESA ODF
Belum
dilakukan
Pemicuan
Belum dibentuk pokja
di desa
15. Diagram Ishikawa
Curah hujan
rendah
Tempat
penampungan air
terbatas
Metode
SDM
Sarana
Dana Lingkungan
Keterbatasan ekonomi
masy
Standarisasi konstruksi
belum dilakukan
Belum ada kader
lingkungan
Belum ada pemetaan
Pokja tidak
ada
Jamban tidak
memenuhi syarat
Kepemilikan
jamban (-)
Budaya BAB di
tempat terbuka
Belum dilakukan
pemicuan
Akses jamban jauh
Belum ada
penguatan
kelembagaan
Tidak ada
sanksi
BABS
Kurangnya
dukungan
dana desa
Advokasi (-)
Belum ada
Desa ODF
16. Masih ada
25,3%
balita
stunting
Masih ada
28,2% ibu
hamil KEK
Asupan
makan Ibu
hamil
Rendah
Masih ada
8,7% bayi
dengan berat
badan lahir
rendah
(BBLR)
Bayi
lahir
premat
ure
Masih terdapat
65,8% kasus
diare pada balita
belum
mendapat
penanganan
sesuai standar
Sanitasi
dan
Hygene
buruk
Masih ada 46%
dari target Rumah
tangga yang belum
ber -ber PHBS
Ada 58,8 %
target
penduduk yang
belum
membiasakan
diri CTPS
Masih
terdapat
42,86% bayi
yang tidak
melakukan
penimbangan
.
Bayi tidak
ASI
ekslusif
Praktik
IMD
rendah
Pola Asuh
kurang
baik
Pengetahuan
kurang
Akses
Makanan
sulit
Ketersedi
aan
Bahan
Pangan
terbatas
Tingkat
Pendidikan
Rendah
Ekonomi
Rendah
Sosial
Budaya
WHY-WHY FRAMEWORK STUNTING
Asupan
makan
balita
rendah
17. Belajar dan
performa
kurang optimal
Produktivitas
kerja yang tidak
optimal
Beban
negara
meningkat
Resiko
obesitas
Menurunnya
Kesehatan
reproduksi
Perkembanga
n Kognitif,
motoric dan
verbal tidak
optimal
Tumbuh
kembang
balita kurang
optimal
Masih ada 25,3% balita
stunting
Tingkat Pendidikan
rendah
Perilaku hidup
bersih dan sehat
rendah
Tingkat
Pengetahuan ibu
kurang
Penyakit infeksi
Asupan makan ibu
hamil kurang baik
Ketersediaan
pangan terbatas
Pola asuh
kurang baik Bayi lahir premature
Masih ada 42,7%
ibu hamil KEK
BBLR
Ketersediaan bahan
makanan
Peningkatan
kejadian
kesakitan
dan
kematian
Peningkat
an biaya
kesehatan
Sosial budaya
Ekonomi keluarga
rendah
Praktik
IMD
rendah
Bayi tidak Asi
Ekslusif
SDM tidak
berkualitas
Pemantauan tumbuh
kembang bayi dan
balita rendah
Pemberian makanan
tambahan kurang
optimal
POHON MASALAH
STUNTING
Postur tubuh
tidak optimal
saat dewasa
Hygiene
Sanitasi
rendah
21. Untuk menetapkan cara pemecahan masalah
dapat dilakukan kesepakatan di antara anggota
tim dengan didahului brainstorming
(curah pendapat)
Bila tidak terjadi kesepakatan
dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah
Permenkes No.44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
22. Manfaat :
• Mendapatkan ide/
pendapat / gagasan
sebanyak-banyaknya
• Pengembangan
kreatifitas berpikir
dari anggota tim
• Memacu keterlibatan
seluruh peserta
(anggota tim)
Tipe brainstorming:
• Terstruktur,
menyampaikan ide/
gagasan bergiliran.
• Tidak terstruktur,
ide/gagasan langsung
disampaikan
Brain Storming
merupakan metode
penyelesaian masalah secara
kreatif dalam tim
23. LANGKAH-LANGKAH BRAINSTORMING
01 02 03
Tetapkan:
- topik/
masalah
- waktu
- pimpinan
sidang
Tim
menyampaika
n ide,
pimpinan
sidang
pengendali
proses
Tuliskan tiap
ide/gagasan,
klarifikasi,
hilangkan
penyimpangan
dan buat list
pendek
Hasil
brainstorming
Tabel
pemecahan
masalah
RUKUNS
24. Tabel Pemecahan Masalah
Bila tidak terjadi kesepakatan,
digunakan metode Tabel cara
pemecahan masalah :
Digunakan dalam Pembekalan NST
25. No. Prioritas Masalah Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah
Terpilih
Ket.
1 Masih terdapat 90,29%
Penderita HT tidak
berobat secara teratur di
wilayah puskesmas A
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
pentingnya control
dan konsumsi obat
hipertensi secara
teratur
• Membuat penyuluhan kelompok prioritas
• Melaksanakan kegiatan HT “Hati-hati Tensi”, berupa
- Reminder/pemantauan jarak jauh secara berkala melalui
WA grup/sms
- Bimbingan pola hidup sehat secara langsung pada
penderita atau melalui telemedicine
- Pelatihan untuk kader UKBM yang membimbing
masyarakat secara langsung
Kegiatan HT “Hati-hati
Tensi”
Kurangnya perhatian
keluarga terhadap
kesehatan penderita
• Mengedukasi keluarga mengenai pengobatan hipertensi
• Melaksanakan kegiatan PAMOR “Pendamping Minum
Obat Hipertensi” dengan membimbing/melatih keluarga
untuk menjadi PMO
Kegiatan PAMOR
Koordinasi lintas
program kurang
• Melakukan sosialisasi program “HT” dan “GoHT” pada
TOMA dan TOGA
• Melakukan FGD secara berkala untuk menambah
pengetahuan
• Mengajak perwakilan untuk rapat internal bersama
Melakukan FGD dengan
lintas sector secara
berkala
Kurangnya
penyuluhan terkait
hipertensi
• Melakukan pelatihan nakes dan kader untuk berinovasi
terhadap metode penyuluhan dengan video atau gambar
• Membuat hari GoHT “Go Hipertensi” sebagai kampanye
edukasi hipertensi berisi kegiatan lomba keluarga, aktivitas
olahraga bersama, FGD kelompok kecil untuk sharing dan
motivasi sehat, pemeriksaan deteksi faktor risiko secara
berkala
Membuat hari GoHT “Go
Hipertensi”
Akses pelayanan dari
penduduk ke
fasyankes sulit
• Melakukan pemberian obat secara berkala pada penderita
yang tidak mampu ke fasyankes melalui UKBM
Melakukan pemberian
obat secara berkala
melalui UKBM
26. No. Prioritas
Masalah
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah Terpilih
Ket.
2 Belum ada Desa
ODF
Faktor kebiasaan
dan perilaku
BABS
Kampanye pentingnya BAB pada jamban sehat Melakukan
pemicuan secara
berkala
Pemicuan
dilakukan
bisa di
tingkat dusun
Pemberian sanksi bagi yang masih melakukan
BABS oleh Kepala Desa
Melakukan pemicuan secara berkala
Jamban tidak
memenuhi syarat
Inspeksi sanitasi sarana jamban JAMU KUAT SENI
(Jamban untuk
keluarga sehat dan
septic tank mini)
JAMU KUAT SENI (Jamban untuk keluarga
sehat dan septic tank mini)
Demo pembangunan jamban sehat
Arisan jamban
Edukasi pembangunan jamban sehat
Tidak ada
lembaga yang
kuat untuk
mencapai desa
ODF
Pembentukan pokja kesling di setiap desa Pembentukan pokja
kesling di setiap
desa
Pelatihan kader kesling
Advokasi ke perangkat desa
Merancang strategi komunikasi dengan LP dan
LS untuk pembentukan lembaga
27. No. Prioritas
Masalah
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah
Terpilih
Ket.
4 Masih ada
25,3% balita
stunting
IMD rendah Edukasi dan motivasi pada ibu hamil Membentuk
DUMICA (Duta
Ibu Hamil sehat
dan Ceria)
Membentuk DUMICA (Duta Ibu Hamil sehat dan Ceria)
Refreshing bidan : terkait IMD
Bumil KEK Pendampingan Intervensi gizi pada ibu pra kehamilan
dan ibu hamil
ROOMZI (Rumpi
Gizi)
Penyuluhan
dan
pemberian
PMT pada
ibu hamil
KEK
Perbaikan gizi pada saat remaja dan bumil
Demonstrasi pengelolaan pangan lokal
ROOMZI (Rumpi Gizi)
Pemantauan
tumbuh
kembang bayi
dan balita
rendah
Motivasi ibu hamil dan ibu balita untuk memantau
tumbuh kembang bayi dan balita
Asah Gita Metode :
door to
door
Asah Gita (Asuhan Gizi Balita) : Asuhan gizi balita
dengan berat badan kurang, gizi kurang dan balita gizi
buruk, balita pendek dan sangat pendek, dan balita gizi
lebih dan obesitas
Wisuda balita
Bintang Posyandu (Refreshing kader dan memberikan
apresiasi pada kader dan ibu balita yang aktif dalam
kegiatan posyandu)
28. No. Prioritas
Masalah
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah
Terpilih
Ket.
Masih ada
25,3% balita
stunting
(lanjutan)
Ketersediaan
pangan
terbatas
Demosntrasi pengelolaan pangan lokal MAMMA itu
PENTING
Rumah MAPAN : Rumah tangga mandiri pangan
Kebun Gizi
MAMMA itu PENTING (MAri Menanam, Memasak dan
Makan bersama untuk PENcegahan StunTING)
Bayi tidak ASI
ekslusif
Edukasi ibu hamil bahwa pemberian ASI Eksklusif 6
bulan pertama sangat penting dan dilanjutkan sampai 2
tahun
IMUNISASSI
(Inisiasi
Menyusui UNtuk
Ibu Serta Anak
Sehat Sedini
mungkIn)
IMUNISASSI (Inisiasi Menyusui UNtuk Ibu Serta Anak
Sehat Sedini mungkIn)
“Kongsi ASIP” konseling cara pemberian dan
penyimpanan ASI Perah
Hygine
sanitasi
rendah
Pemeriksaan kualitas air minum masyarakat Gerakan STBM
Kerjasama dengan tenaga kesehatan lingkungan untuk
promosi meningkatkan hygine dan sanitasi melalui
“Gerakan STBM”
Kampanye hidup bersih dan sehat
Inspeksi sarana sanitasi
29. 29
PENUGASAN 2
1. Why-why framework
2. Diagram Ishikawa dan pohon masalah
3. Tabel Pemecahan Masalah
Tugas dikumpulkan paling lambat tanggal 12 Maret 2022 jam 12.00 WIB
Upload Tugas PER-INDIVIDU KE CLC dan EMAIL Fasilitator Kelas
30. 30
Lakukan pembagian tugas dalam tim puskesmas,
gabungkan tugas kemudian setiap individu upload tugas
melalui LMS