Dokumen tersebut membahas tentang menentukan prioritas masalah kesehatan, menganalisis penyebab masalah, dan cara pemecahan masalah kesehatan melalui beberapa tahapan seperti penggunaan tabel Urgensi-Seriousness-Growth, diagram Ishikawa atau pohon masalah, serta brainstorming untuk mengidentifikasi penyebab masalah."
1. MENENTUKAN PRIORITAS,
AKAR PENYEBAB DAN CARA
PEMECAHAN MASALAH
KESEHATAN
Disampaikan Oleh:
Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
Pembekalan Tim NS Batch XVII, BBPK Ciloto - 12 Agustus 2021
2
2. • Zoom-
meeting 1:
• Peta
kinerja
• Tabel
Identifika
si
Masalah
• Rumusan
analisis
situasi
29 Juli 2021
• LMS
RUKUNS
1
• Tugas
dikumpul
tanggal 9
Agt 2021
29 Juli – 9
Agt 2021
• Zoom-meeting 2:
• USG
• Pohon masalah/
fishbone
• Menetapkan cara
pemecahan
masalah
• Perkenalan
RUKUNS 3
12 Agt 2021
•LMS RUKUNS 2
•LMS RUKUNS 3
•Tugas RK2
dikumpulkan
tanggal 15 Agt
2021
•Tugas RK3
dikumpulkan
tanggal 15 Agt
2021
11-15 Agt 2021
•Zoom-meeting 3
•Lintas Program
memberi
masukan
RUKUNS (RK3)
•Perbaikan
RUKUNS,
dikumpulkan 28
Agt 2021
•Mekanisme
galery
RUKUNS*
18 Agt 2021
• Gallery
RUKUN
S
• Revisi &
cetak
poster
31 Agt 2021
Ingat tanggal pengumpulan tugas : 9 Agt, 15 Agt, dan 28 Agt 2021 maksimal pukul 12.00 WIB
Nilai2 Sos-
bud Masy
Obs. Lapangan
Puskesmas
Lokus
JADWAL PEMBELAJARAN
Peta kinerja & masalah diketahui fasilitator teknis program (bahan diskusi, simulasi dan masukan inovasi dari LP)
3. NST mampu melakukan
analisa penyebab masalah
kesehatan
NST mampu menetapkan
prioritas masalah
kesehatan
NST mampu menetapkan
pemecahan masalah
kesehatan
Tujuan Pembelajaran
Tabel U-S-G - Fishbone
- Pohon masalah
- Brainstorming
- Tabel pemecahan
masalah
5. Transformasi Layanan Primer
Kegiatan prioritas dan Proyek Prioritas
Penguatan Upaya Promotif Preventif 1 Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi (menjadi 14 antigen)
2 Penemuan kasus baru penyakit menular
3 Deteksi dini penyakit berdasarkan faktor risiko sesuai dengan kelompok usia
4 Edukasi dan pemberdayaan masyarakat
5 Pengendalian penyakit berbasis masyarakat melalui UKBM & pelibatan swasta
Pemenuhan Sarana, Prasarana, Obat
dan Alkes
1 Pembangunan Puskesmas di 171 Kecamatan yang belum mempunyai Puskesmas
2 Pemenuhan sarana prasarana Puskesmas, termasuk obat, BMHP dan alkes
3 Pemenuhan sarana prasarana imunisasi
Penguatan Tatakelola manajemen,
pelayanan essensial dan rujukan
1 Penguatan manajemen Puskesmas
2 Penguatan pelayanan essensial
3 Penguatan tata laksana rujukan, termasuk rujuk balik
4 Standarisasi mutu FKTP Swasta
6. 3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan – 2/2
Ketahanan Tanggap Darurat
Kegiatan prioritas Proyek Prioritas
Surveilans 1 Realtime Surveilans (Puskesmas, KKP, RS, BTKL, BBLK)
2 Peningkatan Kapasitas Laboratorium (RS, BTKL, BBLK, Lab)
3 Regulasi dan Koordinasi Surveilans
Penanganan Bencana 1 Pemenuhan Respon (RS, Puskesmas, KKP, Pusat Krisis)
2 Pemenuhan SDM, Sarana, Prasarana dan Logistik darurat (RS, puskesmas, KKP, Lab)
3 Penangulangan (Pengobatan, Karantina, Isolasi dan Imunisasi)
4 Regulasi dan Koordinasi Penanganan Bencana
Penguatan Sistem Kegawatdaruratan
Kesehatan
1 Regulasi dan Koordinasi Kegawatdaruratan Kesehatan
2 Membangun Jaringan Internasional
3 Tenaga Cadangan Kesehatan (Relawan, Kader, Posyandu, Pramuka, PKK, dsb)
7. ISU STRATEGIS : Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir
ANALISA SITUASI INPUT INDIKATOR AKSES INDIKATOR RENSTRA INDIKATOR
RPJMN
Man :
• Masih diperlukan SDM kes (dokter, bidan dan
SpOG, SpAn dll). Distribusi dan kompetensi yg
berkualitas.
• Perlu peningkatan kompetensi SDM kes
Material:
• Perlu ketersediaan obat dan alat esensial di FKTP
dan FKTRL utk mendukung PONED dan PONEK
dan rujukan regional. Termasuk layanan UTD / Bank
Darah.
Metode:
• Perlu kesiapan tingkat kab/kota sbg pusat
manajemen upaya percepatan AKI dg ada sistem
rujukan terpadu berbasis wilayah dan
diselenggarakannya AMP didukung dg RS rujukan
regional yg berkualitas
• Kesiapan FKTP untuk memberikan pelayanan KIA
esensial
• Kesiapan FKTRL untuk memberikan pelayanan KIA
esensial
• Pemberdayaan masy utk demand creation melalui
PIS PK dg penguatan upaya promotif dan preventif.
Money:
• Perlu pembiayaan operasional FKTP
• Perlu pembiayaan oeprasional RS Kab/Kota
1. Pelayanan kesehatan ibu
hamil berkualitas (K4)
2. Pelayanan persalinan yang
berkualitas (PF)
3. Pelayanan kesehatan ibu
paska persalinan (KF)
4. Pelayanan kesehatan bayi
baru lahir berkualitas (KN
lengkap)
5. Pelayanan obstetri neonatal
emergensi dasar yang
berkualitas (PONED)
6. Pelayanan obstetri neonatal
emergensi
komprehensifyang
berkualitas (PONED)
7. Pelayanan kesehatan remaja
di dalam dan luar sekolah
8. Pelayanan penanggungan
penyakit malaria pd ibu hamil
1. % Kab/Kota mampu menyelenggarakan
pelayanan KIA berkualitas
2. % Kab/Kota mampu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan remaja berkualitas
AKI pd tahun
2024 menjadi
183/100.000
kelahiran
hidup
AKN pada
tahun 2024
menjadi
10/1000
kelahiran
hidup
3. % Puskesmas yang memiliki SDM kes
memadai
4. % RS kab/Kota yang memiliki SDM kes yang
memadai
5. % Kab/Kota yang memiliki Puskesmas
PONED berkualitas
6. % RS Kab/Kota yang memiliki RS PONEK
yang berkualitas
7. % Kab/Kota memiliki pelayanan UTD
berkualitas
8. % kab/kota yang memiliki system rujukan
terintegrasi
8. % Kab/Kota terpenuhi obat esensial di FKTP
9. % Kab/Kota terpenuhi obat esensial di FKTRL
10. % Kab/Kota eliminasi malaria
11. % Kab/kota yang cakupan IDL nya tinggi
11. % Kab/Kota dengan pembiayaan yg memadai
12. % Kab/Kota memiliki sistem pelaporan
kematian ibu dan bayi baru lahir
10. Penentuan Prioritas Masalah
Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak
Growth seberapa kemungkinan nya isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan
masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan
Pemberian skor 1-5 atau 1 – 10 (tidak boleh ada yang sama), 1 terendah dan 5 / 10 tertinggi
11. No Masalah POKOK
U
(Urgency)
S
(Seriousness)
G
(Growth)
Total
(U+S+G)
Rangking
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kolom (2)
Isi dengan masalah
kesehatan sesuai
dengan kelompok
upaya kesehatan
Kolom (3) (4) (5)
BERIKAN NILAI PADA
MASING-MASING KOLOM
U–S– G
Range nilai U-S-G : 5 sampai
1 atau 10 sampai 1
(dari yang paling tinggi
sampai yang paling rendah)
Permenkes No. 44/2016
Kolom (6)
Jumlahkan
nilai dari kolom
U-S-G
untuk setiap
permasalahan
Kolom (7)
Tentukan
ranking
berdasarkan
nilai tertinggi
Tabel U-S-G
12. Contoh : tabel U-S-G
SKRINING
- Prioritas kebijakan
- Pendekatan pemecahan serupa
menjadi satu masalah pokok
NO MASALAH POKOK
U
(Urgency)
S
(Seriousness)
G
(Growth)
Total
(U+S+G)
Rangking
I UKM Esensial
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
1
Masih ada 46% dari target Rumah tangga yang belum ber
PHBS dan 66% dari total rumah tangga yang tidak ber
PHBS
5 5 5 15 1
2
Masih ada 59,3% dari target anggota keluarga yang
Merokok dan 80% dari total rumah tangga yang merokok. 3 3 4 10 3
3
Ada 58,8 % dari target penduduk yang belum
membiasakan diri CTPS dan 78,8 % dari total penduduk
yang belum membiasakan CTPS
4 4 3 11 2
4
Masih ada 24 % dari target penduduk yang belum
mebiasakan diri melakukan aktivitas fisik dan 44% dari
total penduduk yang belum melakukan aktivitas fisik
2 2 1 5 4
Jumlah ideal masalah
pokok untuk setiap jenis
pelayanan : 5 sampai 10
13. NO MASALAH POKOK
U
(Urgency)
S
(Seriousness)
G
(Growth)
Total
(U+S+G)
Rangking
I UKM Esensial
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
1 Belum ada desa ODF 9 8 9 26 1
2
Belum ada Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang
sesuai standar
3 5 4 12 5
3
Masih ada 60% dari target sarana air minum yang
diperiksa kualitas airnya dan 85% dari total sarana air
minum yang diperiksa kualitas airnya
5 6 6 17 4
4
Masih ada 32,5 % dari target rumah tangga yang belum
memiliki jamban sehat dan 57 % dari total rumah tangga
belum memiliki jamban sehat
7 7 7 21 3
5
Hanya ada 2 tempat fasilitas umum yang memenuhi
syarat
4 4 5 13 6
6
Masih ada 40 % target Rumah Tangga dalam kategori
Rumah tidak sehat dan 60% total Rumah Tangga dalam
kategori Rumah tidak sehat
8 9 8 25 2
14. NO MASALAH POKOK
U
(Urgency)
S
(Seriousness)
G
(Growth)
Total
(U+S+G)
Rangking
I UKM Esensial
4. Pelayanan Gizi
1
Masih ada 20,1% dari target ibu hamil belum mendapat
TTD dan 20% dari total ibu hamil mendapat TTD
7 7 6 20 4
2 Masih ada 28,2% ibu hamil KEK 9 10 8 27 2
3
Semua bayi Usia kurang dari 6 bln belum mendapat ASI
Ekslusif 8 8 10 26 3
4 Masih ada 25,3% balita stunting 10 9 9 28 1
5
Masih ada 46% dari target balita belum mendapatkan
vitamin A dan 20% dari total balita belum mendapat
vitamin.A
3 3 4 10 7
6 Masih ada 58,6 % ibu nifas belum mendapat Vit A 2 1 2 5 8
7
Masih ada 8,7% bayi dengan berat badan lahir rendah
(berat badan < 2500 gram) 6 6 5 17 5
8
Masih terdapat 42,86% bayi yang tidak melakukan
penimbangan 4 5 7 16 6
15. - Perhatikan klasifikasi pelayanan: Jangan sampai salah rumah!
Sumber: Lampiran Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
17. Setelah USG lakukan pencarian akar penyebab
masalah dengan why-why framework melalui
aktivitas curah pendapat (brainstorming)
Penyebab masalah dikonfirmasi dengan data
puskesmas
Beberapa metode yang dapat dipergunakan
yaitu dengan diagram pohon masalah
(problem tree) atau diagram sebab akibat
dari Ishikawa (diagram tulang ikan/
fishbone)
20. Diagram Ishikawa
Faktor
Faktor
Metode SDM
Sarana
Dana Lingkungan
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
Konsep yang diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dan tergolong sebagai cause and effect diagram
Dinamakan diagram tulang ikan karena menyerupai tulang ikan dimana permasalahan diibaratkan sebagai
kepala dan faktor penyebab sebagai duri-durinya
Idealnya disusun dengan mengacu pada teori
Capaian akhir merupakan kesepakatan atas sebab –sebab yang paling utama
Tanyakan mengapa hal tersebut menjadi sebab yang paling mungkin terjadi, jika sudah tidak dapat terjawab
lagi maka sebab tersebut menjadi sebab pokok yang mengakibatkan permasalahan
21. Masih ada 46% dari
target RT yang
belum ber PHBS
dan 66% dari total
RT yang tidak ber
PHBS
Kepedulian
terhadap
PHBS
rendah
Belum semua
indikator PHBS
Rumah tangga
dipenuhi satu
keluarga
Tidak dilakukan
Survei RT-ber
PHBS secara rutin
oleh Petugas dan
kader
Keterbatasan
NAKES
Keterbatasan
AKSES
menuju ke
rumah
penduduk
Tempat dan
medan yang
terlalu sulit
Pengetahuan
tentang PHBS
Rumah
Tangga
rendah
Pendidika
n rendah
Ekonomi
lemah
Kurangnya
informasi
tentang 10
indikator PHBS
rumah tangga
Tidak adanya
kebijakan publik
yang berwawasan
keesehatan tentang
PHBS Rumah
tangga
Advokasi oleh
Nakes ke
pemerintah
setempat Masih
kurang
Rendahnya kepedulian
dan ajakan pemerintah
untuk melakukan
PHBS
Budaya
dan
kebiasaan
Keterbatasan
sarana dan
prasarana
Transportasi
terbatas
Perilaku
BABS
masih ada
Belum ada
desa yang
Deklarasi
STBM/ODF
WHY-WHY FRAMEWORK PHBS
22. POHON MASALAH PHBS
Tidak adanya kebijakan publik
yang berwawasan keesehatan
tentang PHBS Rumah tangga
Belum semua indikator
PHBS Rumah tangga
dipenuhi satu keluarga
Tidak dilakukan Survei RT-ber
PHBS secara rutin oleh Petugas
dan kader
Masih ada 46% dari target Rumah tangga yang
belum ber PHBS dan 20% dari total rumah tangga
di wilayah kerja Puskesmas Amarsekaru yang
tidak ber PHBS
Keterbatasan AKSES
menuju ke rumah
penduduk
Kepedulian terhadap PHBS
rendah
Rendahnya kepedulian
dan ajakan pemerintah
untuk melakukan PHBS
Keterbatasan sarana dan
prasarana
Diare
Faktor Risiko penyakit
menular meningkat
Persalinan
Fasyankes
rendah
Stunting
Faktor risiko
PTM
Meningkat
Lingkungan
Tidak Sehat
Meningkatkan
biaya pengobatan Mengurangi
Produktifitas
Meningkatkan
angka kematian
Generasi sehat
indonesia berkurang
Meningkatkan angka
kesakitan
Keterbatasan
Pengetahuan tentang
PHBS Rumah Tangga
rendah
AKI dan AKB
Tempat dan
medan yang
terlalu sulit
Kurangnya informasi
tentang 10 indikator PHBS
rumah tangga
Transportasi
Masalah
kesehatan
meningkat
Ispa
Perilaku BABS
Masih ada
Belum ada desa
deklarasi
STBM/ODF
Ekonomi Lemah
23. Belum ada Desa
ODF
Belum ada mekanisme
monitoring untuk
mencapai 100% bagi KK
memiliki jamban sehat
Belum ada monitoring peningkatan
kualitas jamban
Tidak ada sanksi
bagi yang BABS
Jamban
belum
memenuhi
syarat
Tidak ada kekuatan
kelembagaan dalam
pelaksanaan yang efektif dan
efisien untuk mencapai desa
ODF
BABS
Masih terlihat tinja di
sekitar lingkungan
Tinja tidak
dibersihkan
Faktor
perilaku
Akses
jamban
jauh
Tidak
punya
jamban
Pembuatan
konstruksi tidak
diawasi
Tidak ada
kader yang
melakukan
monitoring
Tidak ada
kader yang
melakukan
monitoring
Pimpinan desa atau
tokoh masyarakat
tidak tegas
WHY-WHY FRAMEWORK DESA ODF
Belum
dilakukan
Pemicuan
Belum dibentuk
pokja di desa
24. Belum ada
Desa ODF
SDM
METODE
SARANA
DANA LINGKUNGAN
Tidak ada kader
yang melakukan
monitoring
Masih banyak
masyarakat yg
BABS
Faktor perilaku
Belum dilakukan
pemicuan
Akses jamban
jauh
Masih terlihat
tinja di
lingkungan
Tinja tidak
dibersihkan
Tidak ada lembaga yang
kuat untuk mencapai
desa ODF
Belum ada Pokja
di desa
Tidak ada
sanksi yang
BABS
Masyarakat
tidak memiliki
jamban keluarga
Pembuatan
konstruksi tidak
diawasi
Ekonomi
masyarakat
terbatas
Jamban tidak
memenuhi
syarat
FISHBONE DESA ODF
25. Masih ada
25,3%
balita
stunting
Masih ada
28,2% ibu
hamil KEK
Asupan
makan Ibu
hamil
Rendah
Masih ada
8,7% bayi
dengan berat
badan lahir
rendah
(BBLR)
Bayi
lahir
premat
ure
Masih terdapat
65,8% kasus
diare pada balita
belum
mendapat
penanganan
sesuai standar
Sanitasi
dan
Hygene
buruk
Masih ada 46%
dari target Rumah
tangga yang belum
ber -ber PHBS
Ada 58,8 %
target
penduduk yang
belum
membiasakan
diri CTPS
Masih
terdapat
42,86% bayi
yang tidak
melakukan
penimbangan
.
Bayi tidak
ASI
ekslusif
Praktik
IMD
rendah
Pola
Asuh
kurang
baik
Pengetahuan
kurang
Akses
Makanan
sulit
Ketersedi
aan
Bahan
Pangan
terbatas
Tingkat
Pendidikan
Rendah
Ekonomi
Rendah
Sosial
Budaya
WHY-WHY FRAMEWORK STUNTING
Asupan
makan
balita
rendah
26. Belajar dan
performa
kurang optimal
Produktivitas
kerja yang tidak
optimal
Beban
negara
meningkat
Resiko
obesitas
Menurunnya
Kesehatan
reproduksi
Perkembanga
n Kognitif,
motoric dan
verbal tidak
optimal
Tumbuh
kembang
balita kurang
optimal
Masih ada 25,3% balita
stunting
Tingkat Pendidikan
rendah
Perilaku hidup
bersih dan sehat
rendah
Tingkat
Pengetahuan ibu
kurang
Penyakit infeksi
Asupan makan ibu
hamil kurang baik
Ketersediaan
pangan terbatas
Pola asuh
kurang baik Bayi lahir premature
Masih ada 42,7%
ibu hamil KEK
BBLR
Ketersediaan bahan
makanan
Peningkatan
kejadian
kesakitan
dan
kematian
Peningkat
an biaya
kesehatan
Sosial budaya
Ekonomi keluarga
rendah
Praktik
IMD
rendah
Bayi tidak Asi
Ekslusif
SDM tidak
berkualitas
Pemantauan
tumbuh kembang
bayi dan balita
rendah
Pemberian makanan
tambahan kurang
optimal
POHON MASALAH
STUNTING
Postur tubuh
tidak optimal
saat dewasa
Hygiene
Sanitasi
rendah
29. Untuk menetapkan cara pemecahan masalah
dapat dilakukan kesepakatan di antara anggota
tim dengan didahului brainstorming
(curah pendapat)
Bila tidak terjadi kesepakatan
dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah
Permenkes No.44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
30. Manfaat :
• Mendapatkan ide/
pendapat / gagasan
sebanyak-banyaknya
• Pengembangan
kreatifitasi berpikir
dari anggota tim
• Memacu keterlibatan
seluruh peserta
(anggota tim)
Tipe brainstorming:
• Terstruktur,
menyampaikan ide/
gagasan bergiliran.
• Tidak terstruktur,
ide/gagasan langsung
disampaikan
Brain Storming merupakan metode
penyelesaian masalah
secara kreatif dalam tim
31. LANGKAH-LANGKAH BRAINSTORMING
01 02 03
Tetapkan:
- topik/
masalah
- waktu
- pimpinan
sidang
Tim
menyampaika
n ide,
pimpinan
sidang
pengendali
proses
Tuliskan tiap
ide/gagasan,
klarifikasi,
hilangkan
penyimpangan
dan buat list
pendek
Hasil
brainstorming
Tabel
pemecahan
masalah
RUKUNS
32. Tabel Pemecahan Masalah
Bila tidak terjadi
kesepakatan,
digunakan metode
Tabel cara
pemecahan masalah :
Digunakan dalam
Pembekalan NST
33. No. Prioritas
Masalah
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah Terpilih
Ket.
1 Masih ada 46% dari
target Rumah
tangga yang belum
ber PHBS dan 66%
dari total rumah
tangga yang tidak
ber PHBS
Pengetahuan
tentang PHBS
Rumah Tangga
rendah
Penyuluhan kelompok terintegrasi (program
prioritas)
KERABAT
Peningkatan Forum Masyarakat dalam Kegiatan
Desa Siaga
“KERABAT” Keluarga Berperilaku Hidup Bersih
Sehat. Kegiatan ini merupakan rangkaian
kegiatan dari :
❖ Penyebaran Informasi tentang PHBS Rumah
tangga termasuk 10 indikatornya ( Penyuluhan
di masyarakat, di UKBM posyandu, posbindu
dan yang lainnya)
❖ Membuat jadwal rutin untuk penyuluhan
kegiatan mengikut jadwal pelaksanaan UKBM
(Posyandu, posbindu dll)
❖ Melakukan konseling tentang PHBS rumah
tangga
Tidak ada
kebijakan publik
yg berwawasan
kesehatan
tentang PHBS
Rumah tangga
Advokasi ke perangkat desa Advokasi ke
perangkat desa
Merancang strategi komunikasi dengan LP dan
LS untuk merancang kebijakan
34. No. Prioritas
Masalah
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah Terpilih
Ket.
2 Belum ada Desa
ODF
Faktor kebiasaan
dan perilaku
BABS
Kampanye pentingnya BAB pada jamban sehat Melakukan
pemicuan secara
berkala
Pemicuan
dilakukan
bisa di
tingkat
dusun
Pemberian sanksi bagi yang masih melakukan
BABS oleh Kepala Desa
Melakukan pemicuan secara berkala
Jamban tidak
memenuhi syarat
Inspeksi sanitasi sarana jamban JAMU KUAT SENI
(Jamban untuk
keluarga sehat dan
septic tank mini)
JAMU KUAT SENI (Jamban untuk keluarga sehat
dan septic tank mini)
Demo pembangunan jamban sehat
Arisan jamban
Edukasi pembangunan jamban sehat
Tidak ada
lembaga yang
kuat untuk
mencapai desa
ODF
Pembentukan pokja kesling di setiap desa Pembentukan pokja
kesling di setiap
desa
Pelatihan kader kesling
Advokasi ke perangkat desa
Merancang strategi komunikasi dengan LP dan
LS untuk pembentukan lembaga
35. No. Prioritas
Masalah
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah
Terpilih
Ket.
4 Masih ada
25,3% balita
stunting
IMD rendah Edukasi dan motivasi pada ibu hamil Membentuk
DUMICA (Duta
Ibu Hamil sehat
dan Ceria)
Membentuk DUMICA (Duta Ibu Hamil sehat dan Ceria)
Refreshing bidan : terkait IMD
Bumil KEK Pendampingan Intervensi gizi pada ibu pra kehamilan dan
ibu hamil
ROOMZI (Rumpi
Gizi)
Penyuluhan
dan
pemberian
PMT pada
ibu hamil
KEK
Perbaikan gizi pada saat remaja dan bumil
Demonstrasi pengelolaan pangan lokal
ROOMZI (Rumpi Gizi)
Pemantauan
tumbuh
kembang bayi
dan balita
rendah
Motivasi ibu hamil dan ibu balita untuk memantau tumbuh
kembang bayi dan balita
Asah Gita
Asah Gita (Asuhan Gizi Balita) : Asuhan gizi balita dengan
berat badan kurang, gizi kurang dan balita gizi buruk,
balita pendek dan sangat pendek, dan balita gizi lebih dan
obesitas
Wisuda balita
Bintang Posyandu (Refreshing kader dan memberikan
apresiasi pada kader dan ibu balita yang aktif dalam
36. No. Prioritas
Masalah
Penyebab
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan
Masalah
Terpilih
Ket.
Masih ada
25,3% balita
stunting
(lanjutan)
Ketersediaan
pangan
terbatas
Demosntrasi pengelolaan pangan lokal MAMMA itu
PENTING
Rumah MAPAN : Rumah tangga mandiri pangan
Kebun Gizi
MAMMA itu PENTING (MAri Menanam, Memasak dan
Makan bersama untuk PENcegahan StunTING)
Bayi tidak ASI
ekslusif
Edukasi ibu hamil bahwa pemberian ASI Eksklusif 6
bulan pertama sangat penting dan dilanjutkan sampai 2
tahun
IMUNISASSI
(Inisiasi Menyusui
UNtuk Ibu Serta
Anak Sehat
Sedini mungkIn)
IMUNISASSI (Inisiasi Menyusui UNtuk Ibu Serta Anak
Sehat Sedini mungkIn)
“Kongsi ASIP” konseling cara pemberian dan
penyimpanan ASI Perah
Hygine
sanitasi
rendah
Pemeriksaan kualitas air minum masyarakat Gerakan STBM
Kerjasama dengan tenaga kesehatan lingkungan untuk
promosi meningkatkan hygine dan sanitasi melalui
“Gerakan STBM”
Kampanye hidup bersih dan sehat
Inspeksi sarana sanitasi
37. LINK VIDEO PEMBELAJARAN
1. Video pengantar prioritas masalah dengan USG :
https://youtu.be/IuFmHOX4LVU
2. Konsep 5 Why’s: https://youtu.be/SrlYkx41wEE
3. Video why-why framework:
https://youtu.be/qsd2UmBP5Rc
4. Video analisis akar masalah diagram tulang
ikan/fishbone: https://youtu.be/wCoA7j77OEA
5. Video analisis akar masalah diagram pohon:
https://youtu.be/DrdzyGtd0yE
6. Video Cara pemecahan masalah:
https://youtu.be/3QT_h6Ew__s
38. Tugas dikumpulkan paling lambat
9 Agustus 2021 jam 12.00 WIB
1. Perbaikan RUKUNS 1
2. Tabel Prioritas Masalah (USG)
3. Analisis Penyebab Masalah: Why-why
framework dan Fishbone/ Pohon
Masalah (2:3 atau 3:2)
4. Tabel Pemecahan Masalah
39. Namanya juga RUKUNS, bikin tugasnya harus RUKUN sama Tim
Nyusun RUKUNS pake zoom meeting sampai subuh, seru bisa ngobrol banyak sama satu tim walaupun
belum pernah ketemu langsung
RUKUNS itu rumit, tapi menyenangkan karena bisa tukar pikiran, dan saling bantu satu sama lain
Nyusun RUKUNS itu bikin pusing, tapi karena pusingnya nular jadi adil semua merasakan suka duka
yang sama jadi lebih kompak
40. Jadi bener sih RUKUNS itu uniq, ribet, susah
susah gampang ternyata ... Tapi karena
RUKUNS kami jadi RUKUN ....
Sampai jumpa di materi selanjutnya :
Penyusunan Tabel RUKUNS
tetap semangat yaaa.....