Sistem Informasi Manajemen membahas proses membangun sistem informasi organisasi, meliputi alasan dan tujuan membangun sistem, pengembangan sistem dan dampaknya terhadap perubahan organisasi, metodologi dan teknik pengembangan sistem, serta alternatif membangun atau membeli sistem beserta peralatan dan teknologinya.
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS
Dr. Yoyo Sudaryo, SE, Ak, MM, CA
Rama Chandra Jaya, S.Kom., MM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS
Kordinator :
Dr. Yoyo Sudaryo, SE, Ak, MM, CA
Anggota :
Rama Chandra Jaya, S.Kom., MM
Ferry Kosadi, SE., M.Kom
Modul 07
Membangun Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN
(STIE INABA)
BANDUNG
2019
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN
2. ii
MATERI BAHASAN
No Materi Sesi Tanggal
1 Pendahuluan Gambaran Umum SIM Tatap Muka
2 Dimensi Sistem Informasi Online
3
Dampak Sistem Informasi pada
Organisasi dan Lingkungan Bisnis
Online
4 Strategi Penerapan Sistem Informasi Tatap Muka
5
Infrastruktur TI dan Perkembangan
Teknologi Pada SI
Online
6
Mengelola Pengetahuan Sistem Informasi
– Knowledge Management System
Online
7 Review-Quiz Tatap Muka
8 UTS Tatap Muka
9 Membangun Sistem Informasi Tatap Muka
10 Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Online
11
Sistem Informasi Organisasi Enterprise
Systems
Online
12
Electronic Data Interchange (EDI),
Fintech & Digital Accounting
Tatap Muka
13 Keamanan Sistem Informasi Online
14
Etika dan Masalah Sosial dalam Sistem
Informasi
Online
15 Review-Quiz Tatap Muka
16 UAS Tatap Muka
3. iii
DAFTAR ISI MODUL 07 MEMBANGUN SISTEM INFORMASI
Materi Bahasan............................................................................................................................. ii
Daftar Isi Modul 07 Membangun Sistem Informasi.................................................................iii
Membangun Sistem Informasi..................................................................................................... 1
Modul 07 – Membangun Sistem Informasi............................................................................. 1
Alasan dan Tujuan Membangun Sistem ............................................................................. 1
Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi............................................................ 2
Pengembangan Sistem (System Development)..................................................................... 4
Metodologi, Model, Teknik dan Alat/Tools dalam Pengembangan Sistem Informasi ... 8
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi .................................................................... 9
System Development Life Cycle (SDLC).............................................................................. 9
Prototyping (Prototype)..................................................................................................... 10
Metode Lain selain SDLC dan Prototype.......................................................................... 12
Pendekatan (Approach) dalam Pengembangan Sistem informasi .................................. 13
Strategi Penggunaan Metodologis...................................................................................... 13
Alternatif Membangun Sistem ........................................................................................... 14
Alternatif Membeli Sistem serta peralatan dan teknologi terotomatisasi...................... 14
Daftar pustaka Modul 07 ........................................................................................................... 16
4. MEMBANGUN SISTEM INFORMASI
Modul 07 – Membangun Sistem Informasi
Istilah Membangun Sistem Informasi (Information Systems Building) seringkali juga
merupakan Pengembangan Sistem Informasi (Information Systems Development) yang
didalamnya meliputi juga proses identifikasi, analisa dan perencanaan yang mendalam sehingga
sering juga dikenal dengan istilah Information System Design and Analysis. Membangun Sistem
Informasi tidak hanya melibatkan teknologi melainkan juga menggunakan berbagai pendekatan
dari berbagai dimensi diantaranya organisasi dan perilakunya, manajemen dan perilakunya serta
sumber daya manusia serta perilakunya sehingga akan membentuk kultur di organisasi bisnisnya.
Information Systems Development merupakan aktivitas atau tidakan melakukan penyusunan
Sistem Informasi dan merupakan bagian penting dari Membangun Sistem Informasi secara
keseluruhan.
Pengembangan sistem informasi dapat diartikan sebagai tindakan mengubah,
mengantikan atau menyusun sistem informasi yang selama ini digunakan baik secara
kesuluruhan maupun sebagian untuk diperbaiki menjadi sistem baru yang lebih baik. Untuk
menjadikan sistem informasi baru yang lebih baik diperlukan dukungan perangkat teknologi
informasi.
Alasan dan Tujuan Membangun Sistem
Pada dasarnya sebuah organisasi bisnis dalam melakukan penggantian sistem lama
menjadi sistem baru memiliki alasan-alasan yaitu :
1. Terdapat permasalahan-permasalahan yang muncul pada sistem lama.
2. Adanya kesempatan-kesempatan atau peluang
3. Adanya instruksi dan kebijakan baru.
Ruang Lingkup :
Membangun Sistem Informasi
1. Alasan dan Tujuan membangun Sistem
2. Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi
3. Pengembangan Sistem
4. Metodologi, Model, Teknik dan Alat/Tools dalam pengembangan Sistem Informasi
5. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
6. Pendekatan (Approach) dalam Pengembangan Sistem Informasi
7. Strategi Penggunaan Metodologis
8. Alternatif Membantu Sistem
9. Alternatif Membeli Sistem serta Peralatan dan Teknologi Terotomatisasi
5. 2
Desain dan Pengembangan SI berorientasi tujuan berupa :
1. Tujuan untuk memperbaiki pengetahuan bisnis. Pengetahuan merupakan
produk informasi dan data (Lihat Hirarki Pengetahuan/Informasi, pada bab
sebelumnya)
2. Tujuan untuk memperbaiki layanan dan proses bisnis.
3. Tujuan untuk memperbaiki komunikasi bisnis dan kolaborasi orang-orang
maupun mitra bisnis.
Pembangunan Pengetahuan
Tujuan dasar sistem informasi adalah memperbaiki pengetahuan bisnis. Pengetahuan bisnis
diambil dari data dan informasi, melalui pemrosesan dimana data diolah untuk menghasilkan
informasi yang menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan adalah apa yang memungkinkan
perusahaan mencapai misi dan visinya.
Pembangunan Proses
Tujuan lain yang sangat mendasar dalam sistem informasi adalah memperbaiki proses bisnis.
Proses mewakili kerja dalam sistem, orang dapat mengerjakan beberapa proses, sedangkan
komputer dan mesin mengerjakan proses-proses yang lainnya.
Pembangunan Komunikasi
Bertujuan untuk memperbaiki komunikasi dan kolaborasi bisnis antara karyawan dan unsur-
unsur pokok lainnya dalam suatu organisasi. Perbaikan komunikasi dalam sistem informasi
biasanya diarahkan ke dua tujuan utama kritis sistem informasi, yaitu :
a. Sistem informasi harus menyediakan antarmuka(user interface) komunikasi yang efektif
dan efisien ke pengguna sistem. Antarmuka komunikasi harus memajukan kerja tim dan
koordinasi aktivitasnya.
b. Sistem informasi harus berantarmuka dengan efektif dan efisien dengan sistem-sistem
informasi lain yang didalam bisnis dan sistem-sistem informasi bisnis-bisnis lain.
Hal yang sangat penting dipertimbangan pada saat akan melakukan proses pembangunan sistem
informasi adalah melihat kemungkinan dampak perubahan terhadap organisasinya. Agar dapat
dipertimbangkan perubahan yang sesuai dengan yang dinginkan oleh perusahaan dengan
mempertimbangkan aspek resiko dan timbal balik yang akan didapat oleh perusahaan.
Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi
Perubahan Teknologi Informasi dapat menjadi pemicu dalam perubahan organisasi dalam
berbagai bentuk atau tingkat perubahan organisasional diantaranya :
1. Otomatisasi (Otomatisation)
2. Rasionalisasi (Rationalisation)
6. 3
3. Mendesain Ulang Proses Bisnis (Business Process Redesign)
4. Pergeseran/Perubahan Paradigma Organisasi/Perusahaan (Paradigm Shift)
(Loudon & Loudon, 2018:517)
Masing-masing membawa risiko dan timbal balik yang berbeda terhadap organisasi bisnis.
Gambar 7.1 menunjukan resiko dan timbal balik dari masing-masing konsekuensi perubahan
pada organisasi.
Gambar 7.1 Konsekuensi Resiko dan Timbal Balik Perubahan Organisasi
Sumber : Loudon & Loudon, 2018:518
Otomatisasi
Bentuk paling umum dari perubahan organisasi yang dimungkinkan oleh TI adalah Otomatisasi.
Otomatisasi seringkali dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pekerjaan, peningkatan
layanan dan performa aktivitas.
Rasionalisasi
Perubahan lebih lanjut berupa Rasionalisasi Prosedur yang sering juga berbentuk perampingan
atau penyederhanaan prosedur sebagai tindak lanjut dari otomatisasi, atau merupakan
konsekuensi dari diterapkannya otomatisasi. Rasionalisasi prosedur sering ditemukan dalam
program untuk membuat serangkaian peningkatan kualitas berkelanjutan (Continuous
improvement of Quality) dalam produk, layanan, dan operasi.
Otomatisasi
Jenis perubahan organisasi yang lebih kuat adalah desain ulang dari proses bisnis di mana proses
bisnis dianalisis, disederhanakan, dan didesain ulang. Perancangan ulang proses bisnis mengatur
7. 4
ulang alur kerja, menggabungkan langkah-langkah untuk memotong birokrasi dan peningkatan
efisiensi dengan cara menghilangkan secara intensif atas tugas-tugas yang berulang. (Beberapa
proses desain ulang seringkali juga mengakibatkan hilangnya jenis pekerjaan tertentu. Hal ini
menyebabkan bahwa kebutuhan visioner atas penerapan ini menjadi pertimbangan yang penting
karena akan menjadi perubahan menyeluruh. Dalam hal ini, wilayah ini termasuk bagian dari
Business Process Management (BPM) dan Business Process Reengineering (BPR).
Perubahan/Pergeseran Paradigma
Prosedur merasionalisasi dan mendesain ulang proses bisnis terbatas bagian spesifik dari bisnis.
Sistem informasi baru pada akhirnya dapat mempengaruhi desain seluruh organisasi dengan
mengubah cara organisasi membawa keluar dari bisnis asalnya atau bahkan sifat bisnisnya
perubahan yang ekstrim/radikal pada bisnisnya. Perubahan pola manajemen dan pola kerja akan
sangat dipengaruhi sehingga memerlukan pola pikir atau Paradigma bergeser. Bentuk perubahan
bisnis yang lebih radikal ini disebut pergeseran paradigma, Pergeseran paradigma melibatkan
pemikiran kembali kembali sifat dari bisnis dan sifat organisasi.
Pergeseran paradigma dan desain ulang proses bisnis sering gagal karena luasnya perubahan
pada wilayah organisasi sehingga sangat sulit untuk melakukan proses pengaturan. Namun
demikian timbal balik yang didapatkan oleh perusahaan bila disertai dengan pertimbangan dan
perencanaan yang matang dari manajemen maka hasilnya juga akan sangat tinggi dan potensial.
Dalam banyak contoh, perusahaan mencari perubahan paradigma dan mengejar strategi rekayasa
ulang mencapai ketelitian, keteraturan meningkatkan pengembalian investasi (atau produktivitas)
mereka.
Langkah utama dalam melakukan perubahan atau Business Process Management :
1. Identifikasi Proses untuk Perubahan
2. Analisa Keadaan Proses yang Berjalan
3. Desain Proses Baru
4. Implementasikan Proses Baru
5. Pengukuran Berkelanjutan
Pengembangan Sistem (System Development)
Merupakan aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi sebagai solusi bagi organisasi
untuk mengatasi masalah atau peluang bagi organisasi dengan berbagai jenis pemecahan masalah
terstruktur dan keterhubungannya pada aktivitas organisasi.
Aktivitas Pengembangan Sistem meliputi :
1. Analisa Sistem (System Analysis)
2. Desain Sistem (System Design)
3. Pemrograman Sistem (Programming)
4. Pengujian Sistem (Testing)
5. Konversi Sistem (Conversion)
6. Menghasilkan Sistem (Productions) & Pemeliharaan Sistem (Maintenance)
(Loudon & Loudon, 2018:523)
8. 5
Analisis sistem
adalah analisis masalah yang berusaha diselesaikan oleh suatu perusahaan dengan sistem
Informasi. Terdiri dari mendefinisikan masalah, mengidentifikasi penyebabnya, menentukan
solusi, dan mengidentifikasi persyaratan informasi yang dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh
sistem informasi. Analis sistem membuat roadmap organisasi dengan sistem,
mengidentifikasikan pemilik utama dan pengguna data, perangkat keras dan perangkat lunak.
Selain itu juga merinci masalah yang ada pada sistem, memeriksa dokumen, kertas kerja, dan
prosedur, observasi, dan mewawancarai pengguna utama sistem, sistem analis melakukan
identifikasi ruang lingkup area dan tujuan masalah yang akan dicapai sebagai suatu solusi sistem
informasi. Terdapat kemungkinan solusinya memerlukan pembangunan sistem informasi baru
atau meningkatkan performa yang sudah ada. Analisis sistem juga mencakup studi kelayakan
untuk menentukan apakah solusi itu layak, atau dapat dicapai, dari aspek keuangan, teknis, dan
organisasi serta menentukan apakah Sistem menjadi investasi yang baik bagi perusahaan.
Menentukan Kriteria Informasi
Merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan analisis kebutuhan sistem adalah
menentukan kriteria informasi (Information Requirements) agar sesuai dengan dengan kebutuhan
dari solusi yang diinginkan dengan dibuatnya sistem. Diantaranya adalah menentukan pengguna
utama informasi, dimana, kapan dan bagaimana. Dengan penentuan yang mendetail kriteria ini
menjadikan pengembangan sistem terhindar dari kegagalan dengan biaya yang tinggi dalam
proses pengembangannya.
Desain Sistem
Hasil analisa kriteria informasi menunjukkan bahwa kebutuhan informasi yang ingin dicapai
oleh pengguna, dan dengan desain sistem menunjukan bagaimana sistem dapat memenuhi tujuan
dari kriteria informasi tersebut. Desain sistem informasi merupakan blue print dari sistem
informasi secara keseluruhan. Desain sistem secara mendetail menunjukan spesifikasi yang akan
memenuhi fungsinya dengan melibatkan pada pertimbangan aspek manajerial, organisasional
dan teknologi yang akan dikembangkan. Kriteria pada End User (The Role of End User)
merupakan suatu hal yang harus dipenuhi pada proses pembuatan sistem.
9. 6
Gambar 7.2 Spesifikasi dalam Desain Sistem
Sumber : Loudon & Loudon, 2018:525
Pemrograman Sistem
Merupakan tahapan melakukan penterjemahan dari hasil analisis sistem ke dalam bentuk kode
dengan menggunakan software bahasa pemrograman (Language Programming Software) untuk
menghasilkan software Aplikasi Sistem Informasi yang diinginkan.
Pengujian Sistem
Merupakan tahapan melakukan ujicoba sistem, meliputi :
1. Unit Testing, pengujian bagian per bagian dari program dijalankan secara terpisah.
2. System Testing, pengujian atas sistem secara keseluruhan.
3. Acceptance Testing, pengujian akhir untuk menghasilkan sistem yang siap digunakan
dalam fungsi organisasinya.
Konversi Sistem
Merupakan tahapan melakukan perubahan sistem lama ke dalam sistem yang baru. Terdiri dari
empat strategi penerapan proses konversi :
1. Parallel Strategy
2. Direct Cutover Strategy
3. Pilot Study Strategy
4. Phased approach Strategy
10. 7
Parallel Strategy
Strategi proses konversi sistem dengan melakukan implementasi sistem lama bersama-sama
dengan sistem yang baru sehingga dual sistem dijalankan sampai pada suatu keadaan yang
diyakini bahwa sistem dapat berjalan dengan baik, konsekuensinya pada loading kerja pelaku
sistem menjadi bertambah atau dengan penambahan staff khusus untuk melakukan proses
sistem baru, sehingga termasuk pendekatan yang relatif mahal.
Direct Cutover Strategy
Merupakan strategi proses konversi sistem baru dengan menghentikan sistem yang lama
secara sekaligus atau sistem baru menggantikan sistem lama secara langsung, dengan
konsekuensi dapat menjadi lebih mahal dibandingkan dengan parallel strategy apabila
terdapat masalah yang potensial dalam sistem. Kesiapan infrastruktur dan SDM pengelola
sistem menjadi prasyarat utama selain dari analisa dan perencanaan sistem yang matang.
Resiko kegagalan sistem baru merupakan hal yang sangat mungkin terjadi.
Pilot Study Strategy
Merupakan strategi konversi sistem dengan mengenalkan atau mencoba implementasi sistem
baru pada lingkungan terbatas organisasi dengan dievaluasi hasil dari prosesnya. Sehingga
sistem pada akhirnya dapat diterima dan dilakukan pada keseluruhan organisasi.
Phased Strategy
Merupakan strategi konversi sistem baru dilakukan secara bertahap pada lingkungan
organisasi, misalnya dengan menerapkan pada fungsi tertentu terlebih dahulu dan bila telah
berhasil diberlakukan pada keseluruhan fungsi organisasi.
Proses Dokumentasi proses konversi sistem sangat diperlukan untuk mengetahui hasil pada
proses konversi sistem lama berubah menjadi sistem yang baru, sehingga berbagai kejadian pada
saat konversi dapat diketahui dan dilakukan pengembangan yang terbaik.
Produksi dan Pemeliharaan Sistem
Merupakan istilah yang digunakan pada saat sistem telah selesai dikonversikan sebagai sistem
yang baru dan menggantikan sistem yang lama. Post implementation Audit sering kali
dibutuhkan untuk mengetahui keadaan dari hasil penerapan sistem baru tersebut. Pemeliharaan
merupakan proses setelah implementasi atau produksi sistem dijalankan untuk mendapatkan
hasil yang baik dan penyesuaian maupun peningkatan hasil dari berbagai kebutuhan organisasi
yang cenderung berubah seringkali dibutuhkan setingan-setingan atas sistem untuk memenuhi
keadaan organisasi, termasuk di dalamnya adalah hardware, software, network dan sotrage.
11. 8
Gambar 7.3 Spesifikasi dalam Desain Sistem
Sumber : Loudon & Loudon, 2018:528
Metodologi, Model, Teknik dan Alat/Tools dalam Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi Pengembangan sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu metode yang
digunakan untuk melakukan pengembangan sistem informasi berbasis teknologi bagi
kepentingan organisasi. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi yang membutuhkan
analisa atas sistem yang akan di desain, Methodology atau metode akan menjadi dasar dalam
proses pengembangannya.
Metodologi
a. Merupakan Pedoman yang komprehensif untuk mengikuti setiap kegiatan untuk
menyelesaikan pengembangan sistem
b. Merupakan Koleksi Model, Peralatan, dan Teknik
c. Dapat dikembangkan sendiri atau dibeli dari vendor eksternal
d. Varians yang luas di tingkat detail
Dalam metodologi akan dikembangkan berbagai teknik dan pendekatan (Approach) untuk
mendapatkan gambaran menyeluruh atas kebutuhan sistem informasi, termasuk menggunakan
berbagai model (Modelling) dengan maksud untuk memperjelas dan memperinci gambaran dari
sistem informasi serta alat-alat (Tools) berupa alat bantu dalam melakukan analisis, maupun
proses pengembangan dan pembuatan/desain sistemnya.
12. 9
Gambar 7.4 Metodologi dalam Pengembangan Sistem
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Terdapat dua metodologi dasar yang umum digunakan dalam melakukan analisa dan
desain sistem informasi dan dikenal dengan metodologi tradisional karena sudah sejak lama
digunakan secara luas, yaitu :
1. System Development Life Cycle (SDLC)
2. Prototyping
System Development Life Cycle (SDLC)
Metode ini sering juga disebut sebagai Life Cycle System (SLC) atau Siklus hidup sistem adalah
metode tertua untuk membangun sistem informasi. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan
bertahap untuk membangun sistem, membagi pengembangan sistem ke dalam tahapan formal.
Mengenai pembagian tahapan terdapat pandangan yang berbeda diantara para ahli, ada yang
membagi menjadi 5 tahapan berupa Planning,Analysis, Design, Implementing, Maintenance.
Metodologi siklus hidup sistem mempertahankan pembagian kerja formal antara pengguna akhir
dan spesialis sistem informasi. Spesialis teknis, seperti analis dan pemrogram sistem,
bertanggung jawab atas sebagian besar analisis sistem, desain, dan pekerjaan implementasi;
pengguna akhir adalah terbatas pada penyediaan persyaratan informasi dan meninjau pekerjaan
staf teknis. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal dan dokumen, sehingga banyak
dokumen dihasilkan selama proyek sistem.
Kondisi yang menjadi pertimbangan dalam Penggunaan Metodologi SDLC :
1. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar
2. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:
a. Banyak memerlukan sumber daya
b. Tidak fleksibel
c. Sulit untuk melakukan perubahan aplikasi dengan pngambilan keputusan yang
cepat
3. SDLC lebih dari sekedar fase
a. Prinsip Manajemen
b. Perencanaan dan Pengawasan
13. 10
c. Pengorganisasian dan Penjadwalan
d. Penyelesaian Masalah
Gambar 7.5 System Development Life Cycle (SDLC)
Sumber : Loudon & Loudon, 2018:533
Karena tahapannya menurun seperti air terjun sehingga seringkali metodologi ini disebut juga
sebagai metode Waterfall.
Gambar 7.6 System Development Life Cycle (SDLC) - Waterfall
Prototyping (Prototype)
Prototype memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang sistem akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototype disebut dengan
14. 11
prototyping. Prototyping terdiri dari sistem eksperimental dengan cepat dan murah dan bagi
pengguna akhir dapat melakukan proses evaluasi atas sistem informasi. Melalui interaksi dengan
prototipe, pengguna dapat memperoleh ide yang lebih baik tentang persyaratan informasi
mereka. Prototipe yang didukung oleh pengguna dapat digunakan sebagai templat untuk
membuat sistem akhir. Prototipe adalah versi yang berfungsi dari sistem informasi atau bagian
dari sistem, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal. Setelah operasional, prototipe akan
disempurnakan lebih lanjut sampai sesuai dengan kebutuhan pengguna. Setelah desain selesai,
prototipe dapat dikonversi ke sistem sebenarnya yang dikembangkan dengan perbaikan sesuai
kebutuhan. Proses membangun desain pendahuluan, mencobanya, menyempurnakannya, dan
mencoba lagi telah disebut proses berulang pengembangan sistem karena langkah-langkah yang
diperlukan untuk membangun sistem dapat diulang berulang kali. Prototyping lebih eksplisit
berulang daripada siklus hidup konvensional, dan secara aktif mempromosikan perubahan desain
sistem. Telah dikatakan bahwa prototyping menggantikan pengerjaan ulang yang tidak
direncanakan dengan iterasi yang direncanakan, dengan masing-masing versi yang lebih akurat
mencerminkan persyaratan pada penggunanya.
Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara
langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-
komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan
konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997).
Gambar 7.7 Tahapan Prototyping
Sumber : Loudon & Loudon, 2018:534
15. 12
Metodologi Prototyping melakukan analisis, desain dan implementasi secara bersamaan,
kemudian dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapat review dari pengguna. Sebuah
prototiping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat minimal.
Sedangkan metodologi Throwaway Prototyping hampir sama dengan metodologi Prototyping.
Perbedaannya bahwa pada metodologi ini, analisis dilakukan lebih mendalam lagi.
Gambar 7.8 Bentuk Lain - Tahapan Prototyping
Iteratif proses pengembangan: Persyaratan cepat dikonversi ke sistem kerja
Sistem terus direvisi Kolaborasi tertutup antara pengguna dan analis
Metode Lain selain SDLC dan Prototype
1. CASE tools
Computer-Aided Software Engineering
Software memberikan dukungan alat otomatis untuk pengembangan sistem , Proyek
kamus / buku kerja: sistem deskripsi dan spesifikasi, diagram alat
Contoh produk: Oracle Designer, Rational Rose
2. Joint Application Design (JAD)
Proses terstruktur yang melibatkan pengguna, analis, dan manajer, Membutuhkan
beberapa hari sesi workgroup intensif, Tujuan: untuk menentukan atau meninjau
persyaratan sistem
3. Rapid Application Development (RAD)
Metodologi untuk mengurangi waktu desain dan implementasi, Mencakup prototyping,
JAD, CASE tools, dan generator kode.
4. Agile Methodologies
Termotivasi oleh pengakuan pengembangan perangkat lunak sebagai sesuatu yang tak
terduga, dan dinamis, Tiga prinsip kunci : Adaptif ketimbang prediksi, Penekanan pada
orang ketimbang peran, Self-adaptif proses.
16. 13
(Dari beberapa artikel dan penelitian dalam McKinsey, 2016, terdapat kecenderungan
saat ini dengan dinamisasi dan dampak disruptive technologies, proses peningkatan
sistem informasi cenderung menggunakan metodologi ini).
5. eXtreme Programming
Siklus pengembangan incremental, pendek, Otomatis tes, Dua orang tim pemrograman
Pengkodean dan pengujian beroperasi bersama-sama, Keuntungan:Komunikasi antara
pengembang Tinggi, tingkat produktivitas Tinggi, kualitas kode Tinggi.
Pendekatan (Approach) dalam Pengembangan Sistem informasi
Terdapat dua Pendekatan yang umum digunakan dalam pengembangan sistem informasi
1. Structural Design
Merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana antara satu fase ke fase yang
lain dilakukan secara berurutan. Seperti dalam metodologi SDLC.
2. Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan berbasis Objek. Seiring dengan
berkembangnya trend pemrograman berbasis objek maka analisis dan desain sistem juga
bisa menggunakan konsep objek. Pendekatan baru untuk pengembangan sistem ini sering
disebut sebagai pendekatan ketiga setelah pendekatan yang berorientasi data dan
berorientasi proses. OOAD adalah metode pengembangan sistem yang lebih menekankan
pada objek dibandingkan dengan data atau proses. Ada beberapa ciri khas dari
pendekatan ini yaitu object, Inheritance dan object class. OOAD, merupakan
penggabungan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: Object Oriented Design (OOD), Object
Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Programming (OOP).
• OOA merupakan metode analisis yang memeriksa kebutuhan (requirement)
berdasarkan prespektif pengumpulan objek-objek dan kelas-kelas dalam sebuah
domain problem,
• OOD merupakan sebuah metode mendesain yang mencakup proses
pendekompoisisan objek dan digambarkan dalam notasi sehingga bisa
menggambarkan static dan dynamic model sistem baik secara logical dan/atau
physical
• OOP merupakan sebuah metode untuk mengimplementasikan program yang
diorganisasikan sebagai kumpulan objek dimana tiap-tiap objek merupakan instan
dari sebuah kelas dan kelas merupakan salah satu dari kumpulan kelas yang saling
berhubungan secara hirarki menggunakan inheritance relationship
Hubungan antara OOA, OOD dan OOP adalah: hasil pemodelan atau pengumpulan objek dari
OOA akan digunakan oleh OOD dan hasil dari OOD akan digunakan sebagai blueprint untuk
membangun sistem dengan menggunakan OOP.
Strategi Penggunaan Metodologis
1. Metodologi dan rute dapat mendukung opsi apakah membangun solusi perangkat lunak
sendiri atau membeli perangkat lunak komersial dari vendor perangkat lunak
17. 14
2. Metodologi mungkin sangat presfektif ( Sentuhlah semua dasar: Ikutilah semua aturan “) atau
relatif adaptif (‘Ubahlah seperlunya dalam garis pedoman tertentu
3. Metodologi dapat di karakteristikan sebagai model driven (Buatlah Gambar sistem “) atau
Product driven (“bagunlah produk dan lihat bagaimana para pengguna bereaksi)
4. Metodologi-metodologi model driven dengan cepat bergerak ke fokus pada teknologi
berorientasi objek yang digunakan untuk mengkonstruksi sistem saat ini
5. Pendekatan Produk driven cendrung menekankan baik prototyping cepat atau menuliskan
kode program secepat mungkin ( extreme Programming/Pemrograman ekstrem)
6. Metode Cerdas (Agile Method), Metode yang berisi peralatan dan teknik-teknik semua
metodologi
Alternatif Membangun Sistem
Model Driven Development
Sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan pembuatan gambar model-
model sistem untuk membantu visualisasi dan analisis dan mendesain sistem
informasi
Process Modeling
Sebuah teknik berpusat pada proses yang di populerkan oleh metodologi analisis dan
desain terstruktur (structured analysis and desain) yang menggunakan model-model
persyaratan proses bisnis untuk memperoleh desain perangkat lunak efektif untuk
sebuah sistem.
Data Modeling
Sebuah teknik berpusat pada data yang digunakan untuk memodelkan persyaratan-
persyaratan data bisnis dan mendesain sistem-sitem database yang memenuhi
persyaratan tersebut.Model-model data yang sering disebut adalah entity relationship
diagram.
Object Modeling
Sebuah teknik yang mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsepsi
tunggal yang disebut objcet.Model-model objek adalah diagram-diagram yang
mendokumentasikan sebuah sistem dalam artian objek-objek dan interaksi –interaksi
mereka
Rapid Application Development
Sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan
melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi cepat.
Prototype
Sebuah model skala kecil , representatif atau model bekerja dari persyaratan
pengguna atau desain yang diusulkan untuk sebuah sistem informasi
Alternatif Membeli Sistem serta peralatan dan teknologi terotomatisasi
Comercial Application Package
Untuk banyak aplikasi inti sumber daya manusia, finansial, usaha perolehan
(Procurement),manufacturing, distribusi, pembelian sistem mungkin lebih kompetitif
18. 15
(contohnya : enterprise resource planning (ERP) yang memuat semua aplikasi sistem
informasi inti untuk keseluruhan bisnis contohnya produk SAP
Computer –Assisted Systems Engineering (CASE)
Pengunaan peralatan perangkat lunak terotomatisasi yang mendukung pembuatan gambar
dan analisis model-model sistem , dan spesifikasi-spesifikasi yang berhubungan. Contoh
peralatan oracle Designer 2000, Relational Rose.
Application Development environment (ADE)
Peralatan pengembangan perangkat lunak terintergrasi yang menyediakan semua
fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi baru
dengan kecepatan dan kualitas maksimal.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
19. 16
DAFTAR PUSTAKA MODUL 07
Buku :
Loudon, Kenneth C. . & Loudon, Jane P. (2018). Management Information Systems, Managing
The digital Firms. 15th
Edition. Global Edition. England. Pearson Education Inc.