Masa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.ppt
1. MASA KOLONIALISME
SETELAH VOC SAMPAI
EKONOMI LIBERAL
Shadrina Khalisa
Chaerunissa 1706980734
Alwin Ramli Sasmita
1706049623
Akmal Fadhurrahman
1706049610
2. URUTAN KEJADIAN
Peralihan
kekuasaan dari
VOC ke
Pemerintah
Belanda
Perpindahan
tangan
kekuasaan
Belanda
Invasi Jawa oleh
Inggris
Pengembalian
Nusantara
kepada Belanda
Sistem Ekonomi
Liberal
3. PERALIHAN KEKUASAAN DARI VOC
KE PEMERINTAH BELANDA
•Kekalahan Belanda pada perangnya dengan Inggris
1780-1784
•Efek Peperangan Inggris dengan Prancis
•Bangkrutnya VOC (dengan pelesetannya Vergaan
Onder Corruptie atau Tenggelam karena korupsi)
•Penyerbuan Perancis atas Belanda dan perubahan
rezim
•Heeren XVII dibubarkan dan digantikan panitia resmi
dari pemerintah Belanda
•VOC resmi dibubarkan pada 1799
5. AKHIR DARI REPUBLIK BELANDA
(1795)
•Patriottentijd, Sebuah pergerakan oleh pihak Patriot
melawan Orangist yang berawal pada 1780
•Gerakan Patriot dikalahkan dengan invasi Prussia atas
daerah-daerah yang dikontrol oleh milisi Patriot 1787
•Operasi Militer Flanders pada 1795
•Prancis mendukung milisi Patriot yang pada saat itu ada
dibawah pimpinan Daendels
•William V dikalahkan dan mengasingkan diri di Inggris
•Republik Batavia didirikan dibawah naungan Prancis pada
1795
6. PERALIHAN DARI REPUBLIC
BATAVIA KE KERAJAAN HOLLAND
(1806)
• Daerah Belanda diberikan ke Louis I, adik
dari Napoleon
• Louis I berusaha mengintegrasikan
dirinya menjadi Raja sesungguhnya
• Bahkan dilakukannya dengan belajar
Bahasa Belanda
• Louis I terlalu independen
•Kerajaan Holland dianeksasi oleh
Napoleon kedalam Kekaisaran Prancis
Pertama pada 1810
7. HERMAN WILLEM DAENDELS
•Berpihak kepada para Patriot melawan Orangist
•Lari ke Prancis ketika dikalahkan oleh Prussia pada 1787
•Kembali ke Belanda pada 1795, pada masa operasi militer
Flanders
•Melakukan penyerangan atas titik kekuasaan Orangist
•Sukses dengan bantuan Prancis dalam operasinya
•Kembali memimpin pasukan lagi saat Belanda diserang
oleh Koalisi Inggris dan Russia
•Dikirim oleh Louis Bonaparte ke Batavia sebagai gubernur
jendral pada 1807
8. PERAN DAENDELS DI NUSANTARA
•Pembangunan Jalan Pos (De Grote Postweg)
•Pembangunan Infrastruktur lainnya
•Prianger Stelsel
•Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap
dilanjutkan
•Perbaikan administratif
•Pembangunan sistem pertahanan dalam rangka persiapan
terhadap invasi Inggris
11. INVASI PULAU JAWA
•Sejak 1795, Posisi Belanda di Hindia
Belanda sudah terancam oleh Inggris
•Suksesnya ekspedisi Inggris dalam
mengambil alih Mauritius dari Prancis
•Dijalankan atas ide Raffles yang
diikuti oleh Lord Minto pada tahun
1811
•Informasi mengenai kedudukan
Belanda di Jawa yang diketahui oleh
Inggris menjadi sangat
menguntungkan
•Terjadi juga penyerangan terhadap
Keraton Yogyakarta oleh Inggris
12. SIR THOMAS STAMFORD RAFFLES
•Mulai bekerja di EIC sejak berusia 14 tahun
•Sifatnya otodidak, sehingga membantunya
dalam membentuk reputasi
•Ditugaskan di Penang saat berusia 23 tahun
•Karena pengetahuannya tentang kebudayaan
disana, ia menari perhatian Lord Minto
•Mencetuskan Ide Invasi Pulau Jawa
•Idenya diikuti oleh Lord Minto karena
reputasi Raffles yang baik dan
pengetahuannya mengenai kebudayaan
melayu
13. PERAN RAFFLES
• Landrent atau Sewa Tanah yang
diberlakukannya
• Buku History of Java
• Usaha Humanisnya mengenai perbudakan
• Ketidaksukaannya terhadap sistem Feodal
di Indonesia
15. PENGEMBALIAN KEKUASAAN
BELANDA KE PANGERAN ORANYE
(1813)
•Belanda dibebaskan dari Prancis pada
1813 oleh tentara Prussia dan Russia
•Diadakan pemerintahan sementara
untuk persiapan
•Dibentuknya United Kingdom of the
Netherlands di bawah kekuasaan
William I (1815)
16. PENGEMBALIAN NUSANTARA
KEPADA BELANDA
•Traktat London 1814
•Penyerahan wilayah kembali ke Belanda oleh
John Fendall Jr.
•Kekuasaan diambil alih oleh Godert van der
Capellen
•Van der Capellen kemudian digantikan oleh
Leonard du Bus de Gisignies
•Dan baru setelahnya adalah Johannes van den
Bosch
17. CULTURSTELSEL
•Culturstelsel atau dalam bahasa
inggris Cultivation System
(sistem penanaman).
•Pada tahun 1829 Johannes Van
Den Bosch (1780-1844)
menyampaikan usulan-usulan
kepada raja Belanda yang kelas
akan disebut Culturstelsel.
18. DAMPAK CULTURSTELSEL PADA
ORANG JAWA DAN SUNDA
•Dampaknya sangat beraneka ragam dan hal ini masih
terus diperdebatkan.
•Sementara perkiraan yang masuk akal adalah bahwa
pada zaman ini bagi kalangan elit bangsawan di
seluruh Jawa merupakan suatu masa yang benar-
benar menguntungkan.
19. AKIBAT CULTURSTELSEL BAGI
PIHAK BELANDA
•Sudah jelas bahwa belanda mendapatkan
keuntungan yang besar dan ajek,
•sesudah tahun 1831 anggaran belanja kolonial
Indonesia sudah seimbang,
•dan sesudah itu hutang-hutang lama VOC
dilunaskan.
20. UPAYA MENENTANG
CULTURSTELSEL
• Upaya pertentangan muncul di negeri Belanda
• Pemerintah mulai bimbang apakah sistem
tersebut masih dapat dipertahankan lebih lama
lagi, walaupun sistem itu mulai mendatangkan
keuntungan lagi.
• Dan kemudian ada Undang-Undang Gula
tahun 1870 dan kemudian Undang-Undang
Agraria tahun 1870.
22. LATAR BELAKANG
1. Berkembangnya paham liberalisme di Eropa
2. Munculnya perdebatan pelaksanaan
cultuurstelsel
Pelaksanaan tanam paksa memberi keuntungan yang besar
kepada Belanda, tetapi menimbulkan penderitaan rakyat pribumi.
3. Kemenangan partai liberal di Parlemen Belanda
(States-General)
4. Adanya Traktar Sumatera 1871,yang
memberikan kebebasan bagi Belanda untuk
meluaskan wilayahnya ke Aceh
Sebagai imbalannya Inggris meminta kepada Belanda
agar menerapkan ekonomi liberal
23. KETENTUAN DAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
1. Indishe Comtabiliteit Wet : Berisi tentang perbendaharaan negara
Hindia Belanda dimana setiap anggaran belanja Hindia Belanda
harus diketahui dan disahkan parlemen
2. Suiker Wet : UU gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu
adalah monopoli pemerintah yang secara berangsur-angsur akan
dialihkan kepada pihak swasta.
3. Agrarische Wet (Undang-Undang Agraria) 1870
24. ISI UNDANG-UNDANG AGRARIA
(1870)
1. Gubernur jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah milik
pemerintah, tanah dapat disewakan paling lama 75 tahun
2. Tanah milik pemerintah antara lain hutan yang belum dibuka,
tanah yang berada diluar wilayah milik desa dan penghuninya, dan
tanah milik adat
3. Tanah milik penduduk antara lain sawah, ladang dan sejenisnya
yang dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah semacam ini
boleh disewakan kepada swasta selama 5 tahun.
25. TUJUAN UNDANG-UNDANG
AGRARIA (1870)
•melindungi hak milik petani atas tanahnya dari
penguasaan pemodal asing
•memberi peluang kepada pemodal asing untuk
menyewa tanah dari penduduk Indonesia
•membuka kesempatan kerja kepada penduduk
Indonesia, terutama menjadi buruh di
perkebunan
26. IMPLIKASI
Setelah UU Agraria
1870 diterapkan,di
Indonesia memasuki
Imperalisme modern
dengan diterapkan
Opendeur Politiek,
yaitu Politik Pintu
Terbuka terhadap
modal-modal swasta
asing
Hal itu berati Indonesia dijadikan
tempat untuk berbagai
kepentingan yaitu:
•mendapatkan bahan mentah atau
bahan baku industri di Eropa
•mendapatkan tenaga kerja yang
murah
•menjadi tempat pemasaran
barang-barang produksi Eropa
•menjadi tempat penanaman
modal asing
27. DAMPAK POLITIK PINTU TERBUKA
•Memberikan
keuntungan besar
bagi kaum swasta
Belanda
•Hasil-hasil
produksi
perkebunan dan
pertambangan
mengalir ke
Belanda
•Negeri Belanda
menjadi pusat
perdagangan
hasil dari tanah
jajahan
•Kemerosotan
tingkat
kesejahteraan
penduduk
•Adanya krisis
perkebunan pada
tahun 1885
karena jatuhnya
harga gula dan
kopi.
•Menurunnya
konsumsi bahan
makanan,terutam
a beras.
•Menurunnya usaha kerajinan rakyat
karena telah tersaingi dengan Impor
dari Eropa.
•Pengangkutan dengan gerobak
menjadi merosot penghasilannya
setelah adanya angkutan kereta api
•Rakyat menderita karena masih
diterapkan kerja rodi dan adanya
hukuman yang berat bagi yang
melanggar Undang-Undang yang
mengatur kuli-kuli (Koeli
Ordonantie). Para kuli yang mencoba
melarikan diri akan dikenakan
sanksi, yang dikenal dengan Poenale
Santie (pidana sanksi).
29. REFERENSI
Ricklefs. 2011. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta:Gajah Mada
University Press
Poesponegoro. 2011. Sejarah Nasional Indonesia IV, Jakarta:Balai
Pustaka
Toer. 2006. Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, Jakarta:Lentera Dipantara
Fortescue. A History of the British Army IV, Edisi Kindle
https://www.britannica.com/biography/Herman-Willem-Daendels
diakses pada 10 Oktober, 2017