SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
SEJARAH KESEHATAN
MASA KOLONIAL
Akmal Fadhurrahman
Arief Budiman
Shadrina Khalisa
PENULISAN SEJARAH
KESEHATAN
KOLONIAL DAN
KONDISI AWAL
Historiografi Medis
•Sampai saat ini spesialisasi penulisan sejarah medis
lebih kepada dokter daripada sejarawan.
•Penulis tanpa latar belakang medis dianggap tidak
memiliki dasar.
•Pada tahun 2000-2001, penulis yang memiliki latar
belakang medis menurun jumlahnya dari 50% (1960-
1961) menjadi 13%. Sedangkan sejarawan meningkat
dari 47% menjadi 78%.
•Para sejarawan lebih tertarik dalam membicarakan
tema yang beranekaragam (diversitas) daripada suatu
perubahan penting.
Sumber-Sumber yang dipakai dalam
Penulisan Sejarah Medis Hindia Belanda
• Orang-orang Eropa
Melihat dari satu sisi. Graham Irwin dalam artikelnya yang berjudul
‘Dutch historical sources” memastikan bahwa sumber orang-orang
Belanda, baik resmi maupun personal, memang kebanyakan fokus
kepada pemerintah kolonial dan kehidupan orang-orang Eropa,
namun juga berisi informasi tentang masyarakat non-Eropa.
• Penduduk asli
Pada abad ke-19 tulisan-tulisan mengenai pribumi mulai muncul
Tijdschrift voor Inlandsche Geneeskundigen (1893-1922) . Isu
pertama (Eijkman) membahas tentang memenuhi kebutuhan
mendesak dokter djawa untuk tetap pada bidangnya dan
memperluas wawasannya.
Terdapat beberapa sumber pribumi yang ditulis oleh golongan elit
pribumi, atau bahkan bangsawan sebagai memoar akhir
khayatnya. Hanya ada satu observasi yang ditulis rinci seperti buku
harian, yaitu karya Soepomo.
Pasar Medis
•Pengobatan medis perumpamaannya seperti supply
(penawaran) dan demand (permintaan) pada Medical
Market (Pasar Medis).
•Terdapat beranekaragam bentuk pengobatan
alternatif yang tersedia, sehingga disebut pasar.
Pasar Medis
• Faktor yang menentukan pasar :
 sosial-budaya dan sosial ekonomi
 Dari sisi permintaan perawatan (pasien)pasar
medis adalah seluruh pilihan konsultasi dan
pengobatan yang tersedia dan bermacam-macam,
baik perawatan diri maupun intervensi kekuatan
gaib
 Dari sisi penawaran (praktitsi), model pasar lebih
fokus di popularitas dan kompetisi.
Pasar Medis
• Faktor yang menentukan pasar :
 sosial-budaya dan sosial ekonomi
 Dari sisi permintaan perawatan (pasien)pasar
medis adalah seluruh pilihan konsultasi dan
pengobatan yang tersedia dan bermacam-macam,
baik perawatan diri maupun intervensi kekuatan
gaib
 Dari sisi penawaran (praktitsi), model pasar lebih
fokus di popularitas dan kompetisi.
Model Pasar Medis di Hindia
Belanda
•Masyarakat multikultural
•Dalam masyarakat, faktor sosial-budaya
mempengaruhi perdagangan antara individu dan
kelompok. → Animisme
•Butuh perantara untuk berkomunikasi untuk
menerjemahkan faktor sosial-budaya dalam proses
“bernegosiasi” antara pasien dengan praktisi.
Pengambilan Kebijakan Kolonial
•Kebijakan Kolonial
•SistemTanam Paksa untuk merevitalisasi keuangan
pasca Perang Diponegoro.
•Dasar dari kebijakan kolonial selanjutnya : pemerintah
koloni harus untung tanpa mengeluarkan (sedikit)
modal sama sekali.
ORGANISASI DI BIDANG
KESEHATAN PADA
MASA KOLONIAL
Latar Belakang
•Awalnya, usaha kesehatan pada masa Belanda
hanya ditujukan untuk kepentingan pemerintah
kolonial
•Seiring berjalannya waktu, Belanda membentuk
organisasi dan sekolah-sekolah di bidang kesehatan
•Tahap demi tahap usaha kesehatan yang bertujuan
untuk kepentingan kolonial berubah haluan untuk
kepentingan masyarakat umum
Perkembangan Organisasi Kesehatan
( 1800-1911 )
•Pembentukan Jawatan KesehatanTentara
(Militair Geneeskundige Dienst) tahun 1808
•Dikeluarkannya izin khusus untuk pegawai sipil
dalam mendapatkan fasilitas kesehatan di
rumah sakit tentara
•Usulan membangun Jawatan Kesehatan Sipil
tahun 1809
Perkembangan Organisasi
Kesehatan
•Peraturan pertama untuk Jawatan Kesehatan
Sipil dikeluarkan tahun 1820
•Penggabungan antara jawatan militer dan sipil
tahun 1827
•Pemisahan kembali jawatan militer dan sipil
tahun 1882
•Jawatan Kesehatan Rakyat ( Burgerlijke
Geneeskundige Dient ) resmi berdiri
•Tahun 1925 BDG berubah nama menjadi DVG
(Dienst derVolksgezondheid)
Perkembangan Jawatan
Kesehatan Sipil
•Pada awal pembentukannya, Jawatan Kesehatan
Sipil mengalami perkembangan lambat dalam
meningkatkan kesehatan penduduk pribumi
•Pada awalnya dipimpin oleh Inspektur Kepala yang
Inspektur wakil kepala, 3 orang Inspektur, dan 5
orang Ajung
•Perubahan struktur Jawatan Kesehatan Sipil,
dipimpin Kepala Jawatan dan dibantu dinas-dinas
khusus
Badan-Badan Hasil Perkembangan
Jawatan Kesehatan Sipil
•Lembaga PembuatanVaksin Cacar ( 1879 ) dan
Lembaga Pasteur ( 1896 )
•Laboratium Kesehatan Pusat (Centraal Geneeskundig
Laboratorium) tahun 1887
•Balai Penyelidikan Air Bersih tahun 1922
•Biro Malaria tahun 1924
•Lembaga Kanker tahun 1927
Undang-Undang Kesehatan Pada
Masa Kolonial
•Peraturan mengenai Jawatan Rakyat
•Perundang-undangan (dalam bentuk ordonasi)
mengenai wabah sampar, kolera, cacar, difteria, dan
tifus tahun 1911
•Ordonasi karantina tahun 1911
•Perundang-undangan pemeriksaan mayat orangAsing-
Timur tahun 1916
•Ordonasi Jemaah Haji tahun 1922
Keadaan Kesehatan Di Masa
Kolonial
•Tahun 1814 Angka Kematian 70%, penyebab utama
diare dan demam
•Tahun 1912 pendataan kematian penduduk pribumi
muali teratur
•Tahun 1936 angka kematian Jawa-Madura sekitar 18-20
%, di kota besar %, penduduk Eropa 10 %
•Tahun 1933 terdapat 340 dokter pribumi
•Pertumbuhan penduduk dari 0.2 % rata-ratanya
menurutAnthony reid pada masa pre modern, menjadi
0.5-1.5% tergantung daerahnya pada pertengahan abad
19
PENDIDIKAN DI
BIDANG KESEHATAN
PADA MASA KOLONIAL
Pendidikan Dokter
• Pada tahun 1851, di Weltevreden dibangun sekolah pendidikan bagi
pemuda pribumi untuk menjadi “ Dokter Jawa “
• Tugas awalnya adalah sebagai dokter pembantu yang memberi
pengobatan dan vaksin cacar
• Sekolah Dokter Jawa berganti nama menjadi STOVIA, dan
lulusannnya bergelar Inlandsche Arts yang berarti Dokter Pribumi
• Tahun 1913 sekolah kedokteran kedua dibuka di Surabaya yang
bernama NIAS
• Karena tujuan utama Belanda memberikan pendidikan dokter
untuk membantu, maka dokter-dokter lulusan STOVIA dan NIAS
sulit untuk menduduki jabatan dokter yang sesungguhnya
Pendidikan Dokter
•Tahun 1927, para dokter lulusan STOVIA dan NIAS
bekerja sama dengan mantan direktur STOVIA dan
NIAS mendirikan PerguruanTinggi Kedokteran
•STOVIA pada 1927 diubah menjadi GHS
(Geneeskundige Hoogeschool), yang menawarkan
Pendidikan setara universitas dengan gelar arts dan
bukan lagi dokter jawa maupun Inlandsche/Indische
Artsen
•Sedangkan lulusan NIAS setelah ada GHS tetap
Indische Arts
PendidikanTenaga Paramedik
• Pendidikan Mantri Cacar tahun 1820
• Pendidikan Bidan tahun 1851
• Tenaga Perawatan Berijasah Eropa
• Pendidikan Mantri Malaria
• PendidikanAnalist tahun 1919
• PendidikanApotheker
• PendidikanAsistenApotheker
KEGIATAN
KESEHATAN
MASA KOLONIAL
Tipe Kegiatan Kesehatan
 Preventif
 Sosialisasi dan
pelatihan Kebersihan
 Vaksinasi
 Kusta
 Malaria
 Cacar
 Pest
 Kolera
 Trachoma
 TBC
 Kuratif
 PerawatanTradisional
 Pengobatan Barat
(Western Medicine)
 Pencampuran antara
keduanya dari
penelitian barat
Institusi Kesehatan
Masa Kolonial
 Pada 1939 terdapat :
 6 RS Sentral Pemerintah
 2 RS Provinsial Pemerintah
 1 RS Lokal Pemerintah
bersubsidi
 60 RS tanpa subsidi
 62 RS di daerah Semi
otonom pribumi
 95 RS Swasta bersubsidi
 17 RS kontrak di daerah
semi otonom pribumi
(dikompensasi pemerintah
untuk merawat pasien
miskin)
 34 RS Kontrak Swasta
 2 RS Kontrak di bawah
badan pemerintah
 238 RS Swasta tidak
bersubsidi
 Klinik-klinik dengan dokter
berizin praktik pribadi
Jumlah orang per dokter
• DataTahun 1938 dari Indische
Verslag
• Menunjukkan perbedaan antara
daerah perkotaan dan sekitarnya
• Walaupun proporsi masyarakat
dan dokter kurang, memang
masih ada pengobatan tradisional
• Sering digunakan sistem satu
dokter dalam suatu daerah,
dengan dikelilingi klinik-klinik yang
dijaga oleh asisten (berupa mantri,
dll)
KESIMPULAN
Sumber
 Murakami, Saki. 2015. Call for Doctors! Uneven Medical Provision and
the Modernization of State Health Care during the Decolonization of
Indonesia, 1930s-1950s. Brill Publisher.
 Hesselink, Liesbeth. 2011. Healers on the Colonial Market. Brill
Publisher
 Boomgaard, Peter. 1993. The Development of Colonial Health Care in
Java; an Exploratory Introduction. Brill Publisher
 Bosma, Ulbe. 2015. Smallpox,Vaccinations, and Demographic
Divergences in Nineteenth-Century Colonial Indonesia. Brill Publisher
 Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia.
Departemen Kesehatan RI
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA
PERTANYAANNYA DIPERSILAHKAN
Pertanyaan
• Tirza : Bagaimana pola makan masyarkat pribumi pada waktu itu ?
Karena Indonesia beragam, maka kultur masyarakatnya berbeda-beda. Kalau di
masyarakat Jawa memang sederhana dan (sulit) untuk mendapatkan makanan.
Masakan gudeg yang manis dinetralisir dengan makanan pendamping lainnya.
“Jangan makan malam, makan sore”. Artinya, masyarakat sudah mulai sadar
kesehatan. Berbeda dengan di Sumatra, khususnya di Aceh yang beranggapan bahwa
yang disebut makan adalah dengan sajian yang lengkap dengan ikan dan sebagainya.
• Yasa : Bentuk obat? Tergantung kebutuhannya (penyakitnya). #buku : Health
Cultur -> kapan pertama kali sabun di gunakan (etimologi dari bahasa Prancis),
WC (water close) - toilet (bhs prancis dulu digunakan sebagai bahasa
internasional karena bahasanya lebih eksak. Mau jadi diplomat? Leh uga.
Peran jamu tradisional : nyonya Meneer berdiri sejak 1912.
• Hilmy :Apakah RS swasta dikelola oleh bangsa barat? Swasta ini khusus untuk
keuntungan?
Bukan hanya perkebunan namun juga pertambangan (abad ke-20). Pertambangan
meyediakan RS (kalau pegawai sakit, dsb).
• Lika : Apakah dokter pribumi belajar khusus kedokteran barat atau ditambah
kearifan lokal ?
• Pada awalnya tidak ada dlm kurikulum, namun seiring dengan berjalannya waktu
dipelajari juga kearifan lokal.
• Heuristik
• Tidak boleh percaya pada satu sumber.
• Ada tahapan2 khusus agar bisa masuk ke tahapan verifikasi (karena ada
sumber yang sudah tidak berlaku lagi). Fakta & data. Apa yang dilihat itu
data. Setelah diproses menjadi fakta. Contoh : “pagi yang cerah ada dua
kapal yang datang”, padahal itu kejadiannya pada musim dingin →
intinya jangan menambah-nambahkan sesuatu demi menyenangi
pembaca. Sejarah harus mengacu pada data.
• Bukan bermakna kumpulkan sebanyak-banyaknya. Intervatirisir dulu.
Daftar isi : misalnya ada colonial verslaag berversi2, mereka punya
benang merah, so dalam daftar pustaka harus di tulis (misal)
dua2nya/semua versi.
•

More Related Content

Similar to Kesehatan Pada Masa Kolonial.ppt

Similar to Kesehatan Pada Masa Kolonial.ppt (20)

SEJARAH KEPERAWATAN.pptx
SEJARAH KEPERAWATAN.pptxSEJARAH KEPERAWATAN.pptx
SEJARAH KEPERAWATAN.pptx
 
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakatSejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
 
Sejarah Kesehatan Masyarakat
Sejarah Kesehatan MasyarakatSejarah Kesehatan Masyarakat
Sejarah Kesehatan Masyarakat
 
PENGANTAR IKM 2022.ppt
PENGANTAR IKM 2022.pptPENGANTAR IKM 2022.ppt
PENGANTAR IKM 2022.ppt
 
Sejarah keperawatan.pptx
Sejarah keperawatan.pptxSejarah keperawatan.pptx
Sejarah keperawatan.pptx
 
(Ikm) per iii
(Ikm) per iii(Ikm) per iii
(Ikm) per iii
 
Mk2. perkembangan sejarah keperawatan
Mk2. perkembangan sejarah keperawatanMk2. perkembangan sejarah keperawatan
Mk2. perkembangan sejarah keperawatan
 
Sejarah rekam medis
Sejarah rekam medisSejarah rekam medis
Sejarah rekam medis
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
 
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatIlmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat
 
IKM PERTEMUAN 1.pptx
IKM PERTEMUAN 1.pptxIKM PERTEMUAN 1.pptx
IKM PERTEMUAN 1.pptx
 
Sejarah keperawatan
Sejarah keperawatanSejarah keperawatan
Sejarah keperawatan
 
SEJARAH IKM - 1 (SRI WAHYUNI).pdf
SEJARAH IKM - 1 (SRI WAHYUNI).pdfSEJARAH IKM - 1 (SRI WAHYUNI).pdf
SEJARAH IKM - 1 (SRI WAHYUNI).pdf
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Sejarah dunia keperawatan
Sejarah dunia keperawatanSejarah dunia keperawatan
Sejarah dunia keperawatan
 
Perkembangan kesehatan masyarakat di
Perkembangan kesehatan masyarakat diPerkembangan kesehatan masyarakat di
Perkembangan kesehatan masyarakat di
 
Sejarah perkembangan keperawatan
Sejarah perkembangan keperawatanSejarah perkembangan keperawatan
Sejarah perkembangan keperawatan
 
Perkembangan sejarah Keperawatan
Perkembangan sejarah KeperawatanPerkembangan sejarah Keperawatan
Perkembangan sejarah Keperawatan
 
ilmu kesehatan masyarakat
ilmu kesehatan masyarakatilmu kesehatan masyarakat
ilmu kesehatan masyarakat
 

More from ShadrinaChaerunissa

Holocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptx
Holocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptxHolocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptx
Holocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptxShadrinaChaerunissa
 
The Collapse of the Frankfurt Parliament.pptx
The Collapse of the Frankfurt Parliament.pptxThe Collapse of the Frankfurt Parliament.pptx
The Collapse of the Frankfurt Parliament.pptxShadrinaChaerunissa
 
2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptx
2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptx2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptx
2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptxShadrinaChaerunissa
 
2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptx
2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptx2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptx
2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptxShadrinaChaerunissa
 
1773_Aksi Militer Belanda II.pptx
1773_Aksi Militer Belanda II.pptx1773_Aksi Militer Belanda II.pptx
1773_Aksi Militer Belanda II.pptxShadrinaChaerunissa
 
Tahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptx
Tahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptxTahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptx
Tahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptxShadrinaChaerunissa
 
sistem kompleks dan metode ilmiah.pptx
sistem kompleks dan metode ilmiah.pptxsistem kompleks dan metode ilmiah.pptx
sistem kompleks dan metode ilmiah.pptxShadrinaChaerunissa
 
Sejarah Kerajaan Mataram Islam.pptx
Sejarah Kerajaan Mataram Islam.pptxSejarah Kerajaan Mataram Islam.pptx
Sejarah Kerajaan Mataram Islam.pptxShadrinaChaerunissa
 
pengertian dan ruang lingkup aqidah.pptx
pengertian dan ruang lingkup aqidah.pptxpengertian dan ruang lingkup aqidah.pptx
pengertian dan ruang lingkup aqidah.pptxShadrinaChaerunissa
 
Masa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.ppt
Masa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.pptMasa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.ppt
Masa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.pptShadrinaChaerunissa
 
Ruang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptx
Ruang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptxRuang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptx
Ruang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptxShadrinaChaerunissa
 
Common mistakes found in History Midterm essays.pptx
Common mistakes found in History Midterm essays.pptxCommon mistakes found in History Midterm essays.pptx
Common mistakes found in History Midterm essays.pptxShadrinaChaerunissa
 
2-180202021225 treaty of versailles.pdf
2-180202021225 treaty of versailles.pdf2-180202021225 treaty of versailles.pdf
2-180202021225 treaty of versailles.pdfShadrinaChaerunissa
 
Cambridge AS Level History - French Revolution.pptx
Cambridge AS Level History - French Revolution.pptxCambridge AS Level History - French Revolution.pptx
Cambridge AS Level History - French Revolution.pptxShadrinaChaerunissa
 

More from ShadrinaChaerunissa (17)

Holocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptx
Holocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptxHolocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptx
Holocaust Perpetrators_ who they were and why did they did it_.pptx
 
The Collapse of the Frankfurt Parliament.pptx
The Collapse of the Frankfurt Parliament.pptxThe Collapse of the Frankfurt Parliament.pptx
The Collapse of the Frankfurt Parliament.pptx
 
2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptx
2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptx2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptx
2797_Keterlibatan Australia dalam Masalah Indonesia (1945 - 1949).pptx
 
2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptx
2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptx2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptx
2461_M Natsir - Pemikiran Politik Islam sampai dengan masa Orde Baru.pptx
 
1773_Aksi Militer Belanda II.pptx
1773_Aksi Militer Belanda II.pptx1773_Aksi Militer Belanda II.pptx
1773_Aksi Militer Belanda II.pptx
 
Tahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptx
Tahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptxTahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptx
Tahun-tahun terakhir Perang Dingin (1985–1991).pptx
 
sistem kompleks dan metode ilmiah.pptx
sistem kompleks dan metode ilmiah.pptxsistem kompleks dan metode ilmiah.pptx
sistem kompleks dan metode ilmiah.pptx
 
Manusia Beragama Islam.pptx
Manusia Beragama Islam.pptxManusia Beragama Islam.pptx
Manusia Beragama Islam.pptx
 
Pengantar ilmu sejarah.pptx
Pengantar ilmu sejarah.pptxPengantar ilmu sejarah.pptx
Pengantar ilmu sejarah.pptx
 
Sejarah Kerajaan Mataram Islam.pptx
Sejarah Kerajaan Mataram Islam.pptxSejarah Kerajaan Mataram Islam.pptx
Sejarah Kerajaan Mataram Islam.pptx
 
pengertian dan ruang lingkup aqidah.pptx
pengertian dan ruang lingkup aqidah.pptxpengertian dan ruang lingkup aqidah.pptx
pengertian dan ruang lingkup aqidah.pptx
 
Masa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.ppt
Masa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.pptMasa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.ppt
Masa Kolonialisme Setelah VOC sampai Ke masa Ekonomi Liberal.ppt
 
Ruang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptx
Ruang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptxRuang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptx
Ruang Lingkup Budaya dan Seni Islam.pptx
 
Common mistakes found in History Midterm essays.pptx
Common mistakes found in History Midterm essays.pptxCommon mistakes found in History Midterm essays.pptx
Common mistakes found in History Midterm essays.pptx
 
2-180202021225 treaty of versailles.pdf
2-180202021225 treaty of versailles.pdf2-180202021225 treaty of versailles.pdf
2-180202021225 treaty of versailles.pdf
 
Cambridge AS Level History - French Revolution.pptx
Cambridge AS Level History - French Revolution.pptxCambridge AS Level History - French Revolution.pptx
Cambridge AS Level History - French Revolution.pptx
 
The French Revolution pp.pptx
The French Revolution pp.pptxThe French Revolution pp.pptx
The French Revolution pp.pptx
 

Recently uploaded

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 

Recently uploaded (20)

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 

Kesehatan Pada Masa Kolonial.ppt

  • 1. SEJARAH KESEHATAN MASA KOLONIAL Akmal Fadhurrahman Arief Budiman Shadrina Khalisa
  • 3. Historiografi Medis •Sampai saat ini spesialisasi penulisan sejarah medis lebih kepada dokter daripada sejarawan. •Penulis tanpa latar belakang medis dianggap tidak memiliki dasar. •Pada tahun 2000-2001, penulis yang memiliki latar belakang medis menurun jumlahnya dari 50% (1960- 1961) menjadi 13%. Sedangkan sejarawan meningkat dari 47% menjadi 78%. •Para sejarawan lebih tertarik dalam membicarakan tema yang beranekaragam (diversitas) daripada suatu perubahan penting.
  • 4. Sumber-Sumber yang dipakai dalam Penulisan Sejarah Medis Hindia Belanda • Orang-orang Eropa Melihat dari satu sisi. Graham Irwin dalam artikelnya yang berjudul ‘Dutch historical sources” memastikan bahwa sumber orang-orang Belanda, baik resmi maupun personal, memang kebanyakan fokus kepada pemerintah kolonial dan kehidupan orang-orang Eropa, namun juga berisi informasi tentang masyarakat non-Eropa. • Penduduk asli Pada abad ke-19 tulisan-tulisan mengenai pribumi mulai muncul Tijdschrift voor Inlandsche Geneeskundigen (1893-1922) . Isu pertama (Eijkman) membahas tentang memenuhi kebutuhan mendesak dokter djawa untuk tetap pada bidangnya dan memperluas wawasannya. Terdapat beberapa sumber pribumi yang ditulis oleh golongan elit pribumi, atau bahkan bangsawan sebagai memoar akhir khayatnya. Hanya ada satu observasi yang ditulis rinci seperti buku harian, yaitu karya Soepomo.
  • 5. Pasar Medis •Pengobatan medis perumpamaannya seperti supply (penawaran) dan demand (permintaan) pada Medical Market (Pasar Medis). •Terdapat beranekaragam bentuk pengobatan alternatif yang tersedia, sehingga disebut pasar.
  • 6. Pasar Medis • Faktor yang menentukan pasar :  sosial-budaya dan sosial ekonomi  Dari sisi permintaan perawatan (pasien)pasar medis adalah seluruh pilihan konsultasi dan pengobatan yang tersedia dan bermacam-macam, baik perawatan diri maupun intervensi kekuatan gaib  Dari sisi penawaran (praktitsi), model pasar lebih fokus di popularitas dan kompetisi.
  • 7. Pasar Medis • Faktor yang menentukan pasar :  sosial-budaya dan sosial ekonomi  Dari sisi permintaan perawatan (pasien)pasar medis adalah seluruh pilihan konsultasi dan pengobatan yang tersedia dan bermacam-macam, baik perawatan diri maupun intervensi kekuatan gaib  Dari sisi penawaran (praktitsi), model pasar lebih fokus di popularitas dan kompetisi.
  • 8.
  • 9. Model Pasar Medis di Hindia Belanda •Masyarakat multikultural •Dalam masyarakat, faktor sosial-budaya mempengaruhi perdagangan antara individu dan kelompok. → Animisme •Butuh perantara untuk berkomunikasi untuk menerjemahkan faktor sosial-budaya dalam proses “bernegosiasi” antara pasien dengan praktisi.
  • 10. Pengambilan Kebijakan Kolonial •Kebijakan Kolonial •SistemTanam Paksa untuk merevitalisasi keuangan pasca Perang Diponegoro. •Dasar dari kebijakan kolonial selanjutnya : pemerintah koloni harus untung tanpa mengeluarkan (sedikit) modal sama sekali.
  • 11. ORGANISASI DI BIDANG KESEHATAN PADA MASA KOLONIAL
  • 12. Latar Belakang •Awalnya, usaha kesehatan pada masa Belanda hanya ditujukan untuk kepentingan pemerintah kolonial •Seiring berjalannya waktu, Belanda membentuk organisasi dan sekolah-sekolah di bidang kesehatan •Tahap demi tahap usaha kesehatan yang bertujuan untuk kepentingan kolonial berubah haluan untuk kepentingan masyarakat umum
  • 13. Perkembangan Organisasi Kesehatan ( 1800-1911 ) •Pembentukan Jawatan KesehatanTentara (Militair Geneeskundige Dienst) tahun 1808 •Dikeluarkannya izin khusus untuk pegawai sipil dalam mendapatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit tentara •Usulan membangun Jawatan Kesehatan Sipil tahun 1809
  • 14. Perkembangan Organisasi Kesehatan •Peraturan pertama untuk Jawatan Kesehatan Sipil dikeluarkan tahun 1820 •Penggabungan antara jawatan militer dan sipil tahun 1827 •Pemisahan kembali jawatan militer dan sipil tahun 1882 •Jawatan Kesehatan Rakyat ( Burgerlijke Geneeskundige Dient ) resmi berdiri •Tahun 1925 BDG berubah nama menjadi DVG (Dienst derVolksgezondheid)
  • 15. Perkembangan Jawatan Kesehatan Sipil •Pada awal pembentukannya, Jawatan Kesehatan Sipil mengalami perkembangan lambat dalam meningkatkan kesehatan penduduk pribumi •Pada awalnya dipimpin oleh Inspektur Kepala yang Inspektur wakil kepala, 3 orang Inspektur, dan 5 orang Ajung •Perubahan struktur Jawatan Kesehatan Sipil, dipimpin Kepala Jawatan dan dibantu dinas-dinas khusus
  • 16. Badan-Badan Hasil Perkembangan Jawatan Kesehatan Sipil •Lembaga PembuatanVaksin Cacar ( 1879 ) dan Lembaga Pasteur ( 1896 ) •Laboratium Kesehatan Pusat (Centraal Geneeskundig Laboratorium) tahun 1887 •Balai Penyelidikan Air Bersih tahun 1922 •Biro Malaria tahun 1924 •Lembaga Kanker tahun 1927
  • 17. Undang-Undang Kesehatan Pada Masa Kolonial •Peraturan mengenai Jawatan Rakyat •Perundang-undangan (dalam bentuk ordonasi) mengenai wabah sampar, kolera, cacar, difteria, dan tifus tahun 1911 •Ordonasi karantina tahun 1911 •Perundang-undangan pemeriksaan mayat orangAsing- Timur tahun 1916 •Ordonasi Jemaah Haji tahun 1922
  • 18. Keadaan Kesehatan Di Masa Kolonial •Tahun 1814 Angka Kematian 70%, penyebab utama diare dan demam •Tahun 1912 pendataan kematian penduduk pribumi muali teratur •Tahun 1936 angka kematian Jawa-Madura sekitar 18-20 %, di kota besar %, penduduk Eropa 10 % •Tahun 1933 terdapat 340 dokter pribumi •Pertumbuhan penduduk dari 0.2 % rata-ratanya menurutAnthony reid pada masa pre modern, menjadi 0.5-1.5% tergantung daerahnya pada pertengahan abad 19
  • 20. Pendidikan Dokter • Pada tahun 1851, di Weltevreden dibangun sekolah pendidikan bagi pemuda pribumi untuk menjadi “ Dokter Jawa “ • Tugas awalnya adalah sebagai dokter pembantu yang memberi pengobatan dan vaksin cacar • Sekolah Dokter Jawa berganti nama menjadi STOVIA, dan lulusannnya bergelar Inlandsche Arts yang berarti Dokter Pribumi • Tahun 1913 sekolah kedokteran kedua dibuka di Surabaya yang bernama NIAS • Karena tujuan utama Belanda memberikan pendidikan dokter untuk membantu, maka dokter-dokter lulusan STOVIA dan NIAS sulit untuk menduduki jabatan dokter yang sesungguhnya
  • 21. Pendidikan Dokter •Tahun 1927, para dokter lulusan STOVIA dan NIAS bekerja sama dengan mantan direktur STOVIA dan NIAS mendirikan PerguruanTinggi Kedokteran •STOVIA pada 1927 diubah menjadi GHS (Geneeskundige Hoogeschool), yang menawarkan Pendidikan setara universitas dengan gelar arts dan bukan lagi dokter jawa maupun Inlandsche/Indische Artsen •Sedangkan lulusan NIAS setelah ada GHS tetap Indische Arts
  • 22. PendidikanTenaga Paramedik • Pendidikan Mantri Cacar tahun 1820 • Pendidikan Bidan tahun 1851 • Tenaga Perawatan Berijasah Eropa • Pendidikan Mantri Malaria • PendidikanAnalist tahun 1919 • PendidikanApotheker • PendidikanAsistenApotheker
  • 24. Tipe Kegiatan Kesehatan  Preventif  Sosialisasi dan pelatihan Kebersihan  Vaksinasi  Kusta  Malaria  Cacar  Pest  Kolera  Trachoma  TBC  Kuratif  PerawatanTradisional  Pengobatan Barat (Western Medicine)  Pencampuran antara keduanya dari penelitian barat
  • 25. Institusi Kesehatan Masa Kolonial  Pada 1939 terdapat :  6 RS Sentral Pemerintah  2 RS Provinsial Pemerintah  1 RS Lokal Pemerintah bersubsidi  60 RS tanpa subsidi  62 RS di daerah Semi otonom pribumi  95 RS Swasta bersubsidi  17 RS kontrak di daerah semi otonom pribumi (dikompensasi pemerintah untuk merawat pasien miskin)  34 RS Kontrak Swasta  2 RS Kontrak di bawah badan pemerintah  238 RS Swasta tidak bersubsidi  Klinik-klinik dengan dokter berizin praktik pribadi
  • 26. Jumlah orang per dokter • DataTahun 1938 dari Indische Verslag • Menunjukkan perbedaan antara daerah perkotaan dan sekitarnya • Walaupun proporsi masyarakat dan dokter kurang, memang masih ada pengobatan tradisional • Sering digunakan sistem satu dokter dalam suatu daerah, dengan dikelilingi klinik-klinik yang dijaga oleh asisten (berupa mantri, dll)
  • 28. Sumber  Murakami, Saki. 2015. Call for Doctors! Uneven Medical Provision and the Modernization of State Health Care during the Decolonization of Indonesia, 1930s-1950s. Brill Publisher.  Hesselink, Liesbeth. 2011. Healers on the Colonial Market. Brill Publisher  Boomgaard, Peter. 1993. The Development of Colonial Health Care in Java; an Exploratory Introduction. Brill Publisher  Bosma, Ulbe. 2015. Smallpox,Vaccinations, and Demographic Divergences in Nineteenth-Century Colonial Indonesia. Brill Publisher  Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia. Departemen Kesehatan RI
  • 30. Pertanyaan • Tirza : Bagaimana pola makan masyarkat pribumi pada waktu itu ? Karena Indonesia beragam, maka kultur masyarakatnya berbeda-beda. Kalau di masyarakat Jawa memang sederhana dan (sulit) untuk mendapatkan makanan. Masakan gudeg yang manis dinetralisir dengan makanan pendamping lainnya. “Jangan makan malam, makan sore”. Artinya, masyarakat sudah mulai sadar kesehatan. Berbeda dengan di Sumatra, khususnya di Aceh yang beranggapan bahwa yang disebut makan adalah dengan sajian yang lengkap dengan ikan dan sebagainya. • Yasa : Bentuk obat? Tergantung kebutuhannya (penyakitnya). #buku : Health Cultur -> kapan pertama kali sabun di gunakan (etimologi dari bahasa Prancis), WC (water close) - toilet (bhs prancis dulu digunakan sebagai bahasa internasional karena bahasanya lebih eksak. Mau jadi diplomat? Leh uga. Peran jamu tradisional : nyonya Meneer berdiri sejak 1912. • Hilmy :Apakah RS swasta dikelola oleh bangsa barat? Swasta ini khusus untuk keuntungan? Bukan hanya perkebunan namun juga pertambangan (abad ke-20). Pertambangan meyediakan RS (kalau pegawai sakit, dsb). • Lika : Apakah dokter pribumi belajar khusus kedokteran barat atau ditambah kearifan lokal ? • Pada awalnya tidak ada dlm kurikulum, namun seiring dengan berjalannya waktu dipelajari juga kearifan lokal.
  • 31. • Heuristik • Tidak boleh percaya pada satu sumber. • Ada tahapan2 khusus agar bisa masuk ke tahapan verifikasi (karena ada sumber yang sudah tidak berlaku lagi). Fakta & data. Apa yang dilihat itu data. Setelah diproses menjadi fakta. Contoh : “pagi yang cerah ada dua kapal yang datang”, padahal itu kejadiannya pada musim dingin → intinya jangan menambah-nambahkan sesuatu demi menyenangi pembaca. Sejarah harus mengacu pada data. • Bukan bermakna kumpulkan sebanyak-banyaknya. Intervatirisir dulu. Daftar isi : misalnya ada colonial verslaag berversi2, mereka punya benang merah, so dalam daftar pustaka harus di tulis (misal) dua2nya/semua versi. •