Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia, mulai dari zaman kuno hingga era reformasi. Pada zaman kuno, kesehatan masyarakat dipengaruhi mitologi Yunani dan dilakukan upaya sanitasi dan pencegahan penyakit. Di Indonesia, perkembangan kesehatan masyarakat dimulai pada abad ke-19 dengan pelatihan bidan dan didirikannya sekolah kedokteran. Pada masa Orde Baru
1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi
Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut
asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya,
tetapi diceritakan bahwa ia dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah
berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah antara
kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care).
Kedua pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat
dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut. Pertama,
pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual,
kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran
cenderung jauh. Sedangkan penddekatan preventif, sasaran atau pasien adalah
masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya
juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu.
Hubungan antara petugas kesehatan dengan masayarakat (sasaran) lebih bersifat
kemitraan, tidak seperti dokter-pasien.
1.2 Rumusan Masalah
2. Bagaimana perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada zaman dahulu?
3. Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan promosi kesehatan di Indonesia?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui sejarah umum kesehatan masyarakat.
3. Mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia.
4. Mengetahui perkembangan promosi kesehatan di Indonesia.
2. 2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Perkembangan Kesehatan Masyarakat tidak terlepas dari sejarah Kesehatan
Masyarakat (Public Health), yaitu tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani
Asclepius atau Aesculapius dan Higea. Aesculapius adalah seorang dokter pertama,
yang tampan dan pandai telah melakukanpengobatan bahkan bedah dengan
prosedur yang baik. Sedangkan Higea adalah asistennya yang cantik dan melakukan
pencegahan penyakit dan mengajarkan kepada masyarakat untuk hidup bersi,
melaksanakan hidup seimbang, kebersihan diri menghindari dari makanan dan
minuman yang kotor dan beracun, makan makanan yang bergizi dan cukup istirahat.
Pada akhirnya kedua orang ini akhirnya menjadi suami istri. Mengabungkan
dua aliran kesehatan yang berbeda tapi tidak saling bertentangan, saling behubungan
satu sama lain. Aliran Aesculapius cenderung menunggu terjadinya penyakit atau
setelah sakit yaitu melalui Pengobatan atau Kuratif. Sedangkan aliran Higea
cenderung melakukan pencegahan penyakit (preventif) serta upaya-upaya
peningkatan (promosi) kesehatan. Mitologi tersebut menjadi inspirasi bagi embrio Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
2.2 Periode Perkembangan Ilmu Kesehatan
a. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period)
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di Babylonia,
Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat itu pemerintah kota
telah melakukan upaya-upaya pemberantasan penyakit. Sebagai bukti
ditemukandokumen-dokumen tentang peraturan-peraturan tertulis yang mengatur
tentang pembuangan air limbah (drainase), pengaturan air minum, pembuangan
sampah, dsb. (Hanlon, 1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada saat itu telah
dibangun WC Umum (Public Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk
alasan ’estetika’, bukan untuk alasan kesehatan.
Pada kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat bedasarakan
alasan kesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan ditugaskan untuk
melakukan supervisi ke lapangan ke tempat-tempat air minum (Public Bar), warung
makan, tempat-tempat prostitusi, dsb. (Notoadmodjo, 2005).
3. 3
b. Abad Pertama sampai Abad Ketujuh.
Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai tempat
terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya penyakit menular
dan, oleh karena itu kesehatan masyarakat makin dirasakan pentingnya (Halon,
1964). Penyakit kolera menjalar dari Inggriske Afrika, kemudian ke Asia (khususnya
Asia Barat dan Asia Timur) dan akhirnya sampai ke Asia Selatan. Pada Abad ke 7
India menjadi pusat endemik kolera. Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir
ke Asia Kecil dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan adalah
perbaikan lingkungan yaitu higiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih,
pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian kehidupan masyarakat
waktu itu (Notoadmodjo, 2005).
c. Abad ke-13 sampai abad ke-17.
Pada masa ini kejadian endemik Pes yang paling dasyat terjadi di China dan
India, diperkirkan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan Gaza
13.000 orang meninggal setiap harinya, atau selamah wabah tersebut jumlah
kematian mencapai 60 juta orang. Pertistiwa tersebut dikenal dengan ’The Black
Death’. Pada abad tersebut Kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun
1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular. Tahun1965
meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat penyakit-penyakit lain
yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus, dan Disentri.
2.3 Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period).
a. Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (kebangkitan Ilmu Pengetahuan.
Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis
yang sempit, tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini juga
ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan disinvektans.Vaksin Cacar oleh Luis
Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasai ruangan operasi ditemukan oleh Joseph
Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton, dsb.
Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan
Edmin Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit
4. 4
tersebut. Atas laporanya tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upaya-
upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat
kerja, pabrik, dsb. John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani
masalah kesehatan.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan
tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi Kedolteran didirikan oleh John
Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu departemennya adalah Departemen
Kesehatan Masyarakat. Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa,
Kanada, dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertamakalinya
pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan
dari Departemen Kesehatahn Kota yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun 1972
dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health
Association) (Notoamodjo, 2005).
2.4. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
1. Masa Pra Kemerdekaan.
Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik
persalinan pada para dukun bayi. Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter Jawa di
Batavia yaitu STOVIA. Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium
Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga Eykman sekarang. Pada Tahun 1913
didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah
Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan
vaksinasi massal.
Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu,
penyebab kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi,
lingkungan dan perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian
mengembangankan percontohan dan propaganda kesehatan.
2. Masa Era Kemerdekaan.
a. Pra Reformasi.
1). Masa Orde Lama.
5. 5
Pada tahun 1951 konsep bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena
dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif
dan preventif. Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr. Y. Sulianti di Lemah
Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga.
Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong
Loa (Jabar), Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung),
DIY dan Kalimatan Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno
mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal tersebut menjadi
Hari Kesehatan Nasional (HKN).
2). Masa Orde Baru.
Konsep Bandung Plan terus dikembangkan, tahun 1967 diadakan seminar
konsep Puskesmas. Pada tahun 1968 konsep Puskesmas ditetapkan dalam Rapat
Kerja Kesehatan Nasional dengan disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B
& C. Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal dengan istilah ’Basic’. Ada Basic 7, Basic
13 Health Service yaitu : KIA, KB, Gizi Mas., Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS,
UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas
menjadi A & B. Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangi kesepakatan Visi :
”Health For All By The Year 2000”, di Alma Ata, negara bekas Federasi Uni Soviet,
pengembangan dari konsep ” Primary Health Care”. Tahun 1979 Puskesmas tidak
ada pen’Tipe’an, dan dikembangkan piranti manajerial Perencanaan dan penilaian
Puskesmas yaitu ’ Micro Planning’ dan Stratifikasi Puskesmas. Pada tahun 1984
dikembangkan Posyandu, yaitu pemngembangan dari pos penimbangan dan karang
gizi. Posyandu dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB, Gizi, Penangulangan Diare dan
Imunisasi dengan 5 Mejanya (Notoadmodjo, 2005). Pada waktu-waktu selanjutnya
Posyandu bukan saja untuk pelayanan Balita tetpai juga untuk pelayanan ibu hamil.
Bahkanpada waktu-waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit.A, Fe, Garam
Yodium, dan suplemen gizi lainnya. Bahkan Posyandun saat ini juga menjadi andalah
kegiatan penggerakan masyarakat (mobilisasi sosial) seperti PIN, Campak, Vit A,
dsb.
b. Pra Reformasi.
Waktu terus bergulir, tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi.
Kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah, menyebabkan
akses ke pelayanan kesehatan renda, kemudian dikembangkan program kesehatan
6. 6
untuk masyarakat miskin yaitu, JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi
berbagai bidang termasuk pemerintahan dan menjadi negara dermokrasi. Tahun 2001
otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga dilapangan program-prorgam
kesehatan bernunasa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara demokrasi,
program-program kesehatan juga banyak yang bernuasa ’politis’. Tahun 2003 JPS-
BK kemudian penjadi PKPS-BBM Bidang Kesehatan, tahun 2005 berubah lagi
menjadi Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2010
dengan Paradigma Sehat. Puskesmas dan Posyandu masih tetap eksis, bahkan
Posyandu menjadi andalan ujung tombak ’mobilisasai sosial’ bidang kesehatan.
Dalam era otonomi dan demokrasi menuntut akutanbilitas dan kemitraan, sehingga
berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan, maupun bukan untuk menuntut
akutanbilitas tersebut dalam berbagai bentuk partisipasi. Sebagai ’partnersship’ LSM-
LSM tersebut program kesehatan yang bertanggung jawab adalah Promosi
Kesehatan. Promosi Kesehatan harus menjadi ujung tombak mewakili program
kesehatan secara keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat
2010 untuk merubah paradigma (Paradigma Sehat)petugas kesehatan dan
masyarakat. Tugas lain promosi kesehatan melakukan advokasi, komunikasi
kesehatan dan mobilisasi sosial, baik kepada pihak legislatif, eksekutif maupun
masyarakat itu sendiri. Terutama melalui kemitraan dengan LSM-LSM tersebut.
Dengan kata lain pada era otonomi/desentralisasi saat ini sektor kesehatan harus
diperjuangkan juga secara politik karena sebenarnya saat ini bidang kesehatan
disebut juga sebagai era ’Political Health’, maka peranan promosi kesehatan sangat
menonjol dalam ikut mengakomodasi upaya tersebut dengan berbagai strategi.
Secara universal perkembangan Kesehatan Masyarakat dibagi menjadi 5
era, dengan dasar pembagian 5 unsur, yaitu unsur jangkuan dengan filosofi yang
dianut dengan titik berat pelayanan, unsur penyelnggaraan pendidikan dan penelitian
pengembangan, seperti pada Tabel 1.1 berikut dibawah ini.
Tabel 1.1 : Era Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Unsur
Pengembangan
Empirical
Health Era
< 1850
Basic Science
Era
(1850-1900)
Clinical
Science
Era (1900-
1950)
Public Health
Science Era
(1950-1900)
Poli
Scien
> 1
Titik Berat
Pelayanan
Gejala-
Gejala
Penyakit
Bakteri &
Penyakit
Pasien
(Penderita)
Masyarakat/
penduduk
Masyara
Lingkung
Kesehat
7. 7
Cara
Penyelanggaraan
Pendidikan
Mengikuti
petunjuk
secara
mutlak dari
pengajar
Diagnosa
Laboratorium
Polikinilk/ Balai
Pengobatan
sebagai tempat
praktik
Kelinik & balai
Kesehatan
Masyarakat
dan
masyakrakjat
sebagai tempat
praktik
RS Pend
dan dae
lokasi pr
Penelitian dan
Pengembangan
Pengalaman
Empiris
(historical)
Pengembangan
Laboratorium
Pengembangan
Iptek
Kedokteran
Pengembangan
masyarakat
dan dengan
pengembangan
tolok ukur dan
kreteria-kreteria
Selain
pengem
Iptek Ke
dan mas
dikemba
bidang il
lain sepe
ekonom
dan polit
2.5 Perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia.
Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah
Kesehatan Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan
Promosi Kesehatan International, yaitu secara seremonial di Indonesia di mulai
program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975, dan
tingkat Internasional Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care
(Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan Primary Helath Care tersebut sebagai
tonggak sejarah cika-lbakal Promosi Kesehatan.
Khusus konvesi yang membahas tentang Promosi Kesehatan di mulai dari
Konvesi Promosi Kesehatan di Ottawa, Kanada dengan melahirkan The Ottawa
Charter tahun 1986 sampai Konvesi Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Jakarta
tahun 1997 dengan melahirkan The Jakrata Declaration. Selanjutnya perkembangan
Promosi Kesehatan di Indonesia adalah seperti berikut dibawah ini.
a. Sebelum Tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan).
Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program
kesehatan Pendidikan Kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan,
terutama pada saat terjadi keadaab kritis seperti wabah penyaki, bencana, dsb.
Sasarannya perseorangan (individu), dengan sasaran program lebih kepada
perubahan pengetahuan seseorang.
8. 8
b. Periode Tahun 1965-1975.
Pada priode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya
peningkatan profesional tenaga melalui program Health Educational Service (HES).
Tetapi intervensi program masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai
aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan.
c. Periode Tahun 1975-1985.
Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluh Kesehatan. Di Tingkat Departemen
Kesehatan ada Diterektorat PKM. PKMD menjadi andalan program sebagai
pendekatan Community Development. Saat itu program UKS di SD diperkenalkannya
Dokter Kecil. Sudah mulai aktif membina dan mem- berdayakan masyarakat. Saat
itulah Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat.
Sasaran program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan. Misi
dipengaruhi oleh Deklarasai Alma Ata.
d. Periode Tahun 1985-1995.
Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi tugas
memberdayakan masyarakat. Sirektoral PMK berubah menjadi Pusat PKM, yang
tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang
kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM saat
itu adalah perubahan perilaku. Pandangan (Visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa
Charter’ tentang Promosi Kesehatan.
e. Periode Tahun 1995-Sekarang.
Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan kearah
mobilisasi massa yang menjadi tujuan, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan
(termasuk advokasi). Sehingga sasaran Promosi Kesehatan bukan saja perubahan
perilaku tetapi perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan sistem atau
faktor lingkungan kesehatan.Pada Tahun 1997 diadakan konvensi internasional
Promosi Kesehatan dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’st Century,
Indonesian Policy for The Future” dengan melahirkan ‘The Jakarta Declaration’.
f. 7 Pilar Utama Kesehatan Masyarakat
9. 9
Pilar utama ilmu kesehatan Masyarakat merupakan sebuah ilmu Multidisipliner.
Artinya Ilmu kesehatan Masyarakat itu terdiri dari banyak disiplin-disiplin ilmu lain
yang menyangganya Sebagai dasar yang diantaranya adalah Biologi, kimia, fisika,
antropologi, sosiologi, ilmu ekonomi dan ilmu-ilmu lain.
namun pada dasarnya Ilmu Kesehatan masyarakat itu dapat dipadatkan menjadi 7
sub yang dikenal dengan 7 pilar ilmu Kesehatan Masyarakat.
Penjelasan dari 7 pilar tersebut adalah sebagai berikut.
1. administrasi kesehatan Masyarakat
Administrasi kebijakan kesehatan adalah administrasi yang diterapkan pada upaya
kesehatan demi terciptanya suatu keadaan yang sehat. (Maidin Alimin,2004)
2. pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
Pendidikan kesehatan adalah cabang profesi kesehatan masyarakat yang memiliki
akar tiga bidang dasar ilmu, yaitu ilmu perilaku (psikologi, sosiologi dan antropologi),
pendidikan dan kesehatan masyarakat. Selain itu juga didukung oleh ilmu-ilmu
filsafat, sejarah, humaniora, ilmu politik dan ekonomi.
3. biostatistik kesehatan
4. gizi Masyarakat
5. Kesehatan Kerja
6. epidemiologi
7. kesehatan lingkungan
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan :
Bahwa dalam sejarah dan perkembangan kesehatan masyarakat Asclepius
dan Higeia melakukan pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap
sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya
sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan
pasien atau sasaran cenderung jauh. Dan perkembangan kesehatan masyarakat
ada sejak pra kemerdekaan yang kini makin berkembang di era reformasi dengan
ada promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, epidemiologi, biostatistik kesehatan,
gizi kesehatan masyarakat, administrasi kesehatan, dan kesehatan kerja .