Dokumen tersebut merangkum beberapa ayat dari surat An-Nazi'at yang membahas kondisi manusia pada hari kiamat dimana semua merasa ketakutan dan menundukkan pandangan. Dokumen juga membahas pertanyaan mereka yang mengingkari kebangkitan bagaimana mungkin terjadi setelah tubuh menjadi tulang belulang dan menyebutnya akan menjadi pengembalian yang merugikan. Pada akhirnya ditegaskan bahwa hanya dengan
2. Hati Takut dan Pandangan Tertunduk
ࣱ
ةَعِشٰـَخ َاهُرٰـَصۡبَأ ٌةَف ِاج َو ࣲذِٕىَم ۡ
وَی
ࣱ
وبُلُق
"Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut, pandangannya tunduk". (An-Nazi'at: 8-9)
📖 Dua ayat ini bicara tentang keadaan manusia di hari kiamat: semua merasa takut, dan
menundukkan pandangan
📖 Ketakutan yang dirasakan karena menanti balasan atas perbuatan, serta besar dan beratnya
hukuman Allah swt
📖 Pandangan tertunduk mengisyaratkan berbagai perasaan yang sedang berkecamuk, khususnya
sedih, khawatir, dan merasa bersalah
📖 Digambarkan di Al-Ma'arij: 44, bahwa pandangan tertunduk itu karena terhina: "Pandangan mereka
tertunduk ke bawah diliputi kehinaan“
📖 Sedang di surat Al-Ghasyiyah: 2 digambarkan hal yang sama:"Pada hari itu banyak wajah yang
tertunduk terhina“
📖 Beberapa gambaran tersebut semakin menunjukkan dahsyatnya kiamat, disertai keadaan yang
menakutkan, sekaligus menghinakan..
3. Jangan Mempertanyakan Kebangkitan !...
ࣰ
ةَر ِخَّن ا
ࣰ
مٰـَظِع اَّنُك اَذِءَأ ِةَرِفاَحۡٱل یِف َُوندُود ۡ
رَمَل اَّنِءَأ َونُلوُقَی
"Mereka berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula? Apakah
(akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?”
📖 Ayat ini menampilkan pertanyaan mereka yang mengingkari adanya hari kebangkitan
📖 Pertanyaan seperti ini banyak disebutkan oleh Al-Qur'an: "Apakah mungkin ada kehidupan setelah jasad
hancur"?
📖 Seperti di surat Ash-Shaffat: 16: "Apabila kami telah mati dan menjadi tanah dan tulang-belulang,
apakah kami akan dibangkitkan kembali?“
📖 Setelah jasad hanya tinggal beberapa tulang, mustahil untuk dirangkai kembali menjadi manusia,
seperti sedia kala
📖 Karenanya secara logika mereka, tidak mungkin ada kebangkitan dan kehidupan akhirat, setelah terjadi
kematian dan kehancuran
📖 Penciptaan alam dan seluruh makhluk dari tiada, Allah swt Maha Kuasa untuk mengadakannya. Tentu
mencipta dari yang ada, lebih mudah bagi Allah swt
📖 Tidak ada yang mustahil bagi Allah swt. Dia Maha Kuasa untuk berbuat sesuai dengan kehendakNya.....
4. Kebangkitan yang Merugikan
ࣱ
ة َرِسَاخ ٌةَّرَك ا
ࣰ
ذِإ َكۡلِت ۟واُلاَق
"Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.” (An-
Nazi'at: 12)
📖 Ayat ini diantara pembuktian, salahnya dugaan mereka yang mengingkari adanya
kebangkitan
📖 Mereka malah berujar bahwa kebangkitan itu sangat merugikan, karena dosa yang
mereka perbuat
📖 Segala sesuatu yang terjadi di akhirat, adalah buah dari semua yang diperbuat dalam
kehidupan dunia
📖 Lengkap, rinci, dan semua tercatat, sehingga tidak mungkin mengelak, dari perhitungan
(hisab) kelak
📖 Mereka menyebut 'pengembalian yang merugikan', karena melihat dahsyatnya yaumul
hisab
5. Hanya Sekali Tiupan....
ٰ َو
ࣱ
ةَر ۡ
جَز َیِه اَمَّنِإَف
ِةَرِهاَّسٱلِب مُه اَذِإَف
ࣱ
ةَد ِح
"Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.Maka seketika itu mereka hidup kembali
(kehidupan baru)". (An-Nazi'at: 13-14)
📖 Sungguh sangat mudah bagi Allah swt, untuk menghidupkan kembali manusia, meskipun sudah hancur
menjadi tulang belulang
📖 Ternyata hanya dengan satu kali tiupan sangkakala, yaitu tiupan kedua, semua manusia dihidupkan
Kembali
📖 Tujuan kehidupan kedua ini, untuk menjalani kehidupan yang baru, di alam akhirat, sebagai balasan atas
semua perbuatan dunia
📖 Disinilah setiap manusia dibalas, dan bersifat abadi; kebahagiaan selama-lamanya, atau kesengsaraan
selama-lamanya
📖 Masya Allah...sungguh sangat berat, dan pasti menyesal, mereka yang tidak berbuat baik
📖 Dan pasti beruntung dan berbahagia, mereka yang mampu beramal baik sepanjang hidup di dunia
📖 Kemudian Allah menurunkan hujan bagaikan gerimis atau awan. Maka tumbuhlah darinya jasad-jasad
manusia. Kemudian ditiup kembali Sangsakala untuk kedua kalinya, maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusan masing-masing).” (HR. Muslim)