Dokumen tersebut membahas tentang kehidupan manusia di hari kiamat, mulai dari definisi iman kepada hari kiamat, macam-macam kiamat, tanda-tanda kiamat, dan fase kehidupan manusia menuju akhirat meliputi alam rahim, dunia, barzakh, ba'ts, mahsyar, mizan, hisab, dan jaza'.
2. 5. Memaksimalkan Potensi untuk Menjadi yang terbaik
1. Berpikir Kritis dan Demokratis
3. Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
6. Dakwah Islam dengan kearifan dan Kedamaian di Nusantara
4. Indahnya Membangun Mahligai Rumahtangga
2. Kehidupan Manusia di Hari Kiamat
3. Created by :
Dwi Priyana, S.Ag., M.Pd.
GPAI SMK N 2 KASIHAN
Kehidupan Manusia di Hari Kiamat
Tujuan
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
4. 2. Kehidupan Manusia di Hari Kiamat
1.2 Meyakini terjadinya hari akhir
2.2 Berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil sesuai
dengan keimanan kepada hari akhir
3.2 Menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada
hari akhir
4.2 Menyajikan kaitan antara beriman kepada hari akhir
dengan perilaku jujur, bertanggung jawab, dan adil
Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat:
Created by :
Dwi Priyana, S.Ag., M.Pd.
GPAI SMK N 2 KASIHAN
5. Definisi Iman kepada Hari Kiamat
A. Definisi Iman kepada Hari Kiamat
Selanjutnya
Iman adalah keyakinan dalam hati yang diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan
(tindakan)
Kiamat adalah hancur, punah, musnah (kehancuran, kepunahan, kemusnahan: tatanan kehidupan dunia
baik secara mikro/kecil maupun secara makro/besar.
Jadi Iman kepada Hari Kiamat adalah meyakini sepenuh hati bahwa tatanan kehidupan dunia akan
mengalami kehancuran, kepunahan, kemusnahan (baik secara mikro ataupun makro) kemudian
mengikrarkannya serta mempersiapkan diri dengan amal perbuatan dalam wujud perbekalan amal shalih
(kebaikan) untuk kehidupan berikutnya, yaitu alam akhirat/keabadian.
Jika suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya (misalnya: administrasi perkantoran diserahkan kepada tukang kebun ataupun
petani) maka bisa dipastikan akan hancur/kiamat (urusan perkantoran akan mengalami kehancuran/kiamat alias bubrah tidak
dapat dikelola dengan baik, tata kelola kantor menjadi rusak dan tidak dapat berkembang sesuai harapan).
6. Macam-macam Kiamat
B. Macam-macam Kiamat
Selanjutnya
1. Kiamat Sughra (Kecil), yaitu berakhirnya kehidupan semua mahluk yang bernyawa dalam skala kecil,
contohnya kematian.
Artinya: “tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian dan sesungguhnya pahala kamu akan
disempurnakan pada hari kiamat.” (Q.S. Ali-Imran/3: 185)
1. Kiamat Kubra (Kecil), yaitu peristiwa yang amat besar karena pada saat itu dengan qudrat dan iradat-
Nya, alam semesta beserta isinya akan hancur binasa. Kiamat kubra merupakan rahasia Allah swt. dan
akan datang dengan kehendakNya
Artinya: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya kegoncangan pada hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang amat besar (dahsyat).” (Q.S. al-Hajj/22:1)
7. Tanda-tanda Kiamat
C. Tanda-tanda Kiamat
Selanjutnya
Kiamat merupakan rahasia Allah Swt. dan datangnya secara tibatiba, maka Islam memberikan
tanda-tanda terjadinya. Dalam beberapa keterangan hadis, Rasulullah Saw. menjelaskan tanda-tanda
terjadinya Kiamat adalah sebagai berikut:
1. Ketika seorang budak perempuan melahirkan anak majikannya.
2. Ketika para pengembala unta-unta hitam mulai bersaing dengan yang lainnya di atas konstruksi gedung-
gedung yang tinggi.
3. Lenyapnya ilmu pengetahuan dan meluasnya kebodohan.
4. Meluasnya perilaku minum berbagai minuman keras.
5. Masa atau waktu terasa amat pendek.
6. Munculnya Dajjal.
7. Terbitnya matahari dari arah barat.
Terjadinya tanda-tanda akan tiba hari Kiamat atau hari Akhir merupakan sebuah proses yang
panjang. Manusia tidak dapat mengirangira serta memprediksi terjadinya peristiwa besar tersebut. Hal itu
menunjukkan bahwa hari terjadinya Kiamat benar-benar merupakan hal yang wajib diimani oleh setiap
muslim. Seorang muslim yang mengimani hari Kiamat tentu akan mempersiapkan dirinya untuk lebih
banyak beramal saleh sebagai konsekuensi dan tanggung jawab makhluk Allah Swt. yang diperintahkan
untuk beribadah hanya kepada- Nya.
8. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
1. ALAM RAHIM (RUH)
Ketika manusia di dalam kandungan (alam Rahim/ruh), maka Allah Swt. membuat
kesaksian dengannya.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
(Q.S. Al-A’raf/7: 172)
Pada saat di alam Rahim/ruh, Allah Swt. memerintahkan malaikat-Nya untuk
menuliskan/menetapkan 4 perkara:
1. Rejekinya,
2. Ajalnya,
3. Amalnya,
4. Kecelakaan atau kebahagiaannya.
HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643
Selanjutnya
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat
9. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
2. ALAM FANA’ (DUNIA)
Kehidupan di dunia ini bersifat Fana’ (sementara dan akan musnah), semua makhluk
hidup akan mengalami kematian.
Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.” (Q.S. ar-Rahman/ 55: 26-27)
Dunia merupakan ladang mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang abadi.
“Dunia adalah ladang akhirat”
Selama hidup di dunia, manusia diberi kemerdekaan untuk memilih:
Rejeki yang halal atau yang haram, yang ia usahakan
Husnul khatimah atau Su’ul Khatimah akhir hayatnya, yang ia peroleh
Amal yang shaleh atau amal yang salah, yang ia kerjakan
Hidup bahagia atau hidup sengsara, yang ia upayakan
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat Selanjutnya
10. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
3. ALAM BARZAKH
(ALAM KUBUR)
Pada saat manusia di alam barzakh (alam kubur; bukan kuburan), manusia akan
dimintai pertanggungjawaban atas kehidupan dunianya, ditanyakan kepadanya:
1. Siapa Tuhanmu?
2. Apa agamamu?
3. Siapa Nabimu?
4. Apa Kitabmu?
5. Di mana kiblatmu?
6. Siapa saudaramu? (Lihat Shahihul Jami’ no. 1672)
Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditujukan untuk manusia baik yang beriman maupun
yang ingkaf/kafir, dan akan mendapatkan nikmat kubur atau siksa kubur.
Adapun manusia tertentu ada yang akan terhindar dari siksa kubur, antara lain:
1. Orang yang mati syahid
2. Orang yang gugur ketika bertugas jaga di jalan Allah Swt.
3. Orang yang meninggal di hari jum’at
4. Orang yang meninggal karena sakit perut
(sumber: Al-Qiyamah Sughra, hlm. 41-72, karya Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar)
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat Selanjutnya
11. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
4. ALAM BA’TS
(KEBANGKITAN DARI
ALAM KUBUR)
Setelah manusia melewati alam Barzakh (kubur), kemudian meraka akan dibangkitkan
dari alam kubur untuk kemudian dikumpulkan di Padang Mahsyar.
Kebangkitan manusia dari alam kubur dinamakan Alam Ba’ts (kebangkitan), dimana
manusia akan diperlihatkan/dinampakkan kepadanya segala amal kebaikan/keburukan
yang selama hidup di dunia terpendam atau bersemayam dalam dada (hati) manusia.
Ada yang sebenarnya baik tapi kelihatan/nampaknya tidak baik, ada juga yang
sebenarnya tidak baik tapi kelihatan/nampaknya baik.
9.“Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
10. dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
11. sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.”
(Q.S. Al-’Adiyat/100: 9-11)
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat Selanjutnya
12. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
5. ALAM MAHSYAR
(PENGUMPULAN)
Alam Mahsyar merupakan peristiwa seluruh manusia dikumpulkan pada suatu tempat
yang sangat luas (Padang Mahsyar) untuk diperlihatkan segala amal perbuatannya di
dunia. Mereka berkumpul sesuai Imam/Rasul mereka masing-masing dalam keadaan
tidak sempat melihat ‘aurat’ atau aib/kekurangan orang lain, karena sibuk menutupi
aib/kekurangan dirinya sendiri.
Keadaan manusia di Padang Mahsyar ada yang datang dalam keadaan bahagia
(mukanya berseri dan bersinar) dan ada pula yang sedih (mukanya suram, pekat).
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam
muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan):
"Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan
kekafiranmu itu. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada
dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.”
(Q.S. Ali Imran/3: 106-107)
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat Selanjutnya
13. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
6. ALAM MIZAN
(PENIMBANGAN AMAL)
Alam/Yaumul-Mizan adalah saat amal perbauatab baik ataupun buruk manusia
ditimbang di neraca/timbangan amal. Tujuannya tidak lain untuk mengetahui apakah
amal kebaikannya yang lebih berat timbangannya daripada amal keburukannya, atau
kah sebaliknya.
6. “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas.” (Q.S. Al-Qari’ah/101: 6-11)
Adapun yang dapat menambah berat amal timbangan kebaikannya adalah Akhlaq
Terpuji (Husnul Khuluq), berbbuat baik terhadap Allah Swt., sesame manusia, binatang
dan lingkungan/alam sekitar.
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat Selanjutnya
14. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
7. ALAM HISAB
(PERHITUNGAN AMAL)
Pada Alam/Yaumul-Hisab ini, ada manusia yang melaluinya dengan mudah (bahkan
tanpa dihisab), dan ada pula yang melaluinya dengan sangat berat/memberatkan.
Setelah penimbangan amal pada neraca/timbangan, maka dapat diketahui berat amal
kebaikan atau keburukannya, untuk kemudian dihitung (hisab) dan ditentukan akan ke
mana ditempatkannya manusia. Sekiranya melalui hisab/perhitungannya dengan mudah
maka sudah barang tentu akan mendapatkan balasan kebahagiaan (syurga), namun
sebaliknya jika hisab/perhitungannya dengan sulit maka akan mendapatkan balasan
kesengsaraan/siksa (neraka).
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(Q.S. Al-Anbiya/21: 47)
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat Selanjutnya
15. E. Fase Kehidupan Manusia Menuju Akhirat
8. ALAM JAZA’
“YAUMUD-DIN”
(HARI PEMBALASAN)
Yaum al-Din (hari pembalasan) berarti hari berakhirnya rangkaian alam kehidupan
yang pernah dijalani manusia, mulai dari Alam Arwah, Alam Arham, Alam Fana', dan
Alam Barzakh (Alam Kubur). Yaum al-din disebut juga dengan yaum al-akhirah (hari
akhirat) karena tidak ada lagi jenis kehidupan lain sesudahnya.
Yaum al-Din disebut sebagai hari pembalasan karena pada periode kehidupan terakhir
bagi umat manusia ini akan diperlihatkan hasil usaha manusia yang pernah dilakukan
sebelumnya, khususnya di akhirat.
Orang yang amal kebaikannya lebih berat timbangannya maka akan diberi balasan
syurga, sedangkan orang yang amal keburukannya lebih berat/banyak maka akan di beri
balasan neraka.
( 38 ) Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
( 39 ) kecuali golongan kanan,
( 40 ) berada di dalam surga, mereka tanya menanya,
( 41 ) tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,
( 42 ) "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
( 43 ) Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
( 44 ) dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,
( 45 ) dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
( 46 ) dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
( 47 ) hingga datang kepada kami kematian".
Q.S. Al-Muddatstsir/74: 38-47
Fase Kehidupan Manusia menuju Akhirat Selanjutnya
16. Selanjutnya
Perilaku yang mencerminkan Iman kepada Hari Kiamat
F. Perilaku yang mencerminkan Iman kepada Hari Kiamat
Beberapa perilaku tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan segala pekerjaan yang positif dengan hati riang dan ikhlas
2. Meneladani perilaku terpuji dari siapa pun tanpa memandang latar belakangnya dan berusaha
menerapkan dalam diri pribadi
3. Takut untuk melakukan dosa dan maksiat karena kita tidak pernah mengetahui kedatangan hari kiamat
tersebut
4. Segera bertobat apabila melakukan kesalahan dan segera berusaha memperbaikinya
5. Tidak ragu untuk menolong orang yang kesusahan karena Allah pasti akan membalasnya. Apabila tidak
di dunia ini, Allah pasti akan memberikannya tanpa kecuali.
6. Allah Maha tahu segala hal, termasuk dalam memberikan yang terbaik bagi kehidupan hamba-Nya.
Dengan demikian kita harus selalu berhusnuzzan (berprasangka balk) terhadap-Nya.
17. Selanjutnya
Beberapa perilaku tersebut antara lain sebagai berikut:
7. Mampu memilih prioritas pekerjaan yang memiliki lebih banyak manfaatnya dan bernilai ibadah.
8. Senantiasa berhati-hati dalam melakukan suatu perbuatan karena Allah Maha Melihat dan Maha Menilai.
9. Senantiasa berusaha bersikap adil karena hal tersebut akan diperhitungkan di akhirat kelak.
10. Takut untuk melakukan dosa dan kesalahan karena Allah tidak akan melewatkan penilaian-Nya sedikit
pun.
11. Senantiasa berniat bahwa segala amal ibadah dilakukan dengan ikhlas dan dengan mengharapkan rida
Allah swt.
12. Melakukan kebajikan dan ibadah semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan karena hal tersebut
akan menjadi tabungan atau bekal di akhirat.
Perilaku yang mencerminkan Iman kepada Hari Kiamat
F. Perilaku yang mencerminkan Iman kepada Hari Kiamat
18. Selanjutnya
Beberapa perilaku tersebut antara lain sebagai berikut:
13. Yakin bahwa sekecil apa pun perbuatan ada balasannya di akhirat sehingga tidak perlu sombong atas
suatu prestasi.
14. Berikhtiar untuk meraih sesuatu karena beramal di dunia merupakan ladang akhirat yang akan di panen
kelak.
15 Tidak larut dalam kehidupan duniawi, tetapi cinta dunia hanya sekadar untuk beramal demi akhirat.
16. Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sebentar sehingga harus berlomba-lomba untuk melakukan
kebaikan sebanyak-banyaknya.
17. Apabila telah melakukan perbuatan buruk, hendaknya segera bertobat dan mengiringinya dengan
berbuat baik agar di akhirat tidak menjadi orang yang merugi.
Perilaku yang mencerminkan Iman kepada Hari Kiamat
F. Perilaku yang mencerminkan Iman kepada Hari Kiamat
19. Hikmah/Manfaat Beriman kepada Hari Kiamat
G. Hikmah/Manfaat Beriman kepada Hari Kiamat
Selanjutnya
1. Sebagai pemelihara diri manusia harus selektif dalam berbuat, bertindak, dan beramal.
2. Sebagai pemacu semangat disiplin dan bertanggung jawab untuk menaati segala perintah Allah swt.
serta berusaha menjauhi segala larangan-Nya semaksimal mungkin.
3. Sebagai penunjang kehidupan yang tenang dan tenteram karena telah melaksanakan ibadah maupun
muamalah.
4. Sebagai penyadaran bagi manusia yang lupa diri dan tenggelam dalam kesenangan atau kepuasan
duniawi. Kesenangan atau kepuasan tersebut bersifat nisbi karena yang hakiki adalah menyelaraskan
hidup duniawi dengan kehidupan ukhrawi.
5. Sebagai pewujudan akhlakul karimah dan menghilangkan sifat buruk yang ada pada manusia, di
antaranya; egoisme, takabur, sombong, serakah, pemalas, dan kikir serta berusaha memupuk kesadaran
sosial sesuai dengan ajaran Islam.
20. G. Hikmah/Manfaat Beriman kepada Hari Kiamat
Selanjutnya
1. Manusia tidak hidup di dunia ini selamanya. Oleh karena itu, manusia hendaknya senantiasa menabung
amal saleh sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat kelak.
2. Manusia tidak boleh berlaku sewenang-wenang selama hidup di dunia karena segala amal perbuatan
pasti akan mendapat balasannya di akhirat kelak, tanpa kecuali.
3. Allah Maha Adil. Setiap perbuatan manusia akan mendapat balasan yang setimpal. Dengan kata lain,
semua perbuatan akan mendapat balasan dari Sang Maha Pemberi Balasan.
4. Kaum mukmin harus selalu ingat bahwa hari kiamat pasti akan terjadi dan kita harus senantiasa siap
setiap saat menghadapi kedatangannya.
5. Iman kepada hari Akhir akan membuat kita memahami akan anti dan tujuan hidup di dunia. Dengan
memahami hal tersebut, kita tidak akan pernah kehilangan arah dan dapat memelihara sikap hidup yang
positif serta optimis.
6. Dengan beriman kepada hari Akhir, kita bisa menerima segala ketentuan Allah Swt. dengan ikhlas. Allah
Swt. tidak pernah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Oleh karena itu, kita harus yakin bahwa
setiap manusia memiliki misi dan tujuan dalam kehidupannya serta akan mendapat ganjaran atas
usahanya tersebut.
Hikmah/Manfaat Beriman kepada Hari Kiamat