1. Dakwah Nabi Musa kepada Firaun dilakukan dengan penuh kasih sayang untuk membimbingnya ke jalan Allah, namun Firaun menolak dan malah menantang kekuasaan Nabi Musa.
2. Meskipun berusaha dengan ikhlas, hidayah hanya berada di tangan Allah. Nabi Musa hanya melaksanakan perintah, sedangkan hasil tergantung kepada Allah.
3. Mengaku sebagai tuhan adalah dosa besar yang dilakukan
2. Dakwah itu Membimbing....
ٰ
ى َرۡبُكۡٱل َةَیأَـۡٱل ُهٰى َرَأَف ٰ
َىش ۡ
خَتَف َكِب َر ٰ
ىَلِإ َكَیِدۡهَأ َو
"Dan engkau akan kubimbing ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepadaNya?” Lalu (Musa)
memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar". (An-Nazi'at: 19-20)
📖 Dakwah itu cinta. Itulah bahasa nabi Musa as kepada ayah angkatnya Fir'aun: "aku bimbing
engkau .....“
📖 Kesan bahasa ini bukan memaksa, tapi mengajak dan membimbing, agar timbul rasa takut
kepada Allah swt
📖 Jika seseorang memiliki rasa takut kepada Allah, maka ia akan berhati-hati, dan jauh lebih baik
dalam hidupnya
📖 Untuk menguatkan ajakannya, nabi Musa as kemudian memperlihatkan mu'jizatnya, berupa
tongkat
📖 Tongkat yang bisa berubah menjadi ular besar, dan membelah lautan menjadi jalan yang
menyelamatkan
3. Hidayah itu di Tangan Allah SWT
ٰ
ىَعۡسَی َرَبۡدَأ َّمُث ٰ
ىَصَع َو َبَّذَكَف
"Tetapi dia (Fir‘aun) mendustakan dan durhaka. Kemudian dia berpaling seraya berusaha
menantang (Musa)". (An- Nazi'at: 21-22)
📖 Ajakan nabi Musa as dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, ternyata dibalas dengan
sikap durhaka
📖 Malah Fir'aun menantang kehebatan nabi Musa, dihadapkan dengan para penyihir istana
📖 Saat itulah pertolongan Allah swt datang. Mu'jizat tongkatnya membuktikan kebenaran dan
keunggulannya
📖 Begitulah hidayah sungguh di tangan Allah swt. Nabi Musa as hanya berikhtiar melaksanakan
perintahNya
📖 Pada ikhtiar itu terdapat ujian, kebaikan, dan balasan pahala. Nabi Musa as tidak menyesal
atas hasil
📖 Karena hasil itu mutlak di tangan Allah swt. Sedang tugas manusia adalah berusaha, dan terus
4. Mengaku Tuhan itu Dosa Sangat Besar
ٰ
ىَلۡعَ ۡ
ٱۡل ُمُكُّب َر َ۠انَأ َلاَقَف ٰ
ىَدَانَف ََرشَحَف
"Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya).
(Seraya) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.” (An-Nazi'at: 23-24)
📖 Ayat ini berbicara tentang sikap Fir'aun, terhadap ajakan kebaikan nabi Musa as
📖 Ia menolak dan mengundang seluruh pembesar kerajaan, untuk menunjukkan kebesarannya
📖 Namun dosa Fir'aun yang tidak terampuni, saat Ia mengaku dirinya Tuhan yang paling tinggi
📖 Meskipun akhirnya ia menyesal dan mengakui Allah sebagai Tuhannya, sesaat sebelum
tenggelam
📖 "Ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan
Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang muslim (yang
berserah diri).” (Yunus: 90)
📖 Demikian ikhtiar maksimal nabi Musa as, sekaligus akhir perjalanan Fir'aun, untuk menjadi
pelajaran....
5. Hukuman Dunia dan Akhirat...
ٰ َذ یِف َّنِإ ٰٰۤ
ىَلوُ ۡ
ٱۡل َو ِة َر ِاخَٔـۡٱل َلاَكَن ُ َّ
ٱَّلل ُهَذَخَأَف
ٰٰۤ
َىش ۡ
خَی نَمِل
ࣰ
ة َرۡبِعَل َكِل
"Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan di dunia. Sungguh, pada yang demikian
itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah)". (An-Nazi'at: 25-26)
📖 Ayat ini merupakan penutup kisah nabi Musa as dan Fir'aun di surat An-Nazi'at. Nabi Musa
diselamatkan, sedang Fir'aun ditenggelamkan
📖 Keduanya menjadi pelajaran untuk kehidupan; mengambil sisi baiknya, dan membuang
keburukannya
📖 Kedua sosok ini yang paling banyak diwartakan oleh Al-Qur'an, Kurang lebih 26 surat
memberitakannya
📖 Pelajaran yang paling berharga dari ayat di atas, bahwa balasan itu bersifat duniawi dan
ukhrawi
📖 Jenis balasan atau hukuman pun beragam. Keduanya menjadi hak mutlak Allah swt, baik di
dunia maupun di akhirat kelak
6. Agungnya Penciptaan Langit...
اَهٰى َّوَسَف اَهَك ۡمَس َعَف َر اَهَٰىنَب ُُۚءٰۤاَمَّسٱل ِمَأ اًقَۡلخ ُّدَشَأ ۡمُتنَأَء
"Apakah penciptaan kamu (manusia) lebih hebat atau langit yang dibangunNya? Dia telah meninggikan
bangunannya, lalu menyempurnakannya". (An-Nazi'at: 27-28)
📖 Dari ayat ini hingga ayat 22, Allah swt mulai merinci sekian banyak makhluk ciptaanNya, yang lebih
hebat dari manusia
📖 Diawali dengan pertanyaan (istifham): 'Apakah penciptaan kamu manusia, lebih hebat dari langit"?
📖 Lebih hebat di sini ditinjau dari segi fisik materi; besar, kuat, dan lebih kokoh dibanding penciptaan
manusia
📖 Hikmahnya untuk mengingatkan kesombongan manusia, bahwa manusia itu kecil dibanding semesta
ciptaan Allah swt
📖 Sekaligus menantang kemampuan manusia, untuk membuat yang semisal dengan ciptaan Allah swt
📖 Sebagai contoh di ayat kedua, Allah swt meninggikan bangunan langit tanpa tiang, setinggi-tingginya
📖 di surat Qaf: 6, Allah swt menantang manusia dengan keagungan ciptaanNya, berupa tujuh lapis langit
📖 "Maka tidakkah mereka memperhatikan langit di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya
dan menghiasinya dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun"?