MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
OPTIMIZED DRUG HISTORY TITLE
1.
2. FARMAKOLOGI dan
TERAPEUTIK
Farmakologi adalah ilmu yang memelajari
pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik
sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi,
resorbsi, dan nasibnya dalam organisme hidup.
Kata Farmakologi berasal dari bahasa Yunani.
‘Pharmacon’ = obat
‘Logos’ = ilmu
Terapeutik = Ilmu dalam pengobatan
3. SEJARAH ILMU
FARMAKOLOGI
Perkembangan ilmu farmakologi dapat
dibagi menjadi dua periode yaitu :
1. Periode kuno (sebelum th 1700) Periode ini
ditandai dengan observasi empirik oleh manusia
terhadap penggunaan obat. Bukit atau
pencatatannya dapat dilihat di Materia Medika
yang disusun oleh Dioscorides (Pedanius).
Sebelumnya, catatan tertua dijumpai pada
pengobatan Cina dan Mesir.
4.
5. • Claudius Galen (129–200 A.D.)
adalah orang pertama yg
mengenalkan bahwa teori dan
pengalaman empirik berkontribusi
seimbang dalam penggunaan obat.
6. • Theophrastus von Hohenheim
(1493–1541 A.D.), atau
Paracelsus , adalah pionir
penggunaan senyawa kimia dan
mineral, yang dikenal juga
dengan bapak toksikologi.
7. • Johann Jakob Wepfer (1620–
1695), peneliti pertama yang
melibatkan hewan percobaan
dalam ilmu farmakologi dan
toksikologi.
8. 2. Periode modern Pada abad 18-19, mulai
dilakukan penelitian eksperimental tentang nasib
obat, tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ
dan jaringan
• Rudolf Buchheim (1820–1879) , mendirikan
Institute of Pharmacology pertama di The University
of Dorpat (Tartu, Estonia) tahun 1847.
• Oswald Schmiedeberg (1838–1921), bersama
seorang internist, Bernhard Naunyn (1839–1925),
menerbitkan jurnal farmakologi pertama
• John J. Abel (1857–1938), The “Father of
American Pharmacology”
9. FARMAKOLOGI dan
TERAPEUTIK
Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan
untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit
atau gangguan, atau menimbulkan kondisi tertentu.
Misalnya, membuat seseorang infertile, atau
melumpuhkan otot rangka selama pembedahan. Ilmu
khasiat obat ini mencakup beberapa bagian, yaitu
farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetika, dan
farmakodinamika, toksikologi, dan farmakoterapi.
Farmakognosi adalah cabang ilmu farmakologi yang
memelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan lain yang
merupakan sumber obat.
10. Farmakoterapi adalah cabang ilmu yang
berhubungan dengan penggunaan obat dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit. Dalam
farmakoterapi ini dipelajari aspek
farmakokinetik dan farmakodinamik suatu obat
yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
tertentu.
Toksikologi adalah ilmu yang memelajari
keracunan zat kimia termasuk obat, zat yang
digunakan dalam rumah tangga, industri
maupun lingkungan hidup lain, seperti
insektisida, pestisida, dan zat pengawet.
Dalam cabang ilmu ini juga dipelajari juga cara
pencegahan, pengenalan dan penanggulangan
kasus-kasus keracunan.
11. Biofarmasi adalah bagian ilmu
yangmeneliti pengaruh formulasi obat
terhadap efek terapeutiknya. Farmakologi
terbagi menjadi 2 subdisiplin, yaitu:
1. farmakokinetik ialah apa yang dialami
obat yang diberikan pada suatu makhluk
hidup, yaitu absorbsi (A), distribusi (D),
metabolisme atau biotransformasi (M), dan
ekskresi (E);
2. farmakodinamik merupakan pengaruh
obat terhadap sel hidup, organ atau
makhluk hidup.
12. SEJARAH PENGOBATAN
1. Fase Mistik
- Konsep penyakit : akibat roh jahat, guna guna,
kutukan
- Pengobatan : oleh dukun, ramuan2
2. Fase Empirik
- Pengobatan : bahan alam, tabib, shinse
3. Saintifik (rasional – empirik)
- Konsep penyakit : sebab - akibat , proses patofisiologi
- Pengobatan : oleh dokter, terapi non farmakologi dan
farmakologi, Evidence Based Medicine
13. OBAT
Suatu zat kimia yang mempengaruhi proses-proses
kehidupan, ditujukan untuk diagnosis, profilaksis, terapi
atau mengubah keadaan tertentu
NAMA OBAT
- Nama kimia : berdasarkan gugus kimia
mis : paraaminofenol ( utk nama generik parasetamol)
- Nama generik : Nama yg ditentukan oleh WHO sesuai
dengan zat berkhasiat yang ada di dalamnya
mis : parasetamol, amoksisilin, ampisilin, asam
mefenamat
14. - Nama paten : nama dagang
mis : parasetamol = sanmol®, Dumin®,
amoksisilin = amoksan®, Bintamoks®
asam mefenamat = ponstan®, mefiks®
- Obat Essensial : obat yang paling dibutuhkan oleh
masyarakat
- Obat generik berlogo : obat generik yang dibuat oleh pabrik
obat CPOB, mis Kimia Farma.,Indo Farma
15. The Main Methods 0f Naming Drugs
Name Description
Chemical Describes the atomic/ molucular structure of the
drug. Usually long and complex e.g N-acetyl-p-
aminophenol
Generic Name given to government-approved drugs sold
on prescription or over the counter, e.g
Paracetamol
Proprietary The brand name a particular company assigns
to the drug product, indicated by ®, e.g
Sanmol®, Pamol®, Panadol®
17. Cara Pemberian Obat
ROUTE DESCRIPTION
ENTERAL By The Digestive tract
Peroral
Buccal
Sublingual
Perrektal
By mouth
Across membranes of the mouth
Under the tongue
Into rectum
PARENTERAL
Intravenous
Intraarterial
Intrakutan – Subkutan
Intramuscular
Intrathecal
Intraperitoneal
By Injection into :
Venous circulation
Arterial circulation
Dermis, skin
The muscle
Spinal/ subarachnoid space
The abdominal cavity
19. Alasan Pemilihan Cara Pemberian Obat
- Keadaan umum penderita
- sakit berat/ tidak,
- sadar/tidak
- kooperatif/ tidak
- Kecepatan respon yang diinginkan
- Sifat obat (stabilitas thd asam lambung dll)
- Tempat kerja obat yang diinginkan
20. Peroral
Cara pemberian yg paling umum dilakukan karena mudah,
aman, murah
Kerugian :
- Banyak faktor mempengaruhi kadar obat aktif dalam darah
(stabilitas thd pH lambung, enzim sal cerna, kelarutan obat,
ukuran partikel, kecepatan pengosongan lambung, adanya
makanan, mengalami eliminasi lintas pertama, interaksi dgn
obat lain dll)
- Memerlukan kooperasi dari penderita
- Obat dapat mengiritasi saluran cerna
21. Parenteral
Intra vena (i.v), Intra muskular (i.m)
Subkutan (sc), Intra tekal, Intra peritoneal dll
Keuntungan :
- Efek lebih cepat dibdgkan dgn peroral
- Dpt diberikan pada pasien yg tidak kooperatif, tidak sadar,
muntah-muntah
- Sangat berguna pada keadaan darurat
22. Kerugian :
- Dibutuhkan cara aseptik
- Sering disertai nyeri (i.m)
- Efek toksik mdh terjadi krn kadar obat dlm darah sgr tercapai (i.v)
- Bahaya penularan hepatitis
- Sukar dilakukan sendiri
- Tidak ekonomis
i.m pada deltoid, vastus lateralis absorpsi >>
Pada gluteus absorpsi lebih <<
Obat dalam minyak (depo) : Obat KB suntik diabsorpsi lambat
23. Topikal
Pemberian topikal pada kulit
- Tergantung luas daerah terpapar
- Kelarutan obat dalam lemak
- Dermis lebih permeabel thd banyak zat shg pada luka bakar
atau pada kulit terkelupas obat lebih banyak diserap
- Inflamasi dan vaskularisasi >> akan meningkatkan absorpsi
Pemberian topikal pada mata/ telinga
Untuk efek lokal pada mata/ telinga
Absorpsi lebih cepat bila ada infeksi atau trauma pada mata
24. PEMBERIAN PERVAGINAL
Untuk infeksi lokal di vagina
- Ovula
- Vaginal tablet
PEMBERIAN PERREKTAL
Untuk efek sistemik atau efek lokal
- Bentuk Suppositoria
- Untuk pasien muntah-muntah
- Tidak sadar
25. Inhalasi
- Harus berupa gas/ cairan yg mudah menguap
- Absorpsi terjadi melalui epitel paru / mukosa saluran
nafas
- Absorpsi cepat, tidak mengalami Eliminasi Lintas
Pertama
- Kerugian perlu alat khusus, dosis sukar ditentukan
- Contoh inhaler, obat anestesi, obat yg diuap
menggunakan nebulizer