SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Farmakologi dalam arti luas adalah ilmu yg
mempelajari asal usul obat,sifat fisika kimia
obat, cara mencampur dan membuat
obat, efek terhadap fungsi biokimia dan
faal,
cara
kerja
absorbsi, distribusi, biotransformasi dan
ekskresi,penggunaan dalam klinik dan efek
toksiknya.
 Farmakologi dalam arti sempit adalah ilmu
yang mempelajari penggunaan obat untuk
diagnosis,
pencegahan
dan
cara
penyembuhan penyakit.

Farmakologi mencakup beberapa bagian ilmu :
 Farmakognosi,mempelajari pengetahuan dan
pengenalan obat-obat yang berasal dari
tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula
yang berasal dari hewani dan mineral.
 Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat
terhadap efek terapeutiknya.
 Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat
atau
nasib
obat
mulai
dari
saat
pemberiannya,bagaimana
absorbsinya,
transport dalam darah dan distribusinya ke
tempat kerjanya dan jaringan lain.
Farmakodinamika, mempelajari efek
yang diberikan obat terhadap tubuh.
 Toksikologi, pengetahuan tentang efek
racun obat terhadap tubuh
 Farmakoterapi,
mempelajari
penggunaan obat untuk mengobati
penyakit atau gejala2nya.

Yang dimaksud dengan obat adalah
semua zat baik kimiawi, hewani maupun
nabati yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan. (depkes RI 1991)
 Obat merupakan sediaan atau paduan
bahan-bahan yang siap untuk digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam
rangka
penetapan
diagnosis,pencegahan,
penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi. ( depkes RI 2005)

Menurut Ansel (1985), obat adalah zat
yang
digunakan
untuk
diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta
mengobati atau mencegah penyakit pada
manusia maupun hewan.
 Obat dalam arti luas adalah setiap zat
kimia yang dapat mempengaruhi proses
hidup, maka farmakologi merupakan ilmu
yang sangat luas cakupannya.(bagian
farmakologi, fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia).

Obat yang pertama kali digunakan adalah
obat yang berasal dari tanaman yang
dikenal dengan obat tradisional atau jamu.
 Obat-obat ini digunakan dalam bentuk
rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang
seringkali berbeda-beda, tergantung dari
asal tanaman dan cara pembuatannya
 Dianggap kurang memuaskan, muncul
para ahli- ahli kimia mulai mencoba
mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung
dalam
tanaman-tanaman
sehingga
menghasilkan serangkaian zat-zat kimia
sebagai obat.

Pendobrakan yang sesungguhnya baru
mencapai dengan penemuan dan
penggunaan obat-obat kemoterapeutik
Sulfanilamid (1935) dan Penisillin (1940).
 Sejak tahun 1941 ilmu – ilmu kimia, fisika
dan kedokteran berkembang dengan
pesat.
 Penemuan – penemuan obat baru
menghasilkan 500 macam obat setiap
tahunnya, sehingga obat-obat kuno
semakin terdesak .oleh obat-obat baru.

1. Menurut kegunaanya :
- Untuk menyembuhkan (terapeutik)
- Untuk mencegah (profilaktik)
- Untuk diagnosis (diagnostik)
2. Cara penggunaannya :
- Medicamentum usum internum
- Medicamentum usum eksternum
3. Cara kerjanya :
- Lokal
- sistemik
4. Menurut Undang-undang :
- Narkotika (Obat bius)
- Psikotropika (obat berbahaya)
- Keras ( daftar G = Geverlijk)
- Obat Bebas Terbatas
- Obat Bebas
5. Menurut sumbernya :
- Tumbuhan : digitalis lanata
(digoksin), kulit pohon kina
(kina), papaver somniverum (morfin)
Hewan : minyak ikan ,adap lanae, insulin
- Mineral : vaselin, magnesium, alumunium
- Mikroba : antibiotik penisillin
Menurut bentuk dan sediaan obat :
- Bentuk padat
- Bentuk Setengah padat
- Bentuk Cairan /larutan
- Bentuk Gas
-
7. Menurut proses fisiologis dan biokimia :
- Obat farmakodinamis : yang bekerja
mempercepat atau memperlambat
proses fisiologis atau fungsi biokimia
tubuh. Contoh : hormon
- Obat kemoterapetik : dapat membunuh
parasit dan kuman dalam tubuh.
- Obat diagnostik : membantu untuk
melakukan diagnosis atau pengenalan
penyakit. Contoh barium sulfat
1.

Obat bebas, obat yang ditandai
dengan lingkaran berwarna hijau
dengan tepi lingkaran berwarna hitam.
Obat
bebas
umumnya
berupa
suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, beberapa analgetik-antipiretik,
dan
beberapa
antasida.
Obat
golongan ini dapat dibeli di Apotek,
toko obat, toko kelontong atau warung.
2. Obat Bebas Terbatas, obat yang ditandai
dengan lingkaran biru dengan tepi lingkaran
berwarna hitam. Obat-obat yang umumnya
masuk golongan ini antara lain obat
batuk,
obat
influenza,
analgetikantipiretik, antiseptik, obat tetes mata untuk
iritasi ringan. Obat golongan ini hanya dapat
dibeli di Apotek dan toko obat berizin.
3. Obat Keras, obat yang pada kemasanya
ditandai dengan lingkaran yang didalamnya
terdapat huruf K berwarna merah yang
menyentuh tepi lingkaran berwarna hitam.
Obat keras merupakan obat yang hanya bisa
didapatkan dengan resep dokter.
Obat yang umumnya masuk golongan ini
antara lain obat jantung, obat hipertensi,
antibiotik, hormon, dan beberapa obat
ulkus lambung. Obat golongan ini hanya
dapat diperoleh di Apotek dengan resep
dokter.
4. Obat Narkotika, merupakan zat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri,
dan
dapat
menimbulkan
ketergantungan (UURI No. 22 Th 1997
tentang Narkotika)
Obat narkotika bersifat adiksi dan
penggunaanya di awasi ketat, sehingga
obat
golongan
narkotika
hanya
diperoleh di Apotek dengan resep
dokter asli (tidak dapat menggunakan
copy
resep).contoh
obat
narkotika,
opium
coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, d
ll. Dalam bidang kesehatan obat-obat
narkotika biasa digunakan sebagai
anastesi/obat bius dan analgetik/obat
penghilang rasa sakit.
Obat merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan.
 Obat berperan sangat penting dalam
pelayanan kesehatan karena penangan
dan pencegahan berbagai penyakit
tidak dapat dilepaskan dari tindakan
terapi dengan obat atau farmakoterapi.
 Peran obat secara umum :
1. Penetapan diagnosis
2. Untuk pencegahan penyakit

3. Penyembuhan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk
tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit.
Sebelum obat diberikan kepada pasien
dan tiba pada tujuannya dalam tubuh
yaitu tempat kerjanya atau
targetsite,obat harus mengalami banyak
proses.
 Dalam garis besarnya proses-proses
dibagi dalam tiga tingkat yaitu fase
biofarmasi, fase farmakokinetika, dan
fase farmakodinamika.

Biofarmasi adalah ilmu bagian yang
bertujuan menyelidiki pengaruh
pembuatan sediaan obat atas kegiatan
terapeutisnya.
 Efek obat tidak hanya tergantung dari
faktor farmakologi saja tetapi juga dari
bentuk pemberian dan terutama dari
formulasinya.

a)
b)

c)

d)

Bentuk fisik zat aktif : amorf atau
kristal, kehalusannya.
Keadaan kimiawi :
ester, garam, kompleksnya dan
sebagainya.
Zat pembantu : zat pengisi, zat
pelekat, zat pelicin, zat pelindung, dan
sebagainya.
Proses teknik yang digunakan membuat
sediaan : tekanan mesin tablet, alat
emulgator, dan sebagainya.
Tablet

Dengan
Zat aktif

Tablet pecah,
granul pecah
zat aktif
terlepas &
terlarut

Fase
Biofarmasi

obat
Tersedia

untuk
resorpsi

Absorbsi
Distribusi
Biotransformasi
Ekskresi

Fase
Farmakokinetik

obat
tersedia

untuk
bekerja

Interaksi
dengan
reseptor di
tempat
kerja

Fase
Farmakodinamik

efek
Tablet

granul2 terlepas

zat aktif terlepas

zat aktif melarut
Pada umumnya setiap obat yang masuk
dalam tubuh akan mengalami empat
proses yaitu
1. Absorbsi, proses obat memasuki sirkulasi
cairan tubuh. Absorbsi merupakan proses
pemindahan obat dari pintu masuk menuju
sirkulasi darah, terkecuali obat yang
dimasukan
secara
intravena
yang
menyebabkan obat masuk langsung
kesirkulasi darah. Kecepatan absorbsi obat
dipengaruhi berbagai hal, misalnya obat
yang diberikan peroral mempunyai aksi
yang lebih lambat bila dibandingkan
dengan pemberian obat melalui vena.
Adanya makanan dalam lambung dapat
menghambat
absorbsi
obat,
karena
molekul makanan juga dapat bereaksi
dengan molekul obat yang menyebabkan
struktur dan efeknya berubah. Untuk
mencegah resiko ini obat biasanya di
ajurkan di minum pada saat perut dalam
keadaan kosong.
Tingkat keasaman (pH) dalam saluran
pencernaan berpengaruh juga terhadap
absorbsi obat, obat yang bersifat basa
akan cepat bereaksi dalam lingkungan
asam dilambung sedangkan obat yang
bersifat asam akan kurang bereaksi pada
lingkungan asam dilambung namun cepat
bereaksi di lingkungan basa usus.
Absorbsi juga dipengaruhi oleh bentuk,
dan dosis obat.untuk dapat di absorbsi
obat harus dalam bentuk larutan,
sehingga obat yang di kemas dalam
bentuk cair akan cepat di absobsi dari
pada obat dalam bentuk padat.
2. Distribusi, setelah obat di absorbsi kemudian
obat akan di edarkan ke seluruh tubuh
oleh sistem sirkulasi. Area tubuh yang
mempunyai banyak pembuluh darah
misalnya hati, ginjal, dan otak dapat
dicapai oleh obat lebih cepat di banding
dengan area yang sedikit mendapat suplai
darah misalnya kulit dan otot. Kecepatan
obat dapat mencapai berbagai area
tubuh tergantung pada perfusi dan
permiabilitas
kapiler-kapiler
terhadap
molekul obat.
Sifat kimia dan fisik obat menentukan
area dimana obat tersebut dapat
bereaksi. Obat dapar beraksi secara
terbatas pada satu area dan ada yg
beraksi secara luas misalnya etil alkohol
dapat beraksi di semua cairan tubuh.
3. Biotransformasi, sebagian besar obat
setelah
mengalami
absorbsi
dan
distribusi
akan
mengalami
proses
pengubahan
metabolik
atau
biotransformasi.
dalam
proses
biotransformasi akan dihasilkan dua
bahan metabolit yaitu metabolit aktif
yang mempunyai aksi farmakologis dan
metabolit
non
aktif
yang
tidak
mempunyai aksi farmakologis.
Biontransformasi
dapat
mengalami
gangguan yaitu biotransformasi yang
lambat terjadi pada pasien yang
mengalami penyakit pada liver, jantung
atau ginjal serta pada usia lanjut.
Biotransformasi
obat
yang
lambat
menyebabkan obat terakumulasi dan
dapat menyebabkan keracunan.
4. Ekskresi, proses fisiologis ini di mana obat
dan metabolit di keluarkan dari tubuh
yang disebut dengan ekskresi. Sebagian
besar ekskresi berlangsung melalui ginjal
dalam bentuk urin.
Namun obat juga dikeluarkan melalui
paru-paru misalnya obat anastesi,
melalui feses, keringat,air mata dan
saliva.


Usia, berpengaruh terhadap daya kerja
obat,orang usia lanjut dan bayi sangat
responsif terhadap obat. Orang usia
lanjut dapat mengalami perubahan
terhadap respon obat karena adanya
gangguan
liver,
kardiovaskuler,sedangkan pada
bayi sangat responsif pada obat karena
mekanisme metabolik dan ekskresi yang
belum sempurna akibat liver dan ginjal
yang belum matang.
Massa tubuh, berkaitan dengan jumlah
obat yang diberikan, dosis harus sesuai
disesuaikan
dengan
massa
tubuh,sehingga semakin besar tubuh
maka dosis yang diberikan semakin
besar.
 Jenis kelamin, mempunyai pengaruh
pada efek obat karena perbedaan fisik
antara pria dan wanita. Pria mempunyai
postur tubuh lebih besar dari wanita
sehingga bila dosis yang sama diberikan
tubuh pria akan lebih lambat didalam
melakukan aksi obat

Tubuh pria lebih banyak mengandung air
sedangkan wanita mengandung lemak
dan obat-obatan tertentu dapat lebih
cepat bereaksi dalam airatau dalam
lemak.


Lingkungan, berpengaruh terhadap
daya kerja obat terutama lingkungan
yang dapat merubah obat (misal
cahaya), lingkungan fisik dapat pula
mempengaruhi
daya
kerja
obat
misalnya
suhu
lingkungan
tinggi
menyebabkan pembuluh darah perifer
melebar sehingga dapat meningkatkan
daya kerja vasodilator
Waktu
pemberian,
obat
peroral
berpengaruh pada daya kerja obat.
Absorpsi obat akan lebih cepat bila
diberikan saat perut dalam keadaan
kosong,sedangkan obat yang dapat
mengiritasi lambung akan lebih aman bila
diberikan pada keadaan perut berisi
makanan.
 Penyakit,
merupakan
salah
satu
pertimbangan
dalam
pemberian
obat, kondisi penyakit merupakan dasar
dalam menentukan jenis obat dan dosis
yang diberikan.

Faktor genetik, mempengaruhi respon
seseorang terhadap pemberian obat,
faktor ini secara genetik menentukan
sistem metabolisme dan ketahanan
seseorang terhadap obat (alergi).
 Faktor
psikologis, berkaitan dengan
keefektifan
obat.
Orang
yang
mempercayai
bahwa
obat
yang
mereka gunakan dapat mengatasi
gangguan kesehatannya akan lebih
efektif
daya
kerja
obatnya
dibandingkan dengan orang yang tidak
mempercayai

Farmakodinamika
mempelajari efek
obat terhadap fisiologi dan biokimia
berbagai organ tubuh serta mekanisme
kerjanya.
 Tujuan mempelajari mekanisme kerja
obat adalah untuk meneliti efek utama
obat, mengetahui interaksi obat dengan
sel, respon yang terjadi.pengetahuan
yang baik mengenai hal ini merupakan
dasar terapi rasional dan berguna
dalam sintesis obat baru.



Mekanisme kerja obat, efek obat
umumnya timbul karena interaksi obat
reseptor pada sel suatu organisme.
Secara fisis, pencahar osmotis lambat
diresorpsi usus dan melalui proses osmosis
menarik air dari sekitarnya,volume isi usus
bertambah besar dan dengan demikian
merupakan rangsangan mekanis atas
dinding usus untuk memicu peristaltik
dan mengeluarkan isinya.
Secara kimiawi, misalnya antasida
lambung, aluminium dan magnesium
hidroksida dapat mengikat kelebihan
asam lambung melalui reaksi netralisasi
kimiawi.
Melalui proses metabolisme, misalnya
antibiotik
yang
menganggu
pembentukan dinding sel kuman, sintesis
protein atau metabolisme asam nukleat.


Reseptor obat, struktur kimia suatu obat
berhubungan
dengan
afinitasnya
terhadap reseptor dan aktivitasnya,
sehingga
perubahan
kecil
dalam
molekul obat, misalnya perubahan
stereoisomer
dapat
menimbulkan
perubahan
besar
dalam
farmakologinya.
Kerja obat yang tidak diperantarai
Reseptor,
dalam
menimbulkan
efek, obat tertentu tidak berikatan
dengan reseptor. Obat-obat ini mungkin
mengubah
sifat
cairan
tubuh, berinteraksi dengan ion atau
molekul kecil, atau masuk kekomponen
sel.
 Efek obat, perubahan fungsi struktur
organ/proses/tingkah laku organisme
hidup akibat kerja obat.



1.

2.

Dua obat yang digunakan pada waktu
bersamaan dapat saling mempengaruhi
kerjanya masing-masing yaitu :
Antagonisme, dimana kegiatan obat
pertama dikurangi atau ditiadakan
sama sekali oleh obat kedua
Sinergisme, dimana kekuatan obat
pertama diperkuat oleh obat kedua.
ada dua jenis :
Adisi adalah kekuatan kombinasi kedua
obat adalah sama dengan jumlah
masing-masing kekuatan obat tersebut.
Misal trisulfa
 Potensiasi adalah kekuatan kombinasi
kedua obat lebih besar dari jumlah
kedua
obat
tersebut.
Misal
sulfametoksazole
dan
trimetoprim
(cotrimoksazole)

Menambah kerja terapeutik tanpa
menambah efek buruk dan mengurangi
toksisitas masing-masing obat. Misal
trisulfa
 Menghambat
terjadinya
resistensi
misalnya rifampisin dan INH
 Memperoleh
potensiasi
misalnya
cotrimoksazole.

Pemborosan
 Takaran masing-masing obat belum
tentu
sesuai
dengan
kebutuhan,
sedangkan takaran obat tidak dapat
diubah tanpa mengubah pula dosis
obat lainnya.
 Mempermudah
terjadinya
resistensi
terhadap beberapa spesies kuman

Bila seorang pasien diberikan dua atau
lebih obat, kemungkinan besar akan terjadi
interaksi
antara
obat-obat
tersebut
didalam tubuhnya.
 Efek masing-masing obat dapat saling
menganggu dan atau efek samping yang
tidak diinginkan mungkin akan timbul. Misal
pada interaksi asetosal dengan dikumarol
yang efeknya diperkuat sehingga terjadi
pendarahan berbahaya, barbital dengan
antikoagulasi yang justru direndahkan
khasiatnya.







Adakalanya terjadi interaksi dari obat
dengan bahan makanan, yang dapat
mempengaruhi farmakokinetika obat.
Absorpsi, obat dapat diikat oleh
makanan sehingga absorpsinya di usus
dapat diperlambat atau dikurangi
sehingga efeknya akan menurun.
Misalnya antikoagulasi dengan sayuran
yang ber vitamin K .
Perombakan obat, sehingga kadarnya
meningkat dan timbul efek toksik.
contohnya
interaksi
MAO-blockers
dengan keju atau coklat. Enzim MAO
bertanggung jawab atas penguraian
semua katecholamin di dalam tubuh.
Bila
pasien
diberi
perintang-MAO
sebagai anti-depresivum dan makan
sesuatu yang mengandung tiramin/amin
maka zat ini tidak dapat diuraikan
karena enzim mau sudah diblokir
akibatnya dapat terjadi hipertensi hebat
 Ekskresi
Tidak semua obat bersifat betul-betul
menyembuhkan
penyakit,
banyak
diantaranya hanya meniadakan atau
meringankan gejalanya.
Oleh karena itu dapat dibedakan tiga jenis
pengobatan :
1. Terapi kausal, penyakit ditiadakan
khususnya pemusnahan penyakit, virus
atau parasit. Contohnya kemoterapeutik
seperti antibiotik, obat-obat malaria,dll.
2. Terapi simtomatis obat, hanya gejala
penyakit
yang
diobati
dan
diringankan,
penyebabnya
yang
mendalam
tidak
dipengaruhi, contohnya analgetik, obat
jantung.
3. Terapi substitusi, obat mengantikan zat
yang lazimnya dibuat oleh organ yang
sakit.
Seperti
insulin
pada
diabetes, tiroksin pada fungsi tiroid
berkurang (hipotirosis)
Efek terapeuatis tergantung dari banyak
faktor antara lain cara dan bentuk
pemberian,
sifat
fisikakimia
yang
menetukan resorpsinya, biotransformasi
dan ekskresinya dalam tubuh.
 Begitu pula kondisi fisiologi si pemakai
seperti fungsi hati, ginjal, usus dan
peredaran darah.
 Faktor individual lain seperti, kelamin,
luas pemukaan badan, dll.

Akibat faktor individual ini efek obat dapat
sangat berbeda, setiap orang dapat
memberikan
respon
yang
berlainan
terhadap suatu obat tergantung pada
kepekaannya.
 Perbedaan respon ini bisa besar, karena
untuk setiap obat selalu ada orang yang
sangat rentan dan dengan dosis yang
sangat rendah sudah dapat memberikan
efek terapeutik atau sebaliknya.



Banyak penelitian menunjukan bahwa
sejumlah besar pasien tidak minum
obatnya dengan teratur, atau tidak
menghabiskan kur yang diberikan
padanya sesuai resep dokter. Dengan
demikian obat tidak memberikan efek
yang optimal yang diinginkan. Bahkan
dapat menimbulkan resistensi khususnya
pada antibiotik.
Kesetiaan
pasien
untuk
menelan
obatnya dipengaruhi oleh sejumlah
faktor :
1. Sifat
individual,
watak,
tingkat
pendidikan dan kepekaan untuk nyeri.
2. Relasi dokter pasien, bila pasien tidak
senang dengan perlakuan dokter atau
tidak menerima perhatian dan informasi
secukupnya mengenai penyakitnya.

Begitu pula bila dokter tidak memberikan
instruksi yang lengkap dan cukup jelas
mengenai penggunaan obatnya misalnya
pada antibiotik harus selesai kurnya.
3. Jenis penyakit, semakin berat penyakit
semakin baik compliance-nya, sebaliknya
semakin kurang compliancenya bila obat
harus diminum untuk waktu yang lama
atau menahun sedangkan penyakit tidak
memperlihatkan
gejala
tidak
enak/radang.
4. Jumlah obat dan frekuensi
takarannya, semakin banyak obat akan
semakin turun compliance. Begitu pun
bila obat tidak diberikan sebagai tablet
atau kapsul, melainkan sebagai
cairan/suppo




Industri
farmasi
memahami
pentingnya
persoalan ini maka telah dikembangkan
tablet/kapsul dengan efek panjang, delayed
action atau slow/sustained release, yang
cukup diminum satu atau maksimal 2 x sehari
Keuntungan dari tablet kerja panjang ini
adalah resopsi obat bisa berlangsung teratur
selama waktu yang lebih panjang dengan
kadar darah yang kurang berfluktuasi. Dengan
demikian efek klinis obat bisa lebih stabil
dengan efek samping yang berkurang.
Salah
satu
faktor
penting
dalam
penyembuhan
penyakit
adalah
kepercayaan akan dokter dan obat yang
diminumnya. Berdasarkan kepercayaan ini
dibuatlah plasebo yang dalam bahasa
latin berarti saya ingin menyenangkan .
 Tujuan dari plasebo adalah :
1. Pengobatan
sugesti,
kadangkala
memberikan efek yang mengagumkan
pada pasien yang kecanduan maupun
obat-obatan
narkotika/psikotropika
lainnya maupun pada penderita kanker
stadium akhir.

2. Uji klinis, digunakan pada tahap akhir
dalam rangkaian penelitian suatu obat
baru
yang
akan
dinilai
efek
farmakologisnya.
3. Pelengkap dan penggenap pil
KB, bertujuan agar pasien tidak terlupa
menelan pil KB tersebut pada saat
menstruasi.
Efek samping, menurut definisi WHO
(1970) efek samping obat adalah segala
sesuatu khasiat yang tidak diinginkan
untuk tujuan terapi yang dimaksudkan
pada dosis yang dianjurkan.
 Idiosinkrasi, peristiwa pada mana suatu
obat memberikan efek yang secara
kualitatif total berlainan dari efek normal.
umumnya hal ini disebabkan kelainan
genetis pada pasien bersangkutan.

Alergi, kepekaan berbeda terhadap
suatu antigen exogen atas dasar proses
imunologi.
 Fotosensitasi,
kepekaan
berlebihan
terhadap cahaya akibat penggunaan
obat.

Obat yang ideal hendaknya bekerja
dengan cepat untuk waktu tertentu saja
dan secara selektif artinya hanya
berkhasiat terhadap keluhan atau
gangguan tertentu tanpa aktivitas lain.
 Semakin
selektif kerja obat maka
semakin kurang efek sampingnya.



Kebanyakan obat memiliki lebih dari
satu efek farmakologisnya tergantung
dari
tujuan
penggunaanya,
efek
samping pada suatu saat mungkin
merupakan kerja utama yang diinginkan
pada keadaan lain. Misalnya pada
antihitamin.
Efek samping kadang kala tidak dapat
dihindarkan rasa mual pada
penggunaan digoksin, ergotamin
 Kadang2 efek samping merupakan
kelanjutan efek utama sampai tingkat
yang tidak diinginkan, misalnya rasa
ngantuk pada fenobarbital bila efek
samping mual maka dapat dilawan
dengan obat anti mual.

Efek toksik, setiap obat dalam dosis yang
cukup tinggi dapat mengakibatkan efek
toksis, pada umumnya hebatnya reaksi
toksis berhubungan langsung dengan
tingginya dosis, bila dosis diturunkan
maka efek toksis dapat dikurangi pula.
 Salah satu efek toksis yang terkenal yaitu
efek teratogen yaitu obat yang pada
dosis
terapeutik
untuk
ibu
mengakibatkan cacat pada janin.

toleransi adalah peristiwa dimana dosis
obat harus dinaikkan terus menerus untuk
mencapai efek terapeutik yang sama.
 Macam toleransi : toleransi primer dan
toleransi
sekunder,
toleransi
silang,tachyphylaxis.
1.Toleransi primer (bawaan) : terdapat pada
sebagian orang dan binatang tertentu
misalnya kelinci sangat toleran terhadap
atropin.

2. Toleransi sekunder : yang bisa timbul
setelah menggunakan suatu obat selama
beberapa waktu
3. Toleransi silang : dapat terjadi dengan
struktur kimia serupa (fenobarbital dan
butobarbital) atau kadang-kadang zat-zat
yang berlainan misal alkohol dan barbital.
4. Tachyphylaxis : toleransi yang timbul
dengan pesat sekali bila obat diulangi
dalam waktu singkat.


Habituasi /kebiasaan adalah kebiasaan
dalam mengkonsumsi obat.
dengan meningkatkan dosis obat terus
menerus pasien dapat menderita
keracunan, karena efek sampingnya
menjadi kuat pula. Habituasi dapat
diatasi dengan cara menghentikan
pemberian obat dan pada umumnya
tidak
menimbulkan
gejala-gejala
penghentian.


Adiksi/ ketagihan berbeda dengan
habituasi dalam dua hal yakni adanya
ketergantungan
jasmaniah
dan
rohaniah
dan
bila
pengobatan
dihentikan dapat menimbulkan efek
hebat secara fisik dan mental .
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pendirian apotek (4)
Pendirian apotek (4)Pendirian apotek (4)
Pendirian apotek (4)
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksual
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
Ppt dislipidemia
Ppt dislipidemiaPpt dislipidemia
Ppt dislipidemia
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
Mengenal ragam penyakit Autoimun
Mengenal ragam penyakit AutoimunMengenal ragam penyakit Autoimun
Mengenal ragam penyakit Autoimun
 
Ukuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiUkuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologi
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Kwashiorkor
KwashiorkorKwashiorkor
Kwashiorkor
 
Kemoterapi
KemoterapiKemoterapi
Kemoterapi
 
Materi Kuliah Obat Alami
Materi Kuliah Obat AlamiMateri Kuliah Obat Alami
Materi Kuliah Obat Alami
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalPMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
 
Omkaba karkes
Omkaba karkesOmkaba karkes
Omkaba karkes
 
Kanker serviks
Kanker serviksKanker serviks
Kanker serviks
 
kanker ovarium
kanker ovariumkanker ovarium
kanker ovarium
 
Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Ppt ppok
 
Leaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamilLeaflet anemia ibu hamil
Leaflet anemia ibu hamil
 

Similar to Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA

FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatRizkiUlinaSari1
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologimeylidya1
 
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxKonsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxfatunStikes
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part iary Camba
 
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfPENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfkusuma37
 
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14PadmaNingsih
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatJohan Bernardus
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalShesanthiCitrariana
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxawaldarmawan3
 

Similar to Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA (20)

Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi1. dasar-dasar-farmakologi
1. dasar-dasar-farmakologi
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptxKonsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
Konsep Farmakologi Keperawatan D3 kep.pptx
 
Farmakologi part i
Farmakologi part iFarmakologi part i
Farmakologi part i
 
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfPENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
 
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
Farmakologi-farrmakologi dasar pertemuan 14
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
 
Pengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptxPengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptx
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 
Farmakolog is
Farmakolog isFarmakolog is
Farmakolog is
 
pharmacology
 pharmacology pharmacology
pharmacology
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA

  • 1.
  • 2. Farmakologi dalam arti luas adalah ilmu yg mempelajari asal usul obat,sifat fisika kimia obat, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap fungsi biokimia dan faal, cara kerja absorbsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi,penggunaan dalam klinik dan efek toksiknya.  Farmakologi dalam arti sempit adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk diagnosis, pencegahan dan cara penyembuhan penyakit. 
  • 3. Farmakologi mencakup beberapa bagian ilmu :  Farmakognosi,mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat-obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari hewani dan mineral.  Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.  Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat atau nasib obat mulai dari saat pemberiannya,bagaimana absorbsinya, transport dalam darah dan distribusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain.
  • 4. Farmakodinamika, mempelajari efek yang diberikan obat terhadap tubuh.  Toksikologi, pengetahuan tentang efek racun obat terhadap tubuh  Farmakoterapi, mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejala2nya. 
  • 5. Yang dimaksud dengan obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan. (depkes RI 1991)  Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi. ( depkes RI 2005) 
  • 6. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia maupun hewan.  Obat dalam arti luas adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya.(bagian farmakologi, fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). 
  • 7. Obat yang pertama kali digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang dikenal dengan obat tradisional atau jamu.  Obat-obat ini digunakan dalam bentuk rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda, tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya  Dianggap kurang memuaskan, muncul para ahli- ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman-tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat. 
  • 8. Pendobrakan yang sesungguhnya baru mencapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik Sulfanilamid (1935) dan Penisillin (1940).  Sejak tahun 1941 ilmu – ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat.  Penemuan – penemuan obat baru menghasilkan 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak .oleh obat-obat baru. 
  • 9. 1. Menurut kegunaanya : - Untuk menyembuhkan (terapeutik) - Untuk mencegah (profilaktik) - Untuk diagnosis (diagnostik) 2. Cara penggunaannya : - Medicamentum usum internum - Medicamentum usum eksternum 3. Cara kerjanya : - Lokal - sistemik
  • 10. 4. Menurut Undang-undang : - Narkotika (Obat bius) - Psikotropika (obat berbahaya) - Keras ( daftar G = Geverlijk) - Obat Bebas Terbatas - Obat Bebas 5. Menurut sumbernya : - Tumbuhan : digitalis lanata (digoksin), kulit pohon kina (kina), papaver somniverum (morfin)
  • 11. Hewan : minyak ikan ,adap lanae, insulin - Mineral : vaselin, magnesium, alumunium - Mikroba : antibiotik penisillin Menurut bentuk dan sediaan obat : - Bentuk padat - Bentuk Setengah padat - Bentuk Cairan /larutan - Bentuk Gas -
  • 12. 7. Menurut proses fisiologis dan biokimia : - Obat farmakodinamis : yang bekerja mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia tubuh. Contoh : hormon - Obat kemoterapetik : dapat membunuh parasit dan kuman dalam tubuh. - Obat diagnostik : membantu untuk melakukan diagnosis atau pengenalan penyakit. Contoh barium sulfat
  • 13. 1. Obat bebas, obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli di Apotek, toko obat, toko kelontong atau warung.
  • 14. 2. Obat Bebas Terbatas, obat yang ditandai dengan lingkaran biru dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat-obat yang umumnya masuk golongan ini antara lain obat batuk, obat influenza, analgetikantipiretik, antiseptik, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini hanya dapat dibeli di Apotek dan toko obat berizin. 3. Obat Keras, obat yang pada kemasanya ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
  • 15. Obat yang umumnya masuk golongan ini antara lain obat jantung, obat hipertensi, antibiotik, hormon, dan beberapa obat ulkus lambung. Obat golongan ini hanya dapat diperoleh di Apotek dengan resep dokter. 4. Obat Narkotika, merupakan zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UURI No. 22 Th 1997 tentang Narkotika)
  • 16. Obat narkotika bersifat adiksi dan penggunaanya di awasi ketat, sehingga obat golongan narkotika hanya diperoleh di Apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy resep).contoh obat narkotika, opium coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, d ll. Dalam bidang kesehatan obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anastesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang rasa sakit.
  • 17. Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan kesehatan.  Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penangan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.  Peran obat secara umum : 1. Penetapan diagnosis 2. Untuk pencegahan penyakit 
  • 18. 3. Penyembuhan penyakit 4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan 5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu 6. Peningkatan kesehatan 7. Mengurangi rasa sakit.
  • 19. Sebelum obat diberikan kepada pasien dan tiba pada tujuannya dalam tubuh yaitu tempat kerjanya atau targetsite,obat harus mengalami banyak proses.  Dalam garis besarnya proses-proses dibagi dalam tiga tingkat yaitu fase biofarmasi, fase farmakokinetika, dan fase farmakodinamika. 
  • 20. Biofarmasi adalah ilmu bagian yang bertujuan menyelidiki pengaruh pembuatan sediaan obat atas kegiatan terapeutisnya.  Efek obat tidak hanya tergantung dari faktor farmakologi saja tetapi juga dari bentuk pemberian dan terutama dari formulasinya. 
  • 21. a) b) c) d) Bentuk fisik zat aktif : amorf atau kristal, kehalusannya. Keadaan kimiawi : ester, garam, kompleksnya dan sebagainya. Zat pembantu : zat pengisi, zat pelekat, zat pelicin, zat pelindung, dan sebagainya. Proses teknik yang digunakan membuat sediaan : tekanan mesin tablet, alat emulgator, dan sebagainya.
  • 22. Tablet Dengan Zat aktif Tablet pecah, granul pecah zat aktif terlepas & terlarut Fase Biofarmasi obat Tersedia untuk resorpsi Absorbsi Distribusi Biotransformasi Ekskresi Fase Farmakokinetik obat tersedia untuk bekerja Interaksi dengan reseptor di tempat kerja Fase Farmakodinamik efek
  • 23. Tablet granul2 terlepas zat aktif terlepas zat aktif melarut
  • 24. Pada umumnya setiap obat yang masuk dalam tubuh akan mengalami empat proses yaitu 1. Absorbsi, proses obat memasuki sirkulasi cairan tubuh. Absorbsi merupakan proses pemindahan obat dari pintu masuk menuju sirkulasi darah, terkecuali obat yang dimasukan secara intravena yang menyebabkan obat masuk langsung kesirkulasi darah. Kecepatan absorbsi obat dipengaruhi berbagai hal, misalnya obat yang diberikan peroral mempunyai aksi yang lebih lambat bila dibandingkan dengan pemberian obat melalui vena.
  • 25. Adanya makanan dalam lambung dapat menghambat absorbsi obat, karena molekul makanan juga dapat bereaksi dengan molekul obat yang menyebabkan struktur dan efeknya berubah. Untuk mencegah resiko ini obat biasanya di ajurkan di minum pada saat perut dalam keadaan kosong. Tingkat keasaman (pH) dalam saluran pencernaan berpengaruh juga terhadap absorbsi obat, obat yang bersifat basa akan cepat bereaksi dalam lingkungan asam dilambung sedangkan obat yang bersifat asam akan kurang bereaksi pada lingkungan asam dilambung namun cepat bereaksi di lingkungan basa usus.
  • 26. Absorbsi juga dipengaruhi oleh bentuk, dan dosis obat.untuk dapat di absorbsi obat harus dalam bentuk larutan, sehingga obat yang di kemas dalam bentuk cair akan cepat di absobsi dari pada obat dalam bentuk padat.
  • 27. 2. Distribusi, setelah obat di absorbsi kemudian obat akan di edarkan ke seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi. Area tubuh yang mempunyai banyak pembuluh darah misalnya hati, ginjal, dan otak dapat dicapai oleh obat lebih cepat di banding dengan area yang sedikit mendapat suplai darah misalnya kulit dan otot. Kecepatan obat dapat mencapai berbagai area tubuh tergantung pada perfusi dan permiabilitas kapiler-kapiler terhadap molekul obat.
  • 28. Sifat kimia dan fisik obat menentukan area dimana obat tersebut dapat bereaksi. Obat dapar beraksi secara terbatas pada satu area dan ada yg beraksi secara luas misalnya etil alkohol dapat beraksi di semua cairan tubuh.
  • 29. 3. Biotransformasi, sebagian besar obat setelah mengalami absorbsi dan distribusi akan mengalami proses pengubahan metabolik atau biotransformasi. dalam proses biotransformasi akan dihasilkan dua bahan metabolit yaitu metabolit aktif yang mempunyai aksi farmakologis dan metabolit non aktif yang tidak mempunyai aksi farmakologis.
  • 30. Biontransformasi dapat mengalami gangguan yaitu biotransformasi yang lambat terjadi pada pasien yang mengalami penyakit pada liver, jantung atau ginjal serta pada usia lanjut. Biotransformasi obat yang lambat menyebabkan obat terakumulasi dan dapat menyebabkan keracunan.
  • 31. 4. Ekskresi, proses fisiologis ini di mana obat dan metabolit di keluarkan dari tubuh yang disebut dengan ekskresi. Sebagian besar ekskresi berlangsung melalui ginjal dalam bentuk urin. Namun obat juga dikeluarkan melalui paru-paru misalnya obat anastesi, melalui feses, keringat,air mata dan saliva.
  • 32.  Usia, berpengaruh terhadap daya kerja obat,orang usia lanjut dan bayi sangat responsif terhadap obat. Orang usia lanjut dapat mengalami perubahan terhadap respon obat karena adanya gangguan liver, kardiovaskuler,sedangkan pada bayi sangat responsif pada obat karena mekanisme metabolik dan ekskresi yang belum sempurna akibat liver dan ginjal yang belum matang.
  • 33. Massa tubuh, berkaitan dengan jumlah obat yang diberikan, dosis harus sesuai disesuaikan dengan massa tubuh,sehingga semakin besar tubuh maka dosis yang diberikan semakin besar.  Jenis kelamin, mempunyai pengaruh pada efek obat karena perbedaan fisik antara pria dan wanita. Pria mempunyai postur tubuh lebih besar dari wanita sehingga bila dosis yang sama diberikan tubuh pria akan lebih lambat didalam melakukan aksi obat 
  • 34. Tubuh pria lebih banyak mengandung air sedangkan wanita mengandung lemak dan obat-obatan tertentu dapat lebih cepat bereaksi dalam airatau dalam lemak.
  • 35.  Lingkungan, berpengaruh terhadap daya kerja obat terutama lingkungan yang dapat merubah obat (misal cahaya), lingkungan fisik dapat pula mempengaruhi daya kerja obat misalnya suhu lingkungan tinggi menyebabkan pembuluh darah perifer melebar sehingga dapat meningkatkan daya kerja vasodilator
  • 36. Waktu pemberian, obat peroral berpengaruh pada daya kerja obat. Absorpsi obat akan lebih cepat bila diberikan saat perut dalam keadaan kosong,sedangkan obat yang dapat mengiritasi lambung akan lebih aman bila diberikan pada keadaan perut berisi makanan.  Penyakit, merupakan salah satu pertimbangan dalam pemberian obat, kondisi penyakit merupakan dasar dalam menentukan jenis obat dan dosis yang diberikan. 
  • 37. Faktor genetik, mempengaruhi respon seseorang terhadap pemberian obat, faktor ini secara genetik menentukan sistem metabolisme dan ketahanan seseorang terhadap obat (alergi).  Faktor psikologis, berkaitan dengan keefektifan obat. Orang yang mempercayai bahwa obat yang mereka gunakan dapat mengatasi gangguan kesehatannya akan lebih efektif daya kerja obatnya dibandingkan dengan orang yang tidak mempercayai 
  • 38. Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya.  Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat adalah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, respon yang terjadi.pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru. 
  • 39.  Mekanisme kerja obat, efek obat umumnya timbul karena interaksi obat reseptor pada sel suatu organisme. Secara fisis, pencahar osmotis lambat diresorpsi usus dan melalui proses osmosis menarik air dari sekitarnya,volume isi usus bertambah besar dan dengan demikian merupakan rangsangan mekanis atas dinding usus untuk memicu peristaltik dan mengeluarkan isinya.
  • 40. Secara kimiawi, misalnya antasida lambung, aluminium dan magnesium hidroksida dapat mengikat kelebihan asam lambung melalui reaksi netralisasi kimiawi. Melalui proses metabolisme, misalnya antibiotik yang menganggu pembentukan dinding sel kuman, sintesis protein atau metabolisme asam nukleat.
  • 41.  Reseptor obat, struktur kimia suatu obat berhubungan dengan afinitasnya terhadap reseptor dan aktivitasnya, sehingga perubahan kecil dalam molekul obat, misalnya perubahan stereoisomer dapat menimbulkan perubahan besar dalam farmakologinya.
  • 42. Kerja obat yang tidak diperantarai Reseptor, dalam menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor. Obat-obat ini mungkin mengubah sifat cairan tubuh, berinteraksi dengan ion atau molekul kecil, atau masuk kekomponen sel.  Efek obat, perubahan fungsi struktur organ/proses/tingkah laku organisme hidup akibat kerja obat. 
  • 43.  1. 2. Dua obat yang digunakan pada waktu bersamaan dapat saling mempengaruhi kerjanya masing-masing yaitu : Antagonisme, dimana kegiatan obat pertama dikurangi atau ditiadakan sama sekali oleh obat kedua Sinergisme, dimana kekuatan obat pertama diperkuat oleh obat kedua. ada dua jenis :
  • 44. Adisi adalah kekuatan kombinasi kedua obat adalah sama dengan jumlah masing-masing kekuatan obat tersebut. Misal trisulfa  Potensiasi adalah kekuatan kombinasi kedua obat lebih besar dari jumlah kedua obat tersebut. Misal sulfametoksazole dan trimetoprim (cotrimoksazole) 
  • 45. Menambah kerja terapeutik tanpa menambah efek buruk dan mengurangi toksisitas masing-masing obat. Misal trisulfa  Menghambat terjadinya resistensi misalnya rifampisin dan INH  Memperoleh potensiasi misalnya cotrimoksazole. 
  • 46. Pemborosan  Takaran masing-masing obat belum tentu sesuai dengan kebutuhan, sedangkan takaran obat tidak dapat diubah tanpa mengubah pula dosis obat lainnya.  Mempermudah terjadinya resistensi terhadap beberapa spesies kuman 
  • 47. Bila seorang pasien diberikan dua atau lebih obat, kemungkinan besar akan terjadi interaksi antara obat-obat tersebut didalam tubuhnya.  Efek masing-masing obat dapat saling menganggu dan atau efek samping yang tidak diinginkan mungkin akan timbul. Misal pada interaksi asetosal dengan dikumarol yang efeknya diperkuat sehingga terjadi pendarahan berbahaya, barbital dengan antikoagulasi yang justru direndahkan khasiatnya. 
  • 48.    Adakalanya terjadi interaksi dari obat dengan bahan makanan, yang dapat mempengaruhi farmakokinetika obat. Absorpsi, obat dapat diikat oleh makanan sehingga absorpsinya di usus dapat diperlambat atau dikurangi sehingga efeknya akan menurun. Misalnya antikoagulasi dengan sayuran yang ber vitamin K . Perombakan obat, sehingga kadarnya meningkat dan timbul efek toksik.
  • 49. contohnya interaksi MAO-blockers dengan keju atau coklat. Enzim MAO bertanggung jawab atas penguraian semua katecholamin di dalam tubuh. Bila pasien diberi perintang-MAO sebagai anti-depresivum dan makan sesuatu yang mengandung tiramin/amin maka zat ini tidak dapat diuraikan karena enzim mau sudah diblokir akibatnya dapat terjadi hipertensi hebat  Ekskresi
  • 50. Tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejalanya. Oleh karena itu dapat dibedakan tiga jenis pengobatan : 1. Terapi kausal, penyakit ditiadakan khususnya pemusnahan penyakit, virus atau parasit. Contohnya kemoterapeutik seperti antibiotik, obat-obat malaria,dll.
  • 51. 2. Terapi simtomatis obat, hanya gejala penyakit yang diobati dan diringankan, penyebabnya yang mendalam tidak dipengaruhi, contohnya analgetik, obat jantung. 3. Terapi substitusi, obat mengantikan zat yang lazimnya dibuat oleh organ yang sakit. Seperti insulin pada diabetes, tiroksin pada fungsi tiroid berkurang (hipotirosis)
  • 52. Efek terapeuatis tergantung dari banyak faktor antara lain cara dan bentuk pemberian, sifat fisikakimia yang menetukan resorpsinya, biotransformasi dan ekskresinya dalam tubuh.  Begitu pula kondisi fisiologi si pemakai seperti fungsi hati, ginjal, usus dan peredaran darah.  Faktor individual lain seperti, kelamin, luas pemukaan badan, dll. 
  • 53. Akibat faktor individual ini efek obat dapat sangat berbeda, setiap orang dapat memberikan respon yang berlainan terhadap suatu obat tergantung pada kepekaannya.  Perbedaan respon ini bisa besar, karena untuk setiap obat selalu ada orang yang sangat rentan dan dengan dosis yang sangat rendah sudah dapat memberikan efek terapeutik atau sebaliknya. 
  • 54.  Banyak penelitian menunjukan bahwa sejumlah besar pasien tidak minum obatnya dengan teratur, atau tidak menghabiskan kur yang diberikan padanya sesuai resep dokter. Dengan demikian obat tidak memberikan efek yang optimal yang diinginkan. Bahkan dapat menimbulkan resistensi khususnya pada antibiotik.
  • 55. Kesetiaan pasien untuk menelan obatnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor : 1. Sifat individual, watak, tingkat pendidikan dan kepekaan untuk nyeri. 2. Relasi dokter pasien, bila pasien tidak senang dengan perlakuan dokter atau tidak menerima perhatian dan informasi secukupnya mengenai penyakitnya. 
  • 56. Begitu pula bila dokter tidak memberikan instruksi yang lengkap dan cukup jelas mengenai penggunaan obatnya misalnya pada antibiotik harus selesai kurnya. 3. Jenis penyakit, semakin berat penyakit semakin baik compliance-nya, sebaliknya semakin kurang compliancenya bila obat harus diminum untuk waktu yang lama atau menahun sedangkan penyakit tidak memperlihatkan gejala tidak enak/radang.
  • 57. 4. Jumlah obat dan frekuensi takarannya, semakin banyak obat akan semakin turun compliance. Begitu pun bila obat tidak diberikan sebagai tablet atau kapsul, melainkan sebagai cairan/suppo
  • 58.   Industri farmasi memahami pentingnya persoalan ini maka telah dikembangkan tablet/kapsul dengan efek panjang, delayed action atau slow/sustained release, yang cukup diminum satu atau maksimal 2 x sehari Keuntungan dari tablet kerja panjang ini adalah resopsi obat bisa berlangsung teratur selama waktu yang lebih panjang dengan kadar darah yang kurang berfluktuasi. Dengan demikian efek klinis obat bisa lebih stabil dengan efek samping yang berkurang.
  • 59. Salah satu faktor penting dalam penyembuhan penyakit adalah kepercayaan akan dokter dan obat yang diminumnya. Berdasarkan kepercayaan ini dibuatlah plasebo yang dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan .  Tujuan dari plasebo adalah : 1. Pengobatan sugesti, kadangkala memberikan efek yang mengagumkan pada pasien yang kecanduan maupun obat-obatan narkotika/psikotropika lainnya maupun pada penderita kanker stadium akhir. 
  • 60. 2. Uji klinis, digunakan pada tahap akhir dalam rangkaian penelitian suatu obat baru yang akan dinilai efek farmakologisnya. 3. Pelengkap dan penggenap pil KB, bertujuan agar pasien tidak terlupa menelan pil KB tersebut pada saat menstruasi.
  • 61. Efek samping, menurut definisi WHO (1970) efek samping obat adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.  Idiosinkrasi, peristiwa pada mana suatu obat memberikan efek yang secara kualitatif total berlainan dari efek normal. umumnya hal ini disebabkan kelainan genetis pada pasien bersangkutan. 
  • 62. Alergi, kepekaan berbeda terhadap suatu antigen exogen atas dasar proses imunologi.  Fotosensitasi, kepekaan berlebihan terhadap cahaya akibat penggunaan obat. 
  • 63. Obat yang ideal hendaknya bekerja dengan cepat untuk waktu tertentu saja dan secara selektif artinya hanya berkhasiat terhadap keluhan atau gangguan tertentu tanpa aktivitas lain.  Semakin selektif kerja obat maka semakin kurang efek sampingnya. 
  • 64.  Kebanyakan obat memiliki lebih dari satu efek farmakologisnya tergantung dari tujuan penggunaanya, efek samping pada suatu saat mungkin merupakan kerja utama yang diinginkan pada keadaan lain. Misalnya pada antihitamin.
  • 65. Efek samping kadang kala tidak dapat dihindarkan rasa mual pada penggunaan digoksin, ergotamin  Kadang2 efek samping merupakan kelanjutan efek utama sampai tingkat yang tidak diinginkan, misalnya rasa ngantuk pada fenobarbital bila efek samping mual maka dapat dilawan dengan obat anti mual. 
  • 66. Efek toksik, setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek toksis, pada umumnya hebatnya reaksi toksis berhubungan langsung dengan tingginya dosis, bila dosis diturunkan maka efek toksis dapat dikurangi pula.  Salah satu efek toksis yang terkenal yaitu efek teratogen yaitu obat yang pada dosis terapeutik untuk ibu mengakibatkan cacat pada janin. 
  • 67. toleransi adalah peristiwa dimana dosis obat harus dinaikkan terus menerus untuk mencapai efek terapeutik yang sama.  Macam toleransi : toleransi primer dan toleransi sekunder, toleransi silang,tachyphylaxis. 1.Toleransi primer (bawaan) : terdapat pada sebagian orang dan binatang tertentu misalnya kelinci sangat toleran terhadap atropin. 
  • 68. 2. Toleransi sekunder : yang bisa timbul setelah menggunakan suatu obat selama beberapa waktu 3. Toleransi silang : dapat terjadi dengan struktur kimia serupa (fenobarbital dan butobarbital) atau kadang-kadang zat-zat yang berlainan misal alkohol dan barbital. 4. Tachyphylaxis : toleransi yang timbul dengan pesat sekali bila obat diulangi dalam waktu singkat.
  • 69.  Habituasi /kebiasaan adalah kebiasaan dalam mengkonsumsi obat. dengan meningkatkan dosis obat terus menerus pasien dapat menderita keracunan, karena efek sampingnya menjadi kuat pula. Habituasi dapat diatasi dengan cara menghentikan pemberian obat dan pada umumnya tidak menimbulkan gejala-gejala penghentian.
  • 70.  Adiksi/ ketagihan berbeda dengan habituasi dalam dua hal yakni adanya ketergantungan jasmaniah dan rohaniah dan bila pengobatan dihentikan dapat menimbulkan efek hebat secara fisik dan mental .