2. TAHUHID
Rasulullah shalallohu’alaihi wasallam
bersabda kepada Muadz bin jabal ketika
mengutusnya ke negeri Yaman:
ْْنُكَيْلَفَْل َّوَأاَمْْمُهوُعْدَتىَلِإْْنَأَْوُيُود ِِّحَْ َّّللىَلاَعَت
“Hendaknya yang pertamakali engkau seru
mereka adalah agar mereka mentauhidkan
Allah ta’ala.” HR.Al-Bukhori: 6832
Mentauhidkan Allah maknanya: Mengesakan
Allah dalam rububiyyah, uluhiyyah dan dalam
Nama-nama serta sifat-sifat-Nya.
3. LANJUTAN
• Demikian pula hadits-hadits Ar-Rasul
menunjukkan wajibnya manusia menurnikan
ibadah hanya kepada Allah Ta’ala. Al-Bukhari
dan Muslin dalam Shahihain meriwayatkan:
عنْمعاذْبنْجبلْرضيْهللاْعنهْقال:َّْلَصْلنبي ْكنتْرديفُْ َّّلل ْى
ْعلىّْحمار،ْفقالْليَمَّلَس َْوِهْيَلَع:“ياْمعاذ،ْأتدْريْماّْحقْهللاْعلى
لعبادْعلىْهللا؟ ْلعباد،ْوماّْحق”،ْقلت:،هللاْورسولهْأعلمقال:
“لعباد ّْحقْهللاْعلى:،ْوًاْبهْشيئ أنْيعبدوهْوالْيشركوْلعباد ّْحق
علىْهللا:ًْاأنْالْيعذبْمنْالْيشركْبهْشيئ”،ْقلت:أفالْرِشأب
لناس؟،ْقال:“وُلِكَّتَيَفْالْتبشرهم”ل ْأخرجاهْفيصّحيّحين.
4. PENJELASAN
• Dari Muadz bin Jabal semoga Allah meridhoinya:
Pernah aku diboncengkan Nabi shallalohu’alaihi
wasallam di atas keledai lalu beliau bertanya
kepadaku: Wahai Muadz tahukah engkau apa hak
Allah atas hamba-Nya dan apa hak hamba atas
Allah ? Aku jawab: Allah dan Rasul-Nya yang
paling mengetahui. Rasul bersabda: Hak Allah
atas hamba : Mereka beribadah hanya kepada-
Nya dan tidak mensekutukan Allah dengan
sesuatu apapun, dan hak hamba atas Allah
adalah Allah tidak akan mengadzab orang yang
tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun.” …. Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim.
5. lanjutan
ْْنَعْْيِبَأَْة َْري َرُهَْي ِضَرُْهللا،ُهْنَعِْنَعَّْنلِِْيِبىَّلَصُْهللاِْهْيَلَعَّْلَس َوَْمَْلاَق:ُْانَمْيِإل
ْْعضِبَْن ْوُعْبَس َّوْْوَأٌُْعْضِبَْن ْوُّتِس َّوًْةَبْعَشاَهُلَضْفَأَفُْل ْوَقِْإآلَْهلـَّْالِإُْهللا
اَهَانْدَأ َوُْةَطاَمِإىَذَألِْْنَع،ِقْي ِرَّلطَّْحْل َوُْءاَيْةَبْعُشَْنِِمِْانَمْيِإلْ.(متفقعليه)
(مّحيلدينأبيِايزكريّحيىبنشرفوي لنو"رياضلصالّحين"فىباب"كثرةطروق
،لخير،ص77-78)
Dari Abi Hurairah ra., dari Nabi saw. Beliau
bersabda, ”Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau
enam puluh cabang lebih; yang paling utama
adalah ucapan “lâ ilâha illallâhu” dan yang paling
rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran)
dari tengah jalan, sedangkan rasa malu itu (juga)
salah satu cabang dari iman.”
6. TOLERASNSI/PERGAULAN
Hadis Nabi
·ْْنَعىِبََْةَْريَرُهَْي ِضَرُْهللاُْهْنَعَْلاَق:َْلاَقُْل ْوُسَرِْهللاَْصىَّلُْهللاِْهْيَلَعَْمَّلَس َو:ْسَْمخْْنِمِِْقَّحِْمِلْسُمْل
ىَلَعِْمِلسُمْلُّْدَرِْةَّي ِّحَّتلُْةَباَجِإ َوِْة َْوعَّدلُْد ْوُهُش َوِْةََازنَجْلُْةَداَيِع َوِْْضي ِرَملُْْتيِمْشَت َوِْسِاطَعْلَذِإَْدِمَّح
َْهللا(ه روبنماجه)
·ُْلَثَمَْْنيِنِمْؤُمْلىِفْْمِهِِد َوَتْْمِهِمُّح َرَت َوِْهِفُطاَعَت َوْْمُْلَثَمِْدَسَجْلَذِإىَكَتْشُْهْنِمْْوضُعىَع َدَتُْهَلُْرِئاَس
ِْدَسَجْلِْرَهَّسالِبىَمُّحْل َو(ه رولبخارىومسلم)
·Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Ada lima
5 kewajiban seorang muslim untuk memenuhi hak muslim yang lain,
yaitu menjawab salam, memenuhi undangan, menghadiri kematian,
menengok orang sakit, dan mendoakan orang yang bersin ketika
memuji Allah.” (HR. Ibnu Majah)
· Gambaran antara sesama mukmin dalam saling mencintai,
mengasihi, dan berbagi rasa bagaikan tubuh manusia, bila satu
anggota di antaranya sakit maka seluruh anggota akan merasakan
gundah atau sakit panas.( HR.Bukhari dan Muslim)
7. LANJUTAN
• Ibnul Qayyim mengatakan, “Allah mencela orang-
orang yang memutuskan tali silaturahim dengan
ibunya. Allah justru mewajibkan untuk menunaikan
haknya meskipun ia seorang wanita kafir.
Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An Nisa ayat
1”…dan (peliharalah) hubungan silaturrahim…”
Rasulullah bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan
tali silaturahim.” (HR. al-Imam Bukhari no. 5984,
“Kitabul Adab”, Muslim no. 2556, “Kitab al-Bir wa ash-
Shilah”)
9. LANJUTAN
ُْْثيِدَّحِْْنبَْرَمُعَْي ِضَرُْهللا،اَمُهْنَعَّْنَأَْل ْوُسَرِْهللاىَّلَصُْهللاِْهْيَلَع
َْمَّلَس َو،َلاَقَْوُه َوىَلَعِْرَبْنِمْلَْكَذ َوَْرَْةَقَدَّصلَْفُّفَعَّتل َوَْةَلَئْسَمْل َو:ُْدَيْلَ
ىَيْلُعْلْْريَخَْنِِمِْدَيْل،ىَلْفُّسلَْفُْدَيْالىَيْلُعْلَْيِهِْفْنُمْلُْةَقىَلْفُّسل َوَْيِه
ُْةَلِئاَّسل(أخرجهلبخارىفى:24كتابلزكاة:18–الصدقةِْالإعنظهرغنى-)
Ibnu Umar ra. Berkata, “Ketika Nabi saw.
Berkhotbah di atas mimbar dan menyebut
sedekah dan minta-minta, beliau bersabda,
”Tangan yang di atas lebih baik daripada
tangan yang di bawah, tangan yang di atas
memberi dan tangan yang di bawah
menerima.”
10. LANJUTAN
ْْنَعْْيِبَأَْةَْريَرُهَْي ِضَرُْهللاُْهْنَعَْلاَق:َْلاَقُْل ْوُسَرِْهللاَْصىَّلُْهللاِْهْيَلَعَْمَّلَس َوْْنَمَْسَفَنَْعْْنْمِلْسُمًْةَب ْرُكْْنِم
ِْبَرُكَْيْنُّدلَْسَّفَنُْهللاْْنَعًْةَب ْرُكْْنِمِْبَرُكِْم ْوَيَْيِقْلِْةَماْْنَم َوَْرَّسَيىَلَعْرِسْعُمَْرَّسَيُْهللاِْهْيَلَعىِفاَيْنُّدل
ِْةَر ِآلخْ َوْْنَم َوَْرَتَساًمِلْسُمُْهَرَتَسُْهللاىِفاَيْنُّدلِْآلخْ َوِْةَرُْهللا َوىِفِْن ْوَعِْدْبَعْلَْانَكاَمْْبَعْلُْدىِفِْن ْوَعِْهْي ِخَأ.
(أخرجهمسلم)
“Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
melepasakan dari seorang muslim satu kesusahan dari sebagian
kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepasakan kesusahannya
dari sebagian kesusahan hari kiamat; dan barangsiapa memberi
kelonggaran dari orang yang susah, niscaya Allah akan memberi
kelonggaran baginya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa
menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aib dia
dunia dan akhirat; Allah akan senantiasa menolong seorang hamba
selam hamba tersebut menolong saudaranya.” (Dikeluarkan oleh
Imam Muslim).
11. KEHIDUPAN YANG SEIMBANG (DUNIA-AKHIRAT)
Hadis Nabi SAW
ْْنَعَْسنَأَْلاَق:َْلاَقُْل ْوُسَرِْهللاىَّلَصُْهللاَْعِْهْيَلَْمَّلَس َو:َْْسيَلَْخِبْْمُك ِْريْْنَمَْك َرَت
ُْهاَيْنُدِْهِت َر ِخَ ِألَْكَرَت َوُْهَت َر ِخَأَْيْنُدِلُْهاىَّتَّحَْْبي ِصُياَمُهْنِمْْيِمَجاًعَّْنِإَفاَيْنُّدل
ْغَالَبَْآلِإِْة َر ِخَ ْألَْال َوْوُن ْوُكَتْاالَكَْلَعىِْاسَّنل(ه َو َربنعساكر)
Dari Anas ra berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Tidak baik orang yang meninggalkan dunia untuk
kepentingan akhirat saja, atau meninggalkan
akhirat untuk kepentingan dunia saja, tetapi harus
memperoleh kedua-duanya. Karena kehidupan
dunia mengantarkan kamu menuju akhirat. Oleh
karena itu jangan sekali-kali menjadi beban orang
lain.” (HR. Ibnu `Asakir)
12. MENJAGA LINGKUNGAN
ُْْثيِدَّحِْرِباَجِْْنبِْدْبَعِْهللارضىهللاعنهما,َْلاَق:َْكَْْتناْالَج ِرِلاَّنِمُْل ْوُضُفَْْني ِضَرَ,
ْوُلاَقَفَاهُر ِج َؤُنِْثُلُّثالِبِْعُبُّلر َوْْصِِنل َوِْف,َْلاَقَفُّْىِبَّنلص.م.:ْْنَمَْْتناَكُْهَلْض ْرَ
اَهْعَر ْزَيْلَفاَهَّْحنْمَيِل ْوَُْهَاخَْْنِإَفىَبَأْْلَفْْكِسْمُيُْهَض ْرَأ.
“Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada
beberapa orang dari kami mempunyai simpanan
tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan
tanah itu (untuk mengelolahnya) dengan sepertiga
hasilnya, seperempat dan seperdua. Rosulullah S.a.w.
bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka
hendaklah ia tanami atau serahkan kepada
saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia
enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri
memelihara tanah itu. “ (HR. Imam Bukhori dalam
kitab Al-Hibbah)
13. LANJUTAN
ُْْثيِدَّحَْسنَرضىهللاعنهَْلاَق:ْْنِامَمْمِلْسُمَْيُْس ِرْغُْع َر ْزَي ْوَاًع ْر َز
ُْلُكْأَيَفُْهْنِمْْريَطْانَسْنِ ْوََْمْيِهَب ْوَْةَْانَكَّالُِْهَلِْهِبْةَقَدَص.(خرجه
لبخارىفىكتابعة لمز)
“Hadits dari Anas r.a. dia berkata: Rosulullah
S.a.w. bersabda : Seseorang muslim tidaklah
menanam sebatang pohon atau menabur
benih ke tanah, lalu datang burung atau
manusia atau binatang memakan sebagian
daripadanya, melainkan apa yang dimakan
itu merupakan sedekahnya “. (HR. Imam
Bukhori)
14. LANJUTAN
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ْْعبَسي ِرْجَيِْدْبَعلِلَّْنُهُرْجَأَْوَْوُهيِفِْه ِْربَقْْعَبَْدِْهِت ْوَم:ْْنَمَْمَّلَعاًمْلِعْْوَأى َرْجَأًرْهَن
ْْوَأَْرَفَّحًرْئِبْْوَأَْسََرغًْالَْخنْْوَأَىنَبًد ِجْسَمَْأْْوَْثَر َواًفَّحْصُمْْوَأَْكَرَتًدَل َو
ُْرِفْغَتْسَيُْهَلَْدْعَبِْهِت ْوَم.
Tujuh perkara yang pahalanya akan terus mengalir
bagi seorang hamba sesudah ia mati dan berada
dalam kuburnya. (Tujuh itu adalah) orang yang
mengajarkan ilmu, mengalirkan air, menggali sumur,
menanam pohon kurma, membangun masjid,
mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang
memohonkan ampunan untuknya sesudah ia mati.[4]
[4]. Dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ (3602) dari Anas.
17. LARANGAN MENGANIAYA BINATANG
ِْنَعِْْنبَْرَمُعَّْنَأَْل ْوُسَرِْهللاَّْلَصىُْهللاِْهْيَلَعَْمَّلَس َوَْلاَق:ِْتَبِِذُع
ْةَأَرْمىِفْةَّرِهاَهْتَسَبَّحىَّتَّحَْتاَمْْتاًعوُجِْتَلَخَدَفَْارَّنل
Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah saw
bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke
dalam neraka karena seekor kucing yang
dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan
tidak diperkenankan makan binatang-
binatang kecil yang ada dilantai.” (HR.
Bukhari)