Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang 16 orang yang terkena laknat menurut ajaran Islam. Mencakup orang yang menyembelih untuk selain Allah, melindungi pelaku maksiat, mencela orang tua, merubah batas tanah, mengonsumsi minuman keras, memakan riba, dan lainnya. Disebutkan pula penjelasan singkat tentang arti laknat dan dosa-dosa apa saja yang termasuk mendapatkan laknat menurut hadis-
1. 16 Orang yang Terkena Laknat
Feb 19, 2016Muhammad Abduh Tuasikal, MScAkhlaq2 Komentar
Laknat itu artinya jauh dari kebaikan. Ada juga yang menyatakan, laknat adalah jauh dari Allah.
Jika laknat itu dari manusia dan makhluk, yang dimaksud laknat adalah celaan dan do’a.
Setiap yang terkena laknat Allah, maka ia berarti jauh dari rahmat Allah dan berhak
mendapatkan siksa, akhirnya binasa. Demikian disebutkan dalam Lisanul ‘Arab, 13: 387-388.
Yang dilaknat bisa jadi perbuatannya adalah kekafiran. Ini jelas jauh dari rahmat Allah dan
berhak mendapatkan azab Allah.
Bisa pula yang dilaknat tetap muslim, namun ia melakukan perbuatan yang pantas dapat laknat
seperti orang yang minum minuman keras, orang mencaci maki orang tuanya dan semacam itu.
Perbuatan yang dilakukan tentu saja termasuk al-kabair (dosa besar), namun tidak menyebabkan
ia kekal di neraka.
Karena kaedah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang patut diingat,
َلَخَد ْنِإَو ِم ََلْسِإلاَو ِدْيِحَّْوالت ىَلَع ِدْيِحَّْوالت ِلْهَأ ْنِم َاتَم ْنَمَهَلَعَف ٍبْوُنُذِب ََّارنالاَهْيِف ُدُلََْ َا َُُّنَِِف ا
“Siapa saja yang mati dari ahli tauhid dan ahli Islam dan ia masuk neraka karena suatu dosa,
maka ia tidak kekal di dalamnya.” (Syaikh Shalih Al-Munajjid dalam Fatwa Al-Islam Sual wa
Jawab no. 175522)
Dan sekali lagi, perbuatan yang dilaknat masuk dalam kategori dosa besar sebagaimana
disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin,
ْنِم َوُهَف َةَنْعَّلال ُُُتَبْوُقُع ْتَناَك ٍبْنَذ ُّلُكِبْوُنُّالذ ِرِائَبَك
“Setiap dosa yang hukumannya adalah mendapatkan laknat, dosa tersebut tergolong dalam dosa
besar.” (Durus wa Fatawa Al-Haram Al-Madani, hlm. 57)
Siapa Saja yang Terkena Laknat?
2. 1- Orang yang menyembelih untuk selain Allah
2- Orang yang Melindungi pelaku maksiat dan pelaku bid’ah
3- Orang yang mencela kedua orang tuanya
4- Orang yang merubah batas tanah
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda,
َنَعَلا َنَعَلَو ُِْيَدِالَو َنَعَل ْنَم َُّاَّلل َنَعَلَو اًثِدُُْم ىَآو ْنَم َُّاَّلل َنَعَلَو َِّاَّلل ِْْيَغِل َحَبَذ ْنَم َُّاَّللََُّّللَارَنَرْلا َرَّيَر ْنَم
“Allah melaknat siapa saja yang melakukan sembelihan (tumbal) pada selain Allah (menyebut
nama selain Allah, pen.). Allah melaknat orang yang melindungi pelaku maksiat (dan bid’ah).
Allah melaknat orang yang melaknat orang tuanya. Allah melaknat orang yang merubah batas
tanah.” (HR. Muslim, no. 1978)
Apa yang dimaksud melaknat orang tua?
Bisa yang dimaksud adalah menjadi sebab orang tuanya tercela.
Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, (beliau berkata bahwa) Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ُِْيَدِالَو ُلُجَّالر َنَعْلَي ْنَأ ِرِائَبَكْلا ََِبْكَأ ْنِم َّنِإ
“Sesungguhnya di antara dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya.” Lalu ada
yang berkata,
ُِْيَدِالَو ُلُجَّالر ُنَعْلَي َفْيَكَو َِّاَّلل َولُسَر ََي
“Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang bisa mencela kedua orang tuanya.” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
َُُّمَأ ُّبُسَيَو ، ُهََبَأ ُّبُسَيَف ، ِلُجَّالر ََبَأ ُلُجَّالر ُّبُسَي
“Seseorang mencela ayah orang lain, lalu orang lain tersebut mencela ayahnya. Dan seseorang
mencela ibu orang lain, lalu orang lain tersebut mencela ibunya.” (HR. Bukhari, no. 5973)
3. Berarti melaknat seperti di atas termasuk durhaka pada orang tua. Kenapa?
‘Uququl walidain atau durhaka pada orang tua adalah segala bentuk menyakiti orang tua.
Tidak termasuk durhaka jika kita mendahulukan kewajiban pada Allah. Juga tidak termasuk
durhaka jika kita tidak taat dalam maksiat.
Taat pada orang tua itu wajib dalam segala hal selain pada perkara maksiat. Menyelisihi perintah
keduanya termasuk durhaka. Lihat Syarh Shahih Muslim karya Imam Nawawi, 2: 77.
5- Orang yang mengonsumsi sesuatu yang memabukkan (khamar) dan menjadi
penyokongnya
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
َِّاَّلل ُولُسَر َنَعَل-وسلم ُعلي هللا صلى-َو اَهَبِراَشَو اَهَرِصَتْعُمَو اَهَرِاصَع اةَرَشَع ِرْرَْاْل ِِفُِْيَلِإ َةَلوُرَْْرْلاَو اَهَلِامَح
َُُل َةاَرَتْشُرْلاَو اَََل َىََِتْشُرْلاَو اَهِنَََث َلِآكَو اَهَعِئََبَو اَهَيِاقَسَو
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat dalam khamar sepuluh hal: (1) yang
memerasnya, (2) yang mengambil hasil perasannya, (3) yang meminumnya, (4) yang
mendistribusikannya, (5) yang memesannya, (6) yang menuangkannya, (7) yang menjualnya, (8)
yang memakan hasil penjualannya, (9) yang membeli secara langsung, dan (10) yang
membelikan untuk yang lainnya.” (HR. Tirmidzi, no. 1295. Hadits ini dinilai hasan shahih
menurut Syaikh Al-Albani)
6- Yang memakan riba dan menolong dalam terlaksananya transaksi riba
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
َِّاَّلل ُولُسَر َنَعَل-وسلم ُعلي هللا صلى-َس ْمُه َالَقَو ُِْيَدِاهَشَو َُُبِاتَكَو َُُلِكوُمَو ََبِالر َلِآكَواء
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, yang menyetorkan riba,
pencatat transaksi riba dan dua orang saksi dalam transaksi riba.” Beliau mengatakan, “Mereka
semua sama (dapat dosa, pen.).” (HR. Muslim, no. 1598)
Kaedah untuk memahami riba di antaranya,
4. اَبِر َوُهَف اةَعَفْنَم َّرَج ٍضْرَق ُّلُك
“Setiap piutang yang mendatangkan kemanfaatan (keuntungan), maka itu adalah riba.” (Lihat
Al Majmu’ Al-Fatawa, 29: 533)
7- Orang yang meratapi mayit
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata,
َِّاَّلل ُولُسَر َنَعَل-وسلم ُعلي هللا صلى-َةَعِرَتْسُرْلاَو َةََِّْائنال
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang meratapi dan meminta untuk
mendengar ratapan.” (HR. Abu Daud, no. 3128. Sanad hadits ini dha’if menurut Syaikh Al-
Albani)
8- Orang yang memberi suap dan yang menerima suap
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata,
َِّاَّلل ُولُسَر َنَعَل-وسلم ُعلي هللا صلى-.َىِشَتْرُرْلاَو َىِاشَّالر
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memberi suap dan yang
menerima suap”. (HR. Abu Daud no. 3580, Tirmidzi no. 1337, Ibnu Majah no. 2313. Kata
Syaikh Al Albani hadits ini shahih).
9- Pria yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai pria
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
َِّاَّلل ُولُسَر َنَعَل–وسلم ُعلي هللا صلى–ِبَشَتُرْلاَو ، ِاءَسِلنَِب ِالَجِالر َنِم َنيِهِبَشَتُرْلاِالَجِلرَِب ِاءَسِالن َنِم ِاتَه
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita
yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari, no. 5885)
Ibnu ‘Abbas juga berkata,
5. َُِِّّبنال َنَعَل–وسلم ُعلي هللا صلى–َقَو ِاءَسِالن َنِم ِتََل ِجَرَتُرْلاَو ، ِالَجِالر َنِم َنيَِّثنَخُرْلاَال«ْنِم ْمُوهُجِرْخَأ
ْمُكِتوُيُب. »َُِِّّبنال َجَرْخَأَف َالَق–وسلم ُعلي هللا صلى–َو ، اًنََلُفُف ُرَرُع َجَرْخَأاًنََل
“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang bergaya
seperti wanita dan wanita yang bergaya seperti pria.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian.”
Ibnu ‘Abbas katakan, “Nabi pernah mengeluarkan orang yang seperti itu. Demikian halnya
dengan ‘Umar.” (HR. Bukhari, no. 5886)
Begitu pula dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
َِّاَّلل َولُسَر َّنَأ-وسلم ُعلي هللا صلى-َنَعَلُسَبْلَت َةَأْرَرْلاَو ِةَأْرَرْلا َةَسْبُل ُسَبْلَي َلُجَّالرِلُجَّالر َةَسْبُل
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan
wanita yang memakai pakaian lelaki.” (HR. Ahmad, no. 8309, 14: 61. Sanad hadits ini shahih
sesuai syarat Muslim, perawinya tsiqah termasuk perawi Bukhari Muslim selain Suhail bin Abi
Shaih yang termasuk perawi Muslim saja).
10- Orang yang menyambung rambut
11- Orang yang bertato
Dari Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma , ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َةَ
ِِشْوَتْسُرْلاَو َةَ
ِاِشَوْلاَو ، َةَلِصْوَتْسُرْلاَو َةَلِاصَوْلا َُّاَّلل َنَعَل
“Allah melaknat perempuan yang menyambung rambut, perempuan yang meminta
disambungkan rambutnya, begitu pula perempuan yang membuat tato dan yang meminta
dibuatkan tato.” (HR. Bukhari no. 5933, 5937 dan Muslim no. 2124).
12- Orang yang memimpin kaumnya lantas kaumnya tidak suka padanya (dalam hal
terkait agama, pen.)
13- Istri yang tidak taat pada suami
14- Tidak memenuhi panggilan azan untuk shalat berjama’ah
6. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
َِّاَّلل ُولُسَر َنَعَل-وسلم ُعلي هللا صلى-َتََب ةَأَرْامَو َنوُهِراَكَُُل ْمُهَو اامْوَق َّمَأ لُجَر اةَثََلَثاَهْيَلَع اَهُجْوَزَو ْت
ِاخَسْبُُِي ََْل َُُّث ِحََلَفْلا ىَلَع َّىَح َعََِس لُجَرَو ط
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat tiga orang: (1) orang yang memimpin
kaumnya lantas mereka tidak suka (lantaran penyimpangan agama, bukan masalah dunia, pen.),
(2) istri yang di malam hari membuat suaminya membencinya (karena tidak mau taat pada
suami, pen.), (3) ada orang yang mendengar ‘hayya ‘alal falaah’ (marilah meraih kebahagiaan)
lantas ia tidak memenuhi panggilan berjamaah tersebut.” (HR. Tirmidzi, no. 358. Hadits ini
sanadnya benar-benar lemah menurut Syaikh Al-Albani)
15- Orang yang menyetubuhi di dubur (seks anal)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَهِرُبُد ِِف اةَأَرْام ىَتَأ ْنَم ونُعْلَم
“Benar-benar terlaknat orang yang menyetubuhi istrinya di duburnya.” (HR. Ahmad, 2: 479.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits tersebut hasan)
16- Orang yang gila dunia dan tidak mau mendalami agama, bahkan tidak menyukainya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
اارِلَعَتُم ْوَأ اارِالَع ْوَأ ُهَااَو اَمَو َِّاَّلل َرْكِذ َّاِإ اَيهِف اَم ونُعْلَم ةَنوُعْلَم اَيْنُّالد
“Dunia dan seluruh isinya dilaknati, kecuali dzikir mengingat Allah, segala yang dicintai-Nya,
orang yang berilmu atau orang yang sedang belajar menuntut ilmu.” (HR Ibnu Majah, no. 4112;
Tirmidzi, no. 2322. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Yang jelas janganlah jadi orang yang asal-asalan dalam beramal. Dari Al-Hasan Al-Bashri, dari
Abu Ad-Darda’, ia berkata,
7. ُتْلُقَف : َالَق .ُكَلْهَتَف َةَسِامَاْل ْنُكَت َاَو ، اًّبُُِم ْوَأ ، ااعِرَتْسُم ْوَأ ، اارِلَعَتُم ْوَأ ، اارِالَع ْنُكِلِنَم : ِنَسَْْل
ُعِدَتْاملب : قال ؟ ُةَسِامَاْل
“Jadilah seorang alim atau seorang yang mau belajar, atau seorang yang sekedar mau dengar,
atau seorang yang sekedar suka, janganlah jadi yang kelima.” Humaid berkata pada Al-Hasan
Al-Bashri, yang kelima itu apa. Jawab Hasan, “Janganlah jadi ahli bid’ah (yang beramal asal-
asalan tanpa ilmu, pen.) (Al-Ibanah Al-Kubra karya Ibnu Batthah)
17.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad marfu’ –sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam-, di mana beliau bersabda,
ُنِمْدُم َةَّنَْاْل ُمِهْيَلَع َُّاَّلل َمَّرَح ْدَق ةَثََلَثْهَأ ِِف ُّرِقُي ىِذَّلا ُوثُّيَّدْلاَو ُّاقَعْلاَو ِرْرَْاْلََْبُْاْل ُِِل
“Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka
pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada
keluarganya.” (HR. Ahmad 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain)
Sumber: https://rumaysho.com/10171-tipe-suami-yang-tidak-punya-rasa-cemburu-dayyuts.html
Hanya Allah yang memberi taufik untuk menjauhi setiap dosa yang dilaknat.
—
@ Gunawangsa, Surabaya, 11 Jumadal Ula 1437 H
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat,
@RemajaIslam
Sumber: https://rumaysho.com/12940-mereka-yang-terkena-laknat.html