1. 3 WASIAT RASULULLAH
DISUSUN DAN DISAMPAIKAN OLEH UST. IRFAN TAJU SALATHIN
Y a n g P e n t i n g U n t u k K e h i du pan m u
2. Sungguh bahagia orang yang menjadikan petuah dan
wasiat Gurunda Rasûlullâh sebagai panduan hidupnya
karena beliau adalah sebaik-baik guru yang memberikan
wasiat.
Allah mengutus Rasulullah sebagai seorang mu’allim (guru).
Beliau bersabda, “Dan sesungguhnya aku diutus sebagai
seorang guru.”
(HR. Ibnu Majah).
3. Beliau menunaikan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya
sebagimana sahabat Muawiyah bin al-Hakam berkata, “Aku
belum pernah bertemu dengan seorang pendidik yang lebih baik
pengajarannya daripada beliau.” (HR. Muslim)
Berikut ini adalah sebagian dari wasiat yang pernah disampaikan
oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para
Shahabatnya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah wasiat yang
singkat namun sarat makna serta menyentuh hati.Wasiat yang
menghimpun kebaikan dunia dan akhirat dengan sempurna
4.
ِب
َّ
النى
َ
لِإ ٌل ُجَر َاء َج َال
َ
ق َ
وبُّي
َ
أ يِب
َ
أ ْ
نَع
َ
و ِهْي
َ
لَع ُ َّ
َّللا ى
َّ
لَص ِي
اَي َال
َ
ق
َ
ف َم
َّ
ل َ
س
ُ
قا
َ
ذِإ َال
َ
ق ْز ِ
جْ
و
َ
أَ
وي ِن ْمِلَع ِ
َّ
َّللا َلو ُ
سَر
َص ِ
لَص
َ
ف
َ
كِت
َ
َلَصيِف
َ
ت ْم
ٍ
ع ِدَ
وُم
َ
ة
َ
َل
ْج
َ
أَ
و ُه
ْ
نِم ُر ِذ
َ
تْع
َ
ت ٍ
م
َ
َل
َ
كِب ْم
َّ
ل
َ
ك
َ
ت
َ
َلَ
و
َّ
الن ِِْي
َ
أيِفاَّمَع َ
َ
ْ
َْي
ْ
ال ِْْم
ِ
َا
Dari AbuAyyub dia berkata,“Seorang laki-laki datang kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata,“Wahai Rasulullah, ajarkanlah
kepadaku (ilmu) yang singkat padat.” Beliau bersabda,“Apabila kamu
(hendak) mendirikan shalat maka shalatlah seperti shalatnya orang yang
hendak berpisah. Janganlah kamu mengatakan suatu perkataan yang akan
kamu sesali. Berputus asalah dari apa yang dimiliki manusia.” (HR. Ibnu
Majah, dihasankan Al-Albany)
5. Wasiat Pertama: ا
َ
ذِإ
ِ
لَص
َ
ف َ
كِت
َ
َلَصيِف
َ
ت ْم
ُ
ق
ٍ
ع ِدَ
و ُم
َ
ة
َ
َلَص
Shalatlah Sebagaimana Orang yang Hendak Berpisah
Bila kita tahu seandainya shalat kita adalah yang terakhir dan setelah itu
kita mati, tentu kita akan membaguskan shalat tersebut. Kita akan
berusaha untuk khusyu’ dan berharap shalat kita diterima oleh Allah.
Khusyu’ ketika rukuk, tunduk dan menghina ketika sujud, serta tidak
tergesa-gesa dalam shalat.
6. Rasulullah menjadikan shalat sebagai qurratu ‘aini. Sebagaimana sabdanya,
“Dan dijadikan penyejuk mata hatiku dalam shalat.” (HR.Ahmad dan
Nasa’i)
Rasulullah bersabda,“Wahai Bilal, (kumandangkan iqamah) untuk shalat.
Dan buatlah kami istirahat dengannya.” (HR.Abu Daud dan Ahmad)
Itulah shalat bagi orang mukmin, istirahat dari kepenatan,kesusahan dan
kesempitan dunia, menuju keluasan, kenyamanan dan kelapangan dalam
shalat bermunajat kepada Allah.
Ia akan hidup dalam setiap detik yang dilalui dalam shalatnya, menghayati
setiap doa yang dibaca dan ayat yang didengar, merinding kulitnya ikut
merasakan getaran iman. Bersegera kepada kebaikan dan takut serta lari
dari tindak keji dan kemungkaran.
8. Jika shalat kita bagus maka kebahagiaan dan keselamatan yang
didapat, Rasulullah bersabda,“Yang pertama kali dihisab
(dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari kiamat
adalah shalat; jika shalatnya baik maka dia beruntung dan
selamat, dan jika shalatnya rusak maka dia merugi.Apabila ada
sesuatu yang kurang dari shalat wajibnya,Allah berfirman;maka
lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai shalat sunnah?” Lalu
kekurangannya dalam shalat fardhu disempurnakan dengannya.
Kemudian semua amalan ibadahnya juga seperti itu.” (HR.Abu
Daud,Tirmidzi dan Nasai)
9. Wasiat Kedua:
ُه
ْ
نِم ُر ِذ
َ
تْع
َ
ت ٍ
م
َ
َل
َ
كِب ْم
َّ
ل
َ
ك
َ
ت
َ
َلَ
و
Jagalah Lisan dan Jangan Mengatakan Suatu Perkataan yang Menyesalkan
Sebagaimana perkataan orang kafir, yang mengatakan,“Allah yang Maha
Pemurah mempunyai anak.”
“Sesungguhnya kalian telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat
mungkar.Hampir-hampir langit pecah karena Ucapan itu, dan bumi terbelah,
dan gunung-gunung runtuh, Karena mereka mendakwakan Allah yang Maha
Pemurah mempunyai anak.” (QS. Maryam: 88-91)
10. Orang yang lahirnya Islam juga bisa keluar dari keislamannya gegara kalimat yang
diucapkan, meskipun hanya candaan. Kisah orang-orang munafik di Tabuk perlu
menjadi pelajaran.Mereka berkata,“Aku tidak pernah melihat orang yang perutnya
lebih besar (rakus terhadap makanan), lebih suka berbohong serta pengecut ketika
bertemu musuh dalam perang dari pada ahli qiro’ah kami (yang dia maksudkan adalah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiallahu‘anhum).” Maka
turunlah ayat,
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan manjawab,“Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja.” Katakanlah,“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya
kamu selalu berolok-olok?”Tidak usah kamu minta maaf,karena kamu kafir sesudah
beriman…” (QS.AtTaubah: 65-66).
11. Wasiat Ketiga: ال ِِْي
َ
أيِفا َّمَع َ
َ
ْ
َْي
ْ
ال ِْْم ْج
َ
أَ
و
ِ
َا
َّ
ن
Berputus asalah dari apa yang dimiliki manusia
Jika manusia melihat seseorang yang Allah berikan kenikmatan yang lebih
maka jiwanya akan meminta dan menuntut kenikmatan tersebut dan
memandang kecil nikmat Allah yang sudah ada ditangannya. Ia menjadi
rakus dan tamak untuk mendekati atau mendapatkan apa yang dimiliki
orang lain. Bila tidak mendapatkannya dan justru upaya keras mengejar
dunia itu malah menghancurkannya ia akan meminta-minta kepada
manusia, sehingga hidup dalam kehinaan,dan orang tidak suka padanya.
12. Seorang muslim harusnya berputus asa dari apa yang dimiliki
manusia.Merasa tidak butuh terhadap apa yang dimiliki manusia,
tapi hendaknya ia menggantungkan kebutuhan dan
permintaannya hanya kepadaAllah Azza wa Jalla.
Orang yang tidak meminta-minta dan menjaga kehormatannya,
maka manusia akan mencitainya.Bila telah merasa cukup dengan
pemberianAllah maka ia akan tercukupi dan merasa kaya. Bila
jiwanya kaya dan terjaga kehormatannya maka ia hidup dengan
mulia dan Bahagia.