Makalah ini membahas tentang peranan sterilisasi dalam bidang kebidanan. Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan benda dari semua mikroorganisme untuk mencegah infeksi. Tujuan sterilisasi adalah mencegah infeksi, merusak makanan, dan mencegah kontaminasi. Ada beberapa metode sterilisasi seperti mekanik, pemanasan, sinar, dan kimia. Sterilisasi digunakan di rumah sakit dan ruang operasi untuk mencegah
1. Tugas Makalah MIKROBIOLOGI
Dosen : LA HAINO S.Pd.,M.Si
PERANAN STERILISASI
DALAM BIDANG KEBIDANAN
OLEH:
NAMA : IRMA WAHYUNI
NIM : PSW.B.2014.1B.0008
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014
2. KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puja dan puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa yang mana telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah tentang Peranan Strerilisasi dalam Bidang
Kebidanan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan,saya selaku penulis menfharap kritik dan
saran agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Raha, November 2014
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….………. …….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………. …….
C. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Sterilisasi…………………………………………... …… …….
B. Tujuan Sterilisasi……………………………………………………………..
C. Macam-macam Sterilisasi…………………………………………………….
D. Aplikasi Sterilisasi dalam Keseharian Dunia Kesehatan dan Kebidanan…….
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………… ..
3.2 Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup bidang kebidanan memberikan asuhan kebidanan baik pada pasien yang
beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi
sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara
mempelajari ilmu bakteriologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi. Selain itu, diperlukan
juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara
lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan . Perkembangan ilmu
mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besar bagi dunia kesehatan, dengan
ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti
untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril
ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk
mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sterilisasi
2. Apa tujuan Sterilisasi
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana aplikasi sterilisasi dalam keseharian dunia kesehatan dan kebidanan
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui arti sterilisasi, tujuan
sterilisasi, macam-macam sterilisasi dan aplikasi sterilisasi dalam keseharian dan kebidanan.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-lain)
dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang
apatogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme
luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan
obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam
bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi juga
dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora
yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan
panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas
kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan steralisasi ulang.
Tujuan Sterilisasi
Adapun tujuan dari sterilisasi adalah
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni.
C. Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
6. Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan
yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L,
dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
b. Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.
Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak
sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
c. Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15
menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium
perfingens dan Cl. Botulinum
d. Uap air panas bertekanan
Menggunakan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang
bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik
digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi selama 7
hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka
otoklaf baik, kesterilannya, keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf.
Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh kuman: tbc,
brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari
lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b. Absorbsi as. NukleatDaya kerja
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
7. d. Penetrasi lemahKelemahan
Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan, terutama bila
panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan
cawan petri dpt disterilkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”.
3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi dengan cara kimia, yaitu:
1. Rongga (space)
2. Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3. Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
4. Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap
6. Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia, yaitu:
1.Jenis bahan yang digunakan
2.Konsentrasi bahan kimia
3.Sifat Kuman
4.pH
5.Suhu
c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi, yaitu:
1.Alkohol
a) Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak
b) Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif
2.Halogen
a) Mengoksidasi protein kuman
3.Yodium
a) Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
b) Efektif terhadap berbagai protozoa
4.Klorin
a) Memiliki warna khas dan bau tajam
b) Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
8. 5.Fenol (as. Karbol)
a) Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan
permukaan
b) Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
6.Peroksida (H2O2)
a) Efektif dan nontoksid
b) Molekulnya tidak stabil
c) Menginaktif enzim mikroba
7.Gas Etilen Oksida
a) Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik
1. Aplikasi Sterilisasi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan Dan Kebidanan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan
mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga
dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin, selain
menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur invasive sepeti:
a. Mengisap jalan napas pasien
b. Memasukkan kateter urinarius
c. Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi dengan duk steril atau lapisan tebal kertas berlilin atau
kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat kebanyakan peralatan dan suplai
dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara
teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan yang dijual
dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, srung tangan dan masker, tidak
saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan
peralatan, tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
d. Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan pencemaran oleh
mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk mengurangi
pencemaran, dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari
9. permukaan.Pinggan-pinggan petri yang menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan
sesudah pembersihan merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas
yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan kombinasu
pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah cukup, kecuali bila spencemrannya
hebat, maka perlu digunakan desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi
yang cukup selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air
untuk mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari
untuk mengurangi pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk
membersihkan permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka
dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di
bersihkan. Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih mudah
dicapai.
e. Universal Precaution
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui darah .Berlaku
universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu ataupun tidak tahu status
infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan
berbagai penyakit.
f. Cuci Tangan
Pencegahan infeksi yang paling penting harus merupakan kebiasaan yang mendarah
daging bagi tenaga kesehatan harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
kebidanan walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan
dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat perlindungan diri secara lengkap ketika melakukan
prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
g. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak berdekatan
dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai menjadi arang.
h. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
1) Desinfekatan :
a) Aseptik/Asepsis
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk
mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg sering menyebabkan
infeksi.
10. Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada permukaan hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
b) Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau bagian tubuh
lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
2) Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yg dilakukan
di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan parasit) termasuk
endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering
(oven), sterilan kimia atau radiasi.
a) Pemprosesan Alat
b) Dekontaminasi
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum dibersihkan. Tujuan
dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman,
terutama petugas pembersih medis sebelum pencucian berlangsung.
c) Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah, atau cairan tubuh
lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko
bagi mereka yg menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan
sabun atau detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
d) Sterilisasi/DTT.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2. beberapa tujuan sterilisasi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah makanan menjadi
rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi
terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
3. sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sebagai
penulis sangaat mengharapkan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini dan
sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.
12. DAFTAR PUSTAKA
Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk kebidanan
Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC,
Jakarta.
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC