SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Manusia didunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang
mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupata tahapan dan
rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila mampumenyelesaikan
dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila mengingkarinya ketentuan yang ada
akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
Terkadang manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan.
Manusia seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui
batatas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang menghadapi cobaan
yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang tersebut menjadi frustasi
dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu malah semakin menambah
penderitaan. Adapula ketika merasa kesabaran sudah dibatas perjuangan berhenti
melakukan perjuangan padahal keinginan yang diharapkan selangkah lagi tercapai
sehingga tetap pada pendedritaan dan menyesal ketika harapan yang dicitakan berlalu
begitusaja dihadapanya. Ada pula yang menjalani hidup dengan sikap noverkonviden
(bermain aman), tidak mau menghadapi masalah atau lari ndari masah namun yang
terjadi mendapati pada suatu penderitaan. Ada pula yang mencoba berkelik dari masalah
dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun di akhirat berujung pada penderitan.
Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah baik yang
menyusahkan atau yang menggembirakan. Masalah timbul karena adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Proses dalam menghadapi kesenjangan seringkali
dihadapkan pada lika-liku kehidupan yang sering dianggap sebagai suatau penderitaan.
Susah maupun senang merupakan dua agenda yang silih berganti tejadi dalam
kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Manusia selalu
untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses di dunia ini untuk
mencari bekal untuk akherat dengan menjalani suka duka yang ada di dunia.
Manusia juga dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun
duka untuk semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan
meratapi penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu
yang bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena ada
hikmah dibalik penderitaan.
Penderitaan datang tak terduga begitupula kebahagian datang dari celah tak
terduga. Sehingga manusia dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi suka maupun
duka di kehidupan ini. Dan sepatutnya kita berani menghadapi dalam menyelesaikan
persoalan hidup ini, tidak pilih-pilih saat senang semangat sat susah loyo, atau saat duka
tabah saat senang tidak bersukur. Kita perlu belajar dari pengalaman dan cepat bankit
saat tergelincir.
Semangat juga bukan semangat yang melampaui batas, dan berusaha
menenenagkan hati, sabar menghadapi penderitaan hati iklas lilahita ala mengharap
ridho Allah. Karena solusi-solusi saat menghadapi penderitaan akan mudah muncul saat
hati tenang dan berfikir jernih. Berbeda dengan tergesa-gesa menyebabkan solusi di
depan mata terlihat jauh. Dan terkadang hal penunjang terabaikan sehingga menambah
masalah baru. kita juga bukan hanya menunggu desakan solusi tapi perlu menyambut
solusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari penderitaan?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian penderitaan
2. Mahasiswa dapat memahami hubungan manusia dengan penderitaan.
3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi pender
4.Mahasiswa dapat memahami penyebab terjadinya penderitaan
5. Mahasiswa dapat memahahami pengaruh penderitaan yang di hadapi dalam
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan
serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau
menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang
tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin.
Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang
mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi
kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat
dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang
ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan
membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih
karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena
tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul
dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan
kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat
kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya
mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian menjadi
tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan.
Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu
kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi
orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan
menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada
pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan
menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama, penderitaanya
sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal dapat datang kepada siapapun
tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda. Penderitaan dapat muncul
kapanpun dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang hari, suasana pengap, ada kipas
anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur
merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan minum air dingin.
Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC, banyak
buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan ingin cepat pulang. Ada lagi
orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita tidak dapat wisata saat liburan,
namun ada pula orang yang berpergian membawa uang banyak tanpa bekal hendak
liburan ternyata mobil mogok di daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan
siang tiba, rasa lapar mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari
penderitaan karena tidak ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau
keegoisan penumpang lain menambah penderitaan.
Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat
dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan hidup bila tidak
yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus
berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi
energi untuk bangkit berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang akan
datang.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah
dari suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat penderitaan menyebabkan
kegelapan dalam kehidupan.
Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat
mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang berlarut-larut
dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan diri dari penderitaan
dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami.
Penderitaan juga dapat "menular" dari seseorang kepada orang lain. Misal
empati dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan. Atau sekedar
simpati dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan perenungan.
Contoh gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya diantaranya
tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat asal Denmark
yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil banyak mengalami penderitaan.
Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk
Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya,
juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun
berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren
Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan
ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan
dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan
mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba
mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya
dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang
besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil,
yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini
menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga
ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi
filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya
yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil
fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya.
Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya
berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk
menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi
pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam
kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat
dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah
sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael
Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).
Dalam riwat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief Candi
Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang pangeran (Sidharta) yang
meninggalkan istana yang bergelimangan hata, memilih ke hutan untuk menjadi biksu
dan makan dengan cara megembara di hutan yang penuh penderitaan.
Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan. Buya Hamka
mengalami penderitaany hebat pada masa kecil, hingga ia hanya mengecap sekolah
kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar pada zamanya, berkat perjuangan hidup
melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hata yang beberapa kali mengalami
pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.
Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa
besar, berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa
munafik plin-plan, dengki, iri dan sebagainya.
B. Hubungan Manusia dengan Penderitaan
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang
maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang
bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan
penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya.
Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti
memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan
membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia
akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah
melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi
akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan
insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga
nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak
dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu
mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami
kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat
memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena
bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia
selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak
untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi
kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada
penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada
penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari
penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah
dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin
menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai
menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan
memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang
terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak
mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring
manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka. Adapun akan lebih jelas akan
dibahas sebagai berikut.
1. Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk
pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Siksaan juga
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa
atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Apa bila
berbicara tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangangat mengerikan,
bahkan mendirikan bulu kudu kita. Didalam benak kita, terbayang seseorang yang
tinggi cesar, kokoh kuat dan dengan muka seram sedang menggenggam cemeti yang
siap mencambukkan tubuh orang yang akan disiksa; atau ia memegang batangan besi
yang sudah panaskan ujungya sampai merah dan siap ditempelkan pada tubuh orang
yang akan disiksa. Semua itu dengan maksud agar orang yang disiksa memenuhi
permintaan penyiksa atau sebagai perbuatan balas dendam.
Siksaan pada manusia juga dapat menimbulkan kreatifitas bagi yang pernah
mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau
tak langsung. Hal itu terlihat dari banyak cerpen, novel, berita, atau filem yang
mengisahkan tentang siksaan. Dengan menyimak hasil seni atau berita kita dapat
mengambil arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan kekakwaan, tetapi juga
hati yang telah dikuasi hawa nafsu, godaan setan, tidak mengenal perikemananusiaan
dan sebagainya.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan
pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan
pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat
untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.
Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah
agama atau cuci otak politik.
Siksaan yang sifatnya psikis tersebut dapat menimbulkan gejala pagda penderita
bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan berlebih-lebihan yang tidak
pada tempatnya disebut phobia. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa
ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan,
kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala
dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah
laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-
sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju
bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam
keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih
parah.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami
manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki,
memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40
surat Al Ankahut menyatakan :
"masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya.
Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang
diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang
kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan
seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka,
namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya”.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan
banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman
pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
Adapun siksaan bersifat psikis dapat di klasifikasi seperti:
• Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang
mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis
manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
• Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap
manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama
dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang
berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia
• Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh
manusia.
• Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya
manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.
2. Rasa Sakit
Rasa Sakit adalah rasa yang di alami manusia akibat menderita suatu penyakit.
Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda,
orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun kesemuanya tidak dapat
menghindarkan dari rasa sakit.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian sebap akibat, karena sikraan,
orang merasa sakit; dan karena merasa sakit orang menderita. Atau karena penyakitnya
tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
3. Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara
lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami
kekalutan mental adalah :
• Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
• Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah
a. Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
• gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rokhaninya
• Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita ganguaan kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan
persoalan.
• Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalam gangguan
b. Sebab-sebab timbulnya Kekalutan Mental
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut :
• Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna;
hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
• Terjadinya konflik sosial budaya; terjadinya konflik sosial budaya diakibatkan norma
berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia
tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan
diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru
yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
• Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
c. Proses-proses Kekalutan Mental
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif
dan negatif.
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang
positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami
fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi
antara lain :
• Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan
secara fisik berakibat mudah terjadi Hypertensi atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitarnya
• Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
• Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya
dengan membisu
• Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-
sikap sendiri yang negative kepada orang lain
• Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya
• Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior dari paa orang lain
• Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi
dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang
sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini
dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah
hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif
biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain.
4. Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat dosa dan terbayang dalam ingatan, siksaan
yang luar biasa dan penderitaan hebat. Jelas bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit,
dan penderitaan memiliki suatu rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang
neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentan dosa berati berbicara kesalahan.
Seperti yang tertuang dalam Quraan Surat Al Fath ayat 6 yang artinya:
"Dan supaya dia menyiksa orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, orang-orang
yang musyrikin laki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap
Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka, dam menyediakan
neraka jahanam baginya. Dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat
kembali".
(Q.S. Al-Fath : 6)
C. Cara Manusia Menghadapi Penderitaan
] Manusia memiliki berbagi cara meng hadapi penderiataan mulai dari
berewkspresi dengan seni, meminta bantuan orang lain. Hingga manusia merasa mampu
melewati penderitaan tersebut. Selagi nyawa ada manusia tak akan pernah berhenti
berjuang mengatasi masalah.
1. Penderitaan Dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah
kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang
menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams
berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11,
bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
berusaha merubahnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk
bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang
menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams
berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11,
bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup.
Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar
dan bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang
menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan
penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan,
mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau
kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
2. Penderitaan, Media Masa dan Seniman
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana
alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas
Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira
muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan
dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk
berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan
berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka
dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui
organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke tempat-
tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-
peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian
masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia
terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang
dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat
menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana
penderitaan anak bemama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri
yang difilmkan dengan judul "Arie Hangara".
D. Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
Penderitaan dapa munsul dari berbagai sebab. Penyebab tesebut kadang dating
tak terduka. Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia
supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat mempetbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan
nasib buruk itu manusia penyebabnya.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan itu.
Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus
penderitaan dapat diungkapkan beriktu ini :
(1) Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata
hatinya terang benderang. Kanena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas, dan akhimya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis.
Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
(2) Tenggelamnya Fir'aun di laut Merah seperti disebutkan dalam Al-Qur'an adalah azab
yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fir'aun adalah raja
Mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir'aun bersama bala tentaranya mengejar
nabi Musa dan pengikut-pengikutnya menyeberang laut Merah, laut itu terbelah dan
Nabi Musa serta para pengikutnya berlalu. Ketika Fir'aun dan tentaranya berada tepat di
tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan mereka
semua tenggelam.
E. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia,
sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa
"sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur".
Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup
bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif,
tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya
anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan
sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
1. Penderitaan dan Kenikmatan
Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan
adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus
dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan
ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam
penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti
bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti
kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan
seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan
dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu
itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan
penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang
ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan
bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci
menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
a. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk
mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
b. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada
kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia
hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-
kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan.
Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran
kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak
jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai
apa yang ingin dicapai atau dikejarnya.
Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan
pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir,
melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang
membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan
sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam
pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan
penderitaan.
2. Penderitaan dan Kasihan
Kembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak
terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia
merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah
suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak
menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan
semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh.
Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan
adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar
belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap
penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata,
penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju
kepada manusia harus ditolak, katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, di mana letak
humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup
manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang
membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila
demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh
kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha
sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya
.
3. Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia.
Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali,
abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri
hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan
tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di
segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya,
karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-
orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda-
tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota
badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak
dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak
dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah,
bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat
mengingat-Nya.
Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita.
Allah berfirman:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia selain hanya untuk menyembah kepada-Ku”.
(QS. 51: 56)
“Barangsiapa merasa mengerti sesuatu, tetapi tidak mengenal Allah, sesungguhnya
orang tersebut tidak mengerti apa-apa. Barangsiapa mempunyai sesuatu yang
dicintainya lebih daripada mencintai Allah, maka sesungguhnya hatinya sakit.
“katakanlah, hai Muhammad, apabila orang tuamu, anakmu, saudaramu, istrimu, handai
tolanmu, harta bendamu yang engkau tumpuk dalam simpanan serta barang dagangan
yang yang engkau khawatirkan ruginya dan rumah tempat tinggal yang kamu senangi
itu lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah, maka
tunggulah sampai perintah Allah datang”. (QS. 9: 24).
Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu
keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan,
gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau
perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar.
Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak
sadar atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit
dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
“Dan kalau Kami mengkhendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga
kamu dapat benar-benar mengenal mereka dengan tanda-tandanya, tetapi kamu
mengenal mereka dari bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan
kamu”. (QS. 47: 29-30).
Demikianlah Al-Quran telah mengisyaratkan tentang adanya ciri-ciri orang yang
tidak sadar (menderita) lewat kata-kata yang keliru, sejak 14 abat yang lalu sebelum
dikemukakan oleh Freud, penemu teori psikoanalisis. Bahkan sebuah hadist
mengatakan:
“Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan
memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila
penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180).
Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut:
“Kecuali orang yang datang ke hadirat Allah SWT dengan hati yang suci”. (QS. 26: 89
).
Jadi, mengenal atau makrifat kepada Allah yang membawa semangat taat kepada Allah
SWT dengan cara menentang hawa nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan
penyakit dalam hati (menderita gelisah) (Al-Ghazali, abad ke-11).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam materi ini kita dapet mengetahui tentang apa itu penderitaan,
Kehidupan manusia tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya pasti ada yang
menyenagkan dan menyusahkan. Pederitaan juga memiliki hubungan yang sangat erat
dengan manusia, rasa sakit, siksaan menuntut manusia auntuk bankit nenjadi lebih baik
namun ada yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan Mental. Apa bila manusia tidak
mampu melewati sesuai denan khaidah agama manusia akan mendapat penderitaan di
akhirat berupa pemyiksaan di dalam neraka.
Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang
berbeda untuk menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan
positif dan negatif, misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan
penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah peluang
dalam melakukang sebuah inovasi baru, sedangkan yang negatif ia akan trauma dan
membuat kondisi ia menjadi labil karena terlalu berlebihan mengikapi penderitaannya
dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kesehatan rohani setiap orang harus
dijaga agar terhindar dari kekalutan mental yang bisa merusak psikis kita.
B. Saran
Diharapkan kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan
penelitian lebih lanjut pada sub bab. Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini.
Sehingga dapat memahami lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/manusia-dan-penderitaan/
http://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan
htmlhttp://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/manusia-dan-penderitaan.html
http://ochaayu.blogspot.com/2010/04/pengertian-penderitaan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/tugas-ibd-manusia-dan-penderitaan-
minggu3/
buta.

More Related Content

What's hot

Manusia dan Penderitaan
Manusia dan PenderitaanManusia dan Penderitaan
Manusia dan Penderitaanmettaberliana1
 
Seni mengampuni dan kerahiman ilahi
Seni mengampuni dan kerahiman ilahiSeni mengampuni dan kerahiman ilahi
Seni mengampuni dan kerahiman ilahiAlfonsus Widhi
 
Manusia dan Penderitaan
Manusia dan PenderitaanManusia dan Penderitaan
Manusia dan Penderitaandidanputra1
 
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthbRisalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthbNur Anita Okaya
 
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asaMuhsin Hariyanto
 
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunanDavid Syahputra
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanManusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanFajar Fuzhu
 

What's hot (8)

Manusia dan Penderitaan
Manusia dan PenderitaanManusia dan Penderitaan
Manusia dan Penderitaan
 
Seni mengampuni dan kerahiman ilahi
Seni mengampuni dan kerahiman ilahiSeni mengampuni dan kerahiman ilahi
Seni mengampuni dan kerahiman ilahi
 
Pengobatan Pikiran
Pengobatan PikiranPengobatan Pikiran
Pengobatan Pikiran
 
Manusia dan Penderitaan
Manusia dan PenderitaanManusia dan Penderitaan
Manusia dan Penderitaan
 
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthbRisalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
Risalah untuk ukhti muslimah sayid quthb
 
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
 
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
05 waktu untuk penyembuhan -pengampunan
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanManusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan
 

Similar to Bab i

Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan Lela Warni
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanManusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanAbdul Khaliq
 
Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"
Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"
Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"KusugaKun
 
Presentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-com
Presentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-comPresentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-com
Presentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-comsittajamila11
 
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin Robert Bellarmine
 
Asuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematian
Asuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematianAsuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematian
Asuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematianOperator Warnet Vast Raha
 
Pelajaran tentang penderitaan
Pelajaran tentang penderitaanPelajaran tentang penderitaan
Pelajaran tentang penderitaanalbertus purnomo
 
Asuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptx
Asuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptxAsuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptx
Asuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptxyuni937436
 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxRuby Santamoko
 
Materi PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini new
Materi PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini newMateri PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini new
Materi PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini newBP PmkkotaKupang
 
Hikmah setelah mengalami gangguan jiwa
Hikmah setelah mengalami gangguan jiwaHikmah setelah mengalami gangguan jiwa
Hikmah setelah mengalami gangguan jiwaBagus Utomo
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan WahyuniNur1
 
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan PenderitaanIlmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaantianachris
 
Syukur saat ditimpa musibah
Syukur saat ditimpa musibahSyukur saat ditimpa musibah
Syukur saat ditimpa musibahROSHIDAABUHAMID
 

Similar to Bab i (20)

Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaanManusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan
 
Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"
Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"
Ilmu Budaya dasar bab 6 "Manusia Dan penderitaan"
 
Presentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-com
Presentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-comPresentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-com
Presentasi ilmu-budaya-dasar-sittajamila11-wordpress-com
 
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
Cara-cara untukPenyembuhan Luka Batin
 
Asuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematian
Asuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematianAsuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematian
Asuhan pada pasien dengan masalah kehilangan dan kematian
 
bertarung dengan Allah
bertarung dengan Allah  bertarung dengan Allah
bertarung dengan Allah
 
Pelajaran tentang penderitaan
Pelajaran tentang penderitaanPelajaran tentang penderitaan
Pelajaran tentang penderitaan
 
Asuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptx
Asuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptxAsuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptx
Asuhan Keperawatan Lanjut usia Menjelang Ajal.pptx
 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptx
 
Materi PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini new
Materi PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini newMateri PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini new
Materi PMK Kota Jumat 24 April 2015 Sakitnya tuh di sini new
 
5 tahap kesedihan
5 tahap kesedihan5 tahap kesedihan
5 tahap kesedihan
 
Hikmah setelah mengalami gangguan jiwa
Hikmah setelah mengalami gangguan jiwaHikmah setelah mengalami gangguan jiwa
Hikmah setelah mengalami gangguan jiwa
 
Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan Manusia dan penderitaan
Manusia dan penderitaan
 
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan PenderitaanIlmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
 
ibd
ibd ibd
ibd
 
MANUSIA DAN PENDERITAAN.pdf
MANUSIA DAN PENDERITAAN.pdfMANUSIA DAN PENDERITAAN.pdf
MANUSIA DAN PENDERITAAN.pdf
 
Syukur saat ditimpa musibah
Syukur saat ditimpa musibahSyukur saat ditimpa musibah
Syukur saat ditimpa musibah
 
Tik pp
Tik ppTik pp
Tik pp
 
Self_Healing.pptx
Self_Healing.pptxSelf_Healing.pptx
Self_Healing.pptx
 

Recently uploaded

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 

Recently uploaded (19)

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Manusia didunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupata tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila mampumenyelesaikan dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila mengingkarinya ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak. Terkadang manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan. Manusia seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui batatas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang menghadapi cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap seperti itu malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika merasa kesabaran sudah dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal keinginan yang diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan dan menyesal ketika harapan yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya. Ada pula yang menjalani hidup dengan sikap noverkonviden (bermain aman), tidak mau menghadapi masalah atau lari ndari masah namun yang terjadi mendapati pada suatu penderitaan. Ada pula yang mencoba berkelik dari masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun di akhirat berujung pada penderitan. Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah baik yang menyusahkan atau yang menggembirakan. Masalah timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Proses dalam menghadapi kesenjangan seringkali dihadapkan pada lika-liku kehidupan yang sering dianggap sebagai suatau penderitaan. Susah maupun senang merupakan dua agenda yang silih berganti tejadi dalam kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Manusia selalu untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses di dunia ini untuk mencari bekal untuk akherat dengan menjalani suka duka yang ada di dunia.
  • 2. Manusia juga dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka untuk semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena ada hikmah dibalik penderitaan. Penderitaan datang tak terduga begitupula kebahagian datang dari celah tak terduga. Sehingga manusia dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi suka maupun duka di kehidupan ini. Dan sepatutnya kita berani menghadapi dalam menyelesaikan persoalan hidup ini, tidak pilih-pilih saat senang semangat sat susah loyo, atau saat duka tabah saat senang tidak bersukur. Kita perlu belajar dari pengalaman dan cepat bankit saat tergelincir. Semangat juga bukan semangat yang melampaui batas, dan berusaha menenenagkan hati, sabar menghadapi penderitaan hati iklas lilahita ala mengharap ridho Allah. Karena solusi-solusi saat menghadapi penderitaan akan mudah muncul saat hati tenang dan berfikir jernih. Berbeda dengan tergesa-gesa menyebabkan solusi di depan mata terlihat jauh. Dan terkadang hal penunjang terabaikan sehingga menambah masalah baru. kita juga bukan hanya menunggu desakan solusi tapi perlu menyambut solusi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari penderitaan?
  • 3. 2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan? 3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan? 4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan? 5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia? C. Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian penderitaan 2. Mahasiswa dapat memahami hubungan manusia dengan penderitaan. 3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi pender 4.Mahasiswa dapat memahami penyebab terjadinya penderitaan 5. Mahasiswa dapat memahahami pengaruh penderitaan yang di hadapi dalam kehidupan manusia. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penderitaan Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin.
  • 4. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan. Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan. Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama, penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda. Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Semisal saat seminar di siang hari, suasana pengap, ada kipas anginpun masih kipas-kipas membayangkan ruang ber AC, dan pulang tidur merentangkan badan di kasur empuk. Atau makan buah segar dan minum air dingin.
  • 5. Namun pasien rumah sakit di ruang VIP, tidur di kasur empuk ruang ber-AC, banyak buah segar dan air segar di kulkas, merasa tidak betah dan ingin cepat pulang. Ada lagi orang yang tidak mempunyai uang merasa menderita tidak dapat wisata saat liburan, namun ada pula orang yang berpergian membawa uang banyak tanpa bekal hendak liburan ternyata mobil mogok di daerah yang jauh dari permukiman, dan saat makan siang tiba, rasa lapar mulai muncur, ternyata uang tidak dapat menolong dari penderitaan karena tidak ada barang yang bisa di beli, terlebih muncul rasa gengsi atau keegoisan penumpang lain menambah penderitaan. Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang akan datang. Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang dialami namun adapula akibat penderitaan menyebabkan kegelapan dalam kehidupan. Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami. Penderitaan juga dapat "menular" dari seseorang kepada orang lain. Misal empati dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan. Atau sekedar simpati dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan perenungan. Contoh gamblam penderitaan manusia yang dapat diambil hikmahnya diantaranya
  • 6. tokoh filsafat ekistensialisme Kierkegaard (1813-1855) seorang filsafat asal Denmark yang sebelum menjadi filsafat besar, sejak masa kecil banyak mengalami penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar. Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar. Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan. Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar. Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar. Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah
  • 7. sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia). Dalam riwat hidup Bhuda Gautama yang dipahatkan dalam bentuk relief Candi Borobudur, terlihat adanya penderitbn. Tergambar seorang pangeran (Sidharta) yang meninggalkan istana yang bergelimangan hata, memilih ke hutan untuk menjadi biksu dan makan dengan cara megembara di hutan yang penuh penderitaan. Riwayat tokoh tokoh besar di Indonesia pun dengan penderitaan. Buya Hamka mengalami penderitaany hebat pada masa kecil, hingga ia hanya mengecap sekolah kelas II. Namun ia mampu menjadi orang besar pada zamanya, berkat perjuangan hidup melawan penderitaan. Contoh lain adalah Bung Hata yang beberapa kali mengalami pembuangan namun pada akhirnya ia dapat menjadi pemimpin bangsanya. Ketika membaca kisah tokoh-tokoh besar tersebut, kita dihadapkan pada jiwa besar, berani karena benar, rasa tangung-jawab, dan sebagainya. Dan tidak ditemui jiwa munafik plin-plan, dengki, iri dan sebagainya. B. Hubungan Manusia dengan Penderitaan Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan. Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti
  • 8. memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat. Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya. Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka. Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat. Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang
  • 9. terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka. Adapun akan lebih jelas akan dibahas sebagai berikut. 1. Siksaan Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Siksaan juga dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Apa bila berbicara tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangangat mengerikan, bahkan mendirikan bulu kudu kita. Didalam benak kita, terbayang seseorang yang tinggi cesar, kokoh kuat dan dengan muka seram sedang menggenggam cemeti yang siap mencambukkan tubuh orang yang akan disiksa; atau ia memegang batangan besi yang sudah panaskan ujungya sampai merah dan siap ditempelkan pada tubuh orang yang akan disiksa. Semua itu dengan maksud agar orang yang disiksa memenuhi permintaan penyiksa atau sebagai perbuatan balas dendam. Siksaan pada manusia juga dapat menimbulkan kreatifitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau tak langsung. Hal itu terlihat dari banyak cerpen, novel, berita, atau filem yang mengisahkan tentang siksaan. Dengan menyimak hasil seni atau berita kita dapat mengambil arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan kekakwaan, tetapi juga hati yang telah dikuasi hawa nafsu, godaan setan, tidak mengenal perikemananusiaan dan sebagainya. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
  • 10. penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik. Siksaan yang sifatnya psikis tersebut dapat menimbulkan gejala pagda penderita bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab- sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah. Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankahut menyatakan : "masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya”. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman
  • 11. pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban. Adapun siksaan bersifat psikis dapat di klasifikasi seperti: • Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit. • Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia • Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia. • Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental. 2. Rasa Sakit Rasa Sakit adalah rasa yang di alami manusia akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun kesemuanya tidak dapat menghindarkan dari rasa sakit. Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian sebap akibat, karena sikraan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit orang menderita. Atau karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan. 3. Kekalutan Mental Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
  • 12. seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah : • Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung • Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah a. Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah : • gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya • Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita ganguaan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan. • Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan b. Sebab-sebab timbulnya Kekalutan Mental Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut : • Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
  • 13. • Terjadinya konflik sosial budaya; terjadinya konflik sosial budaya diakibatkan norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu. • Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie. c. Proses-proses Kekalutan Mental Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif. Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain : • Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi Hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya • Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan • Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu • Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap- sikap sendiri yang negative kepada orang lain • Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
  • 14. imaginasinya • Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain • Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting. Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti : 1. kota – kota besar 2. anak-anak muda usia 3. wanita 4. orang yang tidak beragama 5. orang yang terlalu mengejar materi Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut : 1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia 2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain. 4. Neraka
  • 15. Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat dosa dan terbayang dalam ingatan, siksaan yang luar biasa dan penderitaan hebat. Jelas bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan memiliki suatu rangkaian sebab-akibat. Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentan dosa berati berbicara kesalahan. Seperti yang tertuang dalam Quraan Surat Al Fath ayat 6 yang artinya: "Dan supaya dia menyiksa orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, orang-orang yang musyrikin laki-laki dan perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka, dam menyediakan neraka jahanam baginya. Dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali". (Q.S. Al-Fath : 6) C. Cara Manusia Menghadapi Penderitaan ] Manusia memiliki berbagi cara meng hadapi penderiataan mulai dari berewkspresi dengan seni, meminta bantuan orang lain. Hingga manusia merasa mampu melewati penderitaan tersebut. Selagi nyawa ada manusia tak akan pernah berhenti berjuang mengatasi masalah. 1. Penderitaan Dan Perjuangan
  • 16. Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dan bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita. 2. Penderitaan, Media Masa dan Seniman
  • 17. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung galunggung,perang Irak-Iran. Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke tempat- tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian. Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa- peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bemama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul "Arie Hangara". D. Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
  • 18. Penderitaan dapa munsul dari berbagai sebab. Penyebab tesebut kadang dating tak terduka. Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut : 1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat mempetbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. 2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan beriktu ini : (1) Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Kanena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas, dan akhimya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir. (2) Tenggelamnya Fir'aun di laut Merah seperti disebutkan dalam Al-Qur'an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fir'aun adalah raja Mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir'aun bersama bala tentaranya mengejar nabi Musa dan pengikut-pengikutnya menyeberang laut Merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya berlalu. Ketika Fir'aun dan tentaranya berada tepat di
  • 19. tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan mereka semua tenggelam. E. Pengaruh Penderitaan Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dan kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain. 1. Penderitaan dan Kenikmatan Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan
  • 20. adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia. Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu: a. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan. b. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan. Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan- kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya. Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang
  • 21. membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meninimalkan penderitaan. 2. Penderitaan dan Kasihan Kembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh. Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya. Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya . 3. Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia. Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali, abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri
  • 22. hati, hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang- orang yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak. Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya. Sehubungan dengan pernyataan ciri-ciri yang menderita. Allah berfirman: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia selain hanya untuk menyembah kepada-Ku”. (QS. 51: 56) “Barangsiapa merasa mengerti sesuatu, tetapi tidak mengenal Allah, sesungguhnya orang tersebut tidak mengerti apa-apa. Barangsiapa mempunyai sesuatu yang dicintainya lebih daripada mencintai Allah, maka sesungguhnya hatinya sakit. “katakanlah, hai Muhammad, apabila orang tuamu, anakmu, saudaramu, istrimu, handai tolanmu, harta bendamu yang engkau tumpuk dalam simpanan serta barang dagangan yang yang engkau khawatirkan ruginya dan rumah tempat tinggal yang kamu senangi itu lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah, maka tunggulah sampai perintah Allah datang”. (QS. 9: 24). Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisah, atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau
  • 23. perasaannya. Akhirnya, keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar. Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? “Dan kalau Kami mengkhendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu, sehingga kamu dapat benar-benar mengenal mereka dengan tanda-tandanya, tetapi kamu mengenal mereka dari bicara mereka, dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu”. (QS. 47: 29-30). Demikianlah Al-Quran telah mengisyaratkan tentang adanya ciri-ciri orang yang tidak sadar (menderita) lewat kata-kata yang keliru, sejak 14 abat yang lalu sebelum dikemukakan oleh Freud, penemu teori psikoanalisis. Bahkan sebuah hadist mengatakan: “Tak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali jika Allah akan memberinya penutup. Apabila penutup itu baik, maka rahasia itu baik, dan apabila penutup itu buruk maka buruk pula rahasia itu”. (Tafsir Ibn Katsir, Vol. 4 hal. 180). Obat supaya hati sehat di firmankan Allah sebagai berikut: “Kecuali orang yang datang ke hadirat Allah SWT dengan hati yang suci”. (QS. 26: 89 ). Jadi, mengenal atau makrifat kepada Allah yang membawa semangat taat kepada Allah SWT dengan cara menentang hawa nafsu, merupakan obat untuk menyembuhkan penyakit dalam hati (menderita gelisah) (Al-Ghazali, abad ke-11). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam materi ini kita dapet mengetahui tentang apa itu penderitaan, Kehidupan manusia tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya pasti ada yang menyenagkan dan menyusahkan. Pederitaan juga memiliki hubungan yang sangat erat
  • 24. dengan manusia, rasa sakit, siksaan menuntut manusia auntuk bankit nenjadi lebih baik namun ada yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan Mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati sesuai denan khaidah agama manusia akan mendapat penderitaan di akhirat berupa pemyiksaan di dalam neraka. Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda untuk menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan positif dan negatif, misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah peluang dalam melakukang sebuah inovasi baru, sedangkan yang negatif ia akan trauma dan membuat kondisi ia menjadi labil karena terlalu berlebihan mengikapi penderitaannya dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kesehatan rohani setiap orang harus dijaga agar terhindar dari kekalutan mental yang bisa merusak psikis kita. B. Saran Diharapkan kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada sub bab. Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat memahami lebih dalam. DAFTAR PUSTAKA http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/manusia-dan-penderitaan/ http://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan htmlhttp://arbip.blogspot.com/2010/04/manusia-dan-penderitaan.html http://www.ujank.web.id/Coretan-Tugas/manusia-dan-penderitaan.html http://ochaayu.blogspot.com/2010/04/pengertian-penderitaan.html