2. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
1) Pengakajian
Pengkajian data harus sistematis dan akurat dalam menentukan
kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi, kekuatan dan
kebutuhan pasien melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan riwayat
psikososial.
a. Anamnesis : identitas pasien dan penanggung jawab, pengkajian
riwayat kesehatan dan pola aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
b. Pemeriksaan fisik : pernafasan, tekanan darah, tingkat kesadaran sistem
perkemihan, dan sistem gerak tulang.
c. pemeriksaan penunjang : Radiologi dan CT scan, radiologi untuk
menemukan densitas atau masa tulang yang mengalami penurunan.
Dinding dekat dekat korpus vertebrae merupakan lokasi paling berat.
2) Diagnosis Keperawatan Osteoporosis :
a. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebrae
spasme otot dan deformitas tulang.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder
akibat perubahan skeletal, nyeri sekunder dan fraktur baru.
2
3. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
c. Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal
dan ketidakseimbangan tubuh.
d. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dsn program terapi
yang berhungan dengan informasi dan salah persepsi.
3) Intervensi Keperawatan pada penyakit Osteoporosis :
a. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebrae
spasme otot dan deformitas tulang.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan nyeri berkurang.
Kriteria : pasien akan mengekspresikan nyerinya, pasien dapat tenang dan
istirahat yang cukup, pasien dapat mandiri dalam perawatan dan
penanganannya secara sederhana.
Tabel 2.1 Interpensi Keperawatan penyakit Osteoporosis Tahap-1
3
Intervensi Rasional
Pantau tingkat nyeri punggung, nyeri
terlokalisasi/menyebar pada abdomen/pinggang. Skala
nyeri 7-9, yaitu nyeri berat
Tulang dalam peningkatan jumlah
trabecular dan pembatasan gerak spinal
4. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
Tabel 2.1 Interpensi Keperawatan penyakit Osteoporosis Tahap-1
b. Hambatan Mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat
perubahan skeletal (kifosis), nyeri sekunder, atau fraktur baru.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1x 24 jam diharapkan
pasien mampu melakukan mobilitas fisik
Kriteria : pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, pasien mampu
melakukan aktifitas hidup sehari-hari.
4
Intervensi Rasional
Ajarkan pada pasien tentang alternatif lain
untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyeri.
Alternatif untuek mengurangi rasa nyeri dengan cara
mengatur posisi, kompres hangat, dsb.
Kaji obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri
seperti aspirin, naproxen, ibuprofen,
diclofenac, piroxicam
Keydak akinan pasien tidak dapat mentoleransi obat
yang adekuat atau tidak untuk mengatasi nyerinya.
Rencanakan pada pasien tentang periode
istirahat adekuat dengan berbaring dalam
posisi terlentang selama kurang lebih 15 menit.
Kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat
untuk aktivitas sehari-hari.
5. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
Tabel 2.2. Interpensi Keperawatan penyakit Osteoporosis Tahap-2
c) Risiko cedera berhubungan dengan dampatindakan sekunder perubahan
skeletal dan ketidakseimbangan tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan tidak terjadi
cedera.
Kriteria : pasien tidak jatuh dan fraktur tidak terjadi, pasien dapat
menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur.
5
Intervensi Rasional
Kaji tingkat kemampuan pasien yang masih
ada
Dasar untuk memberikan alternative dan latihan gerak
yang sesuai dengan kemampuannya.
Rencakan tentang pemberian program
latihan
Latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan dan
simulasi sirkulasi darah.
Bantu kebutuhan untuk beradaptasi dan
melakukan aktivitas hidup sehari-hari
Mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara
mandiri.
Peningkatan latihan fisik secara adekuat Meningkatkan masa otot, merangsang pembentukkan
tulang dan meningkatkan pergerakan
6. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
Tabel 2.3 Interpensi Keperawatan penyakit Osteoporosis Tahap-3
c)
6
Intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan yang nyaman Menciptakan lingkungan yang aman dan mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan.
Berikan dukungan ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
Ambulasi yang dilakukan tergesa-gesa dapat menyebabkan
mudah jatuh
Bantu pasien untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari secara hati-hati
Penarikan yang terlalu keras akan menyebabkan terjadinya
fraktur
Ajarkan pada pasien untuk berhenti secara
perlahan, tidak naik tangga dan mengangkat
beban berat
Pergerakan yang cepat akan lebih memudahkan terjadinya
fraktur kompresi vertebra pada pasien osteoporosis.
Ajarkan pentingnya diet untuk mencegah
osteopororosis
a. Diet kalsium dibutuhkan untuk mempertahankan
kalsium serum, mencegah bertambahnya kehilangan
tulang.
b. Kelebihan kafein akan meningkatkan kalsium dalam
urine.
c. Alkohol akan meningkatkan asidosis yang meningkatkan
reabsorpsi tulang.
Anjurkan tentang efek rokok terhadap
pemulihan tulang
Rokok dapat menyebabkan terjadinya asidosis
Observasi efek samping obat-obatan
yang digunakan.
Obat-obatan tertentu menyebabkan pusing,
mengantuk dan lelah.
7. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
d) Kurangnya pengetahuan tentang proses Osteoporosis dan program terapi yang
berhubungan dengan kurang informasi dan salah persepsi.
Tujuan : setelah diberikan tindakan 1x24 jam diharapkan pasien memahami tentang
penyakit osteoporosis dan program terapi
Kriteria : pasien mampu menjelaskan tentang penyakitnya, mampu menyebutkan
program terapi yang diberikan, dan pasien tampak tenang.
Tabel 2. 4 Interpensi Keperawatan penyakit Osteoporosis Tahap-4
7
Intervensi Rasional
Kaji ulang proses penyakit dan
harapan yang akan datang
Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien
dapat membuat pilihan berdasarkan informasi
Ajarkan pada pasien tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi
terjadinya osteoporosis
Informasi yang diberikan akan membuat pasien
lebih memahami tentang penyakitnya
Berikan pendidikan kepada pasien
tentang efek samping penggunaan
obat
Beberapa suplemen seperti kalsium dapat
mengakibatkan nyeri lambung dan distensi
abdomen
8. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
8
4) Implementasi Keperawatan dan Evaluasi pada Penyakit Osteoporosis
Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Nyeri berhubungan
dengan dampak
sekunde dari fraktur
vertebra, spasme
otot, deformitas
tulang
1. Memantau tingkat nyeri pada
punggung, nyeri terlokalisasi atau
menyebar pada abdomen atau
pinggang. Skala nyeri 7-9, yaitu nyeri
berat.
2. Mengajarkan pada pasien tentang
alternative lain untuk mengatasi dan
mengurangi rasa nyerinya.
3. Mengkaji obat-obatan untuk
mengatasi rasa nyeri
4. Merencanakan pada pasien tentang
periode istirahat adekuat dengan
berbaring dalam posisin terlentang
selama kurang lebih 15 menit
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : Dapat melakukan perawatan secara
mandiri dan penanganan secara
sederhana
A : Masalah teratasi sebagian.
P:Intervensi dilanjutkan
1. Pantau tingkat nyeri pada punggung,
nyeri terlokalisasi atau menyebar
pada abdomen/pinggang. Skala nyeri
7-9, yaitu nyeri berat.
2. Ajarkan pada pasien tentang
alternative lain untuk mengatasi dan
mengurangi rasa nyerinya
3. Kaji obat-obatan untuk mengatasi
nyeri
4. rencanakan pada pasien tentang
periode istirahat adekuat dengan
berbaring dengan posisi terlentang
selama kurang lebih 15 menit
9. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
9
4) Implementasi Keperawatan dan Evaluasi pada Penyakit Osteoporosis
Diagnosa Implementasi Evaluasi
2. Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan
disfungsi sekunder
akibat perubahan
skeletal (kifosis), nyeri
sekundere atau fraktur
baru
3. Risiko cedera
berhubungan dengan
dampak sekunder
perubahan skeletal dan
ketidakseimbangan
tubuh.
1. Mengkaji tingkat kemampuan pasien yang masih
ada
2. Merencanakan tentang pemberian program
latihan
3. Membantu kebutuhan untuk beradaptasi dan
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
4. Meningkatkan latihan fisik secara adekuat.
1. Menciptakan lingkungan yang nyaman
2. Memberikan dukungan ambulasi sesuai
kebutuhan.
3. Membatu pasien melakukan aktivitas hidup
sehari-hari secara hati-hati.
4. Mengajarkan pada pasien untuk berhenti secara
perlahan, tidak naik tangga dan mengangkat
beban berat.
5. Mengajarkan pentingnya diet untuk mencegah
osteoporosis.
6. Mengajarkan tentang efek rokok terhadap
pemulihan tulang.
7. Mengobservasi efek samping obat-obatan yang
digunakan.
S : Pasien mengatakan
sudah bisa
beraktifitas
O : Dapat beraktifitas
secara mandiri
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Intervensi dihentikan
S : Pasien mengatakan
sudah bisa
beraktifitas
O : Dapat menghindari
aktifitas yang
mengakibatkan
fraktur
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
10. Unpas
Asuhan Keperawatan Osteoporosis
10
4) Implementasi Keperawatan dan Evaluasi pada Penyakit Osteoporosis
Diagnosa Implementasi Evaluasi
4. Kurangnya pengetahuan
mengenai proses
Osteoporosis dan program
terapi yang berhubungan
dengan kurang informasi,
salah persepsi.
1. Mengkaji ulang proses penyakit dan
harapan yang akan datang.
2. Mengajarkan pada pasien tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya
osteoporosis.
3. Memberikan pendidikan kepada pasien
mengenai efek samping penggunaan
obat.
S : Pasien mengatakan sudah
memahami tentang
penyakit Osteoporosis
O : Pengetahuan Pasien
bertambah
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dihentikan.