3. Pembedahan bisa berbahaya tidak hanya bagi pasien tetapi juga membawa risiko bagi dokter
ahli bedah jika terjadi kesalahan medis. Jika terjadi malpraktek, maka diperiksa apakah
tindakan medis yang dilakukan mengikuti aturan-aturan etika dan disiplin kedokteran
Ini termasuk informed consent terhadap pasien dan apakah tindakan medis dilakukan sesuai
standar prosedur yang ditetapkan.
Analisis putusan sidang medikolegal dari pihak-pihak yang berwenang dapat memberikan
gambaran secara detail tentang penyebab kematian dan kesakitan pasien.
LATAR BELAKANG
4. Bedah bariatrik menjadi metode yang paling
efektif dalam menurunkan berat badan
secara permanen pada pasien obesitas yang
tidak respon terhadap modifikasi gaya hidup
ataupun farmakoterapi.
Tujuan pembedahan ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup dan
memperbaiki komorbiditas terkait obesitas
yang mengarah kepada penurunan angka
kematian dalam jangka panjang
5. Di Inggris, ada tujuh kasus yang dilaporkan
antara tahun 2003 sampai 2013.
Operasi bariatrik sekarang dilaporkan sebagai salah
satu kasus persidangan medikolegal tertinggi oleh ahli
bedah di Amerika Serikat, dimana mereka menjadi
terdakwa dalam 92% kasus. Antara tahun 1990 sampai
1999 ada sembilan kasus, 194 kasus antara tahun
2000 sampai 2009, dan 175 kasus antara tahun 2006
sampai 2014 di Amerika Serikat.
Di Eropa, diperkirakan terjadi
peningkatan kasus persidangan
medikolegal bedah bariatrik.
6. Rumusan
Masalah
Bagaimana pemecahan masalah terkait aspek disiplin,
etik dan hukum terhadap kasus dugaan malpraktik
dokter subspesialis bedah digestif pada pasien post
operasi bariatrik di RSU Bali Royal Hospital (RSU BROS) ?
7. MANFAAT :
Informasi aspek etik,
hokum dan
profesionalisme
kasus dugaan
malpraktik bedah
digestif
TUJUAN :
Analisis dugaan
malpraktik &
pemecahan
masalah
8. dr. GI Sp.OG (alm) >< dr. G Sp.B. KBD dan TIM ( Bali Raya Hospital)
29 Oktober 2021 31 Oktober 2021
30 Oktober 2021 1 November 2021
UGD
OK
RR
Keluarga : Dokter Visit –
Informed consent di ruang OK
Assesment anastesi di ruang OK
Keluarga
DPJP
Dokter Trainee
Nyeri perut, mual, muntah
DPJP Utama -> Dokter trainee : hal biasa
Anastesi : Observasi Pasien
Sesak nafas dan kembung
DPJP utama : mobilisasi aktif, aff infus
Lingkaran perut ?????
Sesak nafas hebat -> Intubasi
DPJP Utama ketiduran
ICU
HCU
DPJP Utama :
Konsul Jantung ->
Echo -> Emboli Paru ?
-> Fibrinolitik
No Respon
15.15 :
meninggal
Ilustrasi Kasus
10. Sleeve Gastrectomy Adjustable Gastric
Band
By Pass Gastric Roux
En Y
Metode bedah alternatif
menurunkan BB SETELAH
gagal diet dan olahraga
JENIS
PROSEDUR
Operasi
Malabsorbtif
Operasi
Restriktif
Indikasi :
IMT > 30
Ada keluhan aktivitas
Morbid Obesity
BARIATRIC
SURGERY
????
Bleeding Emboli
Perforasi
Gaster Infeksi
Risiko Operasi
11. POIN PENGADUAN
TERADU I, II, III
Teradu I dan III
tidak melakukan
informed consent
kepada keluarga
Jawaban
Teradu
Sudah Informed
Consent, belum
ttd
Izin operasi
dilakukan di
kamar pre-op
Kondisi Ideal
Wajar dilakukan
di ruang pre-op
selama pasien
dalam keadaan
sehat dan sadar
Putusan
MKDKI
Pelanggaran
disiplin karna
tidak ada
informed
consent
Tidak ada
informasi
adekuat kepada
pasien ataupun
keluarga
12. Teradu I tidak
melakukan konsul
untuk toleransi
operasi
Jawaban
Teradu
Sudah
menghitung BMI,
Penunjang
dilakukan di luar
BROS
Hasil penunjang
sudah dikonsul
ke Sp.An
Kondisi Ideal
Seharusnya
tetap melakukan
konsul toleransi
pre dan post op
Putusan
MKDKI
Pelanggaran
disiplin karna
melakukan
praktik
kedokteran
dengan tidak
kompeten
POIN PENGADUAN
TERADU I, II, III
13. Teradu II tidak
memiliki SIP di
BROS, bukan Tim
bariatric, dan
merupakan trainee
KBD
Jawaban
Teradu
Hanya sebagai
observer
Tidak meminta izin
kepada Kaprodi BD
Unair, dan
manajemen RSU
BROS belum
memberi izin
Kondisi Ideal
Pelayanan harus
memiliki SIP
Tidak ada MoU antar
Prodi dan RS, trainee
tidak boleh ikut
tindakan
Putusan
MKDKI
Pelanggaran disiplin
karna melakukan
praktik kedokteran
tanpa SIP
POIN PENGADUAN
TERADU I, II, III
14. Tidak visite
langsung sejak
muncul keluhan
hingga masuk
HCU
Jawaban
Teradu
Tidak ada instruksi
monitoring post
op, namun
keluarga sudah KIE
DPJP meminta
trainee untuk
visite, dan
mengisi RM
Kondisi Ideal
Seharusnya
monitoring 24 jam
post op, evaluasi
dapat diganti oleh
asisten
Dokter tanpa SIP
tidak boleh
mengisi RM
Putusan
MKDKI
Pelanggaran
disiplin karna
mendelegasikan
pekerjaan
kepada yang
tidak kompeten,
dan membuat
RM tidak
diketahui
kebenaran hasil
pemeriksaan
POIN PENGADUAN
TERADU I, II, III
15. Tidak mencari tahu
penyebab keluhan
nyeri perut dan
menganggap
seperti keluhan
umum post op
Jawaban
Teradu
Tidak langsung visite
karna acara
keagamaan,
memasang stocking
kaki untuk pencegahan
emboli paru
Teradu III bukan DPJP
jadi tidak memeriksa
hasil penunjang
Kondisi Ideal
Nyeri hebat dapat
dicurigai sebagai
kebocoran atau
perdarahan,
D-dimer tinggi mungkin
juga sepsis.
Keluhan kembung
boleh dicurigai leakage,
dan harus pemeriksaan
penunjang
Putusan
MKDKI
Pelanggaran disiplin
karna tidak melakukan
tindakan yang
memadai pada situasi
yang dapat
membahayakan
pasien
POIN PENGADUAN
TERADU I, II, III
16. Tidak melakukan
tindakan segera &
tepat untuk
keluhan pasien,
sehingga
menyebabkan
kematian
Jawaban
Teradu
DPJP memberi
instruksi pindah
ICU, dan datang
saat pasien sudah
diintubasi
Kondisi Ideal
Nyeri hebat tidak ada
flatus & BU, harus
segera pemeriksaan
fisik lengkap & CT scan
Harus melakukan
tindakan intervensi
yg agresif bila
dicurigai adanya
bleeding/leakage
Putusan
MKDKI
Pelanggaran
disiplin karna tidak
melakukan
pertolongan dasar
perikemanusiaan
POIN PENGADUAN
TERADU I, II, III
17. Prinsip Umum Etik Kedokteran yang dilanggar
DPJP tidak melakukan
informed consent secara jelas
kepada pasien dan keluarga
Autonomy Non-maleficence
DPJP tidak menangani
keluhan nyeri post op
yang dirasakan pasien
dengan teliti dan
profesional
18. Berdasarkan
KODEKI 2012
BACK TO AGENDA PAGE
Pasal 01
Saya akan senantiasa mengutamakan
kesehatan pasien dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat
SUMPAH DOKTER
Pasal 02
STANDAR PELAYANAN
YANG BAIK
Pengambilan keputusan dengan
mempertahankan standar profesi dan
dilakukan setelah pemeriksaan & penilaian
yang teliti terhadap pasien
Pasal 05
PERBUATAN MELEMAHKAN
PSIKIS/FISIK
Wajib memberikan informasi yang memadai,
dengan jujur dan cara yang santun kepada
pasien/keluarga nya ketika akan
memberikan tindakan atau obat yang
berakibat menurunkan daya tahan psikis/fisik
Pasal 10
PENGHORMATAN HAK
PASIEN & SEJAWAT
Wajib memberikan informasi yang jelas dan
memadai serta menghormati pendapat atau
tanggapan pasien atas penjelasan dokter
Pasal 14
KONSUL DAN RUJUKAN
Wajib memerankan sikap tulus ikhlas, yaitu
bekerja sepenuh hati, teliti, bersungguh-
sungguh untuk tanggung jawab dan
bersikap empati. Jika tidak mampu
melaksanakan pemeriksaan atau
pengobatan, wajib berkonsultasi kepada
dokter yang lebih ahli
19. Berdasarkan
KODEKI 2012
BACK TO AGENDA PAGE
Pasal 17
PERTOLONGAN DARURAT
Wajib memberikan bantuan hidup dasar
dengan segera, setiba di tempat
kejadian sesuai standar prosedur
operasional
Pasal 18
MENJUNJUNG TINGGI
KESEJAWATAN
Wajib menegakkan sewajarnya
budaya menolong teman sejawatnya
yang sakit, tertimpa musibah,
bencana dan kesulitan berat lainnya
20. Tidak memberikan
informed consent
dan tidak visite
pre/post-op
Jawaban
Teradu
Sudah Informed
Consent di
ruangan pre-op
Kondisi Ideal
Melakukan
informed
consent dan
visite pre/post-
op
Putusan
MKDKI
Pelanggaran
disiplin karna
tidak ada
informed
consent
Pelanggaran
disiplin karna
tidak visit 24 jam
post-op
POIN PENGADUAN
TERADU IV
21. Tidak melakukan
tindakan yang
cepat & tepat saat
keluhan nyeri
perut muncul
Jawaban
Teradu
Tidak
mengetahui
bahwa obat
anti nyeri
distop oleh
DPJP
Kondisi Ideal
PCA
kewenangan
Sp. An, namun
obat anti nyeri
bisa diberikan
DPJP ataupun
Sp. An
Putusan
MKDKI
Pelanggaran
disiplin karna
tidak
melakukan
asuhan medis
yang memadai
dan tidak
melakukan
pertolongan
darurat
POIN PENGADUAN
TERADU IV
22. Prinsip Umum Etik Kedokteran yang dilanggar
Non-maleficence
Tidak menangani keluhan nyeri
post op yang dirasakan pasien
dengan teliti dan profesional
23. Berdasarkan
KODEKI 2012
BACK TO AGENDA PAGE
Pasal 01
Saya akan senantiasa mengutamakan
kesehatan pasien dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat
SUMPAH DOKTER
Pasal 02
STANDAR PELAYANAN
YANG BAIK
Pengambilan keputusan berasal dari totalitas
pelayanan dan dilakukan setelah
pemeriksaan & penilaian yang teliti terhadap
pasien dengan menggunakan pedoman
pelayanan yang diakui
Pasal 10
PENGHORMATAN HAK
PASIEN & SEJAWAT
Wajib memberikan informasi yang jelas dan
memadai serta menghormati pendapat atau
tanggapan pasien atas penjelasan dokter
Pasal 08
PROFESIONALISME
Profesionalisme adalah cerminan etika
sebagai tekad profesi untuk pelayanan
terbaik bagi pasien, menuju tujuan
medik, keselamatan pasien dan
terjaganya martabat profesi
24. Keterangan Teradu V dan
Saksi
Teradu V
menyarankan
pemeriksaan D-
dimer. Hasil D-
dimer meningkat,
curiga emboli paru
dan menganjurkan
fibrinolitik
Streptokinase
diberikan pukul 12.00.
Pukul 14.00 tensi turun.
sudah terpasang drip
dobutamin sejak pukul
7 pagi, kemudian
ditambahkan drip
adrenalin
Pukul 14.10
perburukan,
streptokinase
dihentikan,
adrenalin di titrasi
naik, drip
dobutamin
maksimal
Konsul pertama kali
tanggal 1 November
2021, Teradu V
datang ke RS pukul
7 pagi, dan
melakukan
Ekokardiografi. Hasil
Echo tidak spesifik
Emboli paru
25. Pasien tidak
pernah
dikonsulkan
sebelum
operasi
Ideal Menurut Ahli Putusan MKDKI
01 Kardiolog tidak melakukan
pemeriksaan sebelum operasi
Pasien ASA 3,
obesitas berat,
harusnya
dikonsulkan ke
jantung atau
penyakit dalam
Tidak terbukti
melakukan
pelanggaran
Jawaban Teradu
26. BACK TO AGENDA PAGE
02
Menegakkan diagnosis tanpa dasar hasil
pemeriksaan yang mendukung
Menegakkan diagnosis yang tidak tepat
sehingga pasien meninggal
Tidak melakukan pertimbangan secara
keilmuan mendalam terkait kontraindikasi
fibrinolitik
03
04
Tidak memberikan advis yang tepat dalam
mengambil keputusan sesuai keilmuan
sehingga pasien meninggal
05
27. Prinsip Umum Etik Kedokteran yang dilanggar
Pihak korban sudah
menyatakan keraguan untuk
fibrinolitik, tetapi dokter
spesialis jantung tetap
melaksanakan tindakan
tersebut yang seharusnya
tindakan dilakukan atas
persetujuan keluarga tanpa
ada yang merasa dirugikan
Autonomy Non-maleficence
Kardiolog kurang
mempertimbangkan risiko
perburukan yang akan
terjadi pada pasien jika
streptokinase tetap
diberikan mengingat
adanya risiko perdarahan
pada pasien
28. Berdasarkan
KODEKI 2012
BACK TO AGENDA PAGE
Pasal 01
Saya akan senantiasa mengutamakan
kesehatan pasien dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat
SUMPAH DOKTER
Pasal 02
STANDAR PELAYANAN
YANG BAIK
Pengambilan keputusan berasal dari totalitas
pelayanan dan dilakukan setelah
pemeriksaan & penilaian yang teliti terhadap
pasien dengan menggunakan pedoman
pelayanan yang diakui
Pasal 05
PERBUATAN MELEMAHKAN
PSIKIS/FISIK
Wajib memberikan informasi yang memadai,
dengan jujur dan cara yang santun kepada
pasien/keluarga nya ketika akan
memberikan tindakan atau obat yang
berakibat menurunkan daya tahan psikis/fisik
Pasal 10
PENGHORMATAN HAK
PASIEN & SEJAWAT
Wajib memberikan informasi yang jelas dan
memadai serta menghormati pendapat atau
tanggapan pasien atas penjelasan dokter
Pasal 14
KONSUL DAN RUJUKAN
Wajib memerankan sikap tulus ikhlas, yaitu
bekerja sepenuh hati, teliti, bersungguh-
sungguh untuk tanggung jawab dan
bersikap empati. Jika tidak mampu
melaksanakan pemeriksaan atau
pengobatan, wajib berkonsultasi kepada
dokter yang lebih ahli
29. Selama pasien
dirawat, tidak ada
dokter jaga untuk
visite ataupun
melaporkan
perkembangan
pasien ke DPJP
Jawaban
Teradu
Teradu VI
melaporkan
perkembangan
pasien atas
dasar laporan
perawat,
kepada DPJP
dan disaksikan
perawat
Kondisi Ideal
Dokter jaga
melakukan
pemeriksaan
langsung
terhadap
pasien
Putusan
MKDKI
Pelanggaran
disiplin karna
tidak
melakukan
tindakan atau
asuhan yang
memadai
POIN PENGADUAN
TERADU VI, VII
30. Berdasarkan
KODEKI 2012
BACK TO AGENDA PAGE
Pasal 08
PROFESIONALISME
Profesionalisme adalah cerminan etika
sebagai tekad profesi untuk pelayanan
terbaik bagi pasien, menuju tujuan
medik, keselamatan pasien dan
terjaganya martabat profesi
Pasal 10
PENGHORMATAN HAK
PASIEN & SEJAWAT
Wajib memberikan informasi yang jelas
dan memadai serta menghormati
pendapat atau tanggapan pasien atas
penjelasan dokter
Pasal 18
MENJUNJUNG TINGGI
KESEJAWATAN
Waib menegakkan sewajarnya budaya
menolong teman sejawatnya yang sakit,
tertimpa musibah, bencana dan kesulitan
berat lainnya
32. Pembedahan bisa berbahaya tidak hanya bagi pasien tetapi juga
membawa risiko bagi dokter ahli bedah jika terjadi kesalahan medis.
Jika terjadi malpraktek, maka diperiksa apakah tindakan medis yang
dilakukan mengikuti aturan-aturan etika dan disiplin kedokteran.
Pemecahan masalah terkait aspek etik, disiplin, dan hukum
terhadap kasus dugaan malpraktik dokter subspesialis bedah
digestif pada pasien post operasi bariatrik di RSU Bali Royal Hospital
(RSU BROS).
Aspek Disiplin
33. Melakukan tindakan/asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan dari pasien
atau keluarga dekat, wali atau pengampunya.
Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai (adequate
information) kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan Praktik
Kedokteran.
Dan ada dokter yang berpraktik tanpa memiliki surat izin praktik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
36. •pasal 36 setiap dokter dan dokter gigi wajib
memiliki surat izin praktik.
•Pasal 44 tentang kewajiban dokter
menyelenggarakan praktik mengikuti standar
pelayanan kedokteran.
•Pasal 51 poin a tentang memberikan
pelayanan medis sesuai standar prosedur
operasional.
UU 29 tahun
2004 tentang
Kedokteran
Aspek Etik
37. • Pasal 51 poin d tentang melakukan pertolongan darurat
atas dasar perikemanusiaan.
• Pasal 52 poin a, yaitu pasien, dalam menerima pelayanan
pada praktik kedokteran, mempunyai hak mendapatkan
penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis.
• Kemudian Bab X Ketentuan Pidana Pasal 76 yaitu setiap
dokter dengan sengaja melakukan praktik kedokteran
tanpa memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam pasal 36
dipidana.
UU 29 tahun
2004 tentang
Kedokteran