2. Curiculum Vitae
Nama: Dewanto M. Farm., apt
TTL : Cirebon, 6 November 1986
Status: Menikah (1 istri 1 anak)
Tempat Praktek: Instalasi Farmasi RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto, Jawa Tengah
Riwayat Pendidikan:
• SMF Muhammadiyah Cirebon Lulus: 2005
• Sarjana Farmasi Universitas Jenderal Soedirman Lulus: 2009
• Apoteker Universitas Padjadjaran Bandung Lulus: 2014
• Magister Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung Lulus: 2013
Riwayat Pekerjaan
2006-2010 Asisten Apoteker RS Ananda Purwokerto
2010-2012 Medical Representatif Kalbe Farma
2014-2017 Apoteker Klinis Instalasi Farmasi RSMS
2017- sekarang PJ Pelayanan Farmasi Klinik RSMS
Riwayat Mengajar
DTT-PSPA UNSOED
DTT-Magister Farmasi Klinik UAD
DTT-Stikes Muh Gombong, Akfar kusuma Husada, Stikes harbang
3. PERMENKES No. 72 tahun 2106 :
Standar Pelayanan Kefarmasian
“Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan
langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien
dalam rangka meningkatkan outcome terapi
dan meminimalkan risiko terjadinya efek
samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan
pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup
pasien (quality of life) terjamin”
4. MELIPUTI
• Pengkajian dan pelayanan Resep
• Penelusuran riwayat penggunaan Obat harian
• Rekonsiliasi Obat
• Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• Konseling (pasien Pulang)
• Visite
• Pemantauan Terapi Obat (PTO)
• Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
• Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
• Dispensing sediaan steril
• Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
5. Pemantauan/Monitoring Terapi Obat
• Suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan
terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien
• Tujuan :
• meningkatkan efektivitas terapi
• meminimalkan risiko Drug Related Problem (DRP)
7. PROSES?
1. Monitoring Keadaan Umum (KU) Pasien:
a. Kondisi Klinik Pasien
b. Tanda-tanda Vital
c. Pemeriksaan Laboratorium
2. Monitoring Efektivitas Terapi Obat
3. (Monitoring Farmakokinetika Klinik)
4. Monitoring Adverse Drug Reaction:
a. Monitoring efek Samping Obat
b. Monitoring Interaksi Obat
5. Monitoring Toksisitas Obat
8. 1. Monitoring KU Pasien
a. Kondisi Klinik Pasien
i. Keadaan saat datang:
Tenang/Gelisah/Kesakitan/Sesak Nafas/Anemis/Lemah
ii. Kesadaran:
Compos mentis/Somnolen/Apatis/Sopor/Coma/Mati
iii. Kesadaran saat Cedera Kepala GCS=EoMoVo
iv. Nyeri, Mual-Muntah, dll
b. Tanda-tanda Vital Pasien:
Tekanan Darah/Nadi/Suhu Badan/Respirasi
c. Pemeriksaan Laboratorium:
Monitoring Parameter Penyakit & Efek Terapi
Monitoring Efek Toksis Obat
9. 2. Monitoring Efektivitas Terapi Obat
Nama Obat Kondisi Klinik Tanda Vital Pem.Laboratorium
Antibiotika Appetite,demam,KU Suhu,Nadi Leukosit,LED,
OAD, Insulin Mual-Muntah, 3P,
Tingkat kesadaran
(koma hiperglikemi)
- GDP, GD2JPP,
HbA1C (jangka
panjang)
Lemas, rasa lapar,
gemetar, Tingkat
kesadaran (koma
hipoglikemi)
- GDP, GD2JPP, GDS
Anti Hipertensi Pusing, Nyeri kepala Tekanan Darah,
Nadi
-
Nitrat (Sindrom
Koroner akut)
Sesak, Nyeri dada - -
Diuretik (pada
CHF)
Sesak Nafas, Vol. Urin
selama 24 jam
- -
Statin - - Cholesterol Total,
LDL, HDL
Fibrat - - Trigliserida
10. 3. Monitoring Farmakokinetika Klinik
• Obat dengan indeks terapetik sempit (digoxin, phenytoin,
carbamazepin, asam valproat, antibiotika gentamisin,
amfotericin, tacrolimus)
• TDM = Therapeutic Drug Monitoring
• Kendala:
• Biaya Mahal
• Fasilitas (tidak semua RS ada lab. TDM)
• Peran Farmasis:
• Menetapkan jadwal sampling
• Interpretasi data terkait dosis vs respon
• Adjusment dosis
11. 4. Monitoring Adverse Drug Reaction
MONITOR REAKSI OBAT YG MERUGIKAN (ROM):
• Reaksi Tipe A: Respon obat yang merupakan peningkatan
efek farmakologi obat (toksisitas), atau peningkatan efek
sekunder obat (efek samping). Biasanya tergantung dosis.
• Reaksi Tipe B: Respon obat yang tidak berkaitan dengan
efek farmakologi, biasanya melalui mekanisme immunologi
atau farmakogenetik. Biasanya merupakan reaksi
alergi/hipersensitif
12. 4. Monitoring ADR.......
MONITOR INTERAKSI OBAT
• Perubahan sifat farmakodinamika maupun farmakokinetika
suatu obat yang disebabkan oleh pemakaian dua obat atau
lebih secara bersamaan, karena faktor diet, atau karena
kebiasaan (merokok, alkohol, dll)
• Precipitant Drug: Obat yang mempengaruhi
• Object Drug: Obat yang dipengaruhi
• Pada interaksi yg melalui enzim cytochrome P-450, Object
drug disebut sebagai Substrat dan Precipitant disebut
Inhibitor/Induktor enzim Cytochrome P-450
13. 5. Monitoring Toksisitas Obat
Nama Obat Tanda Klinik Toksisitas
Fenitoin Ataksia, Nistagmus, Blurred vision, Slured vision, Dizziness,
Drowsiness, Confusion, Mood berubah, kadar obat > 100mg:
kmatia
Teofillin/Aminofil
lin
Muntah berulang, agitasi, konvulsi, takhikardia, pupil dilatasi,
tremor insomnia, hipokalemia, iritabilitas
Digoksin Perubahan EKG (depresi gel ST), hiperkalemia, mual, muntah,
blured vision, perubahan tingkah laku, konfusion, heart block
Warfarin Perdarahan internal, koma, angina, nyeri abdomen, nyeri
otot
Mengenali tanda toksisitas beberapa obat
dengan indeks terapi sempit
14. Rangkuman Proses
• Review rekam medis >> Form PTO
• Monitoring KU Pasien
• Kondisi klinik, TTV, Laborat
• Memantau kepatuhan penggunaan obat
• Disuntik jam berapa? diminum tidak? Benar tidak cara pakainya? Waktu
minumnya? Cek masih ada sisa tidak
• wawancara efektifitas pengobatan
• Kondisi setelah menggunakan obat
• Perkembangan penyakit
• Memantau keamanan penggunaan obat
• Alergi? Efek samping? dan reaksi interaksi obat? Toksisitas?
• Memberi saran non farmakologi untuk menunjang keberhasilan
terapi
18. DTP (1998)
1.Need Additional Drugs
2.Unnecessary Drugs
3.Wrong Drugs
4.Dosage Too Low
5.Adverse Drug Reaction
6. Dosage Too High
7. Not Following
Instructions
1. Untreated Indication
2. Improper Drug Selection
3. Sub Therapeutical Dose
4. Overdosage
5. Not Rechieving Drugs
6. Adverse Drug Reaction
7. Drug Interaction
8. Drug Use Withhout
Indication
DRP (1990)
19. DTP (1998)
1.Need Additional Drugs
2.Unnecessary Drugs
3.Wrong Drugs
4.Dosage Too Low
5.Adverse Drug Reaction
6. Dosage Too High
7. Not Following Instructions
Indication
Eficacy
Safety
Compliance
21. M-E-S-O
• Definisi: pemantauan setiap respon terhadap
Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang
terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
• Tujuan :
• Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
• Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang
sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
22. Kegiatan M-E-S-O
• Menganalisis laporan efek samping Obat.
• Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai
resiko tinggi mengalami efek samping Obat.
• Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat
(MESO).
• Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping
Obat Nasional.
• Yang perlu diperhatikan:
• Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
• Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat
23. Proses ?
• Grading
• Persempit dugaan obat pemicu ADR
• Time Analisis
• Literatur Searching
• Documentasi (tools)
24. 1. Grading
Adverse events are classified as follows:
•0=No adverse event or within normal limits
•1=Mild adverse event
•2=Moderate adverse event
•3=Severe and undesirable adverse event
•4=Life-threatening or disabling adverse event
•5=Death related to adverse event
26. 2. Time analisis
Catat Waktu munculnya ADR
Adakah korelasi antara start minum obat
yang dicurigai dengan munculnya reaksi
ditinjau dari :
Onset obat yang dicurigai
4-5 x t 1/2 obat yang dicurigai
Setelah minum obat yang dicurigai
(hipersensitifitas)
28. 5. Documentation (TOOLS)
NARANJO Algorithm
DANAN-BENICHOU
RUCAM
DIPS
Karch & Lasagna scale
WHO probability scale
Liverpool algorithm
Spanish quantitative imputation scale
Kramer's scale
Jones scale
European ABO system
Bayesian system.
29. Naranjo Algoritm
No Reaksi Obat yg Merugikan (ROM) Ya Tidak
Tidak
Tahu
01 Apakah ada laporan yang jelas tentang ROM tsb pada waktu
lampau ?
+1 0 0
02 Apakah ROM terjadi stelah pemberian obat yang dicurigai sbg
penyebab ter-jadinya ROM ?
+2 -1 0
03 Apakah ROM berkurang ketika obat dihentikan atau ketika diberi
obat antagonis
+1 0 0
04 Apakah ROM timbul lagi ketika obat tsb diberikan lagi ?
+2 -1 0
05 Adakah alternatif lain penyebab ROM pada pasien tersebut ?
-1 +2 0
06 Apakah ROM juga timbul ketika diberikan plasebo ? -1 +1 0
07 Apakah Obat berada pada konsentrasi toksis dalam darah ?
+1 0 0
08 Apakah ROM meningkat ketika dosis ditingkatkan atau berkurang
ketika dosis diturunkan ?
+1 0 0
09 Apakah pasien pernah mengalami ROM yang sama di waktu
lampau ketika obat yang sama atau turunannya diberikan ? +1 0 0
10 Apakah diagnosis ROM tersebut didukung oleh bukti yang
obyektif ?
+1 0 0
JUMLAH TOTAL SCORE
30. DIPS
PERTANYAAN DIPS Yes No* Unknown
Apakah ada laporan yang dapat dipercaya sebelumnya mengenai
interaksi ini pada manusia?
+1 –1 0
2. Apakah interaksi obat yang diobservasi ini sesuai dengan literatur
tentang mekanisme interaksi dari obat presipitan?
+1 –1 0
3. Apakah interaksi obat yang diobservasi ini sesuai dengan literatur
tentang mekanisme interaksi dari obat objek?
+1 –1 0
4. Apakah interaksi tersebut terjadi pada waktu yang tepat (onset
atau offset)?
+1 –1 0
5. Apakah terjadi penurunan efek interaksi ketika obat presipitan
dihentikan tetapi tidak ada perubahan pada obat objek. (Jika obat
presipitan tidak dihentikan, maka pilihlah "Unknown atau NA" dan
melewatkan Pertanyaan 6).
+1 –2 0
6. Apakah interaksi muncul kembali ketika obat presipitan diberikan
lagi pada penggunaan obat objek yang lama
+2 –1 0
7. Adakah penyebab lain dari kejadian interaksi obat tersebut? –1 +1 0
8. Apakah obat objek terdeteksi dalam darah atau cairan tubuh lain
pada konsentrasi yang sesuai dengan interaksi yang tersebut diatas?
+1 0 0
9. Apakah interaksi obat telah didukung oleh bukti objektif yang sesuai
dengan efek pada obat objek (selain disebabkan konsentrasi obat
berdasarkan pertanyaan 8)?
+1 0 0
10. Apakah interaksi lebih besar ketika dosis obat presipitan
ditingkatkan atau berkurang ketika dosis obat presipitanya
diturunkan?
+1 –1 0
SKOR TOTAL
32. lemah, denyut jantung terasa tidak teratur
disertai nyeri dada. Dengan Hasil pemeriksaan
ECG pasiendidiagnosa SVT dan mendapat terapi
Amiodarone , Primperan 3x 1 amp; Ranitidine 2 x
1 amp, ISDN 3x5mg. Hasil lab: SGOT 1050, SGPT
5115, ALP 589mg/dl; GGT 478mg/dl; Bilirubin 3,7
mg/dl; GDA 122 mg/dl
Tn SF 62 th MRS dengan keluhan mual, muntah,
Kasus 1
33. Kasus 2
• Tn M 42 th, MRS dengan betis bengkak dan nyeri.
Dokter mendiagnosa DVT dan mendapat terapi Lovenox
2x 0,6 IU selama 7 hari 2x1tabs,c, Na Diklofenak 3 x50
mg, Neurobion. Pada hari ketiga ditambahkan warfarin
2 mg yang diteruskan selama 3 bulan. Dua minggu
setelah KRS pasien kembali MRS dengan keluhan sesak
nafas, lemah, pucat. Dokter menduga anemia yang
kemudian dibuktikan dengan Hb 4, 2 gr %.
34. Kasus 3
• Pria 82 tahun mengeluh rasa kantuk dan pusing yang
berkepanjangan gemetar dan badan terasa kaku.
Riwayat penyakitnya adalah hipertrofi prostat dan
diberi resep oleh dokter : Terazocin (Harnal) tab 400
mcg sehari. Dua bulan yang lalu ia diberi resep :
Proklorperazin (stemetil) 5 mg 3 x sehari untuk
mengatasi pusing/vertigo yang berkepanjangan