SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
RESPONS FISIOLOGI
PADA TINGKAT STRESS
METABOLIK
PADA KASUS BEDAH
Oleh:
dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, FINASIM
2
• Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani dan dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit,
injuri, atau deformitas tubuh yang akan mencederai jaringan yang dapat
menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ
tubuh lainnya.
• Pembedahan merupakan suatu kondisi yang merupakan kombinasi dari
anestesi, medikasi, trauma jaringan, kehilangan darah, dan perubahan
temperatur.
Definisi
Epidemiologi
▫ Diperkiraan setidaknya 11% dari beban penyakit di dunia
berasal dari penyakit atau keadaan yang sebenarnya bisa
ditanggulangi dengan pembedahan.
▫ Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2009, menjabarkan bahwa tindakan
bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di
Indonesia dengan persentase 12,8%.
3
Tindakan pembedahan merupakan stresor yang memicu respons
metabolik sehingga berpengaruh terhadap luaran, termasuk status
nutrisi.
Dr. David cuthbershon 1932 membagi respon terhadap metabolic
terhadap pembedahan dalam 2 fase:
1. Ebb phase : ditandai dengan hypovolemia disusul oleh respon
simpatis dan adrenal
2. Flow phase : pasien mengalami kehilangan protein dalam
kecepatan berlebihan.
4
Proses pembedahan menyebabkan trauma pada tubuh,
pada phase ini pasien akan terlihat pucat, takikardi, dan
lembab sebagai akibat hypovolemia yang terjadi pada tubuh
dan hal ini akan terjadi sampai sirkulasi dalam darah kembali
pulih.
Eeb phase akan memanjang jika dalam proses pembedahan
kehilangan darah yang cukup berlebih namun jarang terjadi
bila kehilangan darah hanya sedikit.
Setelah normovolemia amakan akan masuk pada flow phase.
1. Eeb Phase
5
Flow pase ditandai oleh oksidasi protein otot untuk memasok
glukosa sebagai bahan bakar esensisal untuk otak dan
jaringan dalam proses penyembuhan. Kehilangan protein
yang dipacu ini disebabkan karena meningkatnya proteolisis
otot bukan karena berkurangnya sintesis.
2. Flow Phase
6
7
8
Respon Fisiologis Pasca Pembedahan
• Pasca pembedahan, pasien tidak memiliki nafsu makan dan terasa mual serta
muntah. Keadaan ini disebabkan karena terjadi reaksi metabolisme dalam tubuh
dan membutuhkan waktu untuk dapat beradaptasi terhadap makanan.
• Respon metabolisme juga terjadi, karbohidrat dan lemak dimetabolisme untuk
memproduksi energi. Protein tubuh dipecah untuk menyajikan suplai asam
amino yang dipakai untuk membangun jaringan baru. Faktor ini menjurus pada
kehilangan berat badan setelah pembedahan besar. Intake protein yang tinggi
diperlukan untuk mengisi kebutuhan protein untuk 12 proses penyembuhan
luka dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal (Long. C, 1996).
Perubahan
Komposisi Tubuh
Setelah
Pembedahan
9
Berat Badan
Setelah operasi tanpa komplikasi berat badan turun 3 kg,
penurunan berat badan mencapai maksimum pada akhir minggu
ke 2 pasca operasi. Selanjutnya berat badan akan naik 3 bulan
pasca operasi. Namun pada pasein yang sebelum operasi
mengalami deficit makan kenaikan berat badan akan berangsur
dalam waktu 6 bulan sampai dengan 1 tahun.
Kelebihan berat badan ini disebabkan karena penimbunan lemak
dan diistilahkan post traumatic obesity.
10
11
Lemak & Protein
Penurunan berat badan pasca operasi diakibatkan oksidasi lemak
dan dan pemecahan protein intuk memasok energi dan asam
amino 2 minggu pertama pasca bedah.
Kebanyakan lemak yang hilang terjadi dalam beberapa hari pasca
bedah ketika defisit energi adalah maksimal paling sedikit satu kg
hilang dalam minggu pertama. Setelah 2 atau 3 bulan, ketika
pasien sudah sehat dan cadangan protein sudah terisi,
penambahan lemak mencapai maksimum.
12
13
14
Air
Selama minggu pertama pasca bedah ketika dimana kadar
hormone anti diuretik tinggi terjadi retensi air. Pasien mengalami
hiponatremia karena penambahan air natrium yang berasal dari
substansi sel dan oksidasi protein dan lemak.
15
Perubahan berat badan, lemak, protein, dan air pasca pembedahan
dapat memicu keadaan malnutrisi jika tidak diatasi dengan baik.
Malnutrisi energi dan protein akan berdampak pada fungsi fisiologis
dan meningkatkan risiko pembedahan atau memperpanjang masa
pemulihan (Widjanarko & Toar, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka
pasca pembedahan berhubungan dengan status gizi pasien, yang
menyebutkan semakin baik statugizi pasien maka semakin cepat pula
proses penyembuhan luka, dan sebaliknya (Paridah, 2014).
16
Terapi diet yang diberikan pada pasien pasca bedah ialah diet TETP (Tinggi
Energi Tinggi Protein) dengan tahapan pemberian bentuk makanan disesuaikan
dengan kondisi pasien dan jenis penyakit. Diet yang disarankan adalah:
1) Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi;
2) Bentuk makanan dan porsi disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan
makan penderita;
3) Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam);
4) Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin;
5) Syarat diet pasca-operasi adalah pasca-operasi adalah memberikan makanan
memberikan makanan secara bertahap secara bertahap mulai darimulai dari
bentuk cair, saring, lunak, dan biasa.
17
Tatalaksana Diet Pasca Bedah
18
Tatalaksana Diet Pasca Bedah
19
Tatalaksana Diet Pasca Bedah
20
Tatalaksana Diet Pasca Bedah
21
22
Contoh Menu
PAGI SIANG MALAM
Bubur Sumsum
Orak-Arik Tahu
Telur Rebus
Setengah Matang
Pukul 10.00
Puding caramel atau
es krim
Bubur Saring
Gadon daging
orak-arik tahu
Sup Makaroni
Jus Pepaya
Pukul 16.00
Puding Saus Peach
Bubur Saring
Ayam Giling Bumbu
Tahu kukus
Sup Oyong Variasi
Terima Kasih
23

More Related Content

Similar to Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx

PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
pkmmasmambang
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi steril
Fransiska Vita
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratManajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Nur Hajriya
 
Nutrisi ppok
Nutrisi ppokNutrisi ppok
Nutrisi ppok
su darto
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
AllyaNurKhalifah1
 

Similar to Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx (20)

PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
 
Pdf total prenteral nutrisi steril
Pdf total prenteral nutrisi   sterilPdf total prenteral nutrisi   steril
Pdf total prenteral nutrisi steril
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
Makalah Cachexia Malignansi
Makalah Cachexia Malignansi Makalah Cachexia Malignansi
Makalah Cachexia Malignansi
 
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
AaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sindrom Nefrotik
Sindrom NefrotikSindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik
 
kwasikor
kwasikorkwasikor
kwasikor
 
Diet and Depression : Exploring the biological mechanism .pdf
Diet and Depression : Exploring the biological mechanism .pdfDiet and Depression : Exploring the biological mechanism .pdf
Diet and Depression : Exploring the biological mechanism .pdf
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrinAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin
 
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratManajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Nutrisi ppok
Nutrisi ppokNutrisi ppok
Nutrisi ppok
 
Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
 
Tahap pre intra-post operatif
Tahap pre intra-post operatifTahap pre intra-post operatif
Tahap pre intra-post operatif
 
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
vavawgw4252526hnNNNNMmmmmmmmmmmmmm11111111
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 

Recently uploaded

PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
SalwaAplikasi
 
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
Jual obat penggugur 08561234742 Cara menggugurkan kandungan 08561234742
 

Recently uploaded (11)

ppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptx
ppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptxppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptx
ppt-mpasi pada balita umur 6 - 24 bulan.pptx
 
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptxPPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
PPT KELOMPOK A3 HIPERKES KESELAMATAN KERJA FIX.pptx
 
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
OBAT ABORSI SEMARANG 08561234742 OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN 08561234742
 
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptxPPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
 
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptxpelayanan  ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
pelayanan ILP DI POSYANDU dan IMUNISASI.pptx
 
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptxKonsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
 
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptxPPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
PPT Integrasi Layanan Primer PLANTUNGAN.pptx
 
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docxBukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
Bukti Tindak Lanjut Mitigasi Risiko.docx
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
 
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.pptjenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
jenis patogen bakteri jamur kapang dan mikroorganisme.ppt
 
Pertussis (Whooping Cough) Health Education
Pertussis  (Whooping Cough) Health EducationPertussis  (Whooping Cough) Health Education
Pertussis (Whooping Cough) Health Education
 

Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx

  • 1. RESPONS FISIOLOGI PADA TINGKAT STRESS METABOLIK PADA KASUS BEDAH Oleh: dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, FINASIM
  • 2. 2 • Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh yang akan mencederai jaringan yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya. • Pembedahan merupakan suatu kondisi yang merupakan kombinasi dari anestesi, medikasi, trauma jaringan, kehilangan darah, dan perubahan temperatur. Definisi
  • 3. Epidemiologi ▫ Diperkiraan setidaknya 11% dari beban penyakit di dunia berasal dari penyakit atau keadaan yang sebenarnya bisa ditanggulangi dengan pembedahan. ▫ Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009, menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase 12,8%. 3
  • 4. Tindakan pembedahan merupakan stresor yang memicu respons metabolik sehingga berpengaruh terhadap luaran, termasuk status nutrisi. Dr. David cuthbershon 1932 membagi respon terhadap metabolic terhadap pembedahan dalam 2 fase: 1. Ebb phase : ditandai dengan hypovolemia disusul oleh respon simpatis dan adrenal 2. Flow phase : pasien mengalami kehilangan protein dalam kecepatan berlebihan. 4
  • 5. Proses pembedahan menyebabkan trauma pada tubuh, pada phase ini pasien akan terlihat pucat, takikardi, dan lembab sebagai akibat hypovolemia yang terjadi pada tubuh dan hal ini akan terjadi sampai sirkulasi dalam darah kembali pulih. Eeb phase akan memanjang jika dalam proses pembedahan kehilangan darah yang cukup berlebih namun jarang terjadi bila kehilangan darah hanya sedikit. Setelah normovolemia amakan akan masuk pada flow phase. 1. Eeb Phase 5
  • 6. Flow pase ditandai oleh oksidasi protein otot untuk memasok glukosa sebagai bahan bakar esensisal untuk otak dan jaringan dalam proses penyembuhan. Kehilangan protein yang dipacu ini disebabkan karena meningkatnya proteolisis otot bukan karena berkurangnya sintesis. 2. Flow Phase 6
  • 7. 7
  • 8. 8 Respon Fisiologis Pasca Pembedahan • Pasca pembedahan, pasien tidak memiliki nafsu makan dan terasa mual serta muntah. Keadaan ini disebabkan karena terjadi reaksi metabolisme dalam tubuh dan membutuhkan waktu untuk dapat beradaptasi terhadap makanan. • Respon metabolisme juga terjadi, karbohidrat dan lemak dimetabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh dipecah untuk menyajikan suplai asam amino yang dipakai untuk membangun jaringan baru. Faktor ini menjurus pada kehilangan berat badan setelah pembedahan besar. Intake protein yang tinggi diperlukan untuk mengisi kebutuhan protein untuk 12 proses penyembuhan luka dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal (Long. C, 1996).
  • 10. Berat Badan Setelah operasi tanpa komplikasi berat badan turun 3 kg, penurunan berat badan mencapai maksimum pada akhir minggu ke 2 pasca operasi. Selanjutnya berat badan akan naik 3 bulan pasca operasi. Namun pada pasein yang sebelum operasi mengalami deficit makan kenaikan berat badan akan berangsur dalam waktu 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Kelebihan berat badan ini disebabkan karena penimbunan lemak dan diistilahkan post traumatic obesity. 10
  • 11. 11
  • 12. Lemak & Protein Penurunan berat badan pasca operasi diakibatkan oksidasi lemak dan dan pemecahan protein intuk memasok energi dan asam amino 2 minggu pertama pasca bedah. Kebanyakan lemak yang hilang terjadi dalam beberapa hari pasca bedah ketika defisit energi adalah maksimal paling sedikit satu kg hilang dalam minggu pertama. Setelah 2 atau 3 bulan, ketika pasien sudah sehat dan cadangan protein sudah terisi, penambahan lemak mencapai maksimum. 12
  • 13. 13
  • 14. 14 Air Selama minggu pertama pasca bedah ketika dimana kadar hormone anti diuretik tinggi terjadi retensi air. Pasien mengalami hiponatremia karena penambahan air natrium yang berasal dari substansi sel dan oksidasi protein dan lemak.
  • 15. 15
  • 16. Perubahan berat badan, lemak, protein, dan air pasca pembedahan dapat memicu keadaan malnutrisi jika tidak diatasi dengan baik. Malnutrisi energi dan protein akan berdampak pada fungsi fisiologis dan meningkatkan risiko pembedahan atau memperpanjang masa pemulihan (Widjanarko & Toar, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka pasca pembedahan berhubungan dengan status gizi pasien, yang menyebutkan semakin baik statugizi pasien maka semakin cepat pula proses penyembuhan luka, dan sebaliknya (Paridah, 2014). 16
  • 17. Terapi diet yang diberikan pada pasien pasca bedah ialah diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein) dengan tahapan pemberian bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien dan jenis penyakit. Diet yang disarankan adalah: 1) Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi; 2) Bentuk makanan dan porsi disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita; 3) Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam); 4) Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin; 5) Syarat diet pasca-operasi adalah pasca-operasi adalah memberikan makanan memberikan makanan secara bertahap secara bertahap mulai darimulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. 17
  • 22. 22 Contoh Menu PAGI SIANG MALAM Bubur Sumsum Orak-Arik Tahu Telur Rebus Setengah Matang Pukul 10.00 Puding caramel atau es krim Bubur Saring Gadon daging orak-arik tahu Sup Makaroni Jus Pepaya Pukul 16.00 Puding Saus Peach Bubur Saring Ayam Giling Bumbu Tahu kukus Sup Oyong Variasi