1. ANALISA JURNAL
BAB I
A. JUDUL JURNAL
Menggunakan abdominal massage untuk melancarkan konstipasi
B. PENULIS JURNAL
Lamas, Kristina.
C. LATAR BELAKANG JURNAL
Konstipasi merupakan kumpulan gejala-gejala fisik yang tidak
nyaman. Beberapa gejala fisik yang sering kali dirasakan oleh pasien
dengan konstipasi adalah hipertimpani atau kembung, mual, dan kram
perut. Konstipasi sering kali dihubungkan dengan penggunaan laxative.
Konstipasi dianggap sebagai hal yang intim atau privacy oleh beberapa
orang, sehingga beberapa orang merasa sulit untuk mengatakan mengenai
dirinya yang mengalami konstipasi, berkaitan pula dengan kesendirian dan
isolasi.
Abdominal Massage telah lama didiskusikan di berbagai literatur.
Pembahasan mengenai abdominal massage yaitu sejak beberapa tahun
yang lalu yaitu sekitar tahun 1800an sebagai solusi untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan konstipasi. Dalam jurnal ini telah membuktikan
bahwa abdominal massage sebagai treatment yang secara dapat
mengurangi atupun menghilangkan konstipasi.
Gejala fisik yang menjadi problem terbesar terhadap kejadian
konstipasi adalah highly private nature atau hal privat bagi seseorang. Hal
tersebut menjadi hambatan untuk mendiskusikannya dengan pasien,
2. bahkan dengan profesional tenaga medis sekalipun. Hal-hal yang
bersangkutan dengan fungsional tubuh dirasa sebagai hal yang tabu oleh
beberapa pasien, dan bahkan beberapa pasien mengalami perasaan malu,
tidak nyaman dan rentan saat mendiskusikan gejala konstipasi.
Berdasarkan Annells dan koch (2002), konstipasi memiliki efek
besar terhadap kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Konstipasi
menghasilkan rasa yang tidak nyaman, bahkan pasien yang mengalami
konstipasi dapat merasa penolakan dan merasa tersinggung saat tenaga
kesehatan profesional melakukan pengkajian konstipasi. Tujuan dari
penelitian dalam jurnal ini adalah untuk menentukan efek dari abominal
massage pada gejala-gejala gastrointestinal.
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk menentukan efek dan
manfaat dari abdominal massage pada gejala-gejala gastrointestinal.
E. METODOLOGI
Penelitian jurnal ini menggunalakam sebanyak 60 responden dengan
konstipasi. Terbagi dalam dua kelompok yang dipilih secara random yaitu
kelompok kontrol dan kelompok kasus. Kelompok kasus mendapat 15
menit abdominal massage dan hand massage dalam 1 hari, 5 hari dalam
seminggu, selama 8 minggu serta tetap mendapatkan laxative. Pasien
tersebut diinstruksikan untuk mengurangi konsumsi laxative ketika pasien
tersebut mengalami peningkatan bowel function. Kelompok kontrol
3. diberikan laxative seperti biasa yang telah diresepkan. Kriteria inklusi
yang dapat dilakukan massage abdomen antara lain:
a. Kencang pada setengah waktu saat defekasi
b. Feses keras pada lebih dari seperempat defekasi
c. Perasaan tidak komplit hingga seperempat waktu defekasi
d. Sensasi sumbatan di anus
e. Membutuhkan waktu untuk mengejan hingga seperempat defekasi
f. Kurang dari tiga kali defekasi dalam satu minggu.
F. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan sekitar 40% dari peserta yang menerima
pijat perut telah sangat meningkat setelah delapan minggu. HRQpL
digunakan untuk menghitung efektivitas biaya dan, saat diberikan kepada
mereka yang memiliki sangat meningkat HRQpL, pijat perut ditemukan
efektif biaya. Pijat perut secara signifikan mengurangi gejala
gastrointestinal berkaitan dengan sembelit dan perut nyeri, dan
mengakibatkan peningkatan jumlah buang air besar dibandingkan dengan
kelompok kontrol (Lamas et al, 2009). Kesehatan terkait kualitas hidup/
Health Related Quality of Life (HQRoL) juga meningkat secara signifikan
pada kelompok kasus (Lamas et al, 2010). Namun, pijat perut tidak
memiliki efek langsung dan butuh sampai dua minggu bagi peserta untuk
mengalami peningkatan fungsi usus. Hal ini kemudian meningkat secara
bertahap selama periode penelitian. Hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti menunjukkan peserta merasa nyaman menerima pijat perut dan
4. percaya fungsi usus mereka telah membaik. Sedikit masalah dengan
kembung, sakit kepala dan susah tidur juga dilaporkan dan peserta menjadi
kurang peduli tentang kompleksitas fungsi usus selama pijat,
menggambarkannya sebagai perasaan "kebebasan".
G. SIMPULAN
Partisipan penelitian menganggap abdominal massage sebagai terapi yang
menyenangkan, dibandingkan dengan menggunakan laxative yang sering
memiliki efek samping negative, tetapi abdominal massage dapat
digunakan sebagai komplementer terapi atau sebagai treatment yang
pertama dikakukan.
Efek samping negative berhubungan dengan abdominal massage, karena
merupakan hal yang jarang tapi tidak semua pasien mendapat keuntungan
dari abdominal massage. Hal terpenting adalah menemukan pasien
konstipasi yang akan dilegakan dengan abdominal massage. Hal tersebut
tidak diketahui pasien mana yang akan sangat beruntung, hal tersebut
membutuhkan penelitian lebih lanjut. Abdominal massage dapat dengan
mudah dipelajari oleh perawat; jika pasien dengan konstipasi tersebut
merasa nyaman dengan abdominal massage, akan sangat layak untuk
dicoba.
BAB II
A. LATAR BELAKANG
Konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-beda pada setiap
pasiennya. Menurut World Gastroenterology Organization (WGO) ada
5. defekasi keras (52%), tinja seperti pil/ butir obat (44%), ketidakmampuan
defekasi saat diinginkan (34%), atau defekasi yang jarang (33%). Kejadian
konstipasi di Indonesia sebesar 3.857.327 jiwa. Data Dinas Kesehatan
Jawa Tengah menunjukkan bahwa angka kesakitan konstipasi mencapai
jumlah 2.574 orang (Nurrokhim, 2009). Konstipasi merupakan defekasi
kurang dari tiga kali perminggu. Kejadian konstipasi di rumah sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta selama dilakukan observasi mulai pada tanggal
2 sampai 7 September 2014 terdapat tiga pasien yang mengalami
konstipasi. Menurut pengkajian awal dari pasien yang mengalami
konstipasi didapatkan data selama dirawat di rumah sakit sekitar satu
minggu belum buang air besar (BAB). Pasien mengatakan hal tersebut
dikarenakan keadaan seperti kebiasaan makan pasien yang tidak
menghabiskan porsi diet yang telah diberikan. Selain itu pasien post
operatif laparatomi mengatakan masih takut bergerak karena keadaannya
sehingga mengakibatkan pasien kesulitan untuk BAB.
Adanya kejadian beberapa pasien mengalami konstipasi maka dipilihlah
jurnal ini yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan konstipasi
pada pasien. Abdominal massage ini merupakan tindakan keperawatan
yang dapat dilakukan secara mandiri. Abdominal massage juga merupakan
terapi yang dapat dilakukan tanda memiliki efek negative.
B. TUJUAN (MAHASISWA)
1. Tujuan Umum
Mengetahui cara aplikasi dan manfaat dari massage abdominal
6. 2. Tujuan Khusus:
a. Untuk menambah pengalaman perawat dalam tindakan mandiri yang
dapat meningkatkan pelayanan pasien.
b. Mengaplikasikan kemampuan perawat dalam melakukan massage
abdomen.
c. Menjadi terapi awal yang dapat dilakukan untuk melegakan
konstipasi.
d. Sebagai terapi non farmakologis untuk melegakan konstipasi.
e. Menjadi informasi baru mengenai pijat perut atau abdominal massage
untuk melegakan konstipasi.
C. PEMBAHASAN
Pijat perut secara signifikan mengurangi gejala gastrointestinal
berkaitan dengan sembelit dan perut nyeri, dan mengakibatkan
peningkatan jumlah buang air besar dibandingkan dengan kelompok
kontrol (Lamas et al, 2009). Kesehatan terkait kualitas hidup/ Health
Related Quality of Life (HQRoL) juga meningkat secara signifikan
pada kelompok kasus (Lamas et al, 2010). Namun, pijat perut tidak
memiliki efek langsung dan butuh sampai dua minggu bagi peserta
untuk mengalami peningkatan fungsi usus. Hal ini kemudian
meningkat secara bertahap selama periode penelitian. Tidak ada
perbedaan dalam penggunaan pencahar antara kedua kelompok.
Sekitar 40% dari peserta yang menerima pijat perut telah sangat
meningkat setelah delapan minggu. HRQpL digunakan untuk
7. menghitung efektivitas biaya dan, saat diberikan kepada mereka yang
memiliki sangat meningkat HRQpL, pijat perut ditemukan efektif
biaya.
Menurut Guy’s dan Thomas (2014) mengatakan bagaimana abdominal
massage itu berguna, yaitu untuk menurunkan periode/ lama
penggunaan laxative, membatu atau melegakan flatus dan konstipasi,
mengurangi kemungkinan untuk pergi ke rumah sakit saat ada keluhan
konstipasi. Abdominal massage bisa digunakan oleh orang yang
mengalami konstipasi kronik, orang dengan kram perut yang
disebabkan oleh angin (kembung), orang yang terbiasamenggunakan
laksative untuk mengatasi permasalahan bowel, orang yang selalu
memiliki problem dengan pengosongan bowel.
D. PROSEDUR
a) Hand Massage
Sesi pijat dimulai dengan tangan, memungkinkan terapis untuk
mengarahkan ke pijat perut secara bertahap
ketika para peserta telah santai. Bagian belakang tangan, jari-jari
dan telapak tangan yang dipijat selama sekitar delapan
menit dengan menggunakan stroke panjang dan gerakan melingkar.
b) Abdominal Massage
Perut dipijat ringan selama sekitar tujuh menit, menggunakan
stroke lateral dan ke bawah dan gerakan memutar ke arah usus
besar. Pola pijat sistematis memungkinkan penerima untuk
8. mengenali stroke, mempromosikan rasa aman dan membuatnya
lebih mudah untuk bersantai di sesi mendatang.
E. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
I. KELEBIHAN
1. Meminilmalkan konsumsi obat bagi pasien yang banyak mengandung efek
samping
2. Meminimalkan biaya bagi pasien
3. Penelitian membagi sample menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan intervensi, sehingga lebih mudah untuk memperbandingkan
dan menyimpulkan hasil penelitian.
4. Hasil dari penelitian ini bisa ditiru atau diaplikasikan di rumah sakit lain
dan sangat berguna.
II. KEKURANGAN
1. Pada jurnal ini tidak menjelaskan secara detail langkah pemijatan,
tidak ada gambar per langkah dalam melalukan pemijatan abdomen.
2. Jurnal tidak menyampaikan kontraindikasi terhadap Abdominal
massage secara jelas.
3. Hasil penelitian sesuai dengan judul akan tetapi kurang dijabarkan
dengan jelas.
F. APLIKASI KEPERAWATAN
1. Perawat
a. Untuk menambah pengalam perawat dalam tindakan mandiri yang
dapat meningkatkan abdominal massage
9. b. Mengapikasikan kemampuan perawat dalam melakukan massage
abdomen
c. Menambah pengetahuan perawat tentang manfaat massage
abdomen
2. Rumah Sakit
a. Menambah kepuasan pasien sehingga pasien lebih nyaman dengan
pelayanan yang diberikan di rumah sakit
b. Menambah informasi baru mengenai terapi komplementer untuk
melancarkan konstipasi
c. Menjadi terapi awal yang dapat dilakukan untuk melancarkan
konstipasi
3. Mahasiswa
a. Sebagai terapi non farmakologis untuk melegakan konstipasi.
b. Sebagai terapi yang efektif untuk melegakan konstipasi
c. Menjadi informasi baru mengenai pijat perut atau abdominal
massage untuk melegakan konstipasi
G. REFERENSI
Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Ed.7.
Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: EGC.
H. LAMPIRAN JURNAL ASLI