SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Perencanaan Wilayah & Tata Ruang
Dosen Pengajar: Shahril Budiman, S.Sos, MPM
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Raja Haji
Ilmu Pemerintahan Reguler A
Rizki Mulyanto
16102126
Bagian I
Ruang Lingkup Perencanaan
Pengembangan Wilayah
Regional Science
(ILMU WILAYAH)
Ilmu Wilayah Dan Ilmu
Kewilayahan Lain
Ciri & Orientasi Ilmu
Perencanaan
Pengembangan
Wilayah
Paradigma Baru
Perencanaan
Pengembangan Wilayah
321
Pengantar Perwilayahan
Konsep
Wilayah
Bagian II
Perencanaan
Pengembangan
Wilayah Dari Waktu
Ke Waktu
Ruang Lingkup Perencanaan Pengembangan Wilayah
Sebagai suatu bidang kajian, bidang ini tergolong dalam
keilmuan yang bersifat multidisiplin, meliputi bidang-bidang
ilmu mengenai fisik, sosial ekonomi, hingga manajemen.
Sebagai suatu kumpulan ilmu, "alat” (tools) serta
pendekatan-pendekatan di dalam proses perencanaan dan
pembangunan.
01 02 03(1) Aspek Pemahaman (2) Aspek Perencanaan 3) Aspek Kebijakan
 Ilmu-ilmu pengetahuan dan teori-teori
untuk memahami fenomena fisik
alamiah hingga sosial ekonomi di
dalam dan antar wilayah. Selanjutnya,
sebagai pengetahuan misalnya,
pengetahuan mengenai ilmu sistem
merupakan alat penting yang
digunakan untuk memahami
keterkaitan unsur-unsur fisik dan non
fisik wilayah.
 Mencakup proses formulasi
masalah, formulasi visi, misi dan
tujuan pembangunan, teknik-
teknik desain dan pemetaan,
sistem pengambilan keputusan
hingga perancangan teknis dan
kelembagaan perencanaan
 Mencakup pendekatan-
pendekatan evaluasi, serta
proses pelaksanaannya,
termasuk proses-proses
politik, administrasi, dan
manajerial pembangunan
01 02 03 04
 Kedua unsur tersebut
baik secara eksplisit
maupun implisit dimuat
pada berbagai
nomenklatur seperti visi,
misi, tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan,
program, proyek,
aktivitas, dan lain
sebagainya.
Hal Yang Ingin
Dicapai
 Kedua unsur tersebut
baik secara eksplisit
maupun implisit dimuat
pada berbagai
nomenklatur seperti visi,
misi, tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan,
program, proyek,
aktivitas, dan lain
sebagainya.
Cara Untuk
Mencapainya
 Sehingga memerlukan
penjelasan mengenai
fenomena di masa lalu dan
yang akan datang, serta
secara spasial. Selain itu,
hal mendasar dalam
perencanaan adalah bahwa
perencanaan haruslah
ditujukan untuk kepentingan
pembangunan manusia
secara berkelanjutan.
Ruang
 Perencanaan harus juga
dimaknai dengan kinerja
sosial budaya masyarakat
yang sel dengan
kelestarian lingkungannya.
Kedua hal terakhir inim
bahwa di dalam suatu
proses perencanaan harus
memper modal sosial
(social capital) dan
sumberdaya bersama
resources).
Waktu
1.2. Regional Science (Ilmu Wilayah)
Secara harfiah, ilmu wilayah dapat dipandang sebagai ilmu yang
mempelajari aspek-aspek dan kaidah-kaidah kewilayahan, dan mencari
cara-cara yang efektif dalam mempertimbangkan aspek-aspek dan
kaidahkaidah tersebut ke dalam proses perencanaan pengembangan
kualitas hidup dan kehidupan manusia. Dalam hal ini, regional science
tidak didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari bagaimana
merencanakan pembangunan
Ilmu wilayah mempertimbangkan ruang dan lingkungan
sepanjang berkaitan dengan aspek-aspek lokasi, lokal,
kota, desa atau wilavah. Ilmu wilayah membahas
sejauhmana pengaturan-pengaturan dan dimensi spasial
berpengaruh nyata di dalam perilaku-perilaku
perusahaan, konsumen dan lembaga.
Ilmu wilayah yang dimaksudkan
oleh Walter Isard adalah suatu
ilmu yang digolongkan ke dalam
ilmu sosial
Walter Isard (1956)
Bukunya “Urban and Regional
Planning - A System Approach"
menyatakan bahwa inti ilmu
perencanaan (yang dimaksudnya
tentu "Urban and Regional
Planning") adalah "Location
Theory”.
McLoughlin (1969)
Ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan perencanaan
pengembangan wilayah sering
dianggap sebagai cabang ilmu-
ilmu sosial atau lebih tepatnya
ilmu ekonomi.
(Nijkamp, 1986),
Regional Science
Geobiofisik
Ekonomi
Pengertian ilmu wilayah sekarang sudah jauh
berkembang yang semula didefinisikan oleh Isard (1975),
yang membatasi domain regional science tidak memasuki
aspek-aspek kebijakan (policy).
Politik di dalam suatu ruang
01
02
03
04
Kelembagaan
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sesuai dengan namanya, maka Ilmu Wilayah akan melibatkan metode-metode dan menggunakan
prosedur ilmiah (scientific), meskipun tidak harus dalam pengertian yang paling murni. Ilmu
Wilayah memfokuskan kajian pada mengapa sesuatu menjadi demikian adanya? (Why are things as
they are?) Nampaknya pengertian Isard tersebut belum secara tegas memberikan batas kapan
kajian ilmiah tidak bersifat murni dan kapan bersifat “murni”.
Walter Isard (1975) menjelaskan bahwa Ilmu Wilayah mencoba menanggapi hal-hal yang selama
ini kurang dijelaskan dengan memuaskan oleh cabang ilmu-ilmu yang lain. Di Indonesia, pada
awalnya kajian tentang wilayah sudah dirilis oleh Sutami (1977) dengan mulai memperkenalkan
kepada kalangan perencanaan pembangunan dan penentu kebijakan tentang wilayah
pembangunan.
Ilmu Wilayah dan Ilmu-Ilmu Kewilayahan Lainnya
Ilmu kewilayahan, baru diakui sebagai disiplin ilmu
tersendiri pada sekitar pertengahan tahun 1950-an
(Nijkamp dan Mills, 1986). Sejak itu, disiplin ilmu ini
diterima secara luas sebagai kerangka analisis dalam
mempelajari permasalahan lokasi dan alokasi dalam
tatanan keruangan (geographical location-allocation
problems). Pada awalnya, ilmu kewilayahan ini
bersumber dari dua mazhab, yakni regional economics
(ekonomi wilayah) dan regional geography (geografi
wilayah)
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
01
02
03
(1) Berorientasi
Kewilayahan.
Futuristik
Berorientasi Publik
Sebagai suatu kombinasi dari seni serta kumpulan-kumpulan
pengalaman dan pendekatan, kajian perencanaan dan pengembangan
wilayah memiliki sifat-sifat
Ilmu-ilmu atau kajian-kajian mengenai Perencanaan Pengembangan
wilayah secara umum ditunjang oleh empat pilar pokok,
Inventarisasi,
klasifikasi, dan
evaluasi
sumberdaya
Aspek ekonomi Aspek
kelembagaan
(institusional),)
Aspek lokasi
(spasial)
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Inventarisasi, Klasifikasi, dan Evaluasi Sumberdaya
Sumberdaya adalah
segala bentuk-bentuk
input yang dapat
menghasilkan utilitas
(kemanfaatan) proses
produksi atau penyediaan
barang dan jasa.
Evaluasi sumberdaya
merupakan proses untuk
menduga potensi dan
daya dukung
sumberdaya untuk
berbagai penggunaan..
Sumberdaya selalu
memiliki sifat langka
(scarcity), dan memiliki
guna (utility) melalui
suatu aktivitas produksi
atau melalui penyediaan
berupa barang dan jasa.
Hasil dari suatu
evaluasi sumberdaya
menjadi suatu dasar
bagi tahap-tahap
selanjutnya dalam
perencanaan dan
pengembangan
wilayah
Aspek Ekonomi
Mengingat keterbatasan/kelangkaan
(scarcity) dan ketidakmerataan
sumberdaya, maka setiap potensi
sumberdaya yang ada harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya
History 1
Dalam teori ekonomi, prinsip efisiensi
dibagi menjadi dua jenis yaitu: efisiensi
produksi dan efisiensi alokasi
History 2
Dalam proses perencanaan dan
pengembangan wilayah, aspek ekonomi
berperan penting untuk mengalokasikan
sumberdaya secara lebih efektif dan
efisien baik dalam perspektif jangka
pendek maupun jangka panjang.
History 3
01 02 03
 Kelembagaan (institution), sebagai
kumpulan aturan main (rules of
game) dan organisasi, berperan
penting dalam mengatur
penggunaan/alokasi sumberdaya
secara efisien, merata, dan
berkelanjutan (sustainable).
 Kelembagaan tidak hanya sekadar
organisasi. Selama ini terjadi
kesalahpahaman karena
kelembagaan sering diidentikkan
dengan sisitem organisasi.
 Dalam konsep ekonomi
kelembagaan (institutional
economic), organisasi merupakan
suatu bagian (unit) pengambil
keputusan yang di dalamnya
diatur oleh sistem kelembagaan
atau aturan main (behavior rule).
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Aspek Lokasi/Spasial
Dalam ilmu wilayah, pengertian jarak atau
hambatan tidak selalu berkonotasi fisik, tetapi
lebih tepat jika diungkapkan sebagai tingkat
aksesibilitas yang dapat diukur melalui
pendekatan waktu tempuh, biaya perjalanan
dan sebagainya, termasuk hubungan sosial.
Dalam konteks spasial, jarak bukanlah satu-satunya
unsur, namun aspek-aspek spasial yang lain juga
penting mencakup arah dan konfigurasi spasial yang
lebih luas. Secara alami, "kedekatan psikologis”
hubungan antarmanusia tidak hanya ditentukan oleh
jarak yang memisahkannya, namun “posisi relatif”
antarkeduanya, akan menentukan pola interaksi dan
komunikasi antarkeduanya.
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Paradigma Baru Perencanaan Pengembangan Wilayah
Ilmu wilayah dapat menawarkan memenuhi
paradigma “partial untuk negara-negara
sedang berkembang dalam rangka
kebutuhan pengembangan wilayah. Dengan
demikian proses pergeseran pendekatan-
pendekatan pembangunan selalu terkait
dengan pergeseran paradigma-paradigma
pembangunan.
kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu.
Perkembangan waktu, pengalaman manusia,
perkembangan ilmu dan teknologi
menyebabkan semakin luasnya ruang
pengetahuan yang pertama (kita tahu bahwa
kita tahu
Kita Tahu Bahwa Kita Tidak
Tahu,
Kita Tahu Bahwa Kita Tahu
Wilayah, Analisis
Spasial, Teori
Lokasi dan
Organisasi Spasial
WILAYAH
konsep kawasan adalah adanya karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan
komponen-komponen di dalam suatu unit wilayah, sehingga batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek fungsional. Dengan demikian, setiap kawasan atau sub
kawasan memiliki fungsi-fungsi khusus yang tentunya memerlukan pendekatan
program tertentu sesuai dengan fung yang dikembangkan tersebut'.
Isard (1975), menganggap pengertian wilayah pada dasarnya bukan
sekadar areal dengan batas-batas terte Menurutnya wilayah adalah suatu
area yang memiliki arti (meaning karena adanya masalah-masalah yang ada
di dalamnya sedemikian sehingga ahli regional memiliki interest di dalam
menangani permasa tersebut, khususnya karena menyangkut permasalahan
sosial-ekonomi
Dengan demikian, wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis
dengan batasbatas spesifik (tertentu) di mana komponen-
komponennya memiliki arti di dalam pendiskripsian perencanaan dan
pengelolaan sumberdaya pembangunan
WILAYAH
Johnston (1976) Johnston (1976) Murty (2000)
wilayah sebagai suatu area geografis, teritorial
atau tempat, yang dapat berwujud sebagai
suatu negara, negara bagian, provinsi, distrik
(kabupaten), dan perdesaan. Tapi suatu wilayah
pada umumnya tidak sekadar merujuk suatu
tempat atau area, melainkan merupakan suatu
kesatuan ekonomi, politik, sosial, administrasi,
iklim hingga geografis, sesuai dengan tujuan
pembangunan atau kajian.
2) wilayah fungsional atau nodal,
merupakan konsep wilayah dengan
menekankan kesamaan keterkaitan
antarkomponen atau lokasi/tempat.
(1) wilayah formal, merupakan
tempat-tempat yang memiliki
kesamaan-kesamaan karakteristik
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
01
02
03
WILAYAH
Wilayah Homogen (Uniform
Atau Homogeneous Region)
Wilayah Sistem Atau
Fungsional
Wilayah Perencanaan (Planning
Region Atau Programming
Region)
Menurut pandangan penulis, kerangka klasifikasi konsep wilayah yang lebih mampu
menjelaskan berbagai konsep wilayah yang dikenal selama ini adalah
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Perwilayahan sebagai Alat Pendeskripsian dan
Perencanaan/Pengelolaan
Johnston, 1976
(1) sebagai alat penyederhanaan
fenomena dunia nyata
Johnston, 1976
(2) sebagai alat pendeskripsian.
Klasifikasi adalah alat yang ampuh
untuk mendeskripsikan fenomena,
termasuk di dalam menggambarkan
hubungan antara manusia dengan
sumberdaya yang dimanfaatkannya di
atas permukaan bumi.
Secara teknis, perbedaan mendasar
klasifikasi Spasial klasifikasi pada
umumnya adalah: (1) aspek spatial
contiguity (L. spasiai) dan (2) aspek
spatial compactness
Dengan demikian, klasifikasi
spasial (pewila merupakan alat
(tools) untuk mempermudah
menjelaskan berbagai
karakteristik fenomena yang ada.
Singkatnya per lain merupakan
alat untuk memotret” kehidupan
nya secara spasial.
Perwilayahan sebagai Alat Pendeskripsian dan
Perencanaan/Pengelolaan
Pewilayahan digunakan sebagai alat untuk mengelola dan
mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Kebijakan
pewilayahan digunakan untuk penerapan pengelolaan
(manajemen) sumberdaya yang memerlukan pendekatan
yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan karakteristik
secara spasial.
Wilayah homogen adalah wilayah yang dibatasi
berdasarkan pada kenyataan bahwa faktor-faktor
dominan pada wilayah tersebut bersifat homogen,
sedangkan faktor-faktor yang tidak dominan bisa
saja beragam heterogen)
Secara tradisi, manusia telah lama melakukan
pewilayahan atas dasar satuan politik administrasi
di atas permukaan bumi menjadi unitunit wilayah
dalam berbagai tingkatan seperti negara, provinsi,
state, kabupaten, district, municipality, kecamatan,
desa, country, shuraku, dan sebagainya.
Konsep-konsep wilayah sistem kompleks dapat
dibagi atas wilayah sebagai (1) sistem ekologi
(ekosistem), (2) sistem sosial, (3) sistem ekonomi
atau gabungan atas dua atau lebih sistem.
Wilayah Nodal
konsep wilayah nodal adalah salah satu konsep wilayah fungsional/sistem yang
sederhana karena memandang suatu wilayah secara dikotomis (terbagi atas dua
bagian). Konsep wilayah nodal didasarkan atas asumsi bahwa suatu wilayah
Jiumpamakan sebagai suatu “sel hidup" yang mempunyai plasma dan inti. Inti (pusat
simpul) adalah pusat-pusat pelayanan dan atau pemukiman, sedangkan plasma
adalah daerah belakang (periphery/hinterland), yang mempunyai sifat-sifat tertentu
dan mempunyai hubungan fungsional.
Konsep wilayah nodal lebih berfokus pada peran
pengendalian/ pengaruh central atau pusat (node) serta
hubungan ketergantungan pusat (nucleus) dan elemen-
elemen sekelilingnya dibandingkan soal batas wilayah
(Richardson, 1969).
Wilayah Pesisir
Secara formal di dalam UU 27 tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil, wilayah pesisir
didefinisikan sebagai daerah peralihan
antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan
laut
wilayah pesisir didefinisikan sebagai
wilayah interaksi antara daratan dan
lautan. Namun definisi sederhana
tersebut, sering menjadi perdebatan
dalam hal penentuan batas wilayah
pesisir ke arah darat dan ke arah laut
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wilayah Pesisir
Secara diagnostik, wilayah pesisir dapat
ditandai dengan empat ciri
Wilayah pesisir dapat berfungsi sebagai
zona penyangga dan merupakan habitat
bagi berbagai jenis biota, tempat
pemijahan, pembesaran, mencari makan
dan tempat berlindung bagi berbagai
jenis biota laut dan pantai
2
Pada umumnya wilayah ini memiliki
tingkat kesuburan yang tinggi dan
menjadi sumber zat organik yang penting
dalam suatu siklus rantai makanan di
laut.
4
Wilayah pesisir memiliki perubahan sifat
ekologi yang tinggi, dan pada skala yang
sempit akan dijumpai kondisi ekologi
yang berbeda.
3
Merupakan wilayah pencampuran atau
pertemuan antara laut, darat dan udara.
Bentuk wilayah ini merupakan hasil
keseimbangan dinamis dari suatu proses
penghancuran dan pembangunan dari
ketiga unsur alam tersebut
1
Wilayah Perencanaan/Pengelolaan Khusus
Perwilayahan komoditas adalah
contoh penetapan wilayah
perencanaan/pengelolaan yang
berbasis pada unit-unit wilayah
homogen. Suatu perwilayahan
komoditas pertanian harus
didasarkan pada kehomogenan faktor
alamiah dan non alamiah.
Konsep perwilayahan komoditas
diawali oleh kegiatan evaluasi
sumberdaya alam seperti evaluasi
kesesuaian lahan (land suitability)
atau kemampuan lahan (land
capability).
Adanya sistem pewilayahan
komoditas diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi sistem
produksi dan distribusi komoda
karena perwilayahan komoditas
pada dasarnya adalah suatu
memaksimalkan "comparative
advantage” setiap wilayah.
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
(1)Penentuan sektor basis
perekonomian wilayah sesuai
dengan potensi/daya dukung
utama yang ada (comparative
advantage).
Pada umumnya penerapan konsep wilayah homogen menjadi wilayah-wilayah
perencanaan sangat dipengaruhi oleh potensi sumberdaya alam dan permasalahan
spesifik yang seragam.
Penerapan lebih jauh konsep
wilayah homogen menjadi
wilayah-wilayah perencanaan
sangat bermanfaat
(2) Pengembangan pola
kebijakan yang tepat sesuai
dengan permasalahan tiap-
tiap wilayah
Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wilayah Administratif-Politis
Wilayah admistratif yang efektif
seyogyanya sekaligus juga merupakan
sistem sosial, ekonomi, dan ekologi
yang efektif pula.
Wilayah yang dipilih tergantung dari
jenis analisis dan tujuan
perencanaannya. Sering pula wilayah
administratif ini disebut sebagai wilayah
otonomi.
Sebagai contoh: negara, provinsi,
kabupaten, kecamatan dan kelurahan
(desa).
Konsep ini didasarkan pada suatu kenyataan
bahwa wilayah berada dalam satu kesatuan
politis yang umumnya dipimpin oleh suatu
sistem birokrasi atau sistem kelembagaan
dengan otonomi tertentu.
Wilayah administratif merupakan wilayah yang
dibatasi atas dasar kenyataan bahwa wilayah
tersebut berada dalam batas-batas
pengelolaan administrasi/tatanan politis
tertentu.
Wilayah administratif adalah wilayah
perencanaan/pengelolaan yang
memiliki landasan yuridis-politis yang
paling kuat
Thank you!
Any questions?

More Related Content

What's hot

Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Deki Zulkarnain
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAInstitut Teknologi Medan
 
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANAbuAnshori
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukSiti Sahati
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanPotpotya Fitri
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis TransekSiti Sahati
 
Substansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahSubstansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahAgus Dwi Wicaksono
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTrijondro Purwanto
 

What's hot (20)

Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Teori lokasi
Teori lokasiTeori lokasi
Teori lokasi
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Morfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kotaMorfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kota
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahan
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
 
Substansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahSubstansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayah
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 

Similar to PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)

Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)DitaRosalia
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfSerlinaNumba
 
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)Fran Siska Novrianty
 
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020Luh Putu Suciati
 
1 30 sept 2013 review dan lingkup
1 30 sept 2013   review dan lingkup1 30 sept 2013   review dan lingkup
1 30 sept 2013 review dan lingkupTities Suryono
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata RuangPerencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata RuangAprliliaPurnamaSari
 
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxKonsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxOnnyBudiAntika1
 
Dirjen pr sttnas-yogya
Dirjen pr sttnas-yogyaDirjen pr sttnas-yogya
Dirjen pr sttnas-yogyaAzmi Haz
 
paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)parascandikamuliansy
 
9 C33 Dcf Cd01
9 C33 Dcf Cd019 C33 Dcf Cd01
9 C33 Dcf Cd01ilman
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialErwin Rasyid
 
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangKamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRiyanAdita
 
BAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.doc
BAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.docBAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.doc
BAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.docsyakurabdul2
 
Perencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangPerencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangAngganiksaputra
 
ppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptxppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptxnurannisasuci
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRahmat261158
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfirkhamarkhanuljamil
 

Similar to PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG) (20)

Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
 
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
 
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
 
1 30 sept 2013 review dan lingkup
1 30 sept 2013   review dan lingkup1 30 sept 2013   review dan lingkup
1 30 sept 2013 review dan lingkup
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata RuangPerencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
 
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxKonsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
 
Dirjen pr sttnas-yogya
Dirjen pr sttnas-yogyaDirjen pr sttnas-yogya
Dirjen pr sttnas-yogya
 
paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)
 
9 C33 Dcf Cd01
9 C33 Dcf Cd019 C33 Dcf Cd01
9 C33 Dcf Cd01
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdfPPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
 
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangKamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
BAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.doc
BAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.docBAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.doc
BAHAN AJAR Adm.Pembangunan Genap.doc
 
Perencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangPerencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruang
 
ppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptxppt Teori Pembangunan.pptx
ppt Teori Pembangunan.pptx
 
potensi
potensipotensi
potensi
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
 

Recently uploaded

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)

  • 1. Perencanaan Wilayah & Tata Ruang Dosen Pengajar: Shahril Budiman, S.Sos, MPM Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Raja Haji
  • 2. Ilmu Pemerintahan Reguler A Rizki Mulyanto 16102126
  • 3. Bagian I Ruang Lingkup Perencanaan Pengembangan Wilayah Regional Science (ILMU WILAYAH) Ilmu Wilayah Dan Ilmu Kewilayahan Lain Ciri & Orientasi Ilmu Perencanaan Pengembangan Wilayah Paradigma Baru Perencanaan Pengembangan Wilayah
  • 6. Ruang Lingkup Perencanaan Pengembangan Wilayah Sebagai suatu bidang kajian, bidang ini tergolong dalam keilmuan yang bersifat multidisiplin, meliputi bidang-bidang ilmu mengenai fisik, sosial ekonomi, hingga manajemen. Sebagai suatu kumpulan ilmu, "alat” (tools) serta pendekatan-pendekatan di dalam proses perencanaan dan pembangunan.
  • 7. 01 02 03(1) Aspek Pemahaman (2) Aspek Perencanaan 3) Aspek Kebijakan  Ilmu-ilmu pengetahuan dan teori-teori untuk memahami fenomena fisik alamiah hingga sosial ekonomi di dalam dan antar wilayah. Selanjutnya, sebagai pengetahuan misalnya, pengetahuan mengenai ilmu sistem merupakan alat penting yang digunakan untuk memahami keterkaitan unsur-unsur fisik dan non fisik wilayah.  Mencakup proses formulasi masalah, formulasi visi, misi dan tujuan pembangunan, teknik- teknik desain dan pemetaan, sistem pengambilan keputusan hingga perancangan teknis dan kelembagaan perencanaan  Mencakup pendekatan- pendekatan evaluasi, serta proses pelaksanaannya, termasuk proses-proses politik, administrasi, dan manajerial pembangunan
  • 8. 01 02 03 04  Kedua unsur tersebut baik secara eksplisit maupun implisit dimuat pada berbagai nomenklatur seperti visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, proyek, aktivitas, dan lain sebagainya. Hal Yang Ingin Dicapai  Kedua unsur tersebut baik secara eksplisit maupun implisit dimuat pada berbagai nomenklatur seperti visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, proyek, aktivitas, dan lain sebagainya. Cara Untuk Mencapainya  Sehingga memerlukan penjelasan mengenai fenomena di masa lalu dan yang akan datang, serta secara spasial. Selain itu, hal mendasar dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan haruslah ditujukan untuk kepentingan pembangunan manusia secara berkelanjutan. Ruang  Perencanaan harus juga dimaknai dengan kinerja sosial budaya masyarakat yang sel dengan kelestarian lingkungannya. Kedua hal terakhir inim bahwa di dalam suatu proses perencanaan harus memper modal sosial (social capital) dan sumberdaya bersama resources). Waktu
  • 9. 1.2. Regional Science (Ilmu Wilayah) Secara harfiah, ilmu wilayah dapat dipandang sebagai ilmu yang mempelajari aspek-aspek dan kaidah-kaidah kewilayahan, dan mencari cara-cara yang efektif dalam mempertimbangkan aspek-aspek dan kaidahkaidah tersebut ke dalam proses perencanaan pengembangan kualitas hidup dan kehidupan manusia. Dalam hal ini, regional science tidak didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan pembangunan Ilmu wilayah mempertimbangkan ruang dan lingkungan sepanjang berkaitan dengan aspek-aspek lokasi, lokal, kota, desa atau wilavah. Ilmu wilayah membahas sejauhmana pengaturan-pengaturan dan dimensi spasial berpengaruh nyata di dalam perilaku-perilaku perusahaan, konsumen dan lembaga.
  • 10. Ilmu wilayah yang dimaksudkan oleh Walter Isard adalah suatu ilmu yang digolongkan ke dalam ilmu sosial Walter Isard (1956) Bukunya “Urban and Regional Planning - A System Approach" menyatakan bahwa inti ilmu perencanaan (yang dimaksudnya tentu "Urban and Regional Planning") adalah "Location Theory”. McLoughlin (1969) Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan perencanaan pengembangan wilayah sering dianggap sebagai cabang ilmu- ilmu sosial atau lebih tepatnya ilmu ekonomi. (Nijkamp, 1986),
  • 11. Regional Science Geobiofisik Ekonomi Pengertian ilmu wilayah sekarang sudah jauh berkembang yang semula didefinisikan oleh Isard (1975), yang membatasi domain regional science tidak memasuki aspek-aspek kebijakan (policy). Politik di dalam suatu ruang 01 02 03 04 Kelembagaan
  • 12. Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sesuai dengan namanya, maka Ilmu Wilayah akan melibatkan metode-metode dan menggunakan prosedur ilmiah (scientific), meskipun tidak harus dalam pengertian yang paling murni. Ilmu Wilayah memfokuskan kajian pada mengapa sesuatu menjadi demikian adanya? (Why are things as they are?) Nampaknya pengertian Isard tersebut belum secara tegas memberikan batas kapan kajian ilmiah tidak bersifat murni dan kapan bersifat “murni”. Walter Isard (1975) menjelaskan bahwa Ilmu Wilayah mencoba menanggapi hal-hal yang selama ini kurang dijelaskan dengan memuaskan oleh cabang ilmu-ilmu yang lain. Di Indonesia, pada awalnya kajian tentang wilayah sudah dirilis oleh Sutami (1977) dengan mulai memperkenalkan kepada kalangan perencanaan pembangunan dan penentu kebijakan tentang wilayah pembangunan.
  • 13. Ilmu Wilayah dan Ilmu-Ilmu Kewilayahan Lainnya Ilmu kewilayahan, baru diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri pada sekitar pertengahan tahun 1950-an (Nijkamp dan Mills, 1986). Sejak itu, disiplin ilmu ini diterima secara luas sebagai kerangka analisis dalam mempelajari permasalahan lokasi dan alokasi dalam tatanan keruangan (geographical location-allocation problems). Pada awalnya, ilmu kewilayahan ini bersumber dari dua mazhab, yakni regional economics (ekonomi wilayah) dan regional geography (geografi wilayah) Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 14. 01 02 03 (1) Berorientasi Kewilayahan. Futuristik Berorientasi Publik Sebagai suatu kombinasi dari seni serta kumpulan-kumpulan pengalaman dan pendekatan, kajian perencanaan dan pengembangan wilayah memiliki sifat-sifat
  • 15. Ilmu-ilmu atau kajian-kajian mengenai Perencanaan Pengembangan wilayah secara umum ditunjang oleh empat pilar pokok, Inventarisasi, klasifikasi, dan evaluasi sumberdaya Aspek ekonomi Aspek kelembagaan (institusional),) Aspek lokasi (spasial) Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 16. Inventarisasi, Klasifikasi, dan Evaluasi Sumberdaya Sumberdaya adalah segala bentuk-bentuk input yang dapat menghasilkan utilitas (kemanfaatan) proses produksi atau penyediaan barang dan jasa. Evaluasi sumberdaya merupakan proses untuk menduga potensi dan daya dukung sumberdaya untuk berbagai penggunaan.. Sumberdaya selalu memiliki sifat langka (scarcity), dan memiliki guna (utility) melalui suatu aktivitas produksi atau melalui penyediaan berupa barang dan jasa. Hasil dari suatu evaluasi sumberdaya menjadi suatu dasar bagi tahap-tahap selanjutnya dalam perencanaan dan pengembangan wilayah
  • 17. Aspek Ekonomi Mengingat keterbatasan/kelangkaan (scarcity) dan ketidakmerataan sumberdaya, maka setiap potensi sumberdaya yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya History 1 Dalam teori ekonomi, prinsip efisiensi dibagi menjadi dua jenis yaitu: efisiensi produksi dan efisiensi alokasi History 2 Dalam proses perencanaan dan pengembangan wilayah, aspek ekonomi berperan penting untuk mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien baik dalam perspektif jangka pendek maupun jangka panjang. History 3
  • 18. 01 02 03  Kelembagaan (institution), sebagai kumpulan aturan main (rules of game) dan organisasi, berperan penting dalam mengatur penggunaan/alokasi sumberdaya secara efisien, merata, dan berkelanjutan (sustainable).  Kelembagaan tidak hanya sekadar organisasi. Selama ini terjadi kesalahpahaman karena kelembagaan sering diidentikkan dengan sisitem organisasi.  Dalam konsep ekonomi kelembagaan (institutional economic), organisasi merupakan suatu bagian (unit) pengambil keputusan yang di dalamnya diatur oleh sistem kelembagaan atau aturan main (behavior rule). Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 19. Aspek Lokasi/Spasial Dalam ilmu wilayah, pengertian jarak atau hambatan tidak selalu berkonotasi fisik, tetapi lebih tepat jika diungkapkan sebagai tingkat aksesibilitas yang dapat diukur melalui pendekatan waktu tempuh, biaya perjalanan dan sebagainya, termasuk hubungan sosial. Dalam konteks spasial, jarak bukanlah satu-satunya unsur, namun aspek-aspek spasial yang lain juga penting mencakup arah dan konfigurasi spasial yang lebih luas. Secara alami, "kedekatan psikologis” hubungan antarmanusia tidak hanya ditentukan oleh jarak yang memisahkannya, namun “posisi relatif” antarkeduanya, akan menentukan pola interaksi dan komunikasi antarkeduanya. Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 20. Paradigma Baru Perencanaan Pengembangan Wilayah Ilmu wilayah dapat menawarkan memenuhi paradigma “partial untuk negara-negara sedang berkembang dalam rangka kebutuhan pengembangan wilayah. Dengan demikian proses pergeseran pendekatan- pendekatan pembangunan selalu terkait dengan pergeseran paradigma-paradigma pembangunan. kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu. Perkembangan waktu, pengalaman manusia, perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan semakin luasnya ruang pengetahuan yang pertama (kita tahu bahwa kita tahu Kita Tahu Bahwa Kita Tidak Tahu, Kita Tahu Bahwa Kita Tahu
  • 21. Wilayah, Analisis Spasial, Teori Lokasi dan Organisasi Spasial
  • 22. WILAYAH konsep kawasan adalah adanya karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan komponen-komponen di dalam suatu unit wilayah, sehingga batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional. Dengan demikian, setiap kawasan atau sub kawasan memiliki fungsi-fungsi khusus yang tentunya memerlukan pendekatan program tertentu sesuai dengan fung yang dikembangkan tersebut'. Isard (1975), menganggap pengertian wilayah pada dasarnya bukan sekadar areal dengan batas-batas terte Menurutnya wilayah adalah suatu area yang memiliki arti (meaning karena adanya masalah-masalah yang ada di dalamnya sedemikian sehingga ahli regional memiliki interest di dalam menangani permasa tersebut, khususnya karena menyangkut permasalahan sosial-ekonomi Dengan demikian, wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batasbatas spesifik (tertentu) di mana komponen- komponennya memiliki arti di dalam pendiskripsian perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pembangunan
  • 23. WILAYAH Johnston (1976) Johnston (1976) Murty (2000) wilayah sebagai suatu area geografis, teritorial atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara, negara bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan perdesaan. Tapi suatu wilayah pada umumnya tidak sekadar merujuk suatu tempat atau area, melainkan merupakan suatu kesatuan ekonomi, politik, sosial, administrasi, iklim hingga geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian. 2) wilayah fungsional atau nodal, merupakan konsep wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antarkomponen atau lokasi/tempat. (1) wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki kesamaan-kesamaan karakteristik Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 24. 01 02 03 WILAYAH Wilayah Homogen (Uniform Atau Homogeneous Region) Wilayah Sistem Atau Fungsional Wilayah Perencanaan (Planning Region Atau Programming Region) Menurut pandangan penulis, kerangka klasifikasi konsep wilayah yang lebih mampu menjelaskan berbagai konsep wilayah yang dikenal selama ini adalah Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 25. Perwilayahan sebagai Alat Pendeskripsian dan Perencanaan/Pengelolaan Johnston, 1976 (1) sebagai alat penyederhanaan fenomena dunia nyata Johnston, 1976 (2) sebagai alat pendeskripsian. Klasifikasi adalah alat yang ampuh untuk mendeskripsikan fenomena, termasuk di dalam menggambarkan hubungan antara manusia dengan sumberdaya yang dimanfaatkannya di atas permukaan bumi. Secara teknis, perbedaan mendasar klasifikasi Spasial klasifikasi pada umumnya adalah: (1) aspek spatial contiguity (L. spasiai) dan (2) aspek spatial compactness Dengan demikian, klasifikasi spasial (pewila merupakan alat (tools) untuk mempermudah menjelaskan berbagai karakteristik fenomena yang ada. Singkatnya per lain merupakan alat untuk memotret” kehidupan nya secara spasial.
  • 26. Perwilayahan sebagai Alat Pendeskripsian dan Perencanaan/Pengelolaan Pewilayahan digunakan sebagai alat untuk mengelola dan mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Kebijakan pewilayahan digunakan untuk penerapan pengelolaan (manajemen) sumberdaya yang memerlukan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan karakteristik secara spasial. Wilayah homogen adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan pada kenyataan bahwa faktor-faktor dominan pada wilayah tersebut bersifat homogen, sedangkan faktor-faktor yang tidak dominan bisa saja beragam heterogen) Secara tradisi, manusia telah lama melakukan pewilayahan atas dasar satuan politik administrasi di atas permukaan bumi menjadi unitunit wilayah dalam berbagai tingkatan seperti negara, provinsi, state, kabupaten, district, municipality, kecamatan, desa, country, shuraku, dan sebagainya. Konsep-konsep wilayah sistem kompleks dapat dibagi atas wilayah sebagai (1) sistem ekologi (ekosistem), (2) sistem sosial, (3) sistem ekonomi atau gabungan atas dua atau lebih sistem.
  • 27. Wilayah Nodal konsep wilayah nodal adalah salah satu konsep wilayah fungsional/sistem yang sederhana karena memandang suatu wilayah secara dikotomis (terbagi atas dua bagian). Konsep wilayah nodal didasarkan atas asumsi bahwa suatu wilayah Jiumpamakan sebagai suatu “sel hidup" yang mempunyai plasma dan inti. Inti (pusat simpul) adalah pusat-pusat pelayanan dan atau pemukiman, sedangkan plasma adalah daerah belakang (periphery/hinterland), yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan mempunyai hubungan fungsional. Konsep wilayah nodal lebih berfokus pada peran pengendalian/ pengaruh central atau pusat (node) serta hubungan ketergantungan pusat (nucleus) dan elemen- elemen sekelilingnya dibandingkan soal batas wilayah (Richardson, 1969).
  • 28. Wilayah Pesisir Secara formal di dalam UU 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah interaksi antara daratan dan lautan. Namun definisi sederhana tersebut, sering menjadi perdebatan dalam hal penentuan batas wilayah pesisir ke arah darat dan ke arah laut Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 29. Wilayah Pesisir Secara diagnostik, wilayah pesisir dapat ditandai dengan empat ciri Wilayah pesisir dapat berfungsi sebagai zona penyangga dan merupakan habitat bagi berbagai jenis biota, tempat pemijahan, pembesaran, mencari makan dan tempat berlindung bagi berbagai jenis biota laut dan pantai 2 Pada umumnya wilayah ini memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan menjadi sumber zat organik yang penting dalam suatu siklus rantai makanan di laut. 4 Wilayah pesisir memiliki perubahan sifat ekologi yang tinggi, dan pada skala yang sempit akan dijumpai kondisi ekologi yang berbeda. 3 Merupakan wilayah pencampuran atau pertemuan antara laut, darat dan udara. Bentuk wilayah ini merupakan hasil keseimbangan dinamis dari suatu proses penghancuran dan pembangunan dari ketiga unsur alam tersebut 1
  • 30. Wilayah Perencanaan/Pengelolaan Khusus Perwilayahan komoditas adalah contoh penetapan wilayah perencanaan/pengelolaan yang berbasis pada unit-unit wilayah homogen. Suatu perwilayahan komoditas pertanian harus didasarkan pada kehomogenan faktor alamiah dan non alamiah. Konsep perwilayahan komoditas diawali oleh kegiatan evaluasi sumberdaya alam seperti evaluasi kesesuaian lahan (land suitability) atau kemampuan lahan (land capability). Adanya sistem pewilayahan komoditas diharapkan dapat meningkatkan efisiensi sistem produksi dan distribusi komoda karena perwilayahan komoditas pada dasarnya adalah suatu memaksimalkan "comparative advantage” setiap wilayah. Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 31. (1)Penentuan sektor basis perekonomian wilayah sesuai dengan potensi/daya dukung utama yang ada (comparative advantage). Pada umumnya penerapan konsep wilayah homogen menjadi wilayah-wilayah perencanaan sangat dipengaruhi oleh potensi sumberdaya alam dan permasalahan spesifik yang seragam. Penerapan lebih jauh konsep wilayah homogen menjadi wilayah-wilayah perencanaan sangat bermanfaat (2) Pengembangan pola kebijakan yang tepat sesuai dengan permasalahan tiap- tiap wilayah Rustiadi, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  • 32. Wilayah Administratif-Politis Wilayah admistratif yang efektif seyogyanya sekaligus juga merupakan sistem sosial, ekonomi, dan ekologi yang efektif pula. Wilayah yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan tujuan perencanaannya. Sering pula wilayah administratif ini disebut sebagai wilayah otonomi. Sebagai contoh: negara, provinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan (desa). Konsep ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam satu kesatuan politis yang umumnya dipimpin oleh suatu sistem birokrasi atau sistem kelembagaan dengan otonomi tertentu. Wilayah administratif merupakan wilayah yang dibatasi atas dasar kenyataan bahwa wilayah tersebut berada dalam batas-batas pengelolaan administrasi/tatanan politis tertentu. Wilayah administratif adalah wilayah perencanaan/pengelolaan yang memiliki landasan yuridis-politis yang paling kuat