SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
F R A N S I S K A N O V R I A N T Y
1 6 1 0 2 0 2 9
I L M U P E M E R I N T A H A N
P E R E N C A N A A N W I L AYA H D A N TATA R U A N G
BAB 1 : PERENCANAAN PENGEMBANGAN
WILAYAH DARI WAKTU KE WAKTU
1.1. Ruang Lingkup Perencanaan Pengembangan Wilayah
1.2. Regional Science ( Ilmu Wilayah)
1.3. Ilmu Wilayah Dan Ilmu-ilmu Kewilayahan Lainnya
1.4. Ciri Dan Orientasi Ilmu-ilmu Perencanaan Pengembangan Wilayah.
1.4.1. Inventarisasi, Klasifikasi, Dan Evaluasi Sumber Daya
1.4.2. Aspek Ekonomi
1.4.3. Aspek Kelembagaan (Institusional)
1.4.4. Aspek Lokasi/Spasial
1.5. Paradigm Baru Perencanaan Pengembangan Wilayah
1.1. RUANG LINGKUP PERENCANAAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
Alat (tools) serta pendekatan-
pendekatan didalam proses
perencanaan dan pembangunan
mencangkup 3 aspek.
3. Aspek
Kebijakan
1. Aspek
Pemahaman
2. Aspek
Perenanaan
1. Aspek Pemahaman : mencangkup
berbagai ilmu pengetahuan, dan
teori-teori untuk memahami
fenomena fisik alamiah hingga sosial
ekonomi di dalam dan antarwilayah.
2. Aspek Perencanaan : proses
formulasi masalah, formulasi visi,
misi dan tujuan pembangunan,
teknik-teknik desain dan pemetaan,
sistem pengambilan keputusan,
perancangan teknis dan
kelembagaan perencanaan.
3. Aspek Kebijakan : pendekatan-
pendekatan evaluasi, serta proses
pelaksanaannya, termasuk proses-
proses politik, administrasi, dan
manajerial pembangunan.
• Hal yang ingin dicapai
• Cara untuk mencapainya
Dua unsur penting
dalam perencanaan
Hal mendasar dalam perencanaan adalah bahwa
perencanaan haruslah ditujukan untuk kepentingan
pembangunan manusia secara berkelanjutan. Oleh karena
itu perencanaan juga harus dimaknai dengan kinerja sosial
budaya masyarakat yang selaras dengan kelestarian
lingkungannya. Kedua hal terakhir ini menunjukan bahwa di
dalam suatu proses perencanaan harus mempertimbangkan
modal sosial (sosial capital) dan sumberdaya bersama
(common pool resources) yang harus dikelola secara
berkelanjutan.
1.2. REGIONAL SCIENCE (ILMU WILAYAH)
Regional Science (Ilmu
Wilayah)
Muncul sebagai suatu
kritik terhadap ilmu
ekonomi yang lazim
(Neoclasical Economy)
di tahun 19950-an,
khususnya sejak
dikemukakan oleh
Walrer Isard.
Kritik ini timbul karena
hingga masa itu teori
ekonomi dianggap
terlalu menyedrhanakan
permasalahan karena
hanya melihat sisi
penawaran (Supply)
dan permintaan
(Demand).
Ilmu Wilayah
mempertimbangkan ruang dan
lingkungan sepanjang berkaitan
dengan aspek-aspek lokasi,
lokal, kota, desa, atau wilayah.
Ilmu Wilayah membahas sejauhmana
peraturan-peraturan dan dimensi spasial
berpengaruh nyata di dalam perilaku-
perilaku perusahaanm konsumen dan
lembaga.
Ilmu wilayah
dikembangkan sebagai
ilmu pengetahuan terapan
baru, dengan memasukkan
dimensi ruang (lokasi)
terhadap ilmu ekonomi,
sehingga menjadi suatu
ilmu baru.
Secara harfiah, ilmu wilayah
dapat dipandang sebagai ilmu
yang mempelajari aspek-aspek
dan kaidah-kaidah kewilayahan,
dan mencari cara-cara yang
efektif dalam
mempertimbangkan aspek-
aspek dan kaidah-kaidah
tersebut ke dalam proses
perencanaan pengembangan
kualitas hidup dan kehidupan
manusia.
Dalam perkembanganya,
regional science atau ilmu
wilayah tidak semata-mata
menyangkut aspek sosial dan
ekonomi, tetapi juga berbagai
hal tentang interaksi antara
komponen-komponen
wilayah yaitu, komponen (1)
geobiofisik, (2) ekonomi, (3)
kelembagaan, dan (4) politik
di dalam suatu ruang (space)
1.3. ILMU WILAYAH DAN ILMU-ILMU KEWILAYAHAN
LAINNYA
Pada awalnya,
ilmu kewilayahan
bersumber dari
dua mazhab
Regional
Economics
(Ekonomi Wilayah)
Menganalisa keruangan
dengan menganalogikan
teori-teori ekonomi umum.
Regional
Geography
(Geografi
Wilayah)
Kalangan geografi wilayah dalam
penganalisisannya lebih mendasar pada sidat-sifat
dasar keruangan secara geografis dan
implikasinya terhadap evolusi spatio-temporal dari
tatanan perekonomian yang kompleks.
Untuk memenuhi kebutuhan ilmu-ilmu kewilayahan yang memasuki area kebijakan dan
perencanaan, para ahli kewilayahan kemudian mengembangkan ilmu-ilmu yang lebih spesifik.
Ilmu-ilmu kewilayahan yang dikembangkan tersebut seperti perencanaan wilayah,
pembangunan wilayah, ekonomi wilayah, serta perencanaan kota dan perencanaan pedesaan.
1.4. CIRI DAN ORIENTASI ILMU-ILMU PERENCANAAN
PENGEMBANGAN WILAYAH.
Sebagai suatu kombinasi dari seni serta
kumpulan-kumpulan pengalaman dan
pendekatan, kajian perencanaan dan
pengembangan wilayah memiliki sifat-
sifat :
1. Berorientasi kewilayahan.
2. Futuristik.
3. Berorientasi publik.
Sebagai ilmu yang mengkaji seluruh
aspek-aspek kewilayahan, perencanaan,
dan pengembangan wilayah
mencangkup antar wilayah.
Ilmu-ilmu atau kajian-
kajian mengenai
perencanaan
pengembangan wilayah
secara umum ditunjang
oleh empat pilar pokok
Inventarisasi,
klasifikasi, dan
evaluasi
sumber daya
Aspek ekonomi
Aspek
kelembagaan
(institusional)
Aspek lokasi
atau spasial
Sumberdaya adalah segala bentuk-bentuk input
yang dapat menghasilkan utilitas (kemanfaatan)
proses produksi atau penyediaan barang dan jasa.
Sesuatu yang dikatakan sebagai suatu sumberdaya
jika:
1. Manusia telah memiliki atau menguasai
teknologi untuk memanfaatkannya
2. Adanya permintaan untuk memanfaatkannya.
1.4.1. Inventarisasi, Klasifikasi, Dan Evaluasi Sumber Daya
Evaluasi sumberdaya merupakan
proses untuk menduga potensi dan
daya dukung sumberdaya untuk
berbagai penggunaan. Evaluasi
sumberdaya membandingkan
persyaratan yang diperlukan untuk
penggunaan suatu sumberdaya
dengan sifat yang dimiliki oleh
sumberdaya tersebut. Hasil dari
suatu evaluasi sumberdaya menjadi
suatu dasar bagi tahap-tahap
selanjutnya dalam perencanaan dan
pembagian wilayah.
Sumberdaya selalu memiliki sifat langka, dan
memiliki guna melalui suatu aktivitas produksi atau
melalui penyediaan berupa barang dan jasa.
Pemahaman atas prinsip-prinsip kelangkaan
berimplikasi pada perlunya suatu sistem alokasi
1.4.2. Aspek Ekonomi
Dalam teori ekonomi
prinsip efisien di bagi 2
jenis:
Efisiensi produksi
Dicapai dengan
meminimumkan biaya
untuk menghasilkan satu
unit output.
Efisiensi alokasi
Suatu kondisi dimana
dalam suatu produksi
output, sumberdaya
yang dialokasikan
adalah maksimum dan
harga produksi barang
sama dengan biaya
marginalnya.
Dalam proses perencanaan dan pengembangan wilayah, aspek
ekonomi berperan penting untuk mengalokasikan sumberdaya
secara lebih efektif dan efisien baik dalam perspektif jangka pendek
maupun jangka panjang.
1.4.3. Aspek Kelembagaan (Institusional)
Kelembagaan (institution), sebagai kumpulan aturan main (rules
of game) dan organisasi, berperan penting dalam mengatur
penggunaan atau alokasi sumberdaya secara efisien merata, dan
berkelanjutan.
Dalam konsep ekonomi kelembagaan organisasi merupakansuatu
bagian pengambil keputusan yang didalamnya diatur oleh sistem
kelembagaan atau aturan main.
Teori ekonomi neo-klasik terlalu menekankan kepada pemilihan
alternative alokasi sumberdaya dengan mengasumsikan bahwa
motivasi manusia dan kelembagaan adalah tetap.
1.4.4. Aspek Lokasi Atau Spasial
Dalam konteks spasial,
jarak bukanlah satu-
satunya unsur, namun
aspek-aspek spasial yang
lain juga penting
mencangkup arah dan
konfigurasi spasial yang
lebih luas
Dalam konteks wilayah dikenal istilah daerah
belakang, daerah pelayanan, pusat pelayanan, desa,
kota dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut adalah
istilah yang berimplikasi posisi spasial namun lebih
menekankan pengertian fungsionalnya disbanding
pengertian posisi fisiknya. Dengan demikian, aspek
spasial dan lokasi dalam ilmu wilayah tidak selalu
bernuansa fisik saja tapi juga bernuansa sosial-
ekonomi
1.5. PARADIGM BARU PERENCANAAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
Secara filosofis, ada beberapa ruang pengetahuan:
1. Kita tahu bahwa kita tahu
2. Kita tahu bahwa kita tidak tahu
3. Kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu.
Perkembangan waktu, pengalaman manusia, perkembangan ilmu dan
teknologi menyebabkan semakin luasnya ruang pengetahuan yang pertama
(kita tahu karna kita tahu). Perkembangan ini memungkinkan timbulnya
paradigm-paradigm baru termasuk paradigm pembangunan, sebagaimana
dikemukakan oleh sosiolog Kuhn (1970).
BAB II : WILAYAH
2.1. Pengantar
2.2 Perwilayahan Sebagai Alat Pedeskripsian Dan Perencanaan / Pengolaan
2.3. Konsep-konsep Wilayah
2.3.1. Wilayah Homogeny
2.3.2. Wilayah Nodal
2.3.3. Wilayah Pesisir
2.3.4. Wilayah Perencanaan/Pengelolaan Khusus
2.3.5. Wilayah Administrative-politis
2.1. PENGANTAR
Istilah wilayah
mengacu pada
pengertian unit
geografis
Wilayah didefinisikan sebagai unit geografis
dengan batas-batas tertentu di mana
komponen-komponen di dalamnya memiliki
keterkaitan dan hubungan fungsional satu
dengan lainnya.
Johnston (1976)
Memandang wilayah sebagai bentuk
istilah teknis klasifikasi spasial dan
merekomendasikan dua tipe wilayah
1. Wilayah formal merupakan tempat-tempat yang
memiliki kesamaan-kesamaan karakteristik.
2. Wilayah fungsional atau nodal, merupakan konsep
wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan
antarkomponen atau lokasi atau tempat.
2.2 PERWILAYAHAN SEBAGAI ALAT PEDESKRIPSIAN DAN
PERENCANAAN / PENGOLAAN
Dunia pengetahuan,
klasifikasi sering
digunakan untuk
manfaat dasar
(Johnston, 1976)
1. Sebagai alat penyederhanaan
fenomena dunia nyata.
2. Sebagai alat pendeskripsian.
Klasifikasi adalah alat yang ampuh untuk
mendeskripsikan fenomena, termasuk di dalam
menggambarkan hubungan antara manusia
dengan sumberdaya yang dimanfaatkannya diatas
permukaan bumi.
Klasifikasi spasial (perwilayahan) tidak
lain merupakan alat untuk
mempermudah menjelaskan keragaman
dan berbagai karakteristik fenomena
yang ada. Perwilayahan tidak lain
merupakan alat untuk “memotret”
kehidupan nyata yang beragam secara
spasial.
2.3. KONSEP-KONSEP WILAYAH
Wilayah
Homogen
Wilayah Nodal
Wilayah Pesisir
Wilayah
Perencanaan/
Pengelolaan
Khusus
Wilayah
Administratif-
politis
2.3.1. Wilayah Homogeny Konsep wilayah homogeny lebih menekankan aspek
homogenitas (kesamaan) dalam kelompok dan
memaksimumkan perbedaan (kompleksitas, varians,
ragam) antarkelompok tanpa memperhatikan bentuk
hubungan fungsional antarwilayah-wilayahnya atau antar
komponen-komponen di dalamnya.
Faktor
penyebab
homogenita
s wilayah
Penyebab
alamiah
Menyebabkan
homogenitas
wilayah adalah
kemampuan lahan,
iklim, dan berbagai
faktor lainnya.
Penyebab
artifical
Homogenitas
bersifat artificial
pada dasarnya
homogeny yang
bukan berdasarkan
faktor fisik tetapi
faktor sosial.
Secara teknis kuantitatif identifikasi wilayah
homogeny dapat dilakukan berdasarkan data
faktor-faktor (perubah) penciri keragaan wilayah
dengan menggunakan teknik analisis gerombol
dengan melakukan pengelomokkan unit-unit
data spasial kedalam kelompok-kelompok spasial
yang kemudian disebut sebagai wilayah-wilayah
homogen (proses perwilayahan)
2.3.2. Wilayah Nodal
Konsep wilayah nodal didasarkan atas asumsi bahwa
suatu wilayah diumpamakan sebagai suatu “sel hidup”
yang mempunyai plasma dan inti.
Inti (pusat simpul) adalah pusat-pusat pelayanan dan
atau pemukiman, sedangkan plasma adalah daerah
belakang yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan
mempunyai hubungan fungsional.
Konsep wilayah nodal lebih berfokus pada peran
pengendalian atau pengaruh central atau pusat (node)
serta hubungan ketergantungan pusat dan elemen-
elemen sekelilingnya dibandingkan soal batas wilayah.
2.3.3. Wilayah Pesisir
Secara formal di dalam UU 27
tahun 2007 tentang
pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil
Didefinisikan sebagai daerah
peralihan antara ekosistem darat
dan laut yang dipengaruhi oleh
perubahan di darat dan laut.
Secara diagnostic, wilayah pesisir
ditandai dengan 4 ciri:
Wilayah
percampuran atau
pertempuran antara
laut, darat, dan
udara
Wilayah pesisir : zona
penyangga dan habitat bagi
berbagai jenis biota, tempat
pemijahan, pembesaran,
mencari makanan dan tempat
berlindung bagi berbagai jenis
biota laut dan pantai .
Wilayah pesisir memiliki
perubahan sifat ekologi
yang tinggi, dan pada
skala yang sempit akan
dijumpai kondisi ekologi
yang berbeda.
Wilayah memiliki
tingkat kesuburan
tinggi dan menjadi
sumber zat organic
yang penting dalam
suatu siklus rantai
makanna dilaut.
2.3.4. Wilayah Perencanaan/Pengelolaan Khusus
Perwilayahan
komoditas
Contoh penetapan wilayah perencanaan
atau pengelolaan yang berbasis pada
unit-unit wilayah homogeny.
Beberapa alasan program perwilayahan
komoditas menjadi wilayah homogeny :
1. Budidaya bermacam-macam
komoditas dalam satuan wilayah yang
kecil tidak efisien.
2. Upaya untuk menurunkan biaya
pendistribusian input dan
pendistribusian output.
3. Untuk memudahkan manajemen
Konsep wilayah homogeny menjadi
wilayah-wilayah perencanaan sangat
bermanfaat misalnya dalam :
1. Penentuan sektor basis perekonomian
wilayah sesuai dengan potensi atau
daya dukung utama yang ada.
2. Pengembangan pola kebijakan yang
tepat sesua dengan permasalahan tiap-
tiap wilayah.
2.3.5. Wilayah Administrative-politis
Wilayah
administratif
Wilayah
perencanaan
atau pengelolaan
yang memiliki
landasan yuridis-
politis yang kuat.
Konsep ini didasarkan pada suatu
kenyataan bahwa wilayah berada
dalam satu kesatuan politis yang
umumnya dipimpin oleh suatu
sistem birokrasi atau sistem
kelembagaan dengan otonomi
tertentu.
Wilayah administratif merupakan
wilayah yang dibatasi atas dasar
kenyataan bahwa wilayah tersebut
berada dalam batas-batas
pengelolaan administrasi atau
tatanan politis tertentu.
Pembentukan wilayah-wilaya
adminisratif pada mulanya sangat
memperhatikan kesatuan sistem
sosial, ekonomi, dan ekologinya.

More Related Content

Similar to Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)Rizki Mulyanto
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah rzkaprl
 
Perencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangPerencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangAngganiksaputra
 
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020Luh Putu Suciati
 
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxKonsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxOnnyBudiAntika1
 
1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptx
1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptx1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptx
1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptxHendris S
 
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanrpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanDiva Pendidikan
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxPERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxRizaFahlevi16
 
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .pptMayaGustina4
 
ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah
ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayahringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah
ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayahikas11
 
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptxEKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptxintan105869
 
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangKamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRiyanAdita
 
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptx
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptxPERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptx
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptxNoorOktovaFajriyah
 
Perencanaan kurikulum 2013
Perencanaan kurikulum 2013Perencanaan kurikulum 2013
Perencanaan kurikulum 2013junaidi m
 
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.pptKonsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.pptrencanadetailkarawan
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfSerlinaNumba
 
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6hendrianto sundaro
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRahmat261158
 

Similar to Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan) (20)

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
 
Perencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangPerencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruang
 
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020Teori  perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020
 
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxKonsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
 
1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptx
1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptx1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptx
1. Ruang Lingkup Ekonomi Regional.pptx
 
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanrpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxPERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
 
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdfPPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
 
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
 
ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah
ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayahringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah
ringkasan buku Perencanaan pembangunan wilayah
 
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptxEKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
 
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangKamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptx
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptxPERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptx
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH.pptx
 
Evaluasi kebijakan spasial
Evaluasi kebijakan spasialEvaluasi kebijakan spasial
Evaluasi kebijakan spasial
 
Perencanaan kurikulum 2013
Perencanaan kurikulum 2013Perencanaan kurikulum 2013
Perencanaan kurikulum 2013
 
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.pptKonsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
 
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)

  • 1. F R A N S I S K A N O V R I A N T Y 1 6 1 0 2 0 2 9 I L M U P E M E R I N T A H A N P E R E N C A N A A N W I L AYA H D A N TATA R U A N G
  • 2. BAB 1 : PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH DARI WAKTU KE WAKTU 1.1. Ruang Lingkup Perencanaan Pengembangan Wilayah 1.2. Regional Science ( Ilmu Wilayah) 1.3. Ilmu Wilayah Dan Ilmu-ilmu Kewilayahan Lainnya 1.4. Ciri Dan Orientasi Ilmu-ilmu Perencanaan Pengembangan Wilayah. 1.4.1. Inventarisasi, Klasifikasi, Dan Evaluasi Sumber Daya 1.4.2. Aspek Ekonomi 1.4.3. Aspek Kelembagaan (Institusional) 1.4.4. Aspek Lokasi/Spasial 1.5. Paradigm Baru Perencanaan Pengembangan Wilayah
  • 3. 1.1. RUANG LINGKUP PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH Alat (tools) serta pendekatan- pendekatan didalam proses perencanaan dan pembangunan mencangkup 3 aspek. 3. Aspek Kebijakan 1. Aspek Pemahaman 2. Aspek Perenanaan 1. Aspek Pemahaman : mencangkup berbagai ilmu pengetahuan, dan teori-teori untuk memahami fenomena fisik alamiah hingga sosial ekonomi di dalam dan antarwilayah. 2. Aspek Perencanaan : proses formulasi masalah, formulasi visi, misi dan tujuan pembangunan, teknik-teknik desain dan pemetaan, sistem pengambilan keputusan, perancangan teknis dan kelembagaan perencanaan. 3. Aspek Kebijakan : pendekatan- pendekatan evaluasi, serta proses pelaksanaannya, termasuk proses- proses politik, administrasi, dan manajerial pembangunan.
  • 4. • Hal yang ingin dicapai • Cara untuk mencapainya Dua unsur penting dalam perencanaan Hal mendasar dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan haruslah ditujukan untuk kepentingan pembangunan manusia secara berkelanjutan. Oleh karena itu perencanaan juga harus dimaknai dengan kinerja sosial budaya masyarakat yang selaras dengan kelestarian lingkungannya. Kedua hal terakhir ini menunjukan bahwa di dalam suatu proses perencanaan harus mempertimbangkan modal sosial (sosial capital) dan sumberdaya bersama (common pool resources) yang harus dikelola secara berkelanjutan.
  • 5. 1.2. REGIONAL SCIENCE (ILMU WILAYAH) Regional Science (Ilmu Wilayah) Muncul sebagai suatu kritik terhadap ilmu ekonomi yang lazim (Neoclasical Economy) di tahun 19950-an, khususnya sejak dikemukakan oleh Walrer Isard. Kritik ini timbul karena hingga masa itu teori ekonomi dianggap terlalu menyedrhanakan permasalahan karena hanya melihat sisi penawaran (Supply) dan permintaan (Demand). Ilmu Wilayah mempertimbangkan ruang dan lingkungan sepanjang berkaitan dengan aspek-aspek lokasi, lokal, kota, desa, atau wilayah. Ilmu Wilayah membahas sejauhmana peraturan-peraturan dan dimensi spasial berpengaruh nyata di dalam perilaku- perilaku perusahaanm konsumen dan lembaga.
  • 6. Ilmu wilayah dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan terapan baru, dengan memasukkan dimensi ruang (lokasi) terhadap ilmu ekonomi, sehingga menjadi suatu ilmu baru. Secara harfiah, ilmu wilayah dapat dipandang sebagai ilmu yang mempelajari aspek-aspek dan kaidah-kaidah kewilayahan, dan mencari cara-cara yang efektif dalam mempertimbangkan aspek- aspek dan kaidah-kaidah tersebut ke dalam proses perencanaan pengembangan kualitas hidup dan kehidupan manusia. Dalam perkembanganya, regional science atau ilmu wilayah tidak semata-mata menyangkut aspek sosial dan ekonomi, tetapi juga berbagai hal tentang interaksi antara komponen-komponen wilayah yaitu, komponen (1) geobiofisik, (2) ekonomi, (3) kelembagaan, dan (4) politik di dalam suatu ruang (space)
  • 7. 1.3. ILMU WILAYAH DAN ILMU-ILMU KEWILAYAHAN LAINNYA Pada awalnya, ilmu kewilayahan bersumber dari dua mazhab Regional Economics (Ekonomi Wilayah) Menganalisa keruangan dengan menganalogikan teori-teori ekonomi umum. Regional Geography (Geografi Wilayah) Kalangan geografi wilayah dalam penganalisisannya lebih mendasar pada sidat-sifat dasar keruangan secara geografis dan implikasinya terhadap evolusi spatio-temporal dari tatanan perekonomian yang kompleks. Untuk memenuhi kebutuhan ilmu-ilmu kewilayahan yang memasuki area kebijakan dan perencanaan, para ahli kewilayahan kemudian mengembangkan ilmu-ilmu yang lebih spesifik. Ilmu-ilmu kewilayahan yang dikembangkan tersebut seperti perencanaan wilayah, pembangunan wilayah, ekonomi wilayah, serta perencanaan kota dan perencanaan pedesaan.
  • 8. 1.4. CIRI DAN ORIENTASI ILMU-ILMU PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH. Sebagai suatu kombinasi dari seni serta kumpulan-kumpulan pengalaman dan pendekatan, kajian perencanaan dan pengembangan wilayah memiliki sifat- sifat : 1. Berorientasi kewilayahan. 2. Futuristik. 3. Berorientasi publik. Sebagai ilmu yang mengkaji seluruh aspek-aspek kewilayahan, perencanaan, dan pengembangan wilayah mencangkup antar wilayah. Ilmu-ilmu atau kajian- kajian mengenai perencanaan pengembangan wilayah secara umum ditunjang oleh empat pilar pokok Inventarisasi, klasifikasi, dan evaluasi sumber daya Aspek ekonomi Aspek kelembagaan (institusional) Aspek lokasi atau spasial
  • 9. Sumberdaya adalah segala bentuk-bentuk input yang dapat menghasilkan utilitas (kemanfaatan) proses produksi atau penyediaan barang dan jasa. Sesuatu yang dikatakan sebagai suatu sumberdaya jika: 1. Manusia telah memiliki atau menguasai teknologi untuk memanfaatkannya 2. Adanya permintaan untuk memanfaatkannya. 1.4.1. Inventarisasi, Klasifikasi, Dan Evaluasi Sumber Daya Evaluasi sumberdaya merupakan proses untuk menduga potensi dan daya dukung sumberdaya untuk berbagai penggunaan. Evaluasi sumberdaya membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk penggunaan suatu sumberdaya dengan sifat yang dimiliki oleh sumberdaya tersebut. Hasil dari suatu evaluasi sumberdaya menjadi suatu dasar bagi tahap-tahap selanjutnya dalam perencanaan dan pembagian wilayah. Sumberdaya selalu memiliki sifat langka, dan memiliki guna melalui suatu aktivitas produksi atau melalui penyediaan berupa barang dan jasa. Pemahaman atas prinsip-prinsip kelangkaan berimplikasi pada perlunya suatu sistem alokasi
  • 10. 1.4.2. Aspek Ekonomi Dalam teori ekonomi prinsip efisien di bagi 2 jenis: Efisiensi produksi Dicapai dengan meminimumkan biaya untuk menghasilkan satu unit output. Efisiensi alokasi Suatu kondisi dimana dalam suatu produksi output, sumberdaya yang dialokasikan adalah maksimum dan harga produksi barang sama dengan biaya marginalnya. Dalam proses perencanaan dan pengembangan wilayah, aspek ekonomi berperan penting untuk mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien baik dalam perspektif jangka pendek maupun jangka panjang.
  • 11. 1.4.3. Aspek Kelembagaan (Institusional) Kelembagaan (institution), sebagai kumpulan aturan main (rules of game) dan organisasi, berperan penting dalam mengatur penggunaan atau alokasi sumberdaya secara efisien merata, dan berkelanjutan. Dalam konsep ekonomi kelembagaan organisasi merupakansuatu bagian pengambil keputusan yang didalamnya diatur oleh sistem kelembagaan atau aturan main. Teori ekonomi neo-klasik terlalu menekankan kepada pemilihan alternative alokasi sumberdaya dengan mengasumsikan bahwa motivasi manusia dan kelembagaan adalah tetap.
  • 12. 1.4.4. Aspek Lokasi Atau Spasial Dalam konteks spasial, jarak bukanlah satu- satunya unsur, namun aspek-aspek spasial yang lain juga penting mencangkup arah dan konfigurasi spasial yang lebih luas Dalam konteks wilayah dikenal istilah daerah belakang, daerah pelayanan, pusat pelayanan, desa, kota dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut adalah istilah yang berimplikasi posisi spasial namun lebih menekankan pengertian fungsionalnya disbanding pengertian posisi fisiknya. Dengan demikian, aspek spasial dan lokasi dalam ilmu wilayah tidak selalu bernuansa fisik saja tapi juga bernuansa sosial- ekonomi
  • 13. 1.5. PARADIGM BARU PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH Secara filosofis, ada beberapa ruang pengetahuan: 1. Kita tahu bahwa kita tahu 2. Kita tahu bahwa kita tidak tahu 3. Kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu. Perkembangan waktu, pengalaman manusia, perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan semakin luasnya ruang pengetahuan yang pertama (kita tahu karna kita tahu). Perkembangan ini memungkinkan timbulnya paradigm-paradigm baru termasuk paradigm pembangunan, sebagaimana dikemukakan oleh sosiolog Kuhn (1970).
  • 14. BAB II : WILAYAH 2.1. Pengantar 2.2 Perwilayahan Sebagai Alat Pedeskripsian Dan Perencanaan / Pengolaan 2.3. Konsep-konsep Wilayah 2.3.1. Wilayah Homogeny 2.3.2. Wilayah Nodal 2.3.3. Wilayah Pesisir 2.3.4. Wilayah Perencanaan/Pengelolaan Khusus 2.3.5. Wilayah Administrative-politis
  • 15. 2.1. PENGANTAR Istilah wilayah mengacu pada pengertian unit geografis Wilayah didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas tertentu di mana komponen-komponen di dalamnya memiliki keterkaitan dan hubungan fungsional satu dengan lainnya. Johnston (1976) Memandang wilayah sebagai bentuk istilah teknis klasifikasi spasial dan merekomendasikan dua tipe wilayah 1. Wilayah formal merupakan tempat-tempat yang memiliki kesamaan-kesamaan karakteristik. 2. Wilayah fungsional atau nodal, merupakan konsep wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antarkomponen atau lokasi atau tempat.
  • 16. 2.2 PERWILAYAHAN SEBAGAI ALAT PEDESKRIPSIAN DAN PERENCANAAN / PENGOLAAN Dunia pengetahuan, klasifikasi sering digunakan untuk manfaat dasar (Johnston, 1976) 1. Sebagai alat penyederhanaan fenomena dunia nyata. 2. Sebagai alat pendeskripsian. Klasifikasi adalah alat yang ampuh untuk mendeskripsikan fenomena, termasuk di dalam menggambarkan hubungan antara manusia dengan sumberdaya yang dimanfaatkannya diatas permukaan bumi. Klasifikasi spasial (perwilayahan) tidak lain merupakan alat untuk mempermudah menjelaskan keragaman dan berbagai karakteristik fenomena yang ada. Perwilayahan tidak lain merupakan alat untuk “memotret” kehidupan nyata yang beragam secara spasial.
  • 17. 2.3. KONSEP-KONSEP WILAYAH Wilayah Homogen Wilayah Nodal Wilayah Pesisir Wilayah Perencanaan/ Pengelolaan Khusus Wilayah Administratif- politis
  • 18. 2.3.1. Wilayah Homogeny Konsep wilayah homogeny lebih menekankan aspek homogenitas (kesamaan) dalam kelompok dan memaksimumkan perbedaan (kompleksitas, varians, ragam) antarkelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan fungsional antarwilayah-wilayahnya atau antar komponen-komponen di dalamnya. Faktor penyebab homogenita s wilayah Penyebab alamiah Menyebabkan homogenitas wilayah adalah kemampuan lahan, iklim, dan berbagai faktor lainnya. Penyebab artifical Homogenitas bersifat artificial pada dasarnya homogeny yang bukan berdasarkan faktor fisik tetapi faktor sosial. Secara teknis kuantitatif identifikasi wilayah homogeny dapat dilakukan berdasarkan data faktor-faktor (perubah) penciri keragaan wilayah dengan menggunakan teknik analisis gerombol dengan melakukan pengelomokkan unit-unit data spasial kedalam kelompok-kelompok spasial yang kemudian disebut sebagai wilayah-wilayah homogen (proses perwilayahan)
  • 19. 2.3.2. Wilayah Nodal Konsep wilayah nodal didasarkan atas asumsi bahwa suatu wilayah diumpamakan sebagai suatu “sel hidup” yang mempunyai plasma dan inti. Inti (pusat simpul) adalah pusat-pusat pelayanan dan atau pemukiman, sedangkan plasma adalah daerah belakang yang mempunyai sifat-sifat tertentu dan mempunyai hubungan fungsional. Konsep wilayah nodal lebih berfokus pada peran pengendalian atau pengaruh central atau pusat (node) serta hubungan ketergantungan pusat dan elemen- elemen sekelilingnya dibandingkan soal batas wilayah.
  • 20. 2.3.3. Wilayah Pesisir Secara formal di dalam UU 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Didefinisikan sebagai daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Secara diagnostic, wilayah pesisir ditandai dengan 4 ciri: Wilayah percampuran atau pertempuran antara laut, darat, dan udara Wilayah pesisir : zona penyangga dan habitat bagi berbagai jenis biota, tempat pemijahan, pembesaran, mencari makanan dan tempat berlindung bagi berbagai jenis biota laut dan pantai . Wilayah pesisir memiliki perubahan sifat ekologi yang tinggi, dan pada skala yang sempit akan dijumpai kondisi ekologi yang berbeda. Wilayah memiliki tingkat kesuburan tinggi dan menjadi sumber zat organic yang penting dalam suatu siklus rantai makanna dilaut.
  • 21. 2.3.4. Wilayah Perencanaan/Pengelolaan Khusus Perwilayahan komoditas Contoh penetapan wilayah perencanaan atau pengelolaan yang berbasis pada unit-unit wilayah homogeny. Beberapa alasan program perwilayahan komoditas menjadi wilayah homogeny : 1. Budidaya bermacam-macam komoditas dalam satuan wilayah yang kecil tidak efisien. 2. Upaya untuk menurunkan biaya pendistribusian input dan pendistribusian output. 3. Untuk memudahkan manajemen Konsep wilayah homogeny menjadi wilayah-wilayah perencanaan sangat bermanfaat misalnya dalam : 1. Penentuan sektor basis perekonomian wilayah sesuai dengan potensi atau daya dukung utama yang ada. 2. Pengembangan pola kebijakan yang tepat sesua dengan permasalahan tiap- tiap wilayah.
  • 22. 2.3.5. Wilayah Administrative-politis Wilayah administratif Wilayah perencanaan atau pengelolaan yang memiliki landasan yuridis- politis yang kuat. Konsep ini didasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam satu kesatuan politis yang umumnya dipimpin oleh suatu sistem birokrasi atau sistem kelembagaan dengan otonomi tertentu. Wilayah administratif merupakan wilayah yang dibatasi atas dasar kenyataan bahwa wilayah tersebut berada dalam batas-batas pengelolaan administrasi atau tatanan politis tertentu. Pembentukan wilayah-wilaya adminisratif pada mulanya sangat memperhatikan kesatuan sistem sosial, ekonomi, dan ekologinya.