SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
LOGO
Luh Putu Suciati
Prodi Agribisnis Faperta Unej
Teori Perencanaan &
Pengembangan Wilayah
LOGO
Ilmu Ekonomi Wilayah
 Ilmu Wilayah lahir ketika beberapa ekonom mulai
menjadi tidak puas terhadap ilmu ekonomi Neoklasik
yang mengabaikan dimensi ruang dalam analisisnya.
Pada kurun waktu 1950-1960 (bahkan tahun 1970-an)
merupakan masa keemasan ilmu wilayah.
Dikembangkan oleh von Thunen (1828), Alfred Weber
(1909), Christaller (1933)., Losch (1940), Isard ,
Pallander
Pada awalnya hingga th 1950-an  teori lokasi
didominasi pendekatan geografis lokasional
Sejak th 1950-an berkembang dengan analogi2
ilmu ekonomi (ekonometrika & optimasi)
LOGO
Ilmu Ekonomi Wilayah
Pertanyaan inti ilmu ekonomi wilayah  “dimana” dan
“mengapa” aktivitas ekonomi memilih lokasi
 Ilmu ekonomi Wilayah/Regional muncul sebagai suatu
perkembangan baru dalam ilmu ekonomi yang secara
resmi baru mulai pada pertengahan tahun lima puluhan.
 Ilmu ekonomi regional/wilayah muncul sebagai suatu
kritik dan sekaligus memberi dimensi baru pada analisis
ekonomi u/ melengkapi dan mengembangkan pemikiran
ekonomi tradisional sehinga memberi solusi masalah
sosial ekonomi yang terus berubah sepanjang zaman.
Sejak akhir 1980an  metodologis yang
mempertimbangkan aspek2 spatial
Perkembangan mutakhir  ekonometrika spatial & GIS
LOGO
Konsep Wilayah
 Berbagai konsep nomenklatur kewilayahan seperti “wilayah”,
“kawasan”, “daerah”, “regional”, “area”, “ruang”, dan istilah-
istilah sejenis, banyak dipergunakan dan saling dapat
dipertukarkan pengertiannya walaupun masing-masing
memiliki penekanan pemahaman yang berbeda-beda.
 Ketidakkonsistenan istilah tersebut kadang menyebabkan
kerancuan pemahaman dan sering membingungkan.
Contoh :
 Kawasan bebas rokok, kawasan tertib Lalu Lintas, kawasan lindung
 area parkir
 Badan perencanaan & pembangunan daerah (bappeda)
 Ruang terbuka hijau
 Divisi regional jawa timur (perhutani), daop (daerah operasional)
LOGO
Definisi menurut Undang-Undang
No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
“Wilayah”: adalah ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau
aspek fungsional.
“Kawasan”: adalah wilayah dengan fungsi
utama lindung dan budidaya.
 Daerah: umumnya dipahami sebagai unit wilayah
berdasarkan aspek administratif. (UU 32/2004 jo UU
no. 23 Tahun 2014; Daerah (Daerah otonom):
…kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
…..)
 Kawasan: adanya penekanan fungsional suatu unit
wilayah, yakni adanya karakteristik hubungan dari
fungsi-fungsi dan komponen-komponen di dalam
suatu unit wilayah, sehingga batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek fungsional.
Pengertian Teoritik
 Secara teoritik tidak ada perbedaan nomenklatur
antara istilah wilayah, kawasan dan daerah.
 Semuanya secara umum dapat diistilahkan dengan
istilah yang lebih umum, yaitu wilayah (region).
 Setiap kawasan atau sub kawasan memiliki fungsi-
fungsi khusus yang tentunya memerlukan
pendekatan program tertentu sesuai dengan fungsi
yang dikembangkan tersebut.

 Murty (2000): Wilayah adalah suatu area geografis, teritorial
atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara,
negara bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan perdesaan.
 Isard (1975): Wilayah adalah areal dengan batas-batas
tertentu yang memiliki arti (meaningful) karena adanya
masalah-masalah yang ada di dalamnya, khususnya karena
menyangkut permasalahan sosial.
 Nasoetion (1990): wilayah dapat didefinisikan sebagai unit
geografis dengan batas-batas spesifik (tertentu) dimana
komponen-komponen wilayah tersebut (sub wilayah) satu
sama lain saling berinteraksi secara fungsional.
Contoh Beberapa Definisi Wilayah
Secara Teoritik
DEFINISI WILAYAH
Suatu unit geografis dengan batas-batas
spesifik (tertentu) dimana komponen-
komponennya memiliki arti dalam
pendeskripsian fenomena, perencanaan dan
pengelolaan sumberdaya pembangunan
Penerapan Konsep Ekonomi Wilayah
hakekat dan landasan Ilmu Ekonomi
Wilayah
Hal-hal yang menjadi landasan pentingnya ekonomi regional :
1. Keuntungan sumber daya alam ( natural resources advantage )
2. Penghematan dari pemusatan ( economic of concentration)
3. Biaya angkut
Tujuan Ilmu Ekonomi Regional :
Untuk menentukan di wilayah mana suatu kegiatan ekonomi
sebaiknya dipilih dan mengapa wilayah tersebut menjadi pilihan
Samuelson (1955) mengemukakan bahwa persoalan pokok ilmu
ekonomi mencakup 3 hal utama, yaitu:
1. What commodities shall be produced and in what
quantities yaitu barang apa yang diproduksi. Hal ini bersangkut
paut dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang ada
dalam masyarakat.
2. How shall goods be produced 
bagaimana atau oleh siapa barang itu diproduksi. Hal ini
bersangkut paut dengan pilihan tehnologi untuk menghasilkan
barang tersebut dan apakah ada pengaturan dalam pembagian
peran itu.
3. For Whom are goods to be produced 
yaitu untuk siapa atau bagaimana pembagian hasil dari kegiatan
memproduksi barang tersebut. Hal ini bersangkut paut dengan
pengaturan balas jasa, sistem perpajakan, subsidi, bantuan kepada
fakir miskin, dll. Ketiga hal ini melandasi analisis ekonomi klasik.
Domar (1946), Harrod ( 1948) Sollow (1956) dan
Swan (1960) dan ekonom lain menjawab persoalan pokok
yaitu :
4. When do all those activities be carried
out yaitu kapan berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan.
Pertanyaan ini dijawab dengan menciptakan teori ekonomi
dinamis (dynamic economic analysis) dengan memasukkan
unsur waktu ke dalam analisis.
6. Where do all those activities should be carried
out yaitu dimana lokasi dari berbagai kegiatan tersebut.
Beberapa Konsep Wilayah
• Johnston (1976):
(1) formal region
(2) functional/nodal region
• Richardson (1969); Hagget et al. (1977)
(1) uniform/homogeneous region
(2) nodal region
(3) planning/programming region
• Blair (1991): nodal functional region

Tidak ada konsep wilayah yang benar-benar
diterima secara luas.
Para ahli cenderung melepaskan perbedaan-
perbedaan konsep wilayah terjadi sesuai
dengan fokus masalah dan tujuan–tujuan
pengembangan wilayah.
Konsep-konsep wilayah
Pewilayahan →Klasifikasi Spasial
• Tujuan Klasifikasi:
• Alat Penyederhanaan
• Alat Pendeskripsian
• Landasan untuk Pengelolaan
• Klasifikasi Spasial: berhubungan dengan objek-objek
spasial
• Prinsip klasifikasi spasial:
a. Spatial contiguity
b. Spatial compactness
Pandangankonsepsi wilayah (region),
(a) Pandangan subyektif
adalah usaha untuk memandang wilayah sebagai suatu subyek
kongkrit yang bulat.
wilayah dipandang sebagai alat deskriptif, didefinisikan menurut
kriteria tertentu, untuk tujuan tertentu, sehingga dengan
demikian terdapat banyak wilayah sebanyak kriteria yang
digunakan untuk mendefinisikannya.
konsep wilayah adalah melaksanakan suatu fungsi yang
bermanfaat, dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
banyak dianut dan dikembangkan dalam kerangka analisis
ekonomi regional (regional economic).
menggolongkan wilayah berdasarkan karakternya menjadi 2
(dua) golongan; (a) wilayah formal, dan (b) wilayah fungsional.
LOGO
wilayah formal, adalah wilayah yang dipandang
dari satu aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau
ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat dan ciri-ciri
tersebut misalnya dalam hal; ekonomi, geografi,
agama, suku, dan sebagainya.
wilayah fungsional, adalah wilayah yang secara
fungsional mempunyai ketergantungan fungsi
antara pusat (inti/nucleus) dan wilayah
belakangnya (hinterland/backwash area). Tingkat
ketergantungan fungsional ini dapat dilihat dari;
arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa,
komunikasi, maupun transportasi.
(b) Pandanganobyektif.
Pandangan obyektif, adalah usaha untuk
memandang wilayah berdasarkan klasifikasi
alamiah yang melingkupinya, antara lain;
berdasarkan klasifikasi konfigurasi tanah,
iklim, vegetasi, dan kepadatan penduduk.
Akan tetapi di dalam praktiknya, penggunaan
klasifikasi iklim lebih menonjol dari klasifikasi
alamiah lainnya.
Pandangan obyektif ini, juga sering disebut
sebagai pendekatan wilayah alamiah (natural
region approach).
LOGO
Tipologi wilayah menurut konsep wilayah
yang paling klasik dalam konsep
pandangan obyektif, Ada 3 (tiga) yaitu
wilayah homogeneous
wilayah nodal (pusat-hinterland)
wilayah administratif atau wilayah
perencanaan (konsep administrasi-politis
Kerangka
Klasifikasi
Konsep
Wilayah
Wilayah
Homogen
Sistem/
Fungsional
Perencanaan/
Pengelolaan
Sistem Sederhana
Nodal (pusat - hinterland )
Desa - Kota
Budidaya - Lindung
Sistem Sosial - Politik:
cagar budaya, wilayah etnik
Sistem ekonomi:
Agropolitan, kawasan
produksi, kawasan industri
Sistem ekologi:
DAS, hutan, pesisir
Umumnya disusun/dikembangkan
berdasarkan:
 Konsep homogen/fungsional:
KSP, KATING, dan
sebagainya
 Administrasi-politik: propinsi,
Kabupaten, Kota
Sistem Komplek
LOGO
Wilayah homogeneous
Diidentifikasi berdasarkan faktor penciri yg menonjol
di wilayah tersebut, misal : land cover
wilayah homogen dibatasi berdasarkan
keseragaman secara internal (internal uniformity).
Contoh wilayah homogen ini adalah; Pantai Utara
Jawa Barat (mulai dari Indramayu, Subang, dan
Karawang), merupakan wilayah yang homogen dari
segi produksi padi. Walau heterogen dari sisi etnik :
melayu, sunda, cirebonan can jawa.
Faktor penyebab homogenitas wilayah  faktor
alamiah ( kemampuan lahan, iklim dll) dan artifisial
(faktor sosial), misal : wilayah homogen kemiskinan
LOGO
Wilayah nodal
adalah wilayah yang dalam konteks pandangan
subyektif disebut sebagai wilayah fungsional.
Pengertian wilayah nodal, adalah wilayah yang
secara fungsional mempunyai ketergantungan
antara pusat (inti/nucleus) dan wilayah belakangnya
(hinterland/backwase area).
Tingkat ketergantungan fungsional ini dapat dilihat
dari; arus penduduk, faktor produksi, barang dan
jasa, ataupun komunikasi dan transportasi.
wilayah nodal sebagai, suatu ekonomi ruang yang
dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan
ekonomi.
wilayah nodal ini, juga dapat disebut sebagai wilayah
polarisasi (polarized region), atau wilayah berkutup
(polarized region).
Karena wilayah nodal terdiri atas satuan-2 yang heterogen,
misalnya; distribusi penduduk yang menyebabkan lahirnya
kota-kota besar, kota madya, desa-2 dan wilayah-2
perdesaan yang berpenduduk jarang,  suatu hierarki
permukiman. Akan tetapi satu dengan yang lain adalah erat
saling berhubungan secara fungsional. Saling hubungan
fungsional ini, terlihat dari fenomena arus penduduk, faktor
produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan
transportasi.
Arus tersebut tidak terjadi dg tingkat yang sama di seluruh
tata ruang. Arus terbesar cenderung memusat ke arah dan
dari pusat-2 yang dominan, biasanya kota-kota besar. Di
sekitar masing-masing pusat (node) terdapat lingkungan
pengaruh (zone of influence), atau lingkungan tata ruang
(spatial field), di mana terjadi bermacam-2 interaksi.
LOGO
Konsep wilayah nodal diumpamakan spt sel hidup yg
mempunyai inti dan plasma. Inti adl pusat2 layanan
atau pusat pemukiman, plasma adl daerah belakang
(periphery/hinterland).
Fungsi pusat wilayah : tempat konsentrasi penduduk,
pusat layanan thd daerah hinterland, pasar bagi
komoditas pertanian & industri, lokasi pemusatan
industri
Fungsi Hinterland : pemasok bahan mentah, pemasok
tenaga kerja, daerah pemasaran barang & jasa
manufaktur, penjaga keseimbangan ekologis
Salah satu contoh daerah nodal ini adalah; DKI
Jakarta dan Botabek (Bogor, Tanggerang, dan
Bekasi). Daerah DKI Jakarta sebagai atau merupakan
daerah inti (node), dan Botabek (Bogor, Tanggerang,
dan Bekasi) sebagai daerah belakangnya (backwash
region) atau daerah plasma (periferi).
LOGO
Wilayah administratif
adalah wilayah yang batas-batasnya ditentukan
berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan
atau politik, seperti; provinsi, kabupaten, kotamadya,
kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW.
Daerah administratif, adalah sebagai suatu ekonomi
ruang yang berada di bawah suatu administrasi
tertentu.
LOGO
Wilayah perencanaan
 sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau
kesatuan keputusan-keputusan ekonomi.
Wilayah perencanaan mempunyai ciri-ciri:
a) Cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan
investasi yang berskala ekonomi,
b) Mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja
yang ada,
c) Mempunyai struktur ekonomi yang homogen,
d) Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan
(growthpoint).
e) Mengunakan suatu cara pendekatan perencanaan
pembangunan,
f) Masyrakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran
bersama terhadap persoalan-persoalannya.
LOGO
Wilayah perencanaan
wilayah perencanaan lebih menekankan pada tinjauan
dari aspek fisik dan ekonomi, dimana perencanaan
tersebut sudah melampaui lintas batas wilayah
administratif. Salah satu contoh wilayah perencanaan di
Indonesia adalah Kawasan Barelang (Pulau Batam, Pulau
Rempang, dan Pulau Galang).
wilayah perencanaan juga dapat dilihat dari tinjuan aspek
ekologisnya, misalnya dalam kaitannya dengan
pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Dimana
pengelolaan DAS harus direncanakan dan dikelola mulai
dari hulu sampai hilirnya secara terpadu, karena
perlakuan di hulu akan berakibat di bagian hilirnya.
Wilayah Tapal Kuda (WTK)
Jawa Timur
Wilayah Tapal Kuda (WTK) Provinsi Jawa Timur bukan sebagai
unit administrative region, dan bukan sebagai ekonomi ruang yang
berada di bawah government administrative tertentu.
Istilah „Tapal Kuda‟ banyak muncul pada dokumen „politik‟
dan „militer‟, karena sering menunjukkan kondisi „rentan‟
pergolakan sosial, politik, dan kemananan bersekala mikro
(lokasional/regional) maupun makro (nasional).
Istilah WTK muncul menjelang pelaksanaan Pemilu 1977,
guna mengidentifikasikan konsentrasi teretorial wilayah yang
„rentan‟, sehingga memudahkan pelaksanaan fungsi-fungsi
militer
Dengan demikian istilah WTK dibangun dari per definisi dari
perspektif pandangan „subyektif‟
Pandangan subyektif, adalah memandang suatu
wilayah/daerah sebagai suatu subyek kongkrit, dimana
dipandang sebagai alat deskriptif, didefinisikan menurut
„kriteria‟ tertentu, untuk „tujuan‟ atau “kepentingan” tertentu.
LOGO
Di sisi lain, apabila dalam
perspektif „obyektif‟, daerah-
daerah yang berada dalam
satuan WTK juga relatif
memiliki „kesamaan‟ atau
„kemiripan‟ geografi,
karakteristik wilayahnya, hingga
vegetasi dan iklimnya. Oleh
karena itu WTK juga dapat
dipandang sebagai “daerah
homogeneous”
Gerbangkertosusilo
Surabaya, Sidoarjo dan Bangkalan (tiga daerah WTK)
bersama-sama dengan daerah kabupaten; Gresik,
Majokerto, dan Lamongan, “dinitegrasikan” dalam suatu
konsep pembangunan perekonomian terpadu
“Gerbangkertosusilo”, guna menciptakan pusat
pertumbuhan (growth area) di Jawa Timur.
Sebagai growth area,
pertimbangan utamanya
karena memiliki
‘keuntungan lokasional’,
sehingga potensi
‘aglomerasi’ akan dapat
tercipta
LOGO
Aglomerasi terkumpulnya berbagai jenis kegiatan
industri, perdagangan dan jasa di suatu kawasan
karena adanya keuntungan lokasional, shg
menimbulkan penghematan ekstern (external
economies)
disebut penghematan aglomerasi dan terjadi karena
faktor luar yang manfaatnya dapat dinikmati oleh
semua pelaku usaha di kawasan tersebut.
Oleh karena itu, dalam satuan WTK, kedudukan
Surabaya, Sidorajo Bangkalan, dipandang sebagai
“growth area‟. Sementara Kabupaten/Kota lainnya di
dalam satuan WTK, dapat dipandang sebagai
(backwash region).
WTK dalam tataran perspektif pandangan „obyektif‟,
dapat juga dikategorikan sebagai „wilayah nodal‟
Karena adanya wilayah yang berkedudukan sebagai
growth area, dan ada yang berkedudukan sebagai
backwash region
Identifikasi pewilayahan pertanian
Berikut contoh model perencanaan pembangunan wilayah yang
berbasis pertanian secara luas. Berdasarkan model perencanaan
tersebut, berikan penjelasan sebagai berikut :
1. Jelaskan dasar pengklasifikasian wilayahnya, apakah termasuk
wilayah homogen, wilayah fungsional atau wilayah perencanaan.
2. Jelaskan bagaimana tujuan dan manfaat penerapan konsep
tersebut dalam pendukung pembangunan ekonomi suatu wilayah
Misal Model perencanaan pembangunan wilayah :
1. Agropolitan di Jawa Timur atau di luar Jawa
2. Kawasan Ekonomi Khusus/KEK di Jawa Timur atau di luar Jawa
3. Kimbun (Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan)
4. KSCT (Kawasan Strategis Cepat Tumbuh) di Jawa Timur atau luar
jawa Timur
5. KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu) kawasan
timur Indonesia

More Related Content

What's hot

Materi sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangMateri sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangArikha Nida
 
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Febie Yandra
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
 
Materi 2 fasilitator sosial pemetaan wilayah adat
Materi 2   fasilitator sosial pemetaan wilayah adatMateri 2   fasilitator sosial pemetaan wilayah adat
Materi 2 fasilitator sosial pemetaan wilayah adatUsil Dekil
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerahhenny ferniza
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 

What's hot (8)

Zone Regulation
Zone RegulationZone Regulation
Zone Regulation
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
Materi sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangMateri sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruang
 
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
Sinkronisasi tata ruang dan perencanaan regional2
 
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)
 
Materi 2 fasilitator sosial pemetaan wilayah adat
Materi 2   fasilitator sosial pemetaan wilayah adatMateri 2   fasilitator sosial pemetaan wilayah adat
Materi 2 fasilitator sosial pemetaan wilayah adat
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 

Similar to Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020

Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)DitaRosalia
 
Perencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangPerencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangAngganiksaputra
 
paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)parascandikamuliansy
 
PENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.pptPENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.pptAntArt3
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfirkhamarkhanuljamil
 
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)Rizki Mulyanto
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialErwin Rasyid
 
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)Fran Siska Novrianty
 
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .pptMayaGustina4
 
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanrpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanDiva Pendidikan
 
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxKonsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxOnnyBudiAntika1
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata RuangPerencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata RuangAprliliaPurnamaSari
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanPotpotya Fitri
 
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6hendrianto sundaro
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfSerlinaNumba
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrimsYunus Paelo
 
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.pptKonsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.pptrencanadetailkarawan
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaAdip Wahyudi
 

Similar to Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020 (20)

Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)Dita rosalia k (16102026)
Dita rosalia k (16102026)
 
Perencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruangPerencanaan wilayah dan tata ruang
Perencanaan wilayah dan tata ruang
 
paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)
 
PENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.pptPENGANTAR DASAR EWK.ppt
PENGANTAR DASAR EWK.ppt
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
 
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
 
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
Fran siska novrianty (Ilmu Pemerintahan)
 
TATA RUANG.pptx
TATA RUANG.pptxTATA RUANG.pptx
TATA RUANG.pptx
 
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt1.  KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
1. KONSEP EKONOMI REGIONAL .ppt
 
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanrpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
 
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptxKonsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
Konsep Wilayah dan Perwilayahan Kelas XII.pptx
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata RuangPerencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahan
 
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
 
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
 
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptxWilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
 
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.pptKonsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
Konsep Pembentukan dan Kategori Wilayah.ppt
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional Indonesia
 

Recently uploaded

Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 

Recently uploaded (9)

Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 

Teori perencanaan dan pengembangan wilayah 2020

  • 1. LOGO Luh Putu Suciati Prodi Agribisnis Faperta Unej Teori Perencanaan & Pengembangan Wilayah
  • 2. LOGO Ilmu Ekonomi Wilayah  Ilmu Wilayah lahir ketika beberapa ekonom mulai menjadi tidak puas terhadap ilmu ekonomi Neoklasik yang mengabaikan dimensi ruang dalam analisisnya. Pada kurun waktu 1950-1960 (bahkan tahun 1970-an) merupakan masa keemasan ilmu wilayah. Dikembangkan oleh von Thunen (1828), Alfred Weber (1909), Christaller (1933)., Losch (1940), Isard , Pallander Pada awalnya hingga th 1950-an  teori lokasi didominasi pendekatan geografis lokasional Sejak th 1950-an berkembang dengan analogi2 ilmu ekonomi (ekonometrika & optimasi)
  • 3. LOGO Ilmu Ekonomi Wilayah Pertanyaan inti ilmu ekonomi wilayah  “dimana” dan “mengapa” aktivitas ekonomi memilih lokasi  Ilmu ekonomi Wilayah/Regional muncul sebagai suatu perkembangan baru dalam ilmu ekonomi yang secara resmi baru mulai pada pertengahan tahun lima puluhan.  Ilmu ekonomi regional/wilayah muncul sebagai suatu kritik dan sekaligus memberi dimensi baru pada analisis ekonomi u/ melengkapi dan mengembangkan pemikiran ekonomi tradisional sehinga memberi solusi masalah sosial ekonomi yang terus berubah sepanjang zaman. Sejak akhir 1980an  metodologis yang mempertimbangkan aspek2 spatial Perkembangan mutakhir  ekonometrika spatial & GIS
  • 4. LOGO Konsep Wilayah  Berbagai konsep nomenklatur kewilayahan seperti “wilayah”, “kawasan”, “daerah”, “regional”, “area”, “ruang”, dan istilah- istilah sejenis, banyak dipergunakan dan saling dapat dipertukarkan pengertiannya walaupun masing-masing memiliki penekanan pemahaman yang berbeda-beda.  Ketidakkonsistenan istilah tersebut kadang menyebabkan kerancuan pemahaman dan sering membingungkan. Contoh :  Kawasan bebas rokok, kawasan tertib Lalu Lintas, kawasan lindung  area parkir  Badan perencanaan & pembangunan daerah (bappeda)  Ruang terbuka hijau  Divisi regional jawa timur (perhutani), daop (daerah operasional)
  • 5. LOGO Definisi menurut Undang-Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang “Wilayah”: adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. “Kawasan”: adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.
  • 6.  Daerah: umumnya dipahami sebagai unit wilayah berdasarkan aspek administratif. (UU 32/2004 jo UU no. 23 Tahun 2014; Daerah (Daerah otonom): …kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat …..)  Kawasan: adanya penekanan fungsional suatu unit wilayah, yakni adanya karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan komponen-komponen di dalam suatu unit wilayah, sehingga batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional.
  • 7. Pengertian Teoritik  Secara teoritik tidak ada perbedaan nomenklatur antara istilah wilayah, kawasan dan daerah.  Semuanya secara umum dapat diistilahkan dengan istilah yang lebih umum, yaitu wilayah (region).  Setiap kawasan atau sub kawasan memiliki fungsi- fungsi khusus yang tentunya memerlukan pendekatan program tertentu sesuai dengan fungsi yang dikembangkan tersebut.
  • 8.   Murty (2000): Wilayah adalah suatu area geografis, teritorial atau tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara, negara bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan perdesaan.  Isard (1975): Wilayah adalah areal dengan batas-batas tertentu yang memiliki arti (meaningful) karena adanya masalah-masalah yang ada di dalamnya, khususnya karena menyangkut permasalahan sosial.  Nasoetion (1990): wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik (tertentu) dimana komponen-komponen wilayah tersebut (sub wilayah) satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Contoh Beberapa Definisi Wilayah Secara Teoritik
  • 9. DEFINISI WILAYAH Suatu unit geografis dengan batas-batas spesifik (tertentu) dimana komponen- komponennya memiliki arti dalam pendeskripsian fenomena, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pembangunan
  • 11. hakekat dan landasan Ilmu Ekonomi Wilayah Hal-hal yang menjadi landasan pentingnya ekonomi regional : 1. Keuntungan sumber daya alam ( natural resources advantage ) 2. Penghematan dari pemusatan ( economic of concentration) 3. Biaya angkut Tujuan Ilmu Ekonomi Regional : Untuk menentukan di wilayah mana suatu kegiatan ekonomi sebaiknya dipilih dan mengapa wilayah tersebut menjadi pilihan
  • 12. Samuelson (1955) mengemukakan bahwa persoalan pokok ilmu ekonomi mencakup 3 hal utama, yaitu: 1. What commodities shall be produced and in what quantities yaitu barang apa yang diproduksi. Hal ini bersangkut paut dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang ada dalam masyarakat. 2. How shall goods be produced  bagaimana atau oleh siapa barang itu diproduksi. Hal ini bersangkut paut dengan pilihan tehnologi untuk menghasilkan barang tersebut dan apakah ada pengaturan dalam pembagian peran itu. 3. For Whom are goods to be produced  yaitu untuk siapa atau bagaimana pembagian hasil dari kegiatan memproduksi barang tersebut. Hal ini bersangkut paut dengan pengaturan balas jasa, sistem perpajakan, subsidi, bantuan kepada fakir miskin, dll. Ketiga hal ini melandasi analisis ekonomi klasik.
  • 13. Domar (1946), Harrod ( 1948) Sollow (1956) dan Swan (1960) dan ekonom lain menjawab persoalan pokok yaitu : 4. When do all those activities be carried out yaitu kapan berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan. Pertanyaan ini dijawab dengan menciptakan teori ekonomi dinamis (dynamic economic analysis) dengan memasukkan unsur waktu ke dalam analisis. 6. Where do all those activities should be carried out yaitu dimana lokasi dari berbagai kegiatan tersebut.
  • 14. Beberapa Konsep Wilayah • Johnston (1976): (1) formal region (2) functional/nodal region • Richardson (1969); Hagget et al. (1977) (1) uniform/homogeneous region (2) nodal region (3) planning/programming region • Blair (1991): nodal functional region
  • 15.  Tidak ada konsep wilayah yang benar-benar diterima secara luas. Para ahli cenderung melepaskan perbedaan- perbedaan konsep wilayah terjadi sesuai dengan fokus masalah dan tujuan–tujuan pengembangan wilayah. Konsep-konsep wilayah
  • 16. Pewilayahan →Klasifikasi Spasial • Tujuan Klasifikasi: • Alat Penyederhanaan • Alat Pendeskripsian • Landasan untuk Pengelolaan • Klasifikasi Spasial: berhubungan dengan objek-objek spasial • Prinsip klasifikasi spasial: a. Spatial contiguity b. Spatial compactness
  • 17. Pandangankonsepsi wilayah (region), (a) Pandangan subyektif adalah usaha untuk memandang wilayah sebagai suatu subyek kongkrit yang bulat. wilayah dipandang sebagai alat deskriptif, didefinisikan menurut kriteria tertentu, untuk tujuan tertentu, sehingga dengan demikian terdapat banyak wilayah sebanyak kriteria yang digunakan untuk mendefinisikannya. konsep wilayah adalah melaksanakan suatu fungsi yang bermanfaat, dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. banyak dianut dan dikembangkan dalam kerangka analisis ekonomi regional (regional economic). menggolongkan wilayah berdasarkan karakternya menjadi 2 (dua) golongan; (a) wilayah formal, dan (b) wilayah fungsional.
  • 18. LOGO wilayah formal, adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut misalnya dalam hal; ekonomi, geografi, agama, suku, dan sebagainya. wilayah fungsional, adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan fungsi antara pusat (inti/nucleus) dan wilayah belakangnya (hinterland/backwash area). Tingkat ketergantungan fungsional ini dapat dilihat dari; arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, komunikasi, maupun transportasi.
  • 19. (b) Pandanganobyektif. Pandangan obyektif, adalah usaha untuk memandang wilayah berdasarkan klasifikasi alamiah yang melingkupinya, antara lain; berdasarkan klasifikasi konfigurasi tanah, iklim, vegetasi, dan kepadatan penduduk. Akan tetapi di dalam praktiknya, penggunaan klasifikasi iklim lebih menonjol dari klasifikasi alamiah lainnya. Pandangan obyektif ini, juga sering disebut sebagai pendekatan wilayah alamiah (natural region approach).
  • 20. LOGO Tipologi wilayah menurut konsep wilayah yang paling klasik dalam konsep pandangan obyektif, Ada 3 (tiga) yaitu wilayah homogeneous wilayah nodal (pusat-hinterland) wilayah administratif atau wilayah perencanaan (konsep administrasi-politis
  • 21. Kerangka Klasifikasi Konsep Wilayah Wilayah Homogen Sistem/ Fungsional Perencanaan/ Pengelolaan Sistem Sederhana Nodal (pusat - hinterland ) Desa - Kota Budidaya - Lindung Sistem Sosial - Politik: cagar budaya, wilayah etnik Sistem ekonomi: Agropolitan, kawasan produksi, kawasan industri Sistem ekologi: DAS, hutan, pesisir Umumnya disusun/dikembangkan berdasarkan:  Konsep homogen/fungsional: KSP, KATING, dan sebagainya  Administrasi-politik: propinsi, Kabupaten, Kota Sistem Komplek
  • 22. LOGO Wilayah homogeneous Diidentifikasi berdasarkan faktor penciri yg menonjol di wilayah tersebut, misal : land cover wilayah homogen dibatasi berdasarkan keseragaman secara internal (internal uniformity). Contoh wilayah homogen ini adalah; Pantai Utara Jawa Barat (mulai dari Indramayu, Subang, dan Karawang), merupakan wilayah yang homogen dari segi produksi padi. Walau heterogen dari sisi etnik : melayu, sunda, cirebonan can jawa. Faktor penyebab homogenitas wilayah  faktor alamiah ( kemampuan lahan, iklim dll) dan artifisial (faktor sosial), misal : wilayah homogen kemiskinan
  • 23. LOGO Wilayah nodal adalah wilayah yang dalam konteks pandangan subyektif disebut sebagai wilayah fungsional. Pengertian wilayah nodal, adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti/nucleus) dan wilayah belakangnya (hinterland/backwase area). Tingkat ketergantungan fungsional ini dapat dilihat dari; arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi. wilayah nodal sebagai, suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi.
  • 24. wilayah nodal ini, juga dapat disebut sebagai wilayah polarisasi (polarized region), atau wilayah berkutup (polarized region). Karena wilayah nodal terdiri atas satuan-2 yang heterogen, misalnya; distribusi penduduk yang menyebabkan lahirnya kota-kota besar, kota madya, desa-2 dan wilayah-2 perdesaan yang berpenduduk jarang,  suatu hierarki permukiman. Akan tetapi satu dengan yang lain adalah erat saling berhubungan secara fungsional. Saling hubungan fungsional ini, terlihat dari fenomena arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi. Arus tersebut tidak terjadi dg tingkat yang sama di seluruh tata ruang. Arus terbesar cenderung memusat ke arah dan dari pusat-2 yang dominan, biasanya kota-kota besar. Di sekitar masing-masing pusat (node) terdapat lingkungan pengaruh (zone of influence), atau lingkungan tata ruang (spatial field), di mana terjadi bermacam-2 interaksi.
  • 25. LOGO Konsep wilayah nodal diumpamakan spt sel hidup yg mempunyai inti dan plasma. Inti adl pusat2 layanan atau pusat pemukiman, plasma adl daerah belakang (periphery/hinterland). Fungsi pusat wilayah : tempat konsentrasi penduduk, pusat layanan thd daerah hinterland, pasar bagi komoditas pertanian & industri, lokasi pemusatan industri Fungsi Hinterland : pemasok bahan mentah, pemasok tenaga kerja, daerah pemasaran barang & jasa manufaktur, penjaga keseimbangan ekologis Salah satu contoh daerah nodal ini adalah; DKI Jakarta dan Botabek (Bogor, Tanggerang, dan Bekasi). Daerah DKI Jakarta sebagai atau merupakan daerah inti (node), dan Botabek (Bogor, Tanggerang, dan Bekasi) sebagai daerah belakangnya (backwash region) atau daerah plasma (periferi).
  • 26. LOGO Wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti; provinsi, kabupaten, kotamadya, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. Daerah administratif, adalah sebagai suatu ekonomi ruang yang berada di bawah suatu administrasi tertentu.
  • 27. LOGO Wilayah perencanaan  sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan mempunyai ciri-ciri: a) Cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala ekonomi, b) Mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada, c) Mempunyai struktur ekonomi yang homogen, d) Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growthpoint). e) Mengunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan, f) Masyrakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan-persoalannya.
  • 28. LOGO Wilayah perencanaan wilayah perencanaan lebih menekankan pada tinjauan dari aspek fisik dan ekonomi, dimana perencanaan tersebut sudah melampaui lintas batas wilayah administratif. Salah satu contoh wilayah perencanaan di Indonesia adalah Kawasan Barelang (Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang). wilayah perencanaan juga dapat dilihat dari tinjuan aspek ekologisnya, misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Dimana pengelolaan DAS harus direncanakan dan dikelola mulai dari hulu sampai hilirnya secara terpadu, karena perlakuan di hulu akan berakibat di bagian hilirnya.
  • 29. Wilayah Tapal Kuda (WTK) Jawa Timur Wilayah Tapal Kuda (WTK) Provinsi Jawa Timur bukan sebagai unit administrative region, dan bukan sebagai ekonomi ruang yang berada di bawah government administrative tertentu.
  • 30. Istilah „Tapal Kuda‟ banyak muncul pada dokumen „politik‟ dan „militer‟, karena sering menunjukkan kondisi „rentan‟ pergolakan sosial, politik, dan kemananan bersekala mikro (lokasional/regional) maupun makro (nasional). Istilah WTK muncul menjelang pelaksanaan Pemilu 1977, guna mengidentifikasikan konsentrasi teretorial wilayah yang „rentan‟, sehingga memudahkan pelaksanaan fungsi-fungsi militer Dengan demikian istilah WTK dibangun dari per definisi dari perspektif pandangan „subyektif‟ Pandangan subyektif, adalah memandang suatu wilayah/daerah sebagai suatu subyek kongkrit, dimana dipandang sebagai alat deskriptif, didefinisikan menurut „kriteria‟ tertentu, untuk „tujuan‟ atau “kepentingan” tertentu.
  • 31. LOGO Di sisi lain, apabila dalam perspektif „obyektif‟, daerah- daerah yang berada dalam satuan WTK juga relatif memiliki „kesamaan‟ atau „kemiripan‟ geografi, karakteristik wilayahnya, hingga vegetasi dan iklimnya. Oleh karena itu WTK juga dapat dipandang sebagai “daerah homogeneous”
  • 32. Gerbangkertosusilo Surabaya, Sidoarjo dan Bangkalan (tiga daerah WTK) bersama-sama dengan daerah kabupaten; Gresik, Majokerto, dan Lamongan, “dinitegrasikan” dalam suatu konsep pembangunan perekonomian terpadu “Gerbangkertosusilo”, guna menciptakan pusat pertumbuhan (growth area) di Jawa Timur. Sebagai growth area, pertimbangan utamanya karena memiliki ‘keuntungan lokasional’, sehingga potensi ‘aglomerasi’ akan dapat tercipta
  • 33. LOGO Aglomerasi terkumpulnya berbagai jenis kegiatan industri, perdagangan dan jasa di suatu kawasan karena adanya keuntungan lokasional, shg menimbulkan penghematan ekstern (external economies) disebut penghematan aglomerasi dan terjadi karena faktor luar yang manfaatnya dapat dinikmati oleh semua pelaku usaha di kawasan tersebut. Oleh karena itu, dalam satuan WTK, kedudukan Surabaya, Sidorajo Bangkalan, dipandang sebagai “growth area‟. Sementara Kabupaten/Kota lainnya di dalam satuan WTK, dapat dipandang sebagai (backwash region). WTK dalam tataran perspektif pandangan „obyektif‟, dapat juga dikategorikan sebagai „wilayah nodal‟ Karena adanya wilayah yang berkedudukan sebagai growth area, dan ada yang berkedudukan sebagai backwash region
  • 34. Identifikasi pewilayahan pertanian Berikut contoh model perencanaan pembangunan wilayah yang berbasis pertanian secara luas. Berdasarkan model perencanaan tersebut, berikan penjelasan sebagai berikut : 1. Jelaskan dasar pengklasifikasian wilayahnya, apakah termasuk wilayah homogen, wilayah fungsional atau wilayah perencanaan. 2. Jelaskan bagaimana tujuan dan manfaat penerapan konsep tersebut dalam pendukung pembangunan ekonomi suatu wilayah Misal Model perencanaan pembangunan wilayah : 1. Agropolitan di Jawa Timur atau di luar Jawa 2. Kawasan Ekonomi Khusus/KEK di Jawa Timur atau di luar Jawa 3. Kimbun (Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan) 4. KSCT (Kawasan Strategis Cepat Tumbuh) di Jawa Timur atau luar jawa Timur 5. KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu) kawasan timur Indonesia