SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
DOSIS MAINTENANCE
(DOSIS PEMELIHARAAN)
Arifah Sri Wahyuni, M.Sc, Apt
IKHTISAR
Dosis Maintenance : pemberian obat agar kadar obat di
dalam darah selalu berada di dalam kisaran terapeutiknya sehingga
dapat menimbulkan efek terapi (Wagner, 1993)
Kadar obat harus diatur >= KEM dan < KTM
Faktor yang mempengaruhi kadar obat di dalam darah :
 Variasi antar individu
 Formulasi dan Teknologi sediaan
 Adanya alternative farmasetika (aminofilin merupakan garam etilen
diamin teofilin, teofilin yang terkandung hanya 80%). Untuk obat-
obat dalam bentuk garam K, Na, Cl atau nitrat diabaikan mengingat
kecilnya BM anion/kation tsb.
FAKTORYG MEMPENGARUHI
KADAR OBAT DLM DARAH
Perubahan Ekskresi urin, misal pH urin , Clcr
Perubahan klirens hepatic , misal adanya
saturasi system metabolism
Adanya inhibisi dan induksi enzim
Terjadinya farmakokinetik tergantung dosis
DOSIS MAINTENANCE
INTRAVENA
2 cara :
Secara Infusi dengan kecepatan (dosis
tetap)
Secara iv bolus berulang
DEFINISI
Infusi Intravena Adalah pemberian secara
intravena yang diberikan perlahan dengan
laju tertentu
IV bolus :
Dosis diberikan secara cepat
Cp sama dengan dosis yang digunakan
KEUNTUNGAN INFUSI INTRAVENA
 Plasma Drug Concentration (Cp) lebih terkontrol
 Drug with a narrow therapeutic window (IT) (eg :
Heparin) dapat diatur fluktuasi Cpmaks dan
Cmin.
 Obat (eg : antibiotik) dapat diberikan bersama
elektrolit dan Nutrisi
 Durasi terapi obat dapat diatur sesuai
kebutuhan
ASUMSI
 Obat masuk 
kecepatannya mengikuti
orde nol (konstan) dan
eliminasi obat mengikuti
orde satu.
 Laju infus digambarkan
sebagai orde 0 (nol)
dengan
 R merupakan kecepatan
infus dalam satuan
mg/menit.
Pada saat Cp mencapai steady state (plateau) : Kecepatan
obat masuk (infusion rate) = Kecepatan obat keluar
(elimination rate)
Cp(ss) : steady
state (keadaan
plateau / tunak)
)
1
(
Vd.k
R
Cp
Cp.Vd
D
Substitusi
dan
Integrasi
K.D
R
dt
dD
.
B
B
B
t
k
e





Perubahan jumlah obat
dalam badan (DB) pada
waktu t adalah dDB/dt,
tergantung :
• R = Kecepatan pemberian obat
• K = Kecepatan Eliminasi obat
R merupakan kecepatan / laju infus yang diberikan (Shargel,
1988).
Laju infus yang diberikan dapat juga dinyatakan dengan k0
(Bourne, 2001).
Laju infus = K0 = R = mg/menit
INFUSI IV
 Selama Infusi IV, obat diberikan
dengan kecepatan konstan
(orde nol) R,
 Konsentrasi obat dalam plasma
dan kecepatan eliminasinya naik
tergantung konsentrasi (k.Cp).
 Cp naik sampai tercapai
keadaan tunak/steady state .
 Pada keadaan tunak dengan laju
eliminasi obat = laju obat yang
masuk dalam tubuh, persamaan
menjadi (Bourne, 2001; Makoid,
1996, )
el
D
ss
k
V
R
Cp
.

T
Cl
R
Cpss 
atau
STEADY STATE/TUNAK
Waktu untuk mencapai
steady state tergantung
 t1/2 (Waktu paro
eliminasi)
tidak bergantung pada
laju infus
(Bourne,2001; Makoid, 1996;
Shargel 1988).
2
/
1
%
95
2
/
1
%
95
%
95
.
.
.
32
.
4
/
693
.
0
05
.
0
ln
05
.
0
ln
.
1
95
.
0
)
1
(
.
.
%
95
)
1
(
.
%
95
.
%
95
%
95
%
95
t
t
t
t
t
k
e
e
k
Vd
R
k
Vd
R
e
k
Vd
R
Css
k
Vd
R
Css
t
k
t
k
t
k















WAKTU UNTUK MENCAPAI 90-99%
CSS DAPAT DIKALKULASI SBB :
Angka t1/2 untuk mencapai fraksi dari Css
% Css* yang tercapai X t1/2 eliminasi
90 3.32
95 4.32
99 6.65
* Css adalah konsentrasi tunak
Bila K kecil, maka untuk mencapai keadaan tunak (Css)
dibutuhkan waktu lebih lama (t1/2 obatnya panjang /
lama)
BILA R DINAIKKAN, WAKTU UNTUK MENCAPAI
CSS TETAP, TETAPI KONSENTRASI CSS NAIK
Cp
R
2R
time
Untuk mempersingkat waktu yang diperlukan
untuk mencapai konsentrasi terapetik dalam
pemberian infus intravena dapat dilakukan
pemberian loading dose(Bourne, 2001).
Pemberian loading dose dapat dilakukan dalam
bentuk :
 Pemberian bolus intravena
 Pemberian fast infusion
15
LOADING DOSE
Arifah SriWahyuni
LOADING DOSE
Loading Dose (DL) IV atau Dosis Muat IV : Dosis IV Bolus awal,
diperlukan untuk tujuan mempercepat keadaan tunak (Css)
DL= Css.Vd
DL=R/k
dg R = Kecepatan infus
K = Konstanta kecepatan eliminasi
Diasumsikan obat diberikan IV Bolus dan Infus IV
dalam waktu yang hampir sama, maka, total
konsentrasi obat dalam plasma pada waktu ttt
adalah :
Cp = C1+C2
)
e
(1
Vd.k
R
e
Vd
D
Cp kt
kt
L 




Infus IV
DL IV Bolus
Css = steady state level
Infus IV + DL
time
Cp
Infus IV  naik secara eksponensial
DL IV Bolus  turun secara eksponensial
Ketepatan pemberian DL
Keterangan
a. DL > R/K
b. DL = R/K
c. DL < R/K
d. Infusi intravena tanpa DL
a
b
c
d
Cp
time
Css
Css dalam literatur konsentrasi obat terapeutik efektif
Infus IV
DL IV Bolus DL = R/K
Infus IV + DL
time
Cp
 Jika infus dihentikan, obat di dalam plasma (Cp) akan turun
secara eksponensial mengikuti orde satu, sehingga e-k.t
mendekati nol (0)
 Waktu yang dibutuhkan mencapai Css tergantung pada k dan
t1/2 eliminasi.
 Pada t = ∞, e-k.t≈0, maka
T
Cl
R
Vd.k
R
Css 

Cp
time
A
Slope=-k/2,3
Cp setelah dihentikan, sebesar Cpt=Cp0.e-k.t
CONTOH SOAL
1. Suatu antibiotik yang diberikan secara infusi iv diinginkan
konsentrasi tunaknya 10 mg/L. Diketahui obat ini
mempunyai Vd 10 L dan k =0.2 jam-1.Pertanyaan :
Pertanyaan :
a. Berapakah kecepatan infus yang harus diatur ?
b. Bila pasien mengalami uremia dan k turun menjadi 0.1
jam-1, perlukah kecepatan infusnya disesuaikan ?
JAWABAN No 1.
a. kecepatan infus yang harus diatur
mg/jam
20
R
L.0,2/jam
g/L.10
10
R
Jam
.0,2
L
10
R
mg/L
10
Vd.k
R
Css
1





m
1.b
• Pada kondisi uremia kemungkinan akan
mengubah clearance, dan gambaran
kadar obat di dalam darahnya adalah :
• Cpss = R/vd.k
• Cpss = 20 mg/jam : (10 L x 0,1 jam-1)
• = 20 mg/L
• Cpss kondisi uremia degan kecapatan
infus 20 mg/jam adalah 20 mg/L
(meningkat 2 kalinya). Jadi perlu
disesuaikan.
Kecepatan infusnya harus di atur menjadi :
mg/jam
10
R
L.0,1jam
10
R
10mg/L
Vd.k
R
Css
1




R diubah menjadi 10 mg/jam.
Perlu disesuaikan kecepatan infus, karena jika tidak akan
terjadi akumulasi obat yang toksik didalam tubuh
2. Seorang pasien diberikan antibiotik (t1/2=8
jam) secara infus IV. Dengan kecepatan
pemberian 2 mg/jam. Setelah 2 hari diukur
konsentrasi obat ditemukan 10 mg/L.
Hitunglah klirens total obat tersebut ?.
Cp
Time (jam)
48
34, 56
Tunak, 4,32 x t1/2
JAWABAN NO 2
L/jam
0,2
mg/L
10
mg/jam
2
ClT 

Konsentrasi obat dalam plasma pada hari ke 2 (48
jam) ini menggambarkan 6 x t1/2nya. Keadaan
tunak tercapai minimal 95% Css (4,32xt1/2)
Sehingga pada jam itu sudah tercapai tunak,
maka
Css=R/ClT
ClT=R/Css
3, Suatu produk infus diketahui kadar
tunak = 2 μg/ml, Vd=10 L, k = 0,1/jam.
Berapa laju tetesan permenit untuk
mempertahan Cp tunak? (diketahui 1 ml
= 20 tetes). Tersedia produk 500
mg/100 mL
JAWABAN NO 3
Css =R/Vd.k
R = Css . Vd . k
R = 2 mg/L x 10 L x 0,1/jam
R = 2 mg/jam
Untuk mendapatkan dosis 2 mg/jam dari produk 500 mg/100 mL
maka volume yang harus diteteskan sebesar :
= 2 mg/jam
500 mg/100 mL
= 0,4 mL/jam = 80 tetes/jam = 0,13 tetes/menit
Contoh Soal
4. Dokter ingin memberikan suatu anestesi secara infus IV
dengan kecepatan 2 mg/jam. Kecepatan eliminasi obat
diketahui k=0,1/jam dan Vd = 10L (satu kompartemen).
Berapakah loading dose yang saudara sarankan bila
konsentrasi 2 μg/ml segera dapat tercapai ?
Jawaban No 4.
mg
20
DL
0,1/jam
2mg/jam.
K
R
DL
maka
tercapai,
segera
Css
Supaya
g/mL
2
2mg/L
m
10L.0,1/ja
2mg/jam
Vd.K
R
Css






 
Contoh soal
5. Berapakah konsentrasi obat pada jam ke-6 setelah
pemberian loading dose 10 mg bersamaan dengan infus
kecepatan 2 mg/jam ?. Diketahui obat mempunyai t1/2=3
jam dan Vd=10L)
Jawaban No5.
DL = 10 mg,
t1/2 = 3 jam, maka k= 0,231/jam
R= 2 mg/jam, Vd = 10 L
mg/L
0,90
Cp
)
e
(1
jam
10L.0,231/
mg/jam
2
e
10L
mg
10
Cp
)
e
.(1
Vd.k
R
.e
Vd.
DL
Cp
0,231.6
0.231.6
kt
kt











Soal No6.
6. Seorang pasien diinfus selama 6 jam
dengan suatu obat (k=0,01/jam dan
Vd=10 L) dengan kecepatan 2 mg/jam.
Berapakah konsentrasi obat setelah 2
jam infus dihentikan?
Jawaban No.6
Cp
time
6 8
Infus dihentikan
Cp0
Cp
K= 0,01/jam, maka t1/2 =0,693/0,01
=69,3 jam
95% Css = 4,32x69,3 =299,4 jam
Jadi jam ke 6 belum tercapai keadaan
tunak.
Cp0=R/Vd.k(1-e-kt)
2 mg/jam . (1-e-0,01.6)
10 L.0,01/jam
Cp0=1,16 mg/L
Cp 2 jam setelah
dihentikan
Cp=Cp0.e-kt
= 1,16.e-0,01.(8-6)
= 1,14 mg/L
7. Seorang Pasien pria (43 th, 80kg) diberi suatu antibiotik
secara infus IV. Menurut literatur t1/2=2 jam,
Vd=1,25L/Kgbb. Konsentrasi efektif 14mg/L. Obat
tersedia dalam ampul 5 ml dengan konsentrasi 150
mg/ml.
a. Rekomendasikan berapa kecepatan infus (satuan mg/jam
atau L/jam)
b. Sampel darah diambil pada jam 12, 16 dan 24 setelah infus
dimulai, dan dihitung konsentrasi obatnya : 16,1; 16,3 dan
16,5 mg/L. Hitung ClT pasien
c. Hitung t1/2 eliminasi pasien
d. Berdasar evaluasi diatas, perlukah perubahan kecepatan
infus ?
Jawaban no8.
a. t1/2 = 2 jam, maka k=0,347/jam
R = Css.Vd.K
= 14 mg/L . 1,25 L/Kgbb.80 Kg.0,347/jam
R=485,1mg/jam
Karena obat tersedia dalam ampul 5 ml dg
konsentrasi 150mg/mL
Maka R = (485,8/150)ml/jam
R = 3,24 ml/jam
b. t1/2 = 2 jam, pada T =12 jam (sudah tercapai Css
kah ?
95% Css = 4,32xt1/2 = 4,32x 2 jam = 8,64 jam. Berarti
jam ke 12 sudah tercapai keadaan tunak (Css)
ClT = R/Css
= 485,1 mg/jam : 16,1 mg/L
= 30,17 L/jam
c. Estimasi t1/2 dari harga ClT
K = ClT/Vd
= 30,17/(1,25 x 80)/jam
K =0,301/jam, maka
t1/2= 2,3 jam
d. Untuk memutuskan perubahan kec. Infus, harus
dipertimbangkan pharmakodinamik dan toksisitas
obat. Jika obat ini diasumsikan memiliki jendela
terapeutik yg lebar, estimasi didasarkan pada harga
par. Farmakokinetik sesuai literatur.
Karena t1/2 literatur =2 jam, sementara t1/2 pasien 2,3
jam (hampir mendekati), sehingga tidak perlu
penyesuaian kecepatan infus
it
tetes/men
333,3
tetes/mL
x20
menit
60
mL
1000
infus
Kec
(tts/mL)
faktor
xdrop
(menit)
waktu
(mL)
dittskan
yg
infus
V
infus
Kec
S
x
M
P
infus
Kec





More Related Content

What's hot

Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentTaofik Rusdiana
 
4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptx4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptxAzmilAbidah
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASTri Setyo Ningsih
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaPembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaMaulana Sakti
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptxinfusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptxWidyaNingrum46
 
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...ALLKuliah
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsaEka Selvina
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiGilang Rizki Al Farizi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikFormulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikNesha Mutiara
 

What's hot (20)

Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptx4 Menghitung kadar syrup.pptx
4 Menghitung kadar syrup.pptx
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Kul2. metode pembuatan salep
Kul2. metode pembuatan salepKul2. metode pembuatan salep
Kul2. metode pembuatan salep
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaPembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptxinfusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
 
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
Ppt farmasi fisika - MERANCANG DESAIN PRODUK OBAT BERDASARKAN SIFAT FISIKA KI...
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
 
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 yang kedua bioekuivalensi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul HemostatikFormulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
 

Similar to fdokumen.com_2-infusi-intravenabahan.pptx

Farmakokinetika_P6.pptx
Farmakokinetika_P6.pptxFarmakokinetika_P6.pptx
Farmakokinetika_P6.pptxEriskaAgustin
 
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptxTUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptxLuckyBoyCount
 
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptFARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptputriramdaniah
 
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiiiTDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiiilydiaevangelist15
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaSalsabila Azzahra
 
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptxMATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptxTaraManurung
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosisDwi Ramdhini
 
76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdf
76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdf76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdf
76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdfputrimerdekawati2
 
3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptx
3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptx3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptx
3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptxTidakDiketahui28
 
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdffkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdfzuliatunnisa17
 
Irsan rizaldi 1908020161
Irsan rizaldi 1908020161Irsan rizaldi 1908020161
Irsan rizaldi 1908020161mohfasalimriadi
 
dokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptx
dokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptxdokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptx
dokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptxSyahrulTubaAlFatih
 
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaCBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaSylvi15
 

Similar to fdokumen.com_2-infusi-intravenabahan.pptx (20)

Farmakokinetika_P6.pptx
Farmakokinetika_P6.pptxFarmakokinetika_P6.pptx
Farmakokinetika_P6.pptx
 
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptxTUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
TUGAS FARMAKOKINETIK KLINIK.pptx
 
Infusi intra vena
Infusi intra venaInfusi intra vena
Infusi intra vena
 
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.pptFARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
FARMAKOKINETIKA_INFUS_INTRAVENA 10-11.ppt
 
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiiiTDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
TDM- Konversi Infus IV ke oral farmasiii
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
 
Biofarmasetika i
Biofarmasetika iBiofarmasetika i
Biofarmasetika i
 
Pembahasan farkin fix
Pembahasan farkin fixPembahasan farkin fix
Pembahasan farkin fix
 
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptxMATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
MATERI PS 5 ADHRIE TCI di ICU Final (1).pptx
 
Farmakokinetika pengaturan dosis
Farmakokinetika   pengaturan dosisFarmakokinetika   pengaturan dosis
Farmakokinetika pengaturan dosis
 
76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdf
76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdf76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdf
76288543-Pediatrik-Praktis-PPC-IJ.pdf
 
3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptx
3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptx3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptx
3. Kompartemen Dua Intravena-revisi.pptx
 
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdffkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
fkb502biofarmasi--farmakokinetik.pdf
 
Irsan rizaldi 1908020161
Irsan rizaldi 1908020161Irsan rizaldi 1908020161
Irsan rizaldi 1908020161
 
dokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptx
dokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptxdokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptx
dokumen.tips_contoh-penyelesaian-soal-ujian-1pptx.pptx
 
tci update pib
tci update pibtci update pib
tci update pib
 
TERAPI TITRASI.pptx
TERAPI TITRASI.pptxTERAPI TITRASI.pptx
TERAPI TITRASI.pptx
 
Pk pituitary
Pk pituitaryPk pituitary
Pk pituitary
 
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaCBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Farmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika AminoglikosidaFarmakokinetika Aminoglikosida
Farmakokinetika Aminoglikosida
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 

fdokumen.com_2-infusi-intravenabahan.pptx

  • 2. IKHTISAR Dosis Maintenance : pemberian obat agar kadar obat di dalam darah selalu berada di dalam kisaran terapeutiknya sehingga dapat menimbulkan efek terapi (Wagner, 1993) Kadar obat harus diatur >= KEM dan < KTM Faktor yang mempengaruhi kadar obat di dalam darah :  Variasi antar individu  Formulasi dan Teknologi sediaan  Adanya alternative farmasetika (aminofilin merupakan garam etilen diamin teofilin, teofilin yang terkandung hanya 80%). Untuk obat- obat dalam bentuk garam K, Na, Cl atau nitrat diabaikan mengingat kecilnya BM anion/kation tsb.
  • 3. FAKTORYG MEMPENGARUHI KADAR OBAT DLM DARAH Perubahan Ekskresi urin, misal pH urin , Clcr Perubahan klirens hepatic , misal adanya saturasi system metabolism Adanya inhibisi dan induksi enzim Terjadinya farmakokinetik tergantung dosis
  • 4. DOSIS MAINTENANCE INTRAVENA 2 cara : Secara Infusi dengan kecepatan (dosis tetap) Secara iv bolus berulang
  • 5. DEFINISI Infusi Intravena Adalah pemberian secara intravena yang diberikan perlahan dengan laju tertentu IV bolus : Dosis diberikan secara cepat Cp sama dengan dosis yang digunakan
  • 6. KEUNTUNGAN INFUSI INTRAVENA  Plasma Drug Concentration (Cp) lebih terkontrol  Drug with a narrow therapeutic window (IT) (eg : Heparin) dapat diatur fluktuasi Cpmaks dan Cmin.  Obat (eg : antibiotik) dapat diberikan bersama elektrolit dan Nutrisi  Durasi terapi obat dapat diatur sesuai kebutuhan
  • 7. ASUMSI  Obat masuk  kecepatannya mengikuti orde nol (konstan) dan eliminasi obat mengikuti orde satu.  Laju infus digambarkan sebagai orde 0 (nol) dengan  R merupakan kecepatan infus dalam satuan mg/menit.
  • 8. Pada saat Cp mencapai steady state (plateau) : Kecepatan obat masuk (infusion rate) = Kecepatan obat keluar (elimination rate) Cp(ss) : steady state (keadaan plateau / tunak)
  • 9. ) 1 ( Vd.k R Cp Cp.Vd D Substitusi dan Integrasi K.D R dt dD . B B B t k e      Perubahan jumlah obat dalam badan (DB) pada waktu t adalah dDB/dt, tergantung : • R = Kecepatan pemberian obat • K = Kecepatan Eliminasi obat R merupakan kecepatan / laju infus yang diberikan (Shargel, 1988). Laju infus yang diberikan dapat juga dinyatakan dengan k0 (Bourne, 2001). Laju infus = K0 = R = mg/menit
  • 10. INFUSI IV  Selama Infusi IV, obat diberikan dengan kecepatan konstan (orde nol) R,  Konsentrasi obat dalam plasma dan kecepatan eliminasinya naik tergantung konsentrasi (k.Cp).  Cp naik sampai tercapai keadaan tunak/steady state .  Pada keadaan tunak dengan laju eliminasi obat = laju obat yang masuk dalam tubuh, persamaan menjadi (Bourne, 2001; Makoid, 1996, ) el D ss k V R Cp .  T Cl R Cpss  atau
  • 11. STEADY STATE/TUNAK Waktu untuk mencapai steady state tergantung  t1/2 (Waktu paro eliminasi) tidak bergantung pada laju infus (Bourne,2001; Makoid, 1996; Shargel 1988). 2 / 1 % 95 2 / 1 % 95 % 95 . . . 32 . 4 / 693 . 0 05 . 0 ln 05 . 0 ln . 1 95 . 0 ) 1 ( . . % 95 ) 1 ( . % 95 . % 95 % 95 % 95 t t t t t k e e k Vd R k Vd R e k Vd R Css k Vd R Css t k t k t k               
  • 12. WAKTU UNTUK MENCAPAI 90-99% CSS DAPAT DIKALKULASI SBB : Angka t1/2 untuk mencapai fraksi dari Css % Css* yang tercapai X t1/2 eliminasi 90 3.32 95 4.32 99 6.65 * Css adalah konsentrasi tunak Bila K kecil, maka untuk mencapai keadaan tunak (Css) dibutuhkan waktu lebih lama (t1/2 obatnya panjang / lama)
  • 13. BILA R DINAIKKAN, WAKTU UNTUK MENCAPAI CSS TETAP, TETAPI KONSENTRASI CSS NAIK Cp R 2R time
  • 14. Untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi terapetik dalam pemberian infus intravena dapat dilakukan pemberian loading dose(Bourne, 2001). Pemberian loading dose dapat dilakukan dalam bentuk :  Pemberian bolus intravena  Pemberian fast infusion
  • 16. LOADING DOSE Loading Dose (DL) IV atau Dosis Muat IV : Dosis IV Bolus awal, diperlukan untuk tujuan mempercepat keadaan tunak (Css) DL= Css.Vd DL=R/k dg R = Kecepatan infus K = Konstanta kecepatan eliminasi
  • 17. Diasumsikan obat diberikan IV Bolus dan Infus IV dalam waktu yang hampir sama, maka, total konsentrasi obat dalam plasma pada waktu ttt adalah : Cp = C1+C2 ) e (1 Vd.k R e Vd D Cp kt kt L     
  • 18. Infus IV DL IV Bolus Css = steady state level Infus IV + DL time Cp Infus IV  naik secara eksponensial DL IV Bolus  turun secara eksponensial
  • 19. Ketepatan pemberian DL Keterangan a. DL > R/K b. DL = R/K c. DL < R/K d. Infusi intravena tanpa DL a b c d Cp time Css Css dalam literatur konsentrasi obat terapeutik efektif
  • 20. Infus IV DL IV Bolus DL = R/K Infus IV + DL time Cp
  • 21.  Jika infus dihentikan, obat di dalam plasma (Cp) akan turun secara eksponensial mengikuti orde satu, sehingga e-k.t mendekati nol (0)  Waktu yang dibutuhkan mencapai Css tergantung pada k dan t1/2 eliminasi.  Pada t = ∞, e-k.t≈0, maka T Cl R Vd.k R Css   Cp time A Slope=-k/2,3 Cp setelah dihentikan, sebesar Cpt=Cp0.e-k.t
  • 22. CONTOH SOAL 1. Suatu antibiotik yang diberikan secara infusi iv diinginkan konsentrasi tunaknya 10 mg/L. Diketahui obat ini mempunyai Vd 10 L dan k =0.2 jam-1.Pertanyaan : Pertanyaan : a. Berapakah kecepatan infus yang harus diatur ? b. Bila pasien mengalami uremia dan k turun menjadi 0.1 jam-1, perlukah kecepatan infusnya disesuaikan ?
  • 23. JAWABAN No 1. a. kecepatan infus yang harus diatur mg/jam 20 R L.0,2/jam g/L.10 10 R Jam .0,2 L 10 R mg/L 10 Vd.k R Css 1      m
  • 24. 1.b • Pada kondisi uremia kemungkinan akan mengubah clearance, dan gambaran kadar obat di dalam darahnya adalah : • Cpss = R/vd.k • Cpss = 20 mg/jam : (10 L x 0,1 jam-1) • = 20 mg/L • Cpss kondisi uremia degan kecapatan infus 20 mg/jam adalah 20 mg/L (meningkat 2 kalinya). Jadi perlu disesuaikan.
  • 25. Kecepatan infusnya harus di atur menjadi : mg/jam 10 R L.0,1jam 10 R 10mg/L Vd.k R Css 1     R diubah menjadi 10 mg/jam. Perlu disesuaikan kecepatan infus, karena jika tidak akan terjadi akumulasi obat yang toksik didalam tubuh
  • 26. 2. Seorang pasien diberikan antibiotik (t1/2=8 jam) secara infus IV. Dengan kecepatan pemberian 2 mg/jam. Setelah 2 hari diukur konsentrasi obat ditemukan 10 mg/L. Hitunglah klirens total obat tersebut ?. Cp Time (jam) 48 34, 56 Tunak, 4,32 x t1/2
  • 27. JAWABAN NO 2 L/jam 0,2 mg/L 10 mg/jam 2 ClT   Konsentrasi obat dalam plasma pada hari ke 2 (48 jam) ini menggambarkan 6 x t1/2nya. Keadaan tunak tercapai minimal 95% Css (4,32xt1/2) Sehingga pada jam itu sudah tercapai tunak, maka Css=R/ClT ClT=R/Css
  • 28. 3, Suatu produk infus diketahui kadar tunak = 2 μg/ml, Vd=10 L, k = 0,1/jam. Berapa laju tetesan permenit untuk mempertahan Cp tunak? (diketahui 1 ml = 20 tetes). Tersedia produk 500 mg/100 mL
  • 29. JAWABAN NO 3 Css =R/Vd.k R = Css . Vd . k R = 2 mg/L x 10 L x 0,1/jam R = 2 mg/jam Untuk mendapatkan dosis 2 mg/jam dari produk 500 mg/100 mL maka volume yang harus diteteskan sebesar : = 2 mg/jam 500 mg/100 mL = 0,4 mL/jam = 80 tetes/jam = 0,13 tetes/menit
  • 30. Contoh Soal 4. Dokter ingin memberikan suatu anestesi secara infus IV dengan kecepatan 2 mg/jam. Kecepatan eliminasi obat diketahui k=0,1/jam dan Vd = 10L (satu kompartemen). Berapakah loading dose yang saudara sarankan bila konsentrasi 2 μg/ml segera dapat tercapai ?
  • 32. Contoh soal 5. Berapakah konsentrasi obat pada jam ke-6 setelah pemberian loading dose 10 mg bersamaan dengan infus kecepatan 2 mg/jam ?. Diketahui obat mempunyai t1/2=3 jam dan Vd=10L)
  • 33. Jawaban No5. DL = 10 mg, t1/2 = 3 jam, maka k= 0,231/jam R= 2 mg/jam, Vd = 10 L mg/L 0,90 Cp ) e (1 jam 10L.0,231/ mg/jam 2 e 10L mg 10 Cp ) e .(1 Vd.k R .e Vd. DL Cp 0,231.6 0.231.6 kt kt           
  • 34. Soal No6. 6. Seorang pasien diinfus selama 6 jam dengan suatu obat (k=0,01/jam dan Vd=10 L) dengan kecepatan 2 mg/jam. Berapakah konsentrasi obat setelah 2 jam infus dihentikan?
  • 35. Jawaban No.6 Cp time 6 8 Infus dihentikan Cp0 Cp K= 0,01/jam, maka t1/2 =0,693/0,01 =69,3 jam 95% Css = 4,32x69,3 =299,4 jam Jadi jam ke 6 belum tercapai keadaan tunak. Cp0=R/Vd.k(1-e-kt) 2 mg/jam . (1-e-0,01.6) 10 L.0,01/jam Cp0=1,16 mg/L Cp 2 jam setelah dihentikan Cp=Cp0.e-kt = 1,16.e-0,01.(8-6) = 1,14 mg/L
  • 36. 7. Seorang Pasien pria (43 th, 80kg) diberi suatu antibiotik secara infus IV. Menurut literatur t1/2=2 jam, Vd=1,25L/Kgbb. Konsentrasi efektif 14mg/L. Obat tersedia dalam ampul 5 ml dengan konsentrasi 150 mg/ml. a. Rekomendasikan berapa kecepatan infus (satuan mg/jam atau L/jam) b. Sampel darah diambil pada jam 12, 16 dan 24 setelah infus dimulai, dan dihitung konsentrasi obatnya : 16,1; 16,3 dan 16,5 mg/L. Hitung ClT pasien c. Hitung t1/2 eliminasi pasien d. Berdasar evaluasi diatas, perlukah perubahan kecepatan infus ?
  • 37. Jawaban no8. a. t1/2 = 2 jam, maka k=0,347/jam R = Css.Vd.K = 14 mg/L . 1,25 L/Kgbb.80 Kg.0,347/jam R=485,1mg/jam Karena obat tersedia dalam ampul 5 ml dg konsentrasi 150mg/mL Maka R = (485,8/150)ml/jam R = 3,24 ml/jam
  • 38. b. t1/2 = 2 jam, pada T =12 jam (sudah tercapai Css kah ? 95% Css = 4,32xt1/2 = 4,32x 2 jam = 8,64 jam. Berarti jam ke 12 sudah tercapai keadaan tunak (Css) ClT = R/Css = 485,1 mg/jam : 16,1 mg/L = 30,17 L/jam
  • 39. c. Estimasi t1/2 dari harga ClT K = ClT/Vd = 30,17/(1,25 x 80)/jam K =0,301/jam, maka t1/2= 2,3 jam
  • 40. d. Untuk memutuskan perubahan kec. Infus, harus dipertimbangkan pharmakodinamik dan toksisitas obat. Jika obat ini diasumsikan memiliki jendela terapeutik yg lebar, estimasi didasarkan pada harga par. Farmakokinetik sesuai literatur. Karena t1/2 literatur =2 jam, sementara t1/2 pasien 2,3 jam (hampir mendekati), sehingga tidak perlu penyesuaian kecepatan infus