Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
infusi intravena dan pemberian dosis berganda iv pertemuan ke-5.pptx
1. Pemberian Obat Dosis Berganda
Intravaskular (infus dan IV bolus)
Diah Ramadhani, M.Si., Apt.
2. Infusi IV dan IV Bolus
• Larutan obat IV dapat diberikan sebagai dosis bolus
(diinjeksikan semua sekaligus) atau infus secara
lambat melalui suatu vena ke dalam plasma pada
suatu laju yang konstan atau mengikuti kinetika
orde nol
• Keuntungan utama pemberian infusi IV adalah
memungkinkan pengendalian yang tepat dari
konsentrasi obat dalam plasma yang cocok dengan
kebutuhan pasien
3. Kadar Tunak • Oleh karena tidak ada
obat dalam tubuh pada
t=o, kadar obat meningkat
dari konsentrasi obat nol
dan secara bertahap
menjadi tetap saat
konsentrasi obat
plateu/tunak dicapai
• Pada keadaan tunak, laju
obat yang meninggalkan
tubuh sama dengan laju
obat masuk ke tubuh (laju
infusi)
• Kurva konsentrasi obat dalam
plasma-waktu dari suatu obat
yang diberikan dengan IV
konstan ditunjukkan di gambar di
atas
4. • Farmakokinetika suatu obat yang diberikan secara
infusi IV konstan mengikuti proses masukan obat
orde nol, dimana obat diinfuskan langsung ke dalam
sirkulasi sistemik
• Pada persamaan di atas, menjelaskan konsentrasi
obat dalam plasma pada berbagai waktu selama infusi
IV, dimana t adalah waktu infusi, DB adalah jumlah
obat dalam tubuh, R adalah laju infusi (orde nol), dan
k adalah tetapan laju eliminasi
5. • saat obat diinfuskan, nilai t dalam persamaan 5.2 meningkat
• Pada waktu tak terhingga, t=∞, e-kt mendekati nol, maka persamaan 5.2
berkurang menjadi persamaan 5.4
• Persamaan di atas menunjukkan bahwa konsentrasi tunak (Css)
bergantung pada volume distribusi, tetapan laju eliminasi dan laju infusi
• Perubahan salah satu dari faktor-faktor ini dapat mempengaruhi Css
• Konsentrasi tunak berkaitan dengan laju infusi dan berbanding terbalik
dengan klirens obat (persamaan 5.5)
Keterangan: Cl adalah klirens tubuh total
6. Waktu untuk mencapai Css
• Dalam praktik klinis, aktivitas obat akan teramati saat konsentrasi
obat mendekati konsentrasi dalam plasma yang
diharapkan/konsentrasi obat target/konsentrasi keadaan tunak
yang diharapkan
• Waktu untuk mencapai konsentrasi tunak (Css) 90%, 95% dan 99%
dapat dihitung dengan cara berikut:
Persen Css yang dicapai Waktu paruh
90 3,32
95 4,32
99 6,65
7. • Waktu untuk mencapai konsentrasi obat dalam
plasma lebih dari 95% Css sering dijadikan
estimasi untuk maksud terapeutik
• Berdasarkan tabel pada slide sebelumnya, dalam
waktu 5 waktu paruh (t1/2), konsentrasi obat dalam
plasma akan berada antara 95% (4,32 t1/2) dan 99%
(6,65 t1/2) dari konsentrasi obat tunak
• Maka, untuk suatu obat yang mempunyai t1/2 6 jam,
untuk mencapai 95% Css diperlukan 5 t1/2 atau
5 x 6 jam yaitu 30 jam
8. Contoh:
• Suatu antibiotik mempunya volume distribusi 10
L dan k 0,2 jam-1. konsentrasi tunak dalam
plasma diinginkan 10 µg/mL. Berapakah laju
infusi yang diperlukan untuk mempertahankan
konsentrasi tunak? Jika pada pasien dengan
keadaan uremia tetapan laju eliminasinya
menurun sebesar 50%, maka laju infus baru agar
keadaan tunak dapat dipertahankan?
9. Metode infusi untuk perhitungan waktu paruh eliminasi
• Persamaan 5.2 dapat digunakan untuk menghitung k, dan waktu paruh
eliminasi obat secara tidak langsung pada seorang pasien
• Karena
• Substitusi ke dalam persamaan 5.2:
10. • Suatu antibiotik pada populasi umum
mempunyai waktu paruh 3-6 jam. Seorang
pasien diberi infusi IV antibiotik pada laju infui
15 mg/jam. Cuplikan darah diambil pada 8 dan
24 jam dan berturut-turut diperoleh konsentrasi
obat dalam plasma 5,5 dan 6,5 mg/L. berapakah
waktu paruh eliminasi obat pada pasien
tersebut?
11. Infusi IV Plus Dosis Muatan: Model Kompartemen
Satu
• Dosis muatan, DL, atau dosis bolus awal dari suatu obat digunakan untuk memperoleh
konsentrasi tunak secepat mungkin
• Konsentrasi obat dalam tubuh untuk model kompartemen setelah dosis IV:
• Dan konsentrasi dengan infusi pada laju R adalah:
• Dengan menganggap suatu dosis IV bolus suatu obat DL dan infusi IV diberikan pada
waktu yang sama, Cp pada waktu t setelah dimulainya infusi akan sama dengan C1 + C2,
jumlah dari bolus dan infusi
12. • Jika dosis muatan (DL)
sama dengan jumlah obat
dalam tubuh pada
keadaan tunak:
• dari persamaan 5.4,
Css VD = R/k, maka
13.
14.
15. • Jumlah obat maksimum dalam tubuh setelah suatu
injeksi IV cepat adalah sama dengan dosis obat
• Untuk model kompartemen satu terbuka, obat akan
dieliminasi menurut kinetika orde kesatu
• Jika τ sama dengan jarak waktu pemberian dosis
(waktu antara dosis pertama dan berikutnya), maka
jumlah obat yang tinggal dalam tubuh setelah
beberapa jam dapat ditentukan dengan:
16. • Fraksi (ƒ) dosis yang tinggal dalam tubuh dikaitkan dengan
tetapan eliminasi (k), dan jarak pemberian dosis (τ)
• Jika τ besar, ƒ menjadi lebih kecil karena DB (jumlah obat yang
tinggal dalam tubuh) lebih kecil
• Perbedaan antara jumlah obat maksimum (Dmaks) dan minimum
(Dmin) di dalam tubuh akan selalu sama dengan dosis yang
diinjeksikan (D0)
• D∞
maks juga dapat dihitung dengan:
17. • Jumlah rata-rata obat dalam tubuh pada keadaan
tunak, D ∞
av dapat diperoleh dengan:
• F adalah fraksi dosis terabsorpsi
• Untuk injeksi IV harga F sama dengan 1,0
19. • Konsentrasi obat dalam plasma pada setiap waktu
setelah pemberian n dosis obat
• n adalah jumlah dosis yang diberikan dan t adalah
waktu setelah dosis ke-n. Pada keadaan tunak, e – nkτ
mendekati nol. Maka persamaan 8.20 menjadi
• C∞
p adalah konsentrasi tunak obat pada waktu t setelah
pemberian dosis
20. Permasalahan jika satu dosis missed/tidak
digunakan
• Konsentrasi dari dosis yang hilang yaitu:
• thilang adalah waktu yang terlewati karena
dosis/regimen dosis hilang/miss
• maka persamaan 8.20 dikurangi persamaan 8.23
21. • Jika keadaan tunak tercapai, maka e – nkτ
mendekati nol, sehingga persamaan 8.24
menjadi: