SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
Download to read offline
TUGAS AKHIR TEORI EKONOMI MIKRO
Nama kelompok :
Riska Intan P 1232200011
Nur Hidayatillah 1232200038
Dosen Pengampu :
Dr.Sigit Sardjono, M.Ec
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
PERILAKU KONSUMEN
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
● Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru
(doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi
komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran utility yang digunakan
tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif.
● Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang kosntan adalah tidak realistic
karena jika income sesorang meningkat maka marginal utility dari uang akan
berubah
● Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja
Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan
ordinal ini menyatakan bahwa utilitas sesorang tidak dapat diukur dengan
numeric tetapi bisa diungkapkan secara ordinal.
Cara kedua ini tingkat utility diukur melalui ordinal. Akan tetapi, tidak disebutkan
nilai gunanya secara pasti. Dalam hal ini mengonsumsi 4 barang/jasa pada
umumnya lebih memuaskan dari pada mengonsumsi 1 barang/jasa, tetapi berapa
nilai kepuasannya tidak dapat diketahui secara pasti. Fenomena ini dinyatakan
dengan kurva kepuasan sama atau indefference curve (IC), yaitu kurva yang
menggambarkan tingkat utility yang sama untuk berbagai kombinasi barang.
Guna menjelaskan perilaku konsumen, pada pendekatan kedua menggunakan
kurva indifference curve (kurva tak acuh).
Ungkapan itu bersifat ordinal, yaitu ungkapan lebih enak, lebih baik, lebih suka,
dan seterusnya. Oleh Karena itu, pendekatan indifference curve ini juga disebut
dengan pendekatan ordinal.
Asumsi dalam pendekatan
indifference curve
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan rill, teori indefference curve
memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
Konsumen selalu bersifat rasional (rationality)
Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money)
Utility dinyatakan secara ordinal
Berlaku nya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility)
The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi
Secara rasional, utilitas konsumen akan meningkat jika jumlah komoditi
yang dikonsumsi meningkat. Jika konsumen dapat menukarkan kombinasi
barang X dan Y untuk satu utilitas yang sama, maka dalam hal ini
sebenarnya konsumen menukar nilai manfaat dari barang X dan Y, Secara
rasional utility juga akan meningkat jika jumlah komoditi yang dikonsumsi
meningkat, konsumen akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah
uang yang dimiliki ingin mendapatkan utilitas maksimum.
Asumsi yang tidak kalah penting adalah menganggap bahwa berlakunya
constant marginal of money, yang artinya uang sekadar sebagai alat pembayaran
saja, uang tidak dapat memberikan kepuasan (utilitas). Banyak sedikitnya uang
yang dimiliki dianggap marginal utility uang konstan, tidak berubah. Dengan
singkat dapat dikatakan bahwa uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap.
Banyak lebih disukai dan sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional
sehingga kurva indeferen yang berada pada sisi kanan lebih disukai. Dalam teori
nilai guna ini dikenal nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan
kepuasan akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit komoditi tertentu.
Berkaitan dengan keadaan ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing
marginal utility.
Kurva IC menunjukan berlakunya hukum Diminishing
Marginal Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukan jika konsumen menghendaki
barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan
jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Lebih
lanjut jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C.
Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X
Sama pengurangan barang Y itu semakin lama semakin berkurang, lihat gambar
dibawah ini AA”>BB dan seterusnya
Dari table diatas dapat dibuat kurva seperti di bawah ini:
Dari gambar di atas menunjukan konsumen mengonsumsi kombinasi A, b, C, dan D akan
memberikan kepuasan (utility) yang sama.
Sifat-sifat Indefference Curve
● Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang
Y yang ada akan dikurangi, sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang x yang akan dikurangi
● Cembung terhadap titik 0 atau origin
● Dua IC tidak akan saling berpotongan
Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi dititik B. Hal ini disebabkan
terletak pada IC2. Kombinasi dititik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini
disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi dititik B sama
dengan kombinasi yang ada dititik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada dititik B tidak ada
sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua
IC tidak mungkin saling berpotongan.
Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apapun tetapi
meereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu
maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal.
Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL). Jika
barang yang dikonsumsin adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis
sebagai berikut:
Cara membuat garis anggaran (budget line) tersebut diatas ialah menghubungkan
dua titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y. Kombinasi ekstrem ialah
kominasi yang terjadi apabila pendapatan konsumen seluruhnya dibelikan dengan
barang X berarti yang barang Y=0 dan bila pendapatan konsmen seluruhnya barang
Yberarti barang X=0
Keseimbangan Konsumen.
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi
yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurva anggaran
(budget line) atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan yang diperbuat.
Jika dari A diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utilitasnya, sedangkan dari B
diketahui adanya keterbatasan dana, maka pertanyaannya adalah : dengan dana
terbatas berapakah utilitas maksimalnya; atau dengan utilitas tertentu berapakah
dana minimal yang diperlukan. Untuk itu dapat diperhatikan gambar IC tertinggi
adalah IC terendah. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana yang
tersedia tidak mecakupi. Konsumen dapat menikmati titik C pada IC tetapi konsumen
juga dapat menikmati titik E.
Keseimbangan Konsumen yang Optimal
Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang yang tertentu mengonsumsi
kombinasi barang yang optimal.
Dari gambar diatas, ada 4 titik (A,B,C dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasi diatas kombinasi
ang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi dititik D ini
terletak di IC yang paling jauh dari titik origin. Akan tetapi seseorang tidak bisa memilih
kombbinasi D ini disebabkan ia dibatasi oleh pendapatannya.
Perubahan Utilitas Konsumen
Berubahnya Pendapatan
Konsumen
Jika harga X dan Y tidak berubah
kombinasi yang
dikehendaki/dibeli konsumen
adalah E1. Suatu ketika
pendapatan konsumen
meningkat. Meningkatnya
pendapatan konsumen
menyebabkan preference
konsumen terhadap barang X
dan Y berubah tidak lagi
terletak pada titik E1 tetapi
berubah pada titik E2.
Berubahnya Salah Satu dari
Harga Barang
Jika harga barang X naik maka
garis anggaran (budget line)
dan indifference curvenya
bergeser ke kiri. Jika harga
barang X turun maka garis
anggaran (budget line) dan
indifference curve akan
bergeser ke kanan. Hal ini
disebabkan jika harga naik
jumlah barang X yang dapaat
dibeli berkurang dan jika harga
turun jumlah barang X yang
dapat dibeli bertambah.
Perubahan Harga pada Barang
Normal dan Inferior
INFERIOR
Berbeda dengan penjelasan
disamping, memperlihatkan
dampak perubahan harga
pada barang inferior.
Semakin murahnya barang X
menghasilkan efek
pendapatan pendapatan
yang negatif , yaitu jumlah
barang X yang diminta
berkurang.
NORMAL
Jika terjadi perubahan harga,
misalkan barang X harga lebih
mrah maka konsumen akan
membeli barang X akan dibeli
dalam jumlah lebbih banyak.
Bisa juga dikatakan karena
harga barang X lebih murah
konsumen mensubstitusi
dengan membeli barang X
lebih banyak dan mengurangi
jumlah barang Y. Dampak
perubahan harga ini
menyebabkan kurva BL
(budget line/garis anggaran)
berubbah dari BL1 ke BL2.
Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva
PCC
Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah
yang diminta. Jika misalkan hrga barang X mengalami penurunan sedangkan
harga barang Y tetap, maka BL kan berubah dari BL ke BL1 dan BL2 .
Sekarang keseimbangan berubah dan titik A ke titik B ke titik C. Atas dasar
perubahan yang terjadi dapat ditarik kesimpulan hubungan antara jumlah
barang X yang diminta (diturunkan dari titik A,B, dan C) karena perubahan
harga. Hubungan tiada lain adalah kurva permintaan.
Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
Permintaan akan bergeser ke kiri atau ke kanan (the demand curve)
tergantung apakah tingkat pendapatan naik atau turun. Fenomena itu
dapat diterangkan sebagai berikut : naiknya tingkat pendapatan akan
menggeser BL secara paralel dari BL ke BL1 ke BL2. Selanjutnya
keseimbangan konsumen beergeser dan titik D ke titik E lalu ke titik F.
Bila titik-titik D,E,F dapat dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang
diperoleh dikenal sebagai ICC yang menunjukkan keseimbangan
konsumen karena perubahan tingkat pendapatan selama tingkat harga
tetap.
Bentuk Indifference Curve
Sebagaimana telah diutarakan diatas bentuk kurva Indiference Curve
adalah nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung
terhadap titik nol. Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya
hukum dimishing marginal utility. Namun demikian, ada beberapa bentuk
curve indiference yang lain, seperti ditunjukkan pada kurva di bawah ini:
Kurva Indiference yang Linier Menunjukkan Adanya Subtitusi Sempurna
Kurva Indiference curve yang berupa huruf L menunjukkan barang
komplemen
Perilaku Produsen
Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan
capital, dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa
kombinasi.
Tiga proses produksi di atas bila
digambarkan sebagai berikut:.
Gambar 5.1 Produksi
5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES
PRODUKSI
Jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang".
Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri satu dengan industri
lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan
jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan
tahun. Bagi perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali.
Umumnya adalah dalam industri di mana sumber-sumber tetap yang
digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit
jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat diubah-ubah
jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan kombinasi faktor- faktor produksi yang paling efisien.
Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang
secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu tertentu. Dalam arti,
mungkin saja bagi suatu proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun
termasuk jangka pendek, tetapi untuk proses produksi lain kurun waktu
tersebut termasuk jangka panjang.
5.2. FUNGSI PRODUKSI
Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam
fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi.
suatu barang tertentu. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan
output dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input
yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau
mengurangi input yang digunakan, atau karena sumber- sumber bias. Dikombinasikan dengan berbagai
perbandingan untuk menghasilkan suatu barang, output juga bisa ditingkatkan dengan menjumlahkan
salah satu sumber sedang jumlah sumber lain yang digunakan tetap tak berubah.
Secara matematis fungsi produksi
dapat dituliskan sebagai berikut:
b
Sebagai contoh, fungsi produksi
tambak udang menunjukkan
jumlah udang yang dihasilkan
dari luas tambak, jumlah bibit
yang ditebar, banyaknya
makanan dan obat-obatan
yang dipakai, dan jam kerja
karyawannya. Hubungan
antara output dan input itu bisa
dalam bentuk linier ataupun
tidak linier.
a
Q = F (C,L,B,S)
di mana :
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B= Bahan Baku
S = Skill
bentuk fungsi linier:
Bentuk kurva
Quadratik
Q=a+b1x+b2x²
Q= a + bx
bentuk Kurvanya
bentuk fungsi cubic
Q = a + b1x+b2x²+b3 X³
5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek
dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total
product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di
mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah
tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh
seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila
menambah satu tenaga kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MPTP2-TP1
•Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
•MP = à TP/a L
5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (The Law of Di- minishing Returns)
kita menambah faktor produksi variabel itu secara
terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah
terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil,
dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai
maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi
karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns).
Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
tabel 5.1 Hubungan antara faktor produksi tenaga
kerja, tanah, TP, AP, dan MP
Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3
labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut
dengan Law of Diminishing Marginal Physical Product. Dalam Gambar 5. 2 digambarkan
kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang
bervariabel berubah yang sedikit digunakan sumber yang tetap tanah maka hasilnya tidak
efisien.
Jika kita lihat Gambar 5. 2 di bawah, sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi
tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan
jumlah barang yang dihasilkan Q. Dalam hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai
faktor produksi tetap. Dengan tambahan tenaga kerja yang terus- menerus, mula-mula jumlah
produksi meningkat dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar, kemudian dengan
tambahan tenaga kerja berikutnya jumlah produksi total juga meningkat tetapi dengan
tambahan produksi yang semakin kecil.
Gambar 5.2 Kurva TP, MP, AP
Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan
produksi total TP, kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva
produksi total TP, yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai
semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat
produksi total mencapai titik maksimum. Secara grafis produksi marjinal MP ini
dapat ditunjukkan oleh lereng dan kurva produksi total TP, yaitu ditunjukkan oleh
garis singgung pada setiap titik pada kurva produksi total. Sebagai contoh pada
jumlah tenaga kerja sebanyak OL1 produksi marjinalnya MP adalah lereng garis
singgung LA. Dari produksi total TP itu kita dapat mengetahui pula besarnya
produksi rata-rata tenaga kerja. Pada umumnya tingkat produksi rata-rata ini
dipakai sebagai ukuran tingkat efisiensi penggunaan tenaga kerja. Semakin
tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin efisien pula faktor produksi tenaga
kerja yang dipergunakan
5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor
produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap,
akan dijumpal suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah
faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu
akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil
dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian
menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang Law of Diminishing Returns. Keadaan ini dapat
dilihat pada Gambar 5. 2. Jika ada tambahan tenaga kerja yang terus-
menerus mula-mula jumlah produksi meningkat dan biasanya dengan
tambahan yang semakin besar. Hubungan antara AP, MP, dan TP
sangat penting untuk dipahami karena posisinya sangat menentukan
kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. Pertama,
hubungan antara produksi marjinal MP dan produksi total TP. Pada
saat produksi total TP mengalami perubahan peningkatan produksi
dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva
produksi marjinal MP mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada
saat kurva produksi total TP mencapai titik maksimum, maka kurva
MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal MP sama
dengan nol. Kedua, hubungan antara produksi rata-rata AP dan
produksi marjinal MP.
5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat
berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi. Pada Gambar 5.1
kita membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap II,
dan tahap III. Tahap 1 ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II
dimulai dari AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP
yang mulai menurun.
Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat
produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP
bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage
(tahap) ini TP juga bertambah.
Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat
produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama
dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan
TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus
bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai
menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah
tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor.
Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus
Sesuai dengan pentahapan tersebut di atas maka jelas seorang produsen tidak
akan berproduksi pada tahap III karena dalam tahap ini ia akan memperoleh hasil
produksi yang lebih sedikit dan penggunaan faktor produksi variabel yang lebih
banyak. Artinya, produsen tersebut bertindak tidak efisien dalam pemanfaatan
faktor produksi variabel. Pada tahap I, produksi rata-rata AP dari faktor produksi
variabel menaik dengan semakin ditambahnya faktor produksi variabel tersebut.
5.4.PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor
produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat
variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan
menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
5.4.1. Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua inputyang bervariabelyang
menghasilkan suatu tingkat output tertentu" Isoquant memperlihatkan berbagai
kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah
produk yang sama. Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan
sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal
menunjukkan faktor capital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan
kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit.
Tabel 5.2 Kombinasi kemungkinan produksi
Gambar 5.3 Kurva Isoquant
2. Sifat dari Kurva
Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada
dasarnya sama dengan ciri-ciri
kurva indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke
kanan bawah. c. Kurva isoquant
yang terletak di kanan atas
menunjukkan jumlah produksi
yang lebih banyak atau dengan
kata lain semakin jauh kurva
isoquant ini dari titik asal
menunjukkan semakin tinggi
tingkat produksi barang
tersebut.
d. Antara kurva yang satu
dengan yang lain tidak dapat
saling berpotongan atau saling
bersinggungan.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh
tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi,
tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C=-AK/AL
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan
rasio K dan L-nya:
K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
K1/L1< K2/L2 proses produksinya labor intensif.
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk Isoquant yang Linier
Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan
labor adalah sempurna. Substitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam dunia nyata
tidak pernah bisa terjadi. Dalam suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan labor
saja atau kapital saja. Dalam proses produksi mesti ada minimal kapital dan ada minimal
labor.
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
Pengertian dasar
Pengertian dasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian
pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang
bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan. Sedang yang di maksudkan dengan
persaingan adalah jika sesama produsen / penjual bersaing agar konsumen membeli produknya
dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatakan barang / jasa yang dibutuhkan.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi 4 golongan besar,
yaitu :
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar persaingan monopolistic
c. Pasar monopoli
d. Pasar oligopoli
Ciri ciri pasar persaingan
N
o
Ciri ciri Persaingan sempurna Persaingan monopolistik oligopoli monopoli
1 Jumlah penjual Sangat banyak banyak sedikit satu
2 Jumlah pembeli Sangat banyak banyak banyak banyak
3 Kondisi produk
yg dijual
Identik substitusi Hampir sama tetapi masih
bisa dibedakan/beda corak
Barang standar/berbeda
corak
Tdk ada substitusi yang
dekat/sempurna
4 Kekuasaan
menentukan
harga
Tdk ada sedikit Jika tanpa kerja sama
sedikit, tetapi dengan
kerja sm sangat besar
Sangat besar
5 Kemungkinan
keluar/masuk
Sangat tdk mudah,tdk ada
hambatan
Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin
6 Reaksi rival Tdk ada reaksi dari pesaing
jika terjadi perubahan harga
& jumlah
Hampir tdk ada reaksi dari
pesaing jika terjadi
perubahan harga & jumlah
Karena penjual hanya 1
apa yg dilakukan
produsen tdk ada reaksi
Setiap tindakan berkaitan
dengan harga & jumlah
akan mendapat reaksi dari
rival
7 Kemungkinan
keluar/masuk
Sangat tidak mudah,tdk ada
hambatan
Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin
8 Persaingan di
luar harga
Tidak ada Sangat besar,terutama di
bidang iklan
Sangat besar apabila
menghasilkan barang
berbeda corak
Memelihara hubungan baik
dengan masyarakat
9 contoh Transaksi di sector hasil
pertanian
Perusahaan sepatu, baju,
sabun
Pabrik baja, mobil,
handphone
Kereta, listrik
Pasar persaingan sempurna
pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Berapa pun jumlah barang
yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar
dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing masing penjual di pasar adalah sebagai
pengikut harga pasar atau disebut price taker.
Gambar 8.1 pasar persaingan sempurna yang medapatakan laba
Ciri ciri pasar persaingan murni/sempurna
pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
a. jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
b. barang yang diperjualbelikan homogen/identik
c. penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah
d. informasi terhadap pasar sempurna
1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing masing pembeli maupun penjual tidak
dapat memengaruhi pasar. Penjual dan pembeli sangat banyak artinya lebih dari satu orang; mungkin seribu orang atau
lebih, asal masing masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar yang terjadi di pasar.
2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identic
Jenis barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau 1 jenis saja (identik). Barang
homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi pembeli membeli barang dari penjual satu
dengan lainya akan mendapatkan barang yang sama.
3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah
Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar. Sedang konsumen dengan bebas memilih
dalam pembelian barang tersebut di pasar. Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang
lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi/berjualan tanpa
ada suatu hambatan
Informasi terhadap pasar sempurna
Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka
konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui ada
bahan baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual yang lain juga segera mengetahuinya, artinya
apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru, maka dengan mudah produsen yang lain mengikutinya.
Kurva permintaan itu yang menunjukan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak
horizontal pada gambar 8.1
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPRNA YANG MEMPEROLEH LABA
Dari gambar diatas terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1.
sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal aadalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA YANG SEMPURNA MEMPEROLEH
KERUGIAN YANG MINIMUM.
Dari gambar diatas terlihat, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL.
Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal
adalah sebesar P=OP2 dan Q = OQ1
Penentu Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal
Profit (Break Even Income)
Dari gambar diatas terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba normal adalah sebesar P=OP1 dan Q = OQ1 dengan AC yang paling rendah
Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
Dalam jangka pendek suatu perusahaan yang mengalami
kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap
berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi
ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum,
yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan
penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup.
Pada harga =AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha
karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi
kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown
point. Hal ini daoat dilihat pada gambar diatas.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang.
Maksud jangka panjang ialah jangka waktu yang cukup lama
dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak
produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan
perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya
apabila terjadi kenaikan permintaan barang.
Kesimpulannya bahwa dalam janka panjang perusahaan “selalu”
hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan
MR=MC=AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya
menerima keuntungan normal dinamakan “Marginal Firm/Marginal
or Profitability” artiny apabila harga turun sedikit saja perusahaan
akan segera keluar dari pasar
Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan
Sempurna
Keburukannya :
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan
perusahaan harus bekerja yang saling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk
yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.
Kebaikannya :
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada
perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak
mengalami kerugian perusahaan harus bekerja se efisien mungkin.
DISKRIMINASI HARGA
Sifat Dasar Diskriminasi Harga Produsen harus berusaha mempeluas pasar, misalnya dengan mengadakan
promosi dan advertensi mengenai barang-barang yang dihasilkannya. Di samping itu, perluasan pasar dapat
ditempuh juga dengan mengadakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga nukan menetapkan harga
disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang
berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetaokan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih.
Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang
yang dihasilkannya dipasar yang berbeda. Dua pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki
elastisitas permintaan yang berlainan dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual dipasar
yang satu dijual Kembali dipasar yang satu dijual Kembali dipasar yang lain oleh pembeli disalah satu pasar
tersebut.
—10.7. dikriminasi harga 10.7.1.
pembagian pasar penjualan yang berbeda monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk
memecah pasar produknya menjadi 2 atau lebih pasar. Dalam keadaan itu dia akan mengenakan
harga yang berbeda untuk produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus dipenuhi
untuk dapat membuat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar
tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih mahal. Hal ini akan
menghapuskan perbedaan harga yang ingin dipertahankan sang Monopolis. Kedua elastisitas
permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda diantara pasar-pasar tersebut. Jika
mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil.
Elastisitas permintaan bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demand-nya. Semakin condong
semakin elastis kedua pasar atau lebih bila dilihat okurva demand-nya harus mempunyai
kecondongan yang berbeda.
Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara sang Monopolis harus membagi
penjualannya atas 2 atau lebih besat. Untuk setiap penjualan, dia harus membagi penjualannya diantara berbagi
pasasr sedemikian rupa sehingga pendapatan marginal dalam setiap pasar sama dengan pendapatan ,arginal
pasar yang lain. Diskriminasi hingga sering dijumpai dalam industri public atulity. Perusahaan listrik biasanya
memisahkan pemakaian untuk industri dan pemakaian untuk rumah tangga.
Dengan menggunakan meter yang berlebihan masing-masing penggunakan memungkinkan perusahaan untuk
memisahkan kedua pasar tersebut. Elastisitas pemakaian komersil lebih tinggi dari elastisitas pemakaian rumah
tangga. Oleh karena itu, pemakaian komersil dikenakan tarif yang lebih rendah diskriminasi harga timbul untuk
menghindarkan pemakaian komersil ini menggunakan pembangkir tenaga listrik sendiri. Pemakaian komersil yang
besar mempunyai kemungkinan, tidak saja untuk menggunakan sumber listrik yang lain bahkan dapat
membangkitkan sendiri tenaga listrik yang dibutuhkannya. Pasar bisa dipisahkan oleh biaya pengangkutan dan
pajak Elastisitas kurva permintaan yang dihadapi oleh penjual dipasar luar negeri biasanya lebih tinggi dan
elastisitas permintaan dalam negeri. Walaupun penjual mungkin merupakan monopolis dipasaran dalam negeri, dia
mendapatkan bahwa di luat negeri dia menghadapi saingan dari negeri lain. Substitusi untuk barangnya dipasaran
dunia menaikkan elastisitas kurva permintaan luar negeri yang dihadapinya.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Diskriminasi harga derajat pertama , merupakan keadaan dimana seorang produsen monopolis berusaha
sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga
yang berbeda untuk sebab jumlah barang yang berbeda. Diskriminasi derajat pertama ini juga bisa disebut
dengan ‘diskriminasi pribadi’. Tawar menawar bisa terjadi setiap kali transaksi perorangan. Menyesuaikan pada
pendapatan pembeli, dan menyesuaikan harga pada konsumen. Dikriminasi harga derajat pertama sering
dilakukan oleh dokter, pengacara, dan profesi-profesi lain sudah lama melakukannya. Contohnya adalah dokter
yang berpraktik dikota-kota kecil yang memungkinkan biaya yang sesuai dengan kemampuan pasiennya.
b. Dikriminasi harga derajat kedyua produsen menggunakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlah
pembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih sederhana, dimana penjual hanya
dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga. Sebagai misal produsen
mengenakan tarif air minum, listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda. Diskriminasi harga derajat
ketiga intuk dikriminasi harga derajat ketiga ini ptodusen betul beyil menjual batang dipasar yang berbeda yaitu
dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Doskriminasi tingkat tifa adalah pengelompokkan pembeli secara
fungsional. Seperti pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi secara Grafik gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh
garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain,
produk yang dijual mempinyai biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan
yang relatif inlastis. Sementara permintaan kelompok B leboh tinggi elastisitasnya. Seriap kurva
permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha
memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga
dimana MC=MR.
Produsen memproduksi barang X sebanyak Q1Q2 dengan biaya produksi MC yang konstan
sebesar OL. Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi harga pada kedua pasar yang
berbeda, yaitu pasar A dan pasar B. pasar a mempunyai elastisitas permintaan yang lebih elastis.
Sedang pasar B kurva permintaan yang kurang elastis. Pada gambar diatas terlihat yang lebih
elastis lebih condong mendatar kurvanya. Tujuan kebijakan diskriminasi harga ini penjual
menginginkan laba maksimum untuk kedua pasar agar labanya maksimum penjual harus
menetapkan harga dengan MC=MR
Dari penjelasan tersebut dan melihat gambar diatas, output sebesar 0102 akan dijual pada dua
pasar. Sebanyak 001 dijual pada pasar A dan output sebanyak 002 dijual pada pasar B. Agar
keuntungan penjual maksimal, ia menetaokan harga dengan kaidah MR=MC. Dengan kaidah
MR=MC dipasar A harga jual produknya sebesar Opa dan dipasar B harga jual produknya sebesar
Opb. Untuk menetapkan harga di masing-masing pasar potongan kurva MC = kurva MR. Tibk
potong MR =MC Digambar atas berada di K untuk pasar A dan di titik M untuk pasar 8. Pada bitk
potong tersebut tarik garis verokal memotong garis horizontal yang menggambar banyaknya
output kurva dan sampai memotong kurva permintaan di masing-masing pasar dari gambar diatas
terlihat pasar yang mempunyai kurva permintaan yang kurang elastis harganya lebih tinggi-tinggi.
Melihat penetapan harga diskriminasi secara numerik
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensisasi produk. Deferensiasi produk atau product
differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain
sebaginya.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat usur monopoli karena jenis
barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan
bawah, meskipun mendekati
Horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya, karena jumlah
Penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak
Mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
Perlu diketahui bahwa adanya ongkos
tambahan seperti ongkos advertensi dan
lain sebagainya itu merupakan penyebab
pasar tersebut menjadi berbentuk pasar
persaingan monopoli. Dalam jangka
pendek suatu perusahaan juga seperti
pada pasar yang lain, maksudnya bahwa
suatu saat perusahaan akan menerima
keuntungan lebih.
Bentuk kurva demand dari perusahaan
monopolistik berada diantara
perusahaan monopoli dan
persaingan sempurna. Bila pada
persaingan bentuk kurve
demandnya horizontal atau elastis
sempurna, kurva demand dari
monopoli bersifat inelastis
Perbedaan produk menyebabkan sebagian
konsumen lebih menyukai produk penjual
tertentu dibandingkan dengan produk
penjual lain. Akibatnya kurva permintaan
yang dihadapi oleh seorang penjual agak
miring sedikit kebawah dan menyebabkan
penjual sedikit banyak dapat mengendalikan
harga produknya.
Dalam jangka panjang terjadi dua
kemungkinan penyesuaian jalan
masuknya peruusahaan-perusahaan baru
ke dalam industri, yaitu terbukan dan
tertutup. Apabbila dalam jangka panjang
ada perusahaan dalam persaingan ini
mengalami keuntungan lebih, maka akan
mendorong masuknya perusahaan-
perusahaan lain.
Gambar 5.1 Bentuk Kurva Demand dan MR dari
perusahaan Persaingan Monopolistik
Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan Monopolistik
1. Mendapatkan laba supernormal
2. Mendapatkan laba normal
3. Menderita Kerugian
PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya ada satu penjual
sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus
monopoli murni/pure monopoly. Ada atau tidak adanya bentuk monopoli murni,
prinsip prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat berguna
untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan alokasi sumber.
Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam
rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli seperti halnya persaingan
sempurna, hanya ada dalam teori saja, dimana sejumlah barang yang
dihasilkan oleh satu produsen saja. Banyak hubungan ekonomi yang ada dalam
monopoli bisa digunakan untuk mengestimasi perilaku optimal perusahaan
secara kurang tepat, tetapi lebih lazim, yaitu bagian pada struktur pasar
persaingan dan sebagian pada struktur pasar monopolistik yang mendominasi
dunia nyata
Ciri ciri pasar monopoli
* Pasar monopoli adalah industri 1 perusahaan : Barang/jasa yang dihasilkanya tidak dapat dibeli dari
tempat lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan
monopoli tersebut
*Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip : Barang tersebut merupakan satu satunya jenis
barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip yang dapat menggantikan barang tersebut
*Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industry : sifat ini pasar monopoli tidak akan
terwujud karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan
dalam industry
* Dapat memengaruhi penentuan harga : Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu satunya
penjual dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya
* Promosi iklan kurang diperlukan : perusahaan monopoli sering membuat iklan, itu bukanlah bertujuan
untuk menarik pembeli tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyrakat
Hambatan bagi perusahaan yang akan memasuki pasar
● Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka
dalam jangka panjang akan ada perusahaan baru lainya yang akan masuk ke dalam suatu
industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Bila ada laba murni untuk
perusahaan dalam industri tertentu dan perusahaan yang ingin masuk juga, yakin bahwa mereka
juga dapat memperoleh laba murni, maka perusaahaan baru akan berusaha masuk industri
tersebut. Hal tersebut menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang
dihadapi oleh masing masing perusahaan akan bergeser ke bawah. Kenaikan penawaran
menggeser kurva permintaan yang dihadapi oleh masing masing perusahaan ke bawah dan kurva
biaya perusahaan bergeser ke atas. Hal ini akan menyebabkan laba berkurang, tetapi
perusaahaan baru akan terus masuk selama masih ada kemungkinan untuk memperoleh laba.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain :
 Penguasaan bahan mentah
 Hak paten
 Terbatasnya Pasar
 Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
Penentuan besarnya harga dan output
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC nya,
maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat
harga pasar untuk produknya. Disitu perusahaan tersebut menghasilkan
output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual
output nya tersebut pada tingkat harga P. Walaupun Q merupakan tingkat
output nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi
hanya jika penerimaan rata rata (AR) / harga (P) lebih besar daripada
AVC. Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan
yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biaya. Kondisi laba
maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang
secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli
dapat ditunjukan sebagai berikut :
π = R – B, laba max akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi
laba terhadap tingkat output sama dengan nol
Gambar di bawah menunjukan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat output optimal.
Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligus menunjukan tingkat output optimal.
Harga max yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q dan P. Jadi kombinasi harga dan
output yang memaksimalkan laba bagi monopoli ada Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli
ditunjukan olkeh daerah CPP’C’. Laba itu diperoleh TR (OPC’Q) dikurangi dengan TC (OCC’Q).
Posisi Keseimbangan
Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen
tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit/lebih banyak barang
produksinya. Perbedaan lain dengan persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli ekuilibrium
perusahaan adalah juga ekuilibrium pasar. Ada/tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara kurva
permintaan yang dihadapi oleh sang monopolis dan keadaan biayanya.
Hubungan P, TR, dan MR
Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan
yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah
mencapai laba yang max dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan
monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva
permintaanya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondonganya bersifat
elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landau. Sementara itu, kurva permintaan
seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastic. Artinya
bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total max. Untuk lebih
jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan gambar dibawah ini
Laba, rugi, dan impas bagi monopolis
* Monopolis yang mendapatkan keuntungan : Kentungan max yang merupakan tujuan pokok dari seorang
produsen dapat dilihat dari gambar diatas, laba max (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Hal ini karena
produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR = MC
Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas : Sejalan dengan penjelasan gambar
sebelumnya diatas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya
kenaikan ongkos rata rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi harga (P)
sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1
Monopolis yang mendapatkan kerugian : Sejalan dengan penjelasan gambar sebelumnya, maka besarnya
TC lebih besar daripada TR. Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian
sebesar P1P2KL karena TR = 0P1LQ dan TC = OP2KQ
Kerugian adanya monopoli
• Output yang lebih kecil
●Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikan
harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Jika industri adalah suatu industri dengan
persaingan bebas, setiap perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar
untuk dapat mengambil keuntungan. Artinya, mereka akan bekerja dengan skala optimum
perusahaan. Pengubahan jadi monopoli tak membawa lebih banyak keuntungan ekonomis skala,
tetapi sebaliknya akan mengakibatkan adanya kerugian ekonomi.
• Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar
●Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih banyak untuk produk tersebut dari biaya
produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak mahal untuk produk tersebut dari yang
diperlukan untuk menarik berbagai sumber yang diperlukan untuk tetap dalam industri tersebut.
• Efisiensi ekonomi
• Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber sumber pada tingkat efisiensi
puncaknya. Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka
panjang menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output optimum.
• Promosi penjualan
●Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk memperbesar pasarnya,
artinya untuk menggeser kurva permintaanya ke kanan. Tujuanya untuk mengaitkan namanya
dengan produk tersebut sehingga calon saingan akan sukar memasuki pasar tersebut.
Pengaturan monopoli oleh pemerintah
Pengaturan harga
Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit
yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Perhatikan gambar 10.6
yang menunjukan seorang produsen monopolis sedang mendapatkan laba dengan
memproduksi barang X sebanyak OQ dengan tingkat harga setinggi OP1. Laba
maksimum yang dicapai monopolis tidak perlu bekerja dengan AC yang terendah.
Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah, produsen monopolis
mamksimumkan keuntungan pada produksi 0Q1 Dengan harga setinggi OP1. Oleh
karena itu bisa menetapkan harga lebih rendah daripada harga yang sudah berlaku
yaitu harga setinggi MC nya..
Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni
dengan Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar
terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan
monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing
cost).
Seandainya perusahaan monopoli dibiarkan memilih kebijaksanaan output dan harganya,
perusahaan akan memilih output OQ1 dan harga OP1, karena akan menghasilkan
keuntungan maksimum baginya. Masalahnya bagi dalam kasus ini adalah bila
mewajibkan perusahaan tersebut untuk berproduksi pada P = MC dengan output Q3 dan
harga OP3 maka ini berarti bahwa perusahaan tersebut akan menanggung rugi RL bahwa
ongkos per unit (AC) OP2 lebih besar dan harga jual OP3.
monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output
seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua
skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi
produktif. Utilitas utama seperti gas, listrik, dan air sering dikemukakan sebagai contoh industri
dengan "kecenderungan alami" kuat menjadi monopoli alami sebagian karena biaya tetap besar
untuk membangun dan memelihara jaringan nasional kabel dan pipa.
Bahkan kita dapat membuat perbedaan penting antara pasokan dan distribusi layanan
seperti gas dan listrik. Pasar ritel untuk pasokan gas dan listrik untuk rumah dan bisnis juga
sepenuhnya kompetitif Namun, usaha transportasi gas dan listrik untuk konsumen akhir lebih
dekat untuk menjadi monopoli alami. Pemerintah bisa mengatur perusahaan-perusahaan industri
melalui pengendalian harga dan pemantauan kualitas layanan.
Monopoli alami
3. Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya
(lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya tidak
dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan
pajak yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh
monopolis tersebut
a. Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan
perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Oleh karena itu, pajak
lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi
besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata.
Gambar ini menggambarkan keadaan dan seorang produsen monopolis yang
dikenai pajak lumpsum.
b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan
kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit) barang
yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula
jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini
berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-rata maupun
biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya
variabel.
X Inefisiensi di Bawah Monopoli
Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey
Libenstein Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli
kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-ide baru atau
mempertimbangkan kesejahteraan konsumen Hal ini juga dapat dikatakan
bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka akan
memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi
'X' akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata.
Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli dan sebuah industri
yang kompetitif akan menghasilkan dalam jangka panjang di mana
permintaan pasar sama dengan penawaran pasar. Pertimbangkan diagram di
bawah ini. Keseimbangan output dan harga di Q1 dan PComP pada diagram
sebelah kiri dan PComP dan Q1 pada diagram sebelah kanan. Pada titik ini,
Harga = MC dan industri memenuhi persyaratan untuk efisiensi alokatif
Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja
rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua
persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di
bawah monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga Pl dan Ql)
ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc
masing-masing.
* Potensi Manfaat dari Monopoli
Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal tidak adanya
persaingan. Kadang-kadang hal tersebut dapat mencerminkan keberhasilan perusahaan
terkemuka dalam menyediakan produk berkualitas lebih baik dan lebih efisien daripada
saingan mereka yang lebih kecil. Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi
kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa
yang sebenarnya merupakan pasar. Dalam hampir setiap industri pasar tersegmentasi
menjadi produk yang berbeda, dan dampak dari globalisasi membuat sulit untuk mengukur
tingkat kekuatan monopoli sejati yang mungkin ada dalam suatu industry pada setiap saat
dalam waktu. Semakin pasar di mana menopoli tampak ada sebenarnya menjadi perebutan
karena efek kompetisi internasional yang terus berkembang
* Skala Ekonomis
Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi
penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga
yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetint Halinidilustrasikan dalam diagram
berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya marjinal
lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan harga di
bawah harga yang kompenti
Pasar Oligopoli
Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah pasar oligopoli,
yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen
akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Ciri lain oligopoli yang
dikemukakan oleh Douglas adalah :
Demand Oligopoli
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu
perusahaan sangat kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling
pengaruh antara mereka bisa dimasukan dalam masalah penentuan harga/output dari
oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoly, dimana ada dua
perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu.
Model Oligopoli
1. Model Cournot, model cournot adalah model pasar duopoli yang pertama kali diteliti
oleh Agustin Cournot tahun 1938. Anggaplah bahwa perusahaan yang pertama
memproduksi A dengan harga PA agar keuntungan yang diperolehnya maksimum (karena
pada tingkat output dan harga tersebut MC = MR = 0). Besarnya elastisitas permintaan =
1, dan total penerimaanya (TR) adalah maksimum, dengan ongkos produksi 0 sehingga
keuntunganya juga maksimum.
Lanjutan
Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah, 0,25 (0,5 x 0,5) dari seluruh
permintaan yang ada di pasar. Dengan demikian perusahaan pertama menawarkan 0,5 dari
seluruh permintaan yang ada di pasar pada periode selanjutnya. Selama perusahaan kedua
dapat menawarkan 0,25 dari seluruh permintaan pasar, perusahaan pertama pada waktu
berikutnya akan menghasilkan 0,5 x (1-0,25) = 0,375 kemudian perusahaan kedua akan
melakukan reaksi dengan menawarkan output setengah dari jumlah output yang tidak
dilayani oleh perusahaan pertama sebesar 0,5 x (1-0,375) = 0,3125 dst. Jika trdapat n
perusahaan, maka akan memproduksi [n/{n+l} ‫׀‬ ] x OD. Model cournot ditinjau dari kurva
reaksi seperti gambar dibawah ini
Jadi: Perusahaan pertama memproduksi ½-1/8-1/32-1/128-... = 1/3
Perusahaan kedua memproduksi ¼ + 1/16+1/64 + 1/256-...= 1/3 dari seluruh permintaan
yang ada di pasar pada periode selanjutnya.
Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar
dengan mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua
akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan
kedua akan memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka perusahaan
kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi setengah. Hal ini akan menyebabkan
perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama.
Penurunan Kurva Reaksi secara Matematis
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah:
Q = a + bx, dan b> 0, serta Q = Q, +Q,
Di mana:
Q = Jumlah output total
Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
a = konstanta
b = slope/kemiringan garis permintaan
Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan
duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala usaha yang
lebih besar akan memiliki 111R yang lebih kecil.
Karena P>0 dan b<0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi,
akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang
dihadapi duopolis adalah berbeda
Di mana MR2' < MC2'Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis
harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC
lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
Jadi tingkat output total di pasar = Q=30+80=110dan harga yang terjadi di pasar
= P = 100 -0,5(110) = 45 Secara grafis penentuan posisi keseimbangan Cournot
dapat digambarkan sebagai berikut:
Lanjutan
Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
a. Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.b
b. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-
masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara
keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan
mengarah mendekati persaingan sempurna.
c. Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.d. Anggapan bahwa
ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
Model Bertrand
Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model
Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi
keseimbangan yang stabil dari pasar. Namun, model inipun tidak
lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu:
a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang
tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi
pesaingnya tidaklah realistis.
b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya,
tetapitidak untuk pasar.
c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat
harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan
perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar
3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar
Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi
apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan
kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk
memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila
masing-masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka,
maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing
perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat
output-nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila
masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan
pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya. Setiap ada
perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu
akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut.
4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked-
Demand Model)
Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah,
yaitu:
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi
produk, Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak
akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga,
perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan
dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman,
b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaanlainnya
dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnyadalam
industri tidak akan mengikutinya.
Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang
merupakan harga ekuilibrium awal. Jika
perusahaan oligopolis menurunkan harga
jualnya, maka perusahaan pesaing akan
menandingi kebijakan tersebut dengan
menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada
di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak
menurunkan harga.
THANK U

More Related Content

Similar to Tugas Akhir Mikro.pdf

Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanMaria Khusuma
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfPPGhybrid3
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalagusmulyana41
 
Mikro1
Mikro1Mikro1
Mikro1Adhi99
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxCellaJayadi
 
Pertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptx
Pertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptxPertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptx
Pertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptxSasa995222
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfCelineAmanda1
 
Optimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptxOptimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptxRahmadKhadafi2
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat pengunaSukhairi Husain
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Haidar Bashofi
 
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptteori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptAruel Gtl
 
4. teori perilaku konsumen
4. teori perilaku konsumen4. teori perilaku konsumen
4. teori perilaku konsumenYayan Firmansah
 

Similar to Tugas Akhir Mikro.pdf (20)

Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdf
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinal
 
Mikro1
Mikro1Mikro1
Mikro1
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
 
Manajerial bab vii
Manajerial bab viiManajerial bab vii
Manajerial bab vii
 
Pertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptx
Pertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptxPertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptx
Pertemuan_6-_Teori_Perilaku_Konsumen.pptx
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
 
Optimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptxOptimasi Konsumen.pptx
Optimasi Konsumen.pptx
 
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptxPPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
PPT Analisis Perilaku Konsumen.pptx
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat penguna
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
 
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptteori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
 
feb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdffeb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdf
 
Pengantar teori perilaku konsumen
Pengantar teori perilaku konsumenPengantar teori perilaku konsumen
Pengantar teori perilaku konsumen
 
4. teori perilaku konsumen
4. teori perilaku konsumen4. teori perilaku konsumen
4. teori perilaku konsumen
 

Recently uploaded

KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (20)

KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 

Tugas Akhir Mikro.pdf

  • 1. TUGAS AKHIR TEORI EKONOMI MIKRO Nama kelompok : Riska Intan P 1232200011 Nur Hidayatillah 1232200038 Dosen Pengampu : Dr.Sigit Sardjono, M.Ec Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
  • 2. PERILAKU KONSUMEN Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu: ● Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran utility yang digunakan tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif. ● Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang kosntan adalah tidak realistic karena jika income sesorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah ● Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja
  • 3. Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini menyatakan bahwa utilitas sesorang tidak dapat diukur dengan numeric tetapi bisa diungkapkan secara ordinal. Cara kedua ini tingkat utility diukur melalui ordinal. Akan tetapi, tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti. Dalam hal ini mengonsumsi 4 barang/jasa pada umumnya lebih memuaskan dari pada mengonsumsi 1 barang/jasa, tetapi berapa nilai kepuasannya tidak dapat diketahui secara pasti. Fenomena ini dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau indefference curve (IC), yaitu kurva yang menggambarkan tingkat utility yang sama untuk berbagai kombinasi barang. Guna menjelaskan perilaku konsumen, pada pendekatan kedua menggunakan kurva indifference curve (kurva tak acuh). Ungkapan itu bersifat ordinal, yaitu ungkapan lebih enak, lebih baik, lebih suka, dan seterusnya. Oleh Karena itu, pendekatan indifference curve ini juga disebut dengan pendekatan ordinal.
  • 4. Asumsi dalam pendekatan indifference curve Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan rill, teori indefference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: Konsumen selalu bersifat rasional (rationality) Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money) Utility dinyatakan secara ordinal Berlaku nya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility) The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi Secara rasional, utilitas konsumen akan meningkat jika jumlah komoditi yang dikonsumsi meningkat. Jika konsumen dapat menukarkan kombinasi barang X dan Y untuk satu utilitas yang sama, maka dalam hal ini sebenarnya konsumen menukar nilai manfaat dari barang X dan Y, Secara rasional utility juga akan meningkat jika jumlah komoditi yang dikonsumsi meningkat, konsumen akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah uang yang dimiliki ingin mendapatkan utilitas maksimum.
  • 5. Asumsi yang tidak kalah penting adalah menganggap bahwa berlakunya constant marginal of money, yang artinya uang sekadar sebagai alat pembayaran saja, uang tidak dapat memberikan kepuasan (utilitas). Banyak sedikitnya uang yang dimiliki dianggap marginal utility uang konstan, tidak berubah. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap. Banyak lebih disukai dan sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional sehingga kurva indeferen yang berada pada sisi kanan lebih disukai. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit komoditi tertentu. Berkaitan dengan keadaan ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility.
  • 6. Kurva IC menunjukan berlakunya hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X
  • 7. Sama pengurangan barang Y itu semakin lama semakin berkurang, lihat gambar dibawah ini AA”>BB dan seterusnya Dari table diatas dapat dibuat kurva seperti di bawah ini: Dari gambar di atas menunjukan konsumen mengonsumsi kombinasi A, b, C, dan D akan memberikan kepuasan (utility) yang sama.
  • 8. Sifat-sifat Indefference Curve ● Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi, sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang x yang akan dikurangi ● Cembung terhadap titik 0 atau origin ● Dua IC tidak akan saling berpotongan Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi dititik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi dititik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi dititik B sama dengan kombinasi yang ada dititik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada dititik B tidak ada sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
  • 9. Kendala Anggaran (Budget Contraint) Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apapun tetapi meereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL). Jika barang yang dikonsumsin adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis sebagai berikut: Cara membuat garis anggaran (budget line) tersebut diatas ialah menghubungkan dua titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y. Kombinasi ekstrem ialah kominasi yang terjadi apabila pendapatan konsumen seluruhnya dibelikan dengan barang X berarti yang barang Y=0 dan bila pendapatan konsmen seluruhnya barang Yberarti barang X=0
  • 10. Keseimbangan Konsumen. Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurva anggaran (budget line) atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan yang diperbuat. Jika dari A diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utilitasnya, sedangkan dari B diketahui adanya keterbatasan dana, maka pertanyaannya adalah : dengan dana terbatas berapakah utilitas maksimalnya; atau dengan utilitas tertentu berapakah dana minimal yang diperlukan. Untuk itu dapat diperhatikan gambar IC tertinggi adalah IC terendah. Konsumen ingin menikmati titik D pada IC tetapi dana yang tersedia tidak mecakupi. Konsumen dapat menikmati titik C pada IC tetapi konsumen juga dapat menikmati titik E.
  • 11. Keseimbangan Konsumen yang Optimal Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang yang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal. Dari gambar diatas, ada 4 titik (A,B,C dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasi diatas kombinasi ang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi dititik D ini terletak di IC yang paling jauh dari titik origin. Akan tetapi seseorang tidak bisa memilih kombbinasi D ini disebabkan ia dibatasi oleh pendapatannya.
  • 12. Perubahan Utilitas Konsumen Berubahnya Pendapatan Konsumen Jika harga X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen adalah E1. Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat. Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang Jika harga barang X naik maka garis anggaran (budget line) dan indifference curvenya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Hal ini disebabkan jika harga naik jumlah barang X yang dapaat dibeli berkurang dan jika harga turun jumlah barang X yang dapat dibeli bertambah.
  • 13. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior INFERIOR Berbeda dengan penjelasan disamping, memperlihatkan dampak perubahan harga pada barang inferior. Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan pendapatan yang negatif , yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang. NORMAL Jika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih mrah maka konsumen akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah lebbih banyak. Bisa juga dikatakan karena harga barang X lebih murah konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih banyak dan mengurangi jumlah barang Y. Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL (budget line/garis anggaran) berubbah dari BL1 ke BL2.
  • 14. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang diminta. Jika misalkan hrga barang X mengalami penurunan sedangkan harga barang Y tetap, maka BL kan berubah dari BL ke BL1 dan BL2 . Sekarang keseimbangan berubah dan titik A ke titik B ke titik C. Atas dasar perubahan yang terjadi dapat ditarik kesimpulan hubungan antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan dari titik A,B, dan C) karena perubahan harga. Hubungan tiada lain adalah kurva permintaan.
  • 15. Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC Permintaan akan bergeser ke kiri atau ke kanan (the demand curve) tergantung apakah tingkat pendapatan naik atau turun. Fenomena itu dapat diterangkan sebagai berikut : naiknya tingkat pendapatan akan menggeser BL secara paralel dari BL ke BL1 ke BL2. Selanjutnya keseimbangan konsumen beergeser dan titik D ke titik E lalu ke titik F. Bila titik-titik D,E,F dapat dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal sebagai ICC yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat pendapatan selama tingkat harga tetap. Bentuk Indifference Curve Sebagaimana telah diutarakan diatas bentuk kurva Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum dimishing marginal utility. Namun demikian, ada beberapa bentuk curve indiference yang lain, seperti ditunjukkan pada kurva di bawah ini: Kurva Indiference yang Linier Menunjukkan Adanya Subtitusi Sempurna Kurva Indiference curve yang berupa huruf L menunjukkan barang komplemen
  • 16. Perilaku Produsen Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi.
  • 17. Tiga proses produksi di atas bila digambarkan sebagai berikut:. Gambar 5.1 Produksi
  • 18. 5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri satu dengan industri lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan tahun. Bagi perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali. Umumnya adalah dalam industri di mana sumber-sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor- faktor produksi yang paling efisien. Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu tertentu. Dalam arti, mungkin saja bagi suatu proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun termasuk jangka pendek, tetapi untuk proses produksi lain kurun waktu tersebut termasuk jangka panjang.
  • 19. 5.2. FUNGSI PRODUKSI Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. suatu barang tertentu. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan output dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan, atau karena sumber- sumber bias. Dikombinasikan dengan berbagai perbandingan untuk menghasilkan suatu barang, output juga bisa ditingkatkan dengan menjumlahkan salah satu sumber sedang jumlah sumber lain yang digunakan tetap tak berubah.
  • 20. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: b Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya. Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier. a Q = F (C,L,B,S) di mana : Q = Output C = Capital L = Labor B= Bahan Baku S = Skill
  • 21. bentuk fungsi linier: Bentuk kurva Quadratik Q=a+b1x+b2x² Q= a + bx bentuk Kurvanya
  • 22. bentuk fungsi cubic Q = a + b1x+b2x²+b3 X³
  • 23. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). • AP = TP/Labor • MPTP2-TP1 •Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP •MP = à TP/a L
  • 24. 5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di- minishing Returns) kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1. tabel 5.1 Hubungan antara faktor produksi tenaga kerja, tanah, TP, AP, dan MP
  • 25. Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical Product. Dalam Gambar 5. 2 digambarkan kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang bervariabel berubah yang sedikit digunakan sumber yang tetap tanah maka hasilnya tidak efisien. Jika kita lihat Gambar 5. 2 di bawah, sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan Q. Dalam hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap. Dengan tambahan tenaga kerja yang terus- menerus, mula-mula jumlah produksi meningkat dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar, kemudian dengan tambahan tenaga kerja berikutnya jumlah produksi total juga meningkat tetapi dengan tambahan produksi yang semakin kecil. Gambar 5.2 Kurva TP, MP, AP
  • 26. Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan produksi total TP, kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva produksi total TP, yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total mencapai titik maksimum. Secara grafis produksi marjinal MP ini dapat ditunjukkan oleh lereng dan kurva produksi total TP, yaitu ditunjukkan oleh garis singgung pada setiap titik pada kurva produksi total. Sebagai contoh pada jumlah tenaga kerja sebanyak OL1 produksi marjinalnya MP adalah lereng garis singgung LA. Dari produksi total TP itu kita dapat mengetahui pula besarnya produksi rata-rata tenaga kerja. Pada umumnya tingkat produksi rata-rata ini dipakai sebagai ukuran tingkat efisiensi penggunaan tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat produksi rata-rata, semakin efisien pula faktor produksi tenaga kerja yang dipergunakan
  • 27. 5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang Law of Diminishing Returns. Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5. 2. Jika ada tambahan tenaga kerja yang terus- menerus mula-mula jumlah produksi meningkat dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar. Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. Pertama, hubungan antara produksi marjinal MP dan produksi total TP. Pada saat produksi total TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal MP mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva produksi total TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal MP sama dengan nol. Kedua, hubungan antara produksi rata-rata AP dan produksi marjinal MP.
  • 28. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi. Pada Gambar 5.1 kita membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap 1 ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II dimulai dari AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun. Tahap I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah. Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang. Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus
  • 29. Sesuai dengan pentahapan tersebut di atas maka jelas seorang produsen tidak akan berproduksi pada tahap III karena dalam tahap ini ia akan memperoleh hasil produksi yang lebih sedikit dan penggunaan faktor produksi variabel yang lebih banyak. Artinya, produsen tersebut bertindak tidak efisien dalam pemanfaatan faktor produksi variabel. Pada tahap I, produksi rata-rata AP dari faktor produksi variabel menaik dengan semakin ditambahnya faktor produksi variabel tersebut. 5.4.PRODUKSI JANGKA PANJANG Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
  • 30. 5.4.1. Isoquant 1. Pengertian Kurva Isoquant Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua inputyang bervariabelyang menghasilkan suatu tingkat output tertentu" Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama. Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit. Tabel 5.2 Kombinasi kemungkinan produksi
  • 31. Gambar 5.3 Kurva Isoquant 2. Sifat dari Kurva Isoquant Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu: a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 32. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah: MRTS di C=-AK/AL Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya: K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif. K1/L1< K2/L2 proses produksinya labor intensif.
  • 33. 4. Bentuk Isoquant Lain Bentuk Isoquant yang Linier Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Substitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam dunia nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan labor saja atau kapital saja. Dalam proses produksi mesti ada minimal kapital dan ada minimal labor.
  • 34. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 35. Pengertian dasar Pengertian dasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan. Sedang yang di maksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen / penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatakan barang / jasa yang dibutuhkan. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi 4 golongan besar, yaitu : a. Pasar persaingan sempurna b. Pasar persaingan monopolistic c. Pasar monopoli d. Pasar oligopoli
  • 36. Ciri ciri pasar persaingan N o Ciri ciri Persaingan sempurna Persaingan monopolistik oligopoli monopoli 1 Jumlah penjual Sangat banyak banyak sedikit satu 2 Jumlah pembeli Sangat banyak banyak banyak banyak 3 Kondisi produk yg dijual Identik substitusi Hampir sama tetapi masih bisa dibedakan/beda corak Barang standar/berbeda corak Tdk ada substitusi yang dekat/sempurna 4 Kekuasaan menentukan harga Tdk ada sedikit Jika tanpa kerja sama sedikit, tetapi dengan kerja sm sangat besar Sangat besar 5 Kemungkinan keluar/masuk Sangat tdk mudah,tdk ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin 6 Reaksi rival Tdk ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga & jumlah Hampir tdk ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga & jumlah Karena penjual hanya 1 apa yg dilakukan produsen tdk ada reaksi Setiap tindakan berkaitan dengan harga & jumlah akan mendapat reaksi dari rival 7 Kemungkinan keluar/masuk Sangat tidak mudah,tdk ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin 8 Persaingan di luar harga Tidak ada Sangat besar,terutama di bidang iklan Sangat besar apabila menghasilkan barang berbeda corak Memelihara hubungan baik dengan masyarakat 9 contoh Transaksi di sector hasil pertanian Perusahaan sepatu, baju, sabun Pabrik baja, mobil, handphone Kereta, listrik
  • 37. Pasar persaingan sempurna pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker. Gambar 8.1 pasar persaingan sempurna yang medapatakan laba
  • 38. Ciri ciri pasar persaingan murni/sempurna pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut: a. jumlah penjual dan pembeli sangat banyak b. barang yang diperjualbelikan homogen/identik c. penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah d. informasi terhadap pasar sempurna 1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing masing pembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar. Penjual dan pembeli sangat banyak artinya lebih dari satu orang; mungkin seribu orang atau lebih, asal masing masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar yang terjadi di pasar. 2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identic Jenis barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau 1 jenis saja (identik). Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi pembeli membeli barang dari penjual satu dengan lainya akan mendapatkan barang yang sama. 3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar. Sedang konsumen dengan bebas memilih dalam pembelian barang tersebut di pasar. Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi/berjualan tanpa ada suatu hambatan
  • 39. Informasi terhadap pasar sempurna Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual yang lain juga segera mengetahuinya, artinya apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru, maka dengan mudah produsen yang lain mengikutinya. Kurva permintaan itu yang menunjukan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada gambar 8.1
  • 40. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPRNA YANG MEMPEROLEH LABA Dari gambar diatas terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal aadalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1
  • 41. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA YANG SEMPURNA MEMPEROLEH KERUGIAN YANG MINIMUM. Dari gambar diatas terlihat, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal adalah sebesar P=OP2 dan Q = OQ1
  • 42. Penentu Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) Dari gambar diatas terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P=OP1 dan Q = OQ1 dengan AC yang paling rendah
  • 43. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Dalam jangka pendek suatu perusahaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. Pada harga =AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. Hal ini daoat dilihat pada gambar diatas. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang. Maksud jangka panjang ialah jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Kesimpulannya bahwa dalam janka panjang perusahaan “selalu” hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR=MC=AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal dinamakan “Marginal Firm/Marginal or Profitability” artiny apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar
  • 44. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna Keburukannya : Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang saling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Kebaikannya : Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja se efisien mungkin.
  • 46. Sifat Dasar Diskriminasi Harga Produsen harus berusaha mempeluas pasar, misalnya dengan mengadakan promosi dan advertensi mengenai barang-barang yang dihasilkannya. Di samping itu, perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan mengadakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga nukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetaokan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya dipasar yang berbeda. Dua pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas permintaan yang berlainan dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual dipasar yang satu dijual Kembali dipasar yang satu dijual Kembali dipasar yang lain oleh pembeli disalah satu pasar tersebut. —10.7. dikriminasi harga 10.7.1.
  • 47. pembagian pasar penjualan yang berbeda monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar produknya menjadi 2 atau lebih pasar. Dalam keadaan itu dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan harga yang ingin dipertahankan sang Monopolis. Kedua elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda diantara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil. Elastisitas permintaan bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demand-nya. Semakin condong semakin elastis kedua pasar atau lebih bila dilihat okurva demand-nya harus mempunyai kecondongan yang berbeda.
  • 48. Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara sang Monopolis harus membagi penjualannya atas 2 atau lebih besat. Untuk setiap penjualan, dia harus membagi penjualannya diantara berbagi pasasr sedemikian rupa sehingga pendapatan marginal dalam setiap pasar sama dengan pendapatan ,arginal pasar yang lain. Diskriminasi hingga sering dijumpai dalam industri public atulity. Perusahaan listrik biasanya memisahkan pemakaian untuk industri dan pemakaian untuk rumah tangga. Dengan menggunakan meter yang berlebihan masing-masing penggunakan memungkinkan perusahaan untuk memisahkan kedua pasar tersebut. Elastisitas pemakaian komersil lebih tinggi dari elastisitas pemakaian rumah tangga. Oleh karena itu, pemakaian komersil dikenakan tarif yang lebih rendah diskriminasi harga timbul untuk menghindarkan pemakaian komersil ini menggunakan pembangkir tenaga listrik sendiri. Pemakaian komersil yang besar mempunyai kemungkinan, tidak saja untuk menggunakan sumber listrik yang lain bahkan dapat membangkitkan sendiri tenaga listrik yang dibutuhkannya. Pasar bisa dipisahkan oleh biaya pengangkutan dan pajak Elastisitas kurva permintaan yang dihadapi oleh penjual dipasar luar negeri biasanya lebih tinggi dan elastisitas permintaan dalam negeri. Walaupun penjual mungkin merupakan monopolis dipasaran dalam negeri, dia mendapatkan bahwa di luat negeri dia menghadapi saingan dari negeri lain. Substitusi untuk barangnya dipasaran dunia menaikkan elastisitas kurva permintaan luar negeri yang dihadapinya.
  • 49. Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : a. Diskriminasi harga derajat pertama , merupakan keadaan dimana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga yang berbeda untuk sebab jumlah barang yang berbeda. Diskriminasi derajat pertama ini juga bisa disebut dengan ‘diskriminasi pribadi’. Tawar menawar bisa terjadi setiap kali transaksi perorangan. Menyesuaikan pada pendapatan pembeli, dan menyesuaikan harga pada konsumen. Dikriminasi harga derajat pertama sering dilakukan oleh dokter, pengacara, dan profesi-profesi lain sudah lama melakukannya. Contohnya adalah dokter yang berpraktik dikota-kota kecil yang memungkinkan biaya yang sesuai dengan kemampuan pasiennya. b. Dikriminasi harga derajat kedyua produsen menggunakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlah pembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih sederhana, dimana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum, listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda. Diskriminasi harga derajat ketiga intuk dikriminasi harga derajat ketiga ini ptodusen betul beyil menjual batang dipasar yang berbeda yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Doskriminasi tingkat tifa adalah pengelompokkan pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
  • 50. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk yang dijual mempinyai biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan yang relatif inlastis. Sementara permintaan kelompok B leboh tinggi elastisitasnya. Seriap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga dimana MC=MR. Produsen memproduksi barang X sebanyak Q1Q2 dengan biaya produksi MC yang konstan sebesar OL. Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi harga pada kedua pasar yang berbeda, yaitu pasar A dan pasar B. pasar a mempunyai elastisitas permintaan yang lebih elastis. Sedang pasar B kurva permintaan yang kurang elastis. Pada gambar diatas terlihat yang lebih elastis lebih condong mendatar kurvanya. Tujuan kebijakan diskriminasi harga ini penjual menginginkan laba maksimum untuk kedua pasar agar labanya maksimum penjual harus menetapkan harga dengan MC=MR
  • 51. Dari penjelasan tersebut dan melihat gambar diatas, output sebesar 0102 akan dijual pada dua pasar. Sebanyak 001 dijual pada pasar A dan output sebanyak 002 dijual pada pasar B. Agar keuntungan penjual maksimal, ia menetaokan harga dengan kaidah MR=MC. Dengan kaidah MR=MC dipasar A harga jual produknya sebesar Opa dan dipasar B harga jual produknya sebesar Opb. Untuk menetapkan harga di masing-masing pasar potongan kurva MC = kurva MR. Tibk potong MR =MC Digambar atas berada di K untuk pasar A dan di titik M untuk pasar 8. Pada bitk potong tersebut tarik garis verokal memotong garis horizontal yang menggambar banyaknya output kurva dan sampai memotong kurva permintaan di masing-masing pasar dari gambar diatas terlihat pasar yang mempunyai kurva permintaan yang kurang elastis harganya lebih tinggi-tinggi. Melihat penetapan harga diskriminasi secara numerik
  • 52. PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 53. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensisasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain sebaginya. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat usur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati Horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya, karena jumlah Penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak Mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 54. Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos advertensi dan lain sebagainya itu merupakan penyebab pasar tersebut menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli. Dalam jangka pendek suatu perusahaan juga seperti pada pasar yang lain, maksudnya bahwa suatu saat perusahaan akan menerima keuntungan lebih. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada diantara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan bentuk kurve demandnya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit kebawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan masuknya peruusahaan-perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbukan dan tertutup. Apabbila dalam jangka panjang ada perusahaan dalam persaingan ini mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya perusahaan- perusahaan lain.
  • 55. Gambar 5.1 Bentuk Kurva Demand dan MR dari perusahaan Persaingan Monopolistik
  • 56. Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan Monopolistik 1. Mendapatkan laba supernormal 2. Mendapatkan laba normal 3. Menderita Kerugian
  • 57. PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
  • 58. ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni/pure monopoly. Ada atau tidak adanya bentuk monopoli murni, prinsip prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan alokasi sumber. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli seperti halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, dimana sejumlah barang yang dihasilkan oleh satu produsen saja. Banyak hubungan ekonomi yang ada dalam monopoli bisa digunakan untuk mengestimasi perilaku optimal perusahaan secara kurang tepat, tetapi lebih lazim, yaitu bagian pada struktur pasar persaingan dan sebagian pada struktur pasar monopolistik yang mendominasi dunia nyata
  • 59. Ciri ciri pasar monopoli * Pasar monopoli adalah industri 1 perusahaan : Barang/jasa yang dihasilkanya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut *Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip : Barang tersebut merupakan satu satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip yang dapat menggantikan barang tersebut *Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industry : sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industry * Dapat memengaruhi penentuan harga : Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu satunya penjual dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya * Promosi iklan kurang diperlukan : perusahaan monopoli sering membuat iklan, itu bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyrakat
  • 60. Hambatan bagi perusahaan yang akan memasuki pasar ● Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan baru lainya yang akan masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Bila ada laba murni untuk perusahaan dalam industri tertentu dan perusahaan yang ingin masuk juga, yakin bahwa mereka juga dapat memperoleh laba murni, maka perusaahaan baru akan berusaha masuk industri tersebut. Hal tersebut menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh masing masing perusahaan akan bergeser ke bawah. Kenaikan penawaran menggeser kurva permintaan yang dihadapi oleh masing masing perusahaan ke bawah dan kurva biaya perusahaan bergeser ke atas. Hal ini akan menyebabkan laba berkurang, tetapi perusaahaan baru akan terus masuk selama masih ada kemungkinan untuk memperoleh laba. Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain :  Penguasaan bahan mentah  Hak paten  Terbatasnya Pasar  Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
  • 61. Penentuan besarnya harga dan output Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Disitu perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output nya tersebut pada tingkat harga P. Walaupun Q merupakan tingkat output nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata rata (AR) / harga (P) lebih besar daripada AVC. Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biaya. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukan sebagai berikut : π = R – B, laba max akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol
  • 62. Gambar di bawah menunjukan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligus menunjukan tingkat output optimal. Harga max yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q dan P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi monopoli ada Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukan olkeh daerah CPP’C’. Laba itu diperoleh TR (OPC’Q) dikurangi dengan TC (OCC’Q). Posisi Keseimbangan Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit/lebih banyak barang produksinya. Perbedaan lain dengan persaingan sempurna adalah bahwa dalam monopoli ekuilibrium perusahaan adalah juga ekuilibrium pasar. Ada/tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh sang monopolis dan keadaan biayanya.
  • 63. Hubungan P, TR, dan MR Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang max dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva permintaanya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondonganya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landau. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastic. Artinya bahwa pada output tertentu monopolis akan mencapai penerimaan total max. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel dan gambar dibawah ini
  • 64. Laba, rugi, dan impas bagi monopolis * Monopolis yang mendapatkan keuntungan : Kentungan max yang merupakan tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dari gambar diatas, laba max (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR. Hal ini karena produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR = MC Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas : Sejalan dengan penjelasan gambar sebelumnya diatas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1 Monopolis yang mendapatkan kerugian : Sejalan dengan penjelasan gambar sebelumnya, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR = 0P1LQ dan TC = OP2KQ
  • 65. Kerugian adanya monopoli • Output yang lebih kecil ●Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Jika industri adalah suatu industri dengan persaingan bebas, setiap perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar untuk dapat mengambil keuntungan. Artinya, mereka akan bekerja dengan skala optimum perusahaan. Pengubahan jadi monopoli tak membawa lebih banyak keuntungan ekonomis skala, tetapi sebaliknya akan mengakibatkan adanya kerugian ekonomi. • Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar ●Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih banyak untuk produk tersebut dari biaya produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak mahal untuk produk tersebut dari yang diperlukan untuk menarik berbagai sumber yang diperlukan untuk tetap dalam industri tersebut. • Efisiensi ekonomi • Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber sumber pada tingkat efisiensi puncaknya. Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output optimum. • Promosi penjualan ●Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaanya ke kanan. Tujuanya untuk mengaitkan namanya dengan produk tersebut sehingga calon saingan akan sukar memasuki pasar tersebut.
  • 66. Pengaturan monopoli oleh pemerintah Pengaturan harga Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Perhatikan gambar 10.6 yang menunjukan seorang produsen monopolis sedang mendapatkan laba dengan memproduksi barang X sebanyak OQ dengan tingkat harga setinggi OP1. Laba maksimum yang dicapai monopolis tidak perlu bekerja dengan AC yang terendah. Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah, produsen monopolis mamksimumkan keuntungan pada produksi 0Q1 Dengan harga setinggi OP1. Oleh karena itu bisa menetapkan harga lebih rendah daripada harga yang sudah berlaku yaitu harga setinggi MC nya..
  • 67. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost). Seandainya perusahaan monopoli dibiarkan memilih kebijaksanaan output dan harganya, perusahaan akan memilih output OQ1 dan harga OP1, karena akan menghasilkan keuntungan maksimum baginya. Masalahnya bagi dalam kasus ini adalah bila mewajibkan perusahaan tersebut untuk berproduksi pada P = MC dengan output Q3 dan harga OP3 maka ini berarti bahwa perusahaan tersebut akan menanggung rugi RL bahwa ongkos per unit (AC) OP2 lebih besar dan harga jual OP3.
  • 68. monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif. Utilitas utama seperti gas, listrik, dan air sering dikemukakan sebagai contoh industri dengan "kecenderungan alami" kuat menjadi monopoli alami sebagian karena biaya tetap besar untuk membangun dan memelihara jaringan nasional kabel dan pipa. Bahkan kita dapat membuat perbedaan penting antara pasokan dan distribusi layanan seperti gas dan listrik. Pasar ritel untuk pasokan gas dan listrik untuk rumah dan bisnis juga sepenuhnya kompetitif Namun, usaha transportasi gas dan listrik untuk konsumen akhir lebih dekat untuk menjadi monopoli alami. Pemerintah bisa mengatur perusahaan-perusahaan industri melalui pengendalian harga dan pemantauan kualitas layanan. Monopoli alami
  • 69. 3. Perpajakan Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolis tersebut a. Pajak Lumpsum Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata. Gambar ini menggambarkan keadaan dan seorang produsen monopolis yang dikenai pajak lumpsum. b. Pajak Khusus (Specific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel.
  • 70. X Inefisiensi di Bawah Monopoli Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan konsumen Hal ini juga dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka akan memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X' akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata. Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli dan sebuah industri yang kompetitif akan menghasilkan dalam jangka panjang di mana permintaan pasar sama dengan penawaran pasar. Pertimbangkan diagram di bawah ini. Keseimbangan output dan harga di Q1 dan PComP pada diagram sebelah kiri dan PComP dan Q1 pada diagram sebelah kanan. Pada titik ini, Harga = MC dan industri memenuhi persyaratan untuk efisiensi alokatif
  • 71. Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di bawah monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga Pl dan Ql) ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing.
  • 72. * Potensi Manfaat dari Monopoli Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal tidak adanya persaingan. Kadang-kadang hal tersebut dapat mencerminkan keberhasilan perusahaan terkemuka dalam menyediakan produk berkualitas lebih baik dan lebih efisien daripada saingan mereka yang lebih kecil. Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar. Dalam hampir setiap industri pasar tersegmentasi menjadi produk yang berbeda, dan dampak dari globalisasi membuat sulit untuk mengukur tingkat kekuatan monopoli sejati yang mungkin ada dalam suatu industry pada setiap saat dalam waktu. Semakin pasar di mana menopoli tampak ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional yang terus berkembang * Skala Ekonomis Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetint Halinidilustrasikan dalam diagram berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan harga di bawah harga yang kompenti
  • 74. Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah :
  • 75. Demand Oligopoli Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoly, dimana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu. Model Oligopoli 1. Model Cournot, model cournot adalah model pasar duopoli yang pertama kali diteliti oleh Agustin Cournot tahun 1938. Anggaplah bahwa perusahaan yang pertama memproduksi A dengan harga PA agar keuntungan yang diperolehnya maksimum (karena pada tingkat output dan harga tersebut MC = MR = 0). Besarnya elastisitas permintaan = 1, dan total penerimaanya (TR) adalah maksimum, dengan ongkos produksi 0 sehingga keuntunganya juga maksimum.
  • 76. Lanjutan Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah, 0,25 (0,5 x 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di pasar. Dengan demikian perusahaan pertama menawarkan 0,5 dari seluruh permintaan yang ada di pasar pada periode selanjutnya. Selama perusahaan kedua dapat menawarkan 0,25 dari seluruh permintaan pasar, perusahaan pertama pada waktu berikutnya akan menghasilkan 0,5 x (1-0,25) = 0,375 kemudian perusahaan kedua akan melakukan reaksi dengan menawarkan output setengah dari jumlah output yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama sebesar 0,5 x (1-0,375) = 0,3125 dst. Jika trdapat n perusahaan, maka akan memproduksi [n/{n+l} ‫׀‬ ] x OD. Model cournot ditinjau dari kurva reaksi seperti gambar dibawah ini Jadi: Perusahaan pertama memproduksi ½-1/8-1/32-1/128-... = 1/3 Perusahaan kedua memproduksi ¼ + 1/16+1/64 + 1/256-...= 1/3 dari seluruh permintaan yang ada di pasar pada periode selanjutnya.
  • 77. Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka perusahaan kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi setengah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. Penurunan Kurva Reaksi secara Matematis Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah: Q = a + bx, dan b> 0, serta Q = Q, +Q, Di mana: Q = Jumlah output total Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua a = konstanta b = slope/kemiringan garis permintaan Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih besar akan memiliki 111R yang lebih kecil.
  • 78. Karena P>0 dan b<0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda Di mana MR2' < MC2'Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
  • 79. Jadi tingkat output total di pasar = Q=30+80=110dan harga yang terjadi di pasar = P = 100 -0,5(110) = 45 Secara grafis penentuan posisi keseimbangan Cournot dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 80. Lanjutan Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu: a. Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.b b. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. c. Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.d. Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
  • 81. Model Bertrand Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar. Namun, model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu: a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis. b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapitidak untuk pasar. c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar
  • 82. 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil) Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya. Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut.
  • 83. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked- Demand Model) Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu: a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk, Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman, b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaanlainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnyadalam industri tidak akan mengikutinya. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga.