SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
-ANGGI ANDRIAN 
-ARI WIBOWO 
-EVITA FEBRIANTI 
-TRI RAMADONI 
KELAS : X IIS ‘3’ 
PELAJARAN : EKONOMI 
TANGGAL : 16/11/2014
A.Pengertian dalam arti sempit 
Produksi dalam arti sempit sering diartikan sebagai kegiatan untuk menghasilkan atau menciptakan 
barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan. 
Contoh: 
1) petani yang menghasilkan padi dari sawah yang dimiliki. 
2) petertnak ayam yang menghasilkan telur dan daging. 
B. Pengertian dalam arti luas 
Didalam kenyataannya kegiatan produksi tidaklah hanya menghasilkan atau menciptakan tetapi juga ada 
penambahan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang. Dengan demikian, produksi dalam arti luas 
diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang /jasa utuk 
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Perodusen adalah orang yang melakukan produksi untuk melakukan 
produksi seorang produsen harus memerhatikan tiga hal, yaitu what (apa saja barang yang akan 
diproduksi), how (bagaimana cara memroduksi barang tersebut, for whom (untuk siapa barang produksi).
Produksi barang atau jasa yang dilakukan produsen memiliki empat tujuan yaitu sebagai 
berikut : a. Menghasilkan barang atau jasa 
b. Mendapatkan keuntungan 
c. Mengganti barang yang rusak 
d. Mencapai kemakmuran 
Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut 
Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa 
atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang. 
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi: 
1. menghasilkan barang atau jasa. 
2. meningkatkan nilai guna barang atau jasa. 
3. meningkatkan kemakmuran masyarakat. 
4. meningkatkan keuntungan. 
5. memperluas lapangan usaha. 
6. menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
Barang dan jasa mempunyai nilai guna atau manfaat apabila dikonsumsi untuk 
memenuhi kebutuhan manusia. 
a. Nilai pakai, yaitu kemampuan suatu barang untuk dipakai dalam memenuhi 
kebutuhan manusia. 
Nilai pakai dapat dibedakan sebagai berikut : 
1. Nilai pakai subjektif, yaitu nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap 
suatu barang karena barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi 
kebutuhan sendiri. Misalnya cangkul bagi petani, gergaji bagi tukang kayu. 
2. Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan suatu barang secara umum untuk 
dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia, misal : pakaian, rumah, dan 
sepeda. 
b. Nilai tukar yaitu kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan 
barang atau jasa lain. 
Nilai tukar dapat dibedakan antara lain sebagai berikut. 
1) Nilai tukar subjetif, yaitu nilai tukar suatu barang menurut sudut 
pandang pemiliknya, misal beras ditukar dengan apel. 
2) Nilai tukar objektif, yaitu nilai tukar suatu barang yang berlaku secara 
umum berdasarkan barnag itu sendiri, misal sepeda motor dan televise.
Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas 
karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat 
terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. 
Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu 
berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang 
yang dikonsumsinya. Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah 
barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Kegunaan atau 
nilai guna suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini : 
1. Nilai guna total (total utility) adlaah kepuasan total yang dinikmati oleh 
konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara 
keseluruhan. 
2. Nilai guna maksimal (marginal utility) adlaah tambahan kepuasan yang 
dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang 
dikonsumsinya. 
3. Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan 
secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah 
konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik 
tertentu akan mengalami penurunan.
Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal 
dengan : 
Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : 
jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, 
maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama 
kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh. 
Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan 
Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa : 
konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna 
marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit 
terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.
Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari sejumlah barang 
tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada dalam 
keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Gambar di bawah ini menunjukkan (a) kurva indiferen 
konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan (b) sekumpulan kurva indiferen atau sering dinamakan peta 
indiferen (indifference map). Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal menunjukkan jumlah 
barang X, sedang I1, I2 dan I3 menunjukkan kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram dua dimensi 
ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih dari dua jenis barang dapat digunakan metode lain , 
seperti metode matematis atau ekonometrika. 
Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu mencapai kurva 
indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang 
diperoleh adalah sama. Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang 
sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke 
titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin mendapatkan lebih banyak 
barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan 
dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya , berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk 
mendapatkan tambahan barang Y . Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X 
dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion), yaitu berapa suatu 
barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain. 
Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map, makin jauh dari titik origin berarti 
makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva indiferen I3 > I2 > I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih 
besar dari I2 dan I1, dan kepuasan yang diterima konsumen di I2 lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada 
kurva indiferen I1. Berdasarkan dua gambar di atas dapat ditentukan ciri-ciri kurva.
Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut : 
kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti 
bahwa bila konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu 
vertikal dan sejajar sumbu horizontal 
1.Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini 
dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama. 
2.Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas. 
Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan kurva berikut ini 
Berpotongan 
Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas 
menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan dengan kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C, 
demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A lebih besar dari dititik C karena kurva 
indiferen I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen 
berbeda.
1. Pendapatan 
Semakin besar pendapatan maka jumlah konsumsi cenderung semakin besar. 
Rumus antara pendapatan dan konsumsi. 
Keterangan : 
Y = pendapatan 
C = konsumsi 
S = tabungan 
Sedangkan kecenderungan menambahkan konsumsi yang dikarenakan adanyan tambahan pendapatan (MPC = Marginal 
Propencity to Consume) dapat dirumuskan : 
Keterangan : 
Δ C = Perubahan jumlah konsumsi 
Δ Y = Perubahan pendapatan 
Dan kecenderungan menambah tabungan dikarenakan adanya tambahan pendapatan (Marginal Propencity to Save) 
dirumuskan : 
Keterangan : 
Δ S = Perubahan tabungan 
Δ T = Perubahan pendapatan 
Antara MPC dan MPS diperoleh hubungan berikut. 
Hubungan pendapat dan konsumsi menurut Engel’s adalah sebagai berikut : 
“Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan itu digunakan untuk mengonsumsi barang pokok dan 
semakin meningkat bagian pengeluaran untuk konsumsi barang mental”. Pernyataan ini dikenal dengan istilah Engel’s Low, 
2. Harga Barang dan Jasa 
Secara normal jika harga naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun dan jika harga barang turun makan 
permintaan barang tersbeut akan naik, kecuali barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok. 
3. Kebiasaan Konsumen 
Perilaku konsumtif seseorang yang mempunyai kebiasaan belanja secara berlebihan yang belum tentu diperlukannya akan 
meningkatkan gejala konsumerisme di masyarakat. 
4. Adat Istiadat 
Pada acara tertentu yang merupakan adapt istiadat orang di suatu daerah akan membutuhkan barang-barang tertentu yang 
mungkin tidak sama di tiap-tiap daerah. 
5. Barang Substitusi 
Jika harga suatu barang naik, maka banyak konsumen akan beralih ke barang subsitusi untuk memenuhi kebutuhannya.
Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain 
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi 
tingkat konsumsi seseorang. 
Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional. 
A. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan 
tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip 
ekonomi. 
Dasar pertimbangannya sebagai berikut : 
1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal. 
2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan. 
3) Kualitas barang terjamin. 
4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan. 
B. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak 
tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut. 
1) Membeli barang karena merek terkenal. 
2) Membeli barang karena ada bonusnya.
Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau 
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi 
kebutuhan. 
Jenis produksi dapat dibedakan sebagai berikut : 
A. Produksi Barang : 
Produksi barang dapat dibedakan atas produksi barang konsumsi dan 
produksi barang modal. Barang konsumsi merupakan barang siap untuk 
dikonsumsi, sedangkan barang modal merupakan barang yang dipergunakan 
untuk menghasilkan barang baru. 
B. Produksi Jasa : 
Produksi jasa dapat dibedakan atas jasa langsung dapat memenuhi 
kebutuhan dan jasa tidak langsung memenuhi kebutuhan, contoh jasa 
langsung adalah dokter, bengkel, dan guru, sedangkan contoh jasa tidak 
langsung adalah perbankan dan perdagangan.
Tujuan produksi antara lain sebagai berikut: 
A. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 
B. Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 
C. Menghasilkan barang setenagh jadi guna memenuhi kebutuhan produksi 
selanjutnya. 
D. Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran 
rakyat. 
E. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang 
pengangguran. 
F. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara. 
G. Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa 
Negara.
Faktor produksi adlaah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk 
memproduksi barang dan jasa jenis-jenis faktor produksi antara lain sebagia 
berikut : 
a. Alam (natural resources) 
b. Tenaga kerja (labour) 
c. Modal (capital) 
d. Keahlian (skill) atau sumber daya penguasa 
Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, 
sedangkan modal dan keahlian disebut faktor produksi turunan. 
1. Faktor Produksi Alam 
Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang tersedia di alam yang 
dapat digunakan dalam proses produksi. 
Faktor produksi asli terdiri dari berikut ini : 
a. Tanah 
b. Air 
c. Udara 
d. Barang tambang
Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara 
langsung atua tidak menjalankan kegiatan produksi. 
Tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas dan sifat kerjanya : 
A. Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja 
1) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan 
tertentu sehingga memenuhi keahlian di bidangnya, contohnya dokter dan 
akuntan. 
2) Tenaga kerja terampilm yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau 
keahlian di bidang tertentu sehingga terampil di bidangnya, contohnya 
montir, sopir dan tukang las. 
3) Tenaga kerja tidak terdirik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak 
melalui pendidikan dan latihan, misal tukang sapu. 
B. Tenaga kerja menurut sifat kerja 
1) Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran rasa dan 
karsa, misal guru, konsultan dan pengacara. 
2) Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fiisk 
dalam kegiatan produksi, misalnya pengayuh becak dan kuli pasar.
Faktor produksi modal adalah benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses 
barang dan jasa lain. 
Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah 
kemampuan dalam memproduksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, berikutnya 
didasarkan pemilikan dan berdasarkan sifatnya : 
A. Pembagian modal atas dasar sumber 
1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal setoran modal dari 
pemilik. 
2) Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan, misal pinjaman dari bank atau 
hasil penjualan obligasi. 
B. Pembagian modal atau dasar bentuk 
1) Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi, misal mesin, 
gedung, mobil dan peralatan. 
2) Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai nilai bagi 
perusahaan, contoh hak paten, hak merek. 
C. Pembagian modal atas dasar pemilikan 
1) Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya 
menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, misal sewa rumah, bunga tabungan. 
2) Modal masyarakat (umum), yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk 
kepentingan umum dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi misal 
pelabuhan, pasar, rumah sakit umum. 
D. Pembagian modal menurut sifat 
1) Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misal mesin, 
bangunan pabrik. 
2) Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misal bahan 
baku.
Teori perilaku produsen mempelajari bagaimana seorang produsen 
memilih kombinasi faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk 
menghasilkan sejumlah barang (produk) dan jasa dengan biaya serendah-rendahnya. 
Jagung yang dihasilkan sebesar 2.000 kg, kemudian pada penggunaan 2 
orang tenaga kerja jagung yang dihasilkan meningkat menjadi 2.500 kg, 
msekamkin banyak te naga kerja yang digunakan produksi jagung dihasilkan 
juga semakin meningkat. Namun kondisi ini tidak berlangsung terus. Pada 
saat jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak 9 orang produksi jagung 
sudah maksimal, ketika tenaga kerja ditambah menjadi 10 orang jagung yang 
dihasilkan justru menurun sebesar 50 kg. hubung ini dapt dilihat dari grafik 
berikut ini. 
Bila dihitung produk marginal dari tenaga kerja pertam sampai tenaga 
kerja ke-9, kemudian diplat masing-masing produksi tersebut, maka akan 
diperoleh karya produk marginal seperti gambar berikut. Menurut nilai 
marginal utility inilah yang menunjukkan berlakunya The Law of Diminishing 
Marginal Utility.
Pelaku ekonomi dapat dibedakanmenjadi 4 kelompok antara 
lain sebagai berikut : a. Rumah tangga keluar 
b. Perusahaan 
c. Pemerintah 
d. Masyarakat luar negeri
Rumah tangga keluarga adalha asuatu rumah tangga yang menggunakan 
pendaptan atau kekayaan dengan cara tertentu untuk memenuhi 
kebutuhannya. 
Kegiatan rumah tangga meliputi berikut ini : 
a. Memiliki dan menyediakan faktor produksi. 
b. Memperoleh imbalan balas jasa atas penyerahan faktor produksi yang 
berupa sewa, upah, bunga dan laba. 
1) Sewa (rent) adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah 
menyewakan tanahnya kepada pihak lain, misal perusahaan. 
2) Upah adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah 
mengorbankan tenaganya untuk bekerja pada perusahaan dalam produksi. 
3) Bunga adalah balas jasa yang diteirma dari perusahaan karena telah 
menggunakan sejumlah dana untuk modal usaha persuaahan dalam kegaitan 
produksi. 
4) Laba (provit) adalah balas jasa yang diterima karena telah 
mengorbankan tenaga dan pikirannya mengelola perusahaan, sehingga 
kegiatan ekonomi dapat terlaksana.
Perusahan adalah rumah tangga ekonomi yang memenuhi kebutuhan 
dengan cara menghasilkan barang-barang dan jasa atau melakukan kegiatan 
produksi. 
Peranan perusahaan dalam kegiatan ekonomi : 
A. Sebagai produsen yaitu dengan menghasilkan barang dan jasa yang di 
butuhkan oleh rumah tangga, keluarga, pemeirntah bahkan masyarakat luar 
negeri. 
B. Sebagai distributor yaitu sebagai penyalur barang dalam rangka 
melayani kepentingan konsumen agar barang yang dibutuhkan tepat waktu 
dan tepat sasaran. 
C. Sebagai agen pembangunan, kegiatan perusahaan ini ditujukan untuk 
meningkatkan produksi melalui penelitian dan pengembangan.
Pemerintah adalah pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan mengatur 
kehidupan ekonomi baik konsumen, produsen, dan distribusi agar kemakmuran dan 
kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. 
Peranan pemerintah dalam kegiatan perekonomian antara lain sebagai berikut : 
A. Pengaruh sebagai pengatur 
Pengaturan kegaitan ekonomi oleh pemerinah dapt ditempuh melalui peraturan 
perundang-undangan disertai tindakan nyata. 
B. Pemerintah sebagai pengontrol 
Sebagai pengontrol kegiatan ekonomi pemerintah mempunyai bank sentral yang 
berfungsi mengawasi lalu lintas keuangan. 
C. Pemerintah sebagai pengusaha 
Pemerintah memiliki alat pemaksa bagi terselenggaranya ketertiban dalam masyarakat. 
Pemerintah menitikan alat pengadian bagi terselenggaranya keadilan bagi seluruh 
rakyat. 
D. Pemerintah sebagai konsumen 
1) Pemerintah dapat bertindak sebagai produsen untuk menghasilkan barang dan jasa 
yang menyangkut kepentingan orang banyak. Kegiatan ini dilakukan melalui BUMN 
dan BUMD. 
2) Pemerintah bertindak sebagai investor dimana pemerintah sebagai penanam modal 
baik seluruhnya atua sebagian pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di 
Indonesia.
isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan 
kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoquant 
memiliki cirri-ciri sama dengan kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen. 
Kurva isoquant menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah 
produk yang sama 
Contoh: COMBINATIONS UNITS OF 
CAPITAL UNITS OF LABOUR TOTAL OUTPUT 
A 50 1 1500 
B 45 2 1500 
C 41 3 1500 
D 38 4 1500
Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan kombinasi 
factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kombiniasi 
pengunaan Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori 
prilaku konsumen. 
Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama. 
Contoh : 
Combinations 
Units of Capital Units of Labour 
Total expenditure 
Price = 150 Price = 100 
A 8 0 1200 
B 6 3 1200 
C 4 6 1200 
D 2 9 1200 
E 0 12 1200
Minggu, 16 Nopember 2014

More Related Content

What's hot

Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Mikro1
Mikro1Mikro1
Mikro1Adhi99
 
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceCh 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceAr Tinambunan
 
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan AplikasinyaPerilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan AplikasinyaMuhammad Khoirul Fuddin
 
indifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachindifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachAstana Ilmu
 
Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen Fairuz Raniah
 
Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Selfia Dewi
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Haidar Bashofi
 
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
 Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaanTossan Ihsan
 
Chap 4 teori perilaku individu
Chap 4 teori perilaku individuChap 4 teori perilaku individu
Chap 4 teori perilaku individudewi ratih
 

What's hot (19)

Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Modul3 pie
Modul3 pieModul3 pie
Modul3 pie
 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
 
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinalPertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
Pertemuan vii perilaku kon. pen. ordinal
 
Mikro1
Mikro1Mikro1
Mikro1
 
Ch 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & ChoiceCh 4. Utility Maximization & Choice
Ch 4. Utility Maximization & Choice
 
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan AplikasinyaPerilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
Perilaku Konsumen dan Elastisitas dan Aplikasinya
 
Pengantar Teori Perilaku Konsumen
Pengantar Teori Perilaku KonsumenPengantar Teori Perilaku Konsumen
Pengantar Teori Perilaku Konsumen
 
Ordinal
OrdinalOrdinal
Ordinal
 
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
 
Perilku konsumen
Perilku konsumenPerilku konsumen
Perilku konsumen
 
indifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachindifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approach
 
Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen Materi perilaku konsumen dan produsen
Materi perilaku konsumen dan produsen
 
Makalah kardinal
Makalah kardinalMakalah kardinal
Makalah kardinal
 
Compilation micro
Compilation microCompilation micro
Compilation micro
 
Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)Teori perilaku konsumen (ordinal)
Teori perilaku konsumen (ordinal)
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
 
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
 Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
 
Chap 4 teori perilaku individu
Chap 4 teori perilaku individuChap 4 teori perilaku individu
Chap 4 teori perilaku individu
 

Similar to Pengertian Produksi

tugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxtugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxRiskaintan3
 
Tugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfTugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfRiskaintan3
 
TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptxTEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptxIrfanFauzi83
 
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptxTUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptxIqbal369541
 
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.pptAnugeraDewangga
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfPPGhybrid3
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfCelineAmanda1
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat pengunaSukhairi Husain
 
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdfIstnaPutri
 
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptteori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptAruel Gtl
 
Microeconomy compilation
Microeconomy compilationMicroeconomy compilation
Microeconomy compilationThalia Frederik
 
Teori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumenTeori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumenFreddy Then
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxCellaJayadi
 

Similar to Pengertian Produksi (20)

tugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptxtugas_akhir_mikro[1].pptx
tugas_akhir_mikro[1].pptx
 
Tugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdfTugas Akhir Mikro.pdf
Tugas Akhir Mikro.pdf
 
TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptxTEORI EKONOMI MIKRO.pptx
TEORI EKONOMI MIKRO.pptx
 
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptxTUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
TUGAS SLIDESAHRE MIKRO FINISH.pptx
 
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
7. Teori-perilaku-konsumen.ppt
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdf
 
Manajerial bab vii
Manajerial bab viiManajerial bab vii
Manajerial bab vii
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
 
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptxKESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
 
PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
PRILAKU  KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptxPRILAKU  KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
 
feb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdffeb 212.doc modul 07-1.pdf
feb 212.doc modul 07-1.pdf
 
Tugas presentasi ekonomi kelompok 1
Tugas presentasi ekonomi kelompok 1Tugas presentasi ekonomi kelompok 1
Tugas presentasi ekonomi kelompok 1
 
Ecn 2013 teori gelagat penguna
Ecn 2013   teori gelagat pengunaEcn 2013   teori gelagat penguna
Ecn 2013 teori gelagat penguna
 
Soal ekonomi mikro(1)
Soal ekonomi mikro(1)Soal ekonomi mikro(1)
Soal ekonomi mikro(1)
 
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
 
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.pptteori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
teori_konsumsi_makro_ekonomi.ppt
 
Microeconomy compilation
Microeconomy compilationMicroeconomy compilation
Microeconomy compilation
 
Teori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumenTeori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumen
 
Pengantar teori perilaku konsumen
Pengantar teori perilaku konsumenPengantar teori perilaku konsumen
Pengantar teori perilaku konsumen
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
 

Pengertian Produksi

  • 1. -ANGGI ANDRIAN -ARI WIBOWO -EVITA FEBRIANTI -TRI RAMADONI KELAS : X IIS ‘3’ PELAJARAN : EKONOMI TANGGAL : 16/11/2014
  • 2.
  • 3. A.Pengertian dalam arti sempit Produksi dalam arti sempit sering diartikan sebagai kegiatan untuk menghasilkan atau menciptakan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan. Contoh: 1) petani yang menghasilkan padi dari sawah yang dimiliki. 2) petertnak ayam yang menghasilkan telur dan daging. B. Pengertian dalam arti luas Didalam kenyataannya kegiatan produksi tidaklah hanya menghasilkan atau menciptakan tetapi juga ada penambahan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang. Dengan demikian, produksi dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang /jasa utuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Perodusen adalah orang yang melakukan produksi untuk melakukan produksi seorang produsen harus memerhatikan tiga hal, yaitu what (apa saja barang yang akan diproduksi), how (bagaimana cara memroduksi barang tersebut, for whom (untuk siapa barang produksi).
  • 4. Produksi barang atau jasa yang dilakukan produsen memiliki empat tujuan yaitu sebagai berikut : a. Menghasilkan barang atau jasa b. Mendapatkan keuntungan c. Mengganti barang yang rusak d. Mencapai kemakmuran Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang. Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi: 1. menghasilkan barang atau jasa. 2. meningkatkan nilai guna barang atau jasa. 3. meningkatkan kemakmuran masyarakat. 4. meningkatkan keuntungan. 5. memperluas lapangan usaha. 6. menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
  • 5. Barang dan jasa mempunyai nilai guna atau manfaat apabila dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia. a. Nilai pakai, yaitu kemampuan suatu barang untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Nilai pakai subjektif, yaitu nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya cangkul bagi petani, gergaji bagi tukang kayu. 2. Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan suatu barang secara umum untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia, misal : pakaian, rumah, dan sepeda. b. Nilai tukar yaitu kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang atau jasa lain. Nilai tukar dapat dibedakan antara lain sebagai berikut. 1) Nilai tukar subjetif, yaitu nilai tukar suatu barang menurut sudut pandang pemiliknya, misal beras ditukar dengan apel. 2) Nilai tukar objektif, yaitu nilai tukar suatu barang yang berlaku secara umum berdasarkan barnag itu sendiri, misal sepeda motor dan televise.
  • 6. Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Kegunaan atau nilai guna suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini : 1. Nilai guna total (total utility) adlaah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan. 2. Nilai guna maksimal (marginal utility) adlaah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya. 3. Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.
  • 7. Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan : Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh. Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa : konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.
  • 8. Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada dalam keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Gambar di bawah ini menunjukkan (a) kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan (b) sekumpulan kurva indiferen atau sering dinamakan peta indiferen (indifference map). Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X, sedang I1, I2 dan I3 menunjukkan kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram dua dimensi ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih dari dua jenis barang dapat digunakan metode lain , seperti metode matematis atau ekonometrika. Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama. Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya , berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang Y . Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion), yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain. Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map, makin jauh dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva indiferen I3 > I2 > I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari I2 dan I1, dan kepuasan yang diterima konsumen di I2 lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva indiferen I1. Berdasarkan dua gambar di atas dapat ditentukan ciri-ciri kurva.
  • 9. Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut : kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa bila konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu vertikal dan sejajar sumbu horizontal 1.Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama. 2.Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas. Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan kurva berikut ini Berpotongan Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan dengan kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C, demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen berbeda.
  • 10. 1. Pendapatan Semakin besar pendapatan maka jumlah konsumsi cenderung semakin besar. Rumus antara pendapatan dan konsumsi. Keterangan : Y = pendapatan C = konsumsi S = tabungan Sedangkan kecenderungan menambahkan konsumsi yang dikarenakan adanyan tambahan pendapatan (MPC = Marginal Propencity to Consume) dapat dirumuskan : Keterangan : Δ C = Perubahan jumlah konsumsi Δ Y = Perubahan pendapatan Dan kecenderungan menambah tabungan dikarenakan adanya tambahan pendapatan (Marginal Propencity to Save) dirumuskan : Keterangan : Δ S = Perubahan tabungan Δ T = Perubahan pendapatan Antara MPC dan MPS diperoleh hubungan berikut. Hubungan pendapat dan konsumsi menurut Engel’s adalah sebagai berikut : “Semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan itu digunakan untuk mengonsumsi barang pokok dan semakin meningkat bagian pengeluaran untuk konsumsi barang mental”. Pernyataan ini dikenal dengan istilah Engel’s Low, 2. Harga Barang dan Jasa Secara normal jika harga naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun dan jika harga barang turun makan permintaan barang tersbeut akan naik, kecuali barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok. 3. Kebiasaan Konsumen Perilaku konsumtif seseorang yang mempunyai kebiasaan belanja secara berlebihan yang belum tentu diperlukannya akan meningkatkan gejala konsumerisme di masyarakat. 4. Adat Istiadat Pada acara tertentu yang merupakan adapt istiadat orang di suatu daerah akan membutuhkan barang-barang tertentu yang mungkin tidak sama di tiap-tiap daerah. 5. Barang Substitusi Jika harga suatu barang naik, maka banyak konsumen akan beralih ke barang subsitusi untuk memenuhi kebutuhannya.
  • 11. Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional. A. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi. Dasar pertimbangannya sebagai berikut : 1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal. 2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan. 3) Kualitas barang terjamin. 4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan. B. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut. 1) Membeli barang karena merek terkenal. 2) Membeli barang karena ada bonusnya.
  • 12.
  • 13. Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Jenis produksi dapat dibedakan sebagai berikut : A. Produksi Barang : Produksi barang dapat dibedakan atas produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang konsumsi merupakan barang siap untuk dikonsumsi, sedangkan barang modal merupakan barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang baru. B. Produksi Jasa : Produksi jasa dapat dibedakan atas jasa langsung dapat memenuhi kebutuhan dan jasa tidak langsung memenuhi kebutuhan, contoh jasa langsung adalah dokter, bengkel, dan guru, sedangkan contoh jasa tidak langsung adalah perbankan dan perdagangan.
  • 14. Tujuan produksi antara lain sebagai berikut: A. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen. B. Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. C. Menghasilkan barang setenagh jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya. D. Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat. E. Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran. F. Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara. G. Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.
  • 15. Faktor produksi adlaah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa jenis-jenis faktor produksi antara lain sebagia berikut : a. Alam (natural resources) b. Tenaga kerja (labour) c. Modal (capital) d. Keahlian (skill) atau sumber daya penguasa Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan modal dan keahlian disebut faktor produksi turunan. 1. Faktor Produksi Alam Faktor produksi alam adalah semua kekayaan yang tersedia di alam yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi asli terdiri dari berikut ini : a. Tanah b. Air c. Udara d. Barang tambang
  • 16. Faktor produksi tenaga kerja adalah faktor produksi insani yang secara langsung atua tidak menjalankan kegiatan produksi. Tenaga kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas dan sifat kerjanya : A. Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja 1) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memenuhi keahlian di bidangnya, contohnya dokter dan akuntan. 2) Tenaga kerja terampilm yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau keahlian di bidang tertentu sehingga terampil di bidangnya, contohnya montir, sopir dan tukang las. 3) Tenaga kerja tidak terdirik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan, misal tukang sapu. B. Tenaga kerja menurut sifat kerja 1) Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran rasa dan karsa, misal guru, konsultan dan pengacara. 2) Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fiisk dalam kegiatan produksi, misalnya pengayuh becak dan kuli pasar.
  • 17. Faktor produksi modal adalah benda-benda hasil produksi yang digunakan untuk proses barang dan jasa lain. Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, berikutnya didasarkan pemilikan dan berdasarkan sifatnya : A. Pembagian modal atas dasar sumber 1) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, misal setoran modal dari pemilik. 2) Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan, misal pinjaman dari bank atau hasil penjualan obligasi. B. Pembagian modal atau dasar bentuk 1) Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi, misal mesin, gedung, mobil dan peralatan. 2) Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan, contoh hak paten, hak merek. C. Pembagian modal atas dasar pemilikan 1) Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya, misal sewa rumah, bunga tabungan. 2) Modal masyarakat (umum), yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi misal pelabuhan, pasar, rumah sakit umum. D. Pembagian modal menurut sifat 1) Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang, misal mesin, bangunan pabrik. 2) Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misal bahan baku.
  • 18. Teori perilaku produsen mempelajari bagaimana seorang produsen memilih kombinasi faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan sejumlah barang (produk) dan jasa dengan biaya serendah-rendahnya. Jagung yang dihasilkan sebesar 2.000 kg, kemudian pada penggunaan 2 orang tenaga kerja jagung yang dihasilkan meningkat menjadi 2.500 kg, msekamkin banyak te naga kerja yang digunakan produksi jagung dihasilkan juga semakin meningkat. Namun kondisi ini tidak berlangsung terus. Pada saat jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak 9 orang produksi jagung sudah maksimal, ketika tenaga kerja ditambah menjadi 10 orang jagung yang dihasilkan justru menurun sebesar 50 kg. hubung ini dapt dilihat dari grafik berikut ini. Bila dihitung produk marginal dari tenaga kerja pertam sampai tenaga kerja ke-9, kemudian diplat masing-masing produksi tersebut, maka akan diperoleh karya produk marginal seperti gambar berikut. Menurut nilai marginal utility inilah yang menunjukkan berlakunya The Law of Diminishing Marginal Utility.
  • 19. Pelaku ekonomi dapat dibedakanmenjadi 4 kelompok antara lain sebagai berikut : a. Rumah tangga keluar b. Perusahaan c. Pemerintah d. Masyarakat luar negeri
  • 20. Rumah tangga keluarga adalha asuatu rumah tangga yang menggunakan pendaptan atau kekayaan dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan rumah tangga meliputi berikut ini : a. Memiliki dan menyediakan faktor produksi. b. Memperoleh imbalan balas jasa atas penyerahan faktor produksi yang berupa sewa, upah, bunga dan laba. 1) Sewa (rent) adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah menyewakan tanahnya kepada pihak lain, misal perusahaan. 2) Upah adalah balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan tenaganya untuk bekerja pada perusahaan dalam produksi. 3) Bunga adalah balas jasa yang diteirma dari perusahaan karena telah menggunakan sejumlah dana untuk modal usaha persuaahan dalam kegaitan produksi. 4) Laba (provit) adalah balas jasa yang diterima karena telah mengorbankan tenaga dan pikirannya mengelola perusahaan, sehingga kegiatan ekonomi dapat terlaksana.
  • 21. Perusahan adalah rumah tangga ekonomi yang memenuhi kebutuhan dengan cara menghasilkan barang-barang dan jasa atau melakukan kegiatan produksi. Peranan perusahaan dalam kegiatan ekonomi : A. Sebagai produsen yaitu dengan menghasilkan barang dan jasa yang di butuhkan oleh rumah tangga, keluarga, pemeirntah bahkan masyarakat luar negeri. B. Sebagai distributor yaitu sebagai penyalur barang dalam rangka melayani kepentingan konsumen agar barang yang dibutuhkan tepat waktu dan tepat sasaran. C. Sebagai agen pembangunan, kegiatan perusahaan ini ditujukan untuk meningkatkan produksi melalui penelitian dan pengembangan.
  • 22. Pemerintah adalah pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan mengatur kehidupan ekonomi baik konsumen, produsen, dan distribusi agar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. Peranan pemerintah dalam kegiatan perekonomian antara lain sebagai berikut : A. Pengaruh sebagai pengatur Pengaturan kegaitan ekonomi oleh pemerinah dapt ditempuh melalui peraturan perundang-undangan disertai tindakan nyata. B. Pemerintah sebagai pengontrol Sebagai pengontrol kegiatan ekonomi pemerintah mempunyai bank sentral yang berfungsi mengawasi lalu lintas keuangan. C. Pemerintah sebagai pengusaha Pemerintah memiliki alat pemaksa bagi terselenggaranya ketertiban dalam masyarakat. Pemerintah menitikan alat pengadian bagi terselenggaranya keadilan bagi seluruh rakyat. D. Pemerintah sebagai konsumen 1) Pemerintah dapat bertindak sebagai produsen untuk menghasilkan barang dan jasa yang menyangkut kepentingan orang banyak. Kegiatan ini dilakukan melalui BUMN dan BUMD. 2) Pemerintah bertindak sebagai investor dimana pemerintah sebagai penanam modal baik seluruhnya atua sebagian pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
  • 23. isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoquant memiliki cirri-ciri sama dengan kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen. Kurva isoquant menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama Contoh: COMBINATIONS UNITS OF CAPITAL UNITS OF LABOUR TOTAL OUTPUT A 50 1 1500 B 45 2 1500 C 41 3 1500 D 38 4 1500
  • 24. Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori prilaku konsumen. Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama. Contoh : Combinations Units of Capital Units of Labour Total expenditure Price = 150 Price = 100 A 8 0 1200 B 6 3 1200 C 4 6 1200 D 2 9 1200 E 0 12 1200