SlideShare a Scribd company logo
1 of 143
TEORI EKONOMI MIKRO
NAMA KELOMPOK
FAISAL RESTU ARDIANSYAH 1231900217
STEPHANYA GRACELA MENO 1231900189
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit sardjono, M.Ec
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DAFTAR ISI :
PERILAKU KONSUMEN..........................................................................................S3-S24
PERILAKU PRODUSEN............................................................................................S25-S52
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA.....................S52-S67
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK.............S68-S78
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLI......................S79-S109
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI......................S110-S142
INDIFFERENCE CURVE
PROPERT INDIFFERENCE CURVE
Ada tiga kelemahan pada CardinalistApproach, yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatann cardinal ini adalah asumsi yang
keliru (doubtfull). Pendekatan ini beraggapan bahwa kepuasan konsumen
mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numeric.
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidal realistis
karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan
berubah.
3. Aggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis
saja.Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan
ordinal ini menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak diukur dengan numeric
tetapi bisa di ungkatapkan secara ordinal Cara kedua ini tingkat utiity diukur
melalui ordinal atau ranking.Akan tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara
pasti.
Asumsi dalam Pendekatan Indifference Curve
a. Kosumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminish
marginal utility)
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beebrapa komoditi.
f. Consistency and transitity of choice
B.Kurva IC Menunjukan Berlakunya Hukum Diminishin
Marginal rate of subtitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukan jika konsumen menghendaki barang
X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah
terstentu. Inilah yang disebut Marginal Rate Of Subtitution.
Dari tabel diatas dapat di samping kurva seperti dibawah: KOMBINASI JUMLAH
BARANG X
JUMLAH
BARANG Y
A 2 10
B 4 6
C 7 4
D 12 2
dari gambar diatas menunjukan konsumen mengonsumsi kombinasiA, B, C, dan D akan
memberikan kepuasan (utility) yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut terletak
pada satu IC yang sama.
C. Sifat-Sifat Indifference Curve
a. Berlakuknya hukum diminishingrate of return, yaitu jika kita menambah jumlah
barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang
Y yang ditambahkan maka barang X yang ada akan dikurangi. Pengangguran itu
semakin lama semakin berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
Keterangan:
Kalau bergerak dari arah titik A menujutitik B berarti pada awalnya konsumen lebih
banyak mempunyai barang Y. Jika konsumen ingin mendapatkan tambahan X
maka konsumen harus bersedia untuk melepas barang Y lebih besar dari barang X
yang diperlukan. Bila proses ini berjalan terus sampai titik B maka konsumen
memperoleh barang X lebih banyak dari Y. semakin sedikit barang yang dipunyai
konsumen maka semakin sedikit kesediaan untuk melepaskan barang Y tersebut
guna mendapatkan tambahan barang X.
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan
berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva dan IC2
ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang
berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi.
Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik yang memberikan utilitas lebih
tinggi. 0 menunjukkan IC memberikan utilitas lebih tinggi seperti gambar dibawah.
D. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin
Jauh dari Titik Origin Utilitasnya Semakin
Besar
• Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titikB. Hal ini
disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitassama dengan
kombinasi di titik C. Hal ini disebabkanterletak pada IC1. Dengandemikian, dapat
dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasiyang ada di titik C.
Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik
• B tidak akansama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang
berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan seperti gambar
di bawah.
E. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
KENDALAANGGARAN (BUDGET CONTRAINT)
• Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apa pun, tetapi
mereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka
konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala
pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL). Jika barang
yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis sebagai
berikut:
BPX (X) + Py.Y
Keterangan
B = Anggaran
PX = Tingkat Harga X
Py = Tingkat Harga Y
Cara membuat garis angaran (budget line) tersebut diatas menghubungkan dua titik
kombinasi ekstrem antara barang X dan Y.Kombinasi ekstere ialah kobinasi yang
terjadi bila pendapatan konsumen seluruhnya dibelikan dengan barang X berarti
barang Y=0 dan bila pendapatan konsumen dibelikan seluruhnyabarang Y berarti
barang X = 0
Contoh:
• Pendapatan konsumen sebesar $ 100. Penda patan ini akan dipergunakan untuk membeli barang
Y dimana harga X $ 2 per unit per unit dan barang Y $ 4 per unit. Jika semua pendapatannya
dibelikan dengan barang, Y unit barang Y. maka ia akan mendapatkan sebanyak 20 unit barang.
Bila pendapatannya seluruhnya dibelikan dengan barang X maka ia akan mendapatkan sejumlah
50 unit barang X. Bila 50 unit barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit barang X dibuat
dalam satu grafik maka garis yang menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut kurva
anggaran (budget line).
3. KESEIMBANGAN KONSUMEN
• Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialahkombinasi yang terletak
bagi konsumen antara curve indifference dengan kurvaeran (budget line), atau apabila yang
seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat.
• Jika dari (A) diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utilistasnya sedangkan dari (B)
diketahui adanya keterbatasan dana, maka pertanyaan nya adalah dengan dana terbatas
berapakah utilitas maksimainya; atau dengan utilitas tertentuberapakah dana minimal yang
diperlukan. Untuk itu dapat diperhatikan Gambar 4.4 IC tertinggi adalah IC terendah.
 Keseimbangan Konsumen yang optimal
• keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengkonsumsi kombinasi
barang yang optimal.
• Dari gambar di atas ada 4 titik (A, B, C, dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasid atas,
kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi di
titik D ini terletak di IC yang paling jauh dari titik origin. Dari adanya 3 kombinasi yang
memberikan utilitas palig tinggi adalah kombinasi yang berada pada titik B. Kombinasi di
titik B ini disebut dengan keseimbangan optimal.
• Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL (garis anggaran) bersinggungan
dengan kurva IC atau
slope BL sama dengan slope IC sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut.
• Slope BL = Slope IC
• Slope IC = MRS = MUy/MUx
• Slope BL = Py/px
• Py/Px = MUy/MUx
• MUy/Py = MUx/Px
• Persamaan di atas menunjukkan tempat keseimbangan, yakni rasio marginal utilty
terhadap harga dan suatu barang adalah sama.
4. PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN
1. Berubahnya salah satu dari harga barang
Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifferencecurve-nya bergeser ke kiri.
Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budetline) dan indifference curve akan bergeser ke kanan.
Hal ini disebabkan jika harganaik jumlah barang X yang dapat dibeli berkurang dan jika harga turun
jumlahbarang X yang dapat dibeli bertambah.
2. Berubahnya pendapatan kosumen
Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibelikonsumen adalah El.
Suatu ketikapendapatan konsumen meningkat. Meningkatnyapendapatan konsumen
menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah, tidak lagi terletak pada
titik EI tetapi berubah pada titik E2. Fenomenaini digambarkan garis anggaran (budget line) dan
indifference curve akan bergeserkiri dan sejajar.
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
• Perubahan Harga pada Barang Normal
Jika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih murah makakonsumen akan membeli barang
X akan dibeli dalam jumlah lebih banyak. Bisajuga dikatakan karena harga barang X lebih murah
konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih banyak dan mengurangi jumlah barang Y.
Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL (budget line/garis angaran) berubahdari BL1 ke
BL2. Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak jika harga barang itu turun
(lebih.murah). perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi (substitution etfect). Efek substitusi dari
gambar di atas diperlihatkanberubahnya kombinasi barang X dan Y yang dikonsumsi konsumen đari titik
E1 keE3 atau sebesar X1-X2.
• Perubahan Harga pada Barang Inferior
•Inferior untuk Gambar 4.15 di bawah ini memperlihatkan dampak perbahan harga pada
barang inferior. Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang
negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke
E3 adalah price efect (efek harga) sebesar X1-X3, perubahan dari kombinasi E3 ke E2
adalah income effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi total efeknya adalah
sebesar E1 ke E2 atau sebesar X1-X2.
5. DERIV
ASI KURV
APERMINTAAN DARI KURV
APCC
• Sesuai hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang
diminta. Jika harga barang X mengalami penurunan sedangkan harga barang Y
tetap, maka BL akan berubah dari BL1 ke BL2 (perubahan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.8). keseimbangan berubah dan titik A ke titik B ke titik
C. dapat ditarik kesimpulan hubungan antara jumlah barang X yang diminta
(diturunkan dan titik A, B, dan C) karena perubahan harga. Hubungan itu tiada
lain adalah kurva permintaan.
• Kurva permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan konsumen untuk
membeli suatu barang pada kendala tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A,
B, C pada kurva BL satu garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price
Consumption curve (FCC), yaitu garıs yang menunjukkan keseimbangan
konsumen karena perubahan tingkat harga, dengan asumsi pendapatan tetap.
Pada saat harga barang X sebesar $ 2 jumlah yang diminta sebesaar OQ1. Harga
barang X turun menjadi $ 1,8 jumlah yang diminta barang X meningkat menjadi
sebesar OQ2. Perhatikan jumlah barang A yang diminta pada grafik di atas dan
bawah besarnya sama. Jika titik El dan E2 dihubungkan membentuk kurva
demand.
6. PENGGAMBARAN KURV
AENGELDARI KURV
ALCC
• Naiknya tingkat pendapatan akan menggeser BL secara paralel dari BL ke BL1 ke BL2 (perubahan
tersebut ditampilkan pada Gambar 4.17). Selanjutnya keseimbangan konsumen bergeser dan titik
D ke titik E lalu ke titik F. Bila titik-titik D, E, F dapat dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang
diperoleh dikenal sebagai Income Consumption Curve (ICC) yang menunjukkan keseimbangan
konsumen karena perubahan tingkat pendapatan selama tingkat harga tetap. Pada gambar bagian
bawah ditunjukkan bahwa titik D, E, F berlaku pada satu tingkat harga barang X, sehingga dapat
dilihat terjadinya perubahan kurva permintaan. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel
yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta. Dalam
Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dari sebagai sumbu horizontal adalah
kuantitas. Jika kita mempergunakan konsep elastisitas, maka Kurva Engel tiada lain
memperhatikan permintaan terhadap pendapatan. Jadi Kurva Engel atau elastisitas permintaan-
pendapatan menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan masyarakat,
yang dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, giffen. Pola ketiga barang tersebut
dapat diperhatikan pada Gambar 4.17.
• Jadi ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik
suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau
kurv Engel dapat diklasifikasikan sebagai barang normal,
inferior, dan giffen. engel mencermati jika barang yang
diminta adalah barang yang mudah rusak maka perubahan
pendapatan tidak akan diikuti dengan jumlah barang yang
diminta. misal pendapatan seseorang naik 10 kali lipat
tidak akan mempengaruhi konsumsi gandum meningkat 10
kali lipat juga. berbeda dengan kebutuhan industri jika
pendapatan seseorang naik maka pembelian elektronik
yang dibeli juga semakin meningkat.
7. BENTUK INDIFFERENCE CURVE
• Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva Indiference Curve adalah nonlinier
turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Menggambarkan
berlakunya hukum diminishing marainal utility. Namun demikian, ada beberapa bentuk
curve indifference yang lain, seperti ditunjukkan pada kurva di bawah ini:
• Kurva indifference yang linier menunjukkan adanya substitusi sempurna
• Kurva Indiference yang Linier menunjukkan adanya Substitusi Sempurna bila
kita perhatikan untuk mendapatkan barang X lebih banyak penggantian barang Y
dan X dengan jumlah yang sama, Barang X dan Y mempunyai subtitusi
sempurna pengurangan barang Y sebesar AC sama dengan penambahan X
sebesar CB.
• Kurva difference curve yang berupa huruf L menunjukan barang komplemen
PERILAKU PRODUSEN
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi
atau suatu proses di mana masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi dalam
pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja,
modal, dan keterampilan). Dalam membahas perilaku produsen anggapan dasar yang digunakan
adalah bahwa tujuan pengusaha hendak mencapai laba yang maksimal.
Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam
proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi.
Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam
proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi.
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan
"jangka pendek" dan "jangka panjang".. Bagi perusahaan jangka pendek dapat
sangat pendek sekali. Umumnya adalah dalam industri di mana sumber-sumber
tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit
jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek. Adanya
kesulitan mengklasifikasi secara general ini menyebabkan teori ekonomi acuan
jangka pendek dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen
dapat mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak. Dalam kurun waktu
satu hari mungkin lebih intensif apabila produsen tetap mengutamakan mesin yang
ada. Dalam kurun waktu satu bulan produsen tersebut akan merasa lebih untung
apabila menyewa tambahan peralatan produksinya, dan dalam kurun waktu satu
tahun akan lebih menguntungkan lagi apabila produsen tersebut membayar sendiri
tambahan peralatan produksi yang baru lagi. Jangka pendek adalah jangka waktu
yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah
beberapa sumber yang digunakan.
5.1. KONSEP JANGKAWAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
5.2. FUNGSI PRODUKSI
Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi
dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan
barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik
antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga.
Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan.
Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien, maka
output perusahaan akan lebih besar. Semakin kurang efisien teknik yang digunakan maka akan
semakin kecil output yang dihasilkan. Kita akan terus memakai anggapan bahwa berapa pun jumlah
biaya yang dikeluarkan perusahaan, teknik yang digunakan haruslah teknik yang paling efisien
Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel
tidak bebas dan faktor produksi merupakan variabel bebas. Secara matematis fungsi produksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Di mana:
Q = Output C = Capital L = Labor B = Bahan Baku S = Skill
Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah udang
yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan dan
obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya. Hubungan antara output dan
input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier.
Bentuk Fungsi Linier:
5.3.ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKAPENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi
diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal
product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja
(labor).AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan
hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MPTP2 - TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP = 0 TP/Ò L
5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di-minishing
Returns)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil
yang Semakin Berkura nng (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka
pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor- faktor produksi lainnya
tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi
variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum
dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1
Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi
sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law
of Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga
disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical
Product. Dalam Gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang
cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika
sumber yang bervariabel (berubah) yang sedikit
digunakan sumber yang tetap (tanah) maka hasilnya
tidak efisien. Dengan menambah sumber variabel terus-
menerus, maka TP akan terus-menerus bertambah sampai
pada titik B. Pada titik B ini Law of Diminishing Returns
mulai bekerja dan penambahan sumber variabel dengan
jumlah yang terus-menerus akan mengakibatkan
pertambahan TP yang semakin berkurang.
Jika kita lihat gambar 5.2 diatas sumbu horizontal
menunjukan faktor produksi tenaga kerja yang digunakan
dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan
jumlah barang yang dihasilkan (Q). Dalam hal ini faktor
produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap.
Dengan tambahan tenaga kerja yang terus- menerus,
mula-mula jumlah produksi meningkat dan biasanya
dengan tambahan yang semakin besar, kemudian
dengan tambahan tenaga kerja berikutnya jumlah
produksi total juga meningkat tetapi dengan tambahan
produksi yang semakin kecil. Akhirnya tambahan jumlah
tenaga kerja selanjutnya akan tetap meningkatkan jumlah
produksi tetapi sampai pada jumlah tenaga kerja tertentu,
produksi total akan mencapai maksimum; yang berarti
pada tambahan tenaga kerja berikutnya justru akan
menurunkan jumlah produksi total (TP).
5.3.2. Hubungan antara TP,AP, dan MP
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi
bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu
kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara
terus-menerus.
Kesimpulan dari hubungan MP danAP adalah:
1. JikaAP semakin bertambah maka MP >AP.
2. JikaAP maximum maka MPP =AP.
3. JikaAP semakin berkurang, maka MP <AP.
5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal
itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.
Pada Gambar 5.1 kita membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau
tahap, yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal
hinggaAP yang maximal. Tahap II dimulai dariAP maximal hingga MP-nya sama
dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun.
Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat
produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP
bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage
(tahap) ini TP juga bertambah.
Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat
produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama
dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan
TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus
bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai
menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah
tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor.
Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
PRODUKSI JANGKAPANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor
produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa
yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
1. Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi
teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output
tertentu".
Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu
horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal
menunjukkan faktor capital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan
kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit.
2. Sifat dari Kurva Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang
lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal
menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi
barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling
bersinggungan.
Keterangan:
Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini dikarenakan jika faktor produksi yang satu dikurangi maka
faktor produksi lainnya harus ditambah. Apabila faktor produksi itu dapa saling
menggantikan secara teknis maka jika sesuatu faktor digunakan dalam jumlah lebih kecil maka faktor lainnya
harus ditambahkan. Tingkat saling menggantikannya ini tergantung dari technical substittability dari satu faktor
menggantikan faktor lainnya dalam proses produksi. Misalkan, labor dapat menggantikan kapital dan kapital
dapat menggantikan labor. Namun, dalam suatu proses produksi harus ada minimal labor dan minimal kapital.
Tidak mungkin proses produksi itu hanya menggunakan faktor produksi labor saja atau kapital saja. Oleh karena itu,
diperlihatkan bentuk kurva IQ yang nonlinier dan di kedua ujungnya ada titik belok ke atas. Kurva IQberbentuk
cembung terhadap titik nol menggambarkan tingkat marjinal penggantian teknis yangsemakin
menurun. Menurunnya tingkat penggantian ini menggambarkan tenaga kerja yang menggunakan suatu faktor produksi
yang semakin banyak semakin terampil. Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan berbagai kombinasi
kapital dan labor. Bisa dengan kombinasi A, B, C, atau D. Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan labor
sebanyak OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital sebanyak OK2 dan labor sebanyak OL2.Perhatikan dari
kombinasi B beralih ke kombinasi C. Kapital dikurangi tetapi konsekuensinya jumlah labor harus ditambah. Demikian
sebaliknya dari kombinasi C ke kombinasi B, jika menambah kapital maka konsekuensinya jumlah labor harus
ditambah.Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada guna memproduksi 100 unit. Sedang titik D adalahtitik minimum
kapital yang harus ada guna memproduksi 100 unit. Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi dibicarakan.
Apabila dua isoquant berpotongan maka titik potong itu berarti ada dua jumlah produk yang berbeda dapat dihasilkan dengan
kombinasi faktor produksi yang sama. Hal ini tidaklah mungkin, sekalipun perusahaan itu menggunakan teknik produksi yang
paling efisen.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh
tambahan faktor Y sehingga
tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C=-AK/AL
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K
dan
L-nya: K1/L1 > K2/L2 proses
produksinya capital intensif.
K1/L1 < K2/L2 proses
produksinya labor intensif.
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital
dan labor adalah sempurna. Substitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam
dunia nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam suatu proses produksi tidak mungkin
hanya dilakukan labor saja atau kapital saja. Dalam proses produksi mesti ada minimal
kapital dan ada minimal labor.
Bentuk Isoquant yang Input output
Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input
kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja.
Setelah itu tidak terjadi substitusi. Sebagai contoh, di suatu perusahan yang sudah menggunakan
peralatan yang modern, dibutuhkan sedikit operator mesin saja. Demikian sebaliknya, pada
usaha kerajinan yang membutuhkan peralatan minimal saja.
5.4.2. Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah:
"Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor
produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu.
"Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu
dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu."
2. Gambar Kurva Isocost
Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah
Pl dan besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan
kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit.
Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak M/PI unit. Jika
kedua titik itu
dihubungkan maka akan mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis Isocost".
Slope kurva Isocost adalah
=M/Pk: M/PI=M/Pk x PI/M = Pl/Pk
Sedang Fungsi TC = PIL + PK K
3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. Harga
faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. Jumlah
modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor Turun atau Naik sedang
Lainnya Tetap
Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergesar
ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan jika harga labor
bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke kiri dari KL2
menjadi KL3.
b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital Turun atau Naik sedang
Lainnya Tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan
jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L.
c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal
(Dana)
Berubah Berkurang atau Bertambah
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost
bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika harga
kapital bertambah mahal maka kurva isocost
bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
5.4.3. Ekuilibrium Produsen
Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk menjelaskannya membutuhkan
dua alat pokok, yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant. Ekuillbrium produsen
bisa diartikansebagai "suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum
dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor- faktor
produksinya". Artinya, apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka
keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau
dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil. Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi
yang optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah anggaran tertentu dapat menghasilkan
jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi faktor
produksi yang paling rendah biayanya (least cost combination). Keadaan dan jumlah produksi
yang optimum itu digambarkan pada Gambar 5.5. Kombinasi yang lain misalnya pada titik B
tidak akan dipili, karena titik Bada di luar garis anggaran perusahaan (iso-biaya), yang berarti
bahwa walaupun titik B menunjukkan jumlah produksi yang lebih tinggi, tetapi anggaran
perusahaan tidak cukup untuk membiayainya. Demikian pula pada kombinasi C, tampak bahwa
besarnya anggaran pada kombinasi C dan kombinasi A sama tingginya, hanya saja kombinasi C
memberikan jumlah produksi yang lebih rendah karena terletak pada kurva isoproduk O yang
lebih rendah daripada kurva isopoduk 1 di mana titikAberada.
Dari gambar di bawah, ada tiga IQ. Isoquant yang paling jauh dari titik origin menunjukkan
gambaran jumlah produksi yang paling banyak. Terdapat 4 kombinasi faktor produksi, yaitu
kombinasi A, B, C, dan D. Kombinasi yang menghasilkan produksi paling besar adalah
kombinasi B karena mampu menghasilkan 300 unit. Namun, untuk menggunakan kombinasi ini
perusahaan kekurangan modal. Perusahaan hanya mampu membeli kombinasi labor dan kapital
A, D, dan C. Jika perusahaan menggunakan kombinasi A dan D dikatakan perusahaan itu kurang
efisien karena dengan jumlah dana yang ada sebetulnya bisa membeli kombinasi yang lebih
besar, yaitu kombinasi C. Dengan menggunakan kombinasi C ini perusahaan dapat
berproduksi sebesar 200 unit. Bandingkan jika menggunakan kombinasi A dan D hanya
menghasilkan produksi sebanyak 100 unit.
Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan produksi yang optimum di mana
pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Dengan demikian, posisi
keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan
kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi:
MRTS = Slope Iso Quant
MPI/MPK = - PI/Pk
Pl. MPk = Pk. MPI
Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl. PC maka hasil:
Untuk memudahkan pemahaman dengan keseimbangan
produsen kita bisa mencermati contoh-contoh dengan
perhitungan numerik seperti di bawah ini:
5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost
combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Jadi produsen
yang mempunyai uang yang akan digunakan untuk ongkos produksi yang semakin lama
semakin besar dan ingin memperluas produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling
kecil dia harus mengombinasikan penggunaan input-input L dan K pada titik-titik garis
expantion path.
Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi E1-E2-E3 adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang
karena perusahaan mengubah-ubah jumlah semua masukan atau faktor produksi, yaitu faktor
produksi L dan faktor produksi K.
5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital
dan Q adalah output maka:
L+C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
= al+aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b> a; (2)
b = a;
dan (3) b < a.
Apabila terjadi:
b> a disebut dengan increasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan
20%
maka output akan meningkat sebesar 30%.
b = a disebut dengan cosntant return to scale.
Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20%
b< a disebut dengan decreasing return to scale Misalkan input labor dan kapital
ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%.
Increasing return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari
2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali
lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi
meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas
diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari
2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali
lipat output meningkat tidak menjadi 200 unit tetapi meningkat
kurang dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
5.4.6. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line)
Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant di
mana antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan.
Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan tingkat output yang
semakin besar. Dalam memproduksi suatu tingkat output ada batas dalam memilih
kombinasi input labor atau kapital. Dengan mempertimbangkan peta isoquant pada
gambar di bawah kita dapat membaca sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan
menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1
minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada 1Q2 di titik L2 yang
menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan minimal kapital.
Pada 1Q3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik-titik
K1, K2, dan K3 juga titik-titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk gambar bagai
ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut "daerah relevant". Relevan
menggunakan input labor dan kapital.
Pada IQ1 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak
antara garis rentang K1 L1. Pada 1Q2 kombinasi labor dan kapital yang - ekonomis adalah
kombinasi yang terletak antara garis rentang K2 L2. Pada 1Q3 kombinasi labor dan kapital yang
ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K3- L3. Bagaimana jika
kombinasi yang digunakan di luar daerah relevan? Jawabnya,kombinasi itu menjadi tidak
ekonomis karena jika satu faktor ditambah (labor atau kapital) bukannya faktor lain dikurangi
tetapi justru juga akan bertambah.
Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang mnemungkinkan bagi produsen
untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant. Jadi apabila
produsen masih berproduksi di luar relevant range (daerah relevan) maka titik produksi itu
terletak di daerah yang tidak relevan (irrelevant, range). Garis batas yang membatasi antara
daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line. Ada dua macam
ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line bawah.
5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan
semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost
dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan
ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources
combinations. Perbedaan Gambar 5.7 dan 5.8 adalah kalau Gambar 5.7 ridge-line hanya
menunjukkan berbagai kombinasi faktor produksi mana yang efisien. Sedangkan Gambar 5.8
menunjukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos terkecil.
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak
penjualdan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi hargapasar. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di
pasar, harga akan tetap. harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar
dengan sumbuhorizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian,
masing-masing penjual dipasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau
disebut price taker.
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
• Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
• Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.
• Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
• Informasi terhadap pasar sempurna.
1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak
Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing-masingpembeli maupun penjual tidak
dapat memengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwaharga barang akan tetap karena masing-masing penjual
hanya merupakan bagianyang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar. Penjual dan
pembelisangat banyak artinya lebih dari satu orang; mungkin seribu orang atau lebih.2.
2.Barang yang Diperjualbelikan Homogen/ldentik
jenis barang yang diperjual belikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik). Barang
homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual
merupakansubstitusi yang sempurna dengan hasil produksi penjual yang lain. Jadi pembelimembeli barang
dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan barang yangsama.
3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah
Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk
atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada
suatu hambatan.
4.Informasi terhadap Pasar SempurnaTerdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang
mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segeramengetahuinya. Demikian juga
jika ada produsen/penjual yang mengetahui adabahan baku yang harganya lebih murah maka
produsen/penjual yang lain jugasegera mengetahuinya. Baik penjual maupun pembeli mempunyai
pengetahuanyang lengkap. Artinya, apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru,maka
dengan mudah produsen yang lain mengikutinya.
sebagai akibat ciri-ciri tersebut maka Kurva permintaan itu yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barangyang diminta dan tingkat harga
tampak horizontal pada Gambar 8.1.
perhatikan tabel di atas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat
memengaruhi harga barang per satuan, makakurva penerimaan total akan bersifat linier,
berbentuk garis lurus, mulai dari titikasal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P
,
AR, dan MR mempunyainilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika
digambarkan ke tigakurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
• Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga danjumlah produk yang
diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidanmenetapkan harga dan jumlah produk
dengan MR = MC dengan syarat informaslpasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat
centainty (bisa diperhitungkan).Sedang kaidah MC= MR dikarenakan MR adalah turunan pertama
dari fungsi TR danMC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan
pertamadari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
1. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA YANG MEMPEROLEH
LABA
Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba maksimal
adalahsebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1.
Sedang besarnyaTC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR – TC) adalah sebesar
P1P2LK. Besarnya ACsebesar OP2 dan laba per unit P1P2.Harga dan jumlah
yang diproduksiyang menjamin laba maksimaladalah sebesar
P= OP1 dan Q= 0Q1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Dari gambar di samping terlihat, harga yang
menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah
OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1Total rugi (TR- TC) adalah sebesar
P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per
unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi
manimal adalah Sebesar
P = OP2 dan Q = 0Q1
Gambar 8.4 Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna yang memperoleh
kerugian
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Normal Profit(Break Even Income)
Dari gambar di samping terlihat harga yang
menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besarnya TC adalah
OP1KQ1Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1.
Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna seperti gambar di atas, untuk
mendapatkan laba normal perusahaan harus
bekerja yang paling efisienTerlihat besarnya AC yang
paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami
oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang
lain
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal
adalah sebesar
P = OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
Gambar 8.5 Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna yang memperoleh laba
normal
8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan
permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup
waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalamitiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian
Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang mengalami laba
supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa dilihat pada Gambar 8.3, 8.4, dan 8.5.
Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk
memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugiAkan tetapi, posisi ekuilibrium
yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil
penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. Dikarenakan kerugian sebesar
AFC, baik perusahaan tutup usaha maupun melanjutkan usaha kondisinya akan sama
saja. Akan berbeda jika penerimaan penjualan sudah tidak bisa menutup AFC. Pada
kondisi ini perusahaan sebaiknya tutup usaha. Jika tutup usaha perusahaan masih juga
membayar AFC-nyaJika tidak tutup usaha perusahaan juga mengalami kerugian sebesar
AFC-nya tetapi masih mempunyai kemungkinan terjadinya perubahan demand terhadap
produk yang diperjualbelikan. Saat ini ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC, dan di
atas SAVC. Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh
kelebihan P1 atasAVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup
Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha
dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KLTitik ini disebut
shortdown point. Hal ini dapat dilihat dengan gambar sebagai berikut:
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka PanjangMaksud jangka panjang adalah jangka
waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk
dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan
baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan
permintaan barang.
Gambar 8.6 Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna yang memperoleh
kerugian
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna
dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang
perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even)Mengapa jika
ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong perusahaan baru masuk dalam pasar (ingat
informasi pasar sempurna dan tidak adanya hambatan untuk masuk pasar)? Masuknya perusahaan
baru akan menambah jumlah produksi (supply meningkat)Bertambahnya jumlah produksi (supply
lebih besar dari demand) akan menyebabkan harga jual turun.
Dalam jangka panjang mendorong perusahan-perusahaan baru masuk ke dalam pasar dan
perusahaan- perusahaan yang ada ingin menambah produksinya. Sebaliknya, kalau dalam jangka
pendek terjadi kerugian, mendorong perusahaan- perusahaan mengurangi produksi atau
mendorong keluarnya perusahaan- perusahaan dari pasar.
Tambahnya kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahan baru mengakibatkan
bergesemya kurva Supply ke kanan dan harga akan turun. Apabila turunnya harga ini sudah
sampai pada P = LAC maka tiap- tiap perusahaan hanya akan menerima keuntungan normal saja.
Berarti tidak ada dorongan lagi bagi perusahaan untuk menaikkan produksinya maupun
masuknya perusahaan- perusahaan baru ke dalam industri
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan
memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum.
Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan
"Marginal Firm/Marginal or Profitability"artinya apabila harga turun sedikit saja
perusahaan akan segera keluar dari pasar
Gambar 8.7 Perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna
dalam jangka panjang yang
memperoleh laba normal
8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam
Pasar Persaingan Sempurna
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumenProduk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan
harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak
ada inovasiAntara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identikProduk yang
homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing
konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang
berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan
harus bekerja seefisien mungkinJika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing,
dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya hargaMudahnya
perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurnaPersaingan yang ketat
dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi efisen dan konsumen dapat
memperoleh barang dengan harga yang kompetitif
PENENTUAN HARGA PADA PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
9.1 BENTUK PASAR PERSAINGANMONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yangterdapat banyak penjual dan masing-
masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk Pasar persaingan
monopolistik adalah pasar yangterdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk Deferensiasi produk atau product
differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi
berbeda.
Terdapat dua unsur model pasar persainganmonopoli
• Pertama, terdapat unsur monopoli karenajenis barang tersebut memang hanya satu
macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun
mendekati horizontal.
• Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak
sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyaipengaruh yang
berarti terhadap penjual lainnya.
Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produkpenjual tertentu
dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaanyang dihadapi oleh seorang
penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkanpenjual sedikit banyak dapat mengendalikan
harga produknya.
Kurva permintaan sangat elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia
bagi produknya. Pembedaan produk membuat unit produk yang dijual oleh seorang penjual tidak
sama dengan unit produk penjual lain. Tak ada harga tunggal yang berlaku untuk produk yang
dibedakan dalam seluruh industri. Penjual yang berlainan akan menerima harga yang berlainan
tergantung pada penilaian konsumen mengenai mutu berbagaiproduk yang dibedakan.
Pada pasar persaingan monopoli barang heterogen sehingga semua produsen tidak menetapkan harga
yang sama, beda dengan pasar persaingan sempurna dimana barang adalah homogen maka semua
produsen akan menetapkan harga barang yang sama. oleh karena itu jika tidak ada dua perusahaan
yang menjual barang yang sama maka harga harga tidak akan sama dalam satu industri/pasar
Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan perusahaan -perusahaan baru ke dalam
industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup.dalam jangka panjang ada perusahaan- perusahaan dalam persaingan
Apabila mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya perusahaan-perusahaan lain Untuk
masuk ke dalam industri/pasar perusahaan- perusahaan harus menambah kapasitas produksinya. Apabila semua
barang merupakan substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi-bagikan di antara perusahaan yang ada.
kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke kiri, dengan adanya produk deferensiasi yang semakin
besar berarti akan menaikkan ongkos total.berarti kurva AC dan MC akan bergeser ke atas. Hal ini disebut
increasing cost industry.Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih
yangmula-mula dinikmati masing-masing perusahaan akan habis.
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara
perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan
sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva
demand darimonopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang
monopolistik berbentukelastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand
dari monopoli dan persaingan sempurna.
9.2 Tiga kondisi yang bisa dialami persaingan monopolistik
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami 3 hal yaitu
• mendapat laba supernormal
• mendapat laba normal
• Menderita kerugian
1. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat laba supernormal
Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan
kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produkşebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak
OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
9.2 Perusahan dalam persaingan monopolistik mendapatkan laba
2. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat laba normal.
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba
maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang
dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
9.3 Perusahan dalam persaingan monopolis mendapatkan laba normal
3. Perusahaan monopolistik yang mengalami kerugian
MR= MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba,
laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC
harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC)
lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah
produksi yang dijual harus sebanyak 0Q1 dan besarnya TC (0Q1KP1), sedang besarnya
TR (001LP2).
9.4 Perusahan dalam persaingan
monopolis yang mengalami
kerugian
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output
akan mengalami banyak pengurangan. Kurvapermintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat
elastis.
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan
skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk
sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-rata jangka panjang
terletak di atas kurva permintaan untuk semua outputkeluarnya perusahaan dan industri akan terus
berlangsung sehingga kurva rata-rata jangka panjang untuk setiap perusahaan bersinggungan kembali
dengankurva permintaan yang dihadapinya.
9.3 Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output dan Harga
3. Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli.Usaha masing-
masing perusahaan untuk memperluaspasarnya dengan cara ini akan dimbangi dengan kegiatan yang sama oleh
penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah
biaya produksi.
Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli. Dalam
oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan
usaha yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya.
Persaingan yang seperti itu tidak ada dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain.
4. Jenis Produk yangTersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu berbagai ragam
yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumendapat memilih
jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera kemampuan.
Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yangsebenarnya karena kesediaan
untuk membayar harga yang lebih tinggi untukmerek tertentu yang dalam
kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan hargayang lebih rendah.
Apakah para ibu rumah tangga mengerti tentang perbandinganmutu antara
berbagai merek sabun, detergen, poles lantai, seterika listrik, dansebagainya.
PENENTUAN HARGA PADA PASAR
MONOPOLI
10.1. ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam
rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan
bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak
mempunyai substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus sebagai industrinya juga. Monopoli, seperti halnya persaingan
sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang yang
dihasilkan oleh satu produsen saja. Bahkan barang-barang publik pun
sebenarnya adalah monopolis yang tidak sempurna. Misalnya, PT KAI,
secara khas merupakan monopoli untuk angkutan kereta api, tetapi ia
menghadapi persaingan keras dari angkutan bus, pesawat terbang, atau
mobil pribadi
10.2.CIRI-CIRIDAN FAKTORPENYEBAB PASAR MONOPOLI
1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
2
. T
idak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
3
. T
idak T
erdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
1. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya
Pasar Monopoli
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber
daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
2.Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi
(economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan
10.3. HAMBAT
AN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKIPASAR
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka
dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu
industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup
menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup
maka dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di
mana perusahaan itu bergerak.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karenabeberapa sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah Sua bahan adalah Kalau X adalah input utama untuk produk Y,
maka penguasaan sumber X akan Suatu produk bisa menimbulkan perusahaan monopoli
untuk barang Y,dengan jalan menolak penjualan Xkepada perusahaan lain. Contoh: PDAM,
Pertamina
2. Hak PatenMerupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu
atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsft- Windows.
3.Terbatasnya PasarDibanding dengan skala minimum perusahaan pasar
yang ada masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan "ruang
hidup" untuk satu perusahaan saja
4.Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah Ada kalanya hak monopili
diberikan
oleh pemerintah. Contoh PELNI pada jalur tertentu.
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-
nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan
tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam
gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output
sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-
nya tersebut pada tingkat harga PLaba, yaitu sama dengan (PC) kali
Qditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka
pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika
penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada
AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di
bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti
berproduksi.Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah,
kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari
kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer
dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan
produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba
maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC =
MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada
perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:π R-B
Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama
dari fungsi laba terhadap tingkat output sama
dengan nol.
Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan
tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q,
yang sekaligus menunjukkan tingkat output optimalHarga maksimal yang masih
dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P
. Jadi kombinasi harga dan
output yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba
yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR
(OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
10.5.1. Hubungan P, TR, dan MR
Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama
dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan
perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC.
Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan
sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan
monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang
landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan
kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual
output yang lebih besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini
T
abel 10.1 hubungan P, Q, TR dan MR
Gambar 10.2 AR, TR dan MR
Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan
karena (1) biaya awal yang besar (set up cost),
dan (2) demand- nya belum berkembang
karena belum dikenal. Monopoli mengalami
kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam
jangka panjang monopoli secara pasti
mengalami keuntungan.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika
monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan
lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat
dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian, laba yang akan
diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang dihadapi
relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Gambar 10.3 menunjukkan hal
ini. Pada tingkat output optimal Q, harga pasar yang dapat diterima total
penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar daerah yang diarsir.
Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala perusahaan yang
lebih besar dan skala optimum perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output
yang lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba yang
maksimal. Skala perusahaannya demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis.
Akan lebih menguntungkan kalau dia menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil
dan skala yang ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat output yang
paling efisien. Dengan menggunakan SAC melebihi tingkat output yang paling efisien
dia dapat mencapai biaya per unit yang lebih rendah dan yang dapat diperoleh
dengan SAC yang lebih besar dan menjalankan SAC melewati tingkat output optimum
1. Monopolisyang MendapatkanKeuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai
posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum
akan dicapai pada saat MR = MC. Kurva D dan MR
apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka
dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan" yang sekaligus
sama dengan "equal pasar
Gambar10.3 Mobopolisyang mendapatkan laba
2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami ImpasSejalan dengan
penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR=TCHal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka
pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR=OP1KQ dan TC
=OQKP1.
Gambar 10.4 Monopolis ya g mendapatkan laba normal (impas)
3. Monopolis yang Mendapatkan KerugianSejalan dengan penjelasan gambar
di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila
terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka
pendek lebih besar daripada harga per unit (P)Dengan demikian, dalam
jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR
=
OP1LQ dan TC =OP2KQ
Ada beberapa salah pengertian dalam monopoliPertama, bahwa monopolis akan selalu
untung. Hal ini tidaklah salah karena dalam jangka pendek kemungkinan monopolis dapat
mengalami kerugian, yang disebabkan oleh SAC demikian tinggi sedang harga (P) demikian
rendah sehingga P<
AC jangka pendek
Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap
sebagaimonopolisyaitu:
a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya
b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain
tidakbisa meniru
c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum
sehingga masuknya perusahain lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga
menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya akan menderita rugi
Gambar 10.5 Monopolis yang
mendapatkan kerugian
10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
1. Kerugian Adanya Monopoli
Dari hal-hal yang dibahas di atas kita lihat bahwa kerugian masyarakat
dan adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan
monopoli bisa menikmati keuntungan di atas keuntungan yang wajar
tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain. Akan tetapi, monopoli tidak
selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat
dan segi-segi lain, misalnya:
1. Output yang Lebih KecilJika suatu industri dengan persaingan
murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga
dan memperkecil output dari sebelumnya. Dalam menjelaskan hal
ini, kita akan menganggap bahwa biaya produksi rata-rata
minimum sama saja
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan
diperolehnya laba jangka panjangBila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal
untuk produk tersebut dari biaya produksinya
3. Efisiensi Ekonomi
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-sumber pada tingkat
efisiensi puncaknyaMonopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak
digunakan dengan efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan perusahaan dalam
persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala optimum
perusahaan pada tingkat output optimum.
4. Promosi Penjualan
Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan Sang Monopolis. Dalam
pasar dengan persaingan murni tak ada gunanya melakukan kegiatan seperti itu. Sang
Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk memperbesar
pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaannya ke kanan. Juga jika monopolis
dapat meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian produknya sangat diperlukan atau
tak dapat digantikan dan harus disediakan dalam setiap rumah tangga, maka
elastisitas permintaan pada tingkat harga dapat dikurangi.
Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit
yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi
Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga
memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai titik di mana biaya
marginalnya sama dengan harga produknya. Biasanya produsen monopolis tidak
melihat berapa kebutuhan akan barang tersebut yang dibutuhkan masyarakat
Dalam pasar persaingan sempurna seorang pengusaha atau produsen akan
menghasilkan barang dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya marjinal
(MC) dan penerimaan marjinal (MR) yang juga sama dengan penerimaan rata-rata
(AR) atau sama dengan tingkat harga (P), yang mana dapat ditunjukkan pada
perpotongan antara kurva biaya marjinal (MC) dan kurva penerimaan rata-rata (AR)
pada titik K. Pada titik keseimbangan K itu berarti produsen akan menghasilkan
barang sebanyak OQ dengan tingkat harga barang setinggi P ini berarti bahwa
dengan adanya produsen monopolis jumlah barang yang dihasilkan bagi masyarakat
lebih sedikit, yaitu setinggi 01' dibanding dengan apabila produsen bekerja dalam
pasar persaingan sempurna (X) dan juga harga barang dalam pasar monopoli lebih
tinggi dibanding dengan harga pada pasar persaingan sempuma (P)Dengan
demikian, dapat dikatakan pula bahwa masyarakat mendapatkan kerugian (social
loss) karena adanya pasar monopoli. Kerugian masyarakat itu ditunjukkan oleh
segitiga EFG, yaitu perbedaan antara berkurangnya penerimaan total dan
berkurangnya biaya total apabila kita mengurangi produksi dari OQ1 menjadi OX2.
Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah,
produsen monopolis memaksinumkan keuntungan
pada produksi 0Q1 dengan harga setinggi
OP1Apabila pemerintah menginginkan
kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah
menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat
itu lebih banyak lagi dan harga yang lebih murah.
Sedang apa yang dijual oleh monopoli tidak
memenuhi persyaratan tercapainya kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu bisa menetapkan harga
lebih rendah daripada harga yang sudah berlaku,
yaitu harga setinggi MC nya. Pada harga setinggi
MC atau OP2 monopolis masih mendapatkan
keuntungan dan masyarakat dapat memperoleh
barang yang lebih banyak dengan harga yang
lebih banyak
Gambar 10.6 Pengaturan Harga
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing CostDisebut kasus
decreasing cost karena kita menghadapi kasus di manaluas pasar terbatas sehingga untuk
memenuhi permintaan yang ada di pasar,perusahaan monopoli hanya beroperasi pada
bagian kurvadi mana AC menurun(decreasing cost).
Kalau perusahaan monopoli dibiarkan memilih kebijaksanaan output dan harganya,
perusahaan akan memilih output 0Q1 dan harga oP1. karena akan menghasilkan
keuntungan maksimum baginya. Masalahnya bagi pemerintah dalam kasus ini adalah
bila mewajibkan perusahaan tersebut untukberproduksi pada P = MC dengan output Q3
dan harga OP3 maka ini berarti bahwaperusahaan tersebut akan menanggung rugi RL
bahwa ongkos per unit (AC) OP2 lebih besar dan harga jual OP3. Tentunya kalau
pemerintah hanya mewajibkan perusahaan tersebut untuk melakukan kebijaksanaan P=
MC, perusahaan tersebutlebih suka untuk tutup. Hal ini justru merupakan kerugian bagi
masyarakat.
Gambar 10.7 Pengaturan harga pada kasus
monopoli alami dengan decrasing cost
Untuk menghindari ini pemerintah mempunyai pilihan:a. Mewajibkan perusahaan beroperasi
pada P = AC (posisi L).b. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P =MC, tetapi
denganjaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada perusahaantersebut
sebesar R/P2P3 (yaitu untuk menutup kerugian perusahaan).
Contohnya ialah perusahaan air minum, dan karena air minum adalahuntuk kepentingan
orang banyak, maka perusahaan ini seringkali dimonopoli olehpemerintah sendiri untuk
melindungi konsumen. Untuk menanggulangi hal-halyang tidak menyenangkan tadi,
pernerintah seringkali campur tangan terhadapkegiatan produsen monopolis, yaitu
pemerintah dapat mengenakan pajak dandapat pula menentukan tingkat harga
maksimum untuk barang yang bersangkutan.
Monopoli alamiSebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas
berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk
sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapaiskala efisien minimum,
dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif. Utilitas seperti gas, air dan listrik sebagai
contoh industri dengan kecenderungan alami kuat menjadi monopoli alami. Monopoli alam
melalui eksploitasi ekonomi skala dapat dalam teori apapun melemahkan saingan aktual atau
potensial murni atas dasar biaya. Jika monopoli kehilangan pangsa pasar (misalnya oleh
otoritas persaingan bertindak untuk membagi sebuah monopoli yang sudah ada) ada risiko
bahwa skala kecil pemasok akan berproduksi pada biaya total yang lebih tinggi rata-rata
yang akan mewakili pemborosan sumber daya yang langka
3.PerpajakanPajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap
dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum
sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan,
sedangkan pajak yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan oleh monopolistersebut.
a. Pajak LumpsumPajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang
yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang
yangdihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Oleh
karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan
memengaruhi besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya
rata-rata. Dengan adanya pajak lumpsum ini, harga dan output tetap, yaitu harga
sebesar OP3 sedang output sebesar 0Q. Adanya pajak membuat labamonopolis
berkurang yang semula P1P3LN menjadi sebesar P2P3LM.
b. Pajak Khusus (Specific)Pajak khusus ini dikenakan atas
dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain,
pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan
(perunit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang
yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang
harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut.
Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan
memengaruhi, baik biaya rata-rata maupun biaya
marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan
menambah biaya variabel.
Dalam Gambar 10.9 dilukiskan bahwa dengandikenakannya pajak khusus itu kurva biaya
rata-rata bergeser ke atas sebesar pajak per unit, yaitu dari kurva biaya rata-rata AC
menjadi AC" dan kurva biaya mariinal bergeser dari kurva MC menjadi kurva MC".
Penggeseran beban pajak kepada konsumen dengan cara menaikkan harga itu
sebagai penggeseran beban pajak ke depan (forward shifting), dan penggeseran
bebanpajak itu kepada pemasok faktor produksi disebut sebagai penggeseran beban
pajak ke belakang (backward shifting). Tampak dalam uraian di atas bahwa dengan
dikenakannya pajak, khususnya pajak lumpsum, produsen monopolis tidak akan
mengurangi jumlah barang yang dihasilkan, tetapi harus memikul beban pajak yang
dibebankan padanya.
Monopoli dan EkonomiEfisiensi
Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan
manfaat dari bisnis dengan otot industri, kekuatan harga
monopoli di pasar. Kasus ekonomi dan sosial standar
terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Pasar
berubah sepanjang waktu dan sebagainyaadalah
kondisi di mana bisnis harus beroperasi terlepas dari
apakah mereka memiliki kekuatan pasar yang nyata.
Kasusekonomi terhadap monopoli
Kasus standar melawan monopoli adalah bahwa harga monopoli lebih tinggi daripada biaya marjinal
dan rata-rata, baik menyebabkan hilangnya efisiensi alokatif dan kegagalan mekanisme pasar.
Perusahaan monopoli adalah penggalian harga dari konsumen yang berada di atas biaya sumber
daya yang digunakan dalam pembuatan produk, dan kebutuhan konsumen dankeinginan tidak
terpenuhi, sebagai produk yang berada di bawah(dikonsumsi). Rata-rata biaya produksi yang lebih
tinggi jika ada inefisiensi dalam produksi juga berarti bahwa perusahaan tidak memanfaatkan optimal
dari sumber daya yang langka. Dengan kondisi tersebut, mungkin ada kasus ekonomi untuk beberapa
bentuk intervensi pemerintah untuk membatasi atau mengurangi skala kekuatan monopoli, misalnya
melalui penerapan kebijakan persaingan yang ketat atau oleh proses deregulasi pasar (liberalisasi).
Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein.Kurangnya
kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-
ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan konsumen. Hal ini juga dapat dikatakan
bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka akan memiliki sedikit
insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X' akan berarti bahwa tidak akan
ada penghematan biaya yang nyata. Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli
dan sebuah industri yang kompetitif akan menghasilkan dalam jangka panjang di mana
permintaan pasar sama dengan penawaran pasar. Pertimbangkan diagram di bawah ini.
Keseimbangan output dan harga di Q1 dan PComP pada diagram sebelah kiri dan PComP
dan Q1 pada diagram sebelah kanan. Pada titik ini, Harga = MC dan industri memenuhi
persyaratanuntuk efisiensi alokatif. Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan
keuntungan (MC= MR) adalah pada harga dan Q2 PMON output. Monopoli ini mampu
mengenakan harga yang lebih tinggi membatasi output total dan dengan demikian
mengurangikesejahteraan ekonomi. Kenaikan harga PMON mengurangi surplus konsumen.
Pengurangan kesejahteraan konsumen adalah transfer murni untuk produsen melalui
keuntungan yang lebih tinggi, tetapi beberapa kerugian yang tidak dipindahkan ke agen-agen
ekonomi lainnya. Hal ini dikenal sebagai hilangnya kesejahteraan bobotmati dan sama dengan
daerah ABC.
X Inefisiensi di Bawah Monopoli
Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi
kerja rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di
bawah kedua persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati
kesejahteraan ekonomi di bawah monopoli (yang memaksimalkan
keuntungan harga PI dan Q) ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga
kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing.
Potensi Manfaat dari Monopoli
ketika menganalisis pasar tidak sempurna kompetitif di mana rasio
konsentrasi tinggi menyebutkan beberapa keuntungan potensial
daripemasok memiliki kekuatan monopoli. Salah satu kesulitan dalam menilai
konsekuensickesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak
dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar.
Dalam hampir setiap industri pasar tersegmentasi menjadi produk yang
berbeda, dan dampak dari globalisasi membuat sulit untuk mengukur
tingkat kekuatan monopoli sejati yang mungkin ada dalam suatu industri
pada setiap saat dalam waktu. Semakin pasar di mana monopoli tampak
ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional
yang terusberkembang.
Skala Ekonomis
Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi
penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi
dan harga yang lebih rendah daripada kondii yang kompetitif. Hal ini dilustrasikan
dalam diagram berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu
mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan
sebuahoutput ekuilibrium Q2 dan harga di bawah harga yang kompetitif.
10.7. DISKRIMINASI HARGA
10.7.1. SifatDasarDiskrim
inasiHarga
perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan mengadakan diskriminasi harga.Diskriminasi harga
bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda,melainkan biayà produksi sama
tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga
adalah agar dicapai keuntungan yang lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk
memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua
pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas permintaan yang berlainandan
tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual di pasar yang satu dijualkembali di pasar
yang lain oleh pembeli di salah satu pasar tersebut.
Kondisi T
erjadinya Diskriminasi Harga
Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:
a. Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-bedasecara
tajam.
b. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat
menggolongkanpembeli
dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
c. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barangyang
dibeli.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Diskriminasi harga derajat pertamaDiskriminasi derajat pertama ini juga
bisadisebut dengan "diskriminasi pribadi". Tawar-menawar terjadi setiap kali
transaksiperorangan, menyesuaikan pada pendapatan pembeli, dan
menyesuaikan hargapada konsumen. Diskriminasi harga derajat pertama sering
dilakukan oleh dokter,pengacara, dan profesi-profesi lain sudah lama
melakukannya. Contohnya adalahdokter yang berpraktik di kota-kota kecil yang
memungkinkan biaya sesuai dengankemampuan pasiennya.
b) Diskriminasi Harga Derajat KeduaProdusen mengenakan harga yang berbeda
untuk setiap kelompok jumlahpembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua
adalah versi yang lebihsederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan
harga dengan menurunkankelompok-kelompok harga. Sebagai misal produsen
mengenakan tarif air minum,listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda.
c) Diskriminasi Harga Derajat KetigaUntuk diskriminasi harga derajat ketiga ini
produsen betul-betul menjual barang dipasar yang berbeda, yaitu dengan
elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasitingkat tiga adalah
pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti pembeliyang dikelompokkan
berdasarkan daerah geografis.
` Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan
untuk memecah pasar prodoknya menjadi dua atau lebih pasar. Dalam
keadaaan seperti itu dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk
produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat
membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar
tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang
lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih
mahal.Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus
berbeda di antara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama
maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil. Elastisitas permintaan
bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demand-nya. Semakin condong
semakin elastis. Kedua pasar atau lebih bila dilihat kurva demand-nya harus
mempunyai kecondongan yang berbeda
10.7.2. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda
1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga
adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan
membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan
kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga
berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang
sama.Sekarang kita lihat bagaimana harga- harga bervariasi
sementara biaya produksi adalah sama. Gambar 10.10
menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC.
Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok
pembeli. Dengan kata lain, produk yang dijual mempunyai
biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan
yang relatif inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih
tinggi elastisitasnya Setiap kurva permintaan mempunyai kurva
pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan
berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan
menawarkan output kepada setiap kelompok harga di mana MC
=MR.
10.7.3. Penetapan Harga Diskriminasi secara
Grafik dan Numerik
MENENTUKAN HARGAPADA PASAR OLIGOPOLI
Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah pasar
oligopoliyaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan
seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar
oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat memengaruhi harga pasar.
Sesuai dengan definisinya, berarti antara penjual yang satu dengan yang
lain dapat saling memengaruhinya. Jadi interdependency di antara
masing-masing penjual merupakan hal yang sangat penting dalam
penentuan output dan harga yang terjadi. Ciri lain oligopoli yang
dikemukakan oleh Douglas adalah:
11.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
NO Asumsi Keterangan
1 Jumlah penjual Lebih dari satu bisa 2, 4, atau 10. Penelitian dari Herfindal jika ada 4 (empat)
perusahaan besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari
40 persen pangsa pasar
2 Kondisi biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat
3 Jumlah pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak
4 Kodisi demand Close substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi
5 Fuunngsi tuujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal. Sedang
jangka panjang menginginkan menguasai pasar
6 Strategi peala Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk,
dan distribusi channel
7 Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis, dan kuantitas
akan mendapat reaksi dari pesaing.
Berdasarkan kriteria CR4, struktur pasar sektor industri di Indonesia menurut Dumairy
(dalam Perekonomian Indonesia) pada tahun 1997 umumnya industri di Indonesia
adalah oligopoli, seperti (1) industri makanan, minuman, dan tembakau 67 persen; (2)
industri kertas dan penerbitan 56 persen; (3) industri kimia 47 persen; (4) industri minyak
bumi dan batubara 55 persen; (5) industri logam dasar 55 persen; (6) industri barang
jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60 persen; (7) industri pengolahan lainnya 60
persen.
Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri
dari beberapa produsen (dua sampai dengan
lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua
perusahaan disebut duopoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk
melakukan
penentuan harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan
kesepakatan
11.2. DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah
pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin.
Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang
bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah
penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka
bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari
oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana
ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu.
11.2.1. Model Oligopoli
Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain:
1. Model Cournot
Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual)
yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun
1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang
dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat
substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit
sama
Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya menghasilkan
setengah dari output yang diminta pasar yang tidak dilayani oleh
perusahaan pertamaJadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua
adalah 0,25 (0,5 x 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di pasar.
Kemudian perusahaan pertama yang menghadapi suasana ini
beranggapan bahwa perusahaan kedua akan tetap mempertahankan
output-nya untuk periode berikutnyaDengan demikian, perusahaan
pertama menawarkan 0,5 dari seluruh permintaan yang ada di pasar
pada periode selanjutnya. Selama perusahaan kedua dapat
menawarkan 0,25 dari seluruh permintaan pasar, perusahaan pertama
pada waktu berikutnya akan menghasilkan 0,5 x (1-0,25) = 0,375 dari
seluruh permintaan pasar dan kemudian perusahaan kedua akan
melakukan reaksi dengan menawarkan output setengah dari jumlah
output yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama atau sebesar 0,5 x
(1-0,375) =0,3125 dan seterusnya.
Jadi: Perusahaan pertama memproduksi 1/2-1/8-
1/32- 1/128-... = 1/3 Perusahaan kedua
memproduksi 1/4+ 1/16+ 1/64+1/256-... =1/3
Mereka bersama-sama memproduksi dua pertiga dari output yang
dipersaingkan, di mana P11 = ITC = (1, atau dengan kata lain mereka
memproduksi 2/3 dari (1). Selanjutnya jika terdapat tiga perusahaan maka
mereka akan memproduksi 3/4 panjang (1) dengan mengikuti asumsi Cournot.
Jika terdapat n perusahaan, maka akan memproduksi [n/ {n+1}] x OD. Jadi kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa semakin banyak perusahaan yang
memasuki industri, output industri semakin mendekati output yang
dipersaingkan
Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) seperti ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:
Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva
reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan pertama
memproduksi setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi
seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan
kedua akan memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka
perusahaan kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi
setengah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap
perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan kedua
memproduksi setengah, maka perusahaan pertama akan memproduksi
seperempat. Jika perusahaan kedua memproduksi 1 maka perusahaan
pertama akan memproduksi 0. Jika sekarang kita mendapatkan
perusahaan pertama bereaksi terhadap perusahaan kedua, maka akan
saling berpotongan pada titik Cournot, di mana kita dapatkan masing-
masing akan memproduksi sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan
equilibrium yang stabil
PenurunanKurva Reaksisecara Matematis
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah:
Q =a +bx, dan b >0, serta Q =Q, +Q₂
Di mana:
Q
Q₁
Q2
a
b
=Jumlah output total
=Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
=Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
=konstanta
=slope/kemiringan garis permintaan.
Kurva marginal revenue (MR) dari masing-
masing duopoli tidak perlu sama. Apabila
keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka
perusahaan yang mempunyai ukuran/skala
usaha yang lebih besar akan memiliki 11R
yang lebih kecil.
Buktinya:
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-
masing kurva MR duopolis harus
meningkat lebih lambat daripada
meningkatnya MC atau kemiringan
kurva MC lebih besar daripada kurva
MR
Contoh:Diketahui fungsi permintaan yang dihadapi
oleh duopolisdi pasarsebagai berikut :
Sedangkan fungsi ongkos produksi yang dihadapi
masing-masing duopolisadalah
Besarnya keuntungan dari masing-masing duopolis adalah:
Agar terjadikeuntungan maksimummenurutmodel Cournot,syaratnya
Dengan demikian fungsi reaksi dari masing-
masing perusahaan adalah:
Jadi tingkat output total di pasar =Q =30+80=110dan harga yang
terjadi di pasar =P =100 -0,5(110) =45
Secara grafis penentuan posisi keseimbangan Cournot dapat
digambarkan sebagai berikut:
Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
a. Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
b. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-
masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan
akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati
persaingan sempurna.
c. Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian
untuk menuju ke posisi keseimbangan. d. Anggapan bahwa ongkos produksi
besarnya nol tidaklah realistis
2. Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada
tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar
duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya
apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva
permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi
bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model
Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi
keseimbangan yang stabil dari pasar. Namun, model inipun tidak lepas dari
kritik seperti halnya model Cournot, yaitu:
a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang
tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi
pesaingnya tidaklah realistis.
b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya,
tetapi tidak untuk pasar. c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar
mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup
dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk
masuk/keluar pasar
3. Model Chamberlin(Model untukPasarKelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar
ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat
bahwa apabila masing- masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka
pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan menganggap
bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau perusahaan akan mencapai
keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap
perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
P
. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun
1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasarbagi penelaahan
kurva permintaan yang patah, yaitu:
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat
pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena
akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga
melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri
dianggap telah dewasa dan berpengalaman.
b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya
Dalam gambar di atas terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi oleh
oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang
merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan
harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan
tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada
di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak
menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas Pe,
maka penjualan akan menurun lebih cepat, sebab perusahaan lain tidak
akan menaikkan harga. Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh
oligopolis akan menjadi sangat drastis pada harga-harga di atas Harga
ekuilibrum semula dan kurva permintaan akan pata pada harga ekuilibrum
semula.
Dalam Gambar 11.4 di atas ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva
permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua adalah kurva permintaan
DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan Z dari
perusahaan yang bersangkutan, apabila semua perusahaan. menandingi perubahan
harga dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, bagian atas dari kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan adalah kurva permintaan Marshall, sedangkan bagian
bawah dan kurva permintaan adalah kurva bagian pasar atau kurva-permintaan
Chamberlin. Oleh karena kurva permintaan tersebut patah, maka kurva penerimaan
marginal (MR) juga terputus dan terdapat rentang yang luas.
Titik keseimbangan perusahaan ditentukan oleh titik pada waktu garis
permintaan tersebut patah. Meskipun demikian, perlu diungkapkan
bahwa posisi titik keseimbangan tersebut tidak semata-mata didefinisikan
oleh titik potong antara MC dan MR. Apabila kurva MC memotong
pada kurva MR yang patah, membawa implikasi bahwa adanya
perubahan struktur ongkos produksi tidak akan memengaruhi tingkat
output dan harga keseimbangan bagi perusahaan. Jadi dalam model ini
dapat disimpulkan bahwa model tersebut bukan merupakan model yang
dapat menjelaskan pada tingkat harga berapa keseimbangan terjadi di
pasar, tetapi model tersebut hanya merupakan alat analisis yang dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa harga output yang terjadi
cenderung tetap (tidak berubah).
5. Model Stackelberg
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan
pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan
dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya
dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model CournotAdanya
pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat menentukan kurva reaksi dari
perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi keuntungannyaSelanjutnyaperusahaan
tersebut berperilaku seperti monopolis dalam memperoleh keuntungan maksimum.
Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh
masing-masing duopolis. Apabila perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan
pesaingnya akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian, perusahaan A akan
menentukan tingkat output, yaitu di titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan
keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar
Qb. Akan tetapi, apabila di pasar ada dua perusahaan yang sama kuat dan keduanya
berharap menjadi pemimpin pasar, maka dalam keadaan ini keseimbangan pasar yang
bersifat stabil tidak akan tercapai. Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan
Stakelberg" (Stackelberg disequilibrium) dan gejalanya terlihat dengan adanya perang
harga. Perang harga tersebut akan berhenti apabila salah satu perusahaan sudah mau
berperan sebagai follower di pasar atau sampai terbentuk penggabungan (collusion) antara
kedua perusahaan tersebut.
Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam Gambar 11.7.
Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q, unit dan menjualnya
dengan harga P
,. Kurva permintaan D, yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan
harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah.
Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P
, menjadi P
, akan meningkatkan
permintaan menjadi Q. Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil
perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa
pasar yang cukup besar terhadap penjualan totalOleh karena itu, jika suatu
perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan
yang cukup tinggi, maka perusahaan- perusahaan lainnya akan kehilangan
sebagian besar volume usaha mereka.
Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam
pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahuiSecara pasti
bagaimana reaksi perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga.
Reaksi- reaksi tersebut hanya akan memengaruhi hubungan harga/permintaan dan
sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi-interaksi
di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D, dalam Gambar 11.7 merupakan kurva
reaksi, yang menunjukkan bagaimana penurunan harga akan memengaruhi kuantitas
yang diminta setelah reaksiperusahaan-perusahaan saingan hitungkan.
Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli:
a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1,
makapermintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2, maka permintaan akan
bertambah ke B1,
• Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
• Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1, dan P2,
perubahanpermintaan akan ke titik B dan C.
c. Menaikkan harga ke P3, permintaan ada di titik A1, karena reaksi
perusahaanmengubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx

More Related Content

Similar to TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx

Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)msahuleka
 
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdfIstnaPutri
 
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi MikroKumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikrorizkadewi14
 
indifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachindifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachAstana Ilmu
 
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)Anggi Andrian
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatHaidar Bashofi
 
Mikro1
Mikro1Mikro1
Mikro1Adhi99
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomicsVessakhWilliam
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomicsshanti dewi
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalagusmulyana41
 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Defina Sulastiningtiyas
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Haidar Bashofi
 

Similar to TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx (20)

Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)Teori konsumen (consumer's theory)
Teori konsumen (consumer's theory)
 
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdf
 
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi MikroKumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro
 
indifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approachindifference curve dan budget line approach
indifference curve dan budget line approach
 
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
Tugas ekonomi produsen dan konsumen SMAN 2 PANGKALPINANG (SMADA)
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Mikro1
Mikro1Mikro1
Mikro1
 
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
Kelompok 5 (pendekatan ordinal)
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinal
 
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptxKESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
 
PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
PRILAKU  KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptxPRILAKU  KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
PRILAKU KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL.pptx
 
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
Ekman konsep dasar perilaku konsumen2 (kuliah ke 7)
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
 
Pengantar teori perilaku konsumen
Pengantar teori perilaku konsumenPengantar teori perilaku konsumen
Pengantar teori perilaku konsumen
 
Pertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptxPertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptx
 

Recently uploaded

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 

Recently uploaded (20)

Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 

TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx

  • 1. TEORI EKONOMI MIKRO NAMA KELOMPOK FAISAL RESTU ARDIANSYAH 1231900217 STEPHANYA GRACELA MENO 1231900189 Dosen Pengampu : Dr. Sigit sardjono, M.Ec UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 2. DAFTAR ISI : PERILAKU KONSUMEN..........................................................................................S3-S24 PERILAKU PRODUSEN............................................................................................S25-S52 PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA.....................S52-S67 PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK.............S68-S78 PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLI......................S79-S109 PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI......................S110-S142
  • 4. PROPERT INDIFFERENCE CURVE Ada tiga kelemahan pada CardinalistApproach, yaitu: 1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatann cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtfull). Pendekatan ini beraggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numeric. 2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidal realistis karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. 3. Aggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak diukur dengan numeric tetapi bisa di ungkatapkan secara ordinal Cara kedua ini tingkat utiity diukur melalui ordinal atau ranking.Akan tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti.
  • 5. Asumsi dalam Pendekatan Indifference Curve a. Kosumen selalu bersifat rasional (rationality). b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal. d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminish marginal utility) e. The total utility dari konsumen tergantung dari beebrapa komoditi. f. Consistency and transitity of choice
  • 6. B.Kurva IC Menunjukan Berlakunya Hukum Diminishin Marginal rate of subtitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah terstentu. Inilah yang disebut Marginal Rate Of Subtitution.
  • 7. Dari tabel diatas dapat di samping kurva seperti dibawah: KOMBINASI JUMLAH BARANG X JUMLAH BARANG Y A 2 10 B 4 6 C 7 4 D 12 2 dari gambar diatas menunjukan konsumen mengonsumsi kombinasiA, B, C, dan D akan memberikan kepuasan (utility) yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada satu IC yang sama.
  • 8. C. Sifat-Sifat Indifference Curve a. Berlakuknya hukum diminishingrate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambahkan maka barang X yang ada akan dikurangi. Pengangguran itu semakin lama semakin berkurang. b. Cembung terhadap titik 0 atau origin. c. Dua IC tidak akan saling berpotongan. Keterangan: Kalau bergerak dari arah titik A menujutitik B berarti pada awalnya konsumen lebih banyak mempunyai barang Y. Jika konsumen ingin mendapatkan tambahan X maka konsumen harus bersedia untuk melepas barang Y lebih besar dari barang X yang diperlukan. Bila proses ini berjalan terus sampai titik B maka konsumen memperoleh barang X lebih banyak dari Y. semakin sedikit barang yang dipunyai konsumen maka semakin sedikit kesediaan untuk melepaskan barang Y tersebut guna mendapatkan tambahan barang X.
  • 9. Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik yang memberikan utilitas lebih tinggi. 0 menunjukkan IC memberikan utilitas lebih tinggi seperti gambar dibawah. D. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin Utilitasnya Semakin Besar
  • 10. • Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titikB. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitassama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkanterletak pada IC1. Dengandemikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasiyang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik • B tidak akansama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan seperti gambar di bawah. E. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
  • 11. KENDALAANGGARAN (BUDGET CONTRAINT) • Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apa pun, tetapi mereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL). Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis sebagai berikut: BPX (X) + Py.Y Keterangan B = Anggaran PX = Tingkat Harga X Py = Tingkat Harga Y Cara membuat garis angaran (budget line) tersebut diatas menghubungkan dua titik kombinasi ekstrem antara barang X dan Y.Kombinasi ekstere ialah kobinasi yang terjadi bila pendapatan konsumen seluruhnya dibelikan dengan barang X berarti barang Y=0 dan bila pendapatan konsumen dibelikan seluruhnyabarang Y berarti barang X = 0
  • 12. Contoh: • Pendapatan konsumen sebesar $ 100. Penda patan ini akan dipergunakan untuk membeli barang Y dimana harga X $ 2 per unit per unit dan barang Y $ 4 per unit. Jika semua pendapatannya dibelikan dengan barang, Y unit barang Y. maka ia akan mendapatkan sebanyak 20 unit barang. Bila pendapatannya seluruhnya dibelikan dengan barang X maka ia akan mendapatkan sejumlah 50 unit barang X. Bila 50 unit barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit barang X dibuat dalam satu grafik maka garis yang menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut kurva anggaran (budget line).
  • 13. 3. KESEIMBANGAN KONSUMEN • Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialahkombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurvaeran (budget line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat. • Jika dari (A) diketahui konsumen ingin mengoptimalkan utilistasnya sedangkan dari (B) diketahui adanya keterbatasan dana, maka pertanyaan nya adalah dengan dana terbatas berapakah utilitas maksimainya; atau dengan utilitas tertentuberapakah dana minimal yang diperlukan. Untuk itu dapat diperhatikan Gambar 4.4 IC tertinggi adalah IC terendah.
  • 14.  Keseimbangan Konsumen yang optimal • keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengkonsumsi kombinasi barang yang optimal. • Dari gambar di atas ada 4 titik (A, B, C, dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasid atas, kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi di titik D ini terletak di IC yang paling jauh dari titik origin. Dari adanya 3 kombinasi yang memberikan utilitas palig tinggi adalah kombinasi yang berada pada titik B. Kombinasi di titik B ini disebut dengan keseimbangan optimal.
  • 15. • Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL (garis anggaran) bersinggungan dengan kurva IC atau slope BL sama dengan slope IC sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut. • Slope BL = Slope IC • Slope IC = MRS = MUy/MUx • Slope BL = Py/px • Py/Px = MUy/MUx • MUy/Py = MUx/Px • Persamaan di atas menunjukkan tempat keseimbangan, yakni rasio marginal utilty terhadap harga dan suatu barang adalah sama.
  • 16. 4. PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN 1. Berubahnya salah satu dari harga barang Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifferencecurve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budetline) dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Hal ini disebabkan jika harganaik jumlah barang X yang dapat dibeli berkurang dan jika harga turun jumlahbarang X yang dapat dibeli bertambah.
  • 17. 2. Berubahnya pendapatan kosumen Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibelikonsumen adalah El. Suatu ketikapendapatan konsumen meningkat. Meningkatnyapendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah, tidak lagi terletak pada titik EI tetapi berubah pada titik E2. Fenomenaini digambarkan garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeserkiri dan sejajar.
  • 18. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior • Perubahan Harga pada Barang Normal Jika terjadi perubahan harga, misalkan barang X harga lebih murah makakonsumen akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah lebih banyak. Bisajuga dikatakan karena harga barang X lebih murah konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih banyak dan mengurangi jumlah barang Y. Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL (budget line/garis angaran) berubahdari BL1 ke BL2. Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak jika harga barang itu turun (lebih.murah). perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi (substitution etfect). Efek substitusi dari gambar di atas diperlihatkanberubahnya kombinasi barang X dan Y yang dikonsumsi konsumen đari titik E1 keE3 atau sebesar X1-X2.
  • 19. • Perubahan Harga pada Barang Inferior •Inferior untuk Gambar 4.15 di bawah ini memperlihatkan dampak perbahan harga pada barang inferior. Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect (efek harga) sebesar X1-X3, perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah income effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi total efeknya adalah sebesar E1 ke E2 atau sebesar X1-X2.
  • 20. 5. DERIV ASI KURV APERMINTAAN DARI KURV APCC • Sesuai hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang diminta. Jika harga barang X mengalami penurunan sedangkan harga barang Y tetap, maka BL akan berubah dari BL1 ke BL2 (perubahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.8). keseimbangan berubah dan titik A ke titik B ke titik C. dapat ditarik kesimpulan hubungan antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan dan titik A, B, dan C) karena perubahan harga. Hubungan itu tiada lain adalah kurva permintaan. • Kurva permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada kendala tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A, B, C pada kurva BL satu garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price Consumption curve (FCC), yaitu garıs yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat harga, dengan asumsi pendapatan tetap. Pada saat harga barang X sebesar $ 2 jumlah yang diminta sebesaar OQ1. Harga barang X turun menjadi $ 1,8 jumlah yang diminta barang X meningkat menjadi sebesar OQ2. Perhatikan jumlah barang A yang diminta pada grafik di atas dan bawah besarnya sama. Jika titik El dan E2 dihubungkan membentuk kurva demand.
  • 21. 6. PENGGAMBARAN KURV AENGELDARI KURV ALCC • Naiknya tingkat pendapatan akan menggeser BL secara paralel dari BL ke BL1 ke BL2 (perubahan tersebut ditampilkan pada Gambar 4.17). Selanjutnya keseimbangan konsumen bergeser dan titik D ke titik E lalu ke titik F. Bila titik-titik D, E, F dapat dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal sebagai Income Consumption Curve (ICC) yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat pendapatan selama tingkat harga tetap. Pada gambar bagian bawah ditunjukkan bahwa titik D, E, F berlaku pada satu tingkat harga barang X, sehingga dapat dilihat terjadinya perubahan kurva permintaan. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta. Dalam Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dari sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas. Jika kita mempergunakan konsep elastisitas, maka Kurva Engel tiada lain memperhatikan permintaan terhadap pendapatan. Jadi Kurva Engel atau elastisitas permintaan- pendapatan menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan masyarakat, yang dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, giffen. Pola ketiga barang tersebut dapat diperhatikan pada Gambar 4.17.
  • 22. • Jadi ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau kurv Engel dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan giffen. engel mencermati jika barang yang diminta adalah barang yang mudah rusak maka perubahan pendapatan tidak akan diikuti dengan jumlah barang yang diminta. misal pendapatan seseorang naik 10 kali lipat tidak akan mempengaruhi konsumsi gandum meningkat 10 kali lipat juga. berbeda dengan kebutuhan industri jika pendapatan seseorang naik maka pembelian elektronik yang dibeli juga semakin meningkat.
  • 23. 7. BENTUK INDIFFERENCE CURVE • Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Menggambarkan berlakunya hukum diminishing marainal utility. Namun demikian, ada beberapa bentuk curve indifference yang lain, seperti ditunjukkan pada kurva di bawah ini: • Kurva indifference yang linier menunjukkan adanya substitusi sempurna
  • 24. • Kurva Indiference yang Linier menunjukkan adanya Substitusi Sempurna bila kita perhatikan untuk mendapatkan barang X lebih banyak penggantian barang Y dan X dengan jumlah yang sama, Barang X dan Y mempunyai subtitusi sempurna pengurangan barang Y sebesar AC sama dengan penambahan X sebesar CB. • Kurva difference curve yang berupa huruf L menunjukan barang komplemen
  • 26. Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keterampilan). Dalam membahas perilaku produsen anggapan dasar yang digunakan adalah bahwa tujuan pengusaha hendak mencapai laba yang maksimal. Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi. Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan capital, dalam proses produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi.
  • 27. Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang".. Bagi perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali. Umumnya adalah dalam industri di mana sumber-sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek. Adanya kesulitan mengklasifikasi secara general ini menyebabkan teori ekonomi acuan jangka pendek dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen dapat mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak. Dalam kurun waktu satu hari mungkin lebih intensif apabila produsen tetap mengutamakan mesin yang ada. Dalam kurun waktu satu bulan produsen tersebut akan merasa lebih untung apabila menyewa tambahan peralatan produksinya, dan dalam kurun waktu satu tahun akan lebih menguntungkan lagi apabila produsen tersebut membayar sendiri tambahan peralatan produksi yang baru lagi. Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. 5.1. KONSEP JANGKAWAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
  • 28. 5.2. FUNGSI PRODUKSI Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar. Semakin kurang efisien teknik yang digunakan maka akan semakin kecil output yang dihasilkan. Kita akan terus memakai anggapan bahwa berapa pun jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan, teknik yang digunakan haruslah teknik yang paling efisien Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak bebas dan faktor produksi merupakan variabel bebas. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = F(C,L,B,S) Di mana: Q = Output C = Capital L = Labor B = Bahan Baku S = Skill
  • 29. Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya. Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier. Bentuk Fungsi Linier:
  • 30. 5.3.ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKAPENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor).AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). • AP = TP/Labor • MPTP2 - TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP • MP = 0 TP/Ò L 5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di-minishing Returns) Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkura nng (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor- faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1
  • 31. Dari tabel di atas, hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical Product. Dalam Gambar 5.2 digambarkan kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber yang tetap (tanah) maka hasilnya tidak efisien. Dengan menambah sumber variabel terus- menerus, maka TP akan terus-menerus bertambah sampai pada titik B. Pada titik B ini Law of Diminishing Returns mulai bekerja dan penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus-menerus akan mengakibatkan pertambahan TP yang semakin berkurang.
  • 32. Jika kita lihat gambar 5.2 diatas sumbu horizontal menunjukan faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q). Dalam hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor produksi tetap. Dengan tambahan tenaga kerja yang terus- menerus, mula-mula jumlah produksi meningkat dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar, kemudian dengan tambahan tenaga kerja berikutnya jumlah produksi total juga meningkat tetapi dengan tambahan produksi yang semakin kecil. Akhirnya tambahan jumlah tenaga kerja selanjutnya akan tetap meningkatkan jumlah produksi tetapi sampai pada jumlah tenaga kerja tertentu, produksi total akan mencapai maksimum; yang berarti pada tambahan tenaga kerja berikutnya justru akan menurunkan jumlah produksi total (TP).
  • 33. 5.3.2. Hubungan antara TP,AP, dan MP Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Kesimpulan dari hubungan MP danAP adalah: 1. JikaAP semakin bertambah maka MP >AP. 2. JikaAP maximum maka MPP =AP. 3. JikaAP semakin berkurang, maka MP <AP. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi. Pada Gambar 5.1 kita membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal hinggaAP yang maximal. Tahap II dimulai dariAP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun.
  • 34. Tahap I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah. Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang. Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
  • 35. PRODUKSI JANGKAPANJANG Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant). 1. Isoquant 1. Pengertian Kurva Isoquant Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang menghasilkan 100 unit.
  • 36. 2. Sifat dari Kurva Isoquant Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu: a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 37. Keterangan: Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini dikarenakan jika faktor produksi yang satu dikurangi maka faktor produksi lainnya harus ditambah. Apabila faktor produksi itu dapa saling menggantikan secara teknis maka jika sesuatu faktor digunakan dalam jumlah lebih kecil maka faktor lainnya harus ditambahkan. Tingkat saling menggantikannya ini tergantung dari technical substittability dari satu faktor menggantikan faktor lainnya dalam proses produksi. Misalkan, labor dapat menggantikan kapital dan kapital dapat menggantikan labor. Namun, dalam suatu proses produksi harus ada minimal labor dan minimal kapital. Tidak mungkin proses produksi itu hanya menggunakan faktor produksi labor saja atau kapital saja. Oleh karena itu, diperlihatkan bentuk kurva IQ yang nonlinier dan di kedua ujungnya ada titik belok ke atas. Kurva IQberbentuk cembung terhadap titik nol menggambarkan tingkat marjinal penggantian teknis yangsemakin menurun. Menurunnya tingkat penggantian ini menggambarkan tenaga kerja yang menggunakan suatu faktor produksi yang semakin banyak semakin terampil. Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan berbagai kombinasi kapital dan labor. Bisa dengan kombinasi A, B, C, atau D. Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan labor sebanyak OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital sebanyak OK2 dan labor sebanyak OL2.Perhatikan dari kombinasi B beralih ke kombinasi C. Kapital dikurangi tetapi konsekuensinya jumlah labor harus ditambah. Demikian sebaliknya dari kombinasi C ke kombinasi B, jika menambah kapital maka konsekuensinya jumlah labor harus ditambah.Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada guna memproduksi 100 unit. Sedang titik D adalahtitik minimum kapital yang harus ada guna memproduksi 100 unit. Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi dibicarakan. Apabila dua isoquant berpotongan maka titik potong itu berarti ada dua jumlah produk yang berbeda dapat dihasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang sama. Hal ini tidaklah mungkin, sekalipun perusahaan itu menggunakan teknik produksi yang paling efisen.
  • 38. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah: MRTS di C=-AK/AL Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya: K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif. K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
  • 39. 4. Bentuk Isoquant Lain Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Substitusi kapital dan labor secara sempurna ini dalam dunia nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan labor saja atau kapital saja. Dalam proses produksi mesti ada minimal kapital dan ada minimal labor.
  • 40. Bentuk Isoquant yang Input output Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi. Sebagai contoh, di suatu perusahan yang sudah menggunakan peralatan yang modern, dibutuhkan sedikit operator mesin saja. Demikian sebaliknya, pada usaha kerajinan yang membutuhkan peralatan minimal saja.
  • 41. 5.4.2. Iso-biaya (Isocost) 1. Pengertian Isocost Iso-biaya (Isocost) adalah: "Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. "Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu." 2. Gambar Kurva Isocost Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit. Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak M/PI unit. Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis Isocost". Slope kurva Isocost adalah =M/Pk: M/PI=M/Pk x PI/M = Pl/Pk Sedang Fungsi TC = PIL + PK K
  • 42. 3. Perubahan Isocost Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan: Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah. a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke kiri dari KL2 menjadi KL3.
  • 43. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L. c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana) Berubah Berkurang atau Bertambah Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
  • 44. 5.4.3. Ekuilibrium Produsen Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant. Ekuillbrium produsen bisa diartikansebagai "suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor- faktor produksinya". Artinya, apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil. Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang paling rendah biayanya (least cost combination). Keadaan dan jumlah produksi yang optimum itu digambarkan pada Gambar 5.5. Kombinasi yang lain misalnya pada titik B tidak akan dipili, karena titik Bada di luar garis anggaran perusahaan (iso-biaya), yang berarti bahwa walaupun titik B menunjukkan jumlah produksi yang lebih tinggi, tetapi anggaran perusahaan tidak cukup untuk membiayainya. Demikian pula pada kombinasi C, tampak bahwa besarnya anggaran pada kombinasi C dan kombinasi A sama tingginya, hanya saja kombinasi C memberikan jumlah produksi yang lebih rendah karena terletak pada kurva isoproduk O yang lebih rendah daripada kurva isopoduk 1 di mana titikAberada.
  • 45. Dari gambar di bawah, ada tiga IQ. Isoquant yang paling jauh dari titik origin menunjukkan gambaran jumlah produksi yang paling banyak. Terdapat 4 kombinasi faktor produksi, yaitu kombinasi A, B, C, dan D. Kombinasi yang menghasilkan produksi paling besar adalah kombinasi B karena mampu menghasilkan 300 unit. Namun, untuk menggunakan kombinasi ini perusahaan kekurangan modal. Perusahaan hanya mampu membeli kombinasi labor dan kapital A, D, dan C. Jika perusahaan menggunakan kombinasi A dan D dikatakan perusahaan itu kurang efisien karena dengan jumlah dana yang ada sebetulnya bisa membeli kombinasi yang lebih besar, yaitu kombinasi C. Dengan menggunakan kombinasi C ini perusahaan dapat berproduksi sebesar 200 unit. Bandingkan jika menggunakan kombinasi A dan D hanya menghasilkan produksi sebanyak 100 unit.
  • 46. Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan produksi yang optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Dengan demikian, posisi keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi: MRTS = Slope Iso Quant MPI/MPK = - PI/Pk Pl. MPk = Pk. MPI Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl. PC maka hasil: Untuk memudahkan pemahaman dengan keseimbangan produsen kita bisa mencermati contoh-contoh dengan perhitungan numerik seperti di bawah ini:
  • 47. 5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path) Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang akan digunakan untuk ongkos produksi yang semakin lama semakin besar dan ingin memperluas produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus mengombinasikan penggunaan input-input L dan K pada titik-titik garis expantion path. Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi E1-E2-E3 adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang karena perusahaan mengubah-ubah jumlah semua masukan atau faktor produksi, yaitu faktor produksi L dan faktor produksi K.
  • 48. 5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale) Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka: L+C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah: = al+aC bQ Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b> a; (2) b = a; dan (3) b < a. Apabila terjadi: b> a disebut dengan increasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%. b = a disebut dengan cosntant return to scale. Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20% b< a disebut dengan decreasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%.
  • 49. Increasing return to scale Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik. Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 50. 5.4.6. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line) Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant di mana antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik O menunjukkan tingkat output yang semakin besar. Dalam memproduksi suatu tingkat output ada batas dalam memilih kombinasi input labor atau kapital. Dengan mempertimbangkan peta isoquant pada gambar di bawah kita dapat membaca sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
  • 51. Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1 minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada 1Q2 di titik L2 yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan minimal kapital. Pada 1Q3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan K3 juga titik-titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut "daerah relevant". Relevan menggunakan input labor dan kapital. Pada IQ1 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K1 L1. Pada 1Q2 kombinasi labor dan kapital yang - ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K2 L2. Pada 1Q3 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K3- L3. Bagaimana jika kombinasi yang digunakan di luar daerah relevan? Jawabnya,kombinasi itu menjadi tidak ekonomis karena jika satu faktor ditambah (labor atau kapital) bukannya faktor lain dikurangi tetapi justru juga akan bertambah. Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang mnemungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant. Jadi apabila produsen masih berproduksi di luar relevant range (daerah relevan) maka titik produksi itu terletak di daerah yang tidak relevan (irrelevant, range). Garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line. Ada dua macam ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line bawah.
  • 52. 5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination) Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations. Perbedaan Gambar 5.7 dan 5.8 adalah kalau Gambar 5.7 ridge-line hanya menunjukkan berbagai kombinasi faktor produksi mana yang efisien. Sedangkan Gambar 5.8 menunjukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos terkecil.
  • 54. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjualdan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi hargapasar. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbuhorizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual dipasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 55. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut: • Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. • Barang yang diperjualbelikan homogen/identik. • Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah. • Informasi terhadap pasar sempurna.
  • 56. 1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing-masingpembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwaharga barang akan tetap karena masing-masing penjual hanya merupakan bagianyang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar. Penjual dan pembelisangat banyak artinya lebih dari satu orang; mungkin seribu orang atau lebih.2. 2.Barang yang Diperjualbelikan Homogen/ldentik jenis barang yang diperjual belikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik). Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakansubstitusi yang sempurna dengan hasil produksi penjual yang lain. Jadi pembelimembeli barang dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan barang yangsama. 3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada suatu hambatan. 4.Informasi terhadap Pasar SempurnaTerdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segeramengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui adabahan baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual yang lain jugasegera mengetahuinya. Baik penjual maupun pembeli mempunyai pengetahuanyang lengkap. Artinya, apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru,maka dengan mudah produsen yang lain mengikutinya.
  • 57. sebagai akibat ciri-ciri tersebut maka Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barangyang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada Gambar 8.1. perhatikan tabel di atas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, makakurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titikasal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P , AR, dan MR mempunyainilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika digambarkan ke tigakurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
  • 58. • Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga danjumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidanmenetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informaslpasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan).Sedang kaidah MC= MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR danMC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertamadari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi. 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
  • 59. 1. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA YANG MEMPEROLEH LABA Dari gambar di atas terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalahsebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnyaTC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR – TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya ACsebesar OP2 dan laba per unit P1P2.Harga dan jumlah yang diproduksiyang menjamin laba maksimaladalah sebesar P= OP1 dan Q= 0Q1
  • 60. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Dari gambar di samping terlihat, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1Total rugi (TR- TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah Sebesar P = OP2 dan Q = 0Q1 Gambar 8.4 Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian
  • 61. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit(Break Even Income) Dari gambar di samping terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisienTerlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = 0Q1 Dengan AC yang paling rendah Gambar 8.5 Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba normal
  • 62. 8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalamitiga hal, yaitu: a. Mendapat laba super normal. b. Mendapat laba normal. c. Menderita kerugian
  • 63. Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang mengalami laba supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa dilihat pada Gambar 8.3, 8.4, dan 8.5. Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugiAkan tetapi, posisi ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. Dikarenakan kerugian sebesar AFC, baik perusahaan tutup usaha maupun melanjutkan usaha kondisinya akan sama saja. Akan berbeda jika penerimaan penjualan sudah tidak bisa menutup AFC. Pada kondisi ini perusahaan sebaiknya tutup usaha. Jika tutup usaha perusahaan masih juga membayar AFC-nyaJika tidak tutup usaha perusahaan juga mengalami kerugian sebesar AFC-nya tetapi masih mempunyai kemungkinan terjadinya perubahan demand terhadap produk yang diperjualbelikan. Saat ini ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC, dan di atas SAVC. Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh kelebihan P1 atasAVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup
  • 64. Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KLTitik ini disebut shortdown point. Hal ini dapat dilihat dengan gambar sebagai berikut: 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka PanjangMaksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Gambar 8.6 Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian
  • 65. Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even)Mengapa jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong perusahaan baru masuk dalam pasar (ingat informasi pasar sempurna dan tidak adanya hambatan untuk masuk pasar)? Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply meningkat)Bertambahnya jumlah produksi (supply lebih besar dari demand) akan menyebabkan harga jual turun. Dalam jangka panjang mendorong perusahan-perusahaan baru masuk ke dalam pasar dan perusahaan- perusahaan yang ada ingin menambah produksinya. Sebaliknya, kalau dalam jangka pendek terjadi kerugian, mendorong perusahaan- perusahaan mengurangi produksi atau mendorong keluarnya perusahaan- perusahaan dari pasar. Tambahnya kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahan baru mengakibatkan bergesemya kurva Supply ke kanan dan harga akan turun. Apabila turunnya harga ini sudah sampai pada P = LAC maka tiap- tiap perusahaan hanya akan menerima keuntungan normal saja. Berarti tidak ada dorongan lagi bagi perusahaan untuk menaikkan produksinya maupun masuknya perusahaan- perusahaan baru ke dalam industri
  • 66. Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability"artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar Gambar 8.7 Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka panjang yang memperoleh laba normal
  • 67. 8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumenProduk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasiAntara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identikProduk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen. Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkinJika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya hargaMudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurnaPersaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi efisen dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang kompetitif
  • 68. PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 69. 9.1 BENTUK PASAR PERSAINGANMONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yangterdapat banyak penjual dan masing- masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yangterdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk Deferensiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Terdapat dua unsur model pasar persainganmonopoli • Pertama, terdapat unsur monopoli karenajenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. • Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyaipengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 70. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produkpenjual tertentu dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaanyang dihadapi oleh seorang penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkanpenjual sedikit banyak dapat mengendalikan harga produknya. Kurva permintaan sangat elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya. Pembedaan produk membuat unit produk yang dijual oleh seorang penjual tidak sama dengan unit produk penjual lain. Tak ada harga tunggal yang berlaku untuk produk yang dibedakan dalam seluruh industri. Penjual yang berlainan akan menerima harga yang berlainan tergantung pada penilaian konsumen mengenai mutu berbagaiproduk yang dibedakan. Pada pasar persaingan monopoli barang heterogen sehingga semua produsen tidak menetapkan harga yang sama, beda dengan pasar persaingan sempurna dimana barang adalah homogen maka semua produsen akan menetapkan harga barang yang sama. oleh karena itu jika tidak ada dua perusahaan yang menjual barang yang sama maka harga harga tidak akan sama dalam satu industri/pasar
  • 71. Dalam jangka panjang terjadi dua kemungkinan penyesuaian jalan perusahaan -perusahaan baru ke dalam industri, yaitu terbuka dan satunya tertutup.dalam jangka panjang ada perusahaan- perusahaan dalam persaingan Apabila mengalami keuntungan lebih, maka akan mendorong masuknya perusahaan-perusahaan lain Untuk masuk ke dalam industri/pasar perusahaan- perusahaan harus menambah kapasitas produksinya. Apabila semua barang merupakan substitusi yang baik, maka pasar akan dibagi-bagikan di antara perusahaan yang ada. kurva permintaan penjual perseorangan akan bergeser ke kiri, dengan adanya produk deferensiasi yang semakin besar berarti akan menaikkan ongkos total.berarti kurva AC dan MC akan bergeser ke atas. Hal ini disebut increasing cost industry.Apabila ini berjalan terus maka lama-kelamaan sampai seluruh keuntungan lebih yangmula-mula dinikmati masing-masing perusahaan akan habis.
  • 72. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand darimonopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentukelastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna.
  • 73. 9.2 Tiga kondisi yang bisa dialami persaingan monopolistik Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami 3 hal yaitu • mendapat laba supernormal • mendapat laba normal • Menderita kerugian 1. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat laba supernormal Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produkşebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK. 9.2 Perusahan dalam persaingan monopolistik mendapatkan laba
  • 74. 2. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat laba normal. MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1. 9.3 Perusahan dalam persaingan monopolis mendapatkan laba normal
  • 75. 3. Perusahaan monopolistik yang mengalami kerugian MR= MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak 0Q1 dan besarnya TC (0Q1KP1), sedang besarnya TR (001LP2). 9.4 Perusahan dalam persaingan monopolis yang mengalami kerugian
  • 76. 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurvapermintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis. 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata-rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua outputkeluarnya perusahaan dan industri akan terus berlangsung sehingga kurva rata-rata jangka panjang untuk setiap perusahaan bersinggungan kembali dengankurva permintaan yang dihadapinya. 9.3 Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output dan Harga
  • 77. 3. Promosi Penjualan Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli.Usaha masing- masing perusahaan untuk memperluaspasarnya dengan cara ini akan dimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli. Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya. Persaingan yang seperti itu tidak ada dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain.
  • 78. 4. Jenis Produk yangTersedia Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumendapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera kemampuan. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yangsebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untukmerek tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan hargayang lebih rendah. Apakah para ibu rumah tangga mengerti tentang perbandinganmutu antara berbagai merek sabun, detergen, poles lantai, seterika listrik, dansebagainya.
  • 79. PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
  • 80. 10.1. ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus sebagai industrinya juga. Monopoli, seperti halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang yang dihasilkan oleh satu produsen saja. Bahkan barang-barang publik pun sebenarnya adalah monopolis yang tidak sempurna. Misalnya, PT KAI, secara khas merupakan monopoli untuk angkutan kereta api, tetapi ia menghadapi persaingan keras dari angkutan bus, pesawat terbang, atau mobil pribadi
  • 81. 10.2.CIRI-CIRIDAN FAKTORPENYEBAB PASAR MONOPOLI 1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan 2 . T idak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip 3 . T idak T erdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri 4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga 5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan 1. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2.Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan
  • 82. 10.3. HAMBAT AN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKIPASAR Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak. Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karenabeberapa sebab, antara lain: 1. Penguasaan Bahan Mentah Sua bahan adalah Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan Suatu produk bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y,dengan jalan menolak penjualan Xkepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina 2. Hak PatenMerupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsft- Windows.
  • 83. 3.Terbatasnya PasarDibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan "ruang hidup" untuk satu perusahaan saja 4.Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah Ada kalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh PELNI pada jalur tertentu.
  • 84. Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC- nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output- nya tersebut pada tingkat harga PLaba, yaitu sama dengan (PC) kali Qditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum. 10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:π R-B
  • 85. Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol. Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada tingkat output Q, yang sekaligus menunjukkan tingkat output optimalHarga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q adalah P . Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba itu diperoleh TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
  • 86. 10.5.1. Hubungan P, TR, dan MR Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC. Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis. Bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar Sang Monopolis harus menurunkan harga ini T abel 10.1 hubungan P, Q, TR dan MR
  • 87. Gambar 10.2 AR, TR dan MR Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena (1) biaya awal yang besar (set up cost), dan (2) demand- nya belum berkembang karena belum dikenal. Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang monopoli secara pasti mengalami keuntungan. Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian, laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang dihadapi relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Gambar 10.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Q, harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar daerah yang diarsir.
  • 88. Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala perusahaan yang lebih besar dan skala optimum perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output yang lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba yang maksimal. Skala perusahaannya demikian besar sehingga terjadi kerugian ekonomis. Akan lebih menguntungkan kalau dia menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil dan skala yang ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat output yang paling efisien. Dengan menggunakan SAC melebihi tingkat output yang paling efisien dia dapat mencapai biaya per unit yang lebih rendah dan yang dapat diperoleh dengan SAC yang lebih besar dan menjalankan SAC melewati tingkat output optimum 1. Monopolisyang MendapatkanKeuntungan Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR = MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan" yang sekaligus sama dengan "equal pasar
  • 89. Gambar10.3 Mobopolisyang mendapatkan laba 2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami ImpasSejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR=TCHal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR=OP1KQ dan TC =OQKP1.
  • 90. Gambar 10.4 Monopolis ya g mendapatkan laba normal (impas) 3. Monopolis yang Mendapatkan KerugianSejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P)Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR = OP1LQ dan TC =OP2KQ
  • 91. Ada beberapa salah pengertian dalam monopoliPertama, bahwa monopolis akan selalu untung. Hal ini tidaklah salah karena dalam jangka pendek kemungkinan monopolis dapat mengalami kerugian, yang disebabkan oleh SAC demikian tinggi sedang harga (P) demikian rendah sehingga P< AC jangka pendek Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagaimonopolisyaitu: a. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya b. Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidakbisa meniru c. Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan akala perusahaan optimum sehingga masuknya perusahain lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya akan menderita rugi Gambar 10.5 Monopolis yang mendapatkan kerugian
  • 92. 10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI 1. Kerugian Adanya Monopoli Dari hal-hal yang dibahas di atas kita lihat bahwa kerugian masyarakat dan adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmati keuntungan di atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain. Akan tetapi, monopoli tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi-segi lain, misalnya: 1. Output yang Lebih KecilJika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Dalam menjelaskan hal ini, kita akan menganggap bahwa biaya produksi rata-rata minimum sama saja
  • 93. 2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan diperolehnya laba jangka panjangBila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya 3. Efisiensi Ekonomi Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-sumber pada tingkat efisiensi puncaknyaMonopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala optimum perusahaan pada tingkat output optimum. 4. Promosi Penjualan Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan Sang Monopolis. Dalam pasar dengan persaingan murni tak ada gunanya melakukan kegiatan seperti itu. Sang Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaannya ke kanan. Juga jika monopolis dapat meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian produknya sangat diperlukan atau tak dapat digantikan dan harus disediakan dalam setiap rumah tangga, maka elastisitas permintaan pada tingkat harga dapat dikurangi.
  • 94. Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga produknya. Biasanya produsen monopolis tidak melihat berapa kebutuhan akan barang tersebut yang dibutuhkan masyarakat Dalam pasar persaingan sempurna seorang pengusaha atau produsen akan menghasilkan barang dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya marjinal (MC) dan penerimaan marjinal (MR) yang juga sama dengan penerimaan rata-rata (AR) atau sama dengan tingkat harga (P), yang mana dapat ditunjukkan pada perpotongan antara kurva biaya marjinal (MC) dan kurva penerimaan rata-rata (AR) pada titik K. Pada titik keseimbangan K itu berarti produsen akan menghasilkan barang sebanyak OQ dengan tingkat harga barang setinggi P ini berarti bahwa dengan adanya produsen monopolis jumlah barang yang dihasilkan bagi masyarakat lebih sedikit, yaitu setinggi 01' dibanding dengan apabila produsen bekerja dalam pasar persaingan sempurna (X) dan juga harga barang dalam pasar monopoli lebih tinggi dibanding dengan harga pada pasar persaingan sempuma (P)Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa masyarakat mendapatkan kerugian (social loss) karena adanya pasar monopoli. Kerugian masyarakat itu ditunjukkan oleh segitiga EFG, yaitu perbedaan antara berkurangnya penerimaan total dan berkurangnya biaya total apabila kita mengurangi produksi dari OQ1 menjadi OX2.
  • 95. Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah, produsen monopolis memaksinumkan keuntungan pada produksi 0Q1 dengan harga setinggi OP1Apabila pemerintah menginginkan kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat itu lebih banyak lagi dan harga yang lebih murah. Sedang apa yang dijual oleh monopoli tidak memenuhi persyaratan tercapainya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu bisa menetapkan harga lebih rendah daripada harga yang sudah berlaku, yaitu harga setinggi MC nya. Pada harga setinggi MC atau OP2 monopolis masih mendapatkan keuntungan dan masyarakat dapat memperoleh barang yang lebih banyak dengan harga yang lebih banyak Gambar 10.6 Pengaturan Harga
  • 96. 2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing CostDisebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di manaluas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar,perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurvadi mana AC menurun(decreasing cost). Kalau perusahaan monopoli dibiarkan memilih kebijaksanaan output dan harganya, perusahaan akan memilih output 0Q1 dan harga oP1. karena akan menghasilkan keuntungan maksimum baginya. Masalahnya bagi pemerintah dalam kasus ini adalah bila mewajibkan perusahaan tersebut untukberproduksi pada P = MC dengan output Q3 dan harga OP3 maka ini berarti bahwaperusahaan tersebut akan menanggung rugi RL bahwa ongkos per unit (AC) OP2 lebih besar dan harga jual OP3. Tentunya kalau pemerintah hanya mewajibkan perusahaan tersebut untuk melakukan kebijaksanaan P= MC, perusahaan tersebutlebih suka untuk tutup. Hal ini justru merupakan kerugian bagi masyarakat. Gambar 10.7 Pengaturan harga pada kasus monopoli alami dengan decrasing cost
  • 97. Untuk menghindari ini pemerintah mempunyai pilihan:a. Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P = AC (posisi L).b. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P =MC, tetapi denganjaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada perusahaantersebut sebesar R/P2P3 (yaitu untuk menutup kerugian perusahaan). Contohnya ialah perusahaan air minum, dan karena air minum adalahuntuk kepentingan orang banyak, maka perusahaan ini seringkali dimonopoli olehpemerintah sendiri untuk melindungi konsumen. Untuk menanggulangi hal-halyang tidak menyenangkan tadi, pernerintah seringkali campur tangan terhadapkegiatan produsen monopolis, yaitu pemerintah dapat mengenakan pajak dandapat pula menentukan tingkat harga maksimum untuk barang yang bersangkutan. Monopoli alamiSebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapaiskala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif. Utilitas seperti gas, air dan listrik sebagai contoh industri dengan kecenderungan alami kuat menjadi monopoli alami. Monopoli alam melalui eksploitasi ekonomi skala dapat dalam teori apapun melemahkan saingan aktual atau potensial murni atas dasar biaya. Jika monopoli kehilangan pangsa pasar (misalnya oleh otoritas persaingan bertindak untuk membagi sebuah monopoli yang sudah ada) ada risiko bahwa skala kecil pemasok akan berproduksi pada biaya total yang lebih tinggi rata-rata yang akan mewakili pemborosan sumber daya yang langka
  • 98. 3.PerpajakanPajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolistersebut. a. Pajak LumpsumPajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yangdihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata. Dengan adanya pajak lumpsum ini, harga dan output tetap, yaitu harga sebesar OP3 sedang output sebesar 0Q. Adanya pajak membuat labamonopolis berkurang yang semula P1P3LN menjadi sebesar P2P3LM.
  • 99. b. Pajak Khusus (Specific)Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (perunit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel. Dalam Gambar 10.9 dilukiskan bahwa dengandikenakannya pajak khusus itu kurva biaya rata-rata bergeser ke atas sebesar pajak per unit, yaitu dari kurva biaya rata-rata AC menjadi AC" dan kurva biaya mariinal bergeser dari kurva MC menjadi kurva MC". Penggeseran beban pajak kepada konsumen dengan cara menaikkan harga itu sebagai penggeseran beban pajak ke depan (forward shifting), dan penggeseran bebanpajak itu kepada pemasok faktor produksi disebut sebagai penggeseran beban pajak ke belakang (backward shifting). Tampak dalam uraian di atas bahwa dengan dikenakannya pajak, khususnya pajak lumpsum, produsen monopolis tidak akan mengurangi jumlah barang yang dihasilkan, tetapi harus memikul beban pajak yang dibebankan padanya.
  • 100. Monopoli dan EkonomiEfisiensi Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis dengan otot industri, kekuatan harga monopoli di pasar. Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Pasar berubah sepanjang waktu dan sebagainyaadalah kondisi di mana bisnis harus beroperasi terlepas dari apakah mereka memiliki kekuatan pasar yang nyata. Kasusekonomi terhadap monopoli Kasus standar melawan monopoli adalah bahwa harga monopoli lebih tinggi daripada biaya marjinal dan rata-rata, baik menyebabkan hilangnya efisiensi alokatif dan kegagalan mekanisme pasar. Perusahaan monopoli adalah penggalian harga dari konsumen yang berada di atas biaya sumber daya yang digunakan dalam pembuatan produk, dan kebutuhan konsumen dankeinginan tidak terpenuhi, sebagai produk yang berada di bawah(dikonsumsi). Rata-rata biaya produksi yang lebih tinggi jika ada inefisiensi dalam produksi juga berarti bahwa perusahaan tidak memanfaatkan optimal dari sumber daya yang langka. Dengan kondisi tersebut, mungkin ada kasus ekonomi untuk beberapa bentuk intervensi pemerintah untuk membatasi atau mengurangi skala kekuatan monopoli, misalnya melalui penerapan kebijakan persaingan yang ketat atau oleh proses deregulasi pasar (liberalisasi).
  • 101. Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein.Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide- ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan konsumen. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi, mereka akan memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi 'X' akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata. Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli dan sebuah industri yang kompetitif akan menghasilkan dalam jangka panjang di mana permintaan pasar sama dengan penawaran pasar. Pertimbangkan diagram di bawah ini. Keseimbangan output dan harga di Q1 dan PComP pada diagram sebelah kiri dan PComP dan Q1 pada diagram sebelah kanan. Pada titik ini, Harga = MC dan industri memenuhi persyaratanuntuk efisiensi alokatif. Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan keuntungan (MC= MR) adalah pada harga dan Q2 PMON output. Monopoli ini mampu mengenakan harga yang lebih tinggi membatasi output total dan dengan demikian mengurangikesejahteraan ekonomi. Kenaikan harga PMON mengurangi surplus konsumen. Pengurangan kesejahteraan konsumen adalah transfer murni untuk produsen melalui keuntungan yang lebih tinggi, tetapi beberapa kerugian yang tidak dipindahkan ke agen-agen ekonomi lainnya. Hal ini dikenal sebagai hilangnya kesejahteraan bobotmati dan sama dengan daerah ABC. X Inefisiensi di Bawah Monopoli
  • 102.
  • 103. Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di bawah monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga PI dan Q) ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing.
  • 104. Potensi Manfaat dari Monopoli ketika menganalisis pasar tidak sempurna kompetitif di mana rasio konsentrasi tinggi menyebutkan beberapa keuntungan potensial daripemasok memiliki kekuatan monopoli. Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensickesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar. Dalam hampir setiap industri pasar tersegmentasi menjadi produk yang berbeda, dan dampak dari globalisasi membuat sulit untuk mengukur tingkat kekuatan monopoli sejati yang mungkin ada dalam suatu industri pada setiap saat dalam waktu. Semakin pasar di mana monopoli tampak ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional yang terusberkembang.
  • 105. Skala Ekonomis Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah daripada kondii yang kompetitif. Hal ini dilustrasikan dalam diagram berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuahoutput ekuilibrium Q2 dan harga di bawah harga yang kompetitif.
  • 106. 10.7. DISKRIMINASI HARGA 10.7.1. SifatDasarDiskrim inasiHarga perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan mengadakan diskriminasi harga.Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda,melainkan biayà produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas permintaan yang berlainandan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual di pasar yang satu dijualkembali di pasar yang lain oleh pembeli di salah satu pasar tersebut. Kondisi T erjadinya Diskriminasi Harga Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga: a. Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-bedasecara tajam. b. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkanpembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda. c. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barangyang dibeli.
  • 107. Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a) Diskriminasi harga derajat pertamaDiskriminasi derajat pertama ini juga bisadisebut dengan "diskriminasi pribadi". Tawar-menawar terjadi setiap kali transaksiperorangan, menyesuaikan pada pendapatan pembeli, dan menyesuaikan hargapada konsumen. Diskriminasi harga derajat pertama sering dilakukan oleh dokter,pengacara, dan profesi-profesi lain sudah lama melakukannya. Contohnya adalahdokter yang berpraktik di kota-kota kecil yang memungkinkan biaya sesuai dengankemampuan pasiennya. b) Diskriminasi Harga Derajat KeduaProdusen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlahpembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebihsederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkankelompok-kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum,listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda. c) Diskriminasi Harga Derajat KetigaUntuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-betul menjual barang dipasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasitingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti pembeliyang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
  • 108. ` Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar prodoknya menjadi dua atau lebih pasar. Dalam keadaaan seperti itu dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal.Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil. Elastisitas permintaan bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demand-nya. Semakin condong semakin elastis. Kedua pasar atau lebih bila dilihat kurva demand-nya harus mempunyai kecondongan yang berbeda 10.7.2. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda
  • 109. 1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang sama.Sekarang kita lihat bagaimana harga- harga bervariasi sementara biaya produksi adalah sama. Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan yang relatif inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih tinggi elastisitasnya Setiap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga di mana MC =MR. 10.7.3. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numerik
  • 111. Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah pasar oligopoliyaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar. Sesuai dengan definisinya, berarti antara penjual yang satu dengan yang lain dapat saling memengaruhinya. Jadi interdependency di antara masing-masing penjual merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan output dan harga yang terjadi. Ciri lain oligopoli yang dikemukakan oleh Douglas adalah: 11.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
  • 112. NO Asumsi Keterangan 1 Jumlah penjual Lebih dari satu bisa 2, 4, atau 10. Penelitian dari Herfindal jika ada 4 (empat) perusahaan besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari 40 persen pangsa pasar 2 Kondisi biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat 3 Jumlah pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak 4 Kodisi demand Close substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi 5 Fuunngsi tuujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal. Sedang jangka panjang menginginkan menguasai pasar 6 Strategi peala Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan distribusi channel 7 Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis, dan kuantitas akan mendapat reaksi dari pesaing. Berdasarkan kriteria CR4, struktur pasar sektor industri di Indonesia menurut Dumairy (dalam Perekonomian Indonesia) pada tahun 1997 umumnya industri di Indonesia adalah oligopoli, seperti (1) industri makanan, minuman, dan tembakau 67 persen; (2) industri kertas dan penerbitan 56 persen; (3) industri kimia 47 persen; (4) industri minyak bumi dan batubara 55 persen; (5) industri logam dasar 55 persen; (6) industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60 persen; (7) industri pengolahan lainnya 60 persen.
  • 113. Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua perusahaan disebut duopoli. Karakter pasar oligopoli yaitu: 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan
  • 114. 11.2. DEMAND OLIGOPOLI Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu.
  • 115. 11.2.1. Model Oligopoli Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain: 1. Model Cournot Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama
  • 116. Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak dilayani oleh perusahaan pertamaJadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah 0,25 (0,5 x 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di pasar. Kemudian perusahaan pertama yang menghadapi suasana ini beranggapan bahwa perusahaan kedua akan tetap mempertahankan output-nya untuk periode berikutnyaDengan demikian, perusahaan pertama menawarkan 0,5 dari seluruh permintaan yang ada di pasar pada periode selanjutnya. Selama perusahaan kedua dapat menawarkan 0,25 dari seluruh permintaan pasar, perusahaan pertama pada waktu berikutnya akan menghasilkan 0,5 x (1-0,25) = 0,375 dari seluruh permintaan pasar dan kemudian perusahaan kedua akan melakukan reaksi dengan menawarkan output setengah dari jumlah output yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama atau sebesar 0,5 x (1-0,375) =0,3125 dan seterusnya. Jadi: Perusahaan pertama memproduksi 1/2-1/8- 1/32- 1/128-... = 1/3 Perusahaan kedua memproduksi 1/4+ 1/16+ 1/64+1/256-... =1/3
  • 117. Mereka bersama-sama memproduksi dua pertiga dari output yang dipersaingkan, di mana P11 = ITC = (1, atau dengan kata lain mereka memproduksi 2/3 dari (1). Selanjutnya jika terdapat tiga perusahaan maka mereka akan memproduksi 3/4 panjang (1) dengan mengikuti asumsi Cournot. Jika terdapat n perusahaan, maka akan memproduksi [n/ {n+1}] x OD. Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa semakin banyak perusahaan yang memasuki industri, output industri semakin mendekati output yang dipersaingkan Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
  • 118. Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka perusahaan kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi setengah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan kedua memproduksi setengah, maka perusahaan pertama akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan kedua memproduksi 1 maka perusahaan pertama akan memproduksi 0. Jika sekarang kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap perusahaan kedua, maka akan saling berpotongan pada titik Cournot, di mana kita dapatkan masing- masing akan memproduksi sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil
  • 119. PenurunanKurva Reaksisecara Matematis Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah: Q =a +bx, dan b >0, serta Q =Q, +Q₂ Di mana: Q Q₁ Q2 a b =Jumlah output total =Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama =Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua =konstanta =slope/kemiringan garis permintaan.
  • 120. Kurva marginal revenue (MR) dari masing- masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih besar akan memiliki 11R yang lebih kecil. Buktinya:
  • 121. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing- masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kurva MR Contoh:Diketahui fungsi permintaan yang dihadapi oleh duopolisdi pasarsebagai berikut : Sedangkan fungsi ongkos produksi yang dihadapi masing-masing duopolisadalah
  • 122. Besarnya keuntungan dari masing-masing duopolis adalah:
  • 123. Agar terjadikeuntungan maksimummenurutmodel Cournot,syaratnya Dengan demikian fungsi reaksi dari masing- masing perusahaan adalah:
  • 124. Jadi tingkat output total di pasar =Q =30+80=110dan harga yang terjadi di pasar =P =100 -0,5(110) =45 Secara grafis penentuan posisi keseimbangan Cournot dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 125. Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu: a. Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis. b. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. c. Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. d. Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis 2. Model Bertrand Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
  • 126. Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar. Namun, model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu: a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis. b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar 3. Model Chamberlin(Model untukPasarKelompok Kecil) Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing- masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
  • 127. P . Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasarbagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu: a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman. b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya
  • 128. Dalam gambar di atas terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan menurun lebih cepat, sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan harga. Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis akan menjadi sangat drastis pada harga-harga di atas Harga ekuilibrum semula dan kurva permintaan akan pata pada harga ekuilibrum semula. Dalam Gambar 11.4 di atas ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua adalah kurva permintaan DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan Z dari perusahaan yang bersangkutan, apabila semua perusahaan. menandingi perubahan harga dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, bagian atas dari kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kurva permintaan Marshall, sedangkan bagian bawah dan kurva permintaan adalah kurva bagian pasar atau kurva-permintaan Chamberlin. Oleh karena kurva permintaan tersebut patah, maka kurva penerimaan marginal (MR) juga terputus dan terdapat rentang yang luas.
  • 129. Titik keseimbangan perusahaan ditentukan oleh titik pada waktu garis permintaan tersebut patah. Meskipun demikian, perlu diungkapkan bahwa posisi titik keseimbangan tersebut tidak semata-mata didefinisikan oleh titik potong antara MC dan MR. Apabila kurva MC memotong pada kurva MR yang patah, membawa implikasi bahwa adanya perubahan struktur ongkos produksi tidak akan memengaruhi tingkat output dan harga keseimbangan bagi perusahaan. Jadi dalam model ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut bukan merupakan model yang dapat menjelaskan pada tingkat harga berapa keseimbangan terjadi di pasar, tetapi model tersebut hanya merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa harga output yang terjadi cenderung tetap (tidak berubah).
  • 130. 5. Model Stackelberg Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model CournotAdanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi keuntungannyaSelanjutnyaperusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam memperoleh keuntungan maksimum.
  • 131. Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian, perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb. Akan tetapi, apabila di pasar ada dua perusahaan yang sama kuat dan keduanya berharap menjadi pemimpin pasar, maka dalam keadaan ini keseimbangan pasar yang bersifat stabil tidak akan tercapai. Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan Stakelberg" (Stackelberg disequilibrium) dan gejalanya terlihat dengan adanya perang harga. Perang harga tersebut akan berhenti apabila salah satu perusahaan sudah mau berperan sebagai follower di pasar atau sampai terbentuk penggabungan (collusion) antara kedua perusahaan tersebut.
  • 132. Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam Gambar 11.7. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q, unit dan menjualnya dengan harga P ,. Kurva permintaan D, yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P , menjadi P , akan meningkatkan permintaan menjadi Q. Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan totalOleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan- perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahuiSecara pasti bagaimana reaksi perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi- reaksi tersebut hanya akan memengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi-interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D, dalam Gambar 11.7 merupakan kurva reaksi, yang menunjukkan bagaimana penurunan harga akan memengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksiperusahaan-perusahaan saingan hitungkan.
  • 133. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli: a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1, makapermintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2, maka permintaan akan bertambah ke B1, • Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. • Pelanggan lain membatalkan pembeliannya. b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1, dan P2, perubahanpermintaan akan ke titik B dan C. c. Menaikkan harga ke P3, permintaan ada di titik A1, karena reaksi perusahaanmengubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.