SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
urnal ,anah ndonesia----~"
'oc~ri ,af o;~_.J
Himpunan I1mu Tanah Indonesia (HITI)
Indonesian Soii Science So,.:!e1~y
No. Judul dan Penulis 	 Halaman
Pemanfaatan bahan amelioran abu terbang pada 1-6
lingkungan tanah gambut: (I) Pelepasan hara makro.
(iskandar, Suwardi, dan E.F.R. Ramadina)
2 	 Potensi serasah untuk meningkatkan fosfor tersedia pada 7-17 

Ultisol (S. R. Utami, S. Solikhah, S. Hastuti, dan S. 

Kurniawan) 

3 	 Pengaruh pemberian bahan humat terhadap kemampuan 18-22 

retensi air dan difusivitas tanah. (D. P. T. Baskoro dan 

D. Y. Lestari)
4 	 Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia, dan urea serta 23-30 

kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan nitrogen 

pada pertumbuhan Jagung di Inceptisol Darmaga. (Wawan, 

S. Sabiham, K. Idris, G. Djajakirana, dan S. Anwar)
5 	 Peranan fosfat alam dan kombinasi bakteri pelarut fosfat 31-36 

dengan pupuk kandang dalam meningkatkan serapan hara 

dan hasil kedelai. (S. Djuniwati, H. B. Pulunggono, dan 

Suwarno) 

6 	 Pengaruh takaran dan pola pemberian pupuk N terhadap " 37-43
efisiensi pemupukan N pada Latosol Darmaga. (H. U. S.
Nuryani, L. Juliani, W. Y. Nasih, A. Sarlan, dan H. Fandi)
7 	 Biomarker sebagai metoda alternatif penetapan biomassa 44-57
mikroorganisme tanah. (G. Djajakirana)
8 	 Tinjauan terhadap perhitungan emisi karbon dari lahan 58-66
gambut Ind~nesia (B. Sumawinata dan Darmawan)
Foto sampul / Front Cover Photograph: . . ISSN 1979-0961
Pertumbuhan Tanaman Padi dengan Teknik Penanaman SRI
Rice Growth under SRI Culture Technique 1111111111111111111111111111 II
(Hak milik Darmawan / Courtesy of Darmawan) 9 771979 096134
V
- - - - - - - - - - - - - -- - - -- - - ------------ - - - - - - - - - - -
L - - 
Jurnai Tanlah Indonesia 

Journal of Indonesian SoIls
Vol. 1, No. 1; Maret, 2008 ISSN: 1979-0961
Dewan Pembina / Advisory Board
Mochamad Munir 

Astiall a Sastiono 

Penanggung Jawab / Person in Charge 

Yuswanda A_Temenggullg 

(Ketua Umum HITI ) 

Ketua Dewan Editor / Chief Editor 

Darmawan 

Anggota Dewan Editor / Editoria( Board
Supiandi Sabiham , Sudarsono, M war Maas 

Dermiyati , Budi Mulyan to, Djadja Subardja Sutaatmadja, Ali Munawar 

Editor Pelaksana / Managing Editor
Dwi Putro Tej o Baskoro 

Dyah Tjahyandari Su ,yanin!styas 

Ek'J Hanudiil 

Ai Dariah 

Sekretariat / Secretariate
Kantor Pusat Himpunan Ilmu Tanah indonesia (HITI) 

Gedung BPN RI , Jl. H. Agus Salim No. ~;8 Jakarta Pusat 

Telepon: 021- 31925574, Fax: CJ21-31925574 

e-mail: se-'liti@yahoo.co_id 

Rekening / Bank Account 

Dyah Tjahyandari S. 

BTN Batara Cabang Pengadilan Bogor No. 0001S01S00182S()3 

Jurnal Tanah Indonesia diterbitkan dua kali setahun yaitu pada Bulan Maret dan September oleh 

Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI). Jurnal Tanah Indonesia memuat artikel dari hasH penelitian 

dan ulasan mutakhir dalarp bidang ilmu tanah dan lingk'_mgan. Setiap naskah yang dikirim akan 

ditelaah oleh penelaah (reviewer)_ 

Nama penelaah dicantumkan pada terbitarl No.2 dari setiap volume. 

Harga Langganan / Subscription Rate
Pribadi / Personal Rp SO 000, - per tahun / yearly 

Institusi / Institution Rp 70 000,- per tahun / yearly 

Harga belum termasuk ongkos kirim / fxc(uding postage
lurnal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23-30 	 ISSN: 1979-0961
PENGARUH PENCUCIAN, APLIKASI GLiRISIDIA DAN UItEA SERTA KOMBINASINYA 

TERHADAP KESELARASAN PENYEDIN.I~ NITROGEN 

DENGAN PERTUMBUHAN JAGUNG PADA INCETTISOL DARMAGA 

Effect of Leaching, Application of Glirjcidia and Urea 

and Their Combination on Synchronization of Nitrogen Supply 

with Corn Growth in inceptisol DClrmaga 

Wawan  S. Sabiham2
, K. Idris2
, G. Djajakiri;lfIa2
, dan S. Anwar2
lAlumnus Program 5tudi 53Ilmu Tanah , 5ekolah Pascasarja n I, Institut Pertanian Bogar, 

1 Departemen Ilmu Tanah dan 5umberdaya Lahan, Fa kulta s Pert, 1ian, Institut Pertanian Bogar, 

Jl. Meranti , Kampus IPB Darmaga , Bogo 16680 

ABSTRACT
Increasing N use efficiency and decreasing N pollution can be achieved I~'Y' synchronization between supplying pattern
of N and crop N demand. Leaching affects soil nutrient availability, therecrE it would also affect synchronization. The
objectives of this study were to know the effect of leaching, application of Glir icidia and urea and their combination on
synchronization of N supply with corn growth , plant height and dry weight , ( r d m ineral N leaching. Two levels of leaching
and five levels of fertilization treatment were examined in the green hOL.i2 experiment. The synchronization between
supplying pattern of N and corn growth without leaching treatment was resulted by application of urea at planting followed
by Gliricidia at 3 weeks after planting (WAP) and urea at planting and at 3 w. ',~ In leaching treatment, the synchronization
was resulted by split application of Gliricidia at planting and at 3 WAP ani single application of urea and Gliricidia at
planting. In the treatment wihout leaching , the highest plant height and plar, : dry weight were resulted by split application
of Gliricidia at planting and at 3 WAPi whereas in leaching treatment wer, le~ ulted by split application of Gliricidia at
planting and at 3 WAP, urea at planting, followed by Gliricidia at 3 WAF; a. ·1 split application of urea at planting and 3
WAP. The single application of urea and Gliricidia at planting resulted the higJ ,,;t cumulative leaching of mineral N.
Keywords: Corn, green manure, nitrogen, synchronization , urea
PENDAHULUAN Keselal ()san antara penyediaan N dengan ·
permintaall tanaman dapat dicapai melalui
pencampuran bahan organik kualitas berbedaPada umumnya tanah-tanah di daerah tropika
basah seperti Indonesia kekurangan unsur hara (Handayanto et a/., 1997), pengkombinasian sumber
hara dari t,2lian crganik dan bahan mineral (Jones et.nitrogen (N) karena mengandung bahan organik
af. , 1997), serta pengaturan waktu dan penempatan'rendah. Nitrogen adalah unsur hara esensial yang
aplikasi (r'oafongoya et af., 1997). Hasil penelitian·diserap dalam bentuk N03= dan NH4' dibutuhkan
Wawan (2.01)8) menunjukkan bahwa keselarasan juga:tanaman dalam jumlah besar. Pada tanah pertanian
dapat dicapai melalui pengaturan jumlah danyang tidak dipupuk, tanaman sering menunj ukkan
kombinasi sumber N yang dilakukan secara simultangejala defisiensi. Oleh karena itu, pemupukan N
dengan wa <tu aplikasinya.sangat diperlukan untuk mendapatkan produksi
Keselarasan penyediaan dan permintaan Ntanaman yang optimal.
tanaman berkaitan dengan ketersediaan hara diPengelolaan pemupukan N sering dihadapkan
dalam tanah . Ketersediaan hara tersebut dipengaruhipada rendahnya efisiensi yang disebabkan oleh
oleh proses pencucian. Oleh karena itu, keselarasanbesarnya kehilangan N melalui pencucian (leaching),
yang dicapai melalui pengaturan jumlah danvolatilisasi dan denitri-fikasi. Kehilangan N tersebut
sering berakibat buruk terhadap lingkungan . kombinasi sumber N yang dilakukan secara simultan
dengan waktu aplikasinya tersebut perlu dievaluasi.Besarnya kehilangan N ters ebut terutama terjadi
Hal itu penting dilakukan sebelum hasil penelitian iniakibat ketidakselarasan antara penyediaan N
dengan permintaan N bagi tanaman. Oleh karena 	 dapat diterapkan di lapangan.
itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk Penelitian 1nl bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan ureameng2tasi masalah tersebut adalah dengan
penyelarasan antara penyediaan dan permintaan N 	 serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan
tanaman yang menyangkut waktu dan jumlahnya. 	 N dengan pertumbuhan jagung, tinggi tanaman dan
berat kering tananaman jagung serta pencucian N
mineral.
Wawan , S. Sabiham, K. Idris, G. Djajakirana, S. Anwar. 2008. Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia, dan urea serta
kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan nitrogen pada pertumbuhan jagung pada Inceptisol Darmaga. J.
Tanah Indonesia, 1(1):23 ·30
23
Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan urea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan)
BAHAN DAN METODE
Percobaan Inl dilakukan di rumah kaca
Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor,
Cikabayan Darmaga. Penelitian berlangsung dari
bulan Juli sampai Oktober 2004.
Percobaan ini merupakan percobaan dengan
rancangan faktorial acak lengkap 2 x 6 dengan 3
ulangan. Faktor pe:tarna adalah pencucian terdiri
dari 2 taraf yaitu tanpa pencucian (Lo) dan dengan
pencucian (L,). Faktor ke dua adalah pemupukan
terdiri dali 6 taraf yaitu 5 perlakuan aplikasi
Glirisidia, urea dan kombinasinya dan 1 kontrol.
Perlakuan dan simbolnya yang digunakan dalam
penelitian disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Perlakuan dan simbolnya yang digunakan dalam
penelitian
No. Per I a k u an Simbol
1. Tanpa pemberian pupuk N(kontiOl) ON
2. Glirisidia 100% daun saat inkubasi/tanam' dan
Glirisidia 100% daun 3 minggu seteiah
inkubasi/tanam'.
G1oG13
3. Glirisidia 100% daun saat inkubasiitanam'
Urea 3 min~gu setelah inkub2si/tanam'.
dan G1oU3
4. Urea dan Glirisidia
inkubasi/tanaCi"
100% daun saat UoG1o
5, Urea saal iOlkubasiltanam< dan Gliiisidia
daun 3minggu seteiah inkubasi/tanam"
100% UoG13
6, Urea saat inkubasifianam'dsil
setelah inkubasillanam',
Urea 3 rninggu UoU3
Ket.: Pemisahan pemberian sumber N terdiri dari saat tanam
20% dan pada 3 minggu setelah inkubasi 80% dari takaran .
Nyang digunakan.• : Berlaku untuk percobaan rumah kaca
dan lapang.
Enam kilogram tanah kering udara (10 <5 rnm)
ditambah sumber N sesuai perlakuan. Untuk
membuat kadar P, i<, Ca, dan Mg sama pada masing­
masing perlakuan, maka ke dalam tanah
ditambahkan unsur-unsur tersebut dalam bentuk SP­
36, KCI, CaC03 dan kiserit. Tanah, pupuk hijau, SP- .
36, KCI, CaC03 dan kiSerit dicampul' merata,
kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik. Lima;
belas ember plastik dipersiapkan untuk masing­
masing perlakuan dari 12 kombinasi perlakuan.
Bagian dasar ember diberi lubang dan kasa plastik.
Ke dalam masing-masing ember plastik ditanami 3
benih jagung. Satu minggu setelah tanarn (MST)
dipilih bibit yang relatif seragam dan ditinggalkan
satu bibit per ember,
Kelembaban .tanah dijaga pada kondisi kapasitas
lapang dengan menambahkan air bebas ion. Pada
ember yang mendapat perlakuan pencucian setiap
satu minggu sekali, sampai minggu ke 7, dilakukan
pencucian dengan air hujan yang ditampung setelah
20 menit turun hujan (komunikasi pribadi dengan Dr.
Gunawan Djajakirana). Jumlah air yang ditambahkan
setengah dari rata-rata jumlah curah hujan di lokasi
percobaan. Air cucian ditampung kemudian
ditetapkan kadar N-(NH/ + NOd dengan "Flow
Injections Auto analyzer". Kegiatan pemeliharaan
tanaman yang meliputi penyiangan dan pengendalian
hama dan penyakit dilakukan sesuai kebutuhan.
Pada umur 4, 5, 6, 7, dan 8 MST dilakukan
pengambilan contoh tanaman dan tanah.
Pengambilan contoh tanaman dilakukan dengan
memanen seluruh bagian tanaman. Selanjutnya
bahan tanaman dicuci, ditiriskan dan dikeringkan
dalam oven pada suhu 6Q°C selama 72 jam. Bahan
tanaman yang telah dioven digiling, ditimbang,
kemudian diambil contoh untuk penetapan serapan N
tanaman. Kadar N tanaman ditetapkan dengan
metode Kjeldahl (Anderson dan Ingram, 1993).
Serapan N tanaman dihitung dengan mengalikan
kadar N total tanaman dengan total berat kering
tar"man setelah dioven pada suhu 105°e.
Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara
mencampur rata tanah dalam ember kemudian
mengambil sebagian tanah sebagai contoh. Contoh
tanah selanjutnya disimpan dalam lemari es atau
langsung dianalisis kadar N-NH4+ dan N-(N0 3" + N02')
melalui pengekstrakan dengan 2N KCl lalu diukur
dengan menggunakan "Flow Injections
Autoanalyzer" .
Data kadar N-NH/ dan N·(N03' + N02') tanah, N­
NH/ dan N-(N03' + NOl ') tercuci, serapan N oleh
tanaman jagung pada waktu pengambilan contoh
berbeda, tinggi dan berat kering to'laman dianalisis
dengan menggunakan sidik ragam. Nilai rata-rata
pengaruh perlakuan dibandir:gkan dengan
menggunakan uji DMRT pada taraf n"ata 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kese[arasan Penyediaan N dengan 

Pertumbuhan' Jagung 

HasH uji korelasi antara penyediaan N dengan
tinggi tanaman (TI), berat kering tanaman (BKT),
dan serapan N tanaman akibat aplikasi Glirisidia,
Urea dan kombi-nasinya dengan dan tanpa pencucian
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan
tanpa pencucian terdapat korelasi sangat kuat antara
penyediaan N dengan TI, BKT dan serapan N jagung
yang dihasilkan perlakuan UoU3• Selain itu, terdapat
korelasi sangat kuat antara penyediaan N dengan TI
dan serapan N jagung, dan terdapat korelasi antara
24
lumal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23·30
)enyediaan N dengan BKT yang dihasilkan perlakuan
JoG1). Berbeda dengan itu, pada perlakuan dengan
)encucian terdapa t korelasi kuat antara pellyediaan
'-l dengan sernua parameter pertumbuhall tanaman
lang dihasilkan perlakuan UoG 1), dan terdapat
,orelasi antara penyediaan N dengan BKT yang
jihasilkan perlakuan UoG 1o' Selain itu, terdapat
~orelasi sangat kuat antara penyediaan N dengan
;erapan N jagung dan juga terdapat korelasi
Nalaupun tidak kuat dengan n dan BKT yang
jihasilkan perlakuan G1 oG1).
fabel 2. 	 Korelasi antara N kumulatif dilepaskan dengan
pertumbuhan jagung akibat aplikasi Glirisidia,
urea dan kombinasinya tanpa dan dengan
pencucian
Perlakuan Tanpa Pencucian Dengan Pencucian
Nilai r Signifikansl Nilai r Signifikansi
Nkumulalif dilepaskan dengan Tinggi lanaman
ON 0.9106+ 0.0894 0.7499 0.2501
G1oG13 0.8478 0.1522 0.9242 ­ 0.0757
G1oU3 0.8902 0.1098 08087 0.1913
UoG1o 0.3846 0.6154 0.8500 0.1500
UoG13 0.9855 • 0.0145 0.8810 0.1190
UoU3 0.9759 • 0.0241 0.7598 0.2402
Nkumulalif dilepaskan dengan Beral kertng '~an3man
ON 0.9695 • 0.0305 0.9426 - 0.0574
G10Gb 0.8090 0.1910 0.9295 - 0.0760
G1oU3 0,8366 0,1 634 0,8942 0.1058
UoG1o 0.1442 0,8558 0,9892 • 00108
UoG13 0,9348· 0.0652 0.9774 • 00226
UoU3 0.9875 • 0,0125 0,8743 0,1257
Nkumulatif dilepaskan dengan Serapan NjaJung
ON 0,9291 - 0,0719 0,8520 0,1480
G1 0Gb 0.8700 0,1300 0,9961.. 0,0039
G1oU3 0,9665 • 0,0335 0.8454 0,1546
UoG1o 0,2656 0.7544 0,8988 0,1012
UoG13 0,9721 • 0,0279 0,9522 • 0,0478
UoU3 0,9984 .. 0,0016 0.7122 0,2877
Keterangan: . =nyata pada Po •. • =nyata pada Po05 ... =nyata padaPo,o.
Pada perlakuan tanpa pencucian,; perlakuan
UoG1o yang melepaskan N lebih tinggi dibanding
perlakuan lainnya menghasilkan N mineral kumulatif
yang dilepaskan tidak selaras dengan pertumbuhan
jagung. Akan tetapi, pada perlakuan dengan
pencucian perlakuan UoG 10 menghasilkan pola
penyediaan N selaras dengan pertumbuhan jagung
(Tabel 2). Pencucian telah menyebabkan
pertumbuhan akar lebih baik yang berpengaruh
terhadap ~;erapall N yang lebih tinggi. Dengan cara
dernikian meningkatkan pertumbuhan jagung lebih
tinggi dibanding perlakuan tanpa pencucian.
Pada perlakuan dengan pencucian, aplikasi Urea
80% dari dosis N pada tiga MST (G 1oU) dan UoU))
melepaskan N tinggi, namun karena dilakukan
pencucian sebagian N ters ebut tercuci, sehingga
mengurangi jumlah N te(Sedia dalam tanah tel'utama
pada ~;aat serapan t~ tanarnan tinggi. Hal tersebut
mengganggu pertumbuhail tanaman. Berbeda dengan
itu apl'ikCt~;i Glirisidia tiga MST (G 'loG1), UoG1o dan
UoG1)), '/Vdlaupun N yang dilepaskan sebagian juga
mengalatni pencucian, tetapi karena pupuk hijau
terllS rTelepaskan N yang dapat diambil oleh
tanal11.:l'l, sehingga pertumbuhan tanaman tidak
terganggu,
Tinggi Tanaman (TT) dan Berat Kering 

Tanaman (BKT) 

Rata-rata tinggi tanaman jagung akibat
pel1cucian dan aplikasi Glirisidia, Urea dan
kornbinciinya disajikan pada Gambar 1.
Pada perlakuan tanpa pencucian, aplikasi
Glilisidia Urea dan kombinasinya menghasilkan n
lebih beragam ciibanding perlakuan dengan
pellCucian pada 3 sampai 6 MST. l"-Iamuil, pada
delapan MST baik pada perlaklian tanpa maupun
dengal'; )~;ncucial1 aplikasi pupuk menghasilkan TT
yang (u:<.up be~agdm, Pdda delapar, MS1; aplil<.asi
Glirisidi,:! saot talum dan tiga MST pada perlakuan
tanpa P ~:llCuciall ille;nilii<i n nyata lebih tinggi
daripada KOI-ltrol, sedangkan n dalam tanah yang
m€'llerima perlaklian lainnya lebih tinggi daripada
yang dihasilkan kOl1trol. KOl1tras dengan itu, pada
perlakuan dengan pencucian perlakuan kontrol pada
delapan AIST memiliki n yang paling rendah dan
ja ~rh lebih rendah dib2.:l1ding TT yang dihasilkan
pertakual1 yang sama. tetapi tanp'l pencucian.
Akibatllycl pada perlaku,:,n dengan pencucian semua
perlakuan pemupukan mt'miliki TT nyata lebih tinggi
dibancling I<.ontral (Gar,lbar 15), Rata-rata berat
kering tal1aman jagung akibat perlcucian dan aplikasi
Glirisidia, Urea dan kombinasinya disajikan pada
Gambar 2.
Pola pertumbuhan BKT dalam tanah yang
menerirna semua, perlakuan pemu-pukan dari 3
sampai 8 MST pada tanah tanpa pencucian secara
umum membentuk kurva sigmoid, kecuali perlakuan
G1 oG1 J dan UoG1o sampai 8 MST belum meng-hasilkan
titik belok pada kurva BKT (Gambar 2A). Dalam
tanah dengan pencucian dari 3 sampai 6 MST
membentuk pola yang mirip, namun dari 6 sampai 8
MST laju pertumbuhan BKT masih meningkat tajam
dan belurn dihasilkan titik belok, kecuali perlakuan
tanpa pemupukan N pada tujuh MST terbentuk titik
belok (Gambar 25).
Pada akhir pertumbuhan vegetatif (delapan MST)
dalam tanah tanpa pencucian, semua perlakuan
25
Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan urea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan)
pemupukan memiliki BKT yang tidak berbeda nyata
satu sama lain. Walaupun demikian, perlakuan
G1 oG1J memiliki BKT lebir. tinggi daripada perlakuan
lainnya. Sebaliknya pada tanah dengan pencucian,
semua perlakuan pemupukan meningkatkan BKT
secara nyata dan perlakuan G1oG 1J dan UoG1J
memiliki BKT lebih tinggi dibanding perlakuan
lainnya (Gambar 26).
Pencucian N Minerai
Konsep keselarasan dikembangkan dalam rangka
meminimumkan kehilangan hara. Dalam penelitian
ini kehilangan N yang diukur berupa pencucian N.
Nitrogen mineral tercuci pada setiap MST akibat
aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya disajikan
250 I 

~
,­
c
u
'-" 200 1C
co 150E
co
c
.8 100 ~00
00
c
~ 50
0
pada Gambar 3, sedangkan N mineral kumulatif
tercuci yang menerima perlakuan pemupukan
tersebut disajikan dalam Gambar 4.
Kurva jumlah N-NH/ tercuci dalam tanah yang
menerima semua perlakuan pemupukan mirip satu
sama lain dengan puncak pada 2 dan 4 MST, kecuali
perlakuan UoG1 o (Gambar 3A). Perlakuan UoG1 o
menghasilkan N-NH/ tercuci nyata lebih tinggi
daripada perlakuan lainnya dari 1 sampai 5 MST,
dengan puncak rendah pada dua MST dan puncak
tinggi pada lima MST. Selain itu, jumlah N-NH /
akibat perlakuan UoG1 J dan UoUJ pada dua MST,
G1oG1 3pada tiga MST, G1 oU) pada empat MST lebih
tinggi daripada kontrol (Gambar 3A) .
2 3 4 5 6 7 8 9
MST
.. -•. .. ON -+- Gl oG13 --Gl oU3
---k- UoGl o -----*- UoG13 - ;;(-- UoUJ
250 

.--.-.
E 200
u'­
c 
co
150
E
ro
c
.8 I100
0fJ 

0fJ 

C 

~ 50
1I0
2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 1. 	 Tinggi tanaman jagung akibat aplikasi Gli risidia, Urea dan kombinasinya
tanpa pencucian (A) dan dengan pencucian (B) dari 3 sampai 8 MST
26
----
Jurnal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23-30
90
A
2 3 4 5 6 7 8 9
90
C1J
'---' 75 B
c:
ro

E 60 
ro
c:
~ 45
.§
<l)
.::.:: 30
.....
ro'-<
<l)
15CO
0 -,-----1
2 3 4 5 6 7 8 9
MST
.-.+. - . ON -~ 010GI3 --- 010U3
--.-- Uo01 0 - >-< -UoGI3 ---*-UoU3
Gambar 2. 	 Berat kering tanaman jagung akiDat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya
tanpa pencucian (A) dan dengan iJencucian (8) dari 3 sampai 8 MST
27
___
Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan urea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan)
100
A
biJ 80
E
u
~ 60
u
B
'­
+ 40.q­
:r:
ZI
Z
o 2 3 4 5 6 7 8
225 

:= 200 
 B
'-"
u 175
~
~ 150
E
~ 125
N
o 100
Z
+ 75
I
8 50
2S 25I
Z
o 2 4 5 6 7 8
225
200 1 

175 ­
~ 150 13 125 -­
S 100 I
: 7~ J _,,-'
. -,+ ":«<:;x: -..':..Zo::l:,- ;-:-­ i----,---~---,,---,-'-'--~----~-'--'--~-~--~:,- 'i
l
o 2 3 4 5 6 7 8
MST 

---.--- ON
 -+-GloG13 ----------- G IoU 3
------,Ir- UoG 10 -----*- UoG 13 ~UoU3
o+-----,----,----,,----,----,-----,----~--__,
_'-.- -­-­__ 
f "
-.~
Gambar 3. Jumlah N-NH/ (A), N-(N03 + NOll (8) dan total N mineral (el tercuci akibat
aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya dari 1 sampai 7 MST
'urnal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23-30
........... .......... ................... ... ._- ····_··1 

I
:::~'

400
300
200
100
'j
Jo . - ~ - -
'I rrl
(~
,J IHih
n i L__-J I ~_I !~-
I I il l ,i I ! I! ii •
1
'n,; 1-- ' ~ 1---1	 I ~''
I 	 __t,
Lj_j, I vON GloGJ3 GloU3 UoGlo UoG13 UcU3
Perbkuan
Gambar 4. Nitrogen mi~eral kumLJlatif tercuc i "k.it-at aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya.
Pencucian N Minera!
Aplikasi Urea dan Glirisidia sekaligus saat tenam
lda percobaan rumah kaca melepaskan N-NH4­
nggi sampai empat MST, sebagaimana yang terjadi
Ida percobaan pencucian inkubasi, Hal itu sangat
enunjang terjadi pencucian N-NH4+ dalam tanah
iI1g menerima pedakuan UoG10 lebih ti nggi daripada
. ~rlakuan lainnya sampai lima MST. Pencucian NH 4 '
ga ditemukan oleh Ferreira-Azcona (1972) pada
nah tropika di Brazil, Walaupun tanah memiliki
'mampuan meretensi NH/, namun karena jumlah
NH4+ yang dilepaskan lebih besar daripada
pasitas retensi koloid tanah (KTK tanah rendah),
n serapan N tanamannya lebih rendah, maka N­
V ikut terbawa air cucian. Blair et al. (1995)
=ngemukakan bahwa : dalam tanah dengan
nduktivitas hidrolik tinggi dan/atau kapasitas
tensi hara rendah, rili1ka hara dapat tercuci ke
wah daerah perakaran j anaman.
Berbeda dengan N-NH4+ tercuci, kurva jumlah N­
0 3' + N02') tercuci dalam tanah yang menerima
Twa perlakuan pemupukan dari 1 sampai 7 MST
rip satu sama lain dengan puncak rendah pada dua
T dan puncak tinggi pada lima MST (Gambar 3B),
'Tllah N-(N03' + NOd tercuci dalam tanah yang
~nerima semua ' perlakuan pemupukan dari 1
npai 4 MST tidak berbeda nyata satu sama lain.
ja lima MST, N- (NO 3' + N02') tercuci dalam tanah
19 menerima semua perlakuan pemupukan nyata
>ih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N,
1 perlakuan UoG1o menghasilkan N-(N03' + N02')
cuci tertinggi. Jumlah N-(N03' + N02') tercuci
bat perlakuan G1 0 Gh G1 oU3 dan UoG1o pada
'lm MST dan G1oG13 dan UoG1 3 pada tujuh MST
lta lebih tinggi daripada perlakuan tanpa
llupukan N,
Kurva jumlah total N mineral tercuci dalam
lah yang menerima semua perlakuan pemupukan
-ip satu sarna lain dan polanya sama dengan rata­
rata konsentrasi N·(NO)' + NOd tercuci yang
mc.mbeiltuh kurva dengan puncak pada 2 dan 5 MST.
F'ei'lakuan G1oG13, UoG1o dan UoG13 yang berisi
aplik2si Glirisidia 80% dari dosis N secara perlahan­
lahan terus melepaskan NH4+dan N-(N03- + N02· ).
Pada erall MST ketiga perlakuan tersebut memiliki
N-(N03 .;- NOd tanah yang tinggi dan nyata lebih
tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N. Selain
itu, t;mah yang cJigunakan memiliki kapasitas retensi
arion yang rendah. Oleh karena itu sangat masuk
akal bila k.etiga perlakuan tersebut menghasilkan N­
(N03' + H02) tercuci lebih tinggi daripada perlakuan
tanpa pemupukan N. Semua aplikasi pupuk
meningka tkan N mineral kumulatif tercuci, dan
perlakuan UoG 10 rnenghasilkan N mineral kumulatif
tercuci p<lling tinggi diikuti G1oG1 3, G1 oU3, UoG13 dan
UcU] (Garnbar 4) .
KESIMPULAN
Keselarasan penyediaan N dengan pertumbuhan
jagung pada perlakuan tanpa pencucian dihasilkan
oleh aplikasi Urea saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST
dan Urea saat tanam diikuti Urea 3 MST, sedangkan
pada perlakuan dengan pencucian dihasilkan oleh
aplikasi Glirisidia saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST,
Urea den Glirisidia sekaligus saat tanam dan Urea
saat tnnam diikuti Glirisidia 3 MST.
Pada perlakuan tanpa pencucian, TT dan BKT
tertinggi dihasilkan oleh aplikasi Glirisidia saat
tanam cliikuti Glirisidia 3 MST, sedangkan pada
perlakuan dengan pencucian dihasilkan oleh aplikasi
Glirisidia saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST, Urea
saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST dan Urea saat
tanam diikuti Urea 3 MST.
Aplikasi Urea dan Glirisidia sekaligus saat tanam
menghasilkan pencucian N mineral kumulatif
tertinggi .
29
Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan Ulea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan)
DAFTAR PUSTAKA 

Anderson, J.M. and J.S.I. Ingram. 1993 . Tropical soil
biology and fertility: A hand-book of methods. CAB
International, Wallingford, Oxon, UK. 171 p
Blair, G.J., A. Conteh and R.D.B. Lefroy. 1995. Fate of
organic matter and nutr'ients in uplarld agi icultural
systems. ACIAR Proc. lie 56, 41-49
Ferreira-Azcona, F.F. 1972. The fa te of nitrogen fertilizers
applied to tropical soils. MS. Thesis Dept. Agron .
Cornell Univ. Ithaca, New York
Gregory, PJ. 1988 . Crop growth and development. InA.
Wi ld (ed). Russell 's >eil condition and plant growth.
Longman Scientific and Technical. England
Handayanto, E., K.E . Giller. and G. Cadish. 1997.
Regulating N release from legume tree prunings by
mixing residues of different qua lity. Soil BioI.
Biochem. , 29(9/ 10): 1417·14 26
Jones, R.B., 5.5. Snapp and H.S.K. Phombeya. 1997.
Management of leguminous leaf residues to improve
nutrient use efficiency in the Sub·humid tropics. In:
Cadish, G and K.E. Giller (eds) Driven by nature:
plant litter quality and decomposition. CAB
International, Wallingford, UK, pp. 239-250
Karlen, D.L., R.L. Flannery, and E.F. Sadler. 1987. Nutrient
and dry matter accumulation rates for high yielding
maize. J Plant Nutrition, 10:1409-1417
Mafongoya, P.L, P.I<_R . t~air and B.H. Dzowela. 1997.
Multipurposes tree prunings as a source of nitrogen to
maize under semiarid condition in Zimbabwe. 2.
Nitrogen recovery rates and crop growth as influenced
by mixtures and prunings. Agroforest. ~ys. , 35: 47-56
Wawan. Z008. Keselarasan penyediaan Nitrogen dari pupuk
hijau dan urea dengan pertumbuhan jagung pada
Inceptisol Darmaga . Tesis Doktor. IPB. Bogor
30

More Related Content

What's hot

Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...f' yagami
 
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar EkologiAinal Chaza
 
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
 
Pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam
Pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayamPengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam
Pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayamIgnazio Hadi Saragih
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahSarjan Alatas
 
Land suitability assessment_for_maize_de
Land suitability assessment_for_maize_deLand suitability assessment_for_maize_de
Land suitability assessment_for_maize_deNurdinUng
 
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...NurdinUng
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
 
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar EkologiAinal Chaza
 
Laporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanahLaporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanahPetrus Hery
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Debby Ochta
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
Sifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian OrganikSifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian Organik
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian OrganikMateri Kuliah Online
 
Journal irvandra
Journal irvandraJournal irvandra
Journal irvandrairvandr
 
Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciBBPP_Batu
 

What's hot (20)

Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
Laporan tetap praktikum fisiologi tumbuhan ii pengaruh pemberian pupuk kandan...
 
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 5 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
 
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
 
D010202
D010202D010202
D010202
 
Pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam
Pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayamPengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam
Pengaruh pemberian beberapa dosis pupuk kandang ayam
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
 
Land suitability assessment_for_maize_de
Land suitability assessment_for_maize_deLand suitability assessment_for_maize_de
Land suitability assessment_for_maize_de
 
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
 
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 4 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
 
Laporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanahLaporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanah
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
Sifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian OrganikSifat  Kimia  Entisol Pada Sistem  Pertanian Organik
Sifat Kimia Entisol Pada Sistem Pertanian Organik
 
Journal irvandra
Journal irvandraJournal irvandra
Journal irvandra
 
Agroklimatologi
AgroklimatologiAgroklimatologi
Agroklimatologi
 
Ekotanjut2
Ekotanjut2Ekotanjut2
Ekotanjut2
 
Makalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinciMakalah sawi dan urine kelinci
Makalah sawi dan urine kelinci
 

Similar to PENGARUH PENCUCIAN, APLIKASI GLiRISIDIA DAN UItEA SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KESELARASAN PENYEDIN.I~ NITROGEN DENGAN PERTUMBUHAN JAGUNG PADA INCETTISOL DARMAGA

3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdfMuhammadSarif8
 
ABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfRisWandi38
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fixharissutrisno
 
Andrew hidayat 15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki...
 Andrew hidayat   15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki... Andrew hidayat   15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki...
Andrew hidayat 15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki...Andrew Hidayat
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung AGROTEKNOLOGI
 
Laporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukLaporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukEkal Kurniawan
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...Repository Ipb
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosisIr. Zakaria, M.M
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaode Syawal Fapet
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...Repository Ipb
 
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptxPENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptxAbyyuKusuma
 

Similar to PENGARUH PENCUCIAN, APLIKASI GLiRISIDIA DAN UItEA SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KESELARASAN PENYEDIN.I~ NITROGEN DENGAN PERTUMBUHAN JAGUNG PADA INCETTISOL DARMAGA (20)

3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
3557-Article Text-16025-1-10-20230629 (1).pdf
 
6 apresus
6 apresus6 apresus
6 apresus
 
ABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdfABU SEKAM PADI.pdf
ABU SEKAM PADI.pdf
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
318 596-1-sm
318 596-1-sm318 596-1-sm
318 596-1-sm
 
JURNAL MUHAMMAD JAYA
JURNAL MUHAMMAD JAYAJURNAL MUHAMMAD JAYA
JURNAL MUHAMMAD JAYA
 
85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix85162 tugas buku iot vi fix
85162 tugas buku iot vi fix
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
Andrew hidayat 15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki...
 Andrew hidayat   15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki... Andrew hidayat   15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki...
Andrew hidayat 15849-id-persaingan-tanaman-jagung-zea-mays-dan-rumput-teki...
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katukLaporan vegetatif tanaman katuk
Laporan vegetatif tanaman katuk
 
Laporan 4 new
Laporan 4 newLaporan 4 new
Laporan 4 new
 
Jurnal sukris28
Jurnal sukris28Jurnal sukris28
Jurnal sukris28
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
 
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
7.1 43 53 rizqiani. pengaruh dosis
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
 
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptxPENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptx
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

PENGARUH PENCUCIAN, APLIKASI GLiRISIDIA DAN UItEA SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KESELARASAN PENYEDIN.I~ NITROGEN DENGAN PERTUMBUHAN JAGUNG PADA INCETTISOL DARMAGA

  • 1. urnal ,anah ndonesia----~" 'oc~ri ,af o;~_.J Himpunan I1mu Tanah Indonesia (HITI) Indonesian Soii Science So,.:!e1~y
  • 2. No. Judul dan Penulis Halaman Pemanfaatan bahan amelioran abu terbang pada 1-6 lingkungan tanah gambut: (I) Pelepasan hara makro. (iskandar, Suwardi, dan E.F.R. Ramadina) 2 Potensi serasah untuk meningkatkan fosfor tersedia pada 7-17 Ultisol (S. R. Utami, S. Solikhah, S. Hastuti, dan S. Kurniawan) 3 Pengaruh pemberian bahan humat terhadap kemampuan 18-22 retensi air dan difusivitas tanah. (D. P. T. Baskoro dan D. Y. Lestari) 4 Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia, dan urea serta 23-30 kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan nitrogen pada pertumbuhan Jagung di Inceptisol Darmaga. (Wawan, S. Sabiham, K. Idris, G. Djajakirana, dan S. Anwar) 5 Peranan fosfat alam dan kombinasi bakteri pelarut fosfat 31-36 dengan pupuk kandang dalam meningkatkan serapan hara dan hasil kedelai. (S. Djuniwati, H. B. Pulunggono, dan Suwarno) 6 Pengaruh takaran dan pola pemberian pupuk N terhadap " 37-43 efisiensi pemupukan N pada Latosol Darmaga. (H. U. S. Nuryani, L. Juliani, W. Y. Nasih, A. Sarlan, dan H. Fandi) 7 Biomarker sebagai metoda alternatif penetapan biomassa 44-57 mikroorganisme tanah. (G. Djajakirana) 8 Tinjauan terhadap perhitungan emisi karbon dari lahan 58-66 gambut Ind~nesia (B. Sumawinata dan Darmawan) Foto sampul / Front Cover Photograph: . . ISSN 1979-0961 Pertumbuhan Tanaman Padi dengan Teknik Penanaman SRI Rice Growth under SRI Culture Technique 1111111111111111111111111111 II (Hak milik Darmawan / Courtesy of Darmawan) 9 771979 096134 V
  • 3. - - - - - - - - - - - - - -- - - -- - - ------------ - - - - - - - - - - - L - - Jurnai Tanlah Indonesia Journal of Indonesian SoIls Vol. 1, No. 1; Maret, 2008 ISSN: 1979-0961 Dewan Pembina / Advisory Board Mochamad Munir Astiall a Sastiono Penanggung Jawab / Person in Charge Yuswanda A_Temenggullg (Ketua Umum HITI ) Ketua Dewan Editor / Chief Editor Darmawan Anggota Dewan Editor / Editoria( Board Supiandi Sabiham , Sudarsono, M war Maas Dermiyati , Budi Mulyan to, Djadja Subardja Sutaatmadja, Ali Munawar Editor Pelaksana / Managing Editor Dwi Putro Tej o Baskoro Dyah Tjahyandari Su ,yanin!styas Ek'J Hanudiil Ai Dariah Sekretariat / Secretariate Kantor Pusat Himpunan Ilmu Tanah indonesia (HITI) Gedung BPN RI , Jl. H. Agus Salim No. ~;8 Jakarta Pusat Telepon: 021- 31925574, Fax: CJ21-31925574 e-mail: se-'liti@yahoo.co_id Rekening / Bank Account Dyah Tjahyandari S. BTN Batara Cabang Pengadilan Bogor No. 0001S01S00182S()3 Jurnal Tanah Indonesia diterbitkan dua kali setahun yaitu pada Bulan Maret dan September oleh Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI). Jurnal Tanah Indonesia memuat artikel dari hasH penelitian dan ulasan mutakhir dalarp bidang ilmu tanah dan lingk'_mgan. Setiap naskah yang dikirim akan ditelaah oleh penelaah (reviewer)_ Nama penelaah dicantumkan pada terbitarl No.2 dari setiap volume. Harga Langganan / Subscription Rate Pribadi / Personal Rp SO 000, - per tahun / yearly Institusi / Institution Rp 70 000,- per tahun / yearly Harga belum termasuk ongkos kirim / fxc(uding postage
  • 4. lurnal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23-30 ISSN: 1979-0961 PENGARUH PENCUCIAN, APLIKASI GLiRISIDIA DAN UItEA SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KESELARASAN PENYEDIN.I~ NITROGEN DENGAN PERTUMBUHAN JAGUNG PADA INCETTISOL DARMAGA Effect of Leaching, Application of Glirjcidia and Urea and Their Combination on Synchronization of Nitrogen Supply with Corn Growth in inceptisol DClrmaga Wawan S. Sabiham2 , K. Idris2 , G. Djajakiri;lfIa2 , dan S. Anwar2 lAlumnus Program 5tudi 53Ilmu Tanah , 5ekolah Pascasarja n I, Institut Pertanian Bogar, 1 Departemen Ilmu Tanah dan 5umberdaya Lahan, Fa kulta s Pert, 1ian, Institut Pertanian Bogar, Jl. Meranti , Kampus IPB Darmaga , Bogo 16680 ABSTRACT Increasing N use efficiency and decreasing N pollution can be achieved I~'Y' synchronization between supplying pattern of N and crop N demand. Leaching affects soil nutrient availability, therecrE it would also affect synchronization. The objectives of this study were to know the effect of leaching, application of Glir icidia and urea and their combination on synchronization of N supply with corn growth , plant height and dry weight , ( r d m ineral N leaching. Two levels of leaching and five levels of fertilization treatment were examined in the green hOL.i2 experiment. The synchronization between supplying pattern of N and corn growth without leaching treatment was resulted by application of urea at planting followed by Gliricidia at 3 weeks after planting (WAP) and urea at planting and at 3 w. ',~ In leaching treatment, the synchronization was resulted by split application of Gliricidia at planting and at 3 WAP ani single application of urea and Gliricidia at planting. In the treatment wihout leaching , the highest plant height and plar, : dry weight were resulted by split application of Gliricidia at planting and at 3 WAPi whereas in leaching treatment wer, le~ ulted by split application of Gliricidia at planting and at 3 WAP, urea at planting, followed by Gliricidia at 3 WAF; a. ·1 split application of urea at planting and 3 WAP. The single application of urea and Gliricidia at planting resulted the higJ ,,;t cumulative leaching of mineral N. Keywords: Corn, green manure, nitrogen, synchronization , urea PENDAHULUAN Keselal ()san antara penyediaan N dengan · permintaall tanaman dapat dicapai melalui pencampuran bahan organik kualitas berbedaPada umumnya tanah-tanah di daerah tropika basah seperti Indonesia kekurangan unsur hara (Handayanto et a/., 1997), pengkombinasian sumber hara dari t,2lian crganik dan bahan mineral (Jones et.nitrogen (N) karena mengandung bahan organik af. , 1997), serta pengaturan waktu dan penempatan'rendah. Nitrogen adalah unsur hara esensial yang aplikasi (r'oafongoya et af., 1997). Hasil penelitian·diserap dalam bentuk N03= dan NH4' dibutuhkan Wawan (2.01)8) menunjukkan bahwa keselarasan juga:tanaman dalam jumlah besar. Pada tanah pertanian dapat dicapai melalui pengaturan jumlah danyang tidak dipupuk, tanaman sering menunj ukkan kombinasi sumber N yang dilakukan secara simultangejala defisiensi. Oleh karena itu, pemupukan N dengan wa <tu aplikasinya.sangat diperlukan untuk mendapatkan produksi Keselarasan penyediaan dan permintaan Ntanaman yang optimal. tanaman berkaitan dengan ketersediaan hara diPengelolaan pemupukan N sering dihadapkan dalam tanah . Ketersediaan hara tersebut dipengaruhipada rendahnya efisiensi yang disebabkan oleh oleh proses pencucian. Oleh karena itu, keselarasanbesarnya kehilangan N melalui pencucian (leaching), yang dicapai melalui pengaturan jumlah danvolatilisasi dan denitri-fikasi. Kehilangan N tersebut sering berakibat buruk terhadap lingkungan . kombinasi sumber N yang dilakukan secara simultan dengan waktu aplikasinya tersebut perlu dievaluasi.Besarnya kehilangan N ters ebut terutama terjadi Hal itu penting dilakukan sebelum hasil penelitian iniakibat ketidakselarasan antara penyediaan N dengan permintaan N bagi tanaman. Oleh karena dapat diterapkan di lapangan. itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk Penelitian 1nl bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan ureameng2tasi masalah tersebut adalah dengan penyelarasan antara penyediaan dan permintaan N serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan tanaman yang menyangkut waktu dan jumlahnya. N dengan pertumbuhan jagung, tinggi tanaman dan berat kering tananaman jagung serta pencucian N mineral. Wawan , S. Sabiham, K. Idris, G. Djajakirana, S. Anwar. 2008. Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia, dan urea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan nitrogen pada pertumbuhan jagung pada Inceptisol Darmaga. J. Tanah Indonesia, 1(1):23 ·30 23
  • 5. Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan urea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan) BAHAN DAN METODE Percobaan Inl dilakukan di rumah kaca Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Cikabayan Darmaga. Penelitian berlangsung dari bulan Juli sampai Oktober 2004. Percobaan ini merupakan percobaan dengan rancangan faktorial acak lengkap 2 x 6 dengan 3 ulangan. Faktor pe:tarna adalah pencucian terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa pencucian (Lo) dan dengan pencucian (L,). Faktor ke dua adalah pemupukan terdiri dali 6 taraf yaitu 5 perlakuan aplikasi Glirisidia, urea dan kombinasinya dan 1 kontrol. Perlakuan dan simbolnya yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Perlakuan dan simbolnya yang digunakan dalam penelitian No. Per I a k u an Simbol 1. Tanpa pemberian pupuk N(kontiOl) ON 2. Glirisidia 100% daun saat inkubasi/tanam' dan Glirisidia 100% daun 3 minggu seteiah inkubasi/tanam'. G1oG13 3. Glirisidia 100% daun saat inkubasiitanam' Urea 3 min~gu setelah inkub2si/tanam'. dan G1oU3 4. Urea dan Glirisidia inkubasi/tanaCi" 100% daun saat UoG1o 5, Urea saal iOlkubasiltanam< dan Gliiisidia daun 3minggu seteiah inkubasi/tanam" 100% UoG13 6, Urea saat inkubasifianam'dsil setelah inkubasillanam', Urea 3 rninggu UoU3 Ket.: Pemisahan pemberian sumber N terdiri dari saat tanam 20% dan pada 3 minggu setelah inkubasi 80% dari takaran . Nyang digunakan.• : Berlaku untuk percobaan rumah kaca dan lapang. Enam kilogram tanah kering udara (10 <5 rnm) ditambah sumber N sesuai perlakuan. Untuk membuat kadar P, i<, Ca, dan Mg sama pada masing­ masing perlakuan, maka ke dalam tanah ditambahkan unsur-unsur tersebut dalam bentuk SP­ 36, KCI, CaC03 dan kiserit. Tanah, pupuk hijau, SP- . 36, KCI, CaC03 dan kiSerit dicampul' merata, kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik. Lima; belas ember plastik dipersiapkan untuk masing­ masing perlakuan dari 12 kombinasi perlakuan. Bagian dasar ember diberi lubang dan kasa plastik. Ke dalam masing-masing ember plastik ditanami 3 benih jagung. Satu minggu setelah tanarn (MST) dipilih bibit yang relatif seragam dan ditinggalkan satu bibit per ember, Kelembaban .tanah dijaga pada kondisi kapasitas lapang dengan menambahkan air bebas ion. Pada ember yang mendapat perlakuan pencucian setiap satu minggu sekali, sampai minggu ke 7, dilakukan pencucian dengan air hujan yang ditampung setelah 20 menit turun hujan (komunikasi pribadi dengan Dr. Gunawan Djajakirana). Jumlah air yang ditambahkan setengah dari rata-rata jumlah curah hujan di lokasi percobaan. Air cucian ditampung kemudian ditetapkan kadar N-(NH/ + NOd dengan "Flow Injections Auto analyzer". Kegiatan pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai kebutuhan. Pada umur 4, 5, 6, 7, dan 8 MST dilakukan pengambilan contoh tanaman dan tanah. Pengambilan contoh tanaman dilakukan dengan memanen seluruh bagian tanaman. Selanjutnya bahan tanaman dicuci, ditiriskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 6Q°C selama 72 jam. Bahan tanaman yang telah dioven digiling, ditimbang, kemudian diambil contoh untuk penetapan serapan N tanaman. Kadar N tanaman ditetapkan dengan metode Kjeldahl (Anderson dan Ingram, 1993). Serapan N tanaman dihitung dengan mengalikan kadar N total tanaman dengan total berat kering tar"man setelah dioven pada suhu 105°e. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara mencampur rata tanah dalam ember kemudian mengambil sebagian tanah sebagai contoh. Contoh tanah selanjutnya disimpan dalam lemari es atau langsung dianalisis kadar N-NH4+ dan N-(N0 3" + N02') melalui pengekstrakan dengan 2N KCl lalu diukur dengan menggunakan "Flow Injections Autoanalyzer" . Data kadar N-NH/ dan N·(N03' + N02') tanah, N­ NH/ dan N-(N03' + NOl ') tercuci, serapan N oleh tanaman jagung pada waktu pengambilan contoh berbeda, tinggi dan berat kering to'laman dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Nilai rata-rata pengaruh perlakuan dibandir:gkan dengan menggunakan uji DMRT pada taraf n"ata 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Kese[arasan Penyediaan N dengan Pertumbuhan' Jagung HasH uji korelasi antara penyediaan N dengan tinggi tanaman (TI), berat kering tanaman (BKT), dan serapan N tanaman akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombi-nasinya dengan dan tanpa pencucian disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan tanpa pencucian terdapat korelasi sangat kuat antara penyediaan N dengan TI, BKT dan serapan N jagung yang dihasilkan perlakuan UoU3• Selain itu, terdapat korelasi sangat kuat antara penyediaan N dengan TI dan serapan N jagung, dan terdapat korelasi antara 24
  • 6. lumal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23·30 )enyediaan N dengan BKT yang dihasilkan perlakuan JoG1). Berbeda dengan itu, pada perlakuan dengan )encucian terdapa t korelasi kuat antara pellyediaan '-l dengan sernua parameter pertumbuhall tanaman lang dihasilkan perlakuan UoG 1), dan terdapat ,orelasi antara penyediaan N dengan BKT yang jihasilkan perlakuan UoG 1o' Selain itu, terdapat ~orelasi sangat kuat antara penyediaan N dengan ;erapan N jagung dan juga terdapat korelasi Nalaupun tidak kuat dengan n dan BKT yang jihasilkan perlakuan G1 oG1). fabel 2. Korelasi antara N kumulatif dilepaskan dengan pertumbuhan jagung akibat aplikasi Glirisidia, urea dan kombinasinya tanpa dan dengan pencucian Perlakuan Tanpa Pencucian Dengan Pencucian Nilai r Signifikansl Nilai r Signifikansi Nkumulalif dilepaskan dengan Tinggi lanaman ON 0.9106+ 0.0894 0.7499 0.2501 G1oG13 0.8478 0.1522 0.9242 ­ 0.0757 G1oU3 0.8902 0.1098 08087 0.1913 UoG1o 0.3846 0.6154 0.8500 0.1500 UoG13 0.9855 • 0.0145 0.8810 0.1190 UoU3 0.9759 • 0.0241 0.7598 0.2402 Nkumulalif dilepaskan dengan Beral kertng '~an3man ON 0.9695 • 0.0305 0.9426 - 0.0574 G10Gb 0.8090 0.1910 0.9295 - 0.0760 G1oU3 0,8366 0,1 634 0,8942 0.1058 UoG1o 0.1442 0,8558 0,9892 • 00108 UoG13 0,9348· 0.0652 0.9774 • 00226 UoU3 0.9875 • 0,0125 0,8743 0,1257 Nkumulatif dilepaskan dengan Serapan NjaJung ON 0,9291 - 0,0719 0,8520 0,1480 G1 0Gb 0.8700 0,1300 0,9961.. 0,0039 G1oU3 0,9665 • 0,0335 0.8454 0,1546 UoG1o 0,2656 0.7544 0,8988 0,1012 UoG13 0,9721 • 0,0279 0,9522 • 0,0478 UoU3 0,9984 .. 0,0016 0.7122 0,2877 Keterangan: . =nyata pada Po •. • =nyata pada Po05 ... =nyata padaPo,o. Pada perlakuan tanpa pencucian,; perlakuan UoG1o yang melepaskan N lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya menghasilkan N mineral kumulatif yang dilepaskan tidak selaras dengan pertumbuhan jagung. Akan tetapi, pada perlakuan dengan pencucian perlakuan UoG 10 menghasilkan pola penyediaan N selaras dengan pertumbuhan jagung (Tabel 2). Pencucian telah menyebabkan pertumbuhan akar lebih baik yang berpengaruh terhadap ~;erapall N yang lebih tinggi. Dengan cara dernikian meningkatkan pertumbuhan jagung lebih tinggi dibanding perlakuan tanpa pencucian. Pada perlakuan dengan pencucian, aplikasi Urea 80% dari dosis N pada tiga MST (G 1oU) dan UoU)) melepaskan N tinggi, namun karena dilakukan pencucian sebagian N ters ebut tercuci, sehingga mengurangi jumlah N te(Sedia dalam tanah tel'utama pada ~;aat serapan t~ tanarnan tinggi. Hal tersebut mengganggu pertumbuhail tanaman. Berbeda dengan itu apl'ikCt~;i Glirisidia tiga MST (G 'loG1), UoG1o dan UoG1)), '/Vdlaupun N yang dilepaskan sebagian juga mengalatni pencucian, tetapi karena pupuk hijau terllS rTelepaskan N yang dapat diambil oleh tanal11.:l'l, sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu, Tinggi Tanaman (TT) dan Berat Kering Tanaman (BKT) Rata-rata tinggi tanaman jagung akibat pel1cucian dan aplikasi Glirisidia, Urea dan kornbinciinya disajikan pada Gambar 1. Pada perlakuan tanpa pencucian, aplikasi Glilisidia Urea dan kombinasinya menghasilkan n lebih beragam ciibanding perlakuan dengan pellCucian pada 3 sampai 6 MST. l"-Iamuil, pada delapan MST baik pada perlaklian tanpa maupun dengal'; )~;ncucial1 aplikasi pupuk menghasilkan TT yang (u:<.up be~agdm, Pdda delapar, MS1; aplil<.asi Glirisidi,:! saot talum dan tiga MST pada perlakuan tanpa P ~:llCuciall ille;nilii<i n nyata lebih tinggi daripada KOI-ltrol, sedangkan n dalam tanah yang m€'llerima perlaklian lainnya lebih tinggi daripada yang dihasilkan kOl1trol. KOl1tras dengan itu, pada perlakuan dengan pencucian perlakuan kontrol pada delapan AIST memiliki n yang paling rendah dan ja ~rh lebih rendah dib2.:l1ding TT yang dihasilkan pertakual1 yang sama. tetapi tanp'l pencucian. Akibatllycl pada perlaku,:,n dengan pencucian semua perlakuan pemupukan mt'miliki TT nyata lebih tinggi dibancling I<.ontral (Gar,lbar 15), Rata-rata berat kering tal1aman jagung akibat perlcucian dan aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya disajikan pada Gambar 2. Pola pertumbuhan BKT dalam tanah yang menerirna semua, perlakuan pemu-pukan dari 3 sampai 8 MST pada tanah tanpa pencucian secara umum membentuk kurva sigmoid, kecuali perlakuan G1 oG1 J dan UoG1o sampai 8 MST belum meng-hasilkan titik belok pada kurva BKT (Gambar 2A). Dalam tanah dengan pencucian dari 3 sampai 6 MST membentuk pola yang mirip, namun dari 6 sampai 8 MST laju pertumbuhan BKT masih meningkat tajam dan belurn dihasilkan titik belok, kecuali perlakuan tanpa pemupukan N pada tujuh MST terbentuk titik belok (Gambar 25). Pada akhir pertumbuhan vegetatif (delapan MST) dalam tanah tanpa pencucian, semua perlakuan 25
  • 7. Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan urea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan) pemupukan memiliki BKT yang tidak berbeda nyata satu sama lain. Walaupun demikian, perlakuan G1 oG1J memiliki BKT lebir. tinggi daripada perlakuan lainnya. Sebaliknya pada tanah dengan pencucian, semua perlakuan pemupukan meningkatkan BKT secara nyata dan perlakuan G1oG 1J dan UoG1J memiliki BKT lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya (Gambar 26). Pencucian N Minerai Konsep keselarasan dikembangkan dalam rangka meminimumkan kehilangan hara. Dalam penelitian ini kehilangan N yang diukur berupa pencucian N. Nitrogen mineral tercuci pada setiap MST akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya disajikan 250 I ~ ,­ c u '-" 200 1C co 150E co c .8 100 ~00 00 c ~ 50 0 pada Gambar 3, sedangkan N mineral kumulatif tercuci yang menerima perlakuan pemupukan tersebut disajikan dalam Gambar 4. Kurva jumlah N-NH/ tercuci dalam tanah yang menerima semua perlakuan pemupukan mirip satu sama lain dengan puncak pada 2 dan 4 MST, kecuali perlakuan UoG1 o (Gambar 3A). Perlakuan UoG1 o menghasilkan N-NH/ tercuci nyata lebih tinggi daripada perlakuan lainnya dari 1 sampai 5 MST, dengan puncak rendah pada dua MST dan puncak tinggi pada lima MST. Selain itu, jumlah N-NH / akibat perlakuan UoG1 J dan UoUJ pada dua MST, G1oG1 3pada tiga MST, G1 oU) pada empat MST lebih tinggi daripada kontrol (Gambar 3A) . 2 3 4 5 6 7 8 9 MST .. -•. .. ON -+- Gl oG13 --Gl oU3 ---k- UoGl o -----*- UoG13 - ;;(-- UoUJ 250 .--.-. E 200 u'­ c co 150 E ro c .8 I100 0fJ 0fJ C ~ 50 1I0 2 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 1. Tinggi tanaman jagung akibat aplikasi Gli risidia, Urea dan kombinasinya tanpa pencucian (A) dan dengan pencucian (B) dari 3 sampai 8 MST 26
  • 8. ---- Jurnal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23-30 90 A 2 3 4 5 6 7 8 9 90 C1J '---' 75 B c: ro E 60 ro c: ~ 45 .§ <l) .::.:: 30 ..... ro'-< <l) 15CO 0 -,-----1 2 3 4 5 6 7 8 9 MST .-.+. - . ON -~ 010GI3 --- 010U3 --.-- Uo01 0 - >-< -UoGI3 ---*-UoU3 Gambar 2. Berat kering tanaman jagung akiDat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya tanpa pencucian (A) dan dengan iJencucian (8) dari 3 sampai 8 MST 27
  • 9. ___ Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan urea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan) 100 A biJ 80 E u ~ 60 u B '­ + 40.q­ :r: ZI Z o 2 3 4 5 6 7 8 225 := 200 B '-" u 175 ~ ~ 150 E ~ 125 N o 100 Z + 75 I 8 50 2S 25I Z o 2 4 5 6 7 8 225 200 1 175 ­ ~ 150 13 125 -­ S 100 I : 7~ J _,,-' . -,+ ":«<:;x: -..':..Zo::l:,- ;-:-­ i----,---~---,,---,-'-'--~----~-'--'--~-~--~:,- 'i l o 2 3 4 5 6 7 8 MST ---.--- ON -+-GloG13 ----------- G IoU 3 ------,Ir- UoG 10 -----*- UoG 13 ~UoU3 o+-----,----,----,,----,----,-----,----~--__, _'-.- -­-­__ f " -.~ Gambar 3. Jumlah N-NH/ (A), N-(N03 + NOll (8) dan total N mineral (el tercuci akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya dari 1 sampai 7 MST
  • 10. 'urnal Tanah Indonesia, Vol. 1, No.1; Maret, 2008: 23-30 ........... .......... ................... ... ._- ····_··1 I :::~' 400 300 200 100 'j Jo . - ~ - - 'I rrl (~ ,J IHih n i L__-J I ~_I !~- I I il l ,i I ! I! ii • 1 'n,; 1-- ' ~ 1---1 I ~'' I __t, Lj_j, I vON GloGJ3 GloU3 UoGlo UoG13 UcU3 Perbkuan Gambar 4. Nitrogen mi~eral kumLJlatif tercuc i "k.it-at aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya. Pencucian N Minera! Aplikasi Urea dan Glirisidia sekaligus saat tenam lda percobaan rumah kaca melepaskan N-NH4­ nggi sampai empat MST, sebagaimana yang terjadi Ida percobaan pencucian inkubasi, Hal itu sangat enunjang terjadi pencucian N-NH4+ dalam tanah iI1g menerima pedakuan UoG10 lebih ti nggi daripada . ~rlakuan lainnya sampai lima MST. Pencucian NH 4 ' ga ditemukan oleh Ferreira-Azcona (1972) pada nah tropika di Brazil, Walaupun tanah memiliki 'mampuan meretensi NH/, namun karena jumlah NH4+ yang dilepaskan lebih besar daripada pasitas retensi koloid tanah (KTK tanah rendah), n serapan N tanamannya lebih rendah, maka N­ V ikut terbawa air cucian. Blair et al. (1995) =ngemukakan bahwa : dalam tanah dengan nduktivitas hidrolik tinggi dan/atau kapasitas tensi hara rendah, rili1ka hara dapat tercuci ke wah daerah perakaran j anaman. Berbeda dengan N-NH4+ tercuci, kurva jumlah N­ 0 3' + N02') tercuci dalam tanah yang menerima Twa perlakuan pemupukan dari 1 sampai 7 MST rip satu sama lain dengan puncak rendah pada dua T dan puncak tinggi pada lima MST (Gambar 3B), 'Tllah N-(N03' + NOd tercuci dalam tanah yang ~nerima semua ' perlakuan pemupukan dari 1 npai 4 MST tidak berbeda nyata satu sama lain. ja lima MST, N- (NO 3' + N02') tercuci dalam tanah 19 menerima semua perlakuan pemupukan nyata >ih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N, 1 perlakuan UoG1o menghasilkan N-(N03' + N02') cuci tertinggi. Jumlah N-(N03' + N02') tercuci bat perlakuan G1 0 Gh G1 oU3 dan UoG1o pada 'lm MST dan G1oG13 dan UoG1 3 pada tujuh MST lta lebih tinggi daripada perlakuan tanpa llupukan N, Kurva jumlah total N mineral tercuci dalam lah yang menerima semua perlakuan pemupukan -ip satu sarna lain dan polanya sama dengan rata­ rata konsentrasi N·(NO)' + NOd tercuci yang mc.mbeiltuh kurva dengan puncak pada 2 dan 5 MST. F'ei'lakuan G1oG13, UoG1o dan UoG13 yang berisi aplik2si Glirisidia 80% dari dosis N secara perlahan­ lahan terus melepaskan NH4+dan N-(N03- + N02· ). Pada erall MST ketiga perlakuan tersebut memiliki N-(N03 .;- NOd tanah yang tinggi dan nyata lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N. Selain itu, t;mah yang cJigunakan memiliki kapasitas retensi arion yang rendah. Oleh karena itu sangat masuk akal bila k.etiga perlakuan tersebut menghasilkan N­ (N03' + H02) tercuci lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N. Semua aplikasi pupuk meningka tkan N mineral kumulatif tercuci, dan perlakuan UoG 10 rnenghasilkan N mineral kumulatif tercuci p<lling tinggi diikuti G1oG1 3, G1 oU3, UoG13 dan UcU] (Garnbar 4) . KESIMPULAN Keselarasan penyediaan N dengan pertumbuhan jagung pada perlakuan tanpa pencucian dihasilkan oleh aplikasi Urea saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST dan Urea saat tanam diikuti Urea 3 MST, sedangkan pada perlakuan dengan pencucian dihasilkan oleh aplikasi Glirisidia saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST, Urea den Glirisidia sekaligus saat tanam dan Urea saat tnnam diikuti Glirisidia 3 MST. Pada perlakuan tanpa pencucian, TT dan BKT tertinggi dihasilkan oleh aplikasi Glirisidia saat tanam cliikuti Glirisidia 3 MST, sedangkan pada perlakuan dengan pencucian dihasilkan oleh aplikasi Glirisidia saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST, Urea saat tanam diikuti Glirisidia 3 MST dan Urea saat tanam diikuti Urea 3 MST. Aplikasi Urea dan Glirisidia sekaligus saat tanam menghasilkan pencucian N mineral kumulatif tertinggi . 29
  • 11. Pengaruh pencucian, aplikasi Glirisidia dan Ulea serta kombinasinya terhadap keselarasan penyediaan N (Wawan) DAFTAR PUSTAKA Anderson, J.M. and J.S.I. Ingram. 1993 . Tropical soil biology and fertility: A hand-book of methods. CAB International, Wallingford, Oxon, UK. 171 p Blair, G.J., A. Conteh and R.D.B. Lefroy. 1995. Fate of organic matter and nutr'ients in uplarld agi icultural systems. ACIAR Proc. lie 56, 41-49 Ferreira-Azcona, F.F. 1972. The fa te of nitrogen fertilizers applied to tropical soils. MS. Thesis Dept. Agron . Cornell Univ. Ithaca, New York Gregory, PJ. 1988 . Crop growth and development. InA. Wi ld (ed). Russell 's >eil condition and plant growth. Longman Scientific and Technical. England Handayanto, E., K.E . Giller. and G. Cadish. 1997. Regulating N release from legume tree prunings by mixing residues of different qua lity. Soil BioI. Biochem. , 29(9/ 10): 1417·14 26 Jones, R.B., 5.5. Snapp and H.S.K. Phombeya. 1997. Management of leguminous leaf residues to improve nutrient use efficiency in the Sub·humid tropics. In: Cadish, G and K.E. Giller (eds) Driven by nature: plant litter quality and decomposition. CAB International, Wallingford, UK, pp. 239-250 Karlen, D.L., R.L. Flannery, and E.F. Sadler. 1987. Nutrient and dry matter accumulation rates for high yielding maize. J Plant Nutrition, 10:1409-1417 Mafongoya, P.L, P.I<_R . t~air and B.H. Dzowela. 1997. Multipurposes tree prunings as a source of nitrogen to maize under semiarid condition in Zimbabwe. 2. Nitrogen recovery rates and crop growth as influenced by mixtures and prunings. Agroforest. ~ys. , 35: 47-56 Wawan. Z008. Keselarasan penyediaan Nitrogen dari pupuk hijau dan urea dengan pertumbuhan jagung pada Inceptisol Darmaga . Tesis Doktor. IPB. Bogor 30