1. Dokumen ini membahas tentang pengertian, dasar hukum, syarat, macam-macam, dan gugurnya hak mahar menurut pandangan Islam.
2. Mahar merupakan hak istri yang diatur secara jelas dalam Al-Quran dan hadis, dengan dasar ayat-ayat tertentu dan ijma' ulama.
3. Mahar dapat berupa barang berharga yang halal, milik sendiri, dan jelas bentuk serta jumlahnya. Ada dua macam mahar y
1. FIQH III (MUNAKAHAT) | STIT SIROJUL FALAH BOGOR
PENGERTIAN, DASAR HUKUM, SYARAT, MACAM-MACAM, DAN GUGURNYA HAK MAHAR
MAHAR
OLEH: RENDRA FAHRURROZIE
13/10/2018
2. َسَو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِِّيِبَّنال َْنع َةَرْيَرُه يِبَأ َْنعَجََرد ُعَفْرُتَل َلُجَّالر َّنِإ َلاَق َمَّلَّنَجْلا يِف ُهُت
ِة.ُلوُقَيَف:ُلاَقُيَف ا؟َذَه ىَّنَأ:َكَل َِكدَلَو ِارَفْغِتْساِب
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi ﷺ bersabda, "Sungguh seorang manusia akan ditinggikan
derajatnya di surga (kelak) sampai ia bertanya, "Bagaimana (aku bisa mencapai) semua ini?" Maka
dikatakan padanya, "(Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu
diucapkan oleh) anakmu untukmu."
(Hadits Hasan Riwayat Ibnu Majah no. 3660, Ahmad (2/509) dan lain-lain. Lihat ash-Shahihah
no. 1598).
LATAR BELAKANG
2
3. Pernikahan adalah fitrah bagi manusia. Dari pernikahan itu, manusia
melestarikan keturunannya dan membangun tatanan masyarakat bergenerasi
untuk memakmurkan bumi.
Di awal akad pernikahan, adalah hal yang perlu juga kita kaji, terutama perihal
mahar. Sebab, mahar merupakan menjadi hak bagi calon istri dari calon suami
yang diatur oleh syara’ secara jelas didalam Al Qur’an dan Al Hadist.
Karnanya sangat penting kita ketahui lebih mendalam mengenai mahar ini,
sebagai hak dan kewajiban masing-masing calon pasangan suami istri.
LATAR BELAKANG
3
4. Pengertian Mahar
Secara etimologi (bahasa), mahar ()صداق artinya maskawin. Dan di dalam Kamus
Kontemporer Arab Indonesia, mahar atau maskawin disamakan dengan kata . َصداق,صداق,
.مهر
Sedangkan menurut Hamka, kata shidaq atau shaduqat dari rumpun kata shidiq, shadaq,
bercabang juga dengan kata shadaqah yang terkenal. Dalam maknanya terkandung perasa
an jujur, putih hati.
Jadi artinya harta yang diberikan dengan putih hati, hati suci, muka jernih kepada mempel
ai perempuan ketika akan menikah. Arti yang mendalam dari makna mahar itu ialah laksa
na cap atau stempel, bahwa nikah itu telah dimateraikan.
M. Ahmad Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat (Kajian Fiqih Nikah Lengkap), (Jakarta: Rajawali Press, 2009,
hlm. 36.
Atabik Ali dan Zuhdi muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika), hlm. 462.
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz IV, (Jakarta: PT Pustaka Panji Mas, 1999), hlm. 294.
4
5. Pengertian Mahar
Mahar (maskawin) secara terminologi menurut Imam Taqiyuddin Abu Bakar adalah
harta yang diberikan kepada perempuan dari seorang laki-laki ketika menikah atau
bersetubuh (wathi’).
Menurut Kompilasi Hukum Islam, mahar didefinisikan sebagai pemberian dari
mempelai pria kepada mempelai wanita, baik bentuk barang, uang, atau jasa yang
tidak bertentangan dengan hukum Islam. Dan di dalam Pasal 32 Kompilasi Hukun
Islam mengemukakan bahwa ”Mahar diberikan langsung kepada mempelai wanita
dan sejak itu menjadi hak pribadinya”.
Direktori Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam Departemen Agama R.I, Kompilasi Hukum Di Indonesia, (Jakarta: 2001),
hlm. 1.
5
6. Dasar Hukum Mahar: dari AL QUR’AN
Sebagai landasan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan tentang mahar yaitu QS. An-Nisa: 4, 9, 21
dan Qs. Al Baqarah: 237. Secara eksplisit diungkap dalam Al Quran seperti yang terdapat dalam
surat An-Nisa’ Berikut surat An-Nisa ayat 4 yang bunyinya:
َنۡبط نإَف
ٗۚ
ةَل ۡحن َّنهتََٰقُدَص َءٓاَسٱلن ْاوُتاَء َوَه ُهوُلُكَف اسَۡفن ُهۡنم ٖء َۡيش نَع ۡمُكَلاآٓرَّم اآٓن
“ Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu
dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap
lagi baik akibatnya”
6
7. Dasar Hukum Mahar: dari AL HADIST
مازَح بيَا ْنَع َانَْٓفُس ْنَع ٌعٓك َو َانََّثـدَح حََٓحٓ َانََّثـدَحَّنَا دْعَس ْنب لْهَس ْنَع دٓنارْنب
دَح ْنم ٍَتمَا بخ ولو تجوج لرجل قال َمَّلَسوْهَٓلَع ُهللاا يَّلَص النبيٓد
Artinya: Telah berkata Yahya, telah berkata Waqi’ dari Sufyan dari Abi Hazim
bin Dinar dari Sahal bin Said as-Sa’idi bahwa Nabi ﷺ berkata:
”hendaklah seorang menikah meskipun (hanya dengan mahar) sebuah cincin
yang terbuat dari besi. (HR Bukhari).
Hafidz Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismali Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Riyadh: Baitul Afkar Addauliyah, 1998), hlm. 6
01.
7
8. Dasar Hukum Mahar: dari IJMA’ ULAMA
Disebutkan dalam kitab yang berjudul “Maqashid Al A’mmah Al Syari’ah Al-Islami”
berikut:
ذكره بدون العقد جوازالصحة علیھ اتفاقھم بعد المھر عدم فیھ شرط الذي النكاح في العلماء اختلف
“Para ulama telah berbeda pendapat pada pernikahan yang mensyaratkan tidak ada
mahar di dalamnya setelah mereka sepakat atas kebolehan sahnya ‘aqad dengan
tidak menyebutkan mahar”.
Yusuf Hamid Al-Amin, Maqashid Al-A’mmah Al-Syari’ah Al-Islami, (Beirut : Dar al-Kutub al-Alamiyah, 1994), hlm. 427.
8
9. 1. Harta atau bendanya berharga. Tidak sah mahar dengan harta atau benda yang tidak berharga, walaupun tid
ak ada ketentuan banyak atau sedikitnya mahar. Akan tetapi apabila mahar sedikit tapi bernilai maka tetap
sah nikahnya.
2. Barangnya suci dan bisa diambil manfaat. Maka tidak boleh memberikan mahar dengan khamar, babi dan
darah serta bangkai, karena itu tidak mempunyai nilai menurut pandangan syari’at Islam. Itu adalah haram
dan tidak berharga.
3. Milik sendiri bukan milik orang lain, bukan barang ghosob. Ghosob artinya mengambil barang milik orang
lain tanpa seizinnya, namun tidak bermaksud untuk memilikinya karena akan dikembalikannya kelak.
4. Mahar itu tidak boleh berupa sesuatu yang tidak diketahui bentuk, jenis dan sifatnya.
SYARAT-SYARAT MAHAR
9
10. 1. Mahar Musamma, merupakan mahar yang telah jelas dan ditetapkan bentuk dan jumlahnya dalam shighat
akad.
Jenis mahar ini dibedakan lagi menjadi dua yaitu: 1) Mahar Musamma Mu’ajjal, yakni mahar yang
segera diberikan oleh calon suami kepada calon isterinya. Menyegerakan pembayaran mahar termasuk
perkara yang sunnat dalam Islam2) Mahar Musamma Ghair Mu’ajjal, yakni mahar yang telah
ditetapkan bentuk dan jumlahnya, akan tetapi ditangguhkan pembayarannya.
2. Mahar Mitsil, adalah mahar yang tidak disebutkan jenis jumlahnya pada waktu akad, maka kewajibannya adal
ah membayar mahar sebesar mahar yang diterima oleh perempuan lain dalam keluarganya.
MACAM-MACAM MAHAR
10
11. Sebab-sebab yang menggugurkan maskawin/mahar itu ialah:
1. Suami gugur dari kewajiban membayar mahar seluruhnya jika perceraian sebelum terjadinya
senggama (qobla dukhul) datang dari pihak istri.
2. Istri mengajukan fasakh (pembatalan) karena suami miskin atau cacat.
3. Suami itu mengajukan fasakh karena istri itu cacat.
4. Istri menghibahkan semua mahar untuk suami, jika dia adalah orang yang mampu untuk melakukan
sumbangan. Si suami menerima hibah istrinya di dalam majelis, baik hibah tersebut dilakukan sebel
um mahar diterima maupun setelahnya
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, ahli bahasa oleh Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, (Jakarta : Gema Insani, 2011), Cet. 1, hlm. 268-269.
GUGURNYA HAK MAHAR
11
12. Adapun hikmah mahar adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan kemuliaan wanita, karena wanita yang dicari laki-laki bukan laki-laki yang dicari wanita. Laki-laki
yang berusaha untuk mendapatkan wanita meskipun harus mengorbankan hartanya.
2. Menunjukkan cinta dan kasih sayang seorang suami kepada isterinya, karena maskawin itu sifatnya pemberian, ha
diah, atau hibah yang oleh Al-Qur’an diistilahkan dengan nihlah (pemberian dengan penuh kerelaan), bukan sebag
ai pembayar harga wanita.
3. Menunjukkan kesungguhan, karena nikah dan berumah tangga bukanlah main-main dan perkara yang bisa diperm
ainkan.
4. Menunjukkan tanggung jawab suami dalam kehidupan rumah tangga dengan memberikan nafkah, karenanya laki-
laki adalah pemimpin atas wanita dalam kehidupan rumah tangganya.
HIKMAH MAHAR
12