Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar kewarisan dalam Islam, termasuk pengertian ilmu mawaris, sebab-sebab dan halangan waris mewaris, permasalahan ahli waris, serta ketentuan pembagian warisan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar kewarisan menurut ajaran Islam.
2. Disusun oleh :
1. Meiga Suraidha
2 Kristalina Kismadewi
3. Kurnia Setyo Putri
4. Edi Raharjo
3. B. Sebab-Sebab dan Halangan Waris Mewarisi
A. Ilmu Mawaris
C. Permasalahan Ahli Waris
DASAR-DASAR KEWARISAN
DALAM ISLAM
4. Ilmu MawarisIlmu Mawaris
1.1.Pengertian dan Hukum MawarisPengertian dan Hukum Mawaris
Menurut bahasa kata mawaris berarti harta warisan yangMenurut bahasa kata mawaris berarti harta warisan yang
ditinggalkan oleh mayit. Sedangkan menurut istilah kataditinggalkan oleh mayit. Sedangkan menurut istilah kata
mawaris berarti ilmu yang membahas mengenai hal-halmawaris berarti ilmu yang membahas mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan pembagian harta peninggalan.yang berkaitan dengan pembagian harta peninggalan.
Hukum mempelajari ilmu waris adalah fardlu kifayah.Hukum mempelajari ilmu waris adalah fardlu kifayah.
2. Kedudukan Ilmu Mawaris2. Kedudukan Ilmu Mawaris
Ilmu mawaris dalam agama islam mempunyai kedudukanIlmu mawaris dalam agama islam mempunyai kedudukan
yang sangat penting karena dengan membagi harta warisanyang sangat penting karena dengan membagi harta warisan
secara benar maka salah satu urusan hak adami manusiasecara benar maka salah satu urusan hak adami manusia
bisa terselesaikan secara baik. Sebagaimana dijelaskanbisa terselesaikan secara baik. Sebagaimana dijelaskan
bahwa manusia itu akan dihadapkan pada hak danbahwa manusia itu akan dihadapkan pada hak dan
kewajiban, yaitu dengan Allah dan dengan manusiakewajiban, yaitu dengan Allah dan dengan manusia
5. 3. Hikmah mawaris3. Hikmah mawaris
Hikmah pokok dari disyariatkannya pembagian warisan adalahHikmah pokok dari disyariatkannya pembagian warisan adalah
terciptanya saling tolong dan membantu dan saling berpesan kebenaranterciptanya saling tolong dan membantu dan saling berpesan kebenaran
dan keadilan diantara kerabat keluarga. Hikmah khusus dari pembagiandan keadilan diantara kerabat keluarga. Hikmah khusus dari pembagian
warisan adalah sebagai berikut:warisan adalah sebagai berikut:
1.1. Upaya meneruskan (mengganti) kedudukan mayat dalam martabatUpaya meneruskan (mengganti) kedudukan mayat dalam martabat
dan kemuliaan, karena setiap orang pasti berusaha agar mendapatkandan kemuliaan, karena setiap orang pasti berusaha agar mendapatkan
keturunan yang bisa menempati kedudukan dan martabatnya apabilaketurunan yang bisa menempati kedudukan dan martabatnya apabila
ia sudah meninggalia sudah meninggal
2.2. Terciptanya rasa pengabdian, kasih sayang, dan persaudaraan diTerciptanya rasa pengabdian, kasih sayang, dan persaudaraan di
antara kerabat keluarga.antara kerabat keluarga.
3.3. Mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan as-Sunnah Rasul yangMengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan as-Sunnah Rasul yang
terkait dengan harta warisan karena di dalam pengamalan tersebutterkait dengan harta warisan karena di dalam pengamalan tersebut
terkandung nilai-nilai keadilan, kedamaian dan kebersamaan diterkandung nilai-nilai keadilan, kedamaian dan kebersamaan di
dalam keluarga sesuai dengan kodrat dan tanggung jawabnya.dalam keluarga sesuai dengan kodrat dan tanggung jawabnya.
6. Sebab-Sebab dan Halangan Waris Mewarisi
1. Sebab-sebab waris mewarisi
Seseorang tidak akan mempunyai hak waris mewarisi kecuali
adanya salah satu dari empat sebab di bawah ini.
a. Sebab Nasab
b. Sebab Pernikahan yang sah
c. Sebab Wala’
d. Sebab Kesamaan Agama
2. Halangan waris mewarisi
Halangan waris mewarisi adalah seorang ahli waris yang
semestinya mendapatkan harta warisan tetapi terhalang karena
adanya sebab-sebab tertentu. Sebab-sebab tersebut adalah
a.Pembunuh
b.Budak
c.Perbedaan Agama
7. Permasalahan Ahli Waris
1. Ahli waris
a. Ahli Waris Laki-Laki ada 15, mereka adalah sebagai berikut:
• Anak laki-laki
• Cucu laki-laki dari anak laki-laki, terus ke bawah
• Bapak
• Kakek atau bapak dari bapak, terus ke atas
• Saudara laki-laki sekandung
• Saudara laki-laki sebapak
• Saudara perempuan seibu
• Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
• Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
• Paman atau saudara laki-laki sekandung dari bapak
• Paman atau saudara laki-laki sebapak dari bapak
• Anak laki-laki dari paman sekandung dari bapak
• Anak laki-laki dari paman sebapak saja dari bapak
• Suami
•
Semua ahli waris, baik yang mendapatkan bagian tertentu (dzawil furudl)
maupun yang asabah (mendapatkan sisa), baik yang bisa terhalangi (mahjub)
maupun yang tidak bisa terhalangi secara global dapat dijelaskan sebagai berikut:
8. b. Ahli Waris Perempuan ada 10, mereka adalah sebagai
berikut:
• Anak perempuan
• Cucu perempuan dari anak laki-laki ke bawah
• Ibu
• Nenek atau ibu dari bapak, terus ke atas
• Nenek atau ibu dari ibu, terus ke atas
• Saudara perempuan sekandung
• Saudara perempuan sebapak saja
• Saudara perempuan seibu saja
• Istri
• Tuan perempuan yang memerdekakan budak
9. 2. Dzawil Furudl dan Asabah
a. Dzawil furudl adalah orang-orang dari ahli waris yang mendapatkan
bagian tertentu sebagaimana disebut di atas, yang juga disebut
”Ashabul Furudl”.
b. Asabah
Menurut bahasa asabah adalah bentuk jama’ dari “ashib” yang
artinya mengikat, menguatkan hubungan kerabat atau nasab.
Menurut syara’ asabah adalah orang-orang yang tidak mendapatkan
bagian tertentu (bukan dzawil furudl).
Adapun macamnya asabah itu ada tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Orang yang menerima sisa harta warisan dengan sendirinya.
2. Asabah bil ghair
3. Asabah ma’al Ghair
3. Hijab
Menurut bahasa hijab berarti cegahan atau halangan. Menurut syara’
hijab adalah halangan bagi seorang ahli waris untuk mendapatkan harta
warisan, baik terhalang semuanya atau sebagian harta, baik karena
adanya ahli waris lain atau karena sebab-sebab tertentu. Ahli waris
yang kehilangan haknya tersebut disebut ”mahjub”, dan yang
menghalangi disebut ”hajib”.
10. Ketentuan Pembagian
Warisan
1. Ahli waris yang mendapat bagian
(seperdelapan)
2. Ahli waris yang mendapat bagian (seperenam)
3. Ahli waris yang mendapat bagian
(seperempat)
4. Ahli waris yang mendapat bagian (sepertiga)
5. Ahli waris yang mendapat bagian (seperdua)
6. Ahli waris yang mendapat bagian (duapertiga)