SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
Download to read offline
ANALISIS IN SILICO DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
SENYAWA NANO KOMPLEKS PADA DAUN DAN BIJI
KELOR (Moringa oleifera Lamk.)
SKRIPSI
Oleh :
Rafida Azizah
216.010.610.61
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
ii
ANALISIS IN SILICO DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
SENYAWA NANO KOMPLEKS PADA DAUN DAN BIJI
KELOR (Moringa oleifera Lamk.)
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
(S-1) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Malang
Oleh:
Rafida Azizah
(21601061061)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS IN SILICO DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA
NANO KOMPLEKS PADA DAUN DAN BIJI KELOR
(Moringa oleifera Lamk.)
RAFIDA AZIZAH
21601061061
Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang pada tanggal 5 Agustus 2020
Mengesahkan,
Penguji I Penguji II
Dr. Nurul Jadid Mubarakati, M.Si Dr. Gatra Ervi Jayanti, M.Si.
NPP. 133112198432222 NPP. 191009198432244
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si Dr. Dra. Ari Hayati, M.P
NPP. 1900200032 NPP.1900200021
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Malang
Dr. Dra. Ari Hayati, M.P
NPP. 1900200021
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Rafida Azizah
NPM : 21601061061
Program studi : Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan pembimbing
1. Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si
2. Dr. Dra. Ari Hayti, M.P
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis In Silico dan Aktivitas
Antioksidan Senyawa Nano Kompleks Pada Daun dan Biji Kelor (Moringa
oleifera Lamk.)” adalah murni hasil pengerjaan saya dan tanpa ada unsur plagiat,
manipulasi data, dan mengubah hasil penelitian secara tidak objektif serta mensitasi
sesuai dengan sumber yang ada. Saya akan bertanggung jawab atas orisinalitas
skripsi saya dan mentaati Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas)
Nomor 17 Tahun 2010 tentang plagiarisme di pendidikan tinggi.
Malang, 5 Agustus 2020
Rafida Azizah
21601061061
v
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Rafida Azizah
NPM : 21601061061
Judul : Analisis In Silico dan Aktivitas Antioksidan Senyawa Nano Kompleks
pada Daun dan Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.)
Telah disetujui untuk dipresentasikan pada Sidang Skripsi
di Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Malang
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si Dr. Dra. Ari Hayati, M.P
NPP. 1900200032 NPP.1900200021
Mengetahui,
Wakil Dekan I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Malang
Dr. Ratna Djuniwati Lisminingsih, M.Si
NIP. 1964066171988032001
vi
MOTTO
َ‫ف‬ َ‫د‬َ‫اه‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫ج‬‫د‬ِ‫اه‬َ‫ج‬‫ُي‬ َ‫ا‬‫م‬‫َّن‬ِ‫ا‬
Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah
untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6)
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Rafida Azizah
Tempat dan Tanggal Lahir : Trenggalek, 14 Juni 1999
Nama Orang Tua
Bapak : Syaichu
Ibu : Murtiasih
Alamat : Jalan Kyai Ali Qosim, RT 02/RW 01, Dusun
Nampes Desa Nogosari Kec. Pandaan Kab.
Pasuruan
RIWAYAT PENDIDIKAN
Periode Sekolah/ Universitas Bidang Ilmu
2016-2020 Universitas Islam Malang Biologi
2013-2016 MA Amanatul Ummah Surabaya IPA
2010-2013 SMP Negeri 1 Pandaan -
2004-2010 MI Ma’arif Nogosari Pandaan -
RIWAYAT ORGANISASI
Periode Organisasi Jabatan
2018 : Bidang Tilawah
Unit Kreativitas Mahasiswa Jam’iyyatul Qurro’
wal Huffadz (JQH) Universitas Islam Malang
Pengurus
2018 : Bidang Karya Tulis Ilmiah Himpunan
Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI)
Biologi FMIPA Universitas Islam Malang
Koordinator
2019 : Bidang Tafsir dan Fahmil
Unit Kreativitas Mahasiswa Jam’iyyatul Qurro’
wal Huffadz (JQH) Universitas Islam Malang
Pengurus
2019 : Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HIMAPRODI) Biologi FMIPA Universitas
Islam Malang
Wakil Ketua
Umum
viii
ABSTRAK
Rafida Azizah (NPM. 21601061061) Analisis In Silico dan Aktivitas
Antioksidan Senyawa Nano Kompleks Pada Daun dan Biji Kelor (Moringa
oleifera Lamk.)
Pembimbing (1) Ir.Hj.Tintrim Rahayu, M.Si
Pembimbing (2) Dra.Ari Hayati, M.P
Kelor (Moringa oleifera Lamk.) adalah tanaman keluarga Moringaceae. Penelitian
ini memiliki tujuan untuk mengetahui komposisi senyawa aktif yang berperan
sebagai antioksidan pada daun, biji, kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera
Lamk.) melalui analisis in silico serta untuk mengetahui efektivitas dari uji
antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji
kelor (Moringa oleifera Lamk.). Kelor (Moringa oleifera Lamk.) merupakan
sumber antioksidan alami yang memiliki kandungan senyawa antioksidan seperti
flavonoid, karotenoid, fenolik, dan asam askorbat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui komposisi senyawa aktif yang memiliki peran sebagai antioksidan pada
daun kelor, biji kelor, kombinasi daun-biji kelor melalui analisis in silico, serta
mengetahui efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks, daun,
biji, serta kombinasi daun-biji kelor. Penelitian ini dilakukan dengan metode
eksperimental dengan 3 perlakuan (daun, biji, kombinasi daun-biji) dan 2 kali
ulangan. Analisis senyawa aktif melalui in silico dilakukan secara online dengan
website Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Databases, Passonline, dan
HitPick. Uji efektivitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode
DPPH. Hasil analisis in silico menunjukkan bahwa ada 3 senyawa dalam daun yang
memiliki peran tinggi sebagai antioksidan yaitu beta-carotene, kaempferol,
quercetin, serta ada 2 senyawa dalam biji yang berperan tinggi sebagai antioksidan
yaitu alpha-tocopherol, beta-carotene. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
aktivitas antioksidan dari tiga perlakuan memiliki perbedaan efektivitas
antioksidan. Nilai aktivitas dari perlakuan daun, biji, kombinasi daun-biji secara
berturut-turut yaitu 89,1%, 55,9%, 79,7%.
Kata kunci: Kelor, In silico, DPPH, Aktivitas Antioksidan.
ix
Abstract
Rafida Azizah (NPM. 21601061061) In Silico Analysis and Antioxidant
Activity of Nano Complex Compounds in Moringa oleifera Lamk. Leaves and
Seeds.
Supervisor (1) Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si
Supervisor (2) Dra. Ari Hayati, M.P
Kelor (Moringa oleifera Lamk.) is a good source of natural antioxidants because it
contains various types of antioxidant compounds such as carotenoids, ascorbic
acid, flavonoids, and phenolics. This study aims to determine the composition of
active compounds that act as antioxidants in leaves, seeds, moringa leaf-seed
combination through in silico analysis, and to determine the effectiveness of
antioxidant tests on nano complex compounds, leaves, seeds, and moringa leaf-seed
combination. This research was conducted with an experimental method with 3
treatments (leaves, seeds, leaf-seed combination) and 2 replications. Analysis of
active compounds through in silico is done online with Dr. Duke’s Phytochemical
and Ethnobotanical Databases, Passonline, and HitPick. Test the effectiveness of
antioxidants in this study using the DPPH method. The results of the in silico
analysis showed that there were 3 compounds in the leaves that had a high
antioxidant role, namely beta-carotene, kaempferol, quercetin, and there were 2
compounds in seeds that had a high antioxidant role, namely alpha-tocopherol,
beta-carotene. The results of this study indicate that the antioxidant activity of the
three treatments had differences in the effectiveness of antioxidants. The activity
value of the treatment of leaves, seeds, leaf-seed combination in a row that is 89.1%,
55.9%, 79.7%.
Keywords: Kelor, In silico, DPPH, Antioxidant Activity
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pertama-tama, dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah
swt, yang telah memberikan samudra rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Uji Senyawa Nano Kompleks Pada
Daun-Biji Tanaman Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) Sebagai Antioksidan”.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Nabi
Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk kepada ummatnya untuk tetap
berada di jalan iman dan menghindarkan umatnya dari jalan kesesatan, serta
memberi pedoman hidup yang damai, aman sejahtera dan penuh kasih sayang.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam penyusunan tugas akhir
pada Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Islam Malang.
Dengan selesainya penulisan Skripsi, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Prof. H. Masykuri M. Si selaku rektor Universitas Islam Malang yang telah
memberikan inspirasi dalam perjalanan menyelesaikan studi di UNISMA
ini.
2. Dr. Dra. Ari Hayati, M.P. selaku Dekan FMIPA UNISMA dan Pembimbing
II beserta Wakil Dekan dan seluruh Dosen FMIPA UNISMA serta seluruh
Civitas Akademika FMIPA UNISMA yang telah memberikan banyak ilmu
dan pengalamannya sehingga kami bisa menyelesaikan skripsi ini.
3. Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M. Si selaku pembimbing I yang telah memberikan
dukungan doa, pengarahan, motivasi, serta mau memberikan waktunya di
sela-sela kesibukannya sejauh ini hingga kami selalu semangat dan selalu
tegas dalam menghadapi rintangan dan halangan.
4. Dr. Gatra Ervi Jayanti, M.Si. selaku dosen penerima Hibah Institusi
UNISMA (HI-ma) yang telah berkenan mempercayai kami untuk
bergabung dalam proyek penelitian Hibah Institusi UNISMA, serta atas
bimbingannya dalam proses pelaksanaan penelitian.
xi
5. Tim Penguji Skripsi yang telah memberikan kesempatan kelulusan kepada
penulis sehingga penulis dapat menempuh kelulusan tepat pada waktunya.
6. Ayah Ibu tercinta serta adikku yang selalu mendoakan dan memberi
dukungan kepada penulis.
7. Teman-teman angkatan Biologi 2016 yang telah banyak memberi motivasi
kepada penulis melalui kritik dan saran.
8. Sahabatku “Skripsweet” Luluk, Tanwirul, Apria yang selalu mengajak
untuk bersama-sama mengerjakan mulai proposal sampai selesai
penyusunan skripsi.
9. Kakak-kakak tingkat 2015 yang selalu memberi masukan yang terbaik
untuk penulis serta skripsi kakak-kakak yang penulis kutip sebagai
referensi.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah ikut
membantu dan memberikan dukungan serta doa sehingga membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan sebagai
bahan perbaikan kedepannya. Dan semoga Skripsi ini memberikan manfaat
baik kepada penulis sendiri, maupun pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 5 Agustus 2020
Penulis,
Rafida Azizah
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL LUAR ................................................................................. i
LEMBAR JUDUL................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR........................................................................................... x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.4 Hipotesis .......................................................................................................... 4
1.5 Batasan Penelitian............................................................................................ 4
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lamk.) ..................................................... 5
2.2 Studi In Silico.................................................................................................. 8
2.3 Senyawa Nano Kompleks ............................................................................... 9
2.4 Antioksidan ..................................................................................................... 9
2.5 Radikal Bebas................................................................................................ 10
2.6 Pengeringan Beku (Freeze Dry).................................................................... 11
2.7 Sentrifugasi ................................................................................................... 11
2.8 Spektrofotometer UV-Vis............................................................................. 11
xiii
2.9 Metode 2,2-dihenyl-1,1-picrylhydrazyl......................................................... 12
2.10 Kerangka Teoritis.......................................................................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................ 14
3.2 Alat dan Bahan Penelitian.............................................................................. 14
3.2.1 In silico................................................................................................. 14
3.2.2 Laboratorium........................................................................................ 14
3.3 Metode Penelitian .......................................................................................... 15
3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 15
3.5 Parameter Penelitian ...................................................................................... 17
3.6 Analisis Data.................................................................................................. 17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 18
4.1.1 In silico................................................................................................. 18
4.1.2 Laboratorium........................................................................................ 30
4.2 Pembahasan.................................................................................................... 31
4.2.1 In silico................................................................................................. 31
4.2.1.1 Prediksi Potensi Senyawa......................................................... 32
4.2.1.2 Prediksi Gen Target.................................................................. 35
4.2.2 Laboratorium........................................................................................ 36
4.2.2.1 Analisis Senyawa Nano dengan Freeze dry ............................. 36
4.2.2.2 Uji Aktivitas Antioksidan......................................................... 38
4.2.3 Keterkaitan Uji In silico dan Uji Laboratorium................................... 42
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 44
5.2 Saran............................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 45
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Senyawa dalam daun kelor (Moringa oleifera Lamk.)........................... 18
Tabel 2. Senyawa dalam biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) ............................. 20
Tabel 3. Rumus SMILES dari senyawa dalam daun kelor ................................... 24
Tabel 4. Rumus SMILES dari senyawa dalam biji kelor...................................... 25
Tabel 5. Hasil prediksi potensi senyawa daun kelor dengan PASS online........... 26
Tabel 6. Hasil prediksi potensi senyawa biji kelor dengan PASS online ............. 27
Tabel 7. Prediksi target senyawa daun kelor dengan HITPICK ........................... 28
Tabel 8. Prediksi target senyawa biji kelor dengan HITPICK.............................. 29
Tabel 9. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel pada λ 517 nm ........................... 30
Tabel 10. Senyawa dalam kelor yang memiliki nilai Pa>0,7................................ 43
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.).................................................. 6
Gambar 2. Biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) ..................................................... 6
Gambar 3. Morfologi Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.)................................... 6
Gambar 4. Reaksi DPPH dengan Senyawa Antioksidan ...................................... 12
Gambar 5. Grafik Absorbansi Sampel .................................................................. 31
Gambar 6. Grafik Persen Inhibisi ......................................................................... 31
Gambar 7. Sampel Hasil Sentrifugasi .................................................................. 37
Gambar 8. Supernatan yang Telah Dipisahkan dari Pelet..................................... 37
Gambar 9. Sampel Hasil Pengeringan Beku (Freeze Dry) ................................... 38
Gambar 10. Sampel yang Diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis................... 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Statistik Uji ANOVA ......................................................... 50
Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi dalam Pembuatan Larutan........................ 52
Lampiran 3. Data Pengukuran Absorbansi menggunakan Spektrofotometer....... 54
Lampiran 4. Perhitungan Persen Inhibisi.............................................................. 55
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian.................................................................... 57
Lampiran 6. Lokasi Gen Target ............................................................................ 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan (Science) berkembang dengan pesat dalam kurun
waktu terakhir. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut memudahkan
manusia dalam mengatasi segala kebutuhan hidup. Salah satunya yaitu
penerapan metode in silico dalam pencarian senyawa dan prediksi potensi dari
suatu senyawa. In silico yaitu metode menggunakan perangkat komputer yang
salah satunya untuk membantu dalam bidang farmakologi. Metode in silico
meliputi pengolahan data, pemodelan serta penambatan molekuler (molecular
docking), dan penggunaan database (Ekins, 2007).
Aktivitas reduksionistik (penyederhanaan) adalah cara yang dianggap
paling mudah oleh manusia dalam mendapatkan pengetahuan dari sebuah
penelitian. Padahal, sistem dalam kehidupan merupakan obyek kajian yang
kompleks. Oleh karena itu, teori complexity dikembangkan dari fisika sains di
pertengahan abad ke-20 (Sumitro, 2011). Complexity science berhubungan
dengan sistem kompleks dan masalah yang dinamis, tak terduga dan multi-
dimensi, serta terdiri dari sekumpulan hubungan dan bagian yang saling
berhubungan (Miles, 2009). Salah satu bidang complexity science yang sedang
dikembangkan yaitu nano kompleks. Keuntungan dari penggunaan teknologi
nano yaitu dapat mengubah sifat permukaan serta ukuran partikel, sehingga
obat herbal dapat ditargetkan untuk organ dengan kemanan yang tinggi. Selain
itu, senyawa aktif yang telah dilepaskan dapat dikontrol sehingga efek samping
dapat diperkecil, serta obat herbal yang berukuran nano dapat digunakan dalam
konsentrasi tinggi (Dewandari dkk, 2013).
Alam mulai terasa semakin tidak dapat diprediksi dalam dekade
terakhir. Banyaknya kejadian seperti cara penyebaran penyakit, ditemukannya
penyakit baru, serta semakin kompleksnya penyakit membuat manusia sadar
akan perlunya memahami bahwa alam merupakan hal yang misterius dan
kompleks (Sumitro, 2017). Mayoritas masyarakat Indonesia mengalami
masalah penyakit degeneratif dalam dekade terakhir ini. Di antaranya yaitu
penyakit kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan penyakit paru obstruksi kronik.
2
Penyebabnya yaitu perubahan gaya hidup dalam mengonsumsi makanan, serta
tingginya angka harapan hidup dari masyarakat Indonesia (Nugroho, 2015).
Penyakit degeneratif dapat diantisipasi dengan mengonsumsi makanan
yang kaya akan senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan dapat mencegah
berkembangnya reaksi oksidasi sehingga digunakan untuk meluruhkan radikal
bebas (Rizkayanti dkk, 2017). Radikal bebas tersebut bisa ditanggulangi
dengan berbagai ekstrak dari beberapa tanaman yang kaya antioksidan.
Tanaman yang mengandung antioksidan berjumlah sangat melimpah di
Indonesia, salah satu contohnya yaitu tanaman kelor (Moringa oleifera Lamk.).
Tanaman kelor memiliki manfaat yang terdapat pada semua bagian tanaman
baik daun, biji, akar maupun batang. Berdasarkan penelitian Bahriyah (2015)
bahwa bagian organ tanaman kelor yang dimanfaatkan masyarakat yaitu akar
kelor 10%, batang kelor 14%, buah kelor 21%, daun kelor 55%. Penelitian
tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat memanfaatkan tanaman kelor
sebagai pengobatan 32% dan bahan pangan 38% (Bahriyah, 2015).
Tanaman obat terkenal dalam masyarakat Indonesia sebagai bahan obat
tradisional, dan sarana penunjang kesehatan yang dilestarikan oleh nenek
moyang. Bahan obat dapat diperoleh dari organ tumbuhan yang berkhasiat
sebagai obat antara lain: buah, biji, bunga, daun, akar dan batang. Bagian
vegetatif tumbuhan yang umum dipakai sebagai bahan obat adalah organ daun.
Salah satu contoh tanaman obat yaitu kelor (Moringa oleifera Lamk.). Sebagai
tanaman berkhasiat obat, buah kelor diketahui mengandung zat alkaloida
morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan. Daun kelor
mengandung vitamin A, C, kalsium, besi dan phosporous (Mustofa dkk, 2013).
Tingginya kandungan nutrisi dalam kelor sehingga memiliki sifat
fungsional untuk kesehatan dan dapat melengkapi nutrisi yang kurang. Hal
itulah yang menjadikan kelor disebut Miracle Tree dan Mother’s Best Friend.
Selain itu tanaman kelor ini merupakan salah satu dari golongan bahan pangan
kategori superfood (pangan super) (Winarno, 2018). Kelor dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan obat, bahan baku industri kosmetik serta perbaikan
lingkungan seperti penjernihan air (Aminah, 2015).
3
Daun kelor memiliki kandungan fitokimia yang bermanfaat. Fitokimia
yang terkandung dalam daun kelor antara lain yaitu flavonoid, tanin, saponin,
steroid, triterpenoid, dan alkaloid. Selain itu kelor mengandung antioksidan,
mineral, asam amino esensial dan vitamin (Hardiyanthi, 2015). Daya peluruh
radikal bebas ekstrak daun kelor muda lebih besar dibanding ekstrak daun kelor
tua. Vitamin yang terkandung pada daun dapat berbeda-beda karena umur dan
bagian tanaman yang berbeda (Mubarak, 2017).
Biji dari tanaman kelor ini kebanyakan masih digunakan sebagai
penjernih air seperti pada penelitian Ariyatun (2018) tentang analisis
efektivitas biji dan daun kelor untuk penjernihan air. Padahal biji tanaman kelor
ini juga memiliki kandungan antioksidan yang belum banyak diketahui oleh
masyarakat seperti pada penelitian Sudaryanto (2016) tentang aktivitas
antioksidan pada minyak biji kelor dengan metode soxhletasi serta penelitian
Salman (2018) tentang aktivitas antioksidan dan sifat fisik tepung dari biji kelor
hasil pemanasan basah.
Pemanfaatan biji dan daun kelor secara tunggal sudah banyak
dimanfaatkan, sedangkan untuk pemanfaatan dari campuran biji dan daun kelor
masih belum ada yang melakukan penelitian. Penelitian yang sudah dilakukan
pada umumnya dilakukan secara terpisah antara penelitian tentang daun kelor
dan penelitian tentang biji kelor. Itulah alasan yang mendasari kami untuk
melakukan penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana komposisi senyawa aktif yang memiliki sebagai antioksidan
pada daun, biji, kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.)
melalui analisis in silico ?
• Bagaimana efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks
daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) ?
4
1.3 Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui komposisi senyawa aktif yang memiliki peran sebagai
antioksidan pada daun, biji, kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera
Lamk.) melalui analisis in silico.
• Untuk mengetahui efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano
kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera
Lamk.).
1.4 Hipotesis
• Ada senyawa dari daun dan biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) yang
berpotensi paling tinggi sebagai antioksidan secara in silico.
• Ada perbedaan efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano
kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera
Lamk.).
1.5 Batasan Penelitian
• Analisis in silico terhadap senyawa aktif dalam daun dan biji kelor melalui
prediksi potensi senyawa dan prediksi target.
• Uji aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks daun, biji, kombinasi
daun-biji menggunakan metode DPPH.
• Senyawa nano kompleks didapatkan dengan Sentrifuge dan Freeze dry.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi
mengenai perbandingan efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano
kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.).
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pengembangan
bahan dasar melalui hasil analisis in silico untuk menunjang Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs) di
bidang kesehatan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lamk.)
Klasifikasi Tanaman Kelor adalah sebagai berikut (Steenis, 2008;
Tjitrosoepomo, 2010):
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Dialypetalae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Familia : Moringaceae
Genus : Moringa
Species : Moringa oleifera Lamk.
Di Indonesia, masyarakat mengenal kelor dengan berbagai nama.
Orang-orang Madura menyebutnya maronggih. Di Sunda dan Melayu disebut
kelor. Masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo, atau keloro. Di
Aceh disebut murong. Di Sumbawa disebut kawona. Di Ternate dikenal
sebagai kelo. Di Minang kelor dikenal dengan nama munggai (Krisnadi, 2015).
Karakteristik daun kelor yaitu tergolong daun majemuk, beranak daun
gasal (imparipinnatus), tersusun berseling (alternate), bertangkai panjang.
Pangkal daun tidak bertoreh dan bentuk bangun bulat telur. Bangun daun bulat
atau bundar (orbicularis). Ujung dan pangkal daun membulat (rotundatus)
serta susunan tulang daunnya menyirip (penninervis). Helaian daun berbentuk
bulat telur, memiliki panjang dan lebar 1 - 2 cm, tepi rata, permukaan atas dan
bawah halus (Krisnadi, 2015). Bentuk dari daun kelor disajikan pada Gambar
1 sebagai berikut.
6
Gambar 1. Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) (Dok.Pribadi, 2020)
Biji kelor memiliki lambung semi-permeabel berwarna coklat dan
memiliki bentuk bulat. Lambung biji kelor memiliki tiga sayap putih yang
berbentuk menjalar. Pohon kelor dapat menghasilkan biji antara 15.000 dan
25.000 tiap tahun. Berat rata-rata tiap biji yaitu 0,3 gram (Krisnadi, 2015).
Bentuk dari biji kelor dan morfologinya disajikan pada Gambar 2 dan 3.
Gambar 2. Biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) (Dok. Pribadi, 2020)
Gambar 3. Morfologi Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.) (Muhl dkk, 2016)
7
Tanaman kelor ini merupakan salah satu golongan bahan pangan
kategori superfood (pangan super). Superfood (pangan super) adalah pangan
berkonsentrasi tinggi terhadap kadar gizi dan fitokimia yang sangat
menguntungkan bagi kesehatan manusia. Pangan yang termasuk superfood
mampu meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh (Winarno, 2018).
Berikut adalah empat alasan penobatan daun kelor sebagai superfood
yaitu:
a) Memiliki Profil Kandungan Gizi yang Tinggi
Daun kelor padat mengandung nutrisi, mineral, serta asam amino
esensial. Setiap 100 gram daun kelor kering mengandung senyawa-senyawa
berikut (Winarno, 2018):
1 Protein 2x lebih tinggi daripada yoghurt
2 Kalsium 4x lebih tinggi daripada susu
3 Kalium 3x lebih tinggi daripada pisang
4 Vitamin A 7x lebih tinggi daripada wortel
5 Vitamin C 7x lebih tinggi daripada jeruk
b) Kandungan Antioksidan
Kelor (Moringa oleifera Lamk.) merupakan sumber antioksidan alami
yang memiliki kandungan senyawa antioksidan seperti flavonoid,
karotenoid, fenolik, dan asam askorbat (Anwar dkk, 2005). Kandungan
dalam daun kelor berdasarkan uji fitokimia diantaranya yaitu alkaloid,
antarquinon, flavonoid, steroid, saponin, triterpenoid, serta tannin yang
mana semuanya tergolong antioksidan (Kasolo dkk, 2010).
c) Penurunan Kadar Gula Darah
Daun kelor ternyata juga bermanfaat sebagai antidiabetes dengan
adanya kandungan senyawa isothiocyanate. Serbuk daun kelor yang
dikonsumsi sebanyak 7 gram setiap hari selama tiga bulan atau saat berpuasa
dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 13,5%. Penambahan 50 gram
daun kelor pada menu makanan sehari-hari dapat menurunkan kenaikan
gula darah sebesar 21% pada para pasien diabetes (Winarno, 2018).
8
d) Mereduksi Inflamasi
Senyawa isothiocyanate, flavonoid, serta asam fenolat yang terdapat di
daun kelor dan biji memiliki kegunaan sebagai senyawa anti-inflamasi.
Selain itu, minyak kelor yang dikenal dengan minyak Ben (Ben Oil) mampu
melindungi hepar dari inflamasi kronis (Winarno, 2018).
Biji kelor merupakan salah satu bagian tanaman kelor yang tinggi akan
minyak nabati dan bermanfaat untuk kesehatan. Biji kelor dapat digunakan
untuk menurunkan resiko jantung koroner dan kolesterol. Selain itu, biji kelor
dapat digunakan sebagai bahan tambahan kosmetik dan minyak biodiesel
(Sudaryanto, 2016).
Kandungan protein yang tinggi dalam biji kelor dapat berperan sebagai
koagulan pada partikel penyebab kekeruhan air sehingga memperbaiki kualitas
perairan. Kadar protein pada biji kelor sebesar 147.280 ppm/gram (Aminah,
2015).
2.2 Studi in silico
Studi in silico merupakan pendekatan kondisi nyata ke dalam simulasi
komputer dengan menggunakan program tertentu dalam mendesain obat.
Kelebihan metode in silico yaitu mudah dalam mengidentifikasi senyawa baru
karena membutuhkan waktu yang singkat dan biaya yang murah. In silico ini
memiliki cakupan yang luas, termasuk diantaranya yaitu (Suharna, 2012):
1. Studi Docking merupakan studi komputasi yang mempelajari ikatan protein
target dengan ligan atau obat.
2. Formasi Kimia merupakan studi yang mempelajari aktivitas dan struktur
menggunakan pendekatan statistika.
3. Bioinformatika merupakan studi yang mempelajari target obat berasal dari
data genom.
Metode docking molekuler dapat digunakan untuk skrining secara in
silico pada senyawa yang diperkirakan memiliki keterikatan tinggi terhadap
suatu protein target. Metode docking molekuler digunakan untuk membentuk
protein-ligand dan menganalisis niilai geometris melalui energi ikatannya
(Karim, 2018).
9
Simulasi penambatan molekul (Molecular Docking) adalah salah satu
metode Structure Based Drug Design (SBDD) yang banyak dilakukan para
peneliti. Simulasi penambatan molekul dilakukan untuk prediksi cara interaksi
senyawa pada sisi aktif protein tertentu. Selain itu, simulasi penambatan
molekul juga dapat digunakan untuk prediksi afinitas ligan pada targetnya.
Beberapa program penambatan molekul yang tersedia untik simulasi
penambatan molekul diantaranya yang banyak digunakan adalah AutoDock
(Arba, 2019).
2.3 Senyawa Nano Kompleks
Umumnya di alam, senyawa dalam keadaan kompleks dan sudah
memiliki tujuan masing-masing. Senyawa dalam keadaan kompleks berbeda
dengan senyawa tunggal yang selama ini dipelajari. Senyawa tunggal yang
diisolasi dari alam tersebut dianggap bioaktif dengan target spesifik, padahal
belum pernah diperkirakan mekanisme alamiahnya. Sebaliknya, senyawa
kompleks tidak didapatkan melalui isolasi dan memiliki kemampuan otomatis
untuk mencari target dalam tubuh yang memerlukan senyawa tersebut (Sumitro
dkk, 2017).
Contoh dari senyawa kompleks yaitu senyawa antioksidan kompleks.
Senyawa antioksidan kompleks dapat membersihkan radikal bebas tanpa
disertai adanya pembentukan radikal bebas baru. Sebaliknya, senyawa
antioksidan tunggal dapat berubah menjadi pro-oksidan dengan adanya ion
logam transisi, sehingga mengumpulkan radikal bebas. Selama interaksi
dengan antioksidan tunggal, ion logam dapat dikurangi, teroksidasi, dan
kemudian direduksi yang dapat menghasilkan radikal bebas (Jayanti dkk,
2018).
2.4 Antioksidan
Pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat mengurangi efek
negatif radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan bekerja sebagai pendonor
elektron pada senyawa radikal bebas sehingga aktivitas senyawa tersebut dapat
dihambat (Winarsi, 2007). Formulasi obat berbasis antioksidan digunakan
10
untuk pencegahan dan pengobatan penyakit kompleks seperti atherosclerosis,
stroke, diabetes, Alzheimer dan kanker (Khalaf dkk, 2007).
Antioksidan umumnya dibagi menjadi dua kategori: antioksidan
enzimatik dan antioksidan non enzimatik. Antioksidan enzimatik seperti enzim
katalase, superoksida dismutase (SOD), glutathione peroksidase. Antioksidan
non-enzimatis masih dibagi dalam 2 kelompok lagi yaitu:
• Antioksidan larut lemak, seperti bilirubin, tokoferol, karotenoid, dan
flavonoid.
• Antioksidan larut air, seperti asam urat, asam askorbat, protein pengikat
heme, dan protein pengikat logam (Winarsi, 2007).
Antioksidan dapat menangkal efek merusak dari radikal bebas atau
Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk sebagai hasil metabolisme
oksidatif, akibat dari reaksi kimia dan proses metabolisme yang terjadi di
dalam tubuh. Antioksidan dibedakan menjadi dua jenis: antioksidan sintetik
dan antioksidan alami (Yuliani, 2015).
Antioksidan alami seperti vitamin C, tokoferol, flavonoid dan senyawa
fenolik diketahui ada di dalam tanaman tertentu. Antioksidan alami lebih
direkomendasikan dari pada antioksidan sintetis seperti butylhydroxyanisol
(BHA) dan butylhydroxytoluene (BHT). Hal ini dikarenakan antioksidan alami
ini lebih tidak beracun dan lebih kuat dari pada antioksidan sintetis (Pakade
dkk, 2013).
2.5 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah senyawa atau molekul yang mengandung satu
atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbital terluarnya. Kehadiran
elektron yang tidak berpasangan menjadikan senyawa tersebut sangat reaktif
dalam mencari pasangan dengan mengikat elektron di sekelilingnya. Sasaran
utama radikal bebas yaitu unsur DNA termasuk karbohidrat, protein, asam
lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh merupakan sasaran yang rentan
terhadap serangan radikal bebas (Winarsi, 2007).
Senyawa radikal baru berasal dari serangan radikal bebas terhadap
molekul di sekitarnya yang menyebabkan terjadinya reaksi berantai. Akibat
11
dari reaksi berantai tersebut yaitu kanker, penyakit degeneratif, penyakit
autoimun, hingga kerusakan sel atau jaringan (Sadikin, 2001).
2.6 Pengeringan Beku (Freeze Dry)
Freeze Dryer adalah alat pengeringan bahan menggunakan pemanasan
suhu rendah. Penggunaan freeze drying bertujuan untuk pengawetan,
penyimpanan, preparasi sampel bahan biologis dan farmasi (Anna dkk, 2013).
Prinsip metode freeze-drying yaitu suspensi sel yang dikeringkan dari
fase cair dengan cara sublimasi. Ada 3 tahap dalam proses freeze-drying yaitu
proses pembekuan, pengeringan primer, dan pengeringan sekunder (Oktaviani,
2011).
2.7 Sentrifuge
Sentrifugasi yaitu pemisahan zat padat tak terlarut dalam bioseparasi.
Proses ini efektif untuk partikel padat dan sulit untuk disaring. Sentrifugasi
menggunakan perbedaan densitas antara partikel padat dan fluida di sekitarnya,
dengan mempercepat proses sedimentasi melalui gaya sentrifugal. Sehingga,
fase padat dan cair terpisah (Belter dkk, 1988).
Kecepatan dalam proses sentrifugasi juga mempengaruhi ukuran
molekul yang akan terbentuk. Semakin tinggi kecepatan sentrifuge, maka
semakin kecil pula ukuran molekul yang dihasilkan berikut adalah tabel contoh
kecepatan sentrifuge dan ukuran molekul dari emas. Partikel nanogold pada
kecepatan sentrifuge 3000 rpm telah menghasilkan 70 nm (NanoPartz, 2020).
2.8 Spektrofotometer UV-Vis
Cahaya yang diabsorbsi pada panjang gelombang di daerah ultraviolet
dan tampak diuji menggunakan spektrofotometri. Instrumen ini mengarahkan
sebagian cahaya yang terpecah melalui sel transparan yang mengandung
pelarut (Underwood, 2002). Spektrofotometer terdiri atas monokromator, sel
pengabsorpsi untuk larutan sampel/blanko, sumber spektrum tampak dan
perangkat yang mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko atau
pembanding (Khopkar, 2007).
12
2.9 Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)
Kelebihan dari metode DPPH yaitu metode yang sederhana, cepat dan
membutuhkan biaya yang murah dalam menganalisis antioksidan
menggunakan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Metode
ini dapat digunakan mengkuantifikasi jumlah kompleks radikal-antioksidan
yang terbentuk. Sampel yang digunakan pada metode DPPH dapat berupa
padatan maupun cairan (Prakash dkk, 2001).
Pemudaran warna dari radikal DPPH akibat adanya antioksidan
merupakan prinsip dari metode DPPH. Karakter radikal bebas tereduksi
dengan cara mentransfer elektron atau atom hidrogen ke radikal bebas.
Intensitas warna dari larutan uji diukur menggunakan spektrofotometer UV-
Vis (Wachidah, 2013). Reaksi DPPH dengan senyawa antioksidan dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Reaksi DPPH dengan Senyawa Antioksidan (Prakash, 2001)
2.10 Kerangka Teoritis
• Kerangka Pemikiran
Radikal Bebas
Antioksidan
Daun-BijiDaun Biji
Peluruhan Radikal Bebas
13
• Kerangka Operasional
Daun
Kelor
Biji
Kelor
Kombinasi Daun-
Biji Kelor
Blender
Sentrifuge
Supernatan
Freeze dry
DPPH
Spektrofotometer UV-Vis
Hasil
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 - Februari 2020,
di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Malang.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 In silico
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
➢ Perangkat Keras
Laptop dengan spesifikasi Intel Dual Core N3060
➢ Website
1. Dr. Duke's Phytochemical and Ethnobotanical Databases
2. PubChem
3. Passonline
4. HitPick
5. NCBI
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
➢ Senyawa aktif dalam tanaman kelor (Moringa oleifera Lamk.)
3.2.2 Laboratorium
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
➢ Spektrofotometer UV-Vis (Genesys 150®
)
➢ Sentrifuge (PLC Series-03®
)
➢ Freeze dryer (Alpha 1-2 LD Plus®
)
➢ Neraca analitik (Shimadzu ATX 224®
)
➢ Vortex (Bio-Rad BR-2000®
)
➢ Blender
➢ Microtube
➢ Tabung falcon
➢ Pipet tetes
➢ Gelas beaker
15
➢ Gelas ukur
➢ Spatula
➢ Cawan petri
➢ Alu
➢ Mortar
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
➢ Daun kelor
➢ Biji kelor
➢ Aquades
➢ Metanol
➢ DPPH (Sigma Aldrich®
)
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental untuk
mengetahui efektivitas antioksidan nano kompleks daun-biji kelor (Moringa
oleifera Lamk.) dengan 3 perlakuan yaitu:
1. Daun (0,1 mM DPPH + 4 mg/ml daun)
2. Biji (0,1 mM DPPH + 4 mg/ml biji)
3. Daun-Biji (0,1 mM DPPH + 4 mg/ml daun-biji)
Dan sebagai pembanding digunakan kontrol yaitu DPPH. Penelitian ini
dilakukan ulangan sebanyak 2 ulangan (duplicate).
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 5 tahapan yaitu sebagai berikut:
➢ In silico
Pencarian data senyawa aktif pada tanaman kelor melalui website
Dr. Duke's Phytochemical and Ethnobotanical Databases dengan alamat
https://phytochem.nal.usda.gov/phytochem/search/list.
Selanjutnya mencari identitas senyawa yang telah didapatkan
melalui Pubchem (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/) agar dapat diketahui
rumus senyawa maupun rumus SMILES. Rumus SMILES yang didapatkan
digunakan untuk memprediksi potensi senyawa melalui website Passonline
dengan alamat http://www.pharmaexpert.ru/passonline/. Dan rumus
16
SMILES tersebut juga digunakan untuk memprediksi target dari senyawa
melalui website HitPick dengan alamat http://mips.helmholtz-
muenchen.de/hitpick/cgi-bin/p_target.cgi. Lokasi dari target dapat
diketahui dengan mencari identitas gen melalui website NCBI dengan
alamat https://www.ncbi.nlm.nih.gov/.
➢ Preparasi Sampel
Sampel yang disiapkan yaitu daun dan biji kelor. Daun kelor dicuci
hingga bersih, selanjutnya daun dihaluskan dengan menggunakan blender.
Biji kelor yang telah kering dikupas kemudian ditumbuk dengan alu dan
mortar. Perlakuan pertama yaitu 10 gram daun yang telah halus dilarutkan
dengan aquades hingga 100 ml. Perlakuan kedua yaitu biji diambil sebanyak
10 gram dan dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml. Perlakuan ke tiga
yaitu campuran daun dan biji, diambil masing-masing 5 gram dan dilarutkan
dengan aquades hingga 100 ml.
Ketiga sampel larutan dimasukkan ke dalam tabung falcon
kemudian dilakukan sentrifugasi menggunakan sentrifuge untuk
memisahkan pelet dan supernatant. Supernatan dari tiap sampel diambil
untuk dilakukan proses freeze dry selama 24 jam. Setelah itu sampel
dikeluarkan dari freeze dryer dan masing-masing sampel diambil untuk
dibuat larutan sampel.
➢ Persiapan Larutan
Serbuk DPPH ditimbang sebanyak 0,0015 gram kemudian
dilarutkan dalam 25 ml metanol sehingga didapatkan konsentrasi larutan
DPPH sebesar 0,1 mM. Larutan tersebut dikocok dan dibiarkan selama 30
menit pada suhu ruang, terlindung dari cahaya dan segera digunakan.
Sampel hasil freeze dry masing-masing ditimbang 40 mg kemudian
dilarutkan dalam 10 ml aquades sehingga didapatkan konsentrasi 4 mg/ml.
Larutan sampel yang telah dibuat kemudian dihomogenkan menggunakan
vortex.
17
➢ Penetapan Panjang Gelombang Maksimum
Larutan DPPH 0,1 mM diambil sebanyak 4 ml kemudian diinkubasi
selama 30 menit pada suhu ruang. Selanjutnya diukur absorbansinya pada
interval 400-600 nm dengan spektrofotometer UV-Vis
➢ Uji Antioksidan
Larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 1 ml ditambahkan 3 ml sampel
yang dibuat dalam konsentrasi 4 mg/ml. Kemudian larutan diinkubasi
selama 30 menit dalam suhu ruang. Masing-masing larutan tersebut diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm.
3.5 Parameter Penelitian
Parameter yang digunakan dalam analisis in silico yaitu senyawa aktif
yang memiliki nilai Pa>0,7. Sedangkan pada uji aktivitas antioksidan,
parameternya yaitu nilai absorbansi dari sampel. Selanjutnya, nilai absorbansi
tersebut dilakukan perhitungan lanjutan untuk mengetahui nilai persentase
inhibisi/aktivitas antioksidan. Sampel yang memiliki nilai absorbansi rendah
akan menghasilkan persen inhibisi yang tinggi. Sebaliknya, sampel yang
memiliki nilai absorbansi tinggi akan menghasilkan persen inhibisi yang
rendah.
3.6 Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis data one variance
(ANOVA) one-way untuk mengetahui perbedaan antar tiap perlakuan. Analisis
aktivitas antioksidan dalam sampel daun-biji kelor dilakukan dengan
didasarkan pada persen peredaman radikal bebas yang dihitung dengan
menggunakan persamaan:
% Inhibisi =
Abskontrol−Abssampel
Abskontrol
× 100% (Mubarak, 2017)
Keterangan: Abskontrol = Larutan DPPH + Metanol
Abssampel = Larutan DPPH + Sampel
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 In silico
Berdasarkan analisis in silico yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Senyawa dalam daun kelor (Moringa oleifera Lamk.)
No
Nama
Senyawa
Rumus
Molekul
Struktur Molekul
2 Dimensi (2D)
Struktur Molekul
3 Dimensi (3D)
1.
Ascorbic
Acid C6H8O6
2.
Beta-
Carotene C40H56
3.
Caffeic
Acid
C9H8O4
19
4. Choline
C5H14
NO+
5.
Kaemp
ferol
C15H10O6
6. Niazimin
C18H25
NO8
7. Oxalate C2O4
-2
8.
Oxalic
Acid
C2H2O4
9.
Prola
mine
C4H9N
20
10.
Quer
cetin
C15H10O7
11.
Ribo
flavin
C17H20
N4O6
12.
Toco
pherols
C28H48O2
Tabel 2. Senyawa dalam biji kelor (Moringa oleifera Lamk.)
No
Nama
Senyawa
Rumus
Molekul
Struktur Molekul
2 Dimensi (2D)
Struktur Molekul
3 Dimensi (3D)
1.
2,4-
Methylene
choles
terol
C28H46O
2.
4-(α-L-
rhamno
syloxy)
benzyl
gluco
sinolate
(GMG)
C21H31
NO14S2
21
3.
4-(α-L-
rhamno
syloxy)
benzyl
isothio
cyanate
(GMG-
ITC)
C14H17
NO5S
4.
Alpha-
Toco
pherol
C29H50O2
5.
Arachi
dic-Acid
C20H40O2 -
6.
Behenic-
Acid
C22H44O2 -
7.
Beta-
Carotene
C40H56
8.
Beta-Sitos
terol
C29H50O
9.
Brassica
sterol
C28H46O
22
10.
Campes
tanol
C28H50O
11.
Campes
terol
C28H48O
12.
Choles
terol
C27H46O
13.
Cleros
terol C29H48O
14.
Delta-5-
Avenas
terol
C29H48O
15.
Delta-7-
Avenas
terol
C29H48O
16.
Delta-
Toco
pherol
C27H46O2
23
17.
Ergosta
dienol C28H46O -
18.
Gadoleic-
Acid C20H38O2 -
19.
Gamma-
Toco
pherol
C28H48O2
20.
Lignoce
ric-Acid
C24H48O2 -
21.
Myristic-
Acid
C14H28O2
22.
Oleic-
Acid
C18H34O2
23.
Palmitic-
Acid
C16H32O2
24.
Stearic-
Acid
C18H36O2 -
25.
Stigmas
tanol
C29H52O
24
26.
Stigmas
terol
C29H48O
27.
Toco
pherols
C28H48O2
Tabel 3. Rumus SMILES dari senyawa dalam daun kelor
No Nama Senyawa Rumus SMILES
1. Ascorbic-Acid C(C(C1C(=C(C(=O)O1)O)O)O)O
2. Beta-Carotene
CC1=C(C(CCC1)(C)C)C=CC(=CC=CC(=CC=CC=C(
C)C=CC=C(C)C=CC2=C(CCCC2(C)C)C)C)C
3. Caffeic-Acid C1=CC(=C(C=C1C=CC(=O)O)O)O
4. Choline C[N+](C)(C)CCO
5. Kaempferol
C1=CC(=CC=C1C2=C(C(=O)C3=C(C=C(C=C3O2)O
)O)O)O
6. Niazimin
CCOC(=O)NCC1=CC=C(C=C1)OC2C(C(C(C(O2)C)
OC(=O)C)O)O
7. Oxalate C(=O)(C(=O)[O-])[O-]
8. Oxalic-Acid C(=O)(C(=O)O)O
9. Prolamine C1CCNC1
10. Quercetin
C1=CC(=C(C=C1C2=C(C(=O)C3=C(C=C(C=C3O2)
O)O)O)O)O
11. Riboflavin
CC1=CC2=C(C=C1C)N(C3=NC(=O)NC(=O)C3=N2)
CC(C(C(CO)O)O)O
12. Tocopherols
CC1=C(C=C2CCC(OC2=C1C)(C)CCCC(C)CCCC(C)
CCCC(C)C)O
25
Tabel 4. Rumus SMILES dari senyawa dalam biji kelor
No Nama Senyawa Rumus SMILES
1.
2,4-Methylene
cholesterol
CC(C)CCCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3
(CC5CC4C5O)C)C
2.
4-(α-L-rhamnosyloxy)
benzyl glucosinolate
CC1C(C(C(C(O1)OC2=CC=C(C=C2)CCC(=N
OS(=O)(=O)O)SC3C(C(C(C(O3)CO)O)O)O)O)
O)O
3.
4-(α-L-rhamnosyloxy)
benzyl isothiocyanate
CC1C(C(C(C(O1)OC2=CC=C(C=C2)CN=C=S)
O)O)O
4. Alpha-Tocopherol
CC1=C(C2=C(CCC(O2)(C)CCCC(C)CCCC(C)
CCCC(C)C)C(=C1O)C)C
5. Arachidic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O
6. Behenic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O
7. Beta-Carotene
CC1=C(C(CCC1)(C)C)C=CC(=CC=CC(=CC=C
C=C(C)C=CC=C(C)C=CC2=C(CCCC2(C)C)C)
C)C
8. Beta-Sitosterol
CCC(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3(C
CC(C4)O)C)C)C(C)C
9. Brassicasterol
CC(C)C(C)C=CC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=
C4C3(CCC(C4)O)C)C
10. Campestanol
CC(C)C(C)CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CCC4
C3(CCC(C4)O)C)C
11. Campesterol
CC(C)C(C)CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C
4C3(CCC(C4)O)C)C
12. Cholesterol
CC(C)CCCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3
(CCC(C4)O)C)C
13. Clerosterol
CCC(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3(C
CC(C4)O)C)C)C(=C)C
14. Delta-5-Avenasterol
CC=C(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3(
CCC(C4)O)C)C)C(C)C
15. Delta-7-Avenasterol
CC=C(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2=CCC4C3(
CCC(C4)O)C)C)C(C)C
16. Delta-Tocopherol
CC1=CC(=CC2=C1OC(CC2)(C)CCCC(C)CCC
C(C)CCCC(C)C)O
17. Ergostadienol
CC(C)C(C)C=CC(C)C1CCC2C1(CCC3C2=CC
C4C3(CCC(C4)O)C)C
18. Gadoleic-Acid CCCCCCCCCCC=CCCCCCCCC(=O)O
19. Gamma-Tocopherol
CC1=C(C=C2CCC(OC2=C1C)(C)CCCC(C)CC
CC(C)CCCC(C)C)O
20. Lignoceric-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O
21. Myristic-Acid CCCCCCCCCCCCCC(=O)O
26
22. Oleic-Acid CCCCCCCCC=CCCCCCCCC(=O)O
23. Palmitic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O
24. Stearic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O
25. Stigmastanol
CCC(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CCC4C3(C
CC(C4)O)C)C)C(C)C
26. Stigmasterol
CCC(C=CC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3(
CCC(C4)O)C)C)C(C)C
27. Tocopherols
CC1=C(C=C2CCC(OC2=C1C)(C)CCCC(C)CC
CC(C)CCCC(C)C)O
Tabel 5. Hasil prediksi potensi senyawa dalam daun kelor dengan PASS online
No Nama Senyawa Pa Pi Potensi
1. Ascorbic-Acid
0,928 0,003 Antioxidant
0,564 0,007 Free radical scavenger
0,148 0,050 Radical formation agonist
2. Beta-Carotene
0,775 0,004 Antioxidant
0,306 0,029 Free radical scavenger
3. Caffeic-Acid
0,647 0,005 Free radical scavenger
0,603 0,005 Antioxidant
0,211 0,016 Radical formation agonist
4. Kaempferol
0,856 0,003 Antioxidant
0,771 0,003 Free radical scavenger
0,189 0,024 Radical formation agonist
5. Niazimin
0,475 0,012 Free radical scavenger
0,383 0,014 Antioxidant
0,255 0,007 Radical formation agonist
6. Prolamine 0,161 0,115 Free radical scavenger
7. Quercetin
0,872 0,003 Antioxidant
0,811 0,003 Free radical scavenger
0,180 0,028 Radical formation agonist
8. Tocopherols
0,927 0,003 Antioxidant
0,757 0,003 Free radical scavenger
27
Tabel 6. Hasil prediksi potensi senyawa dalam biji kelor dengan PASS online
No Nama Senyawa Pa Pi Potensi
1. 2,4-Methylenecholesterol 0,157 0,094 Antioxidant
2.
4-(α-L-rhamnosyloxy)
benzyl glucosinolate
0,319 0,020 Antioxidant
0,234 0,011 Radical formation agonist
0,229 0,056 Free radical scavenger
3.
4-(α-L-rhamnosyloxy)
benzyl isothiocyanate
0,533 0,005 Antioxidant
0,442 0,014 Free radical scavenger
0,281 0,004 Radical formation agonist
4. Alpha-Tocopherol
0,967 0,002 Antioxidant
0,607 0,005 Free radical scavenger
5. Arachidic-Acid
0,315 0,027 Free radical scavenger
0,222 0,045 Antioxidant
0,187 0,025 Radical formation agonist
6. Behenic-Acid
0,315 0,027 Free radical scavenger
0,222 0,045 Antioxidant
0,187 0,025 Radical formation agonist
7. Beta-Carotene
0,775 0,004 Antioxidant
0,306 0,029 Free radical scavenger
8. Beta-Sitosterol 0,178 0,072 Antioxidant
9. Brassicasterol 0,276 0,028 Antioxidant
10. Campestanol 0,178 0,071 Antioxidant
11. Campesterol 0,182 0,068 Antioxidant
12. Cholesterol 0,198 0,056 Antioxidant
13. Clerosterol 0,306 0,022 Antioxidant
14. Delta-5-Avenasterol 0,196 0,057 Antioxidant
15. Delta-7-Avenasterol 0,190 0,061 Antioxidant
16. Delta-Tocopherol
0,843 0,003 Antioxidant
0,744 0,003 Free radical scavenger
17. Ergostadienol 0,269 0,030 Antioxidant
18. Gadoleic-Acid
0,360 0,021 Free radical scavenger
0,283 0,026 Antioxidant
0,170 0,034 Radical formation agonist
19. Gamma-Tocopherol
0,927 0,003 Antioxidant
0,757 0,003 Free radical scavenger
20. Lignoceric-Acid
0,315 0,027 Free radical scavenger
0,222 0,045 Antioxidant
0,187 0,025 Radical formation agonist
28
21. Myristic-Acid
0,315 0,027 Free radical scavenger
0,222 0,045 Antioxidant
0,187 0,025 Radical formation agonist
22. Oleic-Acid
0,360 0,021 Free radical scavenger
0,283 0,026 Antioxidant
0,170 0,034 Radical formation agonist
23. Palmitic-Acid
0,315 0,027 Free radical scavenger
0,222 0,045 Antioxidant
0,187 0,025 Radical formation agonist
24. Stearic-Acid
0,315 0,027 Free radical scavenger
0,222 0,045 Antioxidant
0,187 0,025 Radical formation agonist
25. Stigmastanol 0,174 0,075 Antioxidant
26. Stigmasterol 0,215 0,048 Antioxidant
27. Tocopherols
0,927 0,003 Antioxidant
0,757 0,003 Free radical scavenger
Tabel 7. Prediksi target senyawa daun kelor dengan HITPICK
No Nama Senyawa Target Presisi Tc
1. Ascorbic-Acid EDNRB 53,3% 0,4
2. Beta-Carotene RBP4 97,7% 0,9
3. Caffeic-Acid EDNRB 53,3% 0,4
4. Kaempferol CYP1B1, AHR 100% 1
5. Niazimin FAAH 26,4% 0,3
6. Prolamine
SMS 77% 0,56
ODC1 54,3% 0,56
7. Quercetin
SLCO2B1, SLC16A7, SLC16A1,
PIM1, PIK3CG, HCK, DRD4,
CYP2C8, CYP1B1, CYP19A1,
ATP5C1, ATP5B, ATP5A1,
AKR1B1, ABCG2, ABCC2,
ABCC1, ABCB1
100% 1
8. Tocopherols
NR1I2 89,8% 0,67
PPP2CB 64,1% 0,67
29
Tabel 8. Prediksi target senyawa biji kelor dengan HITPICK
No Nama Senyawa Target Presisi Tc
1. 2,4-Methylene cholesterol
ABCG2 77% 0,58
ABCB1 54,3% 0,58
2.
4-(α-L-rhamnosyloxy)
benzyl glucosinolate
SLC5A2 26.4% 0.39
3.
4-(α-L-rhamnosyloxy)
benzyl isothiocyanate
LCTL 53.3% 0.4
4. Alpha-Tocopherol
XDH, PRKCB, PRKCA,
PPP2CB, NR1I2,
GSTA1, ALOX5
100% 1
5. Arachidic-Acid
SLC22A11 97,3% 1
SLC22A8 83% 1
SLC22A6 66,7% 1
6. Behenic-Acid
SLC22A11 97,3% 1
SLC22A8 83% 1
SLC22A6 66,7% 1
7. Beta-Carotene RBP4 97,7% 0,9
8. Beta-Sitosterol
ABCG2 94,8% 0,78
ABCB1 68,9% 0,78
9. Brassicasterol
ABCG2 94,8% 0,71
ABCB1 68,9% 0,71
10. Campestanol SHBG 89,8% 0,62
11. Campesterol
ABCG2 96,7% 0,83
ABCB1 75,7% 0,83
12. Cholesterol
ABCG2 100% 1
ABCB1 100% 1
13. Clerosterol
ABCG2 94,8% 0,76
ABCB1 68,9% 0,76
14. Delta-5-Avenasterol
ABCG2 94,8% 0,76
ABCB1 68,9% 0,76
15. Delta-7-Avenasterol
VDR 26,4% 0,36
GC 14,5% 0,36
16. Delta-Tocopherol
NR1I2 77% 0,59
PPP2CB 54,3% 0,59
17. Ergostadienol VDR 53,3% 0,44
18. Gadoleic-Acid
FABP7 97,3% 1
FABP4 83% 1
FABP3 66,7% 1
PMP2 56,5% 1
30
19. Gamma-Tocopherol
NR1I2 89,8% 0,67
PPP2CB 64,1% 0,67
20. Lignoceric-Acid
SLC22A11 97,3% 1
SLC22A8 83% 1
SLC22A6 66,7% 1
21. Myristic-Acid
SLC22A11 97,3% 1
SLC22A8 83% 1
SLC22A6 66,7% 1
22. Oleic-Acid
PMP2, GLTP. GC,
FFAR1, FABP7, FABP5,
FABP4, FABP3, FABP1,
ALB
100% 1
23. Palmitic-Acid
SLC22A11 97,3% 1
SLC22A8 83% 1
SLC22A6 66,7% 1
24. Stearic-Acid
SLC22A11 97,3% 1
SLC22A8 83% 1
SLC22A6 66,7% 1
25. Stigmastanol SHBG 77% 0,58
26. Stigmasterol
ABCG2 89,8% 0,67
ABCB1 64,1% 0,67
27. Tocopherols
NR1I2 89,8% 0,67
PPP2CB 64,1% 0,67
4.1.2 Laboratorium
Hasil penelitian uji antioksidan sampel senyawa nano kompleks daun dan biji
kelor (Moringa oleifera Lamk.) menggunakan metode DPPH diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel pada λ 517 nm
No. Perlakuan Absorbansi Sampel (nm) Persen Inhibisi
1. Daun 0,199 89,1%
2. Biji 0,802 55,9%
3. Daun-Biji 0,368 79,7%
31
Gambar 5. Grafik Absorbansi Sampel
Gambar 6. Grafik Persen Inhibisi
4.2 Pembahasan
4.2.1 In silico
Berdasarkan hasil analisis pencarian senyawa dalam daun kelor dan biji
kelor melalui website Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Database
didapatkan beberapa senyawa dengan rincian 12 senyawa daun kelor (Tabel 1) dan
27 senyawa biji kelor (Tabel 2). Dari senyawa tersebut dilakukan proses identifikasi
struktur melalui website Pubchem serta untuk mencari rumus SMILES setiap
senyawa yang ada. Hasil pencarian SMILES dari tiap senyawa dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Tabel 4. Rumus SMILES ini yang menjadi sumber dalam melakukan
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
Daun Biji Daun-Biji
AbsorbansiSampel(nm)
Perlakuan
0
20
40
60
80
100
120
Daun Biji Daun-Biji
%Inhibisi
Perlakuan
0,199±0,011
0,802±0,014
0,368±0,006
89,1±0,630
55,9±0,630
79,7±0,355
32
prediksi potensi senyawa melalui website PASS online dan prediksi target melalui
website HitPick.
SMILES (Simplified Molecular Input Line Entry System) atau Sistem Entri
Jalur Input Molekuler Sederhana adalah sistem notasi kimia yang didesain untuk
pengolahan informasi kimia modern. Berdasarkan prinsip-prinsip teori grafik
molekuler, SMILES memungkinkan spesifikasi struktur yang ketat dengan
menggunakan tata bahasa yang sangat kecil dan alami. Sistem notasi SMILES juga
cocok untuk pemrosesan mesin berkecepatan tinggi. Kemudahan penggunaan yang
dihasilkan oleh ahli kimia dan kompatibilitas mesin memungkinkan aplikasi
komputer kimia yang didesain untuk pembuatan notasi unik, pengambilan basis
data kecepatan konstan (urutan ke-nol), pencarian substruktur yang fleksibel, dan
model prediksi properti (Weininger, 1988).
4.2.1.1 Prediksi Potensi Senyawa
Prediksi potensi senyawa tanaman kelor ini dilakukan dengan menggunakan
website PASS online. Dasar analisis yang dilakukan oleh PASS online yaitu
Structure Activity Relationship (SAR) atau hubungan struktur senyawa dengan
aktivitas yang dimiliki (Fitriah, 2017). Interpretasi dari analisis prediksi senyawa
sengan PASS online ini disajikan dengan nilai Pa dan Pi. Pa (probabilitas "untuk
menjadi aktif") memperkirakan kemungkinan bahwa senyawa yang diteliti
termasuk dalam sub-kelas senyawa aktif (menyerupai struktur molekul yang paling
khas dalam sub-set "aktif" saat training set). Sedangkan Pi (probabilitas "menjadi
tidak aktif") memperkirakan kemungkinan bahwa senyawa yang diteliti termasuk
dalam sub-kelas senyawa tidak aktif (menyerupai struktur molekul yang paling
khas dalam sub-set "tidak aktif" saat training set) (Way2drug, 2020).
Tinggi atau tidaknya aktivitas biologis senyawa dalam laboratorium dapat
dilihat dari nilai Probable activity (Pa). Jika nilai Pa>0,7 maka senyawa tersebut
memiliki nilai aktivitas yang tinggi pada skala laboratorium. Nilai Pa>0,7 bermakna
secara komputasi tidak akan jauh berbeda dari hasil uji lab. Aktivitas yang sedang
dimiliki oleh senyawa dengan nilai Pa 0,5 – 0,7. Senyawa dengan nilai Pa<0,5 akan
memiliki aktivitas yang rendah pada skala laboratorium (Chelliah, 2008).
Prediksi PASS online memperlihatkan aktivitas biologi kemungkinan aktif
(Pa=Probable activity) dan kemungkinan tidak aktif (Pi=Probable inactivity). Nilai
33
Pa dan Pi secara umum yaitu Pa+Pi≠1, dan berkisar antara 0,000 hingga 1,000.
Penafsiran terhadap hasil perkiraan PASS online adalah (Pramely, 2012):
(1) kemungkinan aktivitas dari senyawa sangat rendah apabila nilai Pa 0,5<Pa<0,7.
(2) kemungkinan aktivitas senyawa secara eksperimental tingggi apabila nilai
Pa>0,7.
(3) senyawa yang memiliki nilai Pa>Pi dapat diprediksi sebagai senyawa yang baik.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa hasil prediksi dari
seluruh senyawa memiliki kemungkinan sebagai senyawa yang baik sebagai
antioksidan, karena senyawa tersebut memiliki nilai Pa>Pi. Hasil analisis prediksi
senyawa daun kelor dan biji kelor telah disajikan pada Tabel 5 dan 6. Senyawa
dalam daun kelor yang memiliki nilai Pa>0,7 ada 5 senyawa yaitu senyawa
Ascorbic-acid, Beta-Carotene, Kaempferol, Quercetin, Tocopherols. Sedangkan
senyawa dalam biji kelor yang memiliki nilai Pa>0,7 ada 5 senyawa yaitu Alpha-
Tocopherol, Beta-Carotene, Delta-Tocopherol, Gamma-Tocopherol, Tocopherols.
Asam askorbat adalah vitamin alami (vitamin C) yang larut dalam air. Asam
askorbat adalah zat pereduksi kuat dan antioksidan yang berfungsi dalam
memerangi infeksi bakteri, dalam reaksi detoksifikasi, dan dalam pembentukan
kolagen dalam jaringan fibrosa, gigi, tulang, jaringan ikat, kulit, dan
kapiler. Ditemukan dalam jeruk dan buah-buahan lainnya, dan dalam sayuran,
vitamin C tidak dapat diproduksi atau disimpan oleh manusia dan harus diperoleh
dalam makanan (Pubchem, 2020).
Beta-karoten adalah prekursor retinol (vitamin A) alami yang dapat
ditemukan dalam sayur dan buah berdaun kuning, oranye dan hijau. Senyawa
tersebut memiliki potensi sebagai antioksidan sehingga mampu menghambat
kerusakan DNA dari radikal bebas. Selain itu, senyawa ini memiliki potensi sebagai
kemopreventif dan penghambatan pertumbuhan kanker (Pubchem, 2020).
Kaempferol adalah tetrahidroksiflavon dimana keempat gugus hidroksi
berada di posisi 3, 5, 7 dan 4. Bertindak sebagai antioksidan dengan
mengurangi stres oksidatif, saat ini sedang dipertimbangkan sebagai pengobatan
kanker yang mungkin. Ini memiliki peran sebagai agen antibakteri, metabolit
tumbuhan, metabolit xenobiotik manusia, metabolit urin manusia dan metabolit
serum darah manusia (Pubchem, 2020).
34
Quercetin adalah flavonoid polifenolik dengan aktivitas kemopreventif
yang potensial. Quercetin dalam sumber makanan nabati dan bioflavonoid utama
dalam makanan manusia dapat menghasilkan efek antiproliferatif yang dihasilkan
dari modulasi jalur transduksi sinyal yang dimediasi oleh EGFR atau estrogen-
reseptor. Ekstrak kuersetin telah digunakan untuk mengobati atau mencegah
beragam kondisi termasuk penyakit kardiovaskular, hiperkolesterolemia, penyakit
rematik, infeksi dan kanker (Pubchem, 2020).
Tokoferol ada dalam empat bentuk yang ditetapkan sebagai alfa, beta, delta,
gamma. Karena sifat antioksidannya yang kuat, tokoferol telah disarankan untuk
mengurangi risiko kanker. Tokoferol, bentuk utama vitamin E, adalah sekelompok
senyawa fenolik yang larut dalam lemak. Setiap tokoferol terdiri dari cincin
kromanol dan rantai fitil 16-karbon. Bergantung pada jumlah dan posisi gugus metil
pada cincin kromanol, tokoferol ditetapkan sebagai α, β, δ, dan γ. α-Tocopherol (α-
T) memiliki trimetil di posisi 5-, 7-, dan 8- pada cincin kromanol dan β-T memiliki
dimetil pada posisi 5- dan 8-, sedangkan γ-T memiliki dimetil pada posisi 7- dan 8-
dan δ-T memiliki metil pada posisi 8- (Gupta, 2016).
Alpha-Tocopherol adalah bentuk alfa yang tersedia secara oral dari vitamin
E yang larut dalam lemak secara alami, dengan antioksidan kuat dan aktivitas
sitoprotektif. Setelah pemberian, alfa-tokoferol menetralkan radikal bebas,
sehingga melindungi jaringan dan organ dari kerusakan oksidatif. Alpha-
tocopherol dimasukkan ke dalam membran biologis, mencegah oksidasi protein
dan menghambat peroksidasi lipid, sehingga menjaga integritas membran sel dan
melindungi sel terhadap kerusakan. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk tokoferol
lainnya, alfa-tokoferol adalah bentuk yang paling aktif secara biologis dan
merupakan bentuk yang secara istimewa diserap dan dipertahankan dalam tubuh
(Pubchem, 2020).
Delta-Tocopherol adalah bentuk delta yang tersedia secara oral dari vitamin
E yang larut dalam lemak alami, sebagian besar ditemukan dalam minyak kedelai
dan jagung, dengan aktivitas antioksidan potensial. Meskipun mekanisme kerja
tokoferol yang tepat ini belum sepenuhnya diidentifikasi, delta-tokoferol
tampaknya memiliki kemampuan untuk mencari radikal bebas, sehingga
melindungi sel dari kerusakan oksidatif (Pubchem, 2020).
35
Gamma-Tocopherol adalah bentuk gamma yang tersedia secara oral dari
vitamin E yang larut dalam lemak secara alami, ditemukan dalam kacang-kacangan
dan biji-bijian, dengan aktivitas antioksidan potensial. Senyawa ini memiliki peran
sebagai metabolit tumbuhan, antioksidan makanan, komponen makanan dan
metabolit alga (Pubchem, 2020).
Dari hasil prediksi senyawa melalui PASS online juga dapat diketahui
bahwa pada daun kelor memiliki 7 senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan, 8
senyawa yang berpotensi sebagai peluruh radikal bebas (free radical scavenger),
dan 5 senyawa yang berpotensi sebagai pelawan pembentukan radikal (radical
formation agonist). Sedangkan biji kelor memiliki 27 senyawa yang berpotensi
sebagai antioksidan, 15 senyawa yang berpotensi sebagai peluruh radikal bebas
(free radical scavenger), dan 10 senyawa yang berpotensi sebagai pelawan
pembentukan radikal (radical formation agonist).
4.2.1.2 Prediksi Gen Target
Analisis prediksi target dari senyawa dalam daun dan biji kelor dilakukan
dengan menggunakan website Hitpick. Berdasarakan hasil analisis prediksi target
dapat diketahui bahwa senyawa memiliki nilai presisi dan Tc untuk menentukan
prediksi peringkat keakuratan dari suatu senyawa terhadap targetnya. Dari semua
gen yang ditargetkan, salah satunya memiliki probabilitas tertinggi atau mendekati
100%. Artinya, target yang paling mendekati 100% dapat berinteraksi saat senyawa
aktif kelor masuk ke dalam tubuh manusia. Hasil analisis prediksi target daun dan
biji kelor telah disajikan pada Tabel 7 dan 8.
Dari 10 senyawa hasil analisis PASS online yang memiliki nilai Pa>0,7,
hanya ada beberapa senyawa yang memiliki nilai presisi target 100% atau
mendekati 100%. Senyawa tersebut adalah Beta-Carotene dengan target RBP4;
Kaempferol dengan target CYP1B1 dan AHR; Quercetin dengan target SLCO2B1,
SLC16A7, SLC16A1, PIM1, PIK3CG, HCK, DRD4, CYP2C8, CYP1B1,
CYP19A1, ATP5A1, AKR1B1, ABCG2, ABCC2, ABCC1, ABCB1; Alpha-
Tocopherol dengan target XDH, PRKCB, PRKCA, NR1I2, GSTA1, ALOX5.
Letak gen target dapat dilihat pada Lampiran 6.
36
4.2.2 Laboratorium
4.2.2.1. Analisis Senyawa Nano dengan Freeze dry
Sampel yang digunakan untuk uji antioksidan adalah senyawa nano
kompleks dari daun dan biji kelor. Senyawa nano kompleks tersebut didapatkan
dari berbagai proses yaitu penghalusan/penumbukan sampel, sentrifugasi, dan
pengeringan beku (freeze-drying). Tujuan penghalusan/penumbukan yaitu untuk
homogenisasi, pengacauan jaringan dan selnya dengan bantuan peralatan seperti
blender dapur. Hal tersebut dimaksudkan untuk memecah sel tanpa terlalu merusak
organelnya. Sampel yang telah halus kemudian dilakukan proses sentrifugasi
selama 15 menit dengan kecepatan 2800 rpm dengan menggunakan pelarut
aquades, hal ini bertujuan agar kemurnian sampel tetap terjaga. Kecepatan dalam
proses sentrifugasi juga mempengaruhi ukuran molekul yang akan terbentuk.
Semakin tinggi kecepatan sentrifuge, maka semakin kecil pula ukuran molekul
yang dihasilkan. Partikel nanogold pada kecepatan sentrifuge 3000 rpm telah
menghasilkan 70 nm (NanoPartz, 2020).
Proses sentrifugasi bekerja berdasarkan prinsip pemisahan bagian sel
menjadi dua fraksi: pelet yang terdiri dari struktur besar yang terkumpul di bagian
bawah tabung, dan bagian sel kecil di atas pelet yang tersuspensi dalam cairan
disebut supernatant (Campbell, 2002). Hasil dari proses sentrifugasi sampel pada
penelitian ini telah disajikan pada Gambar 7. Dari hasil sentrifugasi tersebut terlihat
ada perbedaan yang jelas antara fraksi supernatan dan pelet. Pada sampel daun
(Gambar 7 A) warna dari fraksi pelet berwarna hijau tua dengan warna fraksi
supernatan coklat (Gambar 8 A). Sedangkan sampel biji memiliki warna pelet putih
keruh (Gambar 7 B) dan supernatan putih kekuningan (Gambar 8 B). Sampel daun-
biji memiliki warna pertengahan antara sampel daun dan sampel biji, sehingga pelet
yang dihasilkan berwarna hijau kekuningan (Gambar 7 C) dan supernatan berwarna
kuning keruh (Gambar 8 C).
37
Gambar 7. Sampel Hasil Sentrifugasi
Keterangan: A. Daun B. Biji C. Daun-Biji
Gambar 8. Supernatan yang Telah Dipisahkan dari Pelet
Setelah supernatan dan pelet terpisah, maka supernatan dari tiap sampel
diambil kemudian dilakukan proses pengeringan beku (freeze dry). Hasil
pengeringan beku pada setiap sampel memiliki warna yang berbeda. Sampel
pertama yaitu sampel daun memiliki hasil freeze dry berwarna coklat (Gambar 9
A). Pada sampel biji, hasil freeze dry yang didapatakan berupa serbuk putih
(Gambar 9 B). Sedangkan sampel daun-biji memiliki hasil freeze dry warna kuning
cerah (Gambar 9 C). Proses pengeringan metode freeze dry lebih efektif
dibandingkan metode yang lain. Ekstrak hasil pengerjaan dengan metode freeze
drying mempunyai aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan ekstrak yang
hanya dikeringkan dengan evaporator. Hal ini dikarenakan ekstrak hasil freeze
drying mengandung kadar air yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan ekstrak
hasil pengeringan evaporator (Rusli, 2016).
A B C
BA C
38
Gambar 9. Sampel Hasil Pengeringan Beku (Freeze Dry)
4.2.2.2. Uji Aktivitas Antioksidan
Penelitian yang dilakukan pada senyawa nano kompleks daun-biji kelor
(Moringa oleifera Lamk.) sebagai antioksidan ini menggunakan metode DPPH.
DPPH merupakan radikal bebas yang stabil dalam larutan metanol, sehingga
mempermudah dalam uji aktivitas antioksidan (Molyneux, 2004). Metode ini
dipilih karena metode DPPH sederhana, cepat, dan sangat sensitif terhadap
antioksidan. Selain itu metode DPPH hanya membutuhkan sampel yang sedikit
dalam skrining aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam (Nazilah, 2019).
Pemeriksaan aktivitas antioksidan secara spektrofotometri dilakukan
dengan mereaksikan sampel dengan larutan DPPH. Aktivitas antioksidan sampel
diukur pada panjang gelombang maksimum 517 nm. Hasil penentuan
spektrofotometri aktivitas antioksidan sampel ditunjukkan pada hasil penelitian
pada Tabel 9. Berdasarkan penelitian Yuliani (2015) panjang gelombang
maksimum (λmax) adalah panjang gelombang yang intensitas serapannya
maksimum. Pemilihan panjang gelombang maksimum dimaksudkan untuk
meminimalkan kesalahan sehingga didapatkan akurasi yang baik. Tujuan pemilihan
panjang gelombang maksimum bertujuan untuk meminimalkan kesalahan dan
memperoleh akurasi yang baik. Adanya aktivitas antioksidan dalam sampel
mengubah warna larutan DPPH dalam methanol (Wahdaningsih, 2011).
A B C
39
Gambar 10. Sampel yang Diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis
Keterangan:
A. Kontrol (DPPH + Metanol)
B. Perlakuan 1 (DPPH + Senyawa Nano Kompleks Daun)
C. Perlakuan 2 (DPPH + Senyawa Nano Kompleks Biji)
D. Perlakuan 3 (DPPH + Senyawa Nano Kompleks Daun-Biji)
Perubahan warna pada DPPH merupakan pengamatan secara fisik adanya
aktivitas antioksidan. Warna ungu adalah warna asli radikal bebas DPPH yang
belum direaksikan dengan senyawa antioksidan dan memiliki elektron tidak
berpasangan. Ketika DPPH direaksikan dengan senyawa bahan alam yang mampu
mendonorkan atom hidrogen, warna ungu berubah menjadi ungu muda atau kuning
(Nazilah, 2019). Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil perubahan warna
larutan DPPH yang telah dicampur dengan tiga jenis sampel. Larutan DPPH yang
belum ditambahkan sampel senyawa kelor memiliki warna ungu pekat (Gambar 10
A). Sampel pertama yaitu DPPH ditambahkan senyawa nano kompleks daun kelor,
terjadi perubahan warna yang signifikan yaitu ungu pekat menjadi kuning (Gambar
10 B). Sampel kedua yaitu DPPH ditambahkan senyawa nano kompleks biji kelor,
warnanya berubah dari ungu pekat menjadi ungu muda (Gambar 10 C). Sampel
ketiga yaitu DPPH ditambahkan senyawa nano kompleks daun-biji kelor, terjadi
perubahan warna yang cukup signifikan yaitu ungu pekat menjadi putih keruh
kekuningan (Gambar 10 D). Perubahan warna dari sampel dilihat pada Gambar 10.
Brand-Williams (1995) menjelaskan bahwa reduksi DPPH terindikasi
dengan pengamatan adanya penurunan nilai absorbansi pada karakteristik panjang
gelombang selama reaksi. Grafik dari nilai absorbansi aktivitas antioksidan setiap
pengukuran sampel daun dan biji kelor dapat dilihat pada Gambar 5.
A B C D
40
Tingkat penghambatan (inhibisi) menunjukkan rendah atau tingginya
aktivitas antioksidan dari sampel dengan metode DPPH. Semakin tinggi nilai
persentase hambatan sampel, semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Proses
penghambatan terjadi ketika radikal DPPH bereaksi dengan senyawa antioksidan
dengan cara mengambil ion hidrogen (Mubarak, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan nilai persen inhibisi yang
berbeda dari tiap perlakuan. Perlakuan pertama yaitu pemberian senyawa nano
kompleks daun kelor memiliki rata-rata persen inhibisi sebesar 89,1%. Perlakuan
kedua yaitu pemberian senyawa nano kompleks biji kelor memiliki rata-rata persen
inhibisi sebesar 55,9%. Perlakuan ketiga yaitu pemberian senyawa nano kompleks
daun-biji kelor memiliki rata-rata persen inhibisi sebesar 79,7%. Hal tersebut telah
disajikan pada bagian hasil penelitian Gambar 6.
Perlakuan pertama dengan pemberian senyawa nano kompleks daun kelor
merupakan aktivitas antioksidan tertinggi dan persen inhibisi tertinggi. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian Pakade (2013) yaitu kandungan total fenol (TPC)
dalam sampel daun kelor dua kali lebih banyak dibandingkan berbagai sayuran
lainnya (kubis, bayam, brokoli, bunga kol dan kacang polong), serta kandungan
total flavonoid (TFC) tiga kali lebih banyak dibandingkan sayuran yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian Nobossé (2018) aktivitas penghambatan radikal bebas
pada daun kelor memiliki korelasi positif dengan klorofil, TFC, dan TPC,
sedangkan aktivitas reduksi kekuatan logam (FRAP) memiliki korelasi positif
dengan klorofil dan TPC. Aktivitas reduksi logam juga didukung oleh penelitian
Khalofah (2019) bahwa pemberian ekstrak daun kelor pada tanaman selada dapat
mengurangi efek dari logam cadmium chloride (CdCl2) dan dapat meningkatkan
toleransi dan resistansi terhadap logam kadmium.
Perlakuan kedua dengan pemberian senyawa nano kompleks biji kelor
merupakan aktivitas antioksidan terendah serta persen inhibisi terendah. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian Mustofa (2013) bahwa perasan daun kelor lebih
efektif dibandingkan buah kelor dalam menyerap logam berat melalui metode
UVAL. Namun meskipun hasil persen inhibisi terendah ditunjukkan pada
perlakuan kedua, berdasarkan penelitian Salman (2018) hasil uji penghambatan
radikal bebas dengan metode DPPH serta analisis FRAP tepung biji kelor mentah
41
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan yang terendah adalah tepung biji kelor
rebus. Dalam hasil penelitian Putri (2018) juga disebutkan bahwa penambahan
konsentrasi 50% koagulan alami biji kelor pada pembuatan tahu menunjukkan
aktivitas antioksidan tertinggi melalui metode DPPH.
Persen inhibisi yang didapatkan dari perlakuan ketiga memiliki nilai yang
lebih tingi dibandingkan perlakuan dua. Hal ini disebabkan senyawa pada perlakuan
ketiga merupakan senyawa gabungan dari daun dan biji kelor sehingga aktivitas
antioksidannya lebih tinggi dibandingkan perlakuan kedua. Namun nilai persen
inhibisi perlakuan ketiga lebih rendah dibandingkan perlakuan pertama. Hal ini
dikarenakan senyawa fitokimia pada daun lebih banyak dibandingkan pada biji
(Padayachee, 2019). Berdasarkan hasil analisis in silico juga dapat diketahui bahwa
senyawa aktif dalam daun kelor banyak yang memiliki nilai Pa>0,7 serta nilai
presisi target 100% maupun mendekati 100%. Sedangkan senyawa aktif pada biji
kelor hanya terdapat satu senyawa yang memiliki nilai Pa>0,7 serta nilai presisi
target 100% maupun mendekati 100%. Hal inilah yang menyebabkan pada
perlakuan campuran daun-biji kelor memiliki nilai inhibisi lebih rendah bila
dibandingkan perlakuan daun kelor. Pada penelitian ini juga hanya digunakan satu
jenis perbandingan untuk konsentrasi sampel campuran yaitu 1:1, dengan berat
bahan yaitu daun 5 gram dan biji 5 gram. Dari alasan tersebut, dapat dimungkinkan
perbandingannya belum efektif sehingga didapatkan hasil yang lebih rendah
dibandingkan perlakuan pertama. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian
lanjutan dengan berbagai jenis perbandingan agar dapat diketahui hasil
perbandingan yang paling efektif.
Berdasarkan analisis statistik uji ANOVA didapatkan nilai P < 0.05, hal
tersebut menunjukkan bahwa ketiga perlakuan beda nyata serta sesuai dengan
hipotesis yaitu terdapat perbedaan efektivitas peluruh radikal bebas antara
antioksidan nano kompleks daun-biji kelor dengan antioksidan daun dan
antioksidan biji kelor. Selanjutnya dilakukan uji lanjut menggunakan Post hoc test
dengan Tukey test. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat perbedaan yang sangat
signifikan antara perlakuan 1 dan perlakuan 2 dengan nilai P < 0.001, sedangkan
perlakuan 1 dan 3 terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai P < 0.01, dan
42
terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada perlakuan 2 dan perlakuan 3 dengan
nilai P < 0.001. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.2.3 Keterkaitan Uji In Silico dan Uji Laboratorium
Secara teori semakin kompleks suatu senyawa maka aktivitas
antioksidannya akan semakin tinggi. Namun berdasarkan hasil penelitian di
laboratorium, senyawa nano kompleks daun-biji memiliki aktivitas antioksidan
lebih rendah dibandingkan senyawa nano kompleks daun. Oleh karena alasan
tersebut sehingga dilakukan analisis in silico untuk mengetahui prediksi aktivitas
antioksidan daun dan biji kelor. Berdasarkan analisis in silico, senyawa dalam daun
berjumlah lebih sedikit dari pada biji, akan tetapi nilai Pa nya hampir semua
memiliki nilai Pa>0,7. Sedangkan senyawa dalam biji walaupun banyak yang
memiliki nilai Pa<0,7 masih ada kemungkinan senyawa tersebut untuk melengkapi.
Uji in silico dilakukan sebagai penguatan terhadap uji laboratorium.
Berdasarkan uji in silico senyawa dalam kelor memiliki potensi aktivitas
antioksidan maupun peluruh radikal bebas, yang mana hal tersebut dapat dilihat dari
hasil PASS online. Uji laboratorium telah menunjukkan bahwa aktivitas
antioksidan senyawa nano kompleks dari daun maupun biji kelor memiliki
perbedaan, yang mana hal tersebut dapat dilihat dari persen inhibisi. Perbedaan
tinggi rendahnya aktivitas antioksidan pada pengujian di laboratorium memiliki
keterkaitan dengan uji in silico. Uji in silico menunjukkan bahwa senyawa daun
kelor memiliki 3 senyawa dengan nilai Pa>0,7 serta prediksi target 100% atau
mendekati 100% yaitu Beta-Carotene, Kaempferol, Quercetin. Sedangkan senyawa
biji kelor hanya memiliki 2 senyawa dengan nilai Pa>0,7 serta prediksi target 100%
yaitu senyawa Alpha-Tocopherol, Beta-carotene. Hal tersebut telah disajikan pada
Tabel 10.
43
Tabel 10. Senyawa dalam kelor yang memiliki nilai Pa>0,7
No
Daun Kelor Biji Kelor Daun-Biji Kelor
Senyawa Pa Presisi Senyawa Pa Presisi Senyawa Pa Presisi
1. Ascorbic-Acid 0,928 53,3% Alpha-Tocopherol 0,967 100% Ascorbic-Acid 0,928 53,3%
2. Beta-Carotene 0,775 97,7% Beta-Carotene 0,775 97,7% Beta-Carotene 0,775 97,7%
3. Kaempferol 0,856 100% Delta-Tocopherol 0,843 77% Kaempferol 0,856 100%
4. Quercetin 0,872 100% Gamma-Tocopherol 0,927 89,8% Quercetin 0,872 100%
5. Tocopherols 0,927 89,8% Tocopherols 0,927 89,8% Tocopherols 0,927 89,8%
6. Alpha-Tocopherol 0,967 100%
7. Delta-Tocopherol 0,843 77%
8. Gamma-Tocopherol 0,927 89,8%
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Potensi aktivitas antioksidan dari daun dan biji tanaman kelor dapat
diketahui dari hasil in silico melalui uji PASS online dan HITPICK. Berdasarkan
hasil yang telah didapatkan 3 senyawa pada daun kelor yang memiliki peran penting
dalam aktivitas antioksidan yaitu beta-carotene, kaempferol, quercetin. Sedangkan
pada biji kelor didapatkan 2 senyawa yang berperan dalam aktivitas uji antioksidan
yaitu alpha-tocopherol, beta-carotene. Senyawa nano kompleks daun dan biji kelor
telah terbukti dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami dengan pengujian
menggunakan metode DPPH. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan
efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta
kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.). Dari ketiga perlakuan
didapatkan hasil beda nyata dengan uji ANOVA (nilai P<0,05). Aktivitas
antioksidan dari senyawa nano kompleks daun, biji, daun-biji terhadap DPPH
masing-masing sebesar 89,1%, 55,9%, 79,7%.
5.2 Saran
Pada penelitian berikutnya dapat dilakukan pengukuran senyawa nano
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui ukuran
senyawa. Pengujian antioksidan dengan metode yang berbeda serta dapat
menggunakan perbedaan konsentrasi. Pengujian toksisitas juga perlu dilakukan
dengan tujuan pemanfaatan senyawa nano kompleks daun dan biji kelor sebagai
obat.
45
Daftar Pustaka
Aminah, S., Tezar, R dan Muflihani Yanis. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat
Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera). Buletin Pertanian
Perkotaan. 5(2): 35-44.
Anna, R., Suhandar, Jakaria dan Suharmadi. 2013. Uji Fungsi Freeze Dryer
Radiofarmaka. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengelolaan
Perangkat Nuklir, Yogyakarta: 11 September 2013. Hal. 61-67.
Anwar, F., Latir, S., Ashraf, M., Gilan., A. 2007. Moringa oleifera a food plant with
multiple medicinal uses. Phytother. Res. 21: 17-25.
Arba, M. 2019. Buku Ajar Farmasi Komputasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Ariyatun, Puji., N, Musyarofah dan Nurul., I. 2018. Analisis Efektivitas Biji dan
Daun Kelor (Moringa oleifera) Untuk Penjernihan Air. Walisongo Journal
of Chemistry. 2(2): 61-66.
Bahriyah, I., Ari., H, Hasan., Z. 2015. Studi Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa
oleifera) di Desa Somber Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang
Madura. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic). 1(1): 61-67.
Belter, P. A., Cussler, E. L., & Hu, W. 1988. Bioseparations: Downstream
Processing for Biotechnology. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima.
Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chelliah, D. A. 2008. Biological Activity Prediction of an Ethno Medicinal Plant
Cinnamomum camphora Through Bio-informatics. Ethnobotanical
Leaflets. 12: 181-190.
Dewandari, K.T., Sri, Y., Sedarnawati, Y. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi
Nanopartikel Ekstrak Sirih Merah (Piper crocatum). Jurnal Pascapanen.
10(2): 58-65.
Ekins, S., Mestres, J., Testa, B. 2007. In Silico Pharmacology for Drug Discovery:
Application to Targets and Beyond. British Journal Pharmacology. 152,
21-37.
Fahey, Jed W, Mark E. Olson, Katherine K. Stephenson, Kristina L. Wade, Gwen
M. Chodur, David Odee, Wasif Nouman, Michael Massiah, Jesse Alt,
46
Patricia A. Egner & Walter C. Hubbard. 2018. The Diversity of
Chemoprotective Glucosinolates in Moringaceae (Moringa sp.).
SCIENTIFIC RePORTS. 8: 7994.
Fitriah, A. 2017. Analisis Interaksi Senyawa Flavonoid Sukun (Artocarpus altilis)
Terhadap Reseptor Estrogen Alfa (ERa) Secara In Silico Sebagai Model
Kandidat Antikanker Payudara. Skripsi. Malang: Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim.
Galuppo, M., Sabrina G., Renato I, Gina R.D.N., Placido B., & Emanuela M. 2015.
Administration of 4-(𝛼-L-Rhamnosyloxy)-benzyl Isothiocyanate Delays
Disease Phenotype in SOD1G93A Rats: A Transgenic Model of
Amyotrophic Lateral Sclerosis. BioMed Research International. 1-12.
Hardiyanthi, F. 2015. Pemanfaatan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera) dalam Sediaan Hand And Body Cream. Skripsi.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Jayanti, G. E., Sri, E., Akhmad, S., and Sutiman, B.S. 2018. Egg White Albumin
Form Complex with Aspirin And Caffeine And Its Role As Free Radical
Scavenger. Asian J Pharm Clin Res. 11(7): 340-344.
Karim, M.A. 2018. Analisis Docking Molekuler Senyawa Flavonoid dan Steroid
Terhadap Enzim Siklooksigenase dan Fosfolipase. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.
Kasolo, J.N., Bimeya, G.S., Ojok, L., Ochieng, J., Okwal-okeng, J.W. 2010.
Phytochemicals and Uses of Moringa oleifera Leaves in Ugandan Rural
Communities. Journal of Medical Plant Research. 4(9): 753-757.
Khalaf, Nooman A., Ashok K. Shakya, Atif Al-Othman, Zaha El-Agbar, Husni
Farah. 2007. Antioxidant Activity of Some Common Plants. Turk J Biol.
32(2008): 51-55.
Khalofah, A., N.A. Bokhari, H.M. Migdadi, M.S. Alwahibi. 2019. Antioxidant
responses and the role of Moringa oleifera leaf extract for mitigation of
cadmium stressed Lepidium sativum L. South African Journal of Botany.
1-5.
Khopkar S. M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Terjemahan dari Basic
Concepts Of Analytical Chemistry oleh Saptoraharjo. Jakarta: UI-Press.
47
Krisnadi, A. D. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan
Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.
Miles, A. 2009. Complexity in Medicine and Healthcare: People and Systems,
Theory and Practice. Journal of Evaluation in Clinical Practice. 15: 409-
410.
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci.
Technol. 26(2): 211-219.
Mubarak, K, Hasnah. N, Abd. Wahid. W dan Pasjan. S. 2017. Analisis Kadar Α-
Tokoferol (Vitamin E) Dalam Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Dari
Daerah Pesisir Dan Pegunungan Serta Potensinya Sebagai Antioksidan.
Kovalen. 3(1): 78 – 88.
Mustofa, A.N., Tintrim. R dan Ari. H. 2013. Penggunaan Perasan Buah dan Daun
Mengkudu (Morinda citrifolia L), Kelor (Moringa oleifera) dan Sirsat
(Annona muricata) untuk Observasi Air Tercemar Uap Merkuri. Jurnal
Ilmiah Biosaintropis. 26-32.
NanoPartz. 2020. Centrifuge Speeds. https://www.nanopartz.com/gold-
nanoparticles-properties-centrifuge-speeds.asp.
NCBI. 20120. Genes. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Nazilah, N.R.K. 2019. Uji Aktivitas Antioksidan dan Skrining Potensi Antikanker
Ekstrak Metanol Buah Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera). Skripsi.
Surabaya: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Nobossé, Pierre., Edith N. Fombang, Carl M. F. Mbofung. 2018. Effects of age and
extraction solvent on phytochemical content and antioxidant activity of
fresh Moringa oleifera L. leaves. Food Sci Nutr. 1–11.
Nugroho, S.A. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Buah Jambu Biji
Merah (Psidium guajava L.) dan Aktivitas Sitoprotektif pada Sel Vero.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Oktaviani, M. 2011. Penggunaan Metode Freezing (-4° C) dengan Konsentrasi
DMSO 5% untuk Preservasi Strain-Strain Nostoc [Vaucher 1803] Bornet
et Flahault 1886. Skripsi. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
48
Pakade, V., Ewa, C., and Luke, C. 2013. Comparison of Antioxidant Activity of
Moringa oleifera and Selected Vegetables in South Africa. South African
Journal of Science. 109 (3/4): 1-5.
Prakash, A., Rigelholf, F., and Miller, E. 2001. Antioxidant Activity: Medallion
Laboratories. Analitycal Progress. 19(2): 1-4.
Pramely, R. T., Leon, S. R. 2012. Prediction of Biological Activity Spectra of a
Few Phytoconstituents of Azadirachta india A. Juss. Journal Biochem
Tech. 3(4): 375-379.
Pubchem. 2020. Chemical Structure. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/
Putri, S.H., Irfan, A., In-in, H. 2018. Antioksidan Pada Produk Tahu Hasil
Koagulasi Menggunakan Biji Kelor (Moringa oleifera L.). Jurnal
Teknotan. 12(1): 73-78.
Rusli, T.R. 2016. Perbedaan Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Etanol
96% dan Ekstrak Freeze Drying Biji Mangga Gedong (Mangifera indica
L.). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke-50.
Samarinda: 20-21 April 2016. Hal. 400-406.
Rizkayanti, A. Wahid. M., Diah dan Minarni R, J. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Air Dan Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam). J.
Akad. Kim. 6(2): 125-131.
Salman, A. N. 2018. Aktivitas Antioksidan dan Sifat Fisik Tepung dari Biji Kelor
(Moringa oleifera) Hasil Pemanasan Basah. Skripsi. Bogor: Fakultas
Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Sudaryanto, Totok. H dan Selly H. P. 2016. Aktivitas Antioksidan pada Minyak
Biji Kelor (Moringa oleifera L.) dengan Metode Sokletasi Menggunakan
Pelarut N-Heksan, Metanol dan Etanol. Jurnal Teknotan. 10(2): 16-21.
Suharna, S. 2012. Studi In Silico Senyawa Turunan Flavonoid Terhadap
Penghambatan Enzim Tirosinase. Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin.
Sumitro, S.B, Sri. W, Sofy. P. 2017. Biologi Sel: Sebuah Perspektif Memahami
Kehidupan. Malang: UB Press.
Sumitro, S. B. 2011. Reconsider Our Understanding on Biological System (a New
Concept Driven by Nanobiology and Complexity Science). Prosiding
49
Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surakarta: Juli
2011. Hal. 1-14.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Wachidah, L.N. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Naga (Hylocereus
Undatus (Haw,) Britt. & Rose). Jurnal Ilmu Dasar. 8: 83-90.
Way2drug. 2020. Interpretation. http://www.way2drug.com/Cell-line/interpr.php
Weininger, D. 1988. SMILES, a chemical language and information system. 1.
Introduction to methodology and encoding rules. J. Chem. Inf. Comput.
Sci. 28(1): 31–36.
Winarno, F.G. 2018. Tanaman Kelor (Moringa oleifera) Nilai Gizi, Manfaat dan
Potensi Usaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarsi, H. M. S. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta:
Kanisius.
Yuliani, N.N, Desmira. P dan Dienina. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Infusa Daun
Kelor (Moringa oleifera, Lamk) dengan Metode 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl (DPPH). Jurnal Info Kesehatan. 14(2): 1060-1082.
Steenis, C. G. G. J. van, G. den Hoed, S. Bloembergen, P. J. Eyma. 2008. Flora
Untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan dari Flora voor de Scholen in
Indonesia oleh Moeso Surjowinoto. Jakarta: Pradnya Paramita.
Underwood, A. L. dan R. A. Day, JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Terjemahan dari Quantitative Analysis Chemistry Sixth Edition
oleh Is Sopyan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
50
Lampiran 1. Analisis Statistik Uji ANOVA
One-Way ANOVA
One-Way ANOVA (Fisher's)
F df1 df2 p
Hasil 756 2 3 < .001
Group Descriptives
Perlakuan N Mean SD SE
Hasil 1 2 0.199 0.01626 0.01150
2 2 0.802 0.02051 0.01450
3 2 0.368 0.00919 0.00650
Assumption Checks
Test of Normality (Shapiro-Wilk)
W p
Hasil 0.895 0.348
Note. A low p-value suggests a violation of the assumption of normality
Test for Equality of Variances (Levene's)
F df1 df2 p
Hasil 3.19e+29 2 3 < .001
[3]
Post Hoc Tests
Tukey Post-Hoc Test – Hasil
1 2 3
1 Mean difference — -0.604 *** -0.170**
p-value — < .001 0.004
2 Mean difference — 0.434***
p-value — < .001
3 Mean difference —
p-value —
Note. * p < .05, ** p < .01, *** p < .001
References
1 The jamovi project (2020). jamovi. (Version 1.2) [Computer Software]. Retrieved from
https://www.jamovi.org.
2 R Core Team (2019). R: A Language and envionment for statistical computing. (Version 3.6)
[Computer software]. Retrieved from https://cran.r-project.org/.
51
One-Way ANOVA
One-Way ANOVA (Fisher's)
F df1 df2 p
Hasil 756 2 3 < .001
Group Descriptives
Perlakuan N Mean SD SE
Hasil 1 2 89.1 0.891 0.630
2 2 55.9 1.131 0.800
3 2 79.7 0.502 0.355
Assumption Checks
Test of Normality (Shapiro-Wilk)
W p
Hasil 0.898 0.362
Note. A low p-value suggests a violation of the assumption of normality
Test for Equality of Variances (Levene's)
F df1 df2 p
Hasil 1.32e+27 2 3 < .001
[3]
Post Hoc Tests
Tukey Post-Hoc Test – Hasil
1 2 3
1 Mean difference — 33.2 *** 9.34**
p-value — < .001 0.004
2 Mean difference — -23.84***
p-value — < .001
3 Mean difference —
p-value —
Note. * p < .05, ** p < .01, *** p < .001
References
1 The jamovi project (2020). jamovi. (Version 1.2) [Computer Software]. Retrieved from
https://www.jamovi.org.
2 R Core Team (2019). R: A Language and envionment for statistical computing. (Version 3.6)
[Computer software]. Retrieved from https://cran.r-project.org/.
3 Fox, J., & Weisberg, S. (2018). car: Companion to Applied Regression. [R package].
Retrieved from https://cran.r-project.org/package=car.
52
Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi dalam Pembuatan Larutan
2.1 Pembuatan Larutan DPPH
Molaritas Larutan DPPH = 0,1 mM = 0,0001 M
M =
Massa (gr)
Mr
×
1000
Volume (ml)
0,0001 =
Massa (gr)
395,3
×
1000
25
0,0001 =
Massa (gr)
395,3
× 40
0,0001 × 40 =
Massa (gr)
395,3
0,004 × 395,3 = Massa (gr)
Massa = 1,5 gram
Massa serbuk DPPH = 1,5 gram = 0,0015 gram
2.2 Pembuatan Larutan Sampel
Konsentrasi Larutan Sampel = 4000 ppm
4000 ppm = 4000 mg/L
4000 ppm = ……. mg/ml
4000 ppm = 4000 mg/L ×
mg/1000ml
mg/L
= 4000 mg/L ×
1/1000ml
1/L
= 4000
mg
L
×
1
1000𝑚𝑙
× L
=
4000
1000
mg
ml
= 4 mg/ml
53
➢ Larutan Sampel Daun
Konsentrasi Larutan 4 mg/ml
4
mg
ml
=
40
10
mg
ml
Massa serbuk sampel daun 40 mg
➢ Larutan Sampel Biji
Konsentrasi Larutan 4 mg/ml
4
mg
ml
=
40
10
mg
ml
Massa serbuk sampel biji 40 mg
➢ Larutan Sampel Daun-Biji
Konsentrasi Larutan 4 mg/ml
4
mg
ml
=
40
10
mg
ml
Massa serbuk sampel daun-biji 40 mg
54
Lampiran 3. Data Pengukuran Absorbansi menggunakan Spektrofotometer
No. Jenis Perlakuan Ulangan ke- Nilai Absorbansi
1 Perlakuan 1 (Daun) 1 0,210
2 Perlakuan 1 (Daun) 2 0,187
3 Perlakuan 2 (Biji) 1 0,817
4 Perlakuan 2 (Biji) 2 0,788
5 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 1 0,375
6 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 2 0,362
55
Lampiran 4. Perhitungan Persen Inhibisi
• Perlakuan Daun (Ulangan 1)
% Inhibisi =
Abskontrol−Abssampel
Abskontrol
× 100%
=
1,820−0,210
1,820
× 100%
=
1,61
1,820
× 100%
= 0,8846 × 100%
= 88,46%
• Perlakuan Daun (Ulangan 2)
% Inhibisi =
Abskontrol−Abssampel
Abskontrol
× 100%
=
1,820−0,187
1,820
× 100%
=
1,633
1,820
× 100%
= 0,8972 × 100%
= 89,72%
• Perlakuan Biji (Ulangan 1)
% Inhibisi =
Abskontrol−Abssampel
Abskontrol
× 100%
=
1,820−0,817
1,820
× 100%
=
1,003
1,820
× 100%
= 0,5510 × 100%
= 55,10%
• Perlakuan Biji (Ulangan 2)
% Inhibisi =
Abskontrol−Abssampel
Abskontrol
× 100%
=
1,820−0,788
1,820
× 100%
=
1,032
1,820
× 100%
= 0,5670 × 100%
= 56,70%
56
• Perlakuan Daun-Biji (Ulangan 1)
% Inhibisi =
Abskontrol−Abssampel
Abskontrol
× 100%
=
1,820−0,375
1,820
× 100%
=
1,445
1,820
× 100%
= 0,7939 × 100%
= 79,39%
• Perlakuan Daun-Biji (Ulangan 2)
% Inhibisi =
Abskontrol−Abssampel
Abskontrol
× 100%
=
1,820−0,362
1,820
× 100%
=
1,458
1,820
× 100%
= 0,8010 × 100%
= 80,10%
No. Jenis Perlakuan Ulangan ke- Persen Inhibisi
1 Perlakuan 1 (Daun) 1 88,46%
2 Perlakuan 1 (Daun) 2 89,72%
3 Perlakuan 2 (Biji) 1 55,10%
4 Perlakuan 2 (Biji) 2 56,70%
5 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 1 79,39%
6 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 2 80,10%
57
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
No. Gambar Keterangan
1
(Dok.Pribadi, 2020)
Daun Kelor
2
(Dok.Pribadi, 2020)
Biji Kelor
3
(Dok.Pribadi, 2020)
Proses Penumbukan Biji
Kelor
4
(Dok.Pribadi, 2020)
Biji yang telah dihaluskan
58
5
(Dok.Pribadi, 2020)
Penimbangan Daun Kelor
6
(Dok.Pribadi, 2020)
Proses Pemblenderan
Daun Kelor
7
(Dok.Pribadi, 2020)
Penimbangan Biji Kelor
8
(Dok.Pribadi, 2020)
Sampel Hasil Sentrifugasi
59
9
(Dok.Pribadi, 2020)
Supernatan Tiap Sampel
10
(Dok.Pribadi, 2020)
Sampel Hasil Freeze Dry
11
(Dok.Pribadi, 2020)
Larutan DPPH
12
(Dok.Pribadi, 2020)
Larutan Uji yang Diukur
Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis
60
13
(Dok.Pribadi, 2020)
Sentrifuge yang
Digunakan dalam Proses
Sentrifugasi
14
(Dok.Pribadi, 2020)
Freese dryer yang
Digunakan dalam Proses
Pengeringan Beku (Freeze
drying)
15
(Dok.Pribadi, 2020)
Vortex yang Digunakan
dalam Proses
Homogenisasi
16
(Dok.Pribadi, 2020)
Spektrofotometer UV-Vis
yang Digunakan dalam
Pengukuran Absorbansi
61
Lampiran 6. Lokasi Gen Target
1. Lokasi gen target pada senyawa dalam daun yang memiliki nilai Pa>0,7
dan nilai presisi target 100% atau mendekati 100%
Chromosome 10 - NC_000010.11
Letak Gen RBP4 pada Kromosom Manusia
Chromosome 2 - NC_000002.12
Letak Gen CYP1B1 pada Kromosom Manusia
Chromosome 7 - NC_000007.14
Letak Gen AHR pada Kromosom Manusia
Chromosome 11 - NC_000011.10
Letak Gen SLCO2B1 pada Kromosom Manusia
Chromosome 12 - NC_000012.12
Letak Gen SLC16A7 pada Kromosom Manusia
62
Chromosome 1 - NC_000001.11
Letak Gen SLC16A1 pada Kromosom Manusia
Chromosome 6 - NC_000006.12
Letak Gen PIM1 pada Kromosom Manusia
Chromosome 7 - NC_000007.14
Letak Gen PIK3CG pada Kromosom Manusia
Chromosome 20 - NC_000020.11
Letak Gen HCK pada Kromosom Manusia
Chromosome 11 - NC_000011.10
Letak Gen DRD4 pada Kromosom Manusia
Chromosome 10 - NC_000010.11
Letak Gen CYP2C8 pada Kromosom Manusia
63
Letak Gen CYP19A1 pada Kromosom Manusia
Chromosome 18 - NC_000018.10
Letak Gen ATP51A pada Kromosom Manusia
Chromosome 7 - NC_000007.14
Letak Gen AKR1B1 pada Kromosom Manusia
Chromosome 4 - NC_000004.12
Letak Gen ABCG2 pada Kromosom Manusia
Chromosome 16 - NC_000016.10
Letak Gen ABCC1 pada Kromosom Manusia
64
Chromosome 10 - NC_000010.11
Letak Gen ABCC2 pada Kromosom Manusia
Chromosome 7 - NC_000007.14
Letak Gen ABCB1 pada Kromosom Manusia
2. Lokasi gen target pada senyawa dalam biji yang memiliki nilai Pa>0,7 dan
nilai presisi target 100% atau mendekati 100%
Chromosome 2 - NC_000002.12
Letak Gen XDH pada Kromosom Manusia
Chromosome 16 - NC_000016.10
Letak Gen PRKCB pada Kromosom Manusia
Chromosome 17 - NC_000017.11
Letak Gen PRKCA pada Kromosom Manusia
65
Chromosome 3 - NC_000003.12
Letak Gen NR1I2 pada Kromosom Manusia
Chromosome 6 - NC_000006.12
Letak Gen GSTA1 pada Kromosom Manusia
Chromosome 10 - NC_000010.11
Letak Gen ALOX5 pada Kromosom Manusia

More Related Content

What's hot

High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarRestu Frodo
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminariyudhi18
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)aufia w
 
Kencur(kaempferia galanga l) imra bio a
Kencur(kaempferia galanga l) imra bio aKencur(kaempferia galanga l) imra bio a
Kencur(kaempferia galanga l) imra bio aImra Atul Uswah
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 

What's hot (20)

PP flavonoid
PP flavonoidPP flavonoid
PP flavonoid
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standar
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
Ppt proposal 1
Ppt proposal 1Ppt proposal 1
Ppt proposal 1
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
2.kelarutan
2.kelarutan2.kelarutan
2.kelarutan
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Kencur(kaempferia galanga l) imra bio a
Kencur(kaempferia galanga l) imra bio aKencur(kaempferia galanga l) imra bio a
Kencur(kaempferia galanga l) imra bio a
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Toksikologi 2017
Toksikologi 2017Toksikologi 2017
Toksikologi 2017
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 

Similar to Aktivitas Antioksidan Kelor

BIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdfBIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdfdesi972093
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthiKesuma Yudha
 
Skripsi 1-2.pdf
Skripsi 1-2.pdfSkripsi 1-2.pdf
Skripsi 1-2.pdfsmkyapis4
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
Full jrki vol 4 no 1 th 2022
Full jrki vol 4 no 1 th 2022Full jrki vol 4 no 1 th 2022
Full jrki vol 4 no 1 th 2022AnNisaaPeanut
 
Sk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPPSk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPPRian Maulana
 
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...Universitas Islam As-syafi'iah
 
PPT Laporan Rizki Farmasi.pptx
PPT Laporan Rizki Farmasi.pptxPPT Laporan Rizki Farmasi.pptx
PPT Laporan Rizki Farmasi.pptxRizkiFebri3
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdfAgathaHaselvin
 
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfDinda Gusti Ayu
 
DESI RAMADHANTI-FST.pdf
DESI RAMADHANTI-FST.pdfDESI RAMADHANTI-FST.pdf
DESI RAMADHANTI-FST.pdfXavierDharma
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...rikitristanto
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfqz6kq22g95
 
155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasi
155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasi155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasi
155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasidharma281276
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptxKarnilasariKarnilasa
 

Similar to Aktivitas Antioksidan Kelor (20)

Daun pepaya...
Daun pepaya...Daun pepaya...
Daun pepaya...
 
BIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdfBIJI PEPAYA.pdf
BIJI PEPAYA.pdf
 
Paper benalu muthi
Paper benalu muthiPaper benalu muthi
Paper benalu muthi
 
Skripsi 1-2.pdf
Skripsi 1-2.pdfSkripsi 1-2.pdf
Skripsi 1-2.pdf
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
Full jrki vol 4 no 1 th 2022
Full jrki vol 4 no 1 th 2022Full jrki vol 4 no 1 th 2022
Full jrki vol 4 no 1 th 2022
 
Sk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPPSk KD Biologi SMA Untuk RPP
Sk KD Biologi SMA Untuk RPP
 
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
 
PPT Laporan Rizki Farmasi.pptx
PPT Laporan Rizki Farmasi.pptxPPT Laporan Rizki Farmasi.pptx
PPT Laporan Rizki Farmasi.pptx
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
 
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdfJURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
JURNAL REVIEW FLAVONOID.docx.pdf
 
DESI RAMADHANTI-FST.pdf
DESI RAMADHANTI-FST.pdfDESI RAMADHANTI-FST.pdf
DESI RAMADHANTI-FST.pdf
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAUN LAMUN THALASSIA HEMPRICHII SEBAGAI SUMBER ANTIO...
 
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdfNONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
NONI RAHMA AISYAH_61608100819065_PPT TUGAS PROPOSAL BINDO 2.pdf
 
Koch2
Koch2Koch2
Koch2
 
155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasi
155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasi155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasi
155440187 digital-20313353-t31494-isolasi-dan-elusidasi
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
3. B. PPT HAKIKAT IPA KIRIM SUNAN.pptx
 

Recently uploaded

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 

Recently uploaded (20)

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 

Aktivitas Antioksidan Kelor

  • 1. ANALISIS IN SILICO DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA NANO KOMPLEKS PADA DAUN DAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SKRIPSI Oleh : Rafida Azizah 216.010.610.61 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2020
  • 2. ii ANALISIS IN SILICO DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA NANO KOMPLEKS PADA DAUN DAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lamk.) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang Oleh: Rafida Azizah (21601061061) PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2020
  • 3. iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ANALISIS IN SILICO DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA NANO KOMPLEKS PADA DAUN DAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lamk.) RAFIDA AZIZAH 21601061061 Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang pada tanggal 5 Agustus 2020 Mengesahkan, Penguji I Penguji II Dr. Nurul Jadid Mubarakati, M.Si Dr. Gatra Ervi Jayanti, M.Si. NPP. 133112198432222 NPP. 191009198432244 Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si Dr. Dra. Ari Hayati, M.P NPP. 1900200032 NPP.1900200021 Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang Dr. Dra. Ari Hayati, M.P NPP. 1900200021
  • 4. iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Rafida Azizah NPM : 21601061061 Program studi : Biologi Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Dengan pembimbing 1. Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si 2. Dr. Dra. Ari Hayti, M.P Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis In Silico dan Aktivitas Antioksidan Senyawa Nano Kompleks Pada Daun dan Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.)” adalah murni hasil pengerjaan saya dan tanpa ada unsur plagiat, manipulasi data, dan mengubah hasil penelitian secara tidak objektif serta mensitasi sesuai dengan sumber yang ada. Saya akan bertanggung jawab atas orisinalitas skripsi saya dan mentaati Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Depdiknas) Nomor 17 Tahun 2010 tentang plagiarisme di pendidikan tinggi. Malang, 5 Agustus 2020 Rafida Azizah 21601061061
  • 5. v LEMBAR PERSETUJUAN Nama : Rafida Azizah NPM : 21601061061 Judul : Analisis In Silico dan Aktivitas Antioksidan Senyawa Nano Kompleks pada Daun dan Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Telah disetujui untuk dipresentasikan pada Sidang Skripsi di Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si Dr. Dra. Ari Hayati, M.P NPP. 1900200032 NPP.1900200021 Mengetahui, Wakil Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang Dr. Ratna Djuniwati Lisminingsih, M.Si NIP. 1964066171988032001
  • 6. vi MOTTO َ‫ف‬ َ‫د‬َ‫اه‬َ‫ج‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ‫ج‬‫د‬ِ‫اه‬َ‫ج‬‫ُي‬ َ‫ا‬‫م‬‫َّن‬ِ‫ا‬ Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6)
  • 7. vii RIWAYAT HIDUP Nama : Rafida Azizah Tempat dan Tanggal Lahir : Trenggalek, 14 Juni 1999 Nama Orang Tua Bapak : Syaichu Ibu : Murtiasih Alamat : Jalan Kyai Ali Qosim, RT 02/RW 01, Dusun Nampes Desa Nogosari Kec. Pandaan Kab. Pasuruan RIWAYAT PENDIDIKAN Periode Sekolah/ Universitas Bidang Ilmu 2016-2020 Universitas Islam Malang Biologi 2013-2016 MA Amanatul Ummah Surabaya IPA 2010-2013 SMP Negeri 1 Pandaan - 2004-2010 MI Ma’arif Nogosari Pandaan - RIWAYAT ORGANISASI Periode Organisasi Jabatan 2018 : Bidang Tilawah Unit Kreativitas Mahasiswa Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) Universitas Islam Malang Pengurus 2018 : Bidang Karya Tulis Ilmiah Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI) Biologi FMIPA Universitas Islam Malang Koordinator 2019 : Bidang Tafsir dan Fahmil Unit Kreativitas Mahasiswa Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) Universitas Islam Malang Pengurus 2019 : Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMAPRODI) Biologi FMIPA Universitas Islam Malang Wakil Ketua Umum
  • 8. viii ABSTRAK Rafida Azizah (NPM. 21601061061) Analisis In Silico dan Aktivitas Antioksidan Senyawa Nano Kompleks Pada Daun dan Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Pembimbing (1) Ir.Hj.Tintrim Rahayu, M.Si Pembimbing (2) Dra.Ari Hayati, M.P Kelor (Moringa oleifera Lamk.) adalah tanaman keluarga Moringaceae. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui komposisi senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan pada daun, biji, kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) melalui analisis in silico serta untuk mengetahui efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.). Kelor (Moringa oleifera Lamk.) merupakan sumber antioksidan alami yang memiliki kandungan senyawa antioksidan seperti flavonoid, karotenoid, fenolik, dan asam askorbat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi senyawa aktif yang memiliki peran sebagai antioksidan pada daun kelor, biji kelor, kombinasi daun-biji kelor melalui analisis in silico, serta mengetahui efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks, daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan 3 perlakuan (daun, biji, kombinasi daun-biji) dan 2 kali ulangan. Analisis senyawa aktif melalui in silico dilakukan secara online dengan website Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Databases, Passonline, dan HitPick. Uji efektivitas antioksidan pada penelitian ini menggunakan metode DPPH. Hasil analisis in silico menunjukkan bahwa ada 3 senyawa dalam daun yang memiliki peran tinggi sebagai antioksidan yaitu beta-carotene, kaempferol, quercetin, serta ada 2 senyawa dalam biji yang berperan tinggi sebagai antioksidan yaitu alpha-tocopherol, beta-carotene. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari tiga perlakuan memiliki perbedaan efektivitas antioksidan. Nilai aktivitas dari perlakuan daun, biji, kombinasi daun-biji secara berturut-turut yaitu 89,1%, 55,9%, 79,7%. Kata kunci: Kelor, In silico, DPPH, Aktivitas Antioksidan.
  • 9. ix Abstract Rafida Azizah (NPM. 21601061061) In Silico Analysis and Antioxidant Activity of Nano Complex Compounds in Moringa oleifera Lamk. Leaves and Seeds. Supervisor (1) Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si Supervisor (2) Dra. Ari Hayati, M.P Kelor (Moringa oleifera Lamk.) is a good source of natural antioxidants because it contains various types of antioxidant compounds such as carotenoids, ascorbic acid, flavonoids, and phenolics. This study aims to determine the composition of active compounds that act as antioxidants in leaves, seeds, moringa leaf-seed combination through in silico analysis, and to determine the effectiveness of antioxidant tests on nano complex compounds, leaves, seeds, and moringa leaf-seed combination. This research was conducted with an experimental method with 3 treatments (leaves, seeds, leaf-seed combination) and 2 replications. Analysis of active compounds through in silico is done online with Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Databases, Passonline, and HitPick. Test the effectiveness of antioxidants in this study using the DPPH method. The results of the in silico analysis showed that there were 3 compounds in the leaves that had a high antioxidant role, namely beta-carotene, kaempferol, quercetin, and there were 2 compounds in seeds that had a high antioxidant role, namely alpha-tocopherol, beta-carotene. The results of this study indicate that the antioxidant activity of the three treatments had differences in the effectiveness of antioxidants. The activity value of the treatment of leaves, seeds, leaf-seed combination in a row that is 89.1%, 55.9%, 79.7%. Keywords: Kelor, In silico, DPPH, Antioxidant Activity
  • 10. x KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Pertama-tama, dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt, yang telah memberikan samudra rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Uji Senyawa Nano Kompleks Pada Daun-Biji Tanaman Kelor (Moringa Oleifera Lamk.) Sebagai Antioksidan”. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk kepada ummatnya untuk tetap berada di jalan iman dan menghindarkan umatnya dari jalan kesesatan, serta memberi pedoman hidup yang damai, aman sejahtera dan penuh kasih sayang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam penyusunan tugas akhir pada Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Malang. Dengan selesainya penulisan Skripsi, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. H. Masykuri M. Si selaku rektor Universitas Islam Malang yang telah memberikan inspirasi dalam perjalanan menyelesaikan studi di UNISMA ini. 2. Dr. Dra. Ari Hayati, M.P. selaku Dekan FMIPA UNISMA dan Pembimbing II beserta Wakil Dekan dan seluruh Dosen FMIPA UNISMA serta seluruh Civitas Akademika FMIPA UNISMA yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalamannya sehingga kami bisa menyelesaikan skripsi ini. 3. Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M. Si selaku pembimbing I yang telah memberikan dukungan doa, pengarahan, motivasi, serta mau memberikan waktunya di sela-sela kesibukannya sejauh ini hingga kami selalu semangat dan selalu tegas dalam menghadapi rintangan dan halangan. 4. Dr. Gatra Ervi Jayanti, M.Si. selaku dosen penerima Hibah Institusi UNISMA (HI-ma) yang telah berkenan mempercayai kami untuk bergabung dalam proyek penelitian Hibah Institusi UNISMA, serta atas bimbingannya dalam proses pelaksanaan penelitian.
  • 11. xi 5. Tim Penguji Skripsi yang telah memberikan kesempatan kelulusan kepada penulis sehingga penulis dapat menempuh kelulusan tepat pada waktunya. 6. Ayah Ibu tercinta serta adikku yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis. 7. Teman-teman angkatan Biologi 2016 yang telah banyak memberi motivasi kepada penulis melalui kritik dan saran. 8. Sahabatku “Skripsweet” Luluk, Tanwirul, Apria yang selalu mengajak untuk bersama-sama mengerjakan mulai proposal sampai selesai penyusunan skripsi. 9. Kakak-kakak tingkat 2015 yang selalu memberi masukan yang terbaik untuk penulis serta skripsi kakak-kakak yang penulis kutip sebagai referensi. 10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu dan memberikan dukungan serta doa sehingga membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan sebagai bahan perbaikan kedepannya. Dan semoga Skripsi ini memberikan manfaat baik kepada penulis sendiri, maupun pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Malang, 5 Agustus 2020 Penulis, Rafida Azizah
  • 12. xii DAFTAR ISI LEMBAR SAMPUL LUAR ................................................................................. i LEMBAR JUDUL................................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................. v MOTTO ................................................................................................................ vi RIWAYAT HIDUP............................................................................................. vii ABSTRAK .........................................................................................................viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR........................................................................................... x DAFTAR ISI........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4 1.4 Hipotesis .......................................................................................................... 4 1.5 Batasan Penelitian............................................................................................ 4 1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lamk.) ..................................................... 5 2.2 Studi In Silico.................................................................................................. 8 2.3 Senyawa Nano Kompleks ............................................................................... 9 2.4 Antioksidan ..................................................................................................... 9 2.5 Radikal Bebas................................................................................................ 10 2.6 Pengeringan Beku (Freeze Dry).................................................................... 11 2.7 Sentrifugasi ................................................................................................... 11 2.8 Spektrofotometer UV-Vis............................................................................. 11
  • 13. xiii 2.9 Metode 2,2-dihenyl-1,1-picrylhydrazyl......................................................... 12 2.10 Kerangka Teoritis.......................................................................................... 12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................ 14 3.2 Alat dan Bahan Penelitian.............................................................................. 14 3.2.1 In silico................................................................................................. 14 3.2.2 Laboratorium........................................................................................ 14 3.3 Metode Penelitian .......................................................................................... 15 3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 15 3.5 Parameter Penelitian ...................................................................................... 17 3.6 Analisis Data.................................................................................................. 17 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 18 4.1.1 In silico................................................................................................. 18 4.1.2 Laboratorium........................................................................................ 30 4.2 Pembahasan.................................................................................................... 31 4.2.1 In silico................................................................................................. 31 4.2.1.1 Prediksi Potensi Senyawa......................................................... 32 4.2.1.2 Prediksi Gen Target.................................................................. 35 4.2.2 Laboratorium........................................................................................ 36 4.2.2.1 Analisis Senyawa Nano dengan Freeze dry ............................. 36 4.2.2.2 Uji Aktivitas Antioksidan......................................................... 38 4.2.3 Keterkaitan Uji In silico dan Uji Laboratorium................................... 42 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 44 5.2 Saran............................................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 45
  • 14. xiv DAFTAR TABEL Tabel 1. Senyawa dalam daun kelor (Moringa oleifera Lamk.)........................... 18 Tabel 2. Senyawa dalam biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) ............................. 20 Tabel 3. Rumus SMILES dari senyawa dalam daun kelor ................................... 24 Tabel 4. Rumus SMILES dari senyawa dalam biji kelor...................................... 25 Tabel 5. Hasil prediksi potensi senyawa daun kelor dengan PASS online........... 26 Tabel 6. Hasil prediksi potensi senyawa biji kelor dengan PASS online ............. 27 Tabel 7. Prediksi target senyawa daun kelor dengan HITPICK ........................... 28 Tabel 8. Prediksi target senyawa biji kelor dengan HITPICK.............................. 29 Tabel 9. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel pada λ 517 nm ........................... 30 Tabel 10. Senyawa dalam kelor yang memiliki nilai Pa>0,7................................ 43
  • 15. xv DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.).................................................. 6 Gambar 2. Biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) ..................................................... 6 Gambar 3. Morfologi Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.)................................... 6 Gambar 4. Reaksi DPPH dengan Senyawa Antioksidan ...................................... 12 Gambar 5. Grafik Absorbansi Sampel .................................................................. 31 Gambar 6. Grafik Persen Inhibisi ......................................................................... 31 Gambar 7. Sampel Hasil Sentrifugasi .................................................................. 37 Gambar 8. Supernatan yang Telah Dipisahkan dari Pelet..................................... 37 Gambar 9. Sampel Hasil Pengeringan Beku (Freeze Dry) ................................... 38 Gambar 10. Sampel yang Diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis................... 39
  • 16. xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Statistik Uji ANOVA ......................................................... 50 Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi dalam Pembuatan Larutan........................ 52 Lampiran 3. Data Pengukuran Absorbansi menggunakan Spektrofotometer....... 54 Lampiran 4. Perhitungan Persen Inhibisi.............................................................. 55 Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian.................................................................... 57 Lampiran 6. Lokasi Gen Target ............................................................................ 61
  • 17. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan (Science) berkembang dengan pesat dalam kurun waktu terakhir. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut memudahkan manusia dalam mengatasi segala kebutuhan hidup. Salah satunya yaitu penerapan metode in silico dalam pencarian senyawa dan prediksi potensi dari suatu senyawa. In silico yaitu metode menggunakan perangkat komputer yang salah satunya untuk membantu dalam bidang farmakologi. Metode in silico meliputi pengolahan data, pemodelan serta penambatan molekuler (molecular docking), dan penggunaan database (Ekins, 2007). Aktivitas reduksionistik (penyederhanaan) adalah cara yang dianggap paling mudah oleh manusia dalam mendapatkan pengetahuan dari sebuah penelitian. Padahal, sistem dalam kehidupan merupakan obyek kajian yang kompleks. Oleh karena itu, teori complexity dikembangkan dari fisika sains di pertengahan abad ke-20 (Sumitro, 2011). Complexity science berhubungan dengan sistem kompleks dan masalah yang dinamis, tak terduga dan multi- dimensi, serta terdiri dari sekumpulan hubungan dan bagian yang saling berhubungan (Miles, 2009). Salah satu bidang complexity science yang sedang dikembangkan yaitu nano kompleks. Keuntungan dari penggunaan teknologi nano yaitu dapat mengubah sifat permukaan serta ukuran partikel, sehingga obat herbal dapat ditargetkan untuk organ dengan kemanan yang tinggi. Selain itu, senyawa aktif yang telah dilepaskan dapat dikontrol sehingga efek samping dapat diperkecil, serta obat herbal yang berukuran nano dapat digunakan dalam konsentrasi tinggi (Dewandari dkk, 2013). Alam mulai terasa semakin tidak dapat diprediksi dalam dekade terakhir. Banyaknya kejadian seperti cara penyebaran penyakit, ditemukannya penyakit baru, serta semakin kompleksnya penyakit membuat manusia sadar akan perlunya memahami bahwa alam merupakan hal yang misterius dan kompleks (Sumitro, 2017). Mayoritas masyarakat Indonesia mengalami masalah penyakit degeneratif dalam dekade terakhir ini. Di antaranya yaitu penyakit kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan penyakit paru obstruksi kronik.
  • 18. 2 Penyebabnya yaitu perubahan gaya hidup dalam mengonsumsi makanan, serta tingginya angka harapan hidup dari masyarakat Indonesia (Nugroho, 2015). Penyakit degeneratif dapat diantisipasi dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan dapat mencegah berkembangnya reaksi oksidasi sehingga digunakan untuk meluruhkan radikal bebas (Rizkayanti dkk, 2017). Radikal bebas tersebut bisa ditanggulangi dengan berbagai ekstrak dari beberapa tanaman yang kaya antioksidan. Tanaman yang mengandung antioksidan berjumlah sangat melimpah di Indonesia, salah satu contohnya yaitu tanaman kelor (Moringa oleifera Lamk.). Tanaman kelor memiliki manfaat yang terdapat pada semua bagian tanaman baik daun, biji, akar maupun batang. Berdasarkan penelitian Bahriyah (2015) bahwa bagian organ tanaman kelor yang dimanfaatkan masyarakat yaitu akar kelor 10%, batang kelor 14%, buah kelor 21%, daun kelor 55%. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat memanfaatkan tanaman kelor sebagai pengobatan 32% dan bahan pangan 38% (Bahriyah, 2015). Tanaman obat terkenal dalam masyarakat Indonesia sebagai bahan obat tradisional, dan sarana penunjang kesehatan yang dilestarikan oleh nenek moyang. Bahan obat dapat diperoleh dari organ tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat antara lain: buah, biji, bunga, daun, akar dan batang. Bagian vegetatif tumbuhan yang umum dipakai sebagai bahan obat adalah organ daun. Salah satu contoh tanaman obat yaitu kelor (Moringa oleifera Lamk.). Sebagai tanaman berkhasiat obat, buah kelor diketahui mengandung zat alkaloida morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan. Daun kelor mengandung vitamin A, C, kalsium, besi dan phosporous (Mustofa dkk, 2013). Tingginya kandungan nutrisi dalam kelor sehingga memiliki sifat fungsional untuk kesehatan dan dapat melengkapi nutrisi yang kurang. Hal itulah yang menjadikan kelor disebut Miracle Tree dan Mother’s Best Friend. Selain itu tanaman kelor ini merupakan salah satu dari golongan bahan pangan kategori superfood (pangan super) (Winarno, 2018). Kelor dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat, bahan baku industri kosmetik serta perbaikan lingkungan seperti penjernihan air (Aminah, 2015).
  • 19. 3 Daun kelor memiliki kandungan fitokimia yang bermanfaat. Fitokimia yang terkandung dalam daun kelor antara lain yaitu flavonoid, tanin, saponin, steroid, triterpenoid, dan alkaloid. Selain itu kelor mengandung antioksidan, mineral, asam amino esensial dan vitamin (Hardiyanthi, 2015). Daya peluruh radikal bebas ekstrak daun kelor muda lebih besar dibanding ekstrak daun kelor tua. Vitamin yang terkandung pada daun dapat berbeda-beda karena umur dan bagian tanaman yang berbeda (Mubarak, 2017). Biji dari tanaman kelor ini kebanyakan masih digunakan sebagai penjernih air seperti pada penelitian Ariyatun (2018) tentang analisis efektivitas biji dan daun kelor untuk penjernihan air. Padahal biji tanaman kelor ini juga memiliki kandungan antioksidan yang belum banyak diketahui oleh masyarakat seperti pada penelitian Sudaryanto (2016) tentang aktivitas antioksidan pada minyak biji kelor dengan metode soxhletasi serta penelitian Salman (2018) tentang aktivitas antioksidan dan sifat fisik tepung dari biji kelor hasil pemanasan basah. Pemanfaatan biji dan daun kelor secara tunggal sudah banyak dimanfaatkan, sedangkan untuk pemanfaatan dari campuran biji dan daun kelor masih belum ada yang melakukan penelitian. Penelitian yang sudah dilakukan pada umumnya dilakukan secara terpisah antara penelitian tentang daun kelor dan penelitian tentang biji kelor. Itulah alasan yang mendasari kami untuk melakukan penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah • Bagaimana komposisi senyawa aktif yang memiliki sebagai antioksidan pada daun, biji, kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) melalui analisis in silico ? • Bagaimana efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) ?
  • 20. 4 1.3 Tujuan Penelitian • Untuk mengetahui komposisi senyawa aktif yang memiliki peran sebagai antioksidan pada daun, biji, kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) melalui analisis in silico. • Untuk mengetahui efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.). 1.4 Hipotesis • Ada senyawa dari daun dan biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) yang berpotensi paling tinggi sebagai antioksidan secara in silico. • Ada perbedaan efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.). 1.5 Batasan Penelitian • Analisis in silico terhadap senyawa aktif dalam daun dan biji kelor melalui prediksi potensi senyawa dan prediksi target. • Uji aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks daun, biji, kombinasi daun-biji menggunakan metode DPPH. • Senyawa nano kompleks didapatkan dengan Sentrifuge dan Freeze dry. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi mengenai perbandingan efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.). Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pengembangan bahan dasar melalui hasil analisis in silico untuk menunjang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs) di bidang kesehatan.
  • 21. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Klasifikasi Tanaman Kelor adalah sebagai berikut (Steenis, 2008; Tjitrosoepomo, 2010): Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Subclassis : Dialypetalae Ordo : Rhoeadales (Brassicales) Familia : Moringaceae Genus : Moringa Species : Moringa oleifera Lamk. Di Indonesia, masyarakat mengenal kelor dengan berbagai nama. Orang-orang Madura menyebutnya maronggih. Di Sunda dan Melayu disebut kelor. Masyarakat Sulawesi menyebutnya kero, wori, kelo, atau keloro. Di Aceh disebut murong. Di Sumbawa disebut kawona. Di Ternate dikenal sebagai kelo. Di Minang kelor dikenal dengan nama munggai (Krisnadi, 2015). Karakteristik daun kelor yaitu tergolong daun majemuk, beranak daun gasal (imparipinnatus), tersusun berseling (alternate), bertangkai panjang. Pangkal daun tidak bertoreh dan bentuk bangun bulat telur. Bangun daun bulat atau bundar (orbicularis). Ujung dan pangkal daun membulat (rotundatus) serta susunan tulang daunnya menyirip (penninervis). Helaian daun berbentuk bulat telur, memiliki panjang dan lebar 1 - 2 cm, tepi rata, permukaan atas dan bawah halus (Krisnadi, 2015). Bentuk dari daun kelor disajikan pada Gambar 1 sebagai berikut.
  • 22. 6 Gambar 1. Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) (Dok.Pribadi, 2020) Biji kelor memiliki lambung semi-permeabel berwarna coklat dan memiliki bentuk bulat. Lambung biji kelor memiliki tiga sayap putih yang berbentuk menjalar. Pohon kelor dapat menghasilkan biji antara 15.000 dan 25.000 tiap tahun. Berat rata-rata tiap biji yaitu 0,3 gram (Krisnadi, 2015). Bentuk dari biji kelor dan morfologinya disajikan pada Gambar 2 dan 3. Gambar 2. Biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) (Dok. Pribadi, 2020) Gambar 3. Morfologi Biji Kelor (Moringa oleifera Lamk.) (Muhl dkk, 2016)
  • 23. 7 Tanaman kelor ini merupakan salah satu golongan bahan pangan kategori superfood (pangan super). Superfood (pangan super) adalah pangan berkonsentrasi tinggi terhadap kadar gizi dan fitokimia yang sangat menguntungkan bagi kesehatan manusia. Pangan yang termasuk superfood mampu meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh (Winarno, 2018). Berikut adalah empat alasan penobatan daun kelor sebagai superfood yaitu: a) Memiliki Profil Kandungan Gizi yang Tinggi Daun kelor padat mengandung nutrisi, mineral, serta asam amino esensial. Setiap 100 gram daun kelor kering mengandung senyawa-senyawa berikut (Winarno, 2018): 1 Protein 2x lebih tinggi daripada yoghurt 2 Kalsium 4x lebih tinggi daripada susu 3 Kalium 3x lebih tinggi daripada pisang 4 Vitamin A 7x lebih tinggi daripada wortel 5 Vitamin C 7x lebih tinggi daripada jeruk b) Kandungan Antioksidan Kelor (Moringa oleifera Lamk.) merupakan sumber antioksidan alami yang memiliki kandungan senyawa antioksidan seperti flavonoid, karotenoid, fenolik, dan asam askorbat (Anwar dkk, 2005). Kandungan dalam daun kelor berdasarkan uji fitokimia diantaranya yaitu alkaloid, antarquinon, flavonoid, steroid, saponin, triterpenoid, serta tannin yang mana semuanya tergolong antioksidan (Kasolo dkk, 2010). c) Penurunan Kadar Gula Darah Daun kelor ternyata juga bermanfaat sebagai antidiabetes dengan adanya kandungan senyawa isothiocyanate. Serbuk daun kelor yang dikonsumsi sebanyak 7 gram setiap hari selama tiga bulan atau saat berpuasa dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 13,5%. Penambahan 50 gram daun kelor pada menu makanan sehari-hari dapat menurunkan kenaikan gula darah sebesar 21% pada para pasien diabetes (Winarno, 2018).
  • 24. 8 d) Mereduksi Inflamasi Senyawa isothiocyanate, flavonoid, serta asam fenolat yang terdapat di daun kelor dan biji memiliki kegunaan sebagai senyawa anti-inflamasi. Selain itu, minyak kelor yang dikenal dengan minyak Ben (Ben Oil) mampu melindungi hepar dari inflamasi kronis (Winarno, 2018). Biji kelor merupakan salah satu bagian tanaman kelor yang tinggi akan minyak nabati dan bermanfaat untuk kesehatan. Biji kelor dapat digunakan untuk menurunkan resiko jantung koroner dan kolesterol. Selain itu, biji kelor dapat digunakan sebagai bahan tambahan kosmetik dan minyak biodiesel (Sudaryanto, 2016). Kandungan protein yang tinggi dalam biji kelor dapat berperan sebagai koagulan pada partikel penyebab kekeruhan air sehingga memperbaiki kualitas perairan. Kadar protein pada biji kelor sebesar 147.280 ppm/gram (Aminah, 2015). 2.2 Studi in silico Studi in silico merupakan pendekatan kondisi nyata ke dalam simulasi komputer dengan menggunakan program tertentu dalam mendesain obat. Kelebihan metode in silico yaitu mudah dalam mengidentifikasi senyawa baru karena membutuhkan waktu yang singkat dan biaya yang murah. In silico ini memiliki cakupan yang luas, termasuk diantaranya yaitu (Suharna, 2012): 1. Studi Docking merupakan studi komputasi yang mempelajari ikatan protein target dengan ligan atau obat. 2. Formasi Kimia merupakan studi yang mempelajari aktivitas dan struktur menggunakan pendekatan statistika. 3. Bioinformatika merupakan studi yang mempelajari target obat berasal dari data genom. Metode docking molekuler dapat digunakan untuk skrining secara in silico pada senyawa yang diperkirakan memiliki keterikatan tinggi terhadap suatu protein target. Metode docking molekuler digunakan untuk membentuk protein-ligand dan menganalisis niilai geometris melalui energi ikatannya (Karim, 2018).
  • 25. 9 Simulasi penambatan molekul (Molecular Docking) adalah salah satu metode Structure Based Drug Design (SBDD) yang banyak dilakukan para peneliti. Simulasi penambatan molekul dilakukan untuk prediksi cara interaksi senyawa pada sisi aktif protein tertentu. Selain itu, simulasi penambatan molekul juga dapat digunakan untuk prediksi afinitas ligan pada targetnya. Beberapa program penambatan molekul yang tersedia untik simulasi penambatan molekul diantaranya yang banyak digunakan adalah AutoDock (Arba, 2019). 2.3 Senyawa Nano Kompleks Umumnya di alam, senyawa dalam keadaan kompleks dan sudah memiliki tujuan masing-masing. Senyawa dalam keadaan kompleks berbeda dengan senyawa tunggal yang selama ini dipelajari. Senyawa tunggal yang diisolasi dari alam tersebut dianggap bioaktif dengan target spesifik, padahal belum pernah diperkirakan mekanisme alamiahnya. Sebaliknya, senyawa kompleks tidak didapatkan melalui isolasi dan memiliki kemampuan otomatis untuk mencari target dalam tubuh yang memerlukan senyawa tersebut (Sumitro dkk, 2017). Contoh dari senyawa kompleks yaitu senyawa antioksidan kompleks. Senyawa antioksidan kompleks dapat membersihkan radikal bebas tanpa disertai adanya pembentukan radikal bebas baru. Sebaliknya, senyawa antioksidan tunggal dapat berubah menjadi pro-oksidan dengan adanya ion logam transisi, sehingga mengumpulkan radikal bebas. Selama interaksi dengan antioksidan tunggal, ion logam dapat dikurangi, teroksidasi, dan kemudian direduksi yang dapat menghasilkan radikal bebas (Jayanti dkk, 2018). 2.4 Antioksidan Pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat mengurangi efek negatif radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan bekerja sebagai pendonor elektron pada senyawa radikal bebas sehingga aktivitas senyawa tersebut dapat dihambat (Winarsi, 2007). Formulasi obat berbasis antioksidan digunakan
  • 26. 10 untuk pencegahan dan pengobatan penyakit kompleks seperti atherosclerosis, stroke, diabetes, Alzheimer dan kanker (Khalaf dkk, 2007). Antioksidan umumnya dibagi menjadi dua kategori: antioksidan enzimatik dan antioksidan non enzimatik. Antioksidan enzimatik seperti enzim katalase, superoksida dismutase (SOD), glutathione peroksidase. Antioksidan non-enzimatis masih dibagi dalam 2 kelompok lagi yaitu: • Antioksidan larut lemak, seperti bilirubin, tokoferol, karotenoid, dan flavonoid. • Antioksidan larut air, seperti asam urat, asam askorbat, protein pengikat heme, dan protein pengikat logam (Winarsi, 2007). Antioksidan dapat menangkal efek merusak dari radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, akibat dari reaksi kimia dan proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh. Antioksidan dibedakan menjadi dua jenis: antioksidan sintetik dan antioksidan alami (Yuliani, 2015). Antioksidan alami seperti vitamin C, tokoferol, flavonoid dan senyawa fenolik diketahui ada di dalam tanaman tertentu. Antioksidan alami lebih direkomendasikan dari pada antioksidan sintetis seperti butylhydroxyanisol (BHA) dan butylhydroxytoluene (BHT). Hal ini dikarenakan antioksidan alami ini lebih tidak beracun dan lebih kuat dari pada antioksidan sintetis (Pakade dkk, 2013). 2.5 Radikal Bebas Radikal bebas adalah senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbital terluarnya. Kehadiran elektron yang tidak berpasangan menjadikan senyawa tersebut sangat reaktif dalam mencari pasangan dengan mengikat elektron di sekelilingnya. Sasaran utama radikal bebas yaitu unsur DNA termasuk karbohidrat, protein, asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh merupakan sasaran yang rentan terhadap serangan radikal bebas (Winarsi, 2007). Senyawa radikal baru berasal dari serangan radikal bebas terhadap molekul di sekitarnya yang menyebabkan terjadinya reaksi berantai. Akibat
  • 27. 11 dari reaksi berantai tersebut yaitu kanker, penyakit degeneratif, penyakit autoimun, hingga kerusakan sel atau jaringan (Sadikin, 2001). 2.6 Pengeringan Beku (Freeze Dry) Freeze Dryer adalah alat pengeringan bahan menggunakan pemanasan suhu rendah. Penggunaan freeze drying bertujuan untuk pengawetan, penyimpanan, preparasi sampel bahan biologis dan farmasi (Anna dkk, 2013). Prinsip metode freeze-drying yaitu suspensi sel yang dikeringkan dari fase cair dengan cara sublimasi. Ada 3 tahap dalam proses freeze-drying yaitu proses pembekuan, pengeringan primer, dan pengeringan sekunder (Oktaviani, 2011). 2.7 Sentrifuge Sentrifugasi yaitu pemisahan zat padat tak terlarut dalam bioseparasi. Proses ini efektif untuk partikel padat dan sulit untuk disaring. Sentrifugasi menggunakan perbedaan densitas antara partikel padat dan fluida di sekitarnya, dengan mempercepat proses sedimentasi melalui gaya sentrifugal. Sehingga, fase padat dan cair terpisah (Belter dkk, 1988). Kecepatan dalam proses sentrifugasi juga mempengaruhi ukuran molekul yang akan terbentuk. Semakin tinggi kecepatan sentrifuge, maka semakin kecil pula ukuran molekul yang dihasilkan berikut adalah tabel contoh kecepatan sentrifuge dan ukuran molekul dari emas. Partikel nanogold pada kecepatan sentrifuge 3000 rpm telah menghasilkan 70 nm (NanoPartz, 2020). 2.8 Spektrofotometer UV-Vis Cahaya yang diabsorbsi pada panjang gelombang di daerah ultraviolet dan tampak diuji menggunakan spektrofotometri. Instrumen ini mengarahkan sebagian cahaya yang terpecah melalui sel transparan yang mengandung pelarut (Underwood, 2002). Spektrofotometer terdiri atas monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel/blanko, sumber spektrum tampak dan perangkat yang mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko atau pembanding (Khopkar, 2007).
  • 28. 12 2.9 Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) Kelebihan dari metode DPPH yaitu metode yang sederhana, cepat dan membutuhkan biaya yang murah dalam menganalisis antioksidan menggunakan radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Metode ini dapat digunakan mengkuantifikasi jumlah kompleks radikal-antioksidan yang terbentuk. Sampel yang digunakan pada metode DPPH dapat berupa padatan maupun cairan (Prakash dkk, 2001). Pemudaran warna dari radikal DPPH akibat adanya antioksidan merupakan prinsip dari metode DPPH. Karakter radikal bebas tereduksi dengan cara mentransfer elektron atau atom hidrogen ke radikal bebas. Intensitas warna dari larutan uji diukur menggunakan spektrofotometer UV- Vis (Wachidah, 2013). Reaksi DPPH dengan senyawa antioksidan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Reaksi DPPH dengan Senyawa Antioksidan (Prakash, 2001) 2.10 Kerangka Teoritis • Kerangka Pemikiran Radikal Bebas Antioksidan Daun-BijiDaun Biji Peluruhan Radikal Bebas
  • 29. 13 • Kerangka Operasional Daun Kelor Biji Kelor Kombinasi Daun- Biji Kelor Blender Sentrifuge Supernatan Freeze dry DPPH Spektrofotometer UV-Vis Hasil
  • 30. 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 - Februari 2020, di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 In silico Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: ➢ Perangkat Keras Laptop dengan spesifikasi Intel Dual Core N3060 ➢ Website 1. Dr. Duke's Phytochemical and Ethnobotanical Databases 2. PubChem 3. Passonline 4. HitPick 5. NCBI Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: ➢ Senyawa aktif dalam tanaman kelor (Moringa oleifera Lamk.) 3.2.2 Laboratorium Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ➢ Spektrofotometer UV-Vis (Genesys 150® ) ➢ Sentrifuge (PLC Series-03® ) ➢ Freeze dryer (Alpha 1-2 LD Plus® ) ➢ Neraca analitik (Shimadzu ATX 224® ) ➢ Vortex (Bio-Rad BR-2000® ) ➢ Blender ➢ Microtube ➢ Tabung falcon ➢ Pipet tetes ➢ Gelas beaker
  • 31. 15 ➢ Gelas ukur ➢ Spatula ➢ Cawan petri ➢ Alu ➢ Mortar Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : ➢ Daun kelor ➢ Biji kelor ➢ Aquades ➢ Metanol ➢ DPPH (Sigma Aldrich® ) 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental untuk mengetahui efektivitas antioksidan nano kompleks daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) dengan 3 perlakuan yaitu: 1. Daun (0,1 mM DPPH + 4 mg/ml daun) 2. Biji (0,1 mM DPPH + 4 mg/ml biji) 3. Daun-Biji (0,1 mM DPPH + 4 mg/ml daun-biji) Dan sebagai pembanding digunakan kontrol yaitu DPPH. Penelitian ini dilakukan ulangan sebanyak 2 ulangan (duplicate). 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari 5 tahapan yaitu sebagai berikut: ➢ In silico Pencarian data senyawa aktif pada tanaman kelor melalui website Dr. Duke's Phytochemical and Ethnobotanical Databases dengan alamat https://phytochem.nal.usda.gov/phytochem/search/list. Selanjutnya mencari identitas senyawa yang telah didapatkan melalui Pubchem (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/) agar dapat diketahui rumus senyawa maupun rumus SMILES. Rumus SMILES yang didapatkan digunakan untuk memprediksi potensi senyawa melalui website Passonline dengan alamat http://www.pharmaexpert.ru/passonline/. Dan rumus
  • 32. 16 SMILES tersebut juga digunakan untuk memprediksi target dari senyawa melalui website HitPick dengan alamat http://mips.helmholtz- muenchen.de/hitpick/cgi-bin/p_target.cgi. Lokasi dari target dapat diketahui dengan mencari identitas gen melalui website NCBI dengan alamat https://www.ncbi.nlm.nih.gov/. ➢ Preparasi Sampel Sampel yang disiapkan yaitu daun dan biji kelor. Daun kelor dicuci hingga bersih, selanjutnya daun dihaluskan dengan menggunakan blender. Biji kelor yang telah kering dikupas kemudian ditumbuk dengan alu dan mortar. Perlakuan pertama yaitu 10 gram daun yang telah halus dilarutkan dengan aquades hingga 100 ml. Perlakuan kedua yaitu biji diambil sebanyak 10 gram dan dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml. Perlakuan ke tiga yaitu campuran daun dan biji, diambil masing-masing 5 gram dan dilarutkan dengan aquades hingga 100 ml. Ketiga sampel larutan dimasukkan ke dalam tabung falcon kemudian dilakukan sentrifugasi menggunakan sentrifuge untuk memisahkan pelet dan supernatant. Supernatan dari tiap sampel diambil untuk dilakukan proses freeze dry selama 24 jam. Setelah itu sampel dikeluarkan dari freeze dryer dan masing-masing sampel diambil untuk dibuat larutan sampel. ➢ Persiapan Larutan Serbuk DPPH ditimbang sebanyak 0,0015 gram kemudian dilarutkan dalam 25 ml metanol sehingga didapatkan konsentrasi larutan DPPH sebesar 0,1 mM. Larutan tersebut dikocok dan dibiarkan selama 30 menit pada suhu ruang, terlindung dari cahaya dan segera digunakan. Sampel hasil freeze dry masing-masing ditimbang 40 mg kemudian dilarutkan dalam 10 ml aquades sehingga didapatkan konsentrasi 4 mg/ml. Larutan sampel yang telah dibuat kemudian dihomogenkan menggunakan vortex.
  • 33. 17 ➢ Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH 0,1 mM diambil sebanyak 4 ml kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang. Selanjutnya diukur absorbansinya pada interval 400-600 nm dengan spektrofotometer UV-Vis ➢ Uji Antioksidan Larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 1 ml ditambahkan 3 ml sampel yang dibuat dalam konsentrasi 4 mg/ml. Kemudian larutan diinkubasi selama 30 menit dalam suhu ruang. Masing-masing larutan tersebut diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm. 3.5 Parameter Penelitian Parameter yang digunakan dalam analisis in silico yaitu senyawa aktif yang memiliki nilai Pa>0,7. Sedangkan pada uji aktivitas antioksidan, parameternya yaitu nilai absorbansi dari sampel. Selanjutnya, nilai absorbansi tersebut dilakukan perhitungan lanjutan untuk mengetahui nilai persentase inhibisi/aktivitas antioksidan. Sampel yang memiliki nilai absorbansi rendah akan menghasilkan persen inhibisi yang tinggi. Sebaliknya, sampel yang memiliki nilai absorbansi tinggi akan menghasilkan persen inhibisi yang rendah. 3.6 Analisis Data Analisis data yang digunakan yaitu analisis data one variance (ANOVA) one-way untuk mengetahui perbedaan antar tiap perlakuan. Analisis aktivitas antioksidan dalam sampel daun-biji kelor dilakukan dengan didasarkan pada persen peredaman radikal bebas yang dihitung dengan menggunakan persamaan: % Inhibisi = Abskontrol−Abssampel Abskontrol × 100% (Mubarak, 2017) Keterangan: Abskontrol = Larutan DPPH + Metanol Abssampel = Larutan DPPH + Sampel
  • 34. 18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 In silico Berdasarkan analisis in silico yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Senyawa dalam daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) No Nama Senyawa Rumus Molekul Struktur Molekul 2 Dimensi (2D) Struktur Molekul 3 Dimensi (3D) 1. Ascorbic Acid C6H8O6 2. Beta- Carotene C40H56 3. Caffeic Acid C9H8O4
  • 35. 19 4. Choline C5H14 NO+ 5. Kaemp ferol C15H10O6 6. Niazimin C18H25 NO8 7. Oxalate C2O4 -2 8. Oxalic Acid C2H2O4 9. Prola mine C4H9N
  • 36. 20 10. Quer cetin C15H10O7 11. Ribo flavin C17H20 N4O6 12. Toco pherols C28H48O2 Tabel 2. Senyawa dalam biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) No Nama Senyawa Rumus Molekul Struktur Molekul 2 Dimensi (2D) Struktur Molekul 3 Dimensi (3D) 1. 2,4- Methylene choles terol C28H46O 2. 4-(α-L- rhamno syloxy) benzyl gluco sinolate (GMG) C21H31 NO14S2
  • 39. 23 17. Ergosta dienol C28H46O - 18. Gadoleic- Acid C20H38O2 - 19. Gamma- Toco pherol C28H48O2 20. Lignoce ric-Acid C24H48O2 - 21. Myristic- Acid C14H28O2 22. Oleic- Acid C18H34O2 23. Palmitic- Acid C16H32O2 24. Stearic- Acid C18H36O2 - 25. Stigmas tanol C29H52O
  • 40. 24 26. Stigmas terol C29H48O 27. Toco pherols C28H48O2 Tabel 3. Rumus SMILES dari senyawa dalam daun kelor No Nama Senyawa Rumus SMILES 1. Ascorbic-Acid C(C(C1C(=C(C(=O)O1)O)O)O)O 2. Beta-Carotene CC1=C(C(CCC1)(C)C)C=CC(=CC=CC(=CC=CC=C( C)C=CC=C(C)C=CC2=C(CCCC2(C)C)C)C)C 3. Caffeic-Acid C1=CC(=C(C=C1C=CC(=O)O)O)O 4. Choline C[N+](C)(C)CCO 5. Kaempferol C1=CC(=CC=C1C2=C(C(=O)C3=C(C=C(C=C3O2)O )O)O)O 6. Niazimin CCOC(=O)NCC1=CC=C(C=C1)OC2C(C(C(C(O2)C) OC(=O)C)O)O 7. Oxalate C(=O)(C(=O)[O-])[O-] 8. Oxalic-Acid C(=O)(C(=O)O)O 9. Prolamine C1CCNC1 10. Quercetin C1=CC(=C(C=C1C2=C(C(=O)C3=C(C=C(C=C3O2) O)O)O)O)O 11. Riboflavin CC1=CC2=C(C=C1C)N(C3=NC(=O)NC(=O)C3=N2) CC(C(C(CO)O)O)O 12. Tocopherols CC1=C(C=C2CCC(OC2=C1C)(C)CCCC(C)CCCC(C) CCCC(C)C)O
  • 41. 25 Tabel 4. Rumus SMILES dari senyawa dalam biji kelor No Nama Senyawa Rumus SMILES 1. 2,4-Methylene cholesterol CC(C)CCCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3 (CC5CC4C5O)C)C 2. 4-(α-L-rhamnosyloxy) benzyl glucosinolate CC1C(C(C(C(O1)OC2=CC=C(C=C2)CCC(=N OS(=O)(=O)O)SC3C(C(C(C(O3)CO)O)O)O)O) O)O 3. 4-(α-L-rhamnosyloxy) benzyl isothiocyanate CC1C(C(C(C(O1)OC2=CC=C(C=C2)CN=C=S) O)O)O 4. Alpha-Tocopherol CC1=C(C2=C(CCC(O2)(C)CCCC(C)CCCC(C) CCCC(C)C)C(=C1O)C)C 5. Arachidic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O 6. Behenic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O 7. Beta-Carotene CC1=C(C(CCC1)(C)C)C=CC(=CC=CC(=CC=C C=C(C)C=CC=C(C)C=CC2=C(CCCC2(C)C)C) C)C 8. Beta-Sitosterol CCC(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3(C CC(C4)O)C)C)C(C)C 9. Brassicasterol CC(C)C(C)C=CC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC= C4C3(CCC(C4)O)C)C 10. Campestanol CC(C)C(C)CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CCC4 C3(CCC(C4)O)C)C 11. Campesterol CC(C)C(C)CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C 4C3(CCC(C4)O)C)C 12. Cholesterol CC(C)CCCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3 (CCC(C4)O)C)C 13. Clerosterol CCC(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3(C CC(C4)O)C)C)C(=C)C 14. Delta-5-Avenasterol CC=C(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3( CCC(C4)O)C)C)C(C)C 15. Delta-7-Avenasterol CC=C(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2=CCC4C3( CCC(C4)O)C)C)C(C)C 16. Delta-Tocopherol CC1=CC(=CC2=C1OC(CC2)(C)CCCC(C)CCC C(C)CCCC(C)C)O 17. Ergostadienol CC(C)C(C)C=CC(C)C1CCC2C1(CCC3C2=CC C4C3(CCC(C4)O)C)C 18. Gadoleic-Acid CCCCCCCCCCC=CCCCCCCCC(=O)O 19. Gamma-Tocopherol CC1=C(C=C2CCC(OC2=C1C)(C)CCCC(C)CC CC(C)CCCC(C)C)O 20. Lignoceric-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O 21. Myristic-Acid CCCCCCCCCCCCCC(=O)O
  • 42. 26 22. Oleic-Acid CCCCCCCCC=CCCCCCCCC(=O)O 23. Palmitic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O 24. Stearic-Acid CCCCCCCCCCCCCCCCCC(=O)O 25. Stigmastanol CCC(CCC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CCC4C3(C CC(C4)O)C)C)C(C)C 26. Stigmasterol CCC(C=CC(C)C1CCC2C1(CCC3C2CC=C4C3( CCC(C4)O)C)C)C(C)C 27. Tocopherols CC1=C(C=C2CCC(OC2=C1C)(C)CCCC(C)CC CC(C)CCCC(C)C)O Tabel 5. Hasil prediksi potensi senyawa dalam daun kelor dengan PASS online No Nama Senyawa Pa Pi Potensi 1. Ascorbic-Acid 0,928 0,003 Antioxidant 0,564 0,007 Free radical scavenger 0,148 0,050 Radical formation agonist 2. Beta-Carotene 0,775 0,004 Antioxidant 0,306 0,029 Free radical scavenger 3. Caffeic-Acid 0,647 0,005 Free radical scavenger 0,603 0,005 Antioxidant 0,211 0,016 Radical formation agonist 4. Kaempferol 0,856 0,003 Antioxidant 0,771 0,003 Free radical scavenger 0,189 0,024 Radical formation agonist 5. Niazimin 0,475 0,012 Free radical scavenger 0,383 0,014 Antioxidant 0,255 0,007 Radical formation agonist 6. Prolamine 0,161 0,115 Free radical scavenger 7. Quercetin 0,872 0,003 Antioxidant 0,811 0,003 Free radical scavenger 0,180 0,028 Radical formation agonist 8. Tocopherols 0,927 0,003 Antioxidant 0,757 0,003 Free radical scavenger
  • 43. 27 Tabel 6. Hasil prediksi potensi senyawa dalam biji kelor dengan PASS online No Nama Senyawa Pa Pi Potensi 1. 2,4-Methylenecholesterol 0,157 0,094 Antioxidant 2. 4-(α-L-rhamnosyloxy) benzyl glucosinolate 0,319 0,020 Antioxidant 0,234 0,011 Radical formation agonist 0,229 0,056 Free radical scavenger 3. 4-(α-L-rhamnosyloxy) benzyl isothiocyanate 0,533 0,005 Antioxidant 0,442 0,014 Free radical scavenger 0,281 0,004 Radical formation agonist 4. Alpha-Tocopherol 0,967 0,002 Antioxidant 0,607 0,005 Free radical scavenger 5. Arachidic-Acid 0,315 0,027 Free radical scavenger 0,222 0,045 Antioxidant 0,187 0,025 Radical formation agonist 6. Behenic-Acid 0,315 0,027 Free radical scavenger 0,222 0,045 Antioxidant 0,187 0,025 Radical formation agonist 7. Beta-Carotene 0,775 0,004 Antioxidant 0,306 0,029 Free radical scavenger 8. Beta-Sitosterol 0,178 0,072 Antioxidant 9. Brassicasterol 0,276 0,028 Antioxidant 10. Campestanol 0,178 0,071 Antioxidant 11. Campesterol 0,182 0,068 Antioxidant 12. Cholesterol 0,198 0,056 Antioxidant 13. Clerosterol 0,306 0,022 Antioxidant 14. Delta-5-Avenasterol 0,196 0,057 Antioxidant 15. Delta-7-Avenasterol 0,190 0,061 Antioxidant 16. Delta-Tocopherol 0,843 0,003 Antioxidant 0,744 0,003 Free radical scavenger 17. Ergostadienol 0,269 0,030 Antioxidant 18. Gadoleic-Acid 0,360 0,021 Free radical scavenger 0,283 0,026 Antioxidant 0,170 0,034 Radical formation agonist 19. Gamma-Tocopherol 0,927 0,003 Antioxidant 0,757 0,003 Free radical scavenger 20. Lignoceric-Acid 0,315 0,027 Free radical scavenger 0,222 0,045 Antioxidant 0,187 0,025 Radical formation agonist
  • 44. 28 21. Myristic-Acid 0,315 0,027 Free radical scavenger 0,222 0,045 Antioxidant 0,187 0,025 Radical formation agonist 22. Oleic-Acid 0,360 0,021 Free radical scavenger 0,283 0,026 Antioxidant 0,170 0,034 Radical formation agonist 23. Palmitic-Acid 0,315 0,027 Free radical scavenger 0,222 0,045 Antioxidant 0,187 0,025 Radical formation agonist 24. Stearic-Acid 0,315 0,027 Free radical scavenger 0,222 0,045 Antioxidant 0,187 0,025 Radical formation agonist 25. Stigmastanol 0,174 0,075 Antioxidant 26. Stigmasterol 0,215 0,048 Antioxidant 27. Tocopherols 0,927 0,003 Antioxidant 0,757 0,003 Free radical scavenger Tabel 7. Prediksi target senyawa daun kelor dengan HITPICK No Nama Senyawa Target Presisi Tc 1. Ascorbic-Acid EDNRB 53,3% 0,4 2. Beta-Carotene RBP4 97,7% 0,9 3. Caffeic-Acid EDNRB 53,3% 0,4 4. Kaempferol CYP1B1, AHR 100% 1 5. Niazimin FAAH 26,4% 0,3 6. Prolamine SMS 77% 0,56 ODC1 54,3% 0,56 7. Quercetin SLCO2B1, SLC16A7, SLC16A1, PIM1, PIK3CG, HCK, DRD4, CYP2C8, CYP1B1, CYP19A1, ATP5C1, ATP5B, ATP5A1, AKR1B1, ABCG2, ABCC2, ABCC1, ABCB1 100% 1 8. Tocopherols NR1I2 89,8% 0,67 PPP2CB 64,1% 0,67
  • 45. 29 Tabel 8. Prediksi target senyawa biji kelor dengan HITPICK No Nama Senyawa Target Presisi Tc 1. 2,4-Methylene cholesterol ABCG2 77% 0,58 ABCB1 54,3% 0,58 2. 4-(α-L-rhamnosyloxy) benzyl glucosinolate SLC5A2 26.4% 0.39 3. 4-(α-L-rhamnosyloxy) benzyl isothiocyanate LCTL 53.3% 0.4 4. Alpha-Tocopherol XDH, PRKCB, PRKCA, PPP2CB, NR1I2, GSTA1, ALOX5 100% 1 5. Arachidic-Acid SLC22A11 97,3% 1 SLC22A8 83% 1 SLC22A6 66,7% 1 6. Behenic-Acid SLC22A11 97,3% 1 SLC22A8 83% 1 SLC22A6 66,7% 1 7. Beta-Carotene RBP4 97,7% 0,9 8. Beta-Sitosterol ABCG2 94,8% 0,78 ABCB1 68,9% 0,78 9. Brassicasterol ABCG2 94,8% 0,71 ABCB1 68,9% 0,71 10. Campestanol SHBG 89,8% 0,62 11. Campesterol ABCG2 96,7% 0,83 ABCB1 75,7% 0,83 12. Cholesterol ABCG2 100% 1 ABCB1 100% 1 13. Clerosterol ABCG2 94,8% 0,76 ABCB1 68,9% 0,76 14. Delta-5-Avenasterol ABCG2 94,8% 0,76 ABCB1 68,9% 0,76 15. Delta-7-Avenasterol VDR 26,4% 0,36 GC 14,5% 0,36 16. Delta-Tocopherol NR1I2 77% 0,59 PPP2CB 54,3% 0,59 17. Ergostadienol VDR 53,3% 0,44 18. Gadoleic-Acid FABP7 97,3% 1 FABP4 83% 1 FABP3 66,7% 1 PMP2 56,5% 1
  • 46. 30 19. Gamma-Tocopherol NR1I2 89,8% 0,67 PPP2CB 64,1% 0,67 20. Lignoceric-Acid SLC22A11 97,3% 1 SLC22A8 83% 1 SLC22A6 66,7% 1 21. Myristic-Acid SLC22A11 97,3% 1 SLC22A8 83% 1 SLC22A6 66,7% 1 22. Oleic-Acid PMP2, GLTP. GC, FFAR1, FABP7, FABP5, FABP4, FABP3, FABP1, ALB 100% 1 23. Palmitic-Acid SLC22A11 97,3% 1 SLC22A8 83% 1 SLC22A6 66,7% 1 24. Stearic-Acid SLC22A11 97,3% 1 SLC22A8 83% 1 SLC22A6 66,7% 1 25. Stigmastanol SHBG 77% 0,58 26. Stigmasterol ABCG2 89,8% 0,67 ABCB1 64,1% 0,67 27. Tocopherols NR1I2 89,8% 0,67 PPP2CB 64,1% 0,67 4.1.2 Laboratorium Hasil penelitian uji antioksidan sampel senyawa nano kompleks daun dan biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) menggunakan metode DPPH diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel pada λ 517 nm No. Perlakuan Absorbansi Sampel (nm) Persen Inhibisi 1. Daun 0,199 89,1% 2. Biji 0,802 55,9% 3. Daun-Biji 0,368 79,7%
  • 47. 31 Gambar 5. Grafik Absorbansi Sampel Gambar 6. Grafik Persen Inhibisi 4.2 Pembahasan 4.2.1 In silico Berdasarkan hasil analisis pencarian senyawa dalam daun kelor dan biji kelor melalui website Dr. Duke’s Phytochemical and Ethnobotanical Database didapatkan beberapa senyawa dengan rincian 12 senyawa daun kelor (Tabel 1) dan 27 senyawa biji kelor (Tabel 2). Dari senyawa tersebut dilakukan proses identifikasi struktur melalui website Pubchem serta untuk mencari rumus SMILES setiap senyawa yang ada. Hasil pencarian SMILES dari tiap senyawa dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Rumus SMILES ini yang menjadi sumber dalam melakukan 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 Daun Biji Daun-Biji AbsorbansiSampel(nm) Perlakuan 0 20 40 60 80 100 120 Daun Biji Daun-Biji %Inhibisi Perlakuan 0,199±0,011 0,802±0,014 0,368±0,006 89,1±0,630 55,9±0,630 79,7±0,355
  • 48. 32 prediksi potensi senyawa melalui website PASS online dan prediksi target melalui website HitPick. SMILES (Simplified Molecular Input Line Entry System) atau Sistem Entri Jalur Input Molekuler Sederhana adalah sistem notasi kimia yang didesain untuk pengolahan informasi kimia modern. Berdasarkan prinsip-prinsip teori grafik molekuler, SMILES memungkinkan spesifikasi struktur yang ketat dengan menggunakan tata bahasa yang sangat kecil dan alami. Sistem notasi SMILES juga cocok untuk pemrosesan mesin berkecepatan tinggi. Kemudahan penggunaan yang dihasilkan oleh ahli kimia dan kompatibilitas mesin memungkinkan aplikasi komputer kimia yang didesain untuk pembuatan notasi unik, pengambilan basis data kecepatan konstan (urutan ke-nol), pencarian substruktur yang fleksibel, dan model prediksi properti (Weininger, 1988). 4.2.1.1 Prediksi Potensi Senyawa Prediksi potensi senyawa tanaman kelor ini dilakukan dengan menggunakan website PASS online. Dasar analisis yang dilakukan oleh PASS online yaitu Structure Activity Relationship (SAR) atau hubungan struktur senyawa dengan aktivitas yang dimiliki (Fitriah, 2017). Interpretasi dari analisis prediksi senyawa sengan PASS online ini disajikan dengan nilai Pa dan Pi. Pa (probabilitas "untuk menjadi aktif") memperkirakan kemungkinan bahwa senyawa yang diteliti termasuk dalam sub-kelas senyawa aktif (menyerupai struktur molekul yang paling khas dalam sub-set "aktif" saat training set). Sedangkan Pi (probabilitas "menjadi tidak aktif") memperkirakan kemungkinan bahwa senyawa yang diteliti termasuk dalam sub-kelas senyawa tidak aktif (menyerupai struktur molekul yang paling khas dalam sub-set "tidak aktif" saat training set) (Way2drug, 2020). Tinggi atau tidaknya aktivitas biologis senyawa dalam laboratorium dapat dilihat dari nilai Probable activity (Pa). Jika nilai Pa>0,7 maka senyawa tersebut memiliki nilai aktivitas yang tinggi pada skala laboratorium. Nilai Pa>0,7 bermakna secara komputasi tidak akan jauh berbeda dari hasil uji lab. Aktivitas yang sedang dimiliki oleh senyawa dengan nilai Pa 0,5 – 0,7. Senyawa dengan nilai Pa<0,5 akan memiliki aktivitas yang rendah pada skala laboratorium (Chelliah, 2008). Prediksi PASS online memperlihatkan aktivitas biologi kemungkinan aktif (Pa=Probable activity) dan kemungkinan tidak aktif (Pi=Probable inactivity). Nilai
  • 49. 33 Pa dan Pi secara umum yaitu Pa+Pi≠1, dan berkisar antara 0,000 hingga 1,000. Penafsiran terhadap hasil perkiraan PASS online adalah (Pramely, 2012): (1) kemungkinan aktivitas dari senyawa sangat rendah apabila nilai Pa 0,5<Pa<0,7. (2) kemungkinan aktivitas senyawa secara eksperimental tingggi apabila nilai Pa>0,7. (3) senyawa yang memiliki nilai Pa>Pi dapat diprediksi sebagai senyawa yang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa hasil prediksi dari seluruh senyawa memiliki kemungkinan sebagai senyawa yang baik sebagai antioksidan, karena senyawa tersebut memiliki nilai Pa>Pi. Hasil analisis prediksi senyawa daun kelor dan biji kelor telah disajikan pada Tabel 5 dan 6. Senyawa dalam daun kelor yang memiliki nilai Pa>0,7 ada 5 senyawa yaitu senyawa Ascorbic-acid, Beta-Carotene, Kaempferol, Quercetin, Tocopherols. Sedangkan senyawa dalam biji kelor yang memiliki nilai Pa>0,7 ada 5 senyawa yaitu Alpha- Tocopherol, Beta-Carotene, Delta-Tocopherol, Gamma-Tocopherol, Tocopherols. Asam askorbat adalah vitamin alami (vitamin C) yang larut dalam air. Asam askorbat adalah zat pereduksi kuat dan antioksidan yang berfungsi dalam memerangi infeksi bakteri, dalam reaksi detoksifikasi, dan dalam pembentukan kolagen dalam jaringan fibrosa, gigi, tulang, jaringan ikat, kulit, dan kapiler. Ditemukan dalam jeruk dan buah-buahan lainnya, dan dalam sayuran, vitamin C tidak dapat diproduksi atau disimpan oleh manusia dan harus diperoleh dalam makanan (Pubchem, 2020). Beta-karoten adalah prekursor retinol (vitamin A) alami yang dapat ditemukan dalam sayur dan buah berdaun kuning, oranye dan hijau. Senyawa tersebut memiliki potensi sebagai antioksidan sehingga mampu menghambat kerusakan DNA dari radikal bebas. Selain itu, senyawa ini memiliki potensi sebagai kemopreventif dan penghambatan pertumbuhan kanker (Pubchem, 2020). Kaempferol adalah tetrahidroksiflavon dimana keempat gugus hidroksi berada di posisi 3, 5, 7 dan 4. Bertindak sebagai antioksidan dengan mengurangi stres oksidatif, saat ini sedang dipertimbangkan sebagai pengobatan kanker yang mungkin. Ini memiliki peran sebagai agen antibakteri, metabolit tumbuhan, metabolit xenobiotik manusia, metabolit urin manusia dan metabolit serum darah manusia (Pubchem, 2020).
  • 50. 34 Quercetin adalah flavonoid polifenolik dengan aktivitas kemopreventif yang potensial. Quercetin dalam sumber makanan nabati dan bioflavonoid utama dalam makanan manusia dapat menghasilkan efek antiproliferatif yang dihasilkan dari modulasi jalur transduksi sinyal yang dimediasi oleh EGFR atau estrogen- reseptor. Ekstrak kuersetin telah digunakan untuk mengobati atau mencegah beragam kondisi termasuk penyakit kardiovaskular, hiperkolesterolemia, penyakit rematik, infeksi dan kanker (Pubchem, 2020). Tokoferol ada dalam empat bentuk yang ditetapkan sebagai alfa, beta, delta, gamma. Karena sifat antioksidannya yang kuat, tokoferol telah disarankan untuk mengurangi risiko kanker. Tokoferol, bentuk utama vitamin E, adalah sekelompok senyawa fenolik yang larut dalam lemak. Setiap tokoferol terdiri dari cincin kromanol dan rantai fitil 16-karbon. Bergantung pada jumlah dan posisi gugus metil pada cincin kromanol, tokoferol ditetapkan sebagai α, β, δ, dan γ. α-Tocopherol (α- T) memiliki trimetil di posisi 5-, 7-, dan 8- pada cincin kromanol dan β-T memiliki dimetil pada posisi 5- dan 8-, sedangkan γ-T memiliki dimetil pada posisi 7- dan 8- dan δ-T memiliki metil pada posisi 8- (Gupta, 2016). Alpha-Tocopherol adalah bentuk alfa yang tersedia secara oral dari vitamin E yang larut dalam lemak secara alami, dengan antioksidan kuat dan aktivitas sitoprotektif. Setelah pemberian, alfa-tokoferol menetralkan radikal bebas, sehingga melindungi jaringan dan organ dari kerusakan oksidatif. Alpha- tocopherol dimasukkan ke dalam membran biologis, mencegah oksidasi protein dan menghambat peroksidasi lipid, sehingga menjaga integritas membran sel dan melindungi sel terhadap kerusakan. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk tokoferol lainnya, alfa-tokoferol adalah bentuk yang paling aktif secara biologis dan merupakan bentuk yang secara istimewa diserap dan dipertahankan dalam tubuh (Pubchem, 2020). Delta-Tocopherol adalah bentuk delta yang tersedia secara oral dari vitamin E yang larut dalam lemak alami, sebagian besar ditemukan dalam minyak kedelai dan jagung, dengan aktivitas antioksidan potensial. Meskipun mekanisme kerja tokoferol yang tepat ini belum sepenuhnya diidentifikasi, delta-tokoferol tampaknya memiliki kemampuan untuk mencari radikal bebas, sehingga melindungi sel dari kerusakan oksidatif (Pubchem, 2020).
  • 51. 35 Gamma-Tocopherol adalah bentuk gamma yang tersedia secara oral dari vitamin E yang larut dalam lemak secara alami, ditemukan dalam kacang-kacangan dan biji-bijian, dengan aktivitas antioksidan potensial. Senyawa ini memiliki peran sebagai metabolit tumbuhan, antioksidan makanan, komponen makanan dan metabolit alga (Pubchem, 2020). Dari hasil prediksi senyawa melalui PASS online juga dapat diketahui bahwa pada daun kelor memiliki 7 senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan, 8 senyawa yang berpotensi sebagai peluruh radikal bebas (free radical scavenger), dan 5 senyawa yang berpotensi sebagai pelawan pembentukan radikal (radical formation agonist). Sedangkan biji kelor memiliki 27 senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan, 15 senyawa yang berpotensi sebagai peluruh radikal bebas (free radical scavenger), dan 10 senyawa yang berpotensi sebagai pelawan pembentukan radikal (radical formation agonist). 4.2.1.2 Prediksi Gen Target Analisis prediksi target dari senyawa dalam daun dan biji kelor dilakukan dengan menggunakan website Hitpick. Berdasarakan hasil analisis prediksi target dapat diketahui bahwa senyawa memiliki nilai presisi dan Tc untuk menentukan prediksi peringkat keakuratan dari suatu senyawa terhadap targetnya. Dari semua gen yang ditargetkan, salah satunya memiliki probabilitas tertinggi atau mendekati 100%. Artinya, target yang paling mendekati 100% dapat berinteraksi saat senyawa aktif kelor masuk ke dalam tubuh manusia. Hasil analisis prediksi target daun dan biji kelor telah disajikan pada Tabel 7 dan 8. Dari 10 senyawa hasil analisis PASS online yang memiliki nilai Pa>0,7, hanya ada beberapa senyawa yang memiliki nilai presisi target 100% atau mendekati 100%. Senyawa tersebut adalah Beta-Carotene dengan target RBP4; Kaempferol dengan target CYP1B1 dan AHR; Quercetin dengan target SLCO2B1, SLC16A7, SLC16A1, PIM1, PIK3CG, HCK, DRD4, CYP2C8, CYP1B1, CYP19A1, ATP5A1, AKR1B1, ABCG2, ABCC2, ABCC1, ABCB1; Alpha- Tocopherol dengan target XDH, PRKCB, PRKCA, NR1I2, GSTA1, ALOX5. Letak gen target dapat dilihat pada Lampiran 6.
  • 52. 36 4.2.2 Laboratorium 4.2.2.1. Analisis Senyawa Nano dengan Freeze dry Sampel yang digunakan untuk uji antioksidan adalah senyawa nano kompleks dari daun dan biji kelor. Senyawa nano kompleks tersebut didapatkan dari berbagai proses yaitu penghalusan/penumbukan sampel, sentrifugasi, dan pengeringan beku (freeze-drying). Tujuan penghalusan/penumbukan yaitu untuk homogenisasi, pengacauan jaringan dan selnya dengan bantuan peralatan seperti blender dapur. Hal tersebut dimaksudkan untuk memecah sel tanpa terlalu merusak organelnya. Sampel yang telah halus kemudian dilakukan proses sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 2800 rpm dengan menggunakan pelarut aquades, hal ini bertujuan agar kemurnian sampel tetap terjaga. Kecepatan dalam proses sentrifugasi juga mempengaruhi ukuran molekul yang akan terbentuk. Semakin tinggi kecepatan sentrifuge, maka semakin kecil pula ukuran molekul yang dihasilkan. Partikel nanogold pada kecepatan sentrifuge 3000 rpm telah menghasilkan 70 nm (NanoPartz, 2020). Proses sentrifugasi bekerja berdasarkan prinsip pemisahan bagian sel menjadi dua fraksi: pelet yang terdiri dari struktur besar yang terkumpul di bagian bawah tabung, dan bagian sel kecil di atas pelet yang tersuspensi dalam cairan disebut supernatant (Campbell, 2002). Hasil dari proses sentrifugasi sampel pada penelitian ini telah disajikan pada Gambar 7. Dari hasil sentrifugasi tersebut terlihat ada perbedaan yang jelas antara fraksi supernatan dan pelet. Pada sampel daun (Gambar 7 A) warna dari fraksi pelet berwarna hijau tua dengan warna fraksi supernatan coklat (Gambar 8 A). Sedangkan sampel biji memiliki warna pelet putih keruh (Gambar 7 B) dan supernatan putih kekuningan (Gambar 8 B). Sampel daun- biji memiliki warna pertengahan antara sampel daun dan sampel biji, sehingga pelet yang dihasilkan berwarna hijau kekuningan (Gambar 7 C) dan supernatan berwarna kuning keruh (Gambar 8 C).
  • 53. 37 Gambar 7. Sampel Hasil Sentrifugasi Keterangan: A. Daun B. Biji C. Daun-Biji Gambar 8. Supernatan yang Telah Dipisahkan dari Pelet Setelah supernatan dan pelet terpisah, maka supernatan dari tiap sampel diambil kemudian dilakukan proses pengeringan beku (freeze dry). Hasil pengeringan beku pada setiap sampel memiliki warna yang berbeda. Sampel pertama yaitu sampel daun memiliki hasil freeze dry berwarna coklat (Gambar 9 A). Pada sampel biji, hasil freeze dry yang didapatakan berupa serbuk putih (Gambar 9 B). Sedangkan sampel daun-biji memiliki hasil freeze dry warna kuning cerah (Gambar 9 C). Proses pengeringan metode freeze dry lebih efektif dibandingkan metode yang lain. Ekstrak hasil pengerjaan dengan metode freeze drying mempunyai aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan ekstrak yang hanya dikeringkan dengan evaporator. Hal ini dikarenakan ekstrak hasil freeze drying mengandung kadar air yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan ekstrak hasil pengeringan evaporator (Rusli, 2016). A B C BA C
  • 54. 38 Gambar 9. Sampel Hasil Pengeringan Beku (Freeze Dry) 4.2.2.2. Uji Aktivitas Antioksidan Penelitian yang dilakukan pada senyawa nano kompleks daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.) sebagai antioksidan ini menggunakan metode DPPH. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil dalam larutan metanol, sehingga mempermudah dalam uji aktivitas antioksidan (Molyneux, 2004). Metode ini dipilih karena metode DPPH sederhana, cepat, dan sangat sensitif terhadap antioksidan. Selain itu metode DPPH hanya membutuhkan sampel yang sedikit dalam skrining aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam (Nazilah, 2019). Pemeriksaan aktivitas antioksidan secara spektrofotometri dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan larutan DPPH. Aktivitas antioksidan sampel diukur pada panjang gelombang maksimum 517 nm. Hasil penentuan spektrofotometri aktivitas antioksidan sampel ditunjukkan pada hasil penelitian pada Tabel 9. Berdasarkan penelitian Yuliani (2015) panjang gelombang maksimum (λmax) adalah panjang gelombang yang intensitas serapannya maksimum. Pemilihan panjang gelombang maksimum dimaksudkan untuk meminimalkan kesalahan sehingga didapatkan akurasi yang baik. Tujuan pemilihan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk meminimalkan kesalahan dan memperoleh akurasi yang baik. Adanya aktivitas antioksidan dalam sampel mengubah warna larutan DPPH dalam methanol (Wahdaningsih, 2011). A B C
  • 55. 39 Gambar 10. Sampel yang Diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis Keterangan: A. Kontrol (DPPH + Metanol) B. Perlakuan 1 (DPPH + Senyawa Nano Kompleks Daun) C. Perlakuan 2 (DPPH + Senyawa Nano Kompleks Biji) D. Perlakuan 3 (DPPH + Senyawa Nano Kompleks Daun-Biji) Perubahan warna pada DPPH merupakan pengamatan secara fisik adanya aktivitas antioksidan. Warna ungu adalah warna asli radikal bebas DPPH yang belum direaksikan dengan senyawa antioksidan dan memiliki elektron tidak berpasangan. Ketika DPPH direaksikan dengan senyawa bahan alam yang mampu mendonorkan atom hidrogen, warna ungu berubah menjadi ungu muda atau kuning (Nazilah, 2019). Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil perubahan warna larutan DPPH yang telah dicampur dengan tiga jenis sampel. Larutan DPPH yang belum ditambahkan sampel senyawa kelor memiliki warna ungu pekat (Gambar 10 A). Sampel pertama yaitu DPPH ditambahkan senyawa nano kompleks daun kelor, terjadi perubahan warna yang signifikan yaitu ungu pekat menjadi kuning (Gambar 10 B). Sampel kedua yaitu DPPH ditambahkan senyawa nano kompleks biji kelor, warnanya berubah dari ungu pekat menjadi ungu muda (Gambar 10 C). Sampel ketiga yaitu DPPH ditambahkan senyawa nano kompleks daun-biji kelor, terjadi perubahan warna yang cukup signifikan yaitu ungu pekat menjadi putih keruh kekuningan (Gambar 10 D). Perubahan warna dari sampel dilihat pada Gambar 10. Brand-Williams (1995) menjelaskan bahwa reduksi DPPH terindikasi dengan pengamatan adanya penurunan nilai absorbansi pada karakteristik panjang gelombang selama reaksi. Grafik dari nilai absorbansi aktivitas antioksidan setiap pengukuran sampel daun dan biji kelor dapat dilihat pada Gambar 5. A B C D
  • 56. 40 Tingkat penghambatan (inhibisi) menunjukkan rendah atau tingginya aktivitas antioksidan dari sampel dengan metode DPPH. Semakin tinggi nilai persentase hambatan sampel, semakin tinggi aktivitas antioksidannya. Proses penghambatan terjadi ketika radikal DPPH bereaksi dengan senyawa antioksidan dengan cara mengambil ion hidrogen (Mubarak, 2017). Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan nilai persen inhibisi yang berbeda dari tiap perlakuan. Perlakuan pertama yaitu pemberian senyawa nano kompleks daun kelor memiliki rata-rata persen inhibisi sebesar 89,1%. Perlakuan kedua yaitu pemberian senyawa nano kompleks biji kelor memiliki rata-rata persen inhibisi sebesar 55,9%. Perlakuan ketiga yaitu pemberian senyawa nano kompleks daun-biji kelor memiliki rata-rata persen inhibisi sebesar 79,7%. Hal tersebut telah disajikan pada bagian hasil penelitian Gambar 6. Perlakuan pertama dengan pemberian senyawa nano kompleks daun kelor merupakan aktivitas antioksidan tertinggi dan persen inhibisi tertinggi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Pakade (2013) yaitu kandungan total fenol (TPC) dalam sampel daun kelor dua kali lebih banyak dibandingkan berbagai sayuran lainnya (kubis, bayam, brokoli, bunga kol dan kacang polong), serta kandungan total flavonoid (TFC) tiga kali lebih banyak dibandingkan sayuran yang lain. Berdasarkan hasil penelitian Nobossé (2018) aktivitas penghambatan radikal bebas pada daun kelor memiliki korelasi positif dengan klorofil, TFC, dan TPC, sedangkan aktivitas reduksi kekuatan logam (FRAP) memiliki korelasi positif dengan klorofil dan TPC. Aktivitas reduksi logam juga didukung oleh penelitian Khalofah (2019) bahwa pemberian ekstrak daun kelor pada tanaman selada dapat mengurangi efek dari logam cadmium chloride (CdCl2) dan dapat meningkatkan toleransi dan resistansi terhadap logam kadmium. Perlakuan kedua dengan pemberian senyawa nano kompleks biji kelor merupakan aktivitas antioksidan terendah serta persen inhibisi terendah. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Mustofa (2013) bahwa perasan daun kelor lebih efektif dibandingkan buah kelor dalam menyerap logam berat melalui metode UVAL. Namun meskipun hasil persen inhibisi terendah ditunjukkan pada perlakuan kedua, berdasarkan penelitian Salman (2018) hasil uji penghambatan radikal bebas dengan metode DPPH serta analisis FRAP tepung biji kelor mentah
  • 57. 41 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan yang terendah adalah tepung biji kelor rebus. Dalam hasil penelitian Putri (2018) juga disebutkan bahwa penambahan konsentrasi 50% koagulan alami biji kelor pada pembuatan tahu menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi melalui metode DPPH. Persen inhibisi yang didapatkan dari perlakuan ketiga memiliki nilai yang lebih tingi dibandingkan perlakuan dua. Hal ini disebabkan senyawa pada perlakuan ketiga merupakan senyawa gabungan dari daun dan biji kelor sehingga aktivitas antioksidannya lebih tinggi dibandingkan perlakuan kedua. Namun nilai persen inhibisi perlakuan ketiga lebih rendah dibandingkan perlakuan pertama. Hal ini dikarenakan senyawa fitokimia pada daun lebih banyak dibandingkan pada biji (Padayachee, 2019). Berdasarkan hasil analisis in silico juga dapat diketahui bahwa senyawa aktif dalam daun kelor banyak yang memiliki nilai Pa>0,7 serta nilai presisi target 100% maupun mendekati 100%. Sedangkan senyawa aktif pada biji kelor hanya terdapat satu senyawa yang memiliki nilai Pa>0,7 serta nilai presisi target 100% maupun mendekati 100%. Hal inilah yang menyebabkan pada perlakuan campuran daun-biji kelor memiliki nilai inhibisi lebih rendah bila dibandingkan perlakuan daun kelor. Pada penelitian ini juga hanya digunakan satu jenis perbandingan untuk konsentrasi sampel campuran yaitu 1:1, dengan berat bahan yaitu daun 5 gram dan biji 5 gram. Dari alasan tersebut, dapat dimungkinkan perbandingannya belum efektif sehingga didapatkan hasil yang lebih rendah dibandingkan perlakuan pertama. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan berbagai jenis perbandingan agar dapat diketahui hasil perbandingan yang paling efektif. Berdasarkan analisis statistik uji ANOVA didapatkan nilai P < 0.05, hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga perlakuan beda nyata serta sesuai dengan hipotesis yaitu terdapat perbedaan efektivitas peluruh radikal bebas antara antioksidan nano kompleks daun-biji kelor dengan antioksidan daun dan antioksidan biji kelor. Selanjutnya dilakukan uji lanjut menggunakan Post hoc test dengan Tukey test. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara perlakuan 1 dan perlakuan 2 dengan nilai P < 0.001, sedangkan perlakuan 1 dan 3 terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai P < 0.01, dan
  • 58. 42 terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada perlakuan 2 dan perlakuan 3 dengan nilai P < 0.001. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.2.3 Keterkaitan Uji In Silico dan Uji Laboratorium Secara teori semakin kompleks suatu senyawa maka aktivitas antioksidannya akan semakin tinggi. Namun berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, senyawa nano kompleks daun-biji memiliki aktivitas antioksidan lebih rendah dibandingkan senyawa nano kompleks daun. Oleh karena alasan tersebut sehingga dilakukan analisis in silico untuk mengetahui prediksi aktivitas antioksidan daun dan biji kelor. Berdasarkan analisis in silico, senyawa dalam daun berjumlah lebih sedikit dari pada biji, akan tetapi nilai Pa nya hampir semua memiliki nilai Pa>0,7. Sedangkan senyawa dalam biji walaupun banyak yang memiliki nilai Pa<0,7 masih ada kemungkinan senyawa tersebut untuk melengkapi. Uji in silico dilakukan sebagai penguatan terhadap uji laboratorium. Berdasarkan uji in silico senyawa dalam kelor memiliki potensi aktivitas antioksidan maupun peluruh radikal bebas, yang mana hal tersebut dapat dilihat dari hasil PASS online. Uji laboratorium telah menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan senyawa nano kompleks dari daun maupun biji kelor memiliki perbedaan, yang mana hal tersebut dapat dilihat dari persen inhibisi. Perbedaan tinggi rendahnya aktivitas antioksidan pada pengujian di laboratorium memiliki keterkaitan dengan uji in silico. Uji in silico menunjukkan bahwa senyawa daun kelor memiliki 3 senyawa dengan nilai Pa>0,7 serta prediksi target 100% atau mendekati 100% yaitu Beta-Carotene, Kaempferol, Quercetin. Sedangkan senyawa biji kelor hanya memiliki 2 senyawa dengan nilai Pa>0,7 serta prediksi target 100% yaitu senyawa Alpha-Tocopherol, Beta-carotene. Hal tersebut telah disajikan pada Tabel 10.
  • 59. 43 Tabel 10. Senyawa dalam kelor yang memiliki nilai Pa>0,7 No Daun Kelor Biji Kelor Daun-Biji Kelor Senyawa Pa Presisi Senyawa Pa Presisi Senyawa Pa Presisi 1. Ascorbic-Acid 0,928 53,3% Alpha-Tocopherol 0,967 100% Ascorbic-Acid 0,928 53,3% 2. Beta-Carotene 0,775 97,7% Beta-Carotene 0,775 97,7% Beta-Carotene 0,775 97,7% 3. Kaempferol 0,856 100% Delta-Tocopherol 0,843 77% Kaempferol 0,856 100% 4. Quercetin 0,872 100% Gamma-Tocopherol 0,927 89,8% Quercetin 0,872 100% 5. Tocopherols 0,927 89,8% Tocopherols 0,927 89,8% Tocopherols 0,927 89,8% 6. Alpha-Tocopherol 0,967 100% 7. Delta-Tocopherol 0,843 77% 8. Gamma-Tocopherol 0,927 89,8%
  • 60. 44 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Potensi aktivitas antioksidan dari daun dan biji tanaman kelor dapat diketahui dari hasil in silico melalui uji PASS online dan HITPICK. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan 3 senyawa pada daun kelor yang memiliki peran penting dalam aktivitas antioksidan yaitu beta-carotene, kaempferol, quercetin. Sedangkan pada biji kelor didapatkan 2 senyawa yang berperan dalam aktivitas uji antioksidan yaitu alpha-tocopherol, beta-carotene. Senyawa nano kompleks daun dan biji kelor telah terbukti dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami dengan pengujian menggunakan metode DPPH. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan efektivitas dari uji antioksidan pada senyawa nano kompleks daun, biji, serta kombinasi daun-biji kelor (Moringa oleifera Lamk.). Dari ketiga perlakuan didapatkan hasil beda nyata dengan uji ANOVA (nilai P<0,05). Aktivitas antioksidan dari senyawa nano kompleks daun, biji, daun-biji terhadap DPPH masing-masing sebesar 89,1%, 55,9%, 79,7%. 5.2 Saran Pada penelitian berikutnya dapat dilakukan pengukuran senyawa nano menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui ukuran senyawa. Pengujian antioksidan dengan metode yang berbeda serta dapat menggunakan perbedaan konsentrasi. Pengujian toksisitas juga perlu dilakukan dengan tujuan pemanfaatan senyawa nano kompleks daun dan biji kelor sebagai obat.
  • 61. 45 Daftar Pustaka Aminah, S., Tezar, R dan Muflihani Yanis. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan. 5(2): 35-44. Anna, R., Suhandar, Jakaria dan Suharmadi. 2013. Uji Fungsi Freeze Dryer Radiofarmaka. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, Yogyakarta: 11 September 2013. Hal. 61-67. Anwar, F., Latir, S., Ashraf, M., Gilan., A. 2007. Moringa oleifera a food plant with multiple medicinal uses. Phytother. Res. 21: 17-25. Arba, M. 2019. Buku Ajar Farmasi Komputasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher. Ariyatun, Puji., N, Musyarofah dan Nurul., I. 2018. Analisis Efektivitas Biji dan Daun Kelor (Moringa oleifera) Untuk Penjernihan Air. Walisongo Journal of Chemistry. 2(2): 61-66. Bahriyah, I., Ari., H, Hasan., Z. 2015. Studi Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa oleifera) di Desa Somber Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang Madura. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic). 1(1): 61-67. Belter, P. A., Cussler, E. L., & Hu, W. 1988. Bioseparations: Downstream Processing for Biotechnology. New York: John Wiley & Sons, Inc. Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga. Chelliah, D. A. 2008. Biological Activity Prediction of an Ethno Medicinal Plant Cinnamomum camphora Through Bio-informatics. Ethnobotanical Leaflets. 12: 181-190. Dewandari, K.T., Sri, Y., Sedarnawati, Y. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Sirih Merah (Piper crocatum). Jurnal Pascapanen. 10(2): 58-65. Ekins, S., Mestres, J., Testa, B. 2007. In Silico Pharmacology for Drug Discovery: Application to Targets and Beyond. British Journal Pharmacology. 152, 21-37. Fahey, Jed W, Mark E. Olson, Katherine K. Stephenson, Kristina L. Wade, Gwen M. Chodur, David Odee, Wasif Nouman, Michael Massiah, Jesse Alt,
  • 62. 46 Patricia A. Egner & Walter C. Hubbard. 2018. The Diversity of Chemoprotective Glucosinolates in Moringaceae (Moringa sp.). SCIENTIFIC RePORTS. 8: 7994. Fitriah, A. 2017. Analisis Interaksi Senyawa Flavonoid Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap Reseptor Estrogen Alfa (ERa) Secara In Silico Sebagai Model Kandidat Antikanker Payudara. Skripsi. Malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim. Galuppo, M., Sabrina G., Renato I, Gina R.D.N., Placido B., & Emanuela M. 2015. Administration of 4-(𝛼-L-Rhamnosyloxy)-benzyl Isothiocyanate Delays Disease Phenotype in SOD1G93A Rats: A Transgenic Model of Amyotrophic Lateral Sclerosis. BioMed Research International. 1-12. Hardiyanthi, F. 2015. Pemanfaatan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Sediaan Hand And Body Cream. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Jayanti, G. E., Sri, E., Akhmad, S., and Sutiman, B.S. 2018. Egg White Albumin Form Complex with Aspirin And Caffeine And Its Role As Free Radical Scavenger. Asian J Pharm Clin Res. 11(7): 340-344. Karim, M.A. 2018. Analisis Docking Molekuler Senyawa Flavonoid dan Steroid Terhadap Enzim Siklooksigenase dan Fosfolipase. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi. Kasolo, J.N., Bimeya, G.S., Ojok, L., Ochieng, J., Okwal-okeng, J.W. 2010. Phytochemicals and Uses of Moringa oleifera Leaves in Ugandan Rural Communities. Journal of Medical Plant Research. 4(9): 753-757. Khalaf, Nooman A., Ashok K. Shakya, Atif Al-Othman, Zaha El-Agbar, Husni Farah. 2007. Antioxidant Activity of Some Common Plants. Turk J Biol. 32(2008): 51-55. Khalofah, A., N.A. Bokhari, H.M. Migdadi, M.S. Alwahibi. 2019. Antioxidant responses and the role of Moringa oleifera leaf extract for mitigation of cadmium stressed Lepidium sativum L. South African Journal of Botany. 1-5. Khopkar S. M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Terjemahan dari Basic Concepts Of Analytical Chemistry oleh Saptoraharjo. Jakarta: UI-Press.
  • 63. 47 Krisnadi, A. D. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. Miles, A. 2009. Complexity in Medicine and Healthcare: People and Systems, Theory and Practice. Journal of Evaluation in Clinical Practice. 15: 409- 410. Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol. 26(2): 211-219. Mubarak, K, Hasnah. N, Abd. Wahid. W dan Pasjan. S. 2017. Analisis Kadar Α- Tokoferol (Vitamin E) Dalam Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Dari Daerah Pesisir Dan Pegunungan Serta Potensinya Sebagai Antioksidan. Kovalen. 3(1): 78 – 88. Mustofa, A.N., Tintrim. R dan Ari. H. 2013. Penggunaan Perasan Buah dan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L), Kelor (Moringa oleifera) dan Sirsat (Annona muricata) untuk Observasi Air Tercemar Uap Merkuri. Jurnal Ilmiah Biosaintropis. 26-32. NanoPartz. 2020. Centrifuge Speeds. https://www.nanopartz.com/gold- nanoparticles-properties-centrifuge-speeds.asp. NCBI. 20120. Genes. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ Nazilah, N.R.K. 2019. Uji Aktivitas Antioksidan dan Skrining Potensi Antikanker Ekstrak Metanol Buah Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera). Skripsi. Surabaya: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya. Nobossé, Pierre., Edith N. Fombang, Carl M. F. Mbofung. 2018. Effects of age and extraction solvent on phytochemical content and antioxidant activity of fresh Moringa oleifera L. leaves. Food Sci Nutr. 1–11. Nugroho, S.A. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) dan Aktivitas Sitoprotektif pada Sel Vero. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Oktaviani, M. 2011. Penggunaan Metode Freezing (-4° C) dengan Konsentrasi DMSO 5% untuk Preservasi Strain-Strain Nostoc [Vaucher 1803] Bornet et Flahault 1886. Skripsi. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
  • 64. 48 Pakade, V., Ewa, C., and Luke, C. 2013. Comparison of Antioxidant Activity of Moringa oleifera and Selected Vegetables in South Africa. South African Journal of Science. 109 (3/4): 1-5. Prakash, A., Rigelholf, F., and Miller, E. 2001. Antioxidant Activity: Medallion Laboratories. Analitycal Progress. 19(2): 1-4. Pramely, R. T., Leon, S. R. 2012. Prediction of Biological Activity Spectra of a Few Phytoconstituents of Azadirachta india A. Juss. Journal Biochem Tech. 3(4): 375-379. Pubchem. 2020. Chemical Structure. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ Putri, S.H., Irfan, A., In-in, H. 2018. Antioksidan Pada Produk Tahu Hasil Koagulasi Menggunakan Biji Kelor (Moringa oleifera L.). Jurnal Teknotan. 12(1): 73-78. Rusli, T.R. 2016. Perbedaan Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Etanol 96% dan Ekstrak Freeze Drying Biji Mangga Gedong (Mangifera indica L.). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke-50. Samarinda: 20-21 April 2016. Hal. 400-406. Rizkayanti, A. Wahid. M., Diah dan Minarni R, J. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Dan Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam). J. Akad. Kim. 6(2): 125-131. Salman, A. N. 2018. Aktivitas Antioksidan dan Sifat Fisik Tepung dari Biji Kelor (Moringa oleifera) Hasil Pemanasan Basah. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Sudaryanto, Totok. H dan Selly H. P. 2016. Aktivitas Antioksidan pada Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera L.) dengan Metode Sokletasi Menggunakan Pelarut N-Heksan, Metanol dan Etanol. Jurnal Teknotan. 10(2): 16-21. Suharna, S. 2012. Studi In Silico Senyawa Turunan Flavonoid Terhadap Penghambatan Enzim Tirosinase. Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin. Sumitro, S.B, Sri. W, Sofy. P. 2017. Biologi Sel: Sebuah Perspektif Memahami Kehidupan. Malang: UB Press. Sumitro, S. B. 2011. Reconsider Our Understanding on Biological System (a New Concept Driven by Nanobiology and Complexity Science). Prosiding
  • 65. 49 Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surakarta: Juli 2011. Hal. 1-14. Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Wachidah, L.N. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Naga (Hylocereus Undatus (Haw,) Britt. & Rose). Jurnal Ilmu Dasar. 8: 83-90. Way2drug. 2020. Interpretation. http://www.way2drug.com/Cell-line/interpr.php Weininger, D. 1988. SMILES, a chemical language and information system. 1. Introduction to methodology and encoding rules. J. Chem. Inf. Comput. Sci. 28(1): 31–36. Winarno, F.G. 2018. Tanaman Kelor (Moringa oleifera) Nilai Gizi, Manfaat dan Potensi Usaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Winarsi, H. M. S. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. Yuliani, N.N, Desmira. P dan Dienina. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Infusa Daun Kelor (Moringa oleifera, Lamk) dengan Metode 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl (DPPH). Jurnal Info Kesehatan. 14(2): 1060-1082. Steenis, C. G. G. J. van, G. den Hoed, S. Bloembergen, P. J. Eyma. 2008. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan dari Flora voor de Scholen in Indonesia oleh Moeso Surjowinoto. Jakarta: Pradnya Paramita. Underwood, A. L. dan R. A. Day, JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Terjemahan dari Quantitative Analysis Chemistry Sixth Edition oleh Is Sopyan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  • 66. 50 Lampiran 1. Analisis Statistik Uji ANOVA One-Way ANOVA One-Way ANOVA (Fisher's) F df1 df2 p Hasil 756 2 3 < .001 Group Descriptives Perlakuan N Mean SD SE Hasil 1 2 0.199 0.01626 0.01150 2 2 0.802 0.02051 0.01450 3 2 0.368 0.00919 0.00650 Assumption Checks Test of Normality (Shapiro-Wilk) W p Hasil 0.895 0.348 Note. A low p-value suggests a violation of the assumption of normality Test for Equality of Variances (Levene's) F df1 df2 p Hasil 3.19e+29 2 3 < .001 [3] Post Hoc Tests Tukey Post-Hoc Test – Hasil 1 2 3 1 Mean difference — -0.604 *** -0.170** p-value — < .001 0.004 2 Mean difference — 0.434*** p-value — < .001 3 Mean difference — p-value — Note. * p < .05, ** p < .01, *** p < .001 References 1 The jamovi project (2020). jamovi. (Version 1.2) [Computer Software]. Retrieved from https://www.jamovi.org. 2 R Core Team (2019). R: A Language and envionment for statistical computing. (Version 3.6) [Computer software]. Retrieved from https://cran.r-project.org/.
  • 67. 51 One-Way ANOVA One-Way ANOVA (Fisher's) F df1 df2 p Hasil 756 2 3 < .001 Group Descriptives Perlakuan N Mean SD SE Hasil 1 2 89.1 0.891 0.630 2 2 55.9 1.131 0.800 3 2 79.7 0.502 0.355 Assumption Checks Test of Normality (Shapiro-Wilk) W p Hasil 0.898 0.362 Note. A low p-value suggests a violation of the assumption of normality Test for Equality of Variances (Levene's) F df1 df2 p Hasil 1.32e+27 2 3 < .001 [3] Post Hoc Tests Tukey Post-Hoc Test – Hasil 1 2 3 1 Mean difference — 33.2 *** 9.34** p-value — < .001 0.004 2 Mean difference — -23.84*** p-value — < .001 3 Mean difference — p-value — Note. * p < .05, ** p < .01, *** p < .001 References 1 The jamovi project (2020). jamovi. (Version 1.2) [Computer Software]. Retrieved from https://www.jamovi.org. 2 R Core Team (2019). R: A Language and envionment for statistical computing. (Version 3.6) [Computer software]. Retrieved from https://cran.r-project.org/. 3 Fox, J., & Weisberg, S. (2018). car: Companion to Applied Regression. [R package]. Retrieved from https://cran.r-project.org/package=car.
  • 68. 52 Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi dalam Pembuatan Larutan 2.1 Pembuatan Larutan DPPH Molaritas Larutan DPPH = 0,1 mM = 0,0001 M M = Massa (gr) Mr × 1000 Volume (ml) 0,0001 = Massa (gr) 395,3 × 1000 25 0,0001 = Massa (gr) 395,3 × 40 0,0001 × 40 = Massa (gr) 395,3 0,004 × 395,3 = Massa (gr) Massa = 1,5 gram Massa serbuk DPPH = 1,5 gram = 0,0015 gram 2.2 Pembuatan Larutan Sampel Konsentrasi Larutan Sampel = 4000 ppm 4000 ppm = 4000 mg/L 4000 ppm = ……. mg/ml 4000 ppm = 4000 mg/L × mg/1000ml mg/L = 4000 mg/L × 1/1000ml 1/L = 4000 mg L × 1 1000𝑚𝑙 × L = 4000 1000 mg ml = 4 mg/ml
  • 69. 53 ➢ Larutan Sampel Daun Konsentrasi Larutan 4 mg/ml 4 mg ml = 40 10 mg ml Massa serbuk sampel daun 40 mg ➢ Larutan Sampel Biji Konsentrasi Larutan 4 mg/ml 4 mg ml = 40 10 mg ml Massa serbuk sampel biji 40 mg ➢ Larutan Sampel Daun-Biji Konsentrasi Larutan 4 mg/ml 4 mg ml = 40 10 mg ml Massa serbuk sampel daun-biji 40 mg
  • 70. 54 Lampiran 3. Data Pengukuran Absorbansi menggunakan Spektrofotometer No. Jenis Perlakuan Ulangan ke- Nilai Absorbansi 1 Perlakuan 1 (Daun) 1 0,210 2 Perlakuan 1 (Daun) 2 0,187 3 Perlakuan 2 (Biji) 1 0,817 4 Perlakuan 2 (Biji) 2 0,788 5 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 1 0,375 6 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 2 0,362
  • 71. 55 Lampiran 4. Perhitungan Persen Inhibisi • Perlakuan Daun (Ulangan 1) % Inhibisi = Abskontrol−Abssampel Abskontrol × 100% = 1,820−0,210 1,820 × 100% = 1,61 1,820 × 100% = 0,8846 × 100% = 88,46% • Perlakuan Daun (Ulangan 2) % Inhibisi = Abskontrol−Abssampel Abskontrol × 100% = 1,820−0,187 1,820 × 100% = 1,633 1,820 × 100% = 0,8972 × 100% = 89,72% • Perlakuan Biji (Ulangan 1) % Inhibisi = Abskontrol−Abssampel Abskontrol × 100% = 1,820−0,817 1,820 × 100% = 1,003 1,820 × 100% = 0,5510 × 100% = 55,10% • Perlakuan Biji (Ulangan 2) % Inhibisi = Abskontrol−Abssampel Abskontrol × 100% = 1,820−0,788 1,820 × 100% = 1,032 1,820 × 100% = 0,5670 × 100% = 56,70%
  • 72. 56 • Perlakuan Daun-Biji (Ulangan 1) % Inhibisi = Abskontrol−Abssampel Abskontrol × 100% = 1,820−0,375 1,820 × 100% = 1,445 1,820 × 100% = 0,7939 × 100% = 79,39% • Perlakuan Daun-Biji (Ulangan 2) % Inhibisi = Abskontrol−Abssampel Abskontrol × 100% = 1,820−0,362 1,820 × 100% = 1,458 1,820 × 100% = 0,8010 × 100% = 80,10% No. Jenis Perlakuan Ulangan ke- Persen Inhibisi 1 Perlakuan 1 (Daun) 1 88,46% 2 Perlakuan 1 (Daun) 2 89,72% 3 Perlakuan 2 (Biji) 1 55,10% 4 Perlakuan 2 (Biji) 2 56,70% 5 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 1 79,39% 6 Perlakuan 3 (Daun-Biji) 2 80,10%
  • 73. 57 Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian No. Gambar Keterangan 1 (Dok.Pribadi, 2020) Daun Kelor 2 (Dok.Pribadi, 2020) Biji Kelor 3 (Dok.Pribadi, 2020) Proses Penumbukan Biji Kelor 4 (Dok.Pribadi, 2020) Biji yang telah dihaluskan
  • 74. 58 5 (Dok.Pribadi, 2020) Penimbangan Daun Kelor 6 (Dok.Pribadi, 2020) Proses Pemblenderan Daun Kelor 7 (Dok.Pribadi, 2020) Penimbangan Biji Kelor 8 (Dok.Pribadi, 2020) Sampel Hasil Sentrifugasi
  • 75. 59 9 (Dok.Pribadi, 2020) Supernatan Tiap Sampel 10 (Dok.Pribadi, 2020) Sampel Hasil Freeze Dry 11 (Dok.Pribadi, 2020) Larutan DPPH 12 (Dok.Pribadi, 2020) Larutan Uji yang Diukur Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
  • 76. 60 13 (Dok.Pribadi, 2020) Sentrifuge yang Digunakan dalam Proses Sentrifugasi 14 (Dok.Pribadi, 2020) Freese dryer yang Digunakan dalam Proses Pengeringan Beku (Freeze drying) 15 (Dok.Pribadi, 2020) Vortex yang Digunakan dalam Proses Homogenisasi 16 (Dok.Pribadi, 2020) Spektrofotometer UV-Vis yang Digunakan dalam Pengukuran Absorbansi
  • 77. 61 Lampiran 6. Lokasi Gen Target 1. Lokasi gen target pada senyawa dalam daun yang memiliki nilai Pa>0,7 dan nilai presisi target 100% atau mendekati 100% Chromosome 10 - NC_000010.11 Letak Gen RBP4 pada Kromosom Manusia Chromosome 2 - NC_000002.12 Letak Gen CYP1B1 pada Kromosom Manusia Chromosome 7 - NC_000007.14 Letak Gen AHR pada Kromosom Manusia Chromosome 11 - NC_000011.10 Letak Gen SLCO2B1 pada Kromosom Manusia Chromosome 12 - NC_000012.12 Letak Gen SLC16A7 pada Kromosom Manusia
  • 78. 62 Chromosome 1 - NC_000001.11 Letak Gen SLC16A1 pada Kromosom Manusia Chromosome 6 - NC_000006.12 Letak Gen PIM1 pada Kromosom Manusia Chromosome 7 - NC_000007.14 Letak Gen PIK3CG pada Kromosom Manusia Chromosome 20 - NC_000020.11 Letak Gen HCK pada Kromosom Manusia Chromosome 11 - NC_000011.10 Letak Gen DRD4 pada Kromosom Manusia Chromosome 10 - NC_000010.11 Letak Gen CYP2C8 pada Kromosom Manusia
  • 79. 63 Letak Gen CYP19A1 pada Kromosom Manusia Chromosome 18 - NC_000018.10 Letak Gen ATP51A pada Kromosom Manusia Chromosome 7 - NC_000007.14 Letak Gen AKR1B1 pada Kromosom Manusia Chromosome 4 - NC_000004.12 Letak Gen ABCG2 pada Kromosom Manusia Chromosome 16 - NC_000016.10 Letak Gen ABCC1 pada Kromosom Manusia
  • 80. 64 Chromosome 10 - NC_000010.11 Letak Gen ABCC2 pada Kromosom Manusia Chromosome 7 - NC_000007.14 Letak Gen ABCB1 pada Kromosom Manusia 2. Lokasi gen target pada senyawa dalam biji yang memiliki nilai Pa>0,7 dan nilai presisi target 100% atau mendekati 100% Chromosome 2 - NC_000002.12 Letak Gen XDH pada Kromosom Manusia Chromosome 16 - NC_000016.10 Letak Gen PRKCB pada Kromosom Manusia Chromosome 17 - NC_000017.11 Letak Gen PRKCA pada Kromosom Manusia
  • 81. 65 Chromosome 3 - NC_000003.12 Letak Gen NR1I2 pada Kromosom Manusia Chromosome 6 - NC_000006.12 Letak Gen GSTA1 pada Kromosom Manusia Chromosome 10 - NC_000010.11 Letak Gen ALOX5 pada Kromosom Manusia