SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Download to read offline
KAJIAN ETNOZOOLOGI MASYARAKAT SUKU
LAMPUNG DALAM MEMANFAATKAN HEWAN
SEBAGAI OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN
NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT
SKRIPSI
AMELIA
NPM. 1811060398
Program Studi : Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H/2022 M
KAJIAN ETNOZOOLOGI MASYARAKAT SUKU
LAMPUNG DALAM MEMANFAATKAN HEWAN
SEBAGAI OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN
NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi
Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) dalam Ilmu Biologi
Oleh
AMELIA
NPM. 1811060398
Program Studi : Pendidikan Biologi
Pembimbing I : Nurhaida Widiani, M.Biotech
Pembimbing II : Mahmud Rudini, M.Si
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H/2022 M
iii
ABSTRAK
Kearifan lokal masyarakat suku Lampung di Kecamatan
Ngaras Kabupaten Pesisir Barat dalam pemanfaatan hewan sebagai
obat sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya melestarikan
sumber daya alam dan mendokumentasikan pengetahuan tradisional
yang mulai terdegradasi oleh pengobatan modern. Tujuan penelitian
ialah untuk mengetahui jenis dan bagian hewan yang dijadikan obat
tradisional, mengetahui cara memperoleh hewan obat, cara pembuatan
ramuan dari hewan dan cara pemakaian ramuan oleh suku Lampung
Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat.
Metode penelitian ialah metode observasi, wawancara dan
dokumentasi dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling
dan snowball sampling. Wawancara dilakukan dengan 67 narasumber.
Hasil penelitian didapatkan 32 jenis hewan yang
dikategorikan kedalam 11 kelas dan yang paling sering digunakan
oleh masyarakat hewan dari kelas Mamalia, bagian hewan yang sering
digunakan yaitu seluruh tubuh, daging, empedu, tembolok, telur,
sarang, madu, larva, darah, feses, plasenta dan organ dalam, bagian
yang paling sering digunakan yaitu daging. Cara pengolahan
diantaranya direbus, disangrai, dipanggang, digoreng, dikonsumsi
secara langsung, diremat dan direndam sedangkan cara pemakaiannya
yaitu diminum, dimakan, ditempel, dipukulkan, ditelan, diurut, dan
digosok-gosokan. Dari 32 spesies yang diperoleh dikategorikan 19
spesies halal dan 13 spesies haram.
Kata Kunci : Pengobatan Tradisional, Suku Lampung, Hewan
Obat
iv
ABSTRACT
The local wisdom of the Lampung tribal community in Ngaras
District, Pesisir Barat Regency in the use of animals as medicine is
very important to be developed as an effort to preserve natural
resources and document traditional knowledge which has begun to be
degraded by modern medicine. The purpose of the study was to
determine the types and parts of animals used for traditional medicine,
to find out how to obtain medicinal animals, how to make ingredients
from animals and how to use the ingredients by the Lampung tribe,
Ngaras District, Pesisir Barat Regency.
The research method is the method of observation, interviews and
documentation with purposive sampling and snowball sampling
techniques. Interviews were conducted with 67 sources.
The results showed that 32 types of animals were categorized into
11 classes and the most frequently used by the animal community
from the Mammal class, the animal parts that were often used were
the whole body, meat, bile, crop, eggs, nest, honey, larvae, blood,
feces, placenta and internal organs, the most frequently used part is
the meat. The processing methods include boiling, roasting, roasting,
frying, consuming directly, mashing and soaking, while the methods
of use are drinking, eating, sticking, beating, swallowing, massaging,
and rubbing. Of the 32 species obtained, 19 are halal species and 13
are haram.
Keywords: Traditional Medicine, Lampung Tribe, Medicinal
Animals
viii
MOTTO
ِ
‫ن‬َ
‫َب‬ِّ
‫ذ‬َ
‫ك‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َ
‫م‬ُ
‫ك‬ِ
ّ‫ب‬َ
‫ر‬ ِ
‫ء‬ َ
‫آَل‬ ِ
ّ
‫َي‬‫أ‬ِ‫ب‬َ‫ف‬
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?”.
(Q.S Ar-Rahman [55]: 13)
ix
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, rasa syukur yang
selalu berlimpah kepada Allah SWT atas anugerah dan karunia-
Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Usaha, perjuangan
dan karya kecil ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bak Gunawan dan Mak Maisaroh
permata kehidupan yang senantiasa dengan tulus ikhlas,
sabar dan memberikan iringan do’a, cinta, kasih sayang,
dukungan, motivasi, arahan serta semua bimbingan
dicurahkan demi kesehatan, kelancaran, keselamatan dalam
menggapai keberhasilan hidup.
2. Adik-adik saya Muzammil, Ani Sartika dan Yasa Abdillah
yang selalu menjadi penyemangat terbaik.
3. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Amelia, lahir pada 5 Juli 1999, di
Desa Pardasuka Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir
Barat. Anak pertama dari empat bersaudara oleh
pasangan Bapak Gunawan dan Ibu Maisaroh.
Penulis memulai pendidikan di TK Bandar Agung
pada tahun 2005 sampai 2006 dan dilanjutkan di SD N 1 Siging pada
2006 yang diselesaikan pada tahun 2012. selama SD penulis aktif di
organisasi pramuka. Tahun berikutnya penulis belajar di SMP N 1
Bengkunat yang diselesaikan tahun 2015. Pendidikan selanjutnya di
SMA N 1 Bengkunat mengambil jurusan IPA yang diselesaikan pada
tahun 2018. Selama menempuh pendidikan SMA penulis aktif
diorganisasi osis dan pernah mengikuti lomba OSN tingkat Kabupaten
pada mata pelajaran Kimia.
Pada tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di perguruan tinggi negeri
UIN Raden Intan Lampung. Penulis memilih program studi
pendidikan biologi dikampus UIN karena ingin mengetahui serta
memperdalam ilmu pengetahuan biologi dan ilmu agama sebagai
pedoman hidup. Kemudian penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Pardasuka Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat
dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N 19 Bandar
Lampung.
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil „alamin. Limpah syukur kepada Allah atas
nikmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: ―Kajian Etnozoologi Masyrakat Suku Lampung dalam
Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional di Kecamatan Ngaras
Kabupaten Pesisir Barat‖. Sebagai persyaratan guna mendapatkan
gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung. Allahumma sholli‟ala sayyidana Muhammad. Shalawat dan
salam penulis haturkan kepada junjungan Rosulullah SAW.
Penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dan keterbatasan
dalam menulis skripsi ini. Oleh karena itu mempunyai banyak harapan
atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar
nantinya skripsi ini dapat menjadi alat penunjang ilmu pengetahuan
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Dalam
menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung;
2. Ibu Prof. Dr. Nirva Diana, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung;
3. Bapak Dr. Eko Kuswanto, M.Si., selaku ketua Jurusan
Pendidikan Biologi yang telah memberikan izin penelitian
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;
4. Bapak Irwandani, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan
Biologi yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas
selama penulis menempuh studi di Prodi Pendidikan Biologi
UIN Raden Intan Lampung;
5. Ibu Nurhaida Widiani, M.Biotech sebagai pembimbing I dan
Bapak Mahmud Rudini, M.Si sebagai pembimbing 2 yang
telah menyisihkan waktu sibuknya untuk memberikan
bimbingan dan arahan mengenai skripsi dan penelitian ini;
6. Bapak dan Ibu Dosen serta asisten dosen di lingkungan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung
xii
yang telah banyak membantu dan memberikan ilmunya
selama penulis menempuh perkuliahan;
7. Dukun (battra), Tokoh Masyarakat, Masyarakat dan Pasien
dari Dukun (battra) di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir
Barat yang telah memberikan informasi kepada penulis terkait
penelitian hewan obat yang digunakan sebagai pencegahan
ataupun pengobatan;
8. Semua keluarga yang selalu memberikan do’a demi
terwujudnya cita-cita penulis;
9. Sahabat seperjuangan Eca Septiyana, Defi Yana, dan Nabila
Meilia Putri yang selalu Memberikan bantuan, motivasi dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini;
10. Teman sekosan Rini Agustina, Anita Iska Maulida, Nabila
Meilia Putri dan Anggun Setiowati dan Zaidah serta temen-
teman biologi angkatan 18 khususnya biologi A yang yang
telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman
selama penulis menempuh perkuliahan;
11. Teman-teman UKM Bapinda, Ikamm Pesbar, Team EKRE
dan P3MN yang telah membantu penulis berproses lebih baik
lagi di kampus UIN Raden Intan Lampung;
12. Dan semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, terima
kasih atas bantuan sehingga perjuangan dijenjang strata 1 ini
berakhir.
Demikian skripsi ini penulis buat, atas bantuan dan partisipasi yang
diberikan kepada penulis semoga menjadi amal ibadah disisi Allah
SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal Aamiin
yarobbal’alaamin.
Bandar Lampung, 9 Maret 2022
Penulis,
AMELIA
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................... i
ABSTRAK................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................... v
PERSETUJUAN......................................................................... vi
PENGESAHAN .......................................................................... vii
MOTTO....................................................................................... viii
PERSEMBAHAN....................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP .................................................................... x
KATA PENGANTAR................................................................ xi
DAFTAR ISI............................................................................... xii
DAFTAR TABEL....................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK .................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul .............................................................. 1
B. Latar Belakang Masalah.................................................. 2
C. Fokus Penelitian dan Sub Fokus Penelitian .................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................... 9
E. Tujuan Penelitian............................................................. 9
F. Manfaat Penelitian........................................................... 10
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan..................... 10
H. Metode Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian................................... 13
2. Jenis Penelitian ......................................................... 13
3. Subjek (informan) penelitian .................................... 13
4. Sumber Data ............................................................. 15
5. Teknik Pengumpulan Data........................................ 15
6. Alat dan Instrumen Penelitian................................... 16
7. Teknis Analisis Data................................................. 16
I. Alur Kerja Penelitian....................................................... 17
J. Sistematika Pembahasan ................................................. 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Etnozoologi ..................................................................... 19
xiv
B. Pengobatan Tradisional................................................... 32
C. Suku Lampung ................................................................ 37
D. Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat................... 39
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek
1. Desa Sukarame ......................................................... 41
2. Desa Raja Basa ......................................................... 44
3. Desa Mulang Maya................................................... 46
4. Desa Kota Batu......................................................... 49
5. Desa Padang Dalam.................................................. 50
B. Penyajian Fakta dan Data Penelitian............................... 51
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Data Penelitian .................................................. 54
B. Temuan Penelitian........................................................... 71
C. Hasil Penelitian dalam Pendidikan.................................. 97
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................... 98
B. Rekomendasi................................................................... 98
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Keanekaragaman Jenis Hewan obat
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Hasil Wawancara
Lampiran 4 Keterangan Validasi Instrumen Penelitian
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 6 Surat Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 7 Dokumentasi Wawancara
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Data Jumlah Penduduk Sukarame ......................................... 43
3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia...................................... 43
3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............. 43
3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................ 43
3.5 Daftar Nama Peratin Pekon Raja Basa .................................. 44
3.6 Jumlah penduduk Berdasarkan Usia...................................... 45
3.7 Jumlah Penduduk Mulang Maya ........................................... 48
3.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............. 49
3.9 Mata Pencaharian Penduduk.................................................. 49
3.10 Data Jumlah Penduduk Kota Batu........................................ 50
3.11 Hewan obat yang dipakai dalam pengobatan tradisional
oleh masyarakat suku lampung.............................................. 51
4.1 Hewan yang dipakai pada pengobatan tradisional oleh
suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat
............................................................................................... 55
4.2 Cara Memperoleh Hewan Obat ............................................. 68
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Alur Penelitian........................................................................ 17
2.1 Cacing Kalung ....................................................................... 22
2.2 Kelelawar............................................................................... 23
2.3 Kadal...................................................................................... 24
2.4 Undur-undur .......................................................................... 25
2.5 Biawak................................................................................... 26
2.6 Bekicot................................................................................... 27
2.7 Lintah..................................................................................... 28
2.8 Belut...................................................................................... 29
2.9 Ikan Gabus ............................................................................. 30
2.10 Proses Pematangan Madu disel-sel Lebah............................ 31
2.11 Peta Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat................. 40
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Pengelompokan jenis-jenis hewan yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional.......................................................... 69
4.2 Pemanfaatan hewan sebagai obat oleh masyarakat suku
Lampung Ngaras.................................................................... 70
4.3 Ketegori penyakit yang diobati dengan memanfaatkan
hewan pada masyarakat suku Lampung Ngaras .................... 70
4.4 Cara Memperoleh hewan sebagai obat oleh suku Lampung
Ngaras.................................................................................... 71
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Keanekaragaman Jenis Hewan Obat...................................... 108
2. Instrumen Penelitian .............................................................. 116
3. Hasil Wawancara................................................................... 123
4. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ................... 133
5. Surat Penelitian...................................................................... 135
6. Surat Telah Menyelesaikan Penelitian................................... 136
7. Dokumentasi Wawancara ...................................................... 141
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebagai dasar dalam menguasai judul penelitian ini dan mencegah
kesalahpahaman, peneliti merasa penting menerangkan istilah dari
judul penelitian ini. Judul penelitian tersebut ialah Kajian Etnozoologi
Masyarakat Suku Lampung dalam Memanfaatkan Hewan sebagai
Obat Tradisional di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat.
Berikut penjelasan istilah dalam judul penelitian ialah:
1. Kajian adalah hasil dari mengkaji sesuatu. Kajian berasal dari
kata Kaji yang artinya penyelidikan tentang sesuatu. Apabila
seseorang mengkaji sesuatu berarti seseorang tersebut
mempelajari/meneliti/menyelidiki suatu hal yang akan
menghasilkan suatu kajian. Proses yang dilakukan saat mengkaji
sesuatu disebut pengkajian.1
Berdasarkan penjelasan di atas
kajian yang dimaksud dalam penelitian ini ialah mempelajari
suatu fenomena atau suatu kejadian untuk mendapatkan suatu
informasi.
2. Etnozoologi adalah sub disiplin ilmu etnobiologi yang mencakup
pengetahuan umum tentang sumber daya hewan kelompok
masyarakat seperti persepsi, identifikasi, pemanfaatan,
pengelolaan dan cara berkembangbiaknya.2
Berdasarkan
pengertian di atas etnozoologi yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan
sumberdaya hewan yang digunakan dalam penyembuhan
penyakit.
3. Suku Lampung Pesisir ialah masyarakat suku Lampung yang
tinggal di sepanjang Pesisir Lampung. Bahasa yang digunakan
1
Tim Prima Pena, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gitamedia Press, n.d.).
2
E N Anderson, D Pearsall, and N Turner, Ethnobiology (Kanada: John
Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, 2011), http://download.e-
bookshelf.de/download/0000/5882/96/L-G-0000588296-0002309247.pdf.
2
masyarakat suku Lampung Pesisir adalah bahasa Lampung
dengan dialek ―A‖.3
Berdasarkan pengertian di atas suku
Lampung Pesisir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang bersuku lampung di Kecamatan Ngaras
Kabupaten Pesisir Barat.
4. Hewan adalah mahluk yang merupakan karunia Tuhan Yang
Maha Esa yang diberikan kepada manusia untuk disyukuri dan
dimanfaatkan.4
Berdasarkan penjelasan di atas hewan yang
dimaksud dalam penelitian ini ialah mahluk hidup ataupun fauna
yang dimanfaatkan oleh etnis lampung dalam pengobatan
tradisional.
5. Obat tradisional digunakan untuk terapi berdasarkan pengalaman
generasi, baik dari bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(jamu) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.5
Berdasarkan pengertian di atas obat tradisional
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan atau ramuan
yang berasal dari hewan yang digunakan berdasarkan
pengalaman untuk menyembuhkan suatu penyakit.
Dari penjelasan di atas merupakan judul dari penelitian ini ialah
untuk mengetahui Etnozoologi Masyarakat Suku Lampung dalam
Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional di Kecamatan
Ngaras Kabupaten Pesisir Barat.
B. Latar Belakang
Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia begitu sadar
akan realitas pluralisme Indonesia sehingga dapat menginspirasi kita
untuk menggali wawasan dan gagasan. Oleh karena itu, prinsip
3
Lintangbanun, “Lampung, Sai Bumi Ruwa Jurai,” accesed Juli, 2018,
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/lampung-sai-bumi-ruwa-jurai/.
4
Presiden RI, ―Undang Undang No . 6 Tahun 1967 Tentang : Ketentuan-
Ketentuan Pokok Peternakan Dan Kesehatan Hewan,‖ no. 6 (1967).
5
Olivia Afkarina, ―Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Serbuk
Pegel Linu (Tanpa Merek)Dengan Metodeklt–Densitometri (Penelitian Dilakukan Di
Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang),‖ Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2017): 287.
3
pendirian Indonesia juga menunjukan semangat merangkul
kebhinekaaan tanpa mencair kedalam keseragaman.6
Indonesia yang merupakan Negara salah satu pusat
keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Keanekaragaman terdiri dari
flora dan fauna.7
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku
bangsa dari berbagai pulau diseluruh Indonesia, dengan banyak
produk budaya terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Produk
budaya yang berkaitan dengan kesehatan muncul dalam bentuk obat
tradisional dan cara tradisional.8
‫وجل‬ ‫عز‬ ‫اهللا‬ ‫إبذن‬ ‫أ‬‫ر‬‫ب‬ ‫الداء‬ ‫اء‬‫و‬‫د‬ ‫أصيب‬ ‫فإذا‬ ‫اء‬‫و‬‫داءد‬ ‫لكل‬
“Setiap penyakit ada obatnya, jika obat dari suatu penyakit
itu tepat, ia akan sembuh dengan izin Allah SWT.” (HR.
Muslim)9
Hadist di atas menunjukan bahwa umat islam diperbolehkan untuk
mengobati penyakitnya. Semua penyakit ada obatnya. Jika obat yang
digunakan tepat mengenai sumber penyakit, maka dengan izin Allah
SWT penyakit itu akan hilang dan orang yang sakit akan sembuh.
Namun, bisa memakan waktu cukup lama jika penyebab penyakitnya
tidak diketahui obatnya.10
Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman hayati yang
dimanfaatkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
diantaranya suku Lampung. Masyarakat Lampung memiliki
6
Chairul Anwar, ―Character Education Insightful Nationality: A Multi
Cultural Approach,‖ Mediterranean Journal of Social Sciences 7, no. 2 (2016): 182–
87, https://doi.org/10.5901/mjss.2016.v7n2s1p182.
7
Witantri Prastikawati, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat Tradisional
Pada Masyarakat Desa Kalipelus Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara‖
(Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2018).
8
Hendy Lesmana et al., ―Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Tidung
Kota Tarakan: Study Kualitatif Kearifan Lokal Bidang Kesehatan,‖ Medisains 16, no.
1 (2018): 31, https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2161.
9
Andi Muflih, ―Pengobatan Dalam Islam‖ (Tesis, UIN Alauddin Makassar,
2013).
10
Muhamad Aulia’ Ahsan, ―Analisis Terhadap Pengobatan Menggunakan
Ganja (Cannabis Sativa) Prespektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia‖
(Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, 2020), http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/id/eprint/16034.
4
pengetahuan tentang pemanfaatan hewan sebagai bahan pengobatan
tradisional. Pemanfaatan hewan sebagai obat merupakan salah satu
hubungan antara budaya manusia dengan hewan dalam suatu
lingkungan yang dikenal dengan istilah etnozoologi.11
Allah SWT berfirman dalam:
‫ة‬َ‫ظ‬ِ‫ع‬ۡ
‫و‬َّ
‫م‬ ‫م‬ُ
‫ك‬
ۡ
‫ت‬َ‫أء‬‫ا‬َ
‫ج‬
ۡ
‫د‬َ‫ق‬ ُ
‫َّاس‬‫ن‬‫ٱل‬ ‫ا‬َ
‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬َٓ
‫َي‬
ٞ
‫ن‬ِ
ّ
‫م‬
ۡ‫م‬ُ
‫ك‬ِ
ّ‫ب‬َّ
‫ر‬
‫أء‬‫ا‬َ
‫ف‬ِ
‫ش‬َ
‫و‬
ٞ
‫ا‬َ
‫م‬ِّ‫ل‬
ِ
‫ف‬
ِ
‫ر‬‫و‬ُ
‫د‬ُّ
‫ٱلص‬
‫د‬ُ
‫ه‬َ
‫و‬
ٞ
‫ى‬
‫ة‬َ
ۡ
‫ۡح‬َ
‫ر‬َ
‫و‬
ٞ
َ
‫ي‬ِ‫ن‬ِ
‫م‬ۡ
‫ؤ‬ُ
‫م‬
ۡ
‫ل‬ِّ‫ل‬
٧٥
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Yunus [10]:
57)12
Sangat penting untuk tetap sehat agar kita tidak sakit. Oleh karena
itu, ada banyak pengobatan untuk yang sakit agar tetap sehat dalam
kehidupannya.13
‫ء‬
ۡ
‫ف‬ِ
‫د‬ ‫ا‬َ
‫يه‬ِ‫ف‬ ۡ‫م‬ُ
‫ك‬َ‫ل‬
ۖ
‫ا‬َ
‫ه‬َ
‫ق‬َ‫ل‬َ
‫خ‬ َ
‫ٓم‬َ
‫ع‬
ۡ
‫َن‬
ۡ
‫ٱۡل‬َ
‫و‬
ٞ
ُ
‫ك‬
ۡ
َ
‫َت‬ ‫ا‬َ
‫ه‬
ۡ
‫ن‬ِ
‫م‬َ
‫و‬ ُ
‫ع‬ِ
‫ف‬َٓ‫ن‬َ
‫م‬َ
‫و‬
َ
‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬
٧
“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu;
padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai
manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.” (Q.S An-Nahl
[16]: 5)14
Berdasarkan ayat diatas, terdapat kata “Manafi‟u” yang bermakna
banyak manfaat. Dalam sastra tafsir al-misbah, shihab mengartikan
Allah telah menciptakan fauna dan mempunyai keistimewaan yaitu
fauna mempunyai bulu yang bisa menghangatkan kamu. Oleh karena
11
Yola Nazelia Nukraheni, Budi Afriyansyah, and Muhammad Ihsan,
―Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat
Tradisional yang Halal,‖ Journal of Halal Product and Research, 2, no. 2 (2019), 60-
67
12
Mohamad Taufiq, Quran in Ms Word Version 2.2.0.0, 2013, https://quran-
in-ms-word.software.informer.com/download/.
13
Muflih, ―Pengobatan Dalam Islam.‖
14
Taufiq, Quran in Ms Word Version 2.2.0.0.
5
itu ayat ini menjadi konsepsi mengenai anugerah Allah untuk
hambanya yaitu anugerah menjelajahi fauna.15
Hewan memainkan peran yang sangat penting dalam praktik
penyembuhan. Berdasarkan pra penelitian menurut tokoh masyarakat
Mulang Maya, ―kearifan masyarakat suku Lampung Kecamatan
Ngaras dalam pemanfaatan hewan sebagai obat masih dilakukan
namun, semakin lama semakin terkikis, sehingga tidak sedikit
masyarakat yang membuang prinsip-prinsip konservasi tradisional
karena kemajuan zaman‖. Pengetahuan pemanfaatan hewan sebagai
media pengobatan tradisional sangat bermanfaat bagi masyarakat dan
perlu dilestarikan. Penggunaan hewan telah digunakan sebagai media
pengobatan sejak lama dan memainkan peran yang sangat penting
dalam praktik penyembuhan.16
Fenomena pengobatan alternatif ini
merupakan salah satu upaya masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan, karena penggunaan hewan oleh suku Lampung masyarakat
setempat telah menjadi tradisi turun-temurun.17
Secara umum para ahli berpendapat bahwa pengobatan tradisional
merupakan faktor pelayanan di masyarakat dan masih banyak
digunakan di semua masyarakat. Pengobatan yang ditawarkan oleh
penyembuh tradisonal (battra) mungkin tampak tak logis dan tidak
rasional, tetapi warta membagikan bahwa pengobatan ini dapat
membuat kesembuhan. Dalam penjelasan di atas, masyarakat tidak
hanya mengandalkan pengobatan modern, karena mereka masih
percaya bahwa pengobatan tradisional memiliki cara yang berbeda
dengan pengobatan modern untuk menyembuhkan penyakit
seseorang.18
15
Ulfa Annisa, ―Rancang Bangun Sistem Pemeliharaan Ternak Ayam
Broiler Pada Kandang Tertutup Berbasis Mikrokontroler‖ (Skripsi, Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 2018).
16
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun)‖ ((Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi), 2018).
17
Rusmiati, M. Sofwan Anwari, and Gusti Eva Tavita, ―Etnozoologi
Masyarakat Dayak Bakati Di Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten
Bengkayang,‖ Jurnal Hutan Lestari 6, no. 3 (2018): 594–604.
18
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
6
Secara umum pengobatan tradisonal adalah pengobatan yang
dilakukan dengan cara yang berbeda yang mengacu pada pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun19
yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi sehingga
pengetahuan tersebut dapat hilang dari suatu komunitas masyarakat
suku Lampung.20
Hal ini yang menyebabkan perlu dicatat dan
didokumentasikan dengan baik pemanfaatan hewan sebagai obat pada
suku Lampung terkhusus di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir
Barat tentang jenis dan bagian hewan yang digunakan sebagai obat,
cara memperoleh, dan bagaimana mengolah hewan tersebut menjadi
obat.21
Saat ini dunia sedang menghadapi revolusi industri keempat
diberbagai bidang. Industri 4.0 ini mendorong kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dalam hal ini mesin pintar digunakan
sebagai promotor untuk mengoptimalkan rantai produksi. Adanya
Industri 4.0 ini menjadikan teknologi informasi sebagai basis dalam
kehidupan dan data manusia yang tidak terbatas.22
Sehingga penelitian
ini diharapkan dapat mengungkap pengetahuan masyarakat tentang
pemanfaatan hewan sebagai obat tradisional.
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan hewan obat
menurut tokoh masyarakat Kota Batu Kecamatan Ngaras Kabupaten
Pesisir Barat adalah ―hewan yang dapat digunakan untuk
menyembuhkan penyakit baik penyakit yang memang dapat dilihat
dengan kasat mata atau tidak dapat dilihat oleh kasat mata.‖
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngaras karena berdasarkan
pra penelitian bahwa masyarakat Kecamatan Ngaras memiliki
pengetahuan tentang pengobatan tradisional dari hewan selain itu
beberapa masyarakat kecamatan Ngaras masih menggunakan
19
Paisal.
20
Sovia Santi Leksikowati et al., ―Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat
Lokal Suku Lampung Di Kabupaten Lampung Barat,‖ Jurnal Biologica Samudra 2,
no. 1 (2020): 35–53.
21
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
22
Chairul Anwar et al., ―The Effectiveness of Islamic Religious Education
in the Universities: The Effects on the Students’ Characters in the Era of Industry
4.0,‖ Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 77,
https://doi.org/10.24042/tadris.v3i1.2162.
7
pengobatan tradisional dari hewan dan yang akan menjadi responden
dalam penelitian ini dapat membantu peneliti menjawab dari tujuan
penelitian.
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan di Kecamatan Ngaras
Kabupaten Pesisir Barat dari 9 desa terpilih 5 desa diantaranya Desa
Sukarame, Raja Basa, Mulang Maya, Padang Dalam dan Kota Batu,
alasan peneliti memilih ke-5 desa tersebut karena di desa tersebut
masih terdapat battra yang menggunakan pengobatan menggunakan
hewan, kemudian mayoritas masyarakatnya bersuku lampung dan
beberapa masyarakat masih mempercayai pengobatan tradisional baik
dari tumbuhan maupun hewan. Beberapa hewan yang biasa digunakan
oleh dukun (battra) dan masyarakat ialah darah ayam kampung untuk
mengobati penyakit angin duduk, cacing kalung untuk mengobati
penyakit tipes, ikan gabus untuk mengobati bekas luka operasi agar
cepat kering, belut dipercaya dapat membantu kelincahan anak kecil
berjalan, undur-undur untuk mengobati penyakit diabetes, kecoa
membantu menyembuhkan sakit gigi dan lain-lain.
Pengetahuan pemanfaatan hewan sebagai media pengobatan
tradisional sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perlu dilestarikan.
Pengetahuan ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk swadaya dan
swasembada masyarakat karena dikenal dalam praktik dan
keterampilan mudah dipahami dan mudah dikuasai. pengetahuan ini
juga dapat menghilangkan ketergantungan pada sumber eksternal
yang biasanya mahal. Selain itu, pengetahuan ini memberikan
referensi bagi peneliti dalam pengembangan ilmu pengetahuan.23
Kajian tentang etnozoologi pemanfaatan hewan sebagai obat
tradsional sudah pernah dilakukan oleh Yola Nazelia Nukraheni dkk,
yang berjudul Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng dalam
Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional yang Halal.
Berdasarkan penelitiannya ia menemukan 21 spesies hewan yang
digunakan suku Jerieng sebagai obat tradisional dan yang paling
sering digunakan pada kelas mamalia dan reptil. 10 spesies
diklasifikasikan sebagai halal dan 11 spesies diklasifikasikan haram.
23
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
8
Maria Heningsih dkk, meneliti Kajian Etnozoologi untuk Obat-
obatan Masyarakat Dayak Belangin di Desa Mu’un Kecamatan
Ngabang Kabupaten Landak. Berdasarkan penelitiannya ditemukan 10
spesies hewan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dayak.
Bagus Dwi Apriyanto tentang Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat
pada Masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Berdasarkan
hasil penelitianya menunjukan bahwa masyarakat Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati memiliki pengetahuan dalam memanfaatkan hewan
sebagai obat yang diperoleh dengan 2 metode yaitu tradisi turun-
temurun dan mencari tahu sendiri (melalui tetangga, kerabat dan
teman). Pengolahan hewan obat dengan cara disangrai, ditumbuk,
direbus, digoreng, dibakar dan dimasak sesuai selera yang
mengkonsumsinya. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan 14 jenis
hewan dan yang paling sering digunakan yaitu hewan tokek dan
cacing tanah. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu perlu adanya
pelestarian pengetahuan hewan obat.
Penelitian mengenai pengobatan tradisional dengan memanfaatkan
jenis hewan sebagai obat merupakan sebagai warisan budaya yang
perlu terus dilakukan dan dikembangkan, oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada suku Lampung
dan didaerah berbeda karena belum ada penelitian yang meneliti
tentang etnozoologi pada suku Lampung Kecamatan Ngaras. Dalam
hal ini dikemas dalam judul ―Kajian Etnozoologi Masyarakat Suku
Lampung dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional di
Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat‖ penelitian dapat
digunakan untuk menghidari agar pengetahuan tradisional ini tidak
hilang, wawasan tentang etnozoologi, jenis-jenis ramuan, dan juga
dapat memperkaya kajian-kajian tentang pengetahuan hewan sebagai
obat.
C. Fokus Penelitian
Bersumber pada latar belakang peneliti yang merupakan fokus
penelitian sebagai berikut:
1. Belum terdapat penelitian Etnozoologi suku Lampung
Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat.
2. Pendayagunaan hewan sebagai obat semakin memudar.
9
3. Pengobatan tradisional menggunakan hewan kurang
berkembang karena kemajuan zaman.
4. Pengetahuan pemanfaatan hewan sebagai obat tradisional
perlu dilestarikan sebagai warisan budaya.
5. Kurangnya informasi dan dokumentasi hewan sebagai obat.
Sub Fokus Penelitian
Bersumber pada fokus penelitian yang menjadi sub fokus
penelitian sebagai berikut:
1. Informasi tentang etnozoologi dalam memanfaatkan hewan
sebagai obat didapat dari tokoh masyarakat, dukun (battra),
pasien dari dukun (battra), dan masyarakat di Desa Sukarame,
Raja Basa, Mulang Maya, Padang Dalam dan Kota Batu
Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat
2. Informasi tentang jenis dan bagian hewan yang digunakan
dalam pengobatan, cara memperoleh hewan obat, cara
pembuatan ramuan dan cara pemakaian dalam penyembuhan
tradisional.
D. Rumusan Masalah
Bersumber pada sub fokus penelitian yang menjadi rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa saja jenis dan bagian hewan yang dimanfaatkan dalam
pengobatan tradisional suku Lampung Kecamatan Ngaras
Kabupaten Pesisir Barat?
2. Bagaimana cara memperoleh hewan obat, cara pembuatan
ramuan dan cara pemakaiannya oleh suku Lampung
Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat?
E. Tujuan
Bersumber pada rumusan masalah yang menjadi tujuan penelitian
ialah:
1. Untuk mengetahui jenis dan bagian hewan yang dijadikan
obat tradisional oleh suku Lampung Kecamatan Ngaras
Kabupaten Pesisir Barat.
10
2. Untuk mengetahui cara memperoleh hewan obat, cara
pembuatan ramuan dari hewan dan cara pemakaian ramuan
obat tradisonal oleh suku Lampung Kecamatan Ngaras
Kabupaten Pesisir Barat.
F. Manfaat Penelitian
Bersumber pada tujuan penelitian yang menjadi manfaat dari
penelitian ialah:
1. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan referensi peneliti dalam penelitian selanjutnya.
2. Bagi masyarakat
Sebagai bentuk dokumentasi kearifan lokal suku Lampung
Kecamatan Ngaras dalam memanfaatkan hewan agar dapat
diwariskan kegenerasi selanjutnya dan memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pemanfaatan hewan sebagai obat
secara tradisonal sehingga dapat meningkatkan upaya
perbaikan kualitas kesehatan masyarakat.
3. Bagi pendidikan
Sebagai pengetahuan tentang hewan obat dan referensi dalam
pembelajaran materi keanekaragaman hayati kelas X semester
ganjil
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan, antara lain:
1. Yola Nazelia Nukraheni, dkk meneliti Etnozoologi
Masyarakat Suku Jerieng dalam Memanfaatkan Hewan
sebagai Obat Tradisional yang Halal. Objek dalam penelitian
ini masyarakat asli bangka yaitu suku Jerieng. Hasilnya jenis
hewan yang paling banyak dimanfaatkan yaitu kelas mamalia
dan reptil. Suku Jerieng memiliki pengetahuan yang baik
tentang keanekaragaman jenis hewan sebagai obat dan
pemanfaatannya yang didapat secara turun-temurun dengan
mewarisi pengetahuan pengobatan dari orang tua dan
keluarga. Hewan yang sering dimanfaatkan sebagai obat
tradisional yaitu dari kelas mamalia dan reptil dengan 10
11
spesies (48%) dikategorikan halal dan 11 spesies (52%)
dikategorikan haram.24
2. Hasan zayadi dkk, meneliti Pemanfaatan Hewan sebagai
Obat-obatan Tradisional berdasarkan Persepsi Masyrakat di
Kelurahan Dinoyo Malang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hewan apa saja yang digunakan sebagai obat-
obatan dikelurahan Dinoyo Malang dan untuk mengetahui
penyakit yang diobati dengan menggunakan hewan-hewan
tersebut. peneliti menggunakan metode survei dengan
menggunakan metode purposive sampling di kelurahan
Dinoyo Malang. Hasil menunjukan bahwa pengobatan
tradisional umur kira-kira 22-87 dari 17 responden umum
terdapat 11 laki-laki dan 6 perempuan. Terdapat 27 jenis
hewan yang dijadikan obat dengan memanfaatkan hewan
sebagai obat. Penggunaan hewan sebagai obat di kelurahan
dinoyo masih dilakukan namun sudah jarang. Perlunya upaya
konservasi terhadap obat tradisional karena sudah mulai
memudar.25
3. Maria Heningsih, M, dkk meneliti Kajian Etnozoologi untuk
Obat-obat Masyarakat Dayak Belangin di Desa Mu’un
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Penelitian ini
dilakukan pada Desa Mu’un. Pengumpulan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam
pada 20 responden yang terpilih yaitu kepala desa, kepala
dusun, kepala adat, dukun, tabib, pengguna, orang tua,
pemburu, ibu-ibu dan sebagainya dan menggunakan teknik
metode snowball sampling. Hasil penelitian diperoleh 10
spesies hewan, bagian tubuh hewan yang dimanfaatkan antara
lain seluruh tubuh, empedu, usus, geliga tulang, lemak dan
madu. Pengolahan dengan cara dibakar, direbus dan
24
Nukraheni, Afriyansyah, and Ihsan, ―Ethnozoologi Masyarakat Suku
Jerieng Dalam Memanfaatkan Hewan Sebagai Obat Tradisional Yang Halal," Journal
of Halal Product and Reserch 2, no. 2 (2019): 60-67.
25
Nour Athiroh Abdoes Sjakoer Hasan Zayadi, Rodliyati Azrianingsih,
―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat-Obatan Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di
Kelurahan Dinoyo Malang,‖ Jurnal Kesehatan Islam 4, no. 1 (2016): 1–5.
12
direndam, sementara pemanfaatannya dengan dimakan,
direbus dan dioles.26
4. Misganaw Genet Mola, dkk meneliti Kajian Etnozoologi Obat
Tradisional Hewan dan Produk Mereka digunakan oleh orang
selatan Kabupaten Achefer, Northern Ethiopia. Penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa digunakan 39 bagian dari 30 spesies
hewan digunakan sebagai tradisional.27
5. E Yuniati, dkk meneliti Potensi Etnozoologi dalam Perlakuan
Tradisional Etnis Bada di Cagar Biosfer Lore Lindu Sulawesi
Tengah. Penelitian ini menggunakan wawancara semi struktur
dan wawancara mendalam dengan teknik wawancara terbuka.
Hasil penelitian terdapat 13 spesies terdiri dari 5 kelas dan 10
suku hewan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan 8
penyakit yang diobati diantaranya liver, alergi gatel saat
dingin, awet muda, asma, pijat, maag, eksim. Pemanfaatan
hewan sebagai obat harus berkelanjutan guna menstabilkan
populasi dialam. Identifikasi spesies yang digunakan sebagai
obat tradisional penting dalam upaya konservasi.28
Kesamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
sama-sama meneliti atau mengkaji etnozoologi pemanfaatan
hewan dalam pengobatan tradisional sedangkan kebaruan dari
penelitian ini adalah pada suku lampung dimana belum ada
penelitian etnozoologi pada suku tersebut dan tempat dilakukan
penelitiannya.
26
Maria Heningsih, M Sofwan Anwari, and Ahmad Yani, ―Kajian
Etnozoologi Untuk Obat-Obatan Masyarakat Dayak Belangin Di Desa Mu’un
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak,‖ Jurnal Hutan Lestari 6 (2018): 647–53.
27
Reta Yeshambel Kessete Mola, Misganaw Genet, Yibelu Yitayih Hailie,
Hailu Birhanie Terefe, ―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Animals and
Their Products Used by The People Of,‖ 2020, 1–14,
https://doi.org/https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-70890/v1.
28
E. Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment
of Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi,‖ IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science 391, no. 1 (2019),
https://doi.org/10.1088/1755-1315/391/1/012041.
13
H. Metode Penelitian
1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari tahun
2022 tempat penelitian pada 5 desa yaitu: Desa Sukarame,
Desa Raja Basa, Desa Mulang Maya, Desa Kota Batu, dan
Desa Padang Dalam.
2. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pendekatan
deskriftif dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling dan snowball sampling. purposive sampling
merupakan metode pengambilan sampel dengan menetapkan
kriteria tertentu.29
Snowball sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data yang awalnya jumlahnya
sedikit, tetapi berangsur-angsur jumlahnya bertambah. Hal ini
dilakukan karena jika jumlah sumber data sedikit tidak dapat
memperoleh data yang memuaskan dan berbagai sumber data
akan meminta sumber informasi dari orang lain sebagai
sumber data dengan demikian jumlah data akan semakin
banyak, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama
menjadi besar.30
3. Subjek (informan) Penelitian
Penentuan informan menggunakan purposive sampling
dan snowball sampling. Purposive sampling digunakan untuk
informan kunci (tokoh masyarakat) dan informan utama yang
terdiri dari battra sedangkan snowball sampling digunakan
untuk informan utama yang terdiri pasien dan masyarakat.31
Informasi data yang dibutuhkan peneliti diperoleh dari:
29
Raudhah Mukhsin et al., ―Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap
Daya Tahan Hidup Usaha Di Kota Makassar,‖ Jurnal Analisis 6, no. 2 (2017): 188–
93.
30
Putri Oktariani S, ―Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan
Tumbuhan Obat Di Desa Tanjung Jati, Sumur Jaya, Negeri Ratu Tenumbang Dan
Tulung Bamban Pada Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat,‖ Journal of
Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2018): 1689–99,
http://repository.radenintan.ac.id/4145/.
31
Oktariani S.
14
a. Tokoh masyarakat sebagai informasi untuk mengetahui
battra, masyarakat serta data setiap desa ataupun sebagai
Informan kunci sebanyak 1 orang setiap desa. Adapun
kriteria yang wajib terpenuhi pada penetapan subjek
penelitian ialah:
1) Berasal dari desa Sukarame, Raja Basa, Mulang
Maya, Kota Batu dan Padang Dalam.
2) Memiliki pengetahuan akan budaya Desa Sukarame,
Raja Basa, Mulang Maya, Kota Batu dan Padang
Dalam.
3) Berusia diatas 25-80 tahun
4) Bersedia diwawancara
Battra ialah seseorang yang mempunyai kepandaian
dalam menyembuhkan penyakit dengan memanfaatkan
hewan dan dipercaya masyarakat lokal dalam
pengobatan. warta yang didapat dari battra ialah jenis dan
bagian hewan, cara membuat ramuan, cara pengobatan
serta nama pasien yang pernah berobat untuk dijadikan
informan. Adapun kriteria yang wajib terpenuhi pada
penetapan subjek penelitian ialah:
1) Battra/dukun masih melakukan pengobatan
menggunakan hewan.
2) Battra harus memiliki pasien.
3) Berusia diatas 35-85 tahun
4) Bersedia diwawancara
Pasien ialah seseorang yang pernah memakai
pengobatan tradisional, dalam penelitian pasien
merupakan warta yang dirasakan sesudah melakukan
pengobatan.
Masyarakat yaitu orang yang memiliki pengetahuan
tentang pemanfaatan hewan sebagai obat baik hanya
sekedar tahu melihat tetangga atau menggunakan hewan
sebagai obat.
Battra dan pasien merupakan informan utama masing-
masing sebanyak 1 orang battra dan minimal 1 orang
pasien disetiap desa, sedangkan masyarakat yang
15
memiliki pengetahuan hewan sebagai obat sebanyak
minimal 6 orang setiap desa.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data primer antara lain observasi dan wawancara yang
dilakukan kepada tokoh masyarakat, battra, pasien dari
battra, dan masyarakat dengan cara pengambilan sampel
dengan metode purposive sampling dan snowball
sampling32
.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan peneliti
secara tidak langsung yaitu dalam bentuk dokumentasi
(foto/gambar).
5. Teknik pengumpulan data
Pengambilan data diperoleh melalui sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi pada penelitian ini untuk mendapatkan
informasi mengenai sumber data, cara meramu, cara
mengobati, dan jenis hewan yang digunakan dalam
pengobatan tradisional.
b. Wawancara
Peneliti mengajukan pertanyaan yang telah disediakan
dalam daftar pertanyaan wawancara (Lampiran).
Pertanyaan disesuaikan dengan keadaan dan karakteristik
dari responden. Waktu wawancara disesuaikan dengan
aktifitas responden agar wawancara dapat dilakukan pada
situasi dan kondisi yang nyaman dan netral. Peneliti
mendengarkan dengan saksama dan mencatat sebagai
informasi yang dikemukakan oleh responden.
32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktis
(Jakarta: Rineka Cipta, 2013).
16
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan setelah mendapat izin dari
responden yang bersangkutan. Foto dan rekaman suara
diperoleh ketika melakukan wawancara. Catatan lapangan
dibuat oleh peneliti selama melakukan pengamatan. Pada
penelitian ini tidak dilakukan koleksi sampel hewan tetapi
mengumpulkan dokumentasi berupa foto ataupun gambar.
6. Alat dan Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu perekam suara,
kamera, alat tulis. Instrumen yang digunakan dalam penelian
ini yakni pedoman wawancara dan dokumentasi.
7. Teknis Analisis Data
Adapun analisis data yang digunakan yaitu triangulasi
sumber data. Pengumpulan data melalui wawancara kepada
informan menggunakan pedoman wawancara (Lampiran)
kemudian dilakukan analisis triangulasi sumber data untuk
mengecek kredibilitas data yang diperoleh dari berbagai
informan. Data yang diperoleh dari berbagai informan
tersebut dideskripsi dan dikelompokan serta hasilnya
memperoleh kesimpulan.
Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan
diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiah hewan
tersebut. Setelah itu pengelompokan halal dan haram dengan
mengacu pada aturan hukum Islam.
17
I. Alur Kerja Penelitian
Alur kerja penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.1 Alur penelitian
J. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, penulis perlu
membuat sistematika pembahasan sehingga memperoleh hasil
penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun deskripsi
sistematika penulisan ialah:
BAB I, ialah BAB pendahuluan yang memuat penegasan judul,
latar belakang masalah, fokus dan sub fokus penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian
terdahulu yang relevan, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II, merupakan bagian landasan teori yang memuat
etnozoologi, pengobatan tradisional, suku Lampung dan
Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat.
BAB III, membahas mengenai deskripsi objek peneliti yang
terdiri dari sejarah desa, peta, dan kondisi Desa Sukarame, Raja
Basa, Mulang Maya, Padang Dalam, Kota Batu serta penyajian
fakta dan data penelitian.
Rancangan Penelitian
Menentukan tempat
penelitian
Observasi
Informan Wawancara
Tokoh masyarakat, battra,
pasien dari battra dan
masyarakat
Data diperoleh
Pengelolaan data
Hasil Penelitian
Kesimpulan
18
BAB IV, membahas mengenai analisis data penelitian dan
temuan dari penelitian.
BAB V, membahas simpulan dan rekomendasi.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Etnozoologi
Etnozoologi muncul dari bidang etnografi dan berusaha untuk
memahami bagaimana orang-orang yang berbeda di dunia telah
melihat dan berinteraksi dengan sumber daya fauna sepanjang sejarah.
Publikasi pertama dengan orientasi etnozoologi adalah Stearns (1889),
yang membahas "etno conchology" tentang penggunaan uang kerang
(sekarang diklasifikasikan dalam sub-bidang etnomalakologi).
Namun, Istilah etnozoologi pertama kali muncul pada tahun 1899
dalam sebuah artikel berjudul Aboriginal American Zootechny oleh
Mason. Dia menganggap sebagai cabang dari Zootechnology (Mason
1899). Rupanya istilah etnozoologi hampir terlupakan hingga tahun
1920-an (Santos-Fita dan Costa-Neto 2007). Henderson dan
Harrington (1914) menganggap etnozoologi sebagai suatu disiplin
ilmu dan menyebutnya sebagai studi tentang hubungan antara budaya
yang ada dengan hewan di lingkungannya.33
Definisi lain dari istilah etnozoologi secara bertahap menjadi lebih
canggih. Overal (1990) melihat etnozoologi sebagai studi tentang
pengetahuan manusia tentang penggunaan hewan. Marques (2002)
menggambarkannya sebagai pendekatan interdisipliner terhadap
pemikiran dan persepsi (pengetahuan dan keyakinan), emosi (ekspresi
emosional), dan perilaku (sikap) yang terkait dengan hubungan antara
populasi manusia dan spesies hewan di ekosistem sekitarnya.34
Menurut taksa hewan yang terlibat dalam penelitian ini,
etnozoologi dapat dianggap sebagai sub-bidang. Berbagai subdivisi
etnozoologi seperti serangga (Etnoentomologi), ikan (Etnoiktiologi),
burung (Etnoornitologi), mamalia (Etnomastozoologi), reptil/amfibi
(Etnoherpetologi), dan primata (Etnoprimatologi).35
33
Romulo Romeu Nobrega Alves and Wedson Medeiros Silva Souto,
―Ethnozoology: A Brief Introduction,‖ Ethnobiology and Conservation 4 (2015): 1–
13, https://doi.org/10.15451/ec2015-1-4.1-1-13.
34
Alves and Souto.
35
Alves and Souto.
20
Etnozologi mengintegrasi ilmu seperti zoology, ekologi manusia,
sosiologi dan antropologi. Etnozoologi dapat memfasilitasi
komunikasi antara peneliti dan pemangku kepentingan yang ingin
menguraikan populasi dan manajemen perencanaan sebagai dasar
untuk mengembangkan strategi konservasi yang efisien. Konservasi
sangat diperlukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan
menjamin keberlangsungan kehidupan manusia di dunia.36
Menurut WHO, sekitar 75-80% penduduk dunia menggunakan
obat tradisional. penggunaan hewan untuk pengobatan tradisional
untuk menyembuhkan suatu penyakit disebut terapi hewan
(zooterapi). Zooterapi adalah cabang dari etnozoologi. Etnozoologi
adalah studi tentang hubungan antara budaya manusia dan hewan di
lingkungan. Fenomena zooterapi merupakan bukti kuat bahwa alam
menyediakan lebih banyak bahan alami sebagai obat tradisional.
Hewan liar dan produknya sebagai bahan penting dalam pengobatan
tradisional.37
Kajian etnozoologi ini penting dilakukan mengingat pengetahuan
obat tradisional di wilayah tersebut semakin terdegradasi akibat
kemajuan zaman. kajian etnozoologi ini dapat memberikan kontribusi
penting bagi pengenalan sumber daya alam hewani lokal melalui
kegiatan pendataan untuk pengetahuan lokal masyarakat.38
Pengetahuan tentang zoologi tradisional atau lokal ada di semua
budaya dan muncul dari hubungan material atau spiritual antara
manusia dan hewan lokal (terlepas dari kelompok etnis yang terlibat).
Pengetahuan ini sejajar dengan pengetahuan akademis, tetapi
keduanya berasal dari sumber yang sama (pengamatan alam secara
sistematis). Meskipun pengamatan ini ditafsirkan dalam konteks
budaya yang unik. Kedua sistem pengetahuan memberikan informasi
36
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
37
Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment of
Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi.‖
38
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
21
empiris yang rinci tentang hubungan antara fenomena alam dan
komponen ekosistem. Informasi etnozoologi telah memberikan
kontribusi untuk pertanyaan penelitian zoologi yang berkaitan dengan
klasifikasi, inventarisasi dan distribusi geografis.39
Etnobiologi adalah ilmu yang memadukan berbagai ilmu (inter dan
multi) untuk mendokumentasikan, mengkaji dan memberikan nilai
tambah pada sistem pengetahuan masyarakat tradisional dalam
pemanfaatan sumber daya alam hayati di lingkungan.40
Posey (1990) menjelaskan beberapa bidang etnobiologi, antara lain
Etnozoologi, Etnobotani, Etnomedis, Etnofarmasi, dan Etnoagrikultur.
Kajian yang menyelidiki hubungan antara sumber daya hewan dan
pemanfaatannya oleh suatu kelompok masyarakat telah dikategorikan
dalam etnozoologi bahkan secara khusus disebut dengan istilah
etnofishology.41
Di dalam etnobiologi metode analisis terdiri dari dua pendekatan
yaitu emik dan etik. Analisis emik adalah pendekatan yang terkait
dengan kerangka sistem pengetahuan lokal dan etik adalah analisis
yang terkait dengan kerangka ilmiah dan teoritis (Purwanto &
Munawaroh 2002). Perpaduan kedua pendekatan tersebut
menghasilkan dokumentasi yang menjelaskan suatu pengetahuan lokal
dari perspektif ilmiah (ilmiah), sehingga dapat diterima secara logis.
Namun, ada beberapa kearifan lokal (mitos dan legenda dll) yang sulit
dijelaskan secara ilmiah.42
Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan emik dan etik.
Hewan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Ada
banyak jenis hewan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, antara lain
mamalia, reptil, amfibi, pisces, dan arthopoda. Menurut Alves (2012:
3) pemanfaatan hewan dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai
berikut:
1. Hewan sebagai sumber protein hewani seperti daging, susu, dan
telur.
39
Alves and Souto, ―Ethnozoology: A Brief Introduction.‖
40
Dian Oktaviani, ―Etnozoologi, Biologi Reproduksi, Dan Peletarian Ikan
Lema Restrellinger Kanagurta (Cuvier, 1816) Di Teluk Mayalibit Kabupaten Raja
Ampat Papua Barat Indonesia." (Disertasi, Universitas Indoesia, 2013). 164.
41
Oktaviani.
42
Oktaviani.
22
2. Hewan berkhasiat obat yang digunakan sebagai pengobatan yaitu
ikan gabus.
3. Hewan peliharaan sebagai hiburan dan sebagai sahabat seperti
anjing dan kucing.
4. Hewan yang memiliki symbol, nilai kepercayaan dan seni.
5. Hewan yang digunakan dalam keperluan ornament, dekorasi,
peralatan dan aksesoris.
6. Hewan yang digunakan sebagai transfortasi.
7. Hewan yang telah mengalami domestik.
Keberagaman pemanfaatan dari satwa tersebut mendorong
terbentuknya pola dalam pemanfaatan satwa tersebut, yaitu sebuah
cara kerja dan sebuah bentuk (struktur) yang tetap dalam
pemanfaatkan jenis satwa yang berbeda. Hal ini erat kaitannya dengan
proses interaksi yang terkadang terjadi antara kelompok etnis tertentu.
Karena Interaksi yang kuat masyarakat muncul secara terpisah ketika
berhadapan dengan sumber daya alam. Fauna yang dapat digunakan
sebagai obat adalah:
1. Cacing
Gambar 2.1 Cacing Kalung
Sumber:43
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Ophistopora
Famili : Megascolecidae
43
Retno Dewi Anggraini, ―Pengaruh Gel Ekstrak Cacing Tanah (Pheretima
Aspergillum)Topikal Terhadap Jumlah Makrofag Dalam Proses Penyembuhan Ulkus
Traumatik Pada Mukosa Labial Tikus Putih (Rattus Novergicus)‖ (Skripsi,
Universitas Brawijaya Malang, 2016), 1–89.
23
Genus : Pheretima
Spesies : Pheretima aspergillus
Hewan berlendir yang hidup di tanah tidak hanya dapat
digunakan sebagai umpan memancing, tetapi juga sebagai obat
tradisional.44
Cacing kalung telah dipercaya oleh masyarakat
Indonesia berkhasiat obat menyembuhkan penyakit tipes. Dalam
tubuh cacing tanah dan cacing kalung terdapat kandungan yang
sangat bermanfaat bagi manfaat, diantaranya asam arakidonat
yang berkhasiat untuk menurunkan suhu tubuh yang demam
akibat infeksi. Enzim lumbrokinase berkhasiat membantu
mengatasi penyakit tekanan darah, enzim selulase dan ligase
berkhasiat membantu proses pencernaan makana, sedangkan
enzim proksidase dan kalase berkhasiat mengatasi penyakit
degeratif seperti diabetes mellitus, kolesterol tinggi dan
reumatik.45
2. Kelelawar
Gambar 2.2 Kelelawar
Sumber:46
Kingdom : Animalia
44
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
45
Sri Peni Fitrianingsih Leonard Azdarisha K, Suwendar, ―Studi
Pendahuluan Potensi Antibakteri Dari Kapsul Ekstrak Cacing Tanah ( Lumbricus
Rubellus ) Dan Cacing Kalung ( Pheretima Aspergillum ) Yang Beredar Di Pasaran
Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Secara In Vitro,‖
Prosiding Farmasi ISSN 2 No. (2016): 7–14.
46
―Sistem Sonar Dan Pemanfaatannya,‖ accessed November 27, 2021,
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Sistem Sonar-BB/Topik-
1.html.
24
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Famili : Pteropodidae
Genus : Cynopterus
Spesies : Cynopterus sp
Aktivitas hewan ini adalah hidup mencari makan pada malam
hari dan tidur di siang hari. berdasarkan kepercayaan masyarakat
dalam penelitian paisal menjelaskan daging kelelawar memiliki
manfaat sebagai obat antara lain asma, alergi hingga menambah
stamina pada pria dan wanita.47
Dalam penelitian Disainda putri
ramadhanti menjelaskan bahwa belum ada penelitian ilmiah
tentang manfaat kelelawar dalam ilmu kesehatan. Dokter Lili
Dwiyani mengatakan bahwa kalong/kelelawar dapat menularkan
virus rabies dan ebola dari air liur, gigitan, cakaran, maupun
kontak langsung dengan darah kalong tersebut. dimana kedua
virus tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh
konsumen.48
3. Kadal
Gambar 2.3 Kadal
Sumber:49
47
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
48
Disainda Putri Ramadhanti, Analisis Teori Darurah Terhadap Praktik
Jual Beli Organ Kalong Untuk Pengobatan Di Jalan Gubeng Klingsingan Surabaya
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2020).
49
Siti Rahma, ―Pemanfaatan Kadal (Eutropis Multifasciata) Sebagai Obat
Alergi Gatal Oleh Masyarakat Sumber, Kabupaten Cirebon,‖ JurusanTadris Biologi
8, no. Oktober (2021): 152–57,
https://journal.unilak.ac.id/index.php/BL/article/view/7920/3427.
25
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Scincidae
Genus : Eutropis
Spesies : Eutropis multifasciata
Kadal tanah memiliki kandungan yang dapat melawan bakteri
dan juga jamur patogen. Hal tersebut menunjukan bahwa kadal
digunakan seagai agen antimikroba yang potensial, sehingga
kadal dapat digunakan sebagai obat tradisional dalam mengobati
penyakit bisul, dermatitis, dan penyakit kulit lainnya serta dapat
mengobati penyakit kelamin.50
4. Undur-undur
Gambar 2.4 Undur-undur
Sumber:51
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Famili : Myrmeleontidae
Genus : Myrmeleon
Spesies : Myrmeleon sp.
Undur-undur juga bisa digunakan sebagai pengobatan
alternatif untuk mengobati diabetes. undur-undur memiliki nama
50
Rahma.
51
Veni Widyawati, Seabrek Obat Tak Lazim Dan Jorok, Namun Tokcer
(Yogyakarta: Laksan, 2019),
https://www.google.co.id/books/edition/Seabrek_Obat_Tak_Lazim_dan_Jorok_namu
n_T/qtPIDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=gambar+tokek&pg=PA9&printsec=frontc
over.
26
latin myrmeleon sp yang berkhasiat sebagai penurun gula bagi
penderita diabetes. Berdasarkan penelitian tahun 2006 yang
diketuai Tyas Kurniasih dari Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta berjudul kajian potensi undur-undur darat
(Myrmeleon sp), hewan ini mengandung zat sulfonylurea. Fungsi
sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja
pankreas yang memproduksi insulin, karena ketidakseimbangan
terjadi ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sedangkan
kadar gula darah meningkat.52
5. Biawak
Gambar 2.5 Biawak
Sumber:53
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus salvatos
Varanus salvator umumnya dikenal sebagai biawak air, dan
merupakan sala satu reptil yang banyak diburu manusia untuk
berbagai keperluan. Bayi biawak untuk hewan peliharaan,
kulitnya sebagai bahan baku kerajinan, dan daging untuk
dikonsumsi. Bagian lain dari tubuh kadal ini secara tradisional
52
Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional
Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Kabupaten Serolangun).‖
53
Saroyo sumarto dan Roni Koneri, Ekologi Hewan Darat (Bandung: CV.
Patra Media Grafindo Bandung, 2016).
27
dipercaya sebagai penagkal beberapa penyakit. Minyak kadal
untuk penyakit kulit, dagingnya dapat menjaga stamina,
mengobati asma bahkan meningkatkan vitalitas pria.54
Selain
daging biawak dipercaya dapat dijadikan sebagai obat kulit
(antialergi) atau antigatal. Ditunjukan dengan kemampuan nya
untuk mengurangi efek alergi pada usus yang diberikan allergan
berupa histamine 1,5% sebanyak 10ml. walaupun ada indikasi
daging biawak dapat mengurangi gatal/alegri kulit bukan berarti
daging reptil tersebut aman. Perlu standarisasi dan penelitian
terhadap produk obat alami untuk digolongkan ke dalam obat-
obatan fitofarmaka sehingga keamanan dan khasiat secara medis
dapat dipertanggungjawabkan.55
6. Bekicot
Gambar 2.6 Bekicot
Sumber:56
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
54
Alif Yahya Al-Ma’ruf et al., ―Morphology and Histology of Paryphasmata
and Hemibaculum of Varanus Salvator Based on Sexual Maturity,‖ Open Veterinary
Journal 11, no. 2 (2021): 330–36, https://doi.org/10.5455/OVJ.2021.V11.I2.18.
55
Novita Herawati Laelatul Mukharomah, Lailatus Shobaiyah, ―Kajian
Etnozoologi Biawak ( Varanus Salvator ) Dalam Bidang Kesehatan Oleh Masyarakat
Suku Anak Dalam ( SAD ),‖ : : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 2 (2020): 369–75.
56
Wijakarna et al., ―Biolitik Enzim Bekicot (Achatina Fulica) Sebagai Agen
Fusi Protoplas Pichia Manshurica Intraspecifik,‖ Seminar Nasional Konservasi Dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam, 2015, 205–9.
28
Spesies : Achatina fulica
Komponen-komponen pada lendir bekicot diantaranya zat
analgesik, antiseptik, dan peptide antimikroba (Achasin). Lendir
bekicot mengandung zat beta agglutinin (antibodi) didalam
plasma (Serum), protein Achasin, glikonjugat dan acharan sulfat
yang berperan dalam proses penyembuhan luka dan infeksi kulit
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dengan membantu
proses pembekuan darah dan poliferasi sel, selain itu lendir
bekicot dapat mengobati infeksi luka pada saluran cerna.57
7. Lintah
Gambar 2.7 Lintah
Sumber:58
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Citellata
Ordo : Haplotaxida
Famili : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Spesies : Hirudo medicinalis
Jenis lintah yang cocok untuk pengobatan ialah yang berwarna
hitam kecoklatan dan bersih. Lintah mengandung hirudin,
hyaluronidase, colin, bdellins, anesthetic dan histamine. Lintah
akan menggigit dan mengeluarkan saliva yang menginduksi
anestesi lokal dan vasodilatasi sehingga lintah mulai menghisap
57
Norma Damayanti et al., ―Analisis Lendir Bekicot Sebagai Obat Alternatif
Bagi Manusia,‖ Jurnal Pendidikan Biologi 1, no. 2 (2020): 9–13,
http://jom.untidar.ac.id/index.php/nectar/article/view/1355.
58
Widyawati, Seabrek Obat Tak Lazim Dan Jorok, Namun Tokcer.
29
darahbeberapa substansi akan dilepaskan untuk mencegah proses
pembekuan darah yaitu hirudin yang merupakan inhibitor
trombin alami dengan efek paling kuat. Salah satu khasiat yang
paling popular adalah mengobati peradangan, meringankan nyeri,
hingga melancarkan peredaran darah juga dapat mengobati abses,
artritis, glaucoma, miastenis gravis, thrombosis dan beberapa
kelainan vena.59
8. Belut
Gambar 2.8 Belut
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Synbranchoidea
Famili : Synbranchidae
Genus : Monopterus
Spesies : Monopterus albus
Belut memiliki tubuh yang menyerupai ular yaitu giling
memanjang, kulit yang tipis mirip plastik berwarna kecoklatan,
dan tidak bersisik. Belut memiliki komposisi gizi yang tidak
kalah dari sumber protein hewan lainnya. Berdasarkan penelitian
Bagus Dwi Apriyanti, menurut bapak anto yang merupakan
masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ―belut bermanfaat
untuk mencerdaskan otak anak dan menambah stamina untuk pria
59
Syafira Soraya Firasora, Tantry Agnhitya Sari, and Shafa Noer, ―Analisis
Terapi Lintah (Hirudotherapy) Di Rumah Sehat Klasik Bekasi Utara,‖ Biological
Science and Education Journal 1, no. 2 (2021): 91,
https://doi.org/10.30998/edubiologia.v1i2.9308.
30
dewasa.60
Belut memiliki kandungan asam lemak tak jemuh
omega 3 yang berfungsi untuk kecerdasan otak pada anak-anak
dll. Selain itu memiliki kadar vitamin yang mineral yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Mineral yang terdapat pada
ikan belut yaitu fosfor dan zat besi.61
9. Ikan Gabus
Gambar 2.9 Ikan Gabus
Sumber:62
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
Ikan gabus memiliki kandungan albumin yang cukup tinggi
yang merupakan protein terbanyak dalam plasma sekitar 60%
dari total plasma dengan nilai normal 3,3-5,5 g/dl. Albumin
berfungsi mengatur tekanan osmotik didalam darah, menjaga
60
Bagus Dwi Apriyanto, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat Pada
Masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati‖ (Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, 2020), http://lib.unnes.ac.id/41660/.
61
Mira Suprayatmi, Lia Amalia, and Aruni Afianur, ―Pemanfaatan Belut
(Monopterus Albus) Pada Pembuatan Crackers Ber-Omega 3 Utilization Eels
(Monopterus Albus) In The Manufacture Of Creakers Ber-Omega 3,‖ Jurnal
Agroindustri Halal 2, no. 2 (2016): 81.
62
Tetty Junita Purba dan Andayani Boang Manalu, ―Percepatan
Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Konsumsi Ikan Gabus
(Channa Striata) Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Deli Serdang,‖ Journal
Doppler 4, no. 2 (2020): 55–60,
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/1028.
31
keberadaan air dalam plasma darah sehingga dapat
mempertahankan volume darah dalam tubuh dan sebagai sarana
pengangkutan dan transportasi. Albumin juga bermanfaat dalam
pembentukan jaringan tubuh misalnya luka sesudah operasi, luka
bakar dan saat sakit.63
10. Lebah
Gambar 2.10 Proses pematangan madu
disel-sel sarang lebah
Sumber:64
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis cerana
Madu mengandung zat besi yang sangat diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin. Dibutuhkan 65%zat besi dalam tubuh
untuk pembentukan hemoglobin. Kandungan besi dalam dalam
100gr madu terdapat kandungan besi sebesar 0,42mg. selain itu
madu juga mengandung enzim-enzim seperti diastase, glukosa,
oksidase, katalase serta vitamin A, vitamin B dan betakaroten dan
juga dilengkapi mineral berupa kalium magnesium, fosfor,
tembaga tembaga, mangan, natrium dan kalsium bahkan terdapat
63
Ade Nurhikmah, Retno Widowati, and Dewi Kurniati, ―Pengaruh
Pemberian Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Sectio Caesarea Pada Ibu
Pospartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Subang Tahun 2020,‖ Syntax Idea 2,
no. 8 (2020): 302–14, https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-
idea/article/view/492/383.
64
Wulandhari Dwi Berlianti Siwi, Rin Hafsahtul Asiah, Rumaisya
Hilmawati, ―Artikel Madu‖ (Artikel, Universitas diponegoro, 2018),
https://www.researchgate.net/publication/328131070%0D.
32
hydrogen peroksidasi yang dihasilkan oleh glukosa oksidase dan
inhibin. Pemberian madu dapat mengatasi anemia karena dapat
meningkatkan kadar hemoglobin.65
Penelitian Vyas et al. 2009 menyatakan ―bahwa sapi, domba dan
lebah madu dapat mengobati penyakit seperti batuk pada anak, infeksi
anal, keracunan, dan penyakit kuning‖. bagian hewan yang digunakan
pada pengobatan tradisional yaitu:
1. Daging
2. Tanduk
3. Tulang
4. Ekor
5. Bulu
6. Kuku
7. Lemak
8. Empedu
9. dan Cangkang
Produk hewan yang bisa digunakan sebagai obat tradisional yaitu
urin, feses, madu dan susu.66
Hal ini menjadi bukti modal yang cukup
untuk digali sekaligus sebagai upaya bangsa untuk mencapai sikap
yang semakin toleran dan berbudaya terhadap arus global yang kini
juga melanda bangsa Indonesia.67
B. Pengobatan Tradisional
Pengobatan merupakan suatu proses menyembuhkan yakni
dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa
alat bantu terapi maupun berupa perlengkapan obatan, baik
dilakukan dengan medis modern maupun tradisional.
Sistem pengobatan tradisional atau pengobatan asli adalah sistem
sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti
mempelajari sistem sosial umumnya. Praktik pengobatan asli adalah
rasional jika dilihat dari sudut keyakinan yang berlaku mengenai
sebab akibat. Setelah antropologi kesehatan berkembang terutama
dalam berbagai bidang, konsep kesehatan internasional dan psikiatri
65
Ayu Idaningsih and Siti Purnama Mustikasari, ―Efektivitas Pemberian
Madu Dan Pisang Ambon Terhadap Anemia Pada Mahasiswa Prodi Diploma III
Kebidanan STIKes YPIB Majalengka,‖ Journal of Midwifery Care 1, no. 1 (2020):
11–21, https://doi.org/10.34305/jmc.v1i1.189.
66
Nukraheni, Afriyansyah, and Ihsan, ―Ethnozoologi Masyarakat Suku
Jerieng Dalam Memanfaatkan Hewan Sebagai Obat Tradisional Yang Halal.‖
67
Anwar, ―Character Education Insightful Nationality: A Multi Cultural
Approach.‖
33
lintas budaya (psikiatri transkultural), menjadi semakin jelas tentang
pentingnya pengetahuan praktis dan teoritis kedokteran non-Barat.68
Di Indonesia, praktik pengobatan tradisional belum diakui secara
resmi oljeh pemerintah. Namun pengobatan tradisional semakin
berkembang, meskipun masih dipraktekkan ditingkat rumah tangga
dan masyarakat. Peranan seorang penyembuh penting dalam sistem
kepercayaan yang terkait dalam penyembuhan penyakit. Salah satu hal
yang saat ini berubah dalam Sherman dikenal sebagai penyembuh
alternatif. Keduanya secara ilmiah disebut sebagai dukun (battra)
dalam sistem pengobatan tradisional (etnozoologi). Walaupun ada
perubahan sebutan, namun dalam praktiknya masih menggunakan
pola lama.69
Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap masyarakat Indonesia terhadap
penyakit disebabkan oleh faktor personalistik (makhluk halus) dan
faktor naturalistik (fisikal). Penyakit yang disebabkan oleh faktor
personalistik akan berbeda pengobatannya dengan yang disebabkan
faktor naturalistik. Jika yang pertama diobati dengan kekuatan gaib
(mantra, doa, atau kombinasi mantra dan ramuan), maka pengobatan
kedua menggunakan ramuan dari bahan tumbuhan dan hewan atau
kombinasi keduanya.70
Menurut pendapat pengertian mengenai pengobatan tradisional
sebagai praktik serangkaian pengetahuan, keterampilan yang
didasarkan pada teori, keyakinan dan pengalaman masyarakat yang
mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak
digunakan dalam pemeliharaan kesehatan dan pencegahan,
diagnosa, perbaikan dan pengobatan penyakit secara fisik dan
juga mental.71
Pengetahuan pengobatan tradisional dari masyarakat adat di
seluruh dunia telah memainkan peran penting dalam mengidentifikasi
68
Ema Witna, ―Pengobatan Tradisional Di Desa Padang Merbau Kecamatan
Seluma Selatan‖ (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, 2019).
69
Witna.
70
Witna.
71
Atik Triratnawati, ―Pengobatan Tradisional,‖ Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan 13, no. 2 (2010): 69–73.
34
organisme untuk mengobati masalah kesehatan manusia dan ternak.72
Obat tradisional sangat penting dalam kaitannya dengan obat-obatan
seperti digitoksin, reserpin, tubokurarin, dan efedrin.73
Alam telah menyediakan bahan-bahan alami sebagai obat
tradisional. Bahan tradisional di alam meliputi hewan, tumbuhan dan
mineral batuan.74
Bahan yang bersumber dari hewan dan tumbuhan
liar digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai bahan baku
dalam pengobatan modern dan pembuatan sediaan herbal.75
Kearifan
lokal sebagai warisan budaya mencerminkan hubungan yang panjang
antara masyarakat adat dan alam. Keterkaitan yang mendalam antara
manusia dan hewan sebagai obat tradisional.76
Pengobatan tradisional adalah praktek yang berkaitan dengan
kepercayaan dan pengalaman budaya masyarakat setempat. Bentuk
praktik pengobatan tradisional setiap ras bergantung pada
keanekaragaman hayati, gaya hidup, sejarah budaya, sikap dan
filosofi. Definisi pengobatan tradisional menurut WHO adalah praktik
kesehatan dengan pendekatan pengetahuan dan kepercayaan lokal
yang menggunakan bahan-bahan alami melalui terapi, olahraga,
spiritual untuk kesejahteraan, pengobatan, diagnosa dan pencegahan
penyakit.77
Menurut WHO 2 jenis obat tradisional yaitu pengobatan secara
spiritual yang berhubungan dengan alam ghaib dan pengobatan
dengan jamu atau obat-obatan yang merupakan obat herbal.78
72
Sileshi Andalem Mekuriaw dan Melkamu Andargie Dagnew Fasil Adugna
Kendie, ―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Appreciation of Animals
and Their Products among the Indigenous People Of,‖ Journal of Ethnobiology and
Ethnomedicine, 2018, 1–12.
73
Fasil Adugna Kendie.
74
Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment of
Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi.‖
75
Gidey Yirga, Mekonen Teferi, and Yemane Gebreslassea,
―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Animals Used by the People of
Kafta-Humera District, Northern Ethiopia,‖ International Journal of Medicine and
Medical Sciences 3, no. 10 (2011): 316–20, http://www.academicjournals.org/IJMMS.
76
Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment of
Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi.‖
77
Yuniati et al.
78
Siswanto, ―Pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia: Konsep,
Strategi Dan Tantangan,‖ Decision Analysis 1, no. 1 (2017): 1–8.
35
Menurut asmino (1995), pengobatan tradisional dapat dibagi
menjadi 2 yaitu yang pertama, cara penyembuhan tradisional
(traditional healing) yang terdiri dari pijatan, kompres, akupuntur dan
sebagainya. Kedua, ialah obat tradisional (traditional drugs) yaitu
dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah ada dialam seperti
tanaman, hewan, sumber mineral atau garam-garam serta mata air
yang keluar dari tanah.79
Sama hal nya dengan ―Peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 246/ Menkes/ Per/ V/ 1990 Pasal 1 yang
menyebutkan bahwa: Obat tradisional merupakan suatu bahan
ataupun ramuan bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
hewan , mineral (air dan garam) atau campuran dari bahan-bahan
tersebut dan telah diproses terlebih dahulu secara tradisional dan
pengobatan telah digunakan berdasarkan pengalaman‖.80
Pendapat lain dikemukakan oleh Djojosugito (1985) yang
menyatakan bahwa obat tradisional menyangkut dua hal yakni: obat
atau ramuan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Definisi
pengobatan tradisional sendiri adalah pengobatan yang secara bebas
yang telah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun untuk
mengobati penyakit tertentu.81
―Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia pada No.
1076/Menkes/SK/VII/2003, yakni mengenai penyelenggaraan
pengobatan tradisional disebutkan bahwa pada dasarnya
pengobatan tradisional adalah salah satu upaya pengobatan atau
perawatan cara lain diluar ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan. Tentunya juga telah banyak dimanfaatkan oleh
sebagian anggota masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan‖.82
Oleh karena itu pengetahuan tentang cara dan untuk
pengobatan tradisional dalam masyarakat biasanya diperoleh dengan
mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh leluhur mereka yang
79
Samuel Dwi Krisna Triyono and Yohanes K. Herdiyanto, ―Konsep Sehat
Dan Sakit Pada Individu Dengan Urolithiasis (Kencing Batu) Di Kabupaten
Klungkung, Bali,‖ Jurnal Psikologi Udayana 4, no. 02 (2018): 263,
https://doi.org/10.24843/jpu.2017.v04.i02.p04.
80
Kepmenkes RI, ―Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.377/Menkes/SKIII/2007,‖ no. 541 (2007): 1–21.
81
Siswanto, ―Pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia: Konsep,
Strategi Dan Tantangan.‖
82
―Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,‖ n.d.
36
berlangsung secara turun temurun berdasarkan resep, adat istiadat,
kepercayaan atau kebiasaan setempat.
Macam-macam Pengobatan Tradsional.
Pada dasarnya pengobatan tradisional diperbolehkan dalam Islam
selama tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Lebih penting lagi
bahwa pengobatan tradisional diperbolehkan dalam Islam selama
tidak menyebabkan syirik seperti jampi- jampi, berdoa kepada ruh
halus atau jimat, karena Islam berarti keselamatan, sebagai agama
tauhid yang rasional dan tidak mistik. Pengobatan tradisional ini terus
berkembang di Indonesia selama orang percaya kepada hal-hal mistik,
supranatural, ruh halus dan ruh jahat, serta selama derajat pendidikan
masih rendah dan terutama karena pengertian mengenai Islam belum
mendalam arti dan makna tauhid. Pengobatan alternatif atau tradisonal
merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang menggunakan cara, alat,
atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan medis yang
biasanya di lakukan oleh dokter atau tenaga profesional kesehatan
lainnya.83
1. Pengobatan Alternatif
a. Akupuntur yaitu cara pengobatan dengan perangsang titik
akupuntur dipermukaan tubuh.
b. Akupresur yaitu cara pengobatan dengan penekanan.
c. Meditasi yaitu metode penguasaan untuk mencapai harmoni
dalam hidup, manfaatnya mengontrol tekanan darah menjadi
stabil, meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak
jantung dan pernafasan, mengatasi stress.
d. Yoga yaitu sistem kesehatan yang holistic dari india. Melalui
yoga manusia akan lebih baik mengenal dirinya, mengenal
jiwanya dan mengenal pikirannya.
e. Terapi polaritas yaitu terapi yang berhubungan kuat dengan
sistem kesehatan tubuh lainnya yang meliputi diet,
peregangan, sentuhan dan manipulasi serta sikap mental.
83
Witna, ―Pengobatan Tradisional Di Desa Padang Merbau Kecamatan
Seluma Selatan.‖
37
2. Pengobatan tradisional
a. Gurat adalah seseorang yang memberikan pelayanan
pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung,
yang berasal dari larutan kulit pohon sengguguh dengan tujuan
mengobati gangguan saluran pernafasan atas seperti pilek,
sinusitis.
b. Kerok adalah merupakan upaya mengusir masuk angin dengan
peningkatan panas dengan media koin atau kaleng, dan bukan
mengeluarkan angin lewat pori-pori kulit. Bagi masyarakat
awam, memang kerokan sering dipahami sebagai cara
mengeluarkan angin.
c. Jamu adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan atau
perawatan tradisional dengan menggunakan obat/ramuan
tradisional yang berasal dari tanaman (flora), fauna, bahan
mineral, air, dan bahan alam lain, antara lain, ramuan
Indonesia (Jamu) adalah seseorang yang memberikan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan
menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan, hewan,
mineral, dll, baik diramu sendiri, maupun obat jadi tradisional
Indonesia.
d. Pijat urut adalah seseorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dan atau perawatan dengan cara mengurut/memijat
bagian atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaran
relaksasi otot hilangkan capek, juga untuk mengatasi gangguan
kesehatan atau menyembuhkan suatu keluhan atau penyakit.
Pemijatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari
tangan, telapan tangan, siku, lutut, tumit, atau dibantu alat
tertentu antara lain pijat yang dilakukan oleh dukun/tukang
pijat, pijat tunanetra.
C. Suku Lampung
Kotamadya Lampung merupakan multidimensi dari berbagai suku
bangsa berdasarkan bahasa daerah, adat istiadat setempat dan gaya
hidup yang beragam. Keberagaman etnis menciptakan budaya.
Masyarakat Lampung merupakan masyarakat multidimensi dari
berbagai suku bangsa berdasarkan bahasa daerah, adat istiadat
38
setempat dan gaya hidup yang beragam. Masyarakat lampung
merupakan masyarakat yang memiliki adat, tradisi dan budaya yang
berbeda. Suku Lampung terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung
Pepadun dan Lampung Saibatin (pesisir).84
Penduduk Lampung sebagian besar menganut agama Islam,
Masyarakat Lampung secara garis besar digolongkan menjadi dua
bagian yaitu Penduduk Asli Lampung dan Penduduk Pendatang, yang
secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu
kelompok penduduk asli (suku Lampung) dan kelompok penduduk
pandatang (dari luar daerah Lampung).85
Lampung Saibatin juga disebut Lampung pesisir karena sebagian
besar penduduknya didominasi oleh pesisir pantai. Lampung pesisir
memiliki nilai-nilai tersendiri dalam kehidupan. Terdapat perbedaan
kebiasaan yang menunjukkan bahwa masyarakat Lampung Pesisir
banyak berinteraksi dengan lingkungannya.86
Masyarakat Lampung
yang termasuk dalam ikatan adat Lampung Saibatin adalah
sebagaimana berikut :
a. Sekala Bekhak berlokasi di daerah Liwa, Kenali, Pesisir Tengah,
Utara dan Selatan
b. Semaka berlokasi di daerah kota Agung, Wonosobo, Cukuh
Balak, Pardasuka, Kedondong, Waylima, Talang Padang
c. Teluk berlokasi di daerah Teluk Ratai
d. Melinting berlokasi di daerah Labuhan Maringgai dan Kalianda
e. Khanau berlokasi di daerah pesisir Danau Ranau87
Suku Lampung Sai Batin seperti halnya suku bangsa lainnya,
mereka memiliki budaya dan adat istiadat sendiri yang hidup dan
berkembang di masyarakat. Kebiasaan hidup masyarakat Lampung
Sai Batin atau sering juga disebut masyarakat Lampung pesisir atau
84
Yunisca Nurmalisa Wita Herlina, Hermi Yanzi, ―Analysis Position Of
Sons And Daugaters The Partition Of An Inheritance Lampung Saibatin,‖ n.d.
85
Agus pahrudin dan Mansyur Hidayat, Budaya Lampung Dan Penyelesaian
Konflik Sosial (Bandar Lampung: Pustaka Ali Imron, 2007).
86
Wita Herlina, Hermi Yanzi, ―Analysis Position Of Sons And Daugaters
The Partition Of An Inheritance Lampung Saibatin.‖
87
Agus pahrudin dan Mansyur Hidayat, Budaya Lampung Dan Penyelesaian
Konflik Sosial.
39
peminggir memiliki elemen terpenting dari akar identitas bagi
masyarakat Lampung pesisir.
D. Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat
Kecamatan Ngaras merupakan kecamatan yang baru diresmikan
pada tahun 2017 tepat ditanggal 8 september 2017 sesuai dengan
perda nomor 4 tahun 2017, yaitu relokasi kecamatan Bengkunat ke
Kecamatan Ngaras.88
Ibu kota Kecamatan Ngaras adalah Pekon
Sukarame.89
Letak geografis Kecamatan Ngaras bergunung-gunung dan
berbukit-bukit jauh dari pusat pemerintahan. Wilayah Kecamatan
Ngaras terdiri dari hutan taman nasional bukit barisan, hutan produksi
dan tanah marga.90
Luas Kecamatan Ngaras berkisa ± 215,03 km2
yang membujur dari
bagian timur mengalir sungai-sungai besar dan kecil dan bermuara
disamudra Indonesia. Ditepi pantai barat terbujur pantai yang kearah
laut samudra Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
pelabuhan samudra. Secara umum Kecamatan Ngaras memiliki batas-
batas sebagai berikut
sebelah utara : Kecamatan Ngambur
sebelah timur : Hutan taman nasional bukit barisan selatan
sebelah selatan : Kecamatan Bengkunat Belimbing
sebelah barat : Samudra Indonesia91
Kecamatan ngaras memiliki 9 pekon diantaranya pekon Sukamaju,
Sukarame, Pardasuka, Raja Basa, Mulang Maya, Bandar Jaya, Negeri
Ratu, Padang Dalam dan Kota Batu. Berikut peta kecamatan ngaras.92
88
―Sejarah | Kecamatan Ngaras,‖ accessed November 7, 2021,
https://ngaras.pesisirbaratkab.go.id/profil/index/10/sejarah.html.
89
―Bupati Pesisir Barat Provinsi Lampung,‖ no. 6 (2018): 4–7.
90
Dokumen, ―Profil Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021.
91
Dokumen.
92
Dokumen.
40
Gambar 2.11 Peta Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat
Jumlah penduduk terdiri dari
Jumlah KK : 2.422 KK
Jumlah jiwa : 11.055 jiwa terdiri dari
Laki-laki : 5,499 jiwa
Perempuan : 5,542 jiwa93
93
Dokumen.
99
DAFTAR RUJUKAN
Afkarina, Olivia. ―Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu
Serbuk Pegel Linu (Tanpa Merek)Dengan Metodeklt–
Densitometri (Penelitian Dilakukan Di Kelurahan Sukoharjo
Kecamatan Klojen Kota Malang).‖ Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2017): 287.
Agus pahrudin dan Mansyur Hidayat. Budaya Lampung Dan
Penyelesaian Konflik Sosial. Bandar Lampung: Pustaka Ali
Imron, 2007.
Al-Ma’ruf, Alif Yahya, Regita Permata Sari, Imam Mustofa, Suzanita
Utama, Chairul Anwar, Maslichah Mafruchati, Eka Pramyrtha
Hestianah, et al. ―Morphology and Histology of Paryphasmata
and Hemibaculum of Varanus Salvator Based on Sexual
Maturity.‖ Open Veterinary Journal 11, no. 2 (2021): 330–36.
https://doi.org/10.5455/OVJ.2021.V11.I2.18.
Alves, Romulo Romeu Nobrega, and Wedson Medeiros Silva Souto.
―Ethnozoology: A Brief Introduction.‖ Ethnobiology and
Conservation 4 (2015): 1–13. https://doi.org/10.15451/ec2015-1-
4.1-1-13.
Amin, Mohamad Rauf, Santi Perawati, and Deny Sutrisno.
―Etnofarmasi Pada Suku Anak Dalam Di Desa Pauh Menang
Kecamatan Pamenang.‖ Journal of Healthcare Technology and
Medicine 6, no. 1 (2020): 334–44.
Anderson, E N, D Pearsall, and N Turner. Ethnobiology. Kanada:
John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, 2011.
http://download.e-bookshelf.de/download/0000/5882/96/L-G-
0000588296-0002309247.pdf.
Anggraini, Retno Dewi. ―Pengaruh Gel Ekstrak Cacing Tanah
(Pheretima Aspergillum)Topikal Terhadap Jumlah Makrofag
Dalam Proses Penyembuhan Ulkus Traumatik Pada Mukosa
Labial Tikus Putih (Rattus Novergicus),‖ 1–89. Skripsi,
Universitas Brawijaya Malang, 2016.
Annisa, Ulfa. ―Rancang Bangun Sistem Pemeliharaan Ternak Ayam
Broiler Pada Kandang Tertutup Berbasis Mikrokontroler.‖
Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar,
2018.
Anwar, Chairul. ―Character Education Insightful Nationality: A Multi
Cultural Approach.‖ Mediterranean Journal of Social Sciences
7, no. 2 (2016): 182–87.
https://doi.org/10.5901/mjss.2016.v7n2s1p182.
100
Anwar, Chairul, Antomi Saregar, Uswatun Hasanah, and Widayanti
Widayanti. ―The Effectiveness of Islamic Religious Education in
the Universities: The Effects on the Students’ Characters in the
Era of Industry 4.0.‖ Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu
Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 77.
https://doi.org/10.24042/tadris.v3i1.2162.
―Aonyx Cinereus Si Berang – Berang Cakar Kecil Penghuni Sungai
Sumatera - Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Dan
Ekosistem.‖ Accessed February 15, 2022.
http://ksdae.menlhk.go.id/info/2318/aonyx-cinereus-si-berang-–-
berang-cakar-kecil-penghuni-sungai-sumatera.html.
Apriyanto, Bagus Dwi. ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat Pada
Masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.‖ Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, 2020.
http://lib.unnes.ac.id/41660/.
Arifah, F., R. Hestiningsih, and R. Rahadian. ―Preferensi Kecoak
Amerika Periplaneta Americana (L.) (Blattaria : Blattidae)
Terhadap Baiting Gel.‖ Jurnal Kesehatan Masyarakat 4, no. 4
(2016): 289–97.
Arifin, Moch. Samsul. ―Distribusi Rumah Walet (Collocalia Sp) Di
Kabupaten Grobogan,‖ 1–73. Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Arimbi, and Abdul Rahman. ―Efek Tonik Madu Dan Telur Terhadap
Daya Tahan.‖ Seminar Nasional LP2M UNM 2, no. 1 (2017):
10–11. http://www.livestrong.com/article/458587-how-long-do-.
Atmodiwirjo, Parintosa, and Indri Aulia. ―Leech Therapy for a Non-
Surgical Method of Flap Salvaging after a Free Flap Transfer.‖
EJournal Kedokteran Indonesia 7, no. 2 (2019): 143–50.
https://doi.org/10.23886/ejki.7.10171.
―Bupati Pesisir Barat Provinsi Lampung,‖ no. 6 (2018): 4–7.
―Chrysophlegma Miniaceum (Pelatuk Banded) - Avibase.‖ Accessed
February 15, 2022. https://avibase.bsc-
eoc.org/species.jsp?avibaseid=05CFB3D1C583DBE5.
Damanik, Sonny Rieldo, Bambang Yulianto, and Subagiyo Subagiyo.
―Potensi Ekstrak Kasar Teripang Holothuria Atra, Jaeger, 1833
(Holothuroidea : Holothuriidae) Dari Pulau Panjang, Jepara.‖
Journal of Marine Research 8, no. 3 (2019): 262–68.
https://doi.org/10.14710/jmr.v8i3.25272.
Damayanti, Norma, Annisya Prasetyo Prasetyo, Nur Fadillah Asmi
101
Safitri, Rio Perdana, Erik Setiawan, and Tri Ujilestari. ―Analisis
Lendir Bekicot Sebagai Obat Alternatif Bagi Manusia.‖ Jurnal
Pendidikan Biologi 1, no. 2 (2020): 9–13.
http://jom.untidar.ac.id/index.php/nectar/article/view/1355.
Dokumen. ―Profil Desa Kota Batu Kecamatan Ngaras Kabupaten
Pesisir Barat,‖ 2021.
———. ―Profil Desa Mulang Maya Kecamatan Ngaras Kabupaten
Pesisir Barat,‖ 2021.
———. ―Profil Desa Padang Dalam Kecamatan Ngaras Kabupaten
Pesisir Barat,‖ 2021.
———. ―Profil Desa Pekon Sukarame Kecamatan Ngaras Kabupaten
Pesisir Barat,‖ 2021.
———. ―Profil Desa Raja Basa Dusun Tanjung Jati Kecamatan
Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021.
———. ―Profil Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021.
Dwi Berlianti Siwi, Rin Hafsahtul Asiah, Rumaisya Hilmawati,
Wulandhari. ―Artikel Madu,‖ 1–11. Artikel, Universitas
diponegoro, 2018.
https://www.researchgate.net/publication/328131070%0D.
Fajrian, Fatima Maulidina. ―Enzim Transferase Dengan Bilirubin
Total Penderita Ikterus Obstruktif.‖ Jurnal Ilmiah Kesehatan
Sandi Husada 11, no. 1 (2020): 176–82.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.240.
Fasil Adugna Kendie, Sileshi Andalem Mekuriaw dan Melkamu
Andargie Dagnew. ―Ethnozoological Study of Traditional
Medicinal Appreciation of Animals and Their Products among
the Indigenous People Of.‖ Journal of Ethnobiology and
Ethnomedicine, 2018, 1–12.
Firasora, Syafira Soraya, Tantry Agnhitya Sari, and Shafa Noer.
―Analisis Terapi Lintah (Hirudotherapy) Di Rumah Sehat Klasik
Bekasi Utara.‖ Biological Science and Education Journal 1, no.
2 (2021): 91. https://doi.org/10.30998/edubiologia.v1i2.9308.
Fitriasih, Rosma, and Kasrina Ansori, Irwandi. ―Pengembangan
Booklet Keanekaragaman Pteridophyta Di Kawasan Suban Air
Panas Untuk Siswa SMA.‖ Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Biologi 3, no. 1 (2019): 100–108.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/download/7953/
4079.
Hasan Zayadi, Rodliyati Azrianingsih, Nour Athiroh Abdoes Sjakoer.
―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat-Obatan Berdasarkan
Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Dinoyo Malang.‖ Jurnal
102
Kesehatan Islam 4, no. 1 (2016): 1–5.
Haslianti, M.G. Inthe, and E Ishak. ―Karakteristik Keong Kowoe Dan
Aktivitas Antioksidannya.‖ Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia 20, no. 1 (2017): 74–83.
Heningsih, Maria, M Sofwan Anwari, and Ahmad Yani. ―Kajian
Etnozoologi Untuk Obat-Obatan Masyarakat Dayak Belangin Di
Desa Mu’un Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak.‖ Jurnal
Hutan Lestari 6 (2018): 647–53.
Herawati Laelatul Mukharomah, Lailatus Shobaiyah, Novita. ―Kajian
Etnozoologi Biawak ( Varanus Salvator ) Dalam Bidang
Kesehatan Oleh Masyarakat Suku Anak Dalam ( SAD ).‖ : :
Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 2 (2020): 369–75.
Herawati, Ari Purnama, Meli Mawati, and Dede Cahyati Sahrir.
―Pemanfaatan Rebusan Cacing Tanah Lumbricus Sp Oleh
Masyarakat Dukupuntang Sebagai Obat Tipes.‖ Seminar
Nasional Sains, 2019, 30–34.
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/download/128
10/8973.
―Hystrix Brachyura Linnaeus 1758 | Species.‖ Accessed February 15,
2022. https://indiabiodiversity.org/species/show/257379.
Idaningsih, Ayu, and Siti Purnama Mustikasari. ―Efektivitas
Pemberian Madu Dan Pisang Ambon Terhadap Anemia Pada
Mahasiswa Prodi Diploma III Kebidanan STIKes YPIB
Majalengka.‖ Journal of Midwifery Care 1, no. 1 (2020): 11–21.
https://doi.org/10.34305/jmc.v1i1.189.
Indonesia, Komisi Fatwa Majelis Ulama. ―Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Nomor : 30 Tahun 2013 Tentang Obat Dan
Pengobatan,‖ 2013, 1–5.
Kepmenkes RI. ―Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.377/Menkes/SKIII/2007,‖ no. 541 (2007): 1–21.
―Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,‖ n.d.
Koneri, Saroyo sumarto dan Roni. Ekologi Hewan Darat. Bandung:
CV. Patra Media Grafindo Bandung, 2016.
Krisna Triyono, Samuel Dwi, and Yohanes K. Herdiyanto. ―Konsep
Sehat Dan Sakit Pada Individu Dengan Urolithiasis (Kencing
Batu) Di Kabupaten Klungkung, Bali.‖ Jurnal Psikologi
Udayana 4, no. 02 (2018): 263.
https://doi.org/10.24843/jpu.2017.v04.i02.p04.
―Labi-Labi Hutan - Pusat Ilmu Pengetahuan - Unkris.‖ Accessed
February 15, 2022. https://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3073-
2962/Labi-Labi-Hutan_104824_p2k-unkris.html.
103
Leksikowati, Sovia Santi, Indah Oktaviani, Yanti Ariyanti, Atika
Dalili Akhmad, and Yeni Rahayu. ―Etnobotani Tumbuhan Obat
Masyarakat Lokal Suku Lampung Di Kabupaten Lampung
Barat.‖ Jurnal Biologica Samudra 2, no. 1 (2020): 35–53.
Leonard Azdarisha K, Suwendar, Sri Peni Fitrianingsih. ―Studi
Pendahuluan Potensi Antibakteri Dari Kapsul Ekstrak Cacing
Tanah ( Lumbricus Rubellus ) Dan Cacing Kalung ( Pheretima
Aspergillum ) Yang Beredar Di Pasaran Terhadap Bakteri
Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Secara In Vitro.‖
Prosiding Farmasi ISSN 2 No. (2016): 7–14.
Lesmana, Hendy, Alfianur Alfianur, Putri Ayu Utami, Yuni
Retnowati, and Darni Darni. ―Pengobatan Tradisional Pada
Masyarakat Tidung Kota Tarakan: Study Kualitatif Kearifan
Lokal Bidang Kesehatan.‖ Medisains 16, no. 1 (2018): 31.
https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2161.
Lintangbanun. “Lampung, Sai Bumi Ruwa Jurai,” 2018.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/lampung-sai-bumi-ruwa-
jurai/.
Lutfiasari, Dessy, and Galuh Pradian Yanuaringsih. ―Pengaruh
Konsumsi Telur Ayam Ras Terhadap Kadar Hemoglobin Pada
Ibu Hamil.‖ Jurnal Bidan Pintar 1, no. 1 (2020): 11.
https://doi.org/10.30737/jubitar.v1i1.749.
Manalu, Tetty Junita Purba dan Andayani Boang. ―Percepatan
Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Dengan
Konsumsi Ikan Gabus (Channa Striata) Di Rumah Sakit
Grandmed Lubuk Pakam Deli Serdang.‖ Journal Doppler 4, no.
2 (2020): 55–60.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/articl
e/view/1028.
Mola, Misganaw Genet, Yibelu Yitayih Hailie, Hailu Birhanie Terefe,
Reta Yeshambel Kessete. ―Ethnozoological Study of Traditional
Medicinal Animals and Their Products Used by The People Of,‖
2020, 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-
70890/v1.
Muflih, Andi. ―Pengobatan Dalam Islam,‖ 1–148. Tesis, UIN
Alauddin Makassar, 2013.
Muhamad Aulia’ Ahsan. ―Analisis Terhadap Pengobatan
Menggunakan Ganja (Cannabis Sativa) Prespektif Hukum Islam
Dan Hukum Positif Di Indonesia.‖ Skripsi, Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Tulungagung, 2020. http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/id/eprint/16034.
104
Muhammad Dimas Afid, and Titis Nurmasitoh. ―Efek Konsumsi
Daging Kambing Terhadap Tekanan Darah.‖ Kesmas 10, no. 1
(2016): 85–90.
Mukhsin, Raudhah, Palmarudi Mappigau, Andi Nixia Tenriawaru, and
Orientasi Kewirausahaan. ―Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
Terhadap Daya Tahan Hidup Usaha Di Kota Makassar.‖ Jurnal
Analisis 6, no. 2 (2017): 188–93.
Mulalinda, Palehel. ―Morfologi Dan Kandungan Gizi Yang Berkhasiat
Dari Kuda Laut.‖ Buletin Martic 14, no. 2 (2017): 23–28.
Mulyadi, Akhmad, and Annaas Budi Setyawan. ―Gambaran
Penggunaan Sarang Burung Walet Sebagai Suplemen Penambah
Selera Makan Di Indonesia : Literature Review Tahun 2020.‖
Jurnal Borneo Student Research 2, no. 3 (2021): 1880.
https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/1996.
Nukraheni, Yola Nazelia, Budi Afriyansyah, and Muhammad Ihsan.
―Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng Dalam Memanfaatkan
Hewan Sebagai Obat Tradisional Yang Halal.‖ Journal of Halal
Product and Research, 2019. https://e-
journal.unair.ac.id/JHPR/article/download/16924/9127.
Nurhikmah, Ade, Retno Widowati, and Dewi Kurniati. ―Pengaruh
Pemberian Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Sectio
Caesarea Pada Ibu Pospartum Di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciasem Subang Tahun 2020.‖ Syntax Idea 2, no. 8 (2020): 302–
14. https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-
idea/article/view/492/383.
Oktariani S, Putri. ―Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan
Tumbuhan Obat Di Desa Tanjung Jati, Sumur Jaya, Negeri Ratu
Tenumbang Dan Tulung Bamban Pada Kecamatan Pesisir
Selatan Kabupaten Pesisir Barat.‖ Journal of Chemical
Information and Modeling 53, no. 9 (2018): 1689–99.
http://repository.radenintan.ac.id/4145/.
Oktaviani, Dian. ―Etnozoologi, Biologi Reproduksi, Dan Peletarian
Ikan Lema Restrellinger Kanagurta (Cuvier, 1816) Di Teluk
Mayalibit Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Indonesia,‖ 164.
Disertasi: Universitas Indonesia, 2013.
Paisal. ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan
Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan
Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun),‖ 45.
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi), 2018.
Prastikawati, Witantri. ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat
105
Tradisional Pada Masyarakat Desa Kalipelus Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.‖ Skripsi, Universitas
Negeri Semarang, 2018.
Rahma, Siti. ―Pemanfaatan Kadal (Eutropis Multifasciata) Sebagai
Obat Alergi Gatal Oleh Masyarakat Sumber, Kabupaten
Cirebon.‖ JurusanTadris Biologi 8, no. Oktober (2021): 152–57.
https://journal.unilak.ac.id/index.php/BL/article/view/7920/3427.
Ramadhanti, Disainda Putri. Analisis Teori Darurah Terhadap Praktik
Jual Beli Organ Kalong Untuk Pengobatan Di Jalan Gubeng
Klingsingan Surabaya. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel, 2020.
RI, Presiden. ―Undang Undang No . 6 Tahun 1967 Tentang :
Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan Dan Kesehatan Hewan,‖
no. 6 (1967).
Rusmiati, M. Sofwan Anwari, and Gusti Eva Tavita. ―Etnozoologi
Masyarakat Dayak Bakati Di Desa Seluas Kecamatan Seluas
Kabupaten Bengkayang.‖ Jurnal Hutan Lestari 6, no. 3 (2018):
594–604.
Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah Jilid 3. Jakarta: Al-I’tishom, 2008.
―Sejarah | Kecamatan Ngaras.‖ Accessed November 7, 2021.
https://ngaras.pesisirbaratkab.go.id/profil/index/10/sejarah.html.
―Sistem Sonar Dan Pemanfaatannya.‖ Accessed November 27, 2021.
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Sistem
Sonar-BB/Topik-1.html.
Siswanto. ―Pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia: Konsep,
Strategi Dan Tantangan.‖ Decision Analysis 1, no. 1 (2017): 1–8.
Suprayatmi, Mira, Lia Amalia, and Aruni Afianur. ―Pemanfaatan
Belut (Monopterus Albus) Pada Pembuatan Crackers Ber-Omega
3 Utilization Eels (Monopterus Albus) In The Manufacture Of
Creakers Ber-Omega 3.‖ Jurnal Agroindustri Halal 2, no. 2
(2016): 81.
Syarif Hidayat Amrullah, Hilda, Rahimi Fitri Rusli. ―Identifikasi
Lebah Dan Kupu Polinator Di Hutan Billa Battang Kota
Palopo.‖ Jurnal Dinamika 09, no. 2 (2018): 1–12.
https://journal.uncp.ac.id/index.php/dinamika/article/view/1396/
1210.
Taufiq, Mohamad. Quran in Ms Word Version 2.2.0.0, 2013.
https://quran-in-ms-word.software.informer.com/download/.
Thahir, A., C. Anwar, A. Saregar, L. Choiriah, F. Susanti, and A.
Pricilia. ―The Effectiveness of STEM Learning: Scientific
Attitudes and Students’ Conceptual Understanding.‖ Journal of
Skripsi 1-2.pdf

More Related Content

Similar to Skripsi 1-2.pdf

11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustakaedisaputra36
 
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-hDentimaressa
 
Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017P A Q-ting
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid iiTumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid iiH4llud4l
 
Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...
Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...
Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...Repository Ipb
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...Warnet Raha
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...Warnet Raha
 
Presentation
Presentation Presentation
Presentation ikeelucu
 
Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...
Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...
Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...Taruna Ikrar
 

Similar to Skripsi 1-2.pdf (20)

11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
11220073 bab i-iv-atau-v_daftar-pustaka
 
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 
Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 3 / April 2017
 
Kti ratma ningsih
Kti ratma ningsihKti ratma ningsih
Kti ratma ningsih
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid iiTumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
Tumbuhan obat tradisional di sulut jilid ii
 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
 
Disertasi Mauli Kasmi
Disertasi Mauli KasmiDisertasi Mauli Kasmi
Disertasi Mauli Kasmi
 
Daun pepaya...
Daun pepaya...Daun pepaya...
Daun pepaya...
 
Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...
Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...
Kualitas Fermentasi Silasc Ransum Komplit Bcrbasis HasH Sam ping Jagung, Sawi...
 
ETNOMAMALIA.pdf
ETNOMAMALIA.pdfETNOMAMALIA.pdf
ETNOMAMALIA.pdf
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Skripsi lengkap
Skripsi lengkapSkripsi lengkap
Skripsi lengkap
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
 
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...
 
Presentation
Presentation Presentation
Presentation
 
Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...
Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...
Cermin Dunia Kedokteran (Profil Dr Taruna Ikrar Ilmuwan Penemu Mekanisme Tera...
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Cover
CoverCover
Cover
 

More from smkyapis4

RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxsmkyapis4
 
pengantarfilsafat-161126135303-1.pdf
pengantarfilsafat-161126135303-1.pdfpengantarfilsafat-161126135303-1.pdf
pengantarfilsafat-161126135303-1.pdfsmkyapis4
 
pengertian-filsafat.ppt
pengertian-filsafat.pptpengertian-filsafat.ppt
pengertian-filsafat.pptsmkyapis4
 
Sosialisasi ARKAS 2023.pptx
Sosialisasi ARKAS 2023.pptxSosialisasi ARKAS 2023.pptx
Sosialisasi ARKAS 2023.pptxsmkyapis4
 
CONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdf
CONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdfCONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdf
CONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdfsmkyapis4
 
37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdf37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdfsmkyapis4
 
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdfeditor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdfsmkyapis4
 

More from smkyapis4 (7)

RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
 
pengantarfilsafat-161126135303-1.pdf
pengantarfilsafat-161126135303-1.pdfpengantarfilsafat-161126135303-1.pdf
pengantarfilsafat-161126135303-1.pdf
 
pengertian-filsafat.ppt
pengertian-filsafat.pptpengertian-filsafat.ppt
pengertian-filsafat.ppt
 
Sosialisasi ARKAS 2023.pptx
Sosialisasi ARKAS 2023.pptxSosialisasi ARKAS 2023.pptx
Sosialisasi ARKAS 2023.pptx
 
CONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdf
CONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdfCONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdf
CONTOH_PROPOSAL_TESIS_RISET.pdf
 
37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdf37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdf
 
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdfeditor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
 

Recently uploaded

Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docEnaNorazlina
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdfTikaCahyaningrum1
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 

Recently uploaded (15)

Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
644401128-Soal-Siswa-Berprestasi-SD-Tahun-2022.pdf
 
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang MenangRyu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
Ryu4D : Daftar Situs Judi Slot Gacor Terbaik & Slot Gampang Menang
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 

Skripsi 1-2.pdf

  • 1. KAJIAN ETNOZOOLOGI MASYARAKAT SUKU LAMPUNG DALAM MEMANFAATKAN HEWAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT SKRIPSI AMELIA NPM. 1811060398 Program Studi : Pendidikan Biologi FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1443 H/2022 M
  • 2. KAJIAN ETNOZOOLOGI MASYARAKAT SUKU LAMPUNG DALAM MEMANFAATKAN HEWAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL DI KECAMATAN NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi Oleh AMELIA NPM. 1811060398 Program Studi : Pendidikan Biologi Pembimbing I : Nurhaida Widiani, M.Biotech Pembimbing II : Mahmud Rudini, M.Si FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1443 H/2022 M
  • 3. iii ABSTRAK Kearifan lokal masyarakat suku Lampung di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat dalam pemanfaatan hewan sebagai obat sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya melestarikan sumber daya alam dan mendokumentasikan pengetahuan tradisional yang mulai terdegradasi oleh pengobatan modern. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui jenis dan bagian hewan yang dijadikan obat tradisional, mengetahui cara memperoleh hewan obat, cara pembuatan ramuan dari hewan dan cara pemakaian ramuan oleh suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. Metode penelitian ialah metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dan snowball sampling. Wawancara dilakukan dengan 67 narasumber. Hasil penelitian didapatkan 32 jenis hewan yang dikategorikan kedalam 11 kelas dan yang paling sering digunakan oleh masyarakat hewan dari kelas Mamalia, bagian hewan yang sering digunakan yaitu seluruh tubuh, daging, empedu, tembolok, telur, sarang, madu, larva, darah, feses, plasenta dan organ dalam, bagian yang paling sering digunakan yaitu daging. Cara pengolahan diantaranya direbus, disangrai, dipanggang, digoreng, dikonsumsi secara langsung, diremat dan direndam sedangkan cara pemakaiannya yaitu diminum, dimakan, ditempel, dipukulkan, ditelan, diurut, dan digosok-gosokan. Dari 32 spesies yang diperoleh dikategorikan 19 spesies halal dan 13 spesies haram. Kata Kunci : Pengobatan Tradisional, Suku Lampung, Hewan Obat
  • 4. iv ABSTRACT The local wisdom of the Lampung tribal community in Ngaras District, Pesisir Barat Regency in the use of animals as medicine is very important to be developed as an effort to preserve natural resources and document traditional knowledge which has begun to be degraded by modern medicine. The purpose of the study was to determine the types and parts of animals used for traditional medicine, to find out how to obtain medicinal animals, how to make ingredients from animals and how to use the ingredients by the Lampung tribe, Ngaras District, Pesisir Barat Regency. The research method is the method of observation, interviews and documentation with purposive sampling and snowball sampling techniques. Interviews were conducted with 67 sources. The results showed that 32 types of animals were categorized into 11 classes and the most frequently used by the animal community from the Mammal class, the animal parts that were often used were the whole body, meat, bile, crop, eggs, nest, honey, larvae, blood, feces, placenta and internal organs, the most frequently used part is the meat. The processing methods include boiling, roasting, roasting, frying, consuming directly, mashing and soaking, while the methods of use are drinking, eating, sticking, beating, swallowing, massaging, and rubbing. Of the 32 species obtained, 19 are halal species and 13 are haram. Keywords: Traditional Medicine, Lampung Tribe, Medicinal Animals
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. viii MOTTO ِ ‫ن‬َ ‫َب‬ِّ ‫ذ‬َ ‫ك‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َ ‫م‬ُ ‫ك‬ِ ّ‫ب‬َ ‫ر‬ ِ ‫ء‬ َ ‫آَل‬ ِ ّ ‫َي‬‫أ‬ِ‫ب‬َ‫ف‬ “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. (Q.S Ar-Rahman [55]: 13)
  • 9. ix PERSEMBAHAN Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, rasa syukur yang selalu berlimpah kepada Allah SWT atas anugerah dan karunia- Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Usaha, perjuangan dan karya kecil ini kupersembahkan kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Bak Gunawan dan Mak Maisaroh permata kehidupan yang senantiasa dengan tulus ikhlas, sabar dan memberikan iringan do’a, cinta, kasih sayang, dukungan, motivasi, arahan serta semua bimbingan dicurahkan demi kesehatan, kelancaran, keselamatan dalam menggapai keberhasilan hidup. 2. Adik-adik saya Muzammil, Ani Sartika dan Yasa Abdillah yang selalu menjadi penyemangat terbaik. 3. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
  • 10. x RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Amelia, lahir pada 5 Juli 1999, di Desa Pardasuka Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. Anak pertama dari empat bersaudara oleh pasangan Bapak Gunawan dan Ibu Maisaroh. Penulis memulai pendidikan di TK Bandar Agung pada tahun 2005 sampai 2006 dan dilanjutkan di SD N 1 Siging pada 2006 yang diselesaikan pada tahun 2012. selama SD penulis aktif di organisasi pramuka. Tahun berikutnya penulis belajar di SMP N 1 Bengkunat yang diselesaikan tahun 2015. Pendidikan selanjutnya di SMA N 1 Bengkunat mengambil jurusan IPA yang diselesaikan pada tahun 2018. Selama menempuh pendidikan SMA penulis aktif diorganisasi osis dan pernah mengikuti lomba OSN tingkat Kabupaten pada mata pelajaran Kimia. Pada tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di perguruan tinggi negeri UIN Raden Intan Lampung. Penulis memilih program studi pendidikan biologi dikampus UIN karena ingin mengetahui serta memperdalam ilmu pengetahuan biologi dan ilmu agama sebagai pedoman hidup. Kemudian penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pardasuka Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N 19 Bandar Lampung.
  • 11. xi KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil „alamin. Limpah syukur kepada Allah atas nikmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ―Kajian Etnozoologi Masyrakat Suku Lampung dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat‖. Sebagai persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Allahumma sholli‟ala sayyidana Muhammad. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Rosulullah SAW. Penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dan keterbatasan dalam menulis skripsi ini. Oleh karena itu mempunyai banyak harapan atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar nantinya skripsi ini dapat menjadi alat penunjang ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung; 2. Ibu Prof. Dr. Nirva Diana, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung; 3. Bapak Dr. Eko Kuswanto, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Biologi yang telah memberikan izin penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan; 4. Bapak Irwandani, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas selama penulis menempuh studi di Prodi Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung; 5. Ibu Nurhaida Widiani, M.Biotech sebagai pembimbing I dan Bapak Mahmud Rudini, M.Si sebagai pembimbing 2 yang telah menyisihkan waktu sibuknya untuk memberikan bimbingan dan arahan mengenai skripsi dan penelitian ini; 6. Bapak dan Ibu Dosen serta asisten dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung
  • 12. xii yang telah banyak membantu dan memberikan ilmunya selama penulis menempuh perkuliahan; 7. Dukun (battra), Tokoh Masyarakat, Masyarakat dan Pasien dari Dukun (battra) di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat yang telah memberikan informasi kepada penulis terkait penelitian hewan obat yang digunakan sebagai pencegahan ataupun pengobatan; 8. Semua keluarga yang selalu memberikan do’a demi terwujudnya cita-cita penulis; 9. Sahabat seperjuangan Eca Septiyana, Defi Yana, dan Nabila Meilia Putri yang selalu Memberikan bantuan, motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini; 10. Teman sekosan Rini Agustina, Anita Iska Maulida, Nabila Meilia Putri dan Anggun Setiowati dan Zaidah serta temen- teman biologi angkatan 18 khususnya biologi A yang yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman selama penulis menempuh perkuliahan; 11. Teman-teman UKM Bapinda, Ikamm Pesbar, Team EKRE dan P3MN yang telah membantu penulis berproses lebih baik lagi di kampus UIN Raden Intan Lampung; 12. Dan semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas bantuan sehingga perjuangan dijenjang strata 1 ini berakhir. Demikian skripsi ini penulis buat, atas bantuan dan partisipasi yang diberikan kepada penulis semoga menjadi amal ibadah disisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal Aamiin yarobbal’alaamin. Bandar Lampung, 9 Maret 2022 Penulis, AMELIA
  • 13. xiii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................... i ABSTRAK................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ........................................................... v PERSETUJUAN......................................................................... vi PENGESAHAN .......................................................................... vii MOTTO....................................................................................... viii PERSEMBAHAN....................................................................... ix RIWAYAT HIDUP .................................................................... x KATA PENGANTAR................................................................ xi DAFTAR ISI............................................................................... xii DAFTAR TABEL....................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR.................................................................. xiv DAFTAR GRAFIK .................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul .............................................................. 1 B. Latar Belakang Masalah.................................................. 2 C. Fokus Penelitian dan Sub Fokus Penelitian .................... 8 D. Rumusan Masalah ........................................................... 9 E. Tujuan Penelitian............................................................. 9 F. Manfaat Penelitian........................................................... 10 G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan..................... 10 H. Metode Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian................................... 13 2. Jenis Penelitian ......................................................... 13 3. Subjek (informan) penelitian .................................... 13 4. Sumber Data ............................................................. 15 5. Teknik Pengumpulan Data........................................ 15 6. Alat dan Instrumen Penelitian................................... 16 7. Teknis Analisis Data................................................. 16 I. Alur Kerja Penelitian....................................................... 17 J. Sistematika Pembahasan ................................................. 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Etnozoologi ..................................................................... 19
  • 14. xiv B. Pengobatan Tradisional................................................... 32 C. Suku Lampung ................................................................ 37 D. Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat................... 39 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek 1. Desa Sukarame ......................................................... 41 2. Desa Raja Basa ......................................................... 44 3. Desa Mulang Maya................................................... 46 4. Desa Kota Batu......................................................... 49 5. Desa Padang Dalam.................................................. 50 B. Penyajian Fakta dan Data Penelitian............................... 51 BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Analisis Data Penelitian .................................................. 54 B. Temuan Penelitian........................................................... 71 C. Hasil Penelitian dalam Pendidikan.................................. 97 BAB V PENUTUP A. Simpulan.......................................................................... 98 B. Rekomendasi................................................................... 98 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN Lampiran 1 Keanekaragaman Jenis Hewan obat Lampiran 2 Instrumen Penelitian Lampiran 3 Hasil Wawancara Lampiran 4 Keterangan Validasi Instrumen Penelitian Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 6 Surat Telah Menyelesaikan Penelitian Lampiran 7 Dokumentasi Wawancara
  • 15. xv DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Data Jumlah Penduduk Sukarame ......................................... 43 3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia...................................... 43 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............. 43 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................ 43 3.5 Daftar Nama Peratin Pekon Raja Basa .................................. 44 3.6 Jumlah penduduk Berdasarkan Usia...................................... 45 3.7 Jumlah Penduduk Mulang Maya ........................................... 48 3.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............. 49 3.9 Mata Pencaharian Penduduk.................................................. 49 3.10 Data Jumlah Penduduk Kota Batu........................................ 50 3.11 Hewan obat yang dipakai dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat suku lampung.............................................. 51 4.1 Hewan yang dipakai pada pengobatan tradisional oleh suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat ............................................................................................... 55 4.2 Cara Memperoleh Hewan Obat ............................................. 68
  • 16. xvi DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1 Alur Penelitian........................................................................ 17 2.1 Cacing Kalung ....................................................................... 22 2.2 Kelelawar............................................................................... 23 2.3 Kadal...................................................................................... 24 2.4 Undur-undur .......................................................................... 25 2.5 Biawak................................................................................... 26 2.6 Bekicot................................................................................... 27 2.7 Lintah..................................................................................... 28 2.8 Belut...................................................................................... 29 2.9 Ikan Gabus ............................................................................. 30 2.10 Proses Pematangan Madu disel-sel Lebah............................ 31 2.11 Peta Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat................. 40
  • 17. xvii DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman 4.1 Pengelompokan jenis-jenis hewan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional.......................................................... 69 4.2 Pemanfaatan hewan sebagai obat oleh masyarakat suku Lampung Ngaras.................................................................... 70 4.3 Ketegori penyakit yang diobati dengan memanfaatkan hewan pada masyarakat suku Lampung Ngaras .................... 70 4.4 Cara Memperoleh hewan sebagai obat oleh suku Lampung Ngaras.................................................................................... 71
  • 18. xviii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Keanekaragaman Jenis Hewan Obat...................................... 108 2. Instrumen Penelitian .............................................................. 116 3. Hasil Wawancara................................................................... 123 4. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ................... 133 5. Surat Penelitian...................................................................... 135 6. Surat Telah Menyelesaikan Penelitian................................... 136 7. Dokumentasi Wawancara ...................................................... 141
  • 19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai dasar dalam menguasai judul penelitian ini dan mencegah kesalahpahaman, peneliti merasa penting menerangkan istilah dari judul penelitian ini. Judul penelitian tersebut ialah Kajian Etnozoologi Masyarakat Suku Lampung dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. Berikut penjelasan istilah dalam judul penelitian ialah: 1. Kajian adalah hasil dari mengkaji sesuatu. Kajian berasal dari kata Kaji yang artinya penyelidikan tentang sesuatu. Apabila seseorang mengkaji sesuatu berarti seseorang tersebut mempelajari/meneliti/menyelidiki suatu hal yang akan menghasilkan suatu kajian. Proses yang dilakukan saat mengkaji sesuatu disebut pengkajian.1 Berdasarkan penjelasan di atas kajian yang dimaksud dalam penelitian ini ialah mempelajari suatu fenomena atau suatu kejadian untuk mendapatkan suatu informasi. 2. Etnozoologi adalah sub disiplin ilmu etnobiologi yang mencakup pengetahuan umum tentang sumber daya hewan kelompok masyarakat seperti persepsi, identifikasi, pemanfaatan, pengelolaan dan cara berkembangbiaknya.2 Berdasarkan pengertian di atas etnozoologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya hewan yang digunakan dalam penyembuhan penyakit. 3. Suku Lampung Pesisir ialah masyarakat suku Lampung yang tinggal di sepanjang Pesisir Lampung. Bahasa yang digunakan 1 Tim Prima Pena, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gitamedia Press, n.d.). 2 E N Anderson, D Pearsall, and N Turner, Ethnobiology (Kanada: John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, 2011), http://download.e- bookshelf.de/download/0000/5882/96/L-G-0000588296-0002309247.pdf.
  • 20. 2 masyarakat suku Lampung Pesisir adalah bahasa Lampung dengan dialek ―A‖.3 Berdasarkan pengertian di atas suku Lampung Pesisir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bersuku lampung di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. 4. Hewan adalah mahluk yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia untuk disyukuri dan dimanfaatkan.4 Berdasarkan penjelasan di atas hewan yang dimaksud dalam penelitian ini ialah mahluk hidup ataupun fauna yang dimanfaatkan oleh etnis lampung dalam pengobatan tradisional. 5. Obat tradisional digunakan untuk terapi berdasarkan pengalaman generasi, baik dari bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (jamu) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.5 Berdasarkan pengertian di atas obat tradisional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan atau ramuan yang berasal dari hewan yang digunakan berdasarkan pengalaman untuk menyembuhkan suatu penyakit. Dari penjelasan di atas merupakan judul dari penelitian ini ialah untuk mengetahui Etnozoologi Masyarakat Suku Lampung dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. B. Latar Belakang Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia begitu sadar akan realitas pluralisme Indonesia sehingga dapat menginspirasi kita untuk menggali wawasan dan gagasan. Oleh karena itu, prinsip 3 Lintangbanun, “Lampung, Sai Bumi Ruwa Jurai,” accesed Juli, 2018, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/lampung-sai-bumi-ruwa-jurai/. 4 Presiden RI, ―Undang Undang No . 6 Tahun 1967 Tentang : Ketentuan- Ketentuan Pokok Peternakan Dan Kesehatan Hewan,‖ no. 6 (1967). 5 Olivia Afkarina, ―Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Serbuk Pegel Linu (Tanpa Merek)Dengan Metodeklt–Densitometri (Penelitian Dilakukan Di Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang),‖ Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2017): 287.
  • 21. 3 pendirian Indonesia juga menunjukan semangat merangkul kebhinekaaan tanpa mencair kedalam keseragaman.6 Indonesia yang merupakan Negara salah satu pusat keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Keanekaragaman terdiri dari flora dan fauna.7 Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dari berbagai pulau diseluruh Indonesia, dengan banyak produk budaya terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Produk budaya yang berkaitan dengan kesehatan muncul dalam bentuk obat tradisional dan cara tradisional.8 ‫وجل‬ ‫عز‬ ‫اهللا‬ ‫إبذن‬ ‫أ‬‫ر‬‫ب‬ ‫الداء‬ ‫اء‬‫و‬‫د‬ ‫أصيب‬ ‫فإذا‬ ‫اء‬‫و‬‫داءد‬ ‫لكل‬ “Setiap penyakit ada obatnya, jika obat dari suatu penyakit itu tepat, ia akan sembuh dengan izin Allah SWT.” (HR. Muslim)9 Hadist di atas menunjukan bahwa umat islam diperbolehkan untuk mengobati penyakitnya. Semua penyakit ada obatnya. Jika obat yang digunakan tepat mengenai sumber penyakit, maka dengan izin Allah SWT penyakit itu akan hilang dan orang yang sakit akan sembuh. Namun, bisa memakan waktu cukup lama jika penyebab penyakitnya tidak diketahui obatnya.10 Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu diantaranya suku Lampung. Masyarakat Lampung memiliki 6 Chairul Anwar, ―Character Education Insightful Nationality: A Multi Cultural Approach,‖ Mediterranean Journal of Social Sciences 7, no. 2 (2016): 182– 87, https://doi.org/10.5901/mjss.2016.v7n2s1p182. 7 Witantri Prastikawati, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat Tradisional Pada Masyarakat Desa Kalipelus Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara‖ (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2018). 8 Hendy Lesmana et al., ―Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Tidung Kota Tarakan: Study Kualitatif Kearifan Lokal Bidang Kesehatan,‖ Medisains 16, no. 1 (2018): 31, https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2161. 9 Andi Muflih, ―Pengobatan Dalam Islam‖ (Tesis, UIN Alauddin Makassar, 2013). 10 Muhamad Aulia’ Ahsan, ―Analisis Terhadap Pengobatan Menggunakan Ganja (Cannabis Sativa) Prespektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia‖ (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, 2020), http://repo.iain- tulungagung.ac.id/id/eprint/16034.
  • 22. 4 pengetahuan tentang pemanfaatan hewan sebagai bahan pengobatan tradisional. Pemanfaatan hewan sebagai obat merupakan salah satu hubungan antara budaya manusia dengan hewan dalam suatu lingkungan yang dikenal dengan istilah etnozoologi.11 Allah SWT berfirman dalam: ‫ة‬َ‫ظ‬ِ‫ع‬ۡ ‫و‬َّ ‫م‬ ‫م‬ُ ‫ك‬ ۡ ‫ت‬َ‫أء‬‫ا‬َ ‫ج‬ ۡ ‫د‬َ‫ق‬ ُ ‫َّاس‬‫ن‬‫ٱل‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬َٓ ‫َي‬ ٞ ‫ن‬ِ ّ ‫م‬ ۡ‫م‬ُ ‫ك‬ِ ّ‫ب‬َّ ‫ر‬ ‫أء‬‫ا‬َ ‫ف‬ِ ‫ش‬َ ‫و‬ ٞ ‫ا‬َ ‫م‬ِّ‫ل‬ ِ ‫ف‬ ِ ‫ر‬‫و‬ُ ‫د‬ُّ ‫ٱلص‬ ‫د‬ُ ‫ه‬َ ‫و‬ ٞ ‫ى‬ ‫ة‬َ ۡ ‫ۡح‬َ ‫ر‬َ ‫و‬ ٞ َ ‫ي‬ِ‫ن‬ِ ‫م‬ۡ ‫ؤ‬ُ ‫م‬ ۡ ‫ل‬ِّ‫ل‬ ٧٥ “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit- penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Q.S. Yunus [10]: 57)12 Sangat penting untuk tetap sehat agar kita tidak sakit. Oleh karena itu, ada banyak pengobatan untuk yang sakit agar tetap sehat dalam kehidupannya.13 ‫ء‬ ۡ ‫ف‬ِ ‫د‬ ‫ا‬َ ‫يه‬ِ‫ف‬ ۡ‫م‬ُ ‫ك‬َ‫ل‬ ۖ ‫ا‬َ ‫ه‬َ ‫ق‬َ‫ل‬َ ‫خ‬ َ ‫ٓم‬َ ‫ع‬ ۡ ‫َن‬ ۡ ‫ٱۡل‬َ ‫و‬ ٞ ُ ‫ك‬ ۡ َ ‫َت‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ ۡ ‫ن‬ِ ‫م‬َ ‫و‬ ُ ‫ع‬ِ ‫ف‬َٓ‫ن‬َ ‫م‬َ ‫و‬ َ ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬ ٧ “Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.” (Q.S An-Nahl [16]: 5)14 Berdasarkan ayat diatas, terdapat kata “Manafi‟u” yang bermakna banyak manfaat. Dalam sastra tafsir al-misbah, shihab mengartikan Allah telah menciptakan fauna dan mempunyai keistimewaan yaitu fauna mempunyai bulu yang bisa menghangatkan kamu. Oleh karena 11 Yola Nazelia Nukraheni, Budi Afriyansyah, and Muhammad Ihsan, ―Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional yang Halal,‖ Journal of Halal Product and Research, 2, no. 2 (2019), 60- 67 12 Mohamad Taufiq, Quran in Ms Word Version 2.2.0.0, 2013, https://quran- in-ms-word.software.informer.com/download/. 13 Muflih, ―Pengobatan Dalam Islam.‖ 14 Taufiq, Quran in Ms Word Version 2.2.0.0.
  • 23. 5 itu ayat ini menjadi konsepsi mengenai anugerah Allah untuk hambanya yaitu anugerah menjelajahi fauna.15 Hewan memainkan peran yang sangat penting dalam praktik penyembuhan. Berdasarkan pra penelitian menurut tokoh masyarakat Mulang Maya, ―kearifan masyarakat suku Lampung Kecamatan Ngaras dalam pemanfaatan hewan sebagai obat masih dilakukan namun, semakin lama semakin terkikis, sehingga tidak sedikit masyarakat yang membuang prinsip-prinsip konservasi tradisional karena kemajuan zaman‖. Pengetahuan pemanfaatan hewan sebagai media pengobatan tradisional sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perlu dilestarikan. Penggunaan hewan telah digunakan sebagai media pengobatan sejak lama dan memainkan peran yang sangat penting dalam praktik penyembuhan.16 Fenomena pengobatan alternatif ini merupakan salah satu upaya masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan, karena penggunaan hewan oleh suku Lampung masyarakat setempat telah menjadi tradisi turun-temurun.17 Secara umum para ahli berpendapat bahwa pengobatan tradisional merupakan faktor pelayanan di masyarakat dan masih banyak digunakan di semua masyarakat. Pengobatan yang ditawarkan oleh penyembuh tradisonal (battra) mungkin tampak tak logis dan tidak rasional, tetapi warta membagikan bahwa pengobatan ini dapat membuat kesembuhan. Dalam penjelasan di atas, masyarakat tidak hanya mengandalkan pengobatan modern, karena mereka masih percaya bahwa pengobatan tradisional memiliki cara yang berbeda dengan pengobatan modern untuk menyembuhkan penyakit seseorang.18 15 Ulfa Annisa, ―Rancang Bangun Sistem Pemeliharaan Ternak Ayam Broiler Pada Kandang Tertutup Berbasis Mikrokontroler‖ (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 2018). 16 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun)‖ ((Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), 2018). 17 Rusmiati, M. Sofwan Anwari, and Gusti Eva Tavita, ―Etnozoologi Masyarakat Dayak Bakati Di Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang,‖ Jurnal Hutan Lestari 6, no. 3 (2018): 594–604. 18 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖
  • 24. 6 Secara umum pengobatan tradisonal adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara yang berbeda yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun19 yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi sehingga pengetahuan tersebut dapat hilang dari suatu komunitas masyarakat suku Lampung.20 Hal ini yang menyebabkan perlu dicatat dan didokumentasikan dengan baik pemanfaatan hewan sebagai obat pada suku Lampung terkhusus di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat tentang jenis dan bagian hewan yang digunakan sebagai obat, cara memperoleh, dan bagaimana mengolah hewan tersebut menjadi obat.21 Saat ini dunia sedang menghadapi revolusi industri keempat diberbagai bidang. Industri 4.0 ini mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam hal ini mesin pintar digunakan sebagai promotor untuk mengoptimalkan rantai produksi. Adanya Industri 4.0 ini menjadikan teknologi informasi sebagai basis dalam kehidupan dan data manusia yang tidak terbatas.22 Sehingga penelitian ini diharapkan dapat mengungkap pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan hewan sebagai obat tradisional. Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan hewan obat menurut tokoh masyarakat Kota Batu Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat adalah ―hewan yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit baik penyakit yang memang dapat dilihat dengan kasat mata atau tidak dapat dilihat oleh kasat mata.‖ Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngaras karena berdasarkan pra penelitian bahwa masyarakat Kecamatan Ngaras memiliki pengetahuan tentang pengobatan tradisional dari hewan selain itu beberapa masyarakat kecamatan Ngaras masih menggunakan 19 Paisal. 20 Sovia Santi Leksikowati et al., ―Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Lokal Suku Lampung Di Kabupaten Lampung Barat,‖ Jurnal Biologica Samudra 2, no. 1 (2020): 35–53. 21 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖ 22 Chairul Anwar et al., ―The Effectiveness of Islamic Religious Education in the Universities: The Effects on the Students’ Characters in the Era of Industry 4.0,‖ Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 77, https://doi.org/10.24042/tadris.v3i1.2162.
  • 25. 7 pengobatan tradisional dari hewan dan yang akan menjadi responden dalam penelitian ini dapat membantu peneliti menjawab dari tujuan penelitian. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat dari 9 desa terpilih 5 desa diantaranya Desa Sukarame, Raja Basa, Mulang Maya, Padang Dalam dan Kota Batu, alasan peneliti memilih ke-5 desa tersebut karena di desa tersebut masih terdapat battra yang menggunakan pengobatan menggunakan hewan, kemudian mayoritas masyarakatnya bersuku lampung dan beberapa masyarakat masih mempercayai pengobatan tradisional baik dari tumbuhan maupun hewan. Beberapa hewan yang biasa digunakan oleh dukun (battra) dan masyarakat ialah darah ayam kampung untuk mengobati penyakit angin duduk, cacing kalung untuk mengobati penyakit tipes, ikan gabus untuk mengobati bekas luka operasi agar cepat kering, belut dipercaya dapat membantu kelincahan anak kecil berjalan, undur-undur untuk mengobati penyakit diabetes, kecoa membantu menyembuhkan sakit gigi dan lain-lain. Pengetahuan pemanfaatan hewan sebagai media pengobatan tradisional sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perlu dilestarikan. Pengetahuan ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk swadaya dan swasembada masyarakat karena dikenal dalam praktik dan keterampilan mudah dipahami dan mudah dikuasai. pengetahuan ini juga dapat menghilangkan ketergantungan pada sumber eksternal yang biasanya mahal. Selain itu, pengetahuan ini memberikan referensi bagi peneliti dalam pengembangan ilmu pengetahuan.23 Kajian tentang etnozoologi pemanfaatan hewan sebagai obat tradsional sudah pernah dilakukan oleh Yola Nazelia Nukraheni dkk, yang berjudul Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional yang Halal. Berdasarkan penelitiannya ia menemukan 21 spesies hewan yang digunakan suku Jerieng sebagai obat tradisional dan yang paling sering digunakan pada kelas mamalia dan reptil. 10 spesies diklasifikasikan sebagai halal dan 11 spesies diklasifikasikan haram. 23 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖
  • 26. 8 Maria Heningsih dkk, meneliti Kajian Etnozoologi untuk Obat- obatan Masyarakat Dayak Belangin di Desa Mu’un Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Berdasarkan penelitiannya ditemukan 10 spesies hewan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dayak. Bagus Dwi Apriyanto tentang Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat pada Masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil penelitianya menunjukan bahwa masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati memiliki pengetahuan dalam memanfaatkan hewan sebagai obat yang diperoleh dengan 2 metode yaitu tradisi turun- temurun dan mencari tahu sendiri (melalui tetangga, kerabat dan teman). Pengolahan hewan obat dengan cara disangrai, ditumbuk, direbus, digoreng, dibakar dan dimasak sesuai selera yang mengkonsumsinya. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan 14 jenis hewan dan yang paling sering digunakan yaitu hewan tokek dan cacing tanah. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu perlu adanya pelestarian pengetahuan hewan obat. Penelitian mengenai pengobatan tradisional dengan memanfaatkan jenis hewan sebagai obat merupakan sebagai warisan budaya yang perlu terus dilakukan dan dikembangkan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada suku Lampung dan didaerah berbeda karena belum ada penelitian yang meneliti tentang etnozoologi pada suku Lampung Kecamatan Ngaras. Dalam hal ini dikemas dalam judul ―Kajian Etnozoologi Masyarakat Suku Lampung dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional di Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat‖ penelitian dapat digunakan untuk menghidari agar pengetahuan tradisional ini tidak hilang, wawasan tentang etnozoologi, jenis-jenis ramuan, dan juga dapat memperkaya kajian-kajian tentang pengetahuan hewan sebagai obat. C. Fokus Penelitian Bersumber pada latar belakang peneliti yang merupakan fokus penelitian sebagai berikut: 1. Belum terdapat penelitian Etnozoologi suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. 2. Pendayagunaan hewan sebagai obat semakin memudar.
  • 27. 9 3. Pengobatan tradisional menggunakan hewan kurang berkembang karena kemajuan zaman. 4. Pengetahuan pemanfaatan hewan sebagai obat tradisional perlu dilestarikan sebagai warisan budaya. 5. Kurangnya informasi dan dokumentasi hewan sebagai obat. Sub Fokus Penelitian Bersumber pada fokus penelitian yang menjadi sub fokus penelitian sebagai berikut: 1. Informasi tentang etnozoologi dalam memanfaatkan hewan sebagai obat didapat dari tokoh masyarakat, dukun (battra), pasien dari dukun (battra), dan masyarakat di Desa Sukarame, Raja Basa, Mulang Maya, Padang Dalam dan Kota Batu Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat 2. Informasi tentang jenis dan bagian hewan yang digunakan dalam pengobatan, cara memperoleh hewan obat, cara pembuatan ramuan dan cara pemakaian dalam penyembuhan tradisional. D. Rumusan Masalah Bersumber pada sub fokus penelitian yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja jenis dan bagian hewan yang dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat? 2. Bagaimana cara memperoleh hewan obat, cara pembuatan ramuan dan cara pemakaiannya oleh suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat? E. Tujuan Bersumber pada rumusan masalah yang menjadi tujuan penelitian ialah: 1. Untuk mengetahui jenis dan bagian hewan yang dijadikan obat tradisional oleh suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat.
  • 28. 10 2. Untuk mengetahui cara memperoleh hewan obat, cara pembuatan ramuan dari hewan dan cara pemakaian ramuan obat tradisonal oleh suku Lampung Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. F. Manfaat Penelitian Bersumber pada tujuan penelitian yang menjadi manfaat dari penelitian ialah: 1. Bagi peneliti lain Sebagai bahan referensi peneliti dalam penelitian selanjutnya. 2. Bagi masyarakat Sebagai bentuk dokumentasi kearifan lokal suku Lampung Kecamatan Ngaras dalam memanfaatkan hewan agar dapat diwariskan kegenerasi selanjutnya dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan hewan sebagai obat secara tradisonal sehingga dapat meningkatkan upaya perbaikan kualitas kesehatan masyarakat. 3. Bagi pendidikan Sebagai pengetahuan tentang hewan obat dan referensi dalam pembelajaran materi keanekaragaman hayati kelas X semester ganjil G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian terdahulu yang relevan, antara lain: 1. Yola Nazelia Nukraheni, dkk meneliti Etnozoologi Masyarakat Suku Jerieng dalam Memanfaatkan Hewan sebagai Obat Tradisional yang Halal. Objek dalam penelitian ini masyarakat asli bangka yaitu suku Jerieng. Hasilnya jenis hewan yang paling banyak dimanfaatkan yaitu kelas mamalia dan reptil. Suku Jerieng memiliki pengetahuan yang baik tentang keanekaragaman jenis hewan sebagai obat dan pemanfaatannya yang didapat secara turun-temurun dengan mewarisi pengetahuan pengobatan dari orang tua dan keluarga. Hewan yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional yaitu dari kelas mamalia dan reptil dengan 10
  • 29. 11 spesies (48%) dikategorikan halal dan 11 spesies (52%) dikategorikan haram.24 2. Hasan zayadi dkk, meneliti Pemanfaatan Hewan sebagai Obat-obatan Tradisional berdasarkan Persepsi Masyrakat di Kelurahan Dinoyo Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hewan apa saja yang digunakan sebagai obat- obatan dikelurahan Dinoyo Malang dan untuk mengetahui penyakit yang diobati dengan menggunakan hewan-hewan tersebut. peneliti menggunakan metode survei dengan menggunakan metode purposive sampling di kelurahan Dinoyo Malang. Hasil menunjukan bahwa pengobatan tradisional umur kira-kira 22-87 dari 17 responden umum terdapat 11 laki-laki dan 6 perempuan. Terdapat 27 jenis hewan yang dijadikan obat dengan memanfaatkan hewan sebagai obat. Penggunaan hewan sebagai obat di kelurahan dinoyo masih dilakukan namun sudah jarang. Perlunya upaya konservasi terhadap obat tradisional karena sudah mulai memudar.25 3. Maria Heningsih, M, dkk meneliti Kajian Etnozoologi untuk Obat-obat Masyarakat Dayak Belangin di Desa Mu’un Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Penelitian ini dilakukan pada Desa Mu’un. Pengumpulan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam pada 20 responden yang terpilih yaitu kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dukun, tabib, pengguna, orang tua, pemburu, ibu-ibu dan sebagainya dan menggunakan teknik metode snowball sampling. Hasil penelitian diperoleh 10 spesies hewan, bagian tubuh hewan yang dimanfaatkan antara lain seluruh tubuh, empedu, usus, geliga tulang, lemak dan madu. Pengolahan dengan cara dibakar, direbus dan 24 Nukraheni, Afriyansyah, and Ihsan, ―Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng Dalam Memanfaatkan Hewan Sebagai Obat Tradisional Yang Halal," Journal of Halal Product and Reserch 2, no. 2 (2019): 60-67. 25 Nour Athiroh Abdoes Sjakoer Hasan Zayadi, Rodliyati Azrianingsih, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat-Obatan Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Dinoyo Malang,‖ Jurnal Kesehatan Islam 4, no. 1 (2016): 1–5.
  • 30. 12 direndam, sementara pemanfaatannya dengan dimakan, direbus dan dioles.26 4. Misganaw Genet Mola, dkk meneliti Kajian Etnozoologi Obat Tradisional Hewan dan Produk Mereka digunakan oleh orang selatan Kabupaten Achefer, Northern Ethiopia. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa digunakan 39 bagian dari 30 spesies hewan digunakan sebagai tradisional.27 5. E Yuniati, dkk meneliti Potensi Etnozoologi dalam Perlakuan Tradisional Etnis Bada di Cagar Biosfer Lore Lindu Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan wawancara semi struktur dan wawancara mendalam dengan teknik wawancara terbuka. Hasil penelitian terdapat 13 spesies terdiri dari 5 kelas dan 10 suku hewan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan 8 penyakit yang diobati diantaranya liver, alergi gatel saat dingin, awet muda, asma, pijat, maag, eksim. Pemanfaatan hewan sebagai obat harus berkelanjutan guna menstabilkan populasi dialam. Identifikasi spesies yang digunakan sebagai obat tradisional penting dalam upaya konservasi.28 Kesamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti atau mengkaji etnozoologi pemanfaatan hewan dalam pengobatan tradisional sedangkan kebaruan dari penelitian ini adalah pada suku lampung dimana belum ada penelitian etnozoologi pada suku tersebut dan tempat dilakukan penelitiannya. 26 Maria Heningsih, M Sofwan Anwari, and Ahmad Yani, ―Kajian Etnozoologi Untuk Obat-Obatan Masyarakat Dayak Belangin Di Desa Mu’un Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak,‖ Jurnal Hutan Lestari 6 (2018): 647–53. 27 Reta Yeshambel Kessete Mola, Misganaw Genet, Yibelu Yitayih Hailie, Hailu Birhanie Terefe, ―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Animals and Their Products Used by The People Of,‖ 2020, 1–14, https://doi.org/https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-70890/v1. 28 E. Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment of Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi,‖ IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 391, no. 1 (2019), https://doi.org/10.1088/1755-1315/391/1/012041.
  • 31. 13 H. Metode Penelitian 1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari tahun 2022 tempat penelitian pada 5 desa yaitu: Desa Sukarame, Desa Raja Basa, Desa Mulang Maya, Desa Kota Batu, dan Desa Padang Dalam. 2. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pendekatan deskriftif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dan snowball sampling. purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria tertentu.29 Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang awalnya jumlahnya sedikit, tetapi berangsur-angsur jumlahnya bertambah. Hal ini dilakukan karena jika jumlah sumber data sedikit tidak dapat memperoleh data yang memuaskan dan berbagai sumber data akan meminta sumber informasi dari orang lain sebagai sumber data dengan demikian jumlah data akan semakin banyak, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.30 3. Subjek (informan) Penelitian Penentuan informan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling digunakan untuk informan kunci (tokoh masyarakat) dan informan utama yang terdiri dari battra sedangkan snowball sampling digunakan untuk informan utama yang terdiri pasien dan masyarakat.31 Informasi data yang dibutuhkan peneliti diperoleh dari: 29 Raudhah Mukhsin et al., ―Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Daya Tahan Hidup Usaha Di Kota Makassar,‖ Jurnal Analisis 6, no. 2 (2017): 188– 93. 30 Putri Oktariani S, ―Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Di Desa Tanjung Jati, Sumur Jaya, Negeri Ratu Tenumbang Dan Tulung Bamban Pada Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat,‖ Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2018): 1689–99, http://repository.radenintan.ac.id/4145/. 31 Oktariani S.
  • 32. 14 a. Tokoh masyarakat sebagai informasi untuk mengetahui battra, masyarakat serta data setiap desa ataupun sebagai Informan kunci sebanyak 1 orang setiap desa. Adapun kriteria yang wajib terpenuhi pada penetapan subjek penelitian ialah: 1) Berasal dari desa Sukarame, Raja Basa, Mulang Maya, Kota Batu dan Padang Dalam. 2) Memiliki pengetahuan akan budaya Desa Sukarame, Raja Basa, Mulang Maya, Kota Batu dan Padang Dalam. 3) Berusia diatas 25-80 tahun 4) Bersedia diwawancara Battra ialah seseorang yang mempunyai kepandaian dalam menyembuhkan penyakit dengan memanfaatkan hewan dan dipercaya masyarakat lokal dalam pengobatan. warta yang didapat dari battra ialah jenis dan bagian hewan, cara membuat ramuan, cara pengobatan serta nama pasien yang pernah berobat untuk dijadikan informan. Adapun kriteria yang wajib terpenuhi pada penetapan subjek penelitian ialah: 1) Battra/dukun masih melakukan pengobatan menggunakan hewan. 2) Battra harus memiliki pasien. 3) Berusia diatas 35-85 tahun 4) Bersedia diwawancara Pasien ialah seseorang yang pernah memakai pengobatan tradisional, dalam penelitian pasien merupakan warta yang dirasakan sesudah melakukan pengobatan. Masyarakat yaitu orang yang memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan hewan sebagai obat baik hanya sekedar tahu melihat tetangga atau menggunakan hewan sebagai obat. Battra dan pasien merupakan informan utama masing- masing sebanyak 1 orang battra dan minimal 1 orang pasien disetiap desa, sedangkan masyarakat yang
  • 33. 15 memiliki pengetahuan hewan sebagai obat sebanyak minimal 6 orang setiap desa. 4. Sumber Data a. Data Primer Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi dan wawancara yang dilakukan kepada tokoh masyarakat, battra, pasien dari battra, dan masyarakat dengan cara pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dan snowball sampling32 . b. Data Sekunder Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan peneliti secara tidak langsung yaitu dalam bentuk dokumentasi (foto/gambar). 5. Teknik pengumpulan data Pengambilan data diperoleh melalui sebagai berikut: a. Observasi Observasi pada penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai sumber data, cara meramu, cara mengobati, dan jenis hewan yang digunakan dalam pengobatan tradisional. b. Wawancara Peneliti mengajukan pertanyaan yang telah disediakan dalam daftar pertanyaan wawancara (Lampiran). Pertanyaan disesuaikan dengan keadaan dan karakteristik dari responden. Waktu wawancara disesuaikan dengan aktifitas responden agar wawancara dapat dilakukan pada situasi dan kondisi yang nyaman dan netral. Peneliti mendengarkan dengan saksama dan mencatat sebagai informasi yang dikemukakan oleh responden. 32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta, 2013).
  • 34. 16 c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan setelah mendapat izin dari responden yang bersangkutan. Foto dan rekaman suara diperoleh ketika melakukan wawancara. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti selama melakukan pengamatan. Pada penelitian ini tidak dilakukan koleksi sampel hewan tetapi mengumpulkan dokumentasi berupa foto ataupun gambar. 6. Alat dan Instrumen Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu perekam suara, kamera, alat tulis. Instrumen yang digunakan dalam penelian ini yakni pedoman wawancara dan dokumentasi. 7. Teknis Analisis Data Adapun analisis data yang digunakan yaitu triangulasi sumber data. Pengumpulan data melalui wawancara kepada informan menggunakan pedoman wawancara (Lampiran) kemudian dilakukan analisis triangulasi sumber data untuk mengecek kredibilitas data yang diperoleh dari berbagai informan. Data yang diperoleh dari berbagai informan tersebut dideskripsi dan dikelompokan serta hasilnya memperoleh kesimpulan. Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiah hewan tersebut. Setelah itu pengelompokan halal dan haram dengan mengacu pada aturan hukum Islam.
  • 35. 17 I. Alur Kerja Penelitian Alur kerja penelitian sebagai berikut: Gambar 1.1 Alur penelitian J. Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, penulis perlu membuat sistematika pembahasan sehingga memperoleh hasil penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun deskripsi sistematika penulisan ialah: BAB I, ialah BAB pendahuluan yang memuat penegasan judul, latar belakang masalah, fokus dan sub fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu yang relevan, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II, merupakan bagian landasan teori yang memuat etnozoologi, pengobatan tradisional, suku Lampung dan Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat. BAB III, membahas mengenai deskripsi objek peneliti yang terdiri dari sejarah desa, peta, dan kondisi Desa Sukarame, Raja Basa, Mulang Maya, Padang Dalam, Kota Batu serta penyajian fakta dan data penelitian. Rancangan Penelitian Menentukan tempat penelitian Observasi Informan Wawancara Tokoh masyarakat, battra, pasien dari battra dan masyarakat Data diperoleh Pengelolaan data Hasil Penelitian Kesimpulan
  • 36. 18 BAB IV, membahas mengenai analisis data penelitian dan temuan dari penelitian. BAB V, membahas simpulan dan rekomendasi.
  • 37. 19 BAB II LANDASAN TEORI A. Etnozoologi Etnozoologi muncul dari bidang etnografi dan berusaha untuk memahami bagaimana orang-orang yang berbeda di dunia telah melihat dan berinteraksi dengan sumber daya fauna sepanjang sejarah. Publikasi pertama dengan orientasi etnozoologi adalah Stearns (1889), yang membahas "etno conchology" tentang penggunaan uang kerang (sekarang diklasifikasikan dalam sub-bidang etnomalakologi). Namun, Istilah etnozoologi pertama kali muncul pada tahun 1899 dalam sebuah artikel berjudul Aboriginal American Zootechny oleh Mason. Dia menganggap sebagai cabang dari Zootechnology (Mason 1899). Rupanya istilah etnozoologi hampir terlupakan hingga tahun 1920-an (Santos-Fita dan Costa-Neto 2007). Henderson dan Harrington (1914) menganggap etnozoologi sebagai suatu disiplin ilmu dan menyebutnya sebagai studi tentang hubungan antara budaya yang ada dengan hewan di lingkungannya.33 Definisi lain dari istilah etnozoologi secara bertahap menjadi lebih canggih. Overal (1990) melihat etnozoologi sebagai studi tentang pengetahuan manusia tentang penggunaan hewan. Marques (2002) menggambarkannya sebagai pendekatan interdisipliner terhadap pemikiran dan persepsi (pengetahuan dan keyakinan), emosi (ekspresi emosional), dan perilaku (sikap) yang terkait dengan hubungan antara populasi manusia dan spesies hewan di ekosistem sekitarnya.34 Menurut taksa hewan yang terlibat dalam penelitian ini, etnozoologi dapat dianggap sebagai sub-bidang. Berbagai subdivisi etnozoologi seperti serangga (Etnoentomologi), ikan (Etnoiktiologi), burung (Etnoornitologi), mamalia (Etnomastozoologi), reptil/amfibi (Etnoherpetologi), dan primata (Etnoprimatologi).35 33 Romulo Romeu Nobrega Alves and Wedson Medeiros Silva Souto, ―Ethnozoology: A Brief Introduction,‖ Ethnobiology and Conservation 4 (2015): 1– 13, https://doi.org/10.15451/ec2015-1-4.1-1-13. 34 Alves and Souto. 35 Alves and Souto.
  • 38. 20 Etnozologi mengintegrasi ilmu seperti zoology, ekologi manusia, sosiologi dan antropologi. Etnozoologi dapat memfasilitasi komunikasi antara peneliti dan pemangku kepentingan yang ingin menguraikan populasi dan manajemen perencanaan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi konservasi yang efisien. Konservasi sangat diperlukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan menjamin keberlangsungan kehidupan manusia di dunia.36 Menurut WHO, sekitar 75-80% penduduk dunia menggunakan obat tradisional. penggunaan hewan untuk pengobatan tradisional untuk menyembuhkan suatu penyakit disebut terapi hewan (zooterapi). Zooterapi adalah cabang dari etnozoologi. Etnozoologi adalah studi tentang hubungan antara budaya manusia dan hewan di lingkungan. Fenomena zooterapi merupakan bukti kuat bahwa alam menyediakan lebih banyak bahan alami sebagai obat tradisional. Hewan liar dan produknya sebagai bahan penting dalam pengobatan tradisional.37 Kajian etnozoologi ini penting dilakukan mengingat pengetahuan obat tradisional di wilayah tersebut semakin terdegradasi akibat kemajuan zaman. kajian etnozoologi ini dapat memberikan kontribusi penting bagi pengenalan sumber daya alam hewani lokal melalui kegiatan pendataan untuk pengetahuan lokal masyarakat.38 Pengetahuan tentang zoologi tradisional atau lokal ada di semua budaya dan muncul dari hubungan material atau spiritual antara manusia dan hewan lokal (terlepas dari kelompok etnis yang terlibat). Pengetahuan ini sejajar dengan pengetahuan akademis, tetapi keduanya berasal dari sumber yang sama (pengamatan alam secara sistematis). Meskipun pengamatan ini ditafsirkan dalam konteks budaya yang unik. Kedua sistem pengetahuan memberikan informasi 36 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖ 37 Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment of Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi.‖ 38 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖
  • 39. 21 empiris yang rinci tentang hubungan antara fenomena alam dan komponen ekosistem. Informasi etnozoologi telah memberikan kontribusi untuk pertanyaan penelitian zoologi yang berkaitan dengan klasifikasi, inventarisasi dan distribusi geografis.39 Etnobiologi adalah ilmu yang memadukan berbagai ilmu (inter dan multi) untuk mendokumentasikan, mengkaji dan memberikan nilai tambah pada sistem pengetahuan masyarakat tradisional dalam pemanfaatan sumber daya alam hayati di lingkungan.40 Posey (1990) menjelaskan beberapa bidang etnobiologi, antara lain Etnozoologi, Etnobotani, Etnomedis, Etnofarmasi, dan Etnoagrikultur. Kajian yang menyelidiki hubungan antara sumber daya hewan dan pemanfaatannya oleh suatu kelompok masyarakat telah dikategorikan dalam etnozoologi bahkan secara khusus disebut dengan istilah etnofishology.41 Di dalam etnobiologi metode analisis terdiri dari dua pendekatan yaitu emik dan etik. Analisis emik adalah pendekatan yang terkait dengan kerangka sistem pengetahuan lokal dan etik adalah analisis yang terkait dengan kerangka ilmiah dan teoritis (Purwanto & Munawaroh 2002). Perpaduan kedua pendekatan tersebut menghasilkan dokumentasi yang menjelaskan suatu pengetahuan lokal dari perspektif ilmiah (ilmiah), sehingga dapat diterima secara logis. Namun, ada beberapa kearifan lokal (mitos dan legenda dll) yang sulit dijelaskan secara ilmiah.42 Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan emik dan etik. Hewan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Ada banyak jenis hewan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, antara lain mamalia, reptil, amfibi, pisces, dan arthopoda. Menurut Alves (2012: 3) pemanfaatan hewan dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut: 1. Hewan sebagai sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur. 39 Alves and Souto, ―Ethnozoology: A Brief Introduction.‖ 40 Dian Oktaviani, ―Etnozoologi, Biologi Reproduksi, Dan Peletarian Ikan Lema Restrellinger Kanagurta (Cuvier, 1816) Di Teluk Mayalibit Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Indonesia." (Disertasi, Universitas Indoesia, 2013). 164. 41 Oktaviani. 42 Oktaviani.
  • 40. 22 2. Hewan berkhasiat obat yang digunakan sebagai pengobatan yaitu ikan gabus. 3. Hewan peliharaan sebagai hiburan dan sebagai sahabat seperti anjing dan kucing. 4. Hewan yang memiliki symbol, nilai kepercayaan dan seni. 5. Hewan yang digunakan dalam keperluan ornament, dekorasi, peralatan dan aksesoris. 6. Hewan yang digunakan sebagai transfortasi. 7. Hewan yang telah mengalami domestik. Keberagaman pemanfaatan dari satwa tersebut mendorong terbentuknya pola dalam pemanfaatan satwa tersebut, yaitu sebuah cara kerja dan sebuah bentuk (struktur) yang tetap dalam pemanfaatkan jenis satwa yang berbeda. Hal ini erat kaitannya dengan proses interaksi yang terkadang terjadi antara kelompok etnis tertentu. Karena Interaksi yang kuat masyarakat muncul secara terpisah ketika berhadapan dengan sumber daya alam. Fauna yang dapat digunakan sebagai obat adalah: 1. Cacing Gambar 2.1 Cacing Kalung Sumber:43 Kingdom : Animalia Filum : Annelida Kelas : Oligochaeta Ordo : Ophistopora Famili : Megascolecidae 43 Retno Dewi Anggraini, ―Pengaruh Gel Ekstrak Cacing Tanah (Pheretima Aspergillum)Topikal Terhadap Jumlah Makrofag Dalam Proses Penyembuhan Ulkus Traumatik Pada Mukosa Labial Tikus Putih (Rattus Novergicus)‖ (Skripsi, Universitas Brawijaya Malang, 2016), 1–89.
  • 41. 23 Genus : Pheretima Spesies : Pheretima aspergillus Hewan berlendir yang hidup di tanah tidak hanya dapat digunakan sebagai umpan memancing, tetapi juga sebagai obat tradisional.44 Cacing kalung telah dipercaya oleh masyarakat Indonesia berkhasiat obat menyembuhkan penyakit tipes. Dalam tubuh cacing tanah dan cacing kalung terdapat kandungan yang sangat bermanfaat bagi manfaat, diantaranya asam arakidonat yang berkhasiat untuk menurunkan suhu tubuh yang demam akibat infeksi. Enzim lumbrokinase berkhasiat membantu mengatasi penyakit tekanan darah, enzim selulase dan ligase berkhasiat membantu proses pencernaan makana, sedangkan enzim proksidase dan kalase berkhasiat mengatasi penyakit degeratif seperti diabetes mellitus, kolesterol tinggi dan reumatik.45 2. Kelelawar Gambar 2.2 Kelelawar Sumber:46 Kingdom : Animalia 44 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖ 45 Sri Peni Fitrianingsih Leonard Azdarisha K, Suwendar, ―Studi Pendahuluan Potensi Antibakteri Dari Kapsul Ekstrak Cacing Tanah ( Lumbricus Rubellus ) Dan Cacing Kalung ( Pheretima Aspergillum ) Yang Beredar Di Pasaran Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Secara In Vitro,‖ Prosiding Farmasi ISSN 2 No. (2016): 7–14. 46 ―Sistem Sonar Dan Pemanfaatannya,‖ accessed November 27, 2021, https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Sistem Sonar-BB/Topik- 1.html.
  • 42. 24 Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Chiroptera Famili : Pteropodidae Genus : Cynopterus Spesies : Cynopterus sp Aktivitas hewan ini adalah hidup mencari makan pada malam hari dan tidur di siang hari. berdasarkan kepercayaan masyarakat dalam penelitian paisal menjelaskan daging kelelawar memiliki manfaat sebagai obat antara lain asma, alergi hingga menambah stamina pada pria dan wanita.47 Dalam penelitian Disainda putri ramadhanti menjelaskan bahwa belum ada penelitian ilmiah tentang manfaat kelelawar dalam ilmu kesehatan. Dokter Lili Dwiyani mengatakan bahwa kalong/kelelawar dapat menularkan virus rabies dan ebola dari air liur, gigitan, cakaran, maupun kontak langsung dengan darah kalong tersebut. dimana kedua virus tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh konsumen.48 3. Kadal Gambar 2.3 Kadal Sumber:49 47 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖ 48 Disainda Putri Ramadhanti, Analisis Teori Darurah Terhadap Praktik Jual Beli Organ Kalong Untuk Pengobatan Di Jalan Gubeng Klingsingan Surabaya (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2020). 49 Siti Rahma, ―Pemanfaatan Kadal (Eutropis Multifasciata) Sebagai Obat Alergi Gatal Oleh Masyarakat Sumber, Kabupaten Cirebon,‖ JurusanTadris Biologi 8, no. Oktober (2021): 152–57, https://journal.unilak.ac.id/index.php/BL/article/view/7920/3427.
  • 43. 25 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Squamata Famili : Scincidae Genus : Eutropis Spesies : Eutropis multifasciata Kadal tanah memiliki kandungan yang dapat melawan bakteri dan juga jamur patogen. Hal tersebut menunjukan bahwa kadal digunakan seagai agen antimikroba yang potensial, sehingga kadal dapat digunakan sebagai obat tradisional dalam mengobati penyakit bisul, dermatitis, dan penyakit kulit lainnya serta dapat mengobati penyakit kelamin.50 4. Undur-undur Gambar 2.4 Undur-undur Sumber:51 Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Neuroptera Famili : Myrmeleontidae Genus : Myrmeleon Spesies : Myrmeleon sp. Undur-undur juga bisa digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk mengobati diabetes. undur-undur memiliki nama 50 Rahma. 51 Veni Widyawati, Seabrek Obat Tak Lazim Dan Jorok, Namun Tokcer (Yogyakarta: Laksan, 2019), https://www.google.co.id/books/edition/Seabrek_Obat_Tak_Lazim_dan_Jorok_namu n_T/qtPIDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=gambar+tokek&pg=PA9&printsec=frontc over.
  • 44. 26 latin myrmeleon sp yang berkhasiat sebagai penurun gula bagi penderita diabetes. Berdasarkan penelitian tahun 2006 yang diketuai Tyas Kurniasih dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta berjudul kajian potensi undur-undur darat (Myrmeleon sp), hewan ini mengandung zat sulfonylurea. Fungsi sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas yang memproduksi insulin, karena ketidakseimbangan terjadi ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sedangkan kadar gula darah meningkat.52 5. Biawak Gambar 2.5 Biawak Sumber:53 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Reptilia Ordo : Squamata Famili : Varanidae Genus : Varanus Spesies : Varanus salvatos Varanus salvator umumnya dikenal sebagai biawak air, dan merupakan sala satu reptil yang banyak diburu manusia untuk berbagai keperluan. Bayi biawak untuk hewan peliharaan, kulitnya sebagai bahan baku kerajinan, dan daging untuk dikonsumsi. Bagian lain dari tubuh kadal ini secara tradisional 52 Paisal, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun).‖ 53 Saroyo sumarto dan Roni Koneri, Ekologi Hewan Darat (Bandung: CV. Patra Media Grafindo Bandung, 2016).
  • 45. 27 dipercaya sebagai penagkal beberapa penyakit. Minyak kadal untuk penyakit kulit, dagingnya dapat menjaga stamina, mengobati asma bahkan meningkatkan vitalitas pria.54 Selain daging biawak dipercaya dapat dijadikan sebagai obat kulit (antialergi) atau antigatal. Ditunjukan dengan kemampuan nya untuk mengurangi efek alergi pada usus yang diberikan allergan berupa histamine 1,5% sebanyak 10ml. walaupun ada indikasi daging biawak dapat mengurangi gatal/alegri kulit bukan berarti daging reptil tersebut aman. Perlu standarisasi dan penelitian terhadap produk obat alami untuk digolongkan ke dalam obat- obatan fitofarmaka sehingga keamanan dan khasiat secara medis dapat dipertanggungjawabkan.55 6. Bekicot Gambar 2.6 Bekicot Sumber:56 Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Kelas : Gastropoda Ordo : Pulmonata Famili : Achatinidae Genus : Achatina 54 Alif Yahya Al-Ma’ruf et al., ―Morphology and Histology of Paryphasmata and Hemibaculum of Varanus Salvator Based on Sexual Maturity,‖ Open Veterinary Journal 11, no. 2 (2021): 330–36, https://doi.org/10.5455/OVJ.2021.V11.I2.18. 55 Novita Herawati Laelatul Mukharomah, Lailatus Shobaiyah, ―Kajian Etnozoologi Biawak ( Varanus Salvator ) Dalam Bidang Kesehatan Oleh Masyarakat Suku Anak Dalam ( SAD ),‖ : : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 2 (2020): 369–75. 56 Wijakarna et al., ―Biolitik Enzim Bekicot (Achatina Fulica) Sebagai Agen Fusi Protoplas Pichia Manshurica Intraspecifik,‖ Seminar Nasional Konservasi Dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, 2015, 205–9.
  • 46. 28 Spesies : Achatina fulica Komponen-komponen pada lendir bekicot diantaranya zat analgesik, antiseptik, dan peptide antimikroba (Achasin). Lendir bekicot mengandung zat beta agglutinin (antibodi) didalam plasma (Serum), protein Achasin, glikonjugat dan acharan sulfat yang berperan dalam proses penyembuhan luka dan infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dengan membantu proses pembekuan darah dan poliferasi sel, selain itu lendir bekicot dapat mengobati infeksi luka pada saluran cerna.57 7. Lintah Gambar 2.7 Lintah Sumber:58 Kingdom : Animalia Filum : Annelida Kelas : Citellata Ordo : Haplotaxida Famili : Hirudinidae Genus : Hirudo Spesies : Hirudo medicinalis Jenis lintah yang cocok untuk pengobatan ialah yang berwarna hitam kecoklatan dan bersih. Lintah mengandung hirudin, hyaluronidase, colin, bdellins, anesthetic dan histamine. Lintah akan menggigit dan mengeluarkan saliva yang menginduksi anestesi lokal dan vasodilatasi sehingga lintah mulai menghisap 57 Norma Damayanti et al., ―Analisis Lendir Bekicot Sebagai Obat Alternatif Bagi Manusia,‖ Jurnal Pendidikan Biologi 1, no. 2 (2020): 9–13, http://jom.untidar.ac.id/index.php/nectar/article/view/1355. 58 Widyawati, Seabrek Obat Tak Lazim Dan Jorok, Namun Tokcer.
  • 47. 29 darahbeberapa substansi akan dilepaskan untuk mencegah proses pembekuan darah yaitu hirudin yang merupakan inhibitor trombin alami dengan efek paling kuat. Salah satu khasiat yang paling popular adalah mengobati peradangan, meringankan nyeri, hingga melancarkan peredaran darah juga dapat mengobati abses, artritis, glaucoma, miastenis gravis, thrombosis dan beberapa kelainan vena.59 8. Belut Gambar 2.8 Belut Sumber: Dokumentasi Pribadi Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Synbranchoidea Famili : Synbranchidae Genus : Monopterus Spesies : Monopterus albus Belut memiliki tubuh yang menyerupai ular yaitu giling memanjang, kulit yang tipis mirip plastik berwarna kecoklatan, dan tidak bersisik. Belut memiliki komposisi gizi yang tidak kalah dari sumber protein hewan lainnya. Berdasarkan penelitian Bagus Dwi Apriyanti, menurut bapak anto yang merupakan masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ―belut bermanfaat untuk mencerdaskan otak anak dan menambah stamina untuk pria 59 Syafira Soraya Firasora, Tantry Agnhitya Sari, and Shafa Noer, ―Analisis Terapi Lintah (Hirudotherapy) Di Rumah Sehat Klasik Bekasi Utara,‖ Biological Science and Education Journal 1, no. 2 (2021): 91, https://doi.org/10.30998/edubiologia.v1i2.9308.
  • 48. 30 dewasa.60 Belut memiliki kandungan asam lemak tak jemuh omega 3 yang berfungsi untuk kecerdasan otak pada anak-anak dll. Selain itu memiliki kadar vitamin yang mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Mineral yang terdapat pada ikan belut yaitu fosfor dan zat besi.61 9. Ikan Gabus Gambar 2.9 Ikan Gabus Sumber:62 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Channidae Genus : Channa Spesies : Channa striata Ikan gabus memiliki kandungan albumin yang cukup tinggi yang merupakan protein terbanyak dalam plasma sekitar 60% dari total plasma dengan nilai normal 3,3-5,5 g/dl. Albumin berfungsi mengatur tekanan osmotik didalam darah, menjaga 60 Bagus Dwi Apriyanto, ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat Pada Masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati‖ (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2020), http://lib.unnes.ac.id/41660/. 61 Mira Suprayatmi, Lia Amalia, and Aruni Afianur, ―Pemanfaatan Belut (Monopterus Albus) Pada Pembuatan Crackers Ber-Omega 3 Utilization Eels (Monopterus Albus) In The Manufacture Of Creakers Ber-Omega 3,‖ Jurnal Agroindustri Halal 2, no. 2 (2016): 81. 62 Tetty Junita Purba dan Andayani Boang Manalu, ―Percepatan Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Konsumsi Ikan Gabus (Channa Striata) Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Deli Serdang,‖ Journal Doppler 4, no. 2 (2020): 55–60, https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/1028.
  • 49. 31 keberadaan air dalam plasma darah sehingga dapat mempertahankan volume darah dalam tubuh dan sebagai sarana pengangkutan dan transportasi. Albumin juga bermanfaat dalam pembentukan jaringan tubuh misalnya luka sesudah operasi, luka bakar dan saat sakit.63 10. Lebah Gambar 2.10 Proses pematangan madu disel-sel sarang lebah Sumber:64 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Ordo : Hymenoptera Famili : Apidae Genus : Apis Spesies : Apis cerana Madu mengandung zat besi yang sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin. Dibutuhkan 65%zat besi dalam tubuh untuk pembentukan hemoglobin. Kandungan besi dalam dalam 100gr madu terdapat kandungan besi sebesar 0,42mg. selain itu madu juga mengandung enzim-enzim seperti diastase, glukosa, oksidase, katalase serta vitamin A, vitamin B dan betakaroten dan juga dilengkapi mineral berupa kalium magnesium, fosfor, tembaga tembaga, mangan, natrium dan kalsium bahkan terdapat 63 Ade Nurhikmah, Retno Widowati, and Dewi Kurniati, ―Pengaruh Pemberian Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Sectio Caesarea Pada Ibu Pospartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Subang Tahun 2020,‖ Syntax Idea 2, no. 8 (2020): 302–14, https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax- idea/article/view/492/383. 64 Wulandhari Dwi Berlianti Siwi, Rin Hafsahtul Asiah, Rumaisya Hilmawati, ―Artikel Madu‖ (Artikel, Universitas diponegoro, 2018), https://www.researchgate.net/publication/328131070%0D.
  • 50. 32 hydrogen peroksidasi yang dihasilkan oleh glukosa oksidase dan inhibin. Pemberian madu dapat mengatasi anemia karena dapat meningkatkan kadar hemoglobin.65 Penelitian Vyas et al. 2009 menyatakan ―bahwa sapi, domba dan lebah madu dapat mengobati penyakit seperti batuk pada anak, infeksi anal, keracunan, dan penyakit kuning‖. bagian hewan yang digunakan pada pengobatan tradisional yaitu: 1. Daging 2. Tanduk 3. Tulang 4. Ekor 5. Bulu 6. Kuku 7. Lemak 8. Empedu 9. dan Cangkang Produk hewan yang bisa digunakan sebagai obat tradisional yaitu urin, feses, madu dan susu.66 Hal ini menjadi bukti modal yang cukup untuk digali sekaligus sebagai upaya bangsa untuk mencapai sikap yang semakin toleran dan berbudaya terhadap arus global yang kini juga melanda bangsa Indonesia.67 B. Pengobatan Tradisional Pengobatan merupakan suatu proses menyembuhkan yakni dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa alat bantu terapi maupun berupa perlengkapan obatan, baik dilakukan dengan medis modern maupun tradisional. Sistem pengobatan tradisional atau pengobatan asli adalah sistem sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari sistem sosial umumnya. Praktik pengobatan asli adalah rasional jika dilihat dari sudut keyakinan yang berlaku mengenai sebab akibat. Setelah antropologi kesehatan berkembang terutama dalam berbagai bidang, konsep kesehatan internasional dan psikiatri 65 Ayu Idaningsih and Siti Purnama Mustikasari, ―Efektivitas Pemberian Madu Dan Pisang Ambon Terhadap Anemia Pada Mahasiswa Prodi Diploma III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka,‖ Journal of Midwifery Care 1, no. 1 (2020): 11–21, https://doi.org/10.34305/jmc.v1i1.189. 66 Nukraheni, Afriyansyah, and Ihsan, ―Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng Dalam Memanfaatkan Hewan Sebagai Obat Tradisional Yang Halal.‖ 67 Anwar, ―Character Education Insightful Nationality: A Multi Cultural Approach.‖
  • 51. 33 lintas budaya (psikiatri transkultural), menjadi semakin jelas tentang pentingnya pengetahuan praktis dan teoritis kedokteran non-Barat.68 Di Indonesia, praktik pengobatan tradisional belum diakui secara resmi oljeh pemerintah. Namun pengobatan tradisional semakin berkembang, meskipun masih dipraktekkan ditingkat rumah tangga dan masyarakat. Peranan seorang penyembuh penting dalam sistem kepercayaan yang terkait dalam penyembuhan penyakit. Salah satu hal yang saat ini berubah dalam Sherman dikenal sebagai penyembuh alternatif. Keduanya secara ilmiah disebut sebagai dukun (battra) dalam sistem pengobatan tradisional (etnozoologi). Walaupun ada perubahan sebutan, namun dalam praktiknya masih menggunakan pola lama.69 Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap masyarakat Indonesia terhadap penyakit disebabkan oleh faktor personalistik (makhluk halus) dan faktor naturalistik (fisikal). Penyakit yang disebabkan oleh faktor personalistik akan berbeda pengobatannya dengan yang disebabkan faktor naturalistik. Jika yang pertama diobati dengan kekuatan gaib (mantra, doa, atau kombinasi mantra dan ramuan), maka pengobatan kedua menggunakan ramuan dari bahan tumbuhan dan hewan atau kombinasi keduanya.70 Menurut pendapat pengertian mengenai pengobatan tradisional sebagai praktik serangkaian pengetahuan, keterampilan yang didasarkan pada teori, keyakinan dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak digunakan dalam pemeliharaan kesehatan dan pencegahan, diagnosa, perbaikan dan pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.71 Pengetahuan pengobatan tradisional dari masyarakat adat di seluruh dunia telah memainkan peran penting dalam mengidentifikasi 68 Ema Witna, ―Pengobatan Tradisional Di Desa Padang Merbau Kecamatan Seluma Selatan‖ (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, 2019). 69 Witna. 70 Witna. 71 Atik Triratnawati, ―Pengobatan Tradisional,‖ Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 13, no. 2 (2010): 69–73.
  • 52. 34 organisme untuk mengobati masalah kesehatan manusia dan ternak.72 Obat tradisional sangat penting dalam kaitannya dengan obat-obatan seperti digitoksin, reserpin, tubokurarin, dan efedrin.73 Alam telah menyediakan bahan-bahan alami sebagai obat tradisional. Bahan tradisional di alam meliputi hewan, tumbuhan dan mineral batuan.74 Bahan yang bersumber dari hewan dan tumbuhan liar digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai bahan baku dalam pengobatan modern dan pembuatan sediaan herbal.75 Kearifan lokal sebagai warisan budaya mencerminkan hubungan yang panjang antara masyarakat adat dan alam. Keterkaitan yang mendalam antara manusia dan hewan sebagai obat tradisional.76 Pengobatan tradisional adalah praktek yang berkaitan dengan kepercayaan dan pengalaman budaya masyarakat setempat. Bentuk praktik pengobatan tradisional setiap ras bergantung pada keanekaragaman hayati, gaya hidup, sejarah budaya, sikap dan filosofi. Definisi pengobatan tradisional menurut WHO adalah praktik kesehatan dengan pendekatan pengetahuan dan kepercayaan lokal yang menggunakan bahan-bahan alami melalui terapi, olahraga, spiritual untuk kesejahteraan, pengobatan, diagnosa dan pencegahan penyakit.77 Menurut WHO 2 jenis obat tradisional yaitu pengobatan secara spiritual yang berhubungan dengan alam ghaib dan pengobatan dengan jamu atau obat-obatan yang merupakan obat herbal.78 72 Sileshi Andalem Mekuriaw dan Melkamu Andargie Dagnew Fasil Adugna Kendie, ―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Appreciation of Animals and Their Products among the Indigenous People Of,‖ Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 2018, 1–12. 73 Fasil Adugna Kendie. 74 Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment of Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi.‖ 75 Gidey Yirga, Mekonen Teferi, and Yemane Gebreslassea, ―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Animals Used by the People of Kafta-Humera District, Northern Ethiopia,‖ International Journal of Medicine and Medical Sciences 3, no. 10 (2011): 316–20, http://www.academicjournals.org/IJMMS. 76 Yuniati et al., ―The Potential of Ethnozoology in Traditional Treatment of Bada Ethnic in Lore Lindu Biosphere Reserve in Central Sulawesi.‖ 77 Yuniati et al. 78 Siswanto, ―Pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia: Konsep, Strategi Dan Tantangan,‖ Decision Analysis 1, no. 1 (2017): 1–8.
  • 53. 35 Menurut asmino (1995), pengobatan tradisional dapat dibagi menjadi 2 yaitu yang pertama, cara penyembuhan tradisional (traditional healing) yang terdiri dari pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya. Kedua, ialah obat tradisional (traditional drugs) yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah ada dialam seperti tanaman, hewan, sumber mineral atau garam-garam serta mata air yang keluar dari tanah.79 Sama hal nya dengan ―Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 246/ Menkes/ Per/ V/ 1990 Pasal 1 yang menyebutkan bahwa: Obat tradisional merupakan suatu bahan ataupun ramuan bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan , mineral (air dan garam) atau campuran dari bahan-bahan tersebut dan telah diproses terlebih dahulu secara tradisional dan pengobatan telah digunakan berdasarkan pengalaman‖.80 Pendapat lain dikemukakan oleh Djojosugito (1985) yang menyatakan bahwa obat tradisional menyangkut dua hal yakni: obat atau ramuan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Definisi pengobatan tradisional sendiri adalah pengobatan yang secara bebas yang telah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun untuk mengobati penyakit tertentu.81 ―Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia pada No. 1076/Menkes/SK/VII/2003, yakni mengenai penyelenggaraan pengobatan tradisional disebutkan bahwa pada dasarnya pengobatan tradisional adalah salah satu upaya pengobatan atau perawatan cara lain diluar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan. Tentunya juga telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian anggota masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan‖.82 Oleh karena itu pengetahuan tentang cara dan untuk pengobatan tradisional dalam masyarakat biasanya diperoleh dengan mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh leluhur mereka yang 79 Samuel Dwi Krisna Triyono and Yohanes K. Herdiyanto, ―Konsep Sehat Dan Sakit Pada Individu Dengan Urolithiasis (Kencing Batu) Di Kabupaten Klungkung, Bali,‖ Jurnal Psikologi Udayana 4, no. 02 (2018): 263, https://doi.org/10.24843/jpu.2017.v04.i02.p04. 80 Kepmenkes RI, ―Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.377/Menkes/SKIII/2007,‖ no. 541 (2007): 1–21. 81 Siswanto, ―Pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia: Konsep, Strategi Dan Tantangan.‖ 82 ―Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,‖ n.d.
  • 54. 36 berlangsung secara turun temurun berdasarkan resep, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat. Macam-macam Pengobatan Tradsional. Pada dasarnya pengobatan tradisional diperbolehkan dalam Islam selama tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Lebih penting lagi bahwa pengobatan tradisional diperbolehkan dalam Islam selama tidak menyebabkan syirik seperti jampi- jampi, berdoa kepada ruh halus atau jimat, karena Islam berarti keselamatan, sebagai agama tauhid yang rasional dan tidak mistik. Pengobatan tradisional ini terus berkembang di Indonesia selama orang percaya kepada hal-hal mistik, supranatural, ruh halus dan ruh jahat, serta selama derajat pendidikan masih rendah dan terutama karena pengertian mengenai Islam belum mendalam arti dan makna tauhid. Pengobatan alternatif atau tradisonal merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan medis yang biasanya di lakukan oleh dokter atau tenaga profesional kesehatan lainnya.83 1. Pengobatan Alternatif a. Akupuntur yaitu cara pengobatan dengan perangsang titik akupuntur dipermukaan tubuh. b. Akupresur yaitu cara pengobatan dengan penekanan. c. Meditasi yaitu metode penguasaan untuk mencapai harmoni dalam hidup, manfaatnya mengontrol tekanan darah menjadi stabil, meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak jantung dan pernafasan, mengatasi stress. d. Yoga yaitu sistem kesehatan yang holistic dari india. Melalui yoga manusia akan lebih baik mengenal dirinya, mengenal jiwanya dan mengenal pikirannya. e. Terapi polaritas yaitu terapi yang berhubungan kuat dengan sistem kesehatan tubuh lainnya yang meliputi diet, peregangan, sentuhan dan manipulasi serta sikap mental. 83 Witna, ―Pengobatan Tradisional Di Desa Padang Merbau Kecamatan Seluma Selatan.‖
  • 55. 37 2. Pengobatan tradisional a. Gurat adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung, yang berasal dari larutan kulit pohon sengguguh dengan tujuan mengobati gangguan saluran pernafasan atas seperti pilek, sinusitis. b. Kerok adalah merupakan upaya mengusir masuk angin dengan peningkatan panas dengan media koin atau kaleng, dan bukan mengeluarkan angin lewat pori-pori kulit. Bagi masyarakat awam, memang kerokan sering dipahami sebagai cara mengeluarkan angin. c. Jamu adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan atau perawatan tradisional dengan menggunakan obat/ramuan tradisional yang berasal dari tanaman (flora), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain, antara lain, ramuan Indonesia (Jamu) adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, dll, baik diramu sendiri, maupun obat jadi tradisional Indonesia. d. Pijat urut adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dan atau perawatan dengan cara mengurut/memijat bagian atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaran relaksasi otot hilangkan capek, juga untuk mengatasi gangguan kesehatan atau menyembuhkan suatu keluhan atau penyakit. Pemijatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan, telapan tangan, siku, lutut, tumit, atau dibantu alat tertentu antara lain pijat yang dilakukan oleh dukun/tukang pijat, pijat tunanetra. C. Suku Lampung Kotamadya Lampung merupakan multidimensi dari berbagai suku bangsa berdasarkan bahasa daerah, adat istiadat setempat dan gaya hidup yang beragam. Keberagaman etnis menciptakan budaya. Masyarakat Lampung merupakan masyarakat multidimensi dari berbagai suku bangsa berdasarkan bahasa daerah, adat istiadat
  • 56. 38 setempat dan gaya hidup yang beragam. Masyarakat lampung merupakan masyarakat yang memiliki adat, tradisi dan budaya yang berbeda. Suku Lampung terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin (pesisir).84 Penduduk Lampung sebagian besar menganut agama Islam, Masyarakat Lampung secara garis besar digolongkan menjadi dua bagian yaitu Penduduk Asli Lampung dan Penduduk Pendatang, yang secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu kelompok penduduk asli (suku Lampung) dan kelompok penduduk pandatang (dari luar daerah Lampung).85 Lampung Saibatin juga disebut Lampung pesisir karena sebagian besar penduduknya didominasi oleh pesisir pantai. Lampung pesisir memiliki nilai-nilai tersendiri dalam kehidupan. Terdapat perbedaan kebiasaan yang menunjukkan bahwa masyarakat Lampung Pesisir banyak berinteraksi dengan lingkungannya.86 Masyarakat Lampung yang termasuk dalam ikatan adat Lampung Saibatin adalah sebagaimana berikut : a. Sekala Bekhak berlokasi di daerah Liwa, Kenali, Pesisir Tengah, Utara dan Selatan b. Semaka berlokasi di daerah kota Agung, Wonosobo, Cukuh Balak, Pardasuka, Kedondong, Waylima, Talang Padang c. Teluk berlokasi di daerah Teluk Ratai d. Melinting berlokasi di daerah Labuhan Maringgai dan Kalianda e. Khanau berlokasi di daerah pesisir Danau Ranau87 Suku Lampung Sai Batin seperti halnya suku bangsa lainnya, mereka memiliki budaya dan adat istiadat sendiri yang hidup dan berkembang di masyarakat. Kebiasaan hidup masyarakat Lampung Sai Batin atau sering juga disebut masyarakat Lampung pesisir atau 84 Yunisca Nurmalisa Wita Herlina, Hermi Yanzi, ―Analysis Position Of Sons And Daugaters The Partition Of An Inheritance Lampung Saibatin,‖ n.d. 85 Agus pahrudin dan Mansyur Hidayat, Budaya Lampung Dan Penyelesaian Konflik Sosial (Bandar Lampung: Pustaka Ali Imron, 2007). 86 Wita Herlina, Hermi Yanzi, ―Analysis Position Of Sons And Daugaters The Partition Of An Inheritance Lampung Saibatin.‖ 87 Agus pahrudin dan Mansyur Hidayat, Budaya Lampung Dan Penyelesaian Konflik Sosial.
  • 57. 39 peminggir memiliki elemen terpenting dari akar identitas bagi masyarakat Lampung pesisir. D. Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat Kecamatan Ngaras merupakan kecamatan yang baru diresmikan pada tahun 2017 tepat ditanggal 8 september 2017 sesuai dengan perda nomor 4 tahun 2017, yaitu relokasi kecamatan Bengkunat ke Kecamatan Ngaras.88 Ibu kota Kecamatan Ngaras adalah Pekon Sukarame.89 Letak geografis Kecamatan Ngaras bergunung-gunung dan berbukit-bukit jauh dari pusat pemerintahan. Wilayah Kecamatan Ngaras terdiri dari hutan taman nasional bukit barisan, hutan produksi dan tanah marga.90 Luas Kecamatan Ngaras berkisa ± 215,03 km2 yang membujur dari bagian timur mengalir sungai-sungai besar dan kecil dan bermuara disamudra Indonesia. Ditepi pantai barat terbujur pantai yang kearah laut samudra Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi pelabuhan samudra. Secara umum Kecamatan Ngaras memiliki batas- batas sebagai berikut sebelah utara : Kecamatan Ngambur sebelah timur : Hutan taman nasional bukit barisan selatan sebelah selatan : Kecamatan Bengkunat Belimbing sebelah barat : Samudra Indonesia91 Kecamatan ngaras memiliki 9 pekon diantaranya pekon Sukamaju, Sukarame, Pardasuka, Raja Basa, Mulang Maya, Bandar Jaya, Negeri Ratu, Padang Dalam dan Kota Batu. Berikut peta kecamatan ngaras.92 88 ―Sejarah | Kecamatan Ngaras,‖ accessed November 7, 2021, https://ngaras.pesisirbaratkab.go.id/profil/index/10/sejarah.html. 89 ―Bupati Pesisir Barat Provinsi Lampung,‖ no. 6 (2018): 4–7. 90 Dokumen, ―Profil Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021. 91 Dokumen. 92 Dokumen.
  • 58. 40 Gambar 2.11 Peta Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat Jumlah penduduk terdiri dari Jumlah KK : 2.422 KK Jumlah jiwa : 11.055 jiwa terdiri dari Laki-laki : 5,499 jiwa Perempuan : 5,542 jiwa93 93 Dokumen.
  • 59. 99 DAFTAR RUJUKAN Afkarina, Olivia. ―Analisis Bahan Kimia Obat Dalam Sediaan Jamu Serbuk Pegel Linu (Tanpa Merek)Dengan Metodeklt– Densitometri (Penelitian Dilakukan Di Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang).‖ Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2017): 287. Agus pahrudin dan Mansyur Hidayat. Budaya Lampung Dan Penyelesaian Konflik Sosial. Bandar Lampung: Pustaka Ali Imron, 2007. Al-Ma’ruf, Alif Yahya, Regita Permata Sari, Imam Mustofa, Suzanita Utama, Chairul Anwar, Maslichah Mafruchati, Eka Pramyrtha Hestianah, et al. ―Morphology and Histology of Paryphasmata and Hemibaculum of Varanus Salvator Based on Sexual Maturity.‖ Open Veterinary Journal 11, no. 2 (2021): 330–36. https://doi.org/10.5455/OVJ.2021.V11.I2.18. Alves, Romulo Romeu Nobrega, and Wedson Medeiros Silva Souto. ―Ethnozoology: A Brief Introduction.‖ Ethnobiology and Conservation 4 (2015): 1–13. https://doi.org/10.15451/ec2015-1- 4.1-1-13. Amin, Mohamad Rauf, Santi Perawati, and Deny Sutrisno. ―Etnofarmasi Pada Suku Anak Dalam Di Desa Pauh Menang Kecamatan Pamenang.‖ Journal of Healthcare Technology and Medicine 6, no. 1 (2020): 334–44. Anderson, E N, D Pearsall, and N Turner. Ethnobiology. Kanada: John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, 2011. http://download.e-bookshelf.de/download/0000/5882/96/L-G- 0000588296-0002309247.pdf. Anggraini, Retno Dewi. ―Pengaruh Gel Ekstrak Cacing Tanah (Pheretima Aspergillum)Topikal Terhadap Jumlah Makrofag Dalam Proses Penyembuhan Ulkus Traumatik Pada Mukosa Labial Tikus Putih (Rattus Novergicus),‖ 1–89. Skripsi, Universitas Brawijaya Malang, 2016. Annisa, Ulfa. ―Rancang Bangun Sistem Pemeliharaan Ternak Ayam Broiler Pada Kandang Tertutup Berbasis Mikrokontroler.‖ Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 2018. Anwar, Chairul. ―Character Education Insightful Nationality: A Multi Cultural Approach.‖ Mediterranean Journal of Social Sciences 7, no. 2 (2016): 182–87. https://doi.org/10.5901/mjss.2016.v7n2s1p182.
  • 60. 100 Anwar, Chairul, Antomi Saregar, Uswatun Hasanah, and Widayanti Widayanti. ―The Effectiveness of Islamic Religious Education in the Universities: The Effects on the Students’ Characters in the Era of Industry 4.0.‖ Tadris: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 77. https://doi.org/10.24042/tadris.v3i1.2162. ―Aonyx Cinereus Si Berang – Berang Cakar Kecil Penghuni Sungai Sumatera - Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem.‖ Accessed February 15, 2022. http://ksdae.menlhk.go.id/info/2318/aonyx-cinereus-si-berang-–- berang-cakar-kecil-penghuni-sungai-sumatera.html. Apriyanto, Bagus Dwi. ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat Pada Masyarakat Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.‖ Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2020. http://lib.unnes.ac.id/41660/. Arifah, F., R. Hestiningsih, and R. Rahadian. ―Preferensi Kecoak Amerika Periplaneta Americana (L.) (Blattaria : Blattidae) Terhadap Baiting Gel.‖ Jurnal Kesehatan Masyarakat 4, no. 4 (2016): 289–97. Arifin, Moch. Samsul. ―Distribusi Rumah Walet (Collocalia Sp) Di Kabupaten Grobogan,‖ 1–73. Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2011. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Arimbi, and Abdul Rahman. ―Efek Tonik Madu Dan Telur Terhadap Daya Tahan.‖ Seminar Nasional LP2M UNM 2, no. 1 (2017): 10–11. http://www.livestrong.com/article/458587-how-long-do-. Atmodiwirjo, Parintosa, and Indri Aulia. ―Leech Therapy for a Non- Surgical Method of Flap Salvaging after a Free Flap Transfer.‖ EJournal Kedokteran Indonesia 7, no. 2 (2019): 143–50. https://doi.org/10.23886/ejki.7.10171. ―Bupati Pesisir Barat Provinsi Lampung,‖ no. 6 (2018): 4–7. ―Chrysophlegma Miniaceum (Pelatuk Banded) - Avibase.‖ Accessed February 15, 2022. https://avibase.bsc- eoc.org/species.jsp?avibaseid=05CFB3D1C583DBE5. Damanik, Sonny Rieldo, Bambang Yulianto, and Subagiyo Subagiyo. ―Potensi Ekstrak Kasar Teripang Holothuria Atra, Jaeger, 1833 (Holothuroidea : Holothuriidae) Dari Pulau Panjang, Jepara.‖ Journal of Marine Research 8, no. 3 (2019): 262–68. https://doi.org/10.14710/jmr.v8i3.25272. Damayanti, Norma, Annisya Prasetyo Prasetyo, Nur Fadillah Asmi
  • 61. 101 Safitri, Rio Perdana, Erik Setiawan, and Tri Ujilestari. ―Analisis Lendir Bekicot Sebagai Obat Alternatif Bagi Manusia.‖ Jurnal Pendidikan Biologi 1, no. 2 (2020): 9–13. http://jom.untidar.ac.id/index.php/nectar/article/view/1355. Dokumen. ―Profil Desa Kota Batu Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021. ———. ―Profil Desa Mulang Maya Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021. ———. ―Profil Desa Padang Dalam Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021. ———. ―Profil Desa Pekon Sukarame Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021. ———. ―Profil Desa Raja Basa Dusun Tanjung Jati Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021. ———. ―Profil Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat,‖ 2021. Dwi Berlianti Siwi, Rin Hafsahtul Asiah, Rumaisya Hilmawati, Wulandhari. ―Artikel Madu,‖ 1–11. Artikel, Universitas diponegoro, 2018. https://www.researchgate.net/publication/328131070%0D. Fajrian, Fatima Maulidina. ―Enzim Transferase Dengan Bilirubin Total Penderita Ikterus Obstruktif.‖ Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 11, no. 1 (2020): 176–82. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.240. Fasil Adugna Kendie, Sileshi Andalem Mekuriaw dan Melkamu Andargie Dagnew. ―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Appreciation of Animals and Their Products among the Indigenous People Of.‖ Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 2018, 1–12. Firasora, Syafira Soraya, Tantry Agnhitya Sari, and Shafa Noer. ―Analisis Terapi Lintah (Hirudotherapy) Di Rumah Sehat Klasik Bekasi Utara.‖ Biological Science and Education Journal 1, no. 2 (2021): 91. https://doi.org/10.30998/edubiologia.v1i2.9308. Fitriasih, Rosma, and Kasrina Ansori, Irwandi. ―Pengembangan Booklet Keanekaragaman Pteridophyta Di Kawasan Suban Air Panas Untuk Siswa SMA.‖ Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi 3, no. 1 (2019): 100–108. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/download/7953/ 4079. Hasan Zayadi, Rodliyati Azrianingsih, Nour Athiroh Abdoes Sjakoer. ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat-Obatan Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Dinoyo Malang.‖ Jurnal
  • 62. 102 Kesehatan Islam 4, no. 1 (2016): 1–5. Haslianti, M.G. Inthe, and E Ishak. ―Karakteristik Keong Kowoe Dan Aktivitas Antioksidannya.‖ Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 20, no. 1 (2017): 74–83. Heningsih, Maria, M Sofwan Anwari, and Ahmad Yani. ―Kajian Etnozoologi Untuk Obat-Obatan Masyarakat Dayak Belangin Di Desa Mu’un Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak.‖ Jurnal Hutan Lestari 6 (2018): 647–53. Herawati Laelatul Mukharomah, Lailatus Shobaiyah, Novita. ―Kajian Etnozoologi Biawak ( Varanus Salvator ) Dalam Bidang Kesehatan Oleh Masyarakat Suku Anak Dalam ( SAD ).‖ : : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 2 (2020): 369–75. Herawati, Ari Purnama, Meli Mawati, and Dede Cahyati Sahrir. ―Pemanfaatan Rebusan Cacing Tanah Lumbricus Sp Oleh Masyarakat Dukupuntang Sebagai Obat Tipes.‖ Seminar Nasional Sains, 2019, 30–34. https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/article/download/128 10/8973. ―Hystrix Brachyura Linnaeus 1758 | Species.‖ Accessed February 15, 2022. https://indiabiodiversity.org/species/show/257379. Idaningsih, Ayu, and Siti Purnama Mustikasari. ―Efektivitas Pemberian Madu Dan Pisang Ambon Terhadap Anemia Pada Mahasiswa Prodi Diploma III Kebidanan STIKes YPIB Majalengka.‖ Journal of Midwifery Care 1, no. 1 (2020): 11–21. https://doi.org/10.34305/jmc.v1i1.189. Indonesia, Komisi Fatwa Majelis Ulama. ―Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 30 Tahun 2013 Tentang Obat Dan Pengobatan,‖ 2013, 1–5. Kepmenkes RI. ―Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.377/Menkes/SKIII/2007,‖ no. 541 (2007): 1–21. ―Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,‖ n.d. Koneri, Saroyo sumarto dan Roni. Ekologi Hewan Darat. Bandung: CV. Patra Media Grafindo Bandung, 2016. Krisna Triyono, Samuel Dwi, and Yohanes K. Herdiyanto. ―Konsep Sehat Dan Sakit Pada Individu Dengan Urolithiasis (Kencing Batu) Di Kabupaten Klungkung, Bali.‖ Jurnal Psikologi Udayana 4, no. 02 (2018): 263. https://doi.org/10.24843/jpu.2017.v04.i02.p04. ―Labi-Labi Hutan - Pusat Ilmu Pengetahuan - Unkris.‖ Accessed February 15, 2022. https://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3073- 2962/Labi-Labi-Hutan_104824_p2k-unkris.html.
  • 63. 103 Leksikowati, Sovia Santi, Indah Oktaviani, Yanti Ariyanti, Atika Dalili Akhmad, and Yeni Rahayu. ―Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Lokal Suku Lampung Di Kabupaten Lampung Barat.‖ Jurnal Biologica Samudra 2, no. 1 (2020): 35–53. Leonard Azdarisha K, Suwendar, Sri Peni Fitrianingsih. ―Studi Pendahuluan Potensi Antibakteri Dari Kapsul Ekstrak Cacing Tanah ( Lumbricus Rubellus ) Dan Cacing Kalung ( Pheretima Aspergillum ) Yang Beredar Di Pasaran Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus Secara In Vitro.‖ Prosiding Farmasi ISSN 2 No. (2016): 7–14. Lesmana, Hendy, Alfianur Alfianur, Putri Ayu Utami, Yuni Retnowati, and Darni Darni. ―Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Tidung Kota Tarakan: Study Kualitatif Kearifan Lokal Bidang Kesehatan.‖ Medisains 16, no. 1 (2018): 31. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2161. Lintangbanun. “Lampung, Sai Bumi Ruwa Jurai,” 2018. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/lampung-sai-bumi-ruwa- jurai/. Lutfiasari, Dessy, and Galuh Pradian Yanuaringsih. ―Pengaruh Konsumsi Telur Ayam Ras Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil.‖ Jurnal Bidan Pintar 1, no. 1 (2020): 11. https://doi.org/10.30737/jubitar.v1i1.749. Manalu, Tetty Junita Purba dan Andayani Boang. ―Percepatan Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Konsumsi Ikan Gabus (Channa Striata) Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Deli Serdang.‖ Journal Doppler 4, no. 2 (2020): 55–60. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/articl e/view/1028. Mola, Misganaw Genet, Yibelu Yitayih Hailie, Hailu Birhanie Terefe, Reta Yeshambel Kessete. ―Ethnozoological Study of Traditional Medicinal Animals and Their Products Used by The People Of,‖ 2020, 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.21203/rs.3.rs- 70890/v1. Muflih, Andi. ―Pengobatan Dalam Islam,‖ 1–148. Tesis, UIN Alauddin Makassar, 2013. Muhamad Aulia’ Ahsan. ―Analisis Terhadap Pengobatan Menggunakan Ganja (Cannabis Sativa) Prespektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia.‖ Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, 2020. http://repo.iain- tulungagung.ac.id/id/eprint/16034.
  • 64. 104 Muhammad Dimas Afid, and Titis Nurmasitoh. ―Efek Konsumsi Daging Kambing Terhadap Tekanan Darah.‖ Kesmas 10, no. 1 (2016): 85–90. Mukhsin, Raudhah, Palmarudi Mappigau, Andi Nixia Tenriawaru, and Orientasi Kewirausahaan. ―Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Daya Tahan Hidup Usaha Di Kota Makassar.‖ Jurnal Analisis 6, no. 2 (2017): 188–93. Mulalinda, Palehel. ―Morfologi Dan Kandungan Gizi Yang Berkhasiat Dari Kuda Laut.‖ Buletin Martic 14, no. 2 (2017): 23–28. Mulyadi, Akhmad, and Annaas Budi Setyawan. ―Gambaran Penggunaan Sarang Burung Walet Sebagai Suplemen Penambah Selera Makan Di Indonesia : Literature Review Tahun 2020.‖ Jurnal Borneo Student Research 2, no. 3 (2021): 1880. https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/1996. Nukraheni, Yola Nazelia, Budi Afriyansyah, and Muhammad Ihsan. ―Ethnozoologi Masyarakat Suku Jerieng Dalam Memanfaatkan Hewan Sebagai Obat Tradisional Yang Halal.‖ Journal of Halal Product and Research, 2019. https://e- journal.unair.ac.id/JHPR/article/download/16924/9127. Nurhikmah, Ade, Retno Widowati, and Dewi Kurniati. ―Pengaruh Pemberian Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Sectio Caesarea Pada Ibu Pospartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciasem Subang Tahun 2020.‖ Syntax Idea 2, no. 8 (2020): 302– 14. https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax- idea/article/view/492/383. Oktariani S, Putri. ―Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Di Desa Tanjung Jati, Sumur Jaya, Negeri Ratu Tenumbang Dan Tulung Bamban Pada Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.‖ Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2018): 1689–99. http://repository.radenintan.ac.id/4145/. Oktaviani, Dian. ―Etnozoologi, Biologi Reproduksi, Dan Peletarian Ikan Lema Restrellinger Kanagurta (Cuvier, 1816) Di Teluk Mayalibit Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Indonesia,‖ 164. Disertasi: Universitas Indonesia, 2013. Paisal. ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Suku Anak Dalam (Studi: Etnozoologi Di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas Kabupaten Serolangun),‖ 45. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), 2018. Prastikawati, Witantri. ―Pemanfaatan Hewan Sebagai Obat
  • 65. 105 Tradisional Pada Masyarakat Desa Kalipelus Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.‖ Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2018. Rahma, Siti. ―Pemanfaatan Kadal (Eutropis Multifasciata) Sebagai Obat Alergi Gatal Oleh Masyarakat Sumber, Kabupaten Cirebon.‖ JurusanTadris Biologi 8, no. Oktober (2021): 152–57. https://journal.unilak.ac.id/index.php/BL/article/view/7920/3427. Ramadhanti, Disainda Putri. Analisis Teori Darurah Terhadap Praktik Jual Beli Organ Kalong Untuk Pengobatan Di Jalan Gubeng Klingsingan Surabaya. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2020. RI, Presiden. ―Undang Undang No . 6 Tahun 1967 Tentang : Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan Dan Kesehatan Hewan,‖ no. 6 (1967). Rusmiati, M. Sofwan Anwari, and Gusti Eva Tavita. ―Etnozoologi Masyarakat Dayak Bakati Di Desa Seluas Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.‖ Jurnal Hutan Lestari 6, no. 3 (2018): 594–604. Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah Jilid 3. Jakarta: Al-I’tishom, 2008. ―Sejarah | Kecamatan Ngaras.‖ Accessed November 7, 2021. https://ngaras.pesisirbaratkab.go.id/profil/index/10/sejarah.html. ―Sistem Sonar Dan Pemanfaatannya.‖ Accessed November 27, 2021. https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Sistem Sonar-BB/Topik-1.html. Siswanto. ―Pengembangan Kesehatan Tradisional Indonesia: Konsep, Strategi Dan Tantangan.‖ Decision Analysis 1, no. 1 (2017): 1–8. Suprayatmi, Mira, Lia Amalia, and Aruni Afianur. ―Pemanfaatan Belut (Monopterus Albus) Pada Pembuatan Crackers Ber-Omega 3 Utilization Eels (Monopterus Albus) In The Manufacture Of Creakers Ber-Omega 3.‖ Jurnal Agroindustri Halal 2, no. 2 (2016): 81. Syarif Hidayat Amrullah, Hilda, Rahimi Fitri Rusli. ―Identifikasi Lebah Dan Kupu Polinator Di Hutan Billa Battang Kota Palopo.‖ Jurnal Dinamika 09, no. 2 (2018): 1–12. https://journal.uncp.ac.id/index.php/dinamika/article/view/1396/ 1210. Taufiq, Mohamad. Quran in Ms Word Version 2.2.0.0, 2013. https://quran-in-ms-word.software.informer.com/download/. Thahir, A., C. Anwar, A. Saregar, L. Choiriah, F. Susanti, and A. Pricilia. ―The Effectiveness of STEM Learning: Scientific Attitudes and Students’ Conceptual Understanding.‖ Journal of