SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Tinjauan Sosio Historis Strategi Pengembangan Kemampuan Menulis 
dalam Konteks Implementasi Kebijakan Publikasi Ilmiah di Pendidikan Tinggi 
Pujiriyanto 
Email: pujfip@yahoo.com 
Abstrak 
Surat Edaran Dikti 152/E/T/2012 telah disikapi pro dan kontra, seolah 
kebijakan Dikti merupakan tagihan pada sisi hilir namun melupakan fakta 
bahwa menulis bukan sekedar persoalan pada sisi hilir, namun merupakan 
persoalan hulu sampai dengan hilir yang melibatkan pengalaman, 
pendidikan dan latihan, dan motivasi sehingga memerlukan kajian secara 
komprehensif. Menulis merupakan proses mental yang dipengaruhi oleh 
faktor sosial historis yaitu pengalaman, latihan, dan motivasi. Menulis 
bukanlah persoalan sederhana semudah membalikkan telapak tangan, 
namun menulis menyangkut persoalan kultural. Strategi pengembangan 
yang dilakukan seharusnya juga mencerminkan adanya aktualisasi ilmu 
pendidikan antara lain melalui; (1) pengembangan kemampuan menulis 
sejak dini secara tepat, (2) memberikan motivasi dengan menempatkan 
menulis sebagai pilihan karir prima, (3) pemerintah memberikan pelayanan 
primer terstandar seperti memberikan wadah terbitnya berbagai jurnal, (4) 
revitalisasi pengembangan minat baca, dan (5) menyediakan pendidikan dan 
latihan menulis yang memadai. Edaran Dikti 152/E/T/2012 harus dipandang 
sebagai langkah awal yang baik dan menjadi bagian koheren dari strategi 
pengembangan budaya menulis yang transformatif. 
Kata kunci: menulis, jurnal, sosial historis kultural, transformatif 
Pendahuluan 
Tanggal 27 Januari 2012 Dirjen Dikti mengeluarkan Surat Edaran Nomor 
152/E/T/2012 kepada seluruh Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta 
seluruh Indonesia. Mahasiswa harus mempublikasikan karya ilmiah sebelum 
lulus. Jenjang S1 makalah disyaratkan terbit di jurnal ilmiah, jenjang S2 pada 
jurnal nasional terakreditasi dan jenjang S3 pada jurnal berskala internasional. 
Edaran ini telah menimbulkan pro dan kontra secara kelembagaan maupun 
secara personal, terutama di kalangan mahasiswa. Ada fenomena seolah semua 
merasa terkejut dan terkesan kebijakan dipaksakan. Sebagai akademisi penting
untuk melihat kebijakan ini secara komprehensif dan bijaksana meskipun 
kebijakan ini terkesan bersifat reaktif. Edaran ini bisa dikesankan layaknya orang 
yang bangun kesiangan dalam kesadaran, terlambat namun merupakan langkah 
awal yang baik. 
Kebijakan ini sesungguhnya bisa ditafsirkan bermacam-macam sesuai 
sudut pandang dan kepentingan. Bisa dikatakan sebagai kebijakan terburu-buru 
sekaligus merupakan kebijakan yang terlambat. Dikatakan terburu-buru apabila 
dasar kemunculan kebijakan ini lebih didasari atas semangat “kebakaran 
jenggot”, bersifat reaktif karena mengejar gengsi. Dampaknya bisa berakibat 
kepada upaya-upaya masif untuk memobilisasi terbitnya berbagai karya ilmiah 
yang lepas dari bobot dan justeru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang kurang 
bertanggungjawab. Bukti kemunculan Beall's List of Predatory Publishers 
merupakan indikator maraknya pihak yang mengambil keuntungan dari situasi 
dan penerapan kebijakan ini. 
Sebagaimana kebijakan lainnya menjadi kebiasaan selalu bersifat tambal 
sulam, kebijakan berjalan sambil belajar mulai diterapkan oleh Dirjen Dikti. Hal-hal 
lain yang belum jelas akan diperbaiki kemudian. Kebijakan ini nampak 
bersifat reaktif karena pada implementasinya menimbulkan penafsiran berbeda 
antara perguruan tinggi yang satu dengan lainnya. Ketidaksiapan pemerintah 
juga terlihat dari ketidakmampuan mengantisipasi lonjakan publikasi ilmiah yang 
kekurangan memerlukan wadah serta kriteria-kriteria atau rambu-rambu kualitas 
jurnal yang dipersyaratkan. Ada yang menafsirkan jurnal internasional harus 
terindex scopus, memiliki impact factor tinggi, jumlah negara asal reviewer, dan 
standar lain yang bisa bermacam-macam. Ada fenomena mahasiswa S3 pada 
perguruan tinggi tertentu terkesan mudah dan cepat lulus, namun pada kasus
lain ada mahasiswa yang harus menunggu lama karena perbedaan perguruan 
tinggi dalam menginterprestasi persyaratan kualitas jurnal internasional yang 
diperbolehkan. Patut diduga kebijakan ini akan bermetamorfosis dan dipenuhi 
dengan kebijakan tambal sulam karena sifatnya yang reaktif dan selalu muncul 
sebagai tagihan yang dikenakan pada sisi hilir. 
Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab sikap reaktif kebijakan 
penulisan jurnal disebabkan oleh suatu fakta ketertinggalan Indonesia dalam 
publikasi karya ilmiah secara kuantitas dibandingkan beberapa negara tetangga. 
Jumlah makalah penelitian yang diterbitkan dari universitas asal Indonesia 
persentasenya sangat kecil dibanding total publikasi dari universitas di Malaysia. 
Catatan www.sciencedirect per 9 Febuari 2012 publikasi karya ilmiah di 
Indonesia masih tertinggal dibanding negara ASEAN lain. Sebagai perbandingan 
ITB sebagai juara publikasi Indonesia hanya mencatatkan angka 2.029 publikasi 
sementara University of Malaysia mampu mencatat jumlah publikasi sebanyak 
16.027 publikasi. Padahal secara kuantitas jumlah perguruan tinggi Indonesia 
kurang lebih 3600 sementara Malaysia hanya sekitar 20 Universitas Negeri dan 
33 Universitas Swasta. 
Hal ini memang ironis seolah kemampuan menulis mahasiswa Indonesia 
lebih rendah dibandingkan negara tetangga. Mayoritas isi tulisan juga lebih 
terpaku pada teori-teori saja, kurang didasarkan atas hasil riset ilmiah yang 
mendalam. Jurnal ilmiah memang sudah menjadi parameter kualitas akademik di 
banyak negara sayang perbandingan dengan negara tetangga tidak diikuti 
perbandingan parameter layanan dari pemerintah. Mengambil suatu analogi para 
peneliti Malaysia difasilitasi layaknya pasukan elit, sementara para peneliti 
Indonesia difasilitasi layaknya tentara reguler sehingga meskipun jumlahnya
banyak bukan merupakan tandingan. Perumpamaan di atas sesungguhnya lebih 
merupakan gambaran adanya perbedaan layanan dasar atas komitmen 
pemerintah terhadap penerapan kebijakan publikasi ilmiah. Pemerintah Malaysia 
rela mengeluarkan dana riset dan publikasi yang besar disertai berbagai insentif 
sepadan bagi para penulis dan peneliti. 
Apabila dikaji lebih jauh minimnya publikasi ilmiah para mahasiswa dan 
peneliti Indonesia bukan semata-mata persoalan pada sisi hilir namun juga 
masalah yang bermula dari hulu. Menulis merupakan kemampuan yang 
seharusnya dibentuk dan dilatih sejak dini. Sistem pendidikan di Indonesia 
kurang memberikan latihan dan pengalaman dalam hal menulis terutama yang 
dialami sejak usia sekolah dasar. Kemampuan guru dalam mengembangkan 
kemampuan menulis juga merupakan faktor kunci keberhasilan pengembangan 
keterampilan menulis. Kurangnya kesempatan mengekpresikan diri melalui 
tulisan maupun media komunikasi lain muncul akibat dari praktek pendidikan 
yang bersifat teacher centre. Selain itu secara kultural masyarakat sangat kental 
dengan budaya tutur daripada budaya membaca dan menulis. 
Kebijakan penulisan jurnal merupakan langkah awal yang baik, namun 
sebaiknya tidak hanya dilihat sebagai persoalan hilir. Strategi pengembangan 
jangka panjang harus dipikirkan agar menulis bukan sekedar memenuhi syarat 
kelulusan menjadi membudaya. Strategi pengembangan budaya menulis harus 
dilakukan secara transformatif. Menulis harus memberikan kepuasan kepada 
penulis karena mampu menjangkau preferensi orang lain dan mampu 
menginspirasi pembaca. Atas dasar kondisi di atas tulisan ini mencoba untuk 
mengkaji dan memahami apa saja proses mental dalam kegiatan menulis dan 
bagaimana strategi pengembangannya sehingga dapat direkomendasikan suatu
strategi untuk implementasi kebijakan pemerintah melalui Surat Edaran Dikti 
Nomor 152/E/T/2012 secara bertahap. 
Pembahasan 
Menulis tidaklah sesederhana yang dibayangkan orang, terlebih menulis 
karya ilmiah sesuai kaidah-kaidah ilmiah dalam jurnal internasional. Menulis 
memerlukan kemampuan tersendiri dan cukup memerlukan pemikiran bagi orang 
dewasa apalagi anak-anak. Penulis dewasa seperti mahasiswa yang lebih sadar 
mengenai sasaran pembaca dan bagaimana akan disampaikan sering masih 
merasa kesulitan. Tidak mengherankan banyak tulisan bersifat egosentris dan 
kurang memenuhi syarat sebagai publikasi ilmiah apalagi dimuat di jurnal 
internasional. Bagaimana dengan anak-anak? Berbeda dengan anak sekedar 
menceritakan kembali sebuah ceritera bisa merupakan kesulitan karena 
umumnya belum mampu menangkap bagian-bagian penting dari cerita yang 
didengar dan atau disimak untuk diceritakan kembali melalui tulisan. 
Egosentrisme bersifat wajar pada anak-anak karena belum mampu bercerita dari 
sudut pandang pendengar dan menganggap orang lain telah mengetahui 
gagasan yang akan disampaikan. 
Pada dasarnya bercerita, berbicara, dan menulis ditujukan untuk 
mempersuasi orang lain hanya dalam bercerita dan berbicara banyak terjadi 
pertemuan fisik dan komunikasi langsung sementara komunikasi melalui tulisan 
tidak secara langsung. Implikasinya penyampaian pesan melalui bahasa tulis 
jauh lebih sulit. Penulis dewasa saja terkadang bersifat egosentris dan kurang 
mengorganisir tulisannya dengan baik. Menulis merupakan ketrampilan yang 
memerlukan pemahaman perspektif calon pembaca. Penulis yang baik menurut 
Applebee (1982 melalui Mayer, 2006) memiliki bekal pengetahuan tentang; 1).
Bahasa (aturan tata bahasa) menurut jenis bahasa yang dipakai, 2). Topik yang 
akan ditulis, dan 3). Karakteristik calon pembaca. Namun, menulis sebagai suatu 
proses mental bisa ditingkatkan kemampuannya melalui pembelajaran apabila 
proses kognitif dari aktifitas menulis tersebut difahami. 
Menulis sebagai proses mental 
Pemaparan ini beranjak dari pemikiran Hayes dan Flower (1980) menulis 
merupakan proses mental karena menekankan peran kerja memori melalui 
representasi visual dan spasial dalam grafik, tabel, gambar. Hayes dan Flower 
menyajikan model proses menulis sebagai berikut: 
Tugas 
menulis 
Pengetahuan 
penulis 
REFLEKSI 
Perencanaan 
Membangkitkan 
Mengorganisir 
Membuat arahan 
PRODUKSI TEKS 
Menulis 
INTERPRESTASI 
Mengedit 
Tulisan yang 
sudah 
dihasilkan 
Input Proses 
Hasil 
Menulis pada dasarnya memiliki 3 proses kognitif utama yaitu;
1. Perencanaan (planning); kegiatan mencari/melacak informasi dari ingatan 
jangka panjangnya (apa yang pernah dikerjakan, apa yang pernah ditulis, 
dan pengalaman lain yang relevan) meliputi tahapan; 
a. Generating (membangkitkan); melacak informasi yang relevan dengan 
tugas menulisnya. 
b. Organizing (mengorganisir); memilih informasi paling sesuai dan dibuat 
garis besar (distrukturkan) agar tidak menyimpang (koheren) 
c. Goal setting (mengarahkan tujuan); menentukan kriteria umum sebagai 
arahan/panduan dalam menulis sesuai rencana (garis besar yang sudah 
dibuat). Misal; tulisan dibuat dengan kalimat sederhana disertai gambar 
penjelas karena tidak semua pembaca ahli dalam topik yang akan ditulis. 
2. Menterjemahkan (Translating)); menulis sesuai rencana secara efektif 
3. Pemeriksaan ulang (Reviewing); aktifitas membaca dan mengedit 
(menemukan kesalahan dan membetulkan). 
Istilah-istilah lain yang dikemukakan ahli lain tetap merujuk pada 3 proses 
kognitif utama dari aktifitas menulis sebagai berikut; 
Planning Translating Reviewing Hayes (1980) 
Planning Transcribing Reviewing Nold (1981) 
Production of 
Production of text Editing Bruce et. All 
ideas 
Planning Generating Reviewing Gould (1980) 
Accessing 
additional 
information 
Planning Transcribing Reviewing Nold (1981) 
Collecting 
Translating ideas 
Reviewing ideas 
information 
into text 
and text 
Kellogg (1994) 
Planning ideas 
(Sumber Mayer, 2006) 
Model Hayes belum menggambarkan peran motivasi dan faktor sosial 
dalam aktivitas menulis, artinya menulis merupakan proses mental yang
dipengaruhi oleh faktor latihan namun juga proses kompleks yang dipengaruhi 
faktor sosial. Vygotsky (1983) menyatakan perkembangan kognitif penalaran 
sangat ditentukan oleh simbol dan interaksi sosial, internalisasi kebudayaan, dan 
hubungan sosial. Pemikiran Vygotsky memberikan dasar pemikiran bahwa 
kemampuan menulis dipengaruhi oleh faktor sosial juga motivasi, karena menulis 
sebenarnya menggunakan simbol-simbol. Interaksi sosial dan bimbingan orang 
dewasa menjadi penting untuk mengembangkan potensi kemampuan menulis. 
Deane (2008) menyatakan bimbingan (scaffolding) merupakan strategi penting 
mendukung munculnya berbagai argumen. Argumen-argumen inilah yang 
membangkitkan ide atau gagasan yang bisa menjadi bahan penulisan. 
Faktor pengalaman dan budaya 
Menilik sistem pembelajaran di Indonesia seolah telah terbentuk kesan 
menulis adalah hal yang membosankan. Fakta empiris dan mungkin sebagian 
besar generasi yang mengenyam Pendidikan Sekolah Dasar pada era 1980 dan 
sebelumnya bahkan sekarang masih bisa terjadi aktivitas menulis dimanipulasi 
menjadi bentuk hukuman yang justeru merusak potensi menulis pada anak dan 
terbawa sampai dewasa. Sering terdengar seorang anak yang dianggap 
melanggar seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah bisa mendapat hukuman 
dari gurunya untuk menulis kalimat dalam jumlah banyak seperti” saya tidak akan 
mengulangi” sampai ratusan baris. Bosan dan terpaksa, sehingga kesan bagi 
anak menulis adalah melelahkan dan menjemukan begitu melekat. Anak-anak 
justeru menjadi malas menulis terlebih dalam keseharian sistem komunikasi 
pembelajaran di kelas bersifat satu arah. Anak menjadi pendengar yang pasif 
daripada komunikator yang aktif terlebih melalui bahasa tulis.
Masa anak-anak dibiasakan menjadi pendengar yang baik, minim 
kesempatan untuk mengekpresikan buah pemikiran ataupun gagasan dan 
berlatih menggunakan simbol-simbol. Anak lahir dan menjadi besar memahami 
lingkungan dengan menggunakan simbol-simbol sehingga minimnya kesempatan 
interaksi dan menggunakan berbagai simbol untuk berbagai keadaan kurang 
menguntungkan terhadap perkembangan kemampuan menulis. Bimbingan orang 
dewasa sangat diperlukan bagi anak-anak untuk mengembangkan potensi 
menulis. Selain itu faktor budaya berpengaruh terhadap anak dimana budaya 
tutur lebih mendominasi dalam masyarakat sehingga obyektifitas dalam berpikir 
berkurangnya. Budaya tutur tidaklah jelek dan memang dalam masyarakat 
paternalistik kepiawaian tokoh penyampai ide melalui cara verbal masih menjadi 
faktor penentu keberhasilan komunikasi. Informasi akan diterima bukan sekedar 
pada isi namun siapa figur yang menyampaikan. Budaya menulis harus terus 
dikembangkan sehingga aktivitas menulis layaknya bertutur sapa. 
Faktor-faktor pendidikan dan pelatihan 
Sebagian besar anak-anak kurang memiliki ruang kebebasan untuk 
berekpresi. Pembelajaran menulis proses latihannya lebih banyak dihadapkan 
pada upaya memenuhi tata aturan atau tata tulis yang baik bukan 
menitikberatkan cara mengkomunikasikan ide dengan baik. Ada beberapa 
paradok dalam aktivitas menulis menurut Mayer (2006), yaitu: 
Proses vs 
produk 
Pembelajaran menulis lebih mengutamakan produk akhir (ejaan, 
tata bahasa, tanda baca dan sebagainya). Waktu lebih banyak 
untuk menulis (translating) namun kurang perencanaan (planning) 
secara matang. 
Pemecahan 
masalah vs 
Menulis kebanyakan sekedar menerapkan langkah-langkah 
menulis secara tepat namun jarang dilihat sebagai upaya
penerapan 
prosedur 
memecahkan masalah seperti memilih format tabel, mnemonic, 
representasi visual dan sebagainya1. 
Komunikasi 
vs komposisi 
Pembelajaran seharusnya menekankan cara menulis untuk 
mempengaruhi sasaran bukan hanya memenuhi gaya dan tata 
bahasa yang baik. 
Transformasi 
pengetahuan 
vs informasi 
pengetahuan 
Penulis sebaiknya memilih dan mengorganisir ide-ide sebagai 
pesan yang koheren, memodifikasi informasi agar bisa 
dikomunikasikan dengan baik kepada sasaran bukan sekedar 
penyajikan informasi sesuai apa yang dipikirkan. 
Hasil penelitian menunjukkan ada kecenderungan konsentrasi penulis 
lebih banyak pada aktifitas perencanaan (planning) sub generating 
(membangkitkan ide-ide), sub organizing (upaya mengorganisir ide), dan sub 
translating (upaya menterjemahkan ide/menulis) ke dalam tulisan namun jarang 
terkonsentrasi pada aktifitas memeriksa kembali (reviewing) khususnya sub 
editing. Pada saat menulis kelemahan lain adalah melakukan perencanaan 
sambil menulis, dan jarang mempersiapkan dengan matang melalui outline yang 
baik. Akibatnya produktivitas menjadi berkurang. 
Faktor motivasi 
Pada sisi motivasi menulis belum merupakan karir yang prima. Insentif 
dan penghargaan terhadap aktivitas seorang penulis masih rendah, belum lagi 
masalah plagiarisme. Seorang mahasiswa yang berhasil mempublikasikan 
karyanya di panggung internasional kurang mendapatkan penghargaan signifikan 
dari pemerintah. Mahasiswa sering mengalami kesulitan di dalam pembiayaan 
untuk menghadiri forum bergengsi di dunia internasional sebagai persyaratan 
artikel yang dikirimkan dimuat namun harus melalui proses presentasi atau 
konferensi. 
Strategi implementasi kebijakan jangka panjang
Persoalan menulis harus dipandang sebagai persoalan hulu hilir bukan 
persoalan hilir saja sehingga pengembangan kemampuan menulis harus 
dilakukan sejak dini. Guru perlu dilatih untuk menguasai strategi pengembangan 
kemampuan menulis pada anak-anak termasuk bagi dosen dalam 
pengembangan budaya menulis. 
Menulis harus diposisikan sebagai karir prima yang penuh insentif. 
Pemerintah dan universitas perlu memberikan insentif yang memadai terhadap 
karya tulis yang berkualitas. Karya tulis bisa menjadi lampiran penting pada saat 
wawancara atau mencari kerja. Di banyak negara Eropa dan Amerika publikasi 
merupakan salah satu syarat yang dikendaki ketika melamar pekerjaan, menjadi 
seorang doktor tidak cukup tanpa menulis, menjadi profesor juga harus 
mempublikasikan banyak jurnal (Adam, 2012). 
Pemerintah sebaiknya lebih tegas dalam menindak plagiarisme, hal ini 
untuk memberikan jaminan keamaman dan kenyamanan pada para penulis agar 
lebih produktif mempublikasikan karya-karyanya baik nasional bahkan 
internasional. 
Program pengembangan minat baca di kalangan masyarakat terutama 
sejak masa kanak-kanak harus terus digalakkan. Mahasiswa perlu melakukan 
ujian komprehensif pada jenjang S1, S2, maupun S3 terkait penguasaan teori-teori 
induk dan pendukung utama dari bidang ilmu yang ditekuni. Setiap prodi 
dapat menentukan judul-judul buku induk yang harus dikuasai mahasiswa dan 
dipantau setiap semester. Dosen setiap semester bisa meminta tagihan sebuah 
artikel atau jurnal diikuti ujian komprehensif terkait wawasan dan gagasan yang 
telah ditulis. Jika tidak memungkinkan setiap semester mahasiswa bisa dalam 
setahun 1 artikel atau sesuai kondisi dan kebijakan program studi masing-
masing.Artinya bukan pada akhir setelah mahasiswa akan lulus sebagai 
persyaratan, namun pada sisi hulu sudah dibiasakan dengan aktivitas menulis. 
Tema atau topik secara paralel bisa berangkat dari kondisi lapangan (aktual) 
yang dikaji sesuai teori-teori yang dikaji atau dipelajari pada semester berjalan 
sesuai bidang sebagai syarat mengikuti ujian semester. Universitas perlu 
memberikan dukungan insentif langsung atau menggalakkan lomba karya tulis 
karya ilmiah di setiap semester baik pada tingkat program studi, fakultas, 
universitas maupun di luar universitas. 
Pendidikan dan latihan menulis yang tepat perlu diprogramkan. Dosen 
dan guru seharusnya menyadari bahwa aktivitas menulis merupakan proses 
mental yang bisa dikembangkan. Perlu disadari dan dipahami bahwa di dalam 
aktivitasb menulis; (1) Anak perlu dilatih menulis ekspresif tanpa ketakutan 
hambatan penggunaan tata bahasa, tata kalimat, pengejaan, dan aturan yang 
ketat. Biarkan anak senang dahulu dengan menulis, (2) Fokus kepada 
mekanisme untuk menghasilkan tulisan sesuai aturan tata tulis bisa 
menyebabkan gangguan dalam tahap perencanaan dan pengorganisasian (3) 
Penulis dewasa memiliki mekanisme (tata aturan) menulis yang bersifat otomatis 
dipikiran akan mampu menulis lebih kompleks, terintegrasi, dan selesai. 
Pada usia anak dan remaja sebaiknya tidak menerapkan aturan yang 
kaku dan ketat dan memaksa siswa menulis sesuai tata tulis yang benar. Biarkan 
siswa berekpresi lebih dahulu karena justru bisa memberikan hasil lebih bagus. 
Ekspresi secara oral perlu dilatihkan kepada siswa terutama anak-anak kelas 
rendah menulis harus dilakukan secara rileks. Otomatisasi tata tulis bisa 
meningkat sendirinya jika anak melihat hubungan diantara gagasan itu sendiri.
Jadi yang terpenting biarkan anak mengekspresikan gagasan tanpa terikat pada 
aturan tata tulis yang kaku. 
Pemerintah perlu mendukung wadah karya ilmiah yaitu jurnal-jurnal 
publikasi dan keberpihakan melalui politik anggaran. Pemerintah harus serius 
memberikan perhatian kepada eksistensi jurnal-jurnal ilmiah. Pengelola jurnal, 
editor, dan reviewer perlu mendapatkan penghargaan bukan saja secara 
finansial namun kegiatan mereka bisa dianggap kegiatan akademik dengan 
kredit point yang lebih besar. Dana untuk penerbitan jurnal, pengembangan, dan 
publikasi seharusnya lebih diberikan kemudahan dan dipahami sebagai ruh 
utama dari aktivitas institusi akademik. Keberpihakan sistem anggaran antara 
aktifitas akademik dan administratif harus berimbang, bahkan idealnya lebih 
besar porsi pada aktivitas akademik. Sudah menjadi rahasia umum alokasi dana 
untuk kelanjutan jurnal sangat tidak memadai dan sulit pencairannya namun 
pengadaan sarana fisik malah lebih cepat direalisasikan meskipun lebih 
memakan biaya besar. 
Penutup 
Implementasi kebijakan publikasi ilmiah harus disikapi positif dan 
diperlukan kajian komprehensif. Publikasi ilmiah memerlukan dukungan 
kemampuan menulis yang tidak terbentuk secara instan, namun melalui latihan 
dan dipengaruhi faktor sosial budaya serta motivasi. Menulis harus dipandang 
merupakan persoalan sosial kultural yang tidak bisa diselesaikan hanya melalui 
edaran nomor 152/E/T/2012 melalui tagihan akhir di hilir sebagai syarat 
kelulusan. Pengembangan kemampuan menulis harus menggunakan strategi 
yang bersifat jangka panjang dan transformatif sehingga mampu menempatkan 
menulis menjadi budaya. Proses-proses mental dari aktivitas menulis harus
dipahami termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi agar pengembangan 
kemampuan menulis dipersiapkan sejak dini. Parameter layanan pemerintah juga 
harus ditentukan dengan jelas sehingga Edaran Nomor 152/E/T/2012 harus 
diikuti komitmen dan dipandang bagian koheren dari strategi pengembangan 
jangka panjang. Menulis harus diposisikan sebagai profesi dengan karir prima 
dan penuh penghargaan. Pemerintah hendaknya serius mengembagkan 
program-program pelatihan bagi guru cara mengembangkan keterampilan 
menulis pada anak sesuai tingkat perkembangan. Politik anggaran harus 
memahami nilai strategis dari aktivitas akademik yang disebut menulis dan 
publikasi sebagai bagian penting transformasi pendidikan. Pelayanan awal 
sebaiknya lebih fleksibel agar tidak menimbulkan resistensi, langkah demi 
langkah mengadopsi banyak pendekatan namun bersifat komprehensif dan 
transformatif. Dengan demikian menulis akan menjadi tradisi akademik yang kuat 
di setiap universitas dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Semoga. 
Daftar Pustaka 
Adam, Mindy (2012) Quality in scholarly research in Indonesian universities . 
Diakses dari http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/18/quality-scholarly- 
research-indonesian-universities.html. 
Deane, Paul at.all (2008) Cognitive Models of Writing: Writing Proficiency as a 
Complex Integrated Skill. Research report. Diakses dari http://www.ets.org/ 
Media/Research/pdf/RR-08-55.pdf 
Hayes, John R & Flower, Linda (1980) A Cognitive Process Theory of Writing. 
College Composition and Communication, Vol. 32, No. 4, (Dec., 1981), pp. 
365-387. Published by: National Council of Teachers of English. Diakses 
dari: http://www.jstor.org/stable/35660 
Hayes, J. R., & Flower, L. S. (1980). Identifying the organization of writing 
processes. In L. Gregg & E. R. Steinberg (Eds.), Cognitive processes in 
writing (pp. 3-30). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum 
Mayer,R.E. 2006. Learning and Instruction (second edition). New Jersey- 
Columbus,Ohio: Pearson Merrill Prentice Hall.
Vygotsky (1990) Vygotsky and Education. Instructional implication and 
Applications of Sociohistorical Psychology. New York: cambridge 
University Press.

More Related Content

What's hot

Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8
Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8
Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8Muhammad Idris
 
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIIIBuku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIIIZufar Asyraf Al
 
7 bahasa indonesia buku_siswa
7 bahasa indonesia buku_siswa7 bahasa indonesia buku_siswa
7 bahasa indonesia buku_siswasmbbgb
 
7 bahasa indonesia buku guru
7 bahasa indonesia buku guru7 bahasa indonesia buku guru
7 bahasa indonesia buku gurusmbbgb
 
Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013Sandi Milzam
 
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013riezouane
 
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIABUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIAEndang Pristiawaty
 
BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIA
BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIABUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIA
BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIAEndang Pristiawaty
 
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Bahasa Indonesia smp 7 guru
Bahasa Indonesia  smp 7  guruBahasa Indonesia  smp 7  guru
Bahasa Indonesia smp 7 guruBudhi Emha
 

What's hot (16)

Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8
Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8
Buku guru Bahasa Indonesia kelas 8
 
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
 
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIIIBuku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
 
Bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku siswa)
Bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku siswa)Bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku siswa)
Bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku siswa)
 
Document2
Document2Document2
Document2
 
7 bahasa indonesia buku_siswa
7 bahasa indonesia buku_siswa7 bahasa indonesia buku_siswa
7 bahasa indonesia buku_siswa
 
7 bahasa indonesia buku guru
7 bahasa indonesia buku guru7 bahasa indonesia buku guru
7 bahasa indonesia buku guru
 
Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
Analisis Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum 2013
 
Test, wait.
Test, wait.Test, wait.
Test, wait.
 
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
 
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIABUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
 
BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIA
BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIABUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIA
BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS X BAHASA INDONESIA
 
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Bahasa Indonesia smp 7 guru
Bahasa Indonesia  smp 7  guruBahasa Indonesia  smp 7  guru
Bahasa Indonesia smp 7 guru
 
10 bahasa indonesia buku_guru
10 bahasa indonesia buku_guru10 bahasa indonesia buku_guru
10 bahasa indonesia buku_guru
 
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
Kelas xii bahasaindonesia bs smt 2
 

Viewers also liked

Тигран Гукасян. Качество vs Расходы
Тигран Гукасян. Качество vs РасходыТигран Гукасян. Качество vs Расходы
Тигран Гукасян. Качество vs РасходыWikimart
 
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02BM English Speaking
 
Google Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetrics
Google Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetricsGoogle Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetrics
Google Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetricsWikimart
 
2014: Wikimart and the Russian Ecommerce Highlights
2014: Wikimart and the Russian Ecommerce Highlights2014: Wikimart and the Russian Ecommerce Highlights
2014: Wikimart and the Russian Ecommerce HighlightsWikimart
 
Social evidence based practice
Social evidence based practiceSocial evidence based practice
Social evidence based practicePuji Riyanto
 
Reorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guru
Reorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guruReorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guru
Reorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guruPuji Riyanto
 
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02BM English Speaking
 
«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief Time
«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief Time«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief Time
«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief TimeWikimart
 
Роль стантартов в развитии On line торговли
Роль стантартов в развитии On line торговлиРоль стантартов в развитии On line торговли
Роль стантартов в развитии On line торговлиWikimart
 
Онлайн-ритейл в России: Перспективы и действия
Онлайн-ритейл в России: Перспективы и действияОнлайн-ритейл в России: Перспективы и действия
Онлайн-ритейл в России: Перспективы и действияWikimart
 
Colgate nirma
Colgate nirmaColgate nirma
Colgate nirmarasharo
 
Sinusitis aguda y crónica- rinitis alérgica
Sinusitis aguda y crónica- rinitis alérgicaSinusitis aguda y crónica- rinitis alérgica
Sinusitis aguda y crónica- rinitis alérgicaMario RodriguezySilva
 
Professional Presentation Skills - BM Seminar Series
Professional Presentation Skills - BM Seminar SeriesProfessional Presentation Skills - BM Seminar Series
Professional Presentation Skills - BM Seminar SeriesBM English Speaking
 
Cosmetics buying behaviour in India
Cosmetics buying behaviour in IndiaCosmetics buying behaviour in India
Cosmetics buying behaviour in Indiarasharo
 
Business English Workshop - BM Seminar Series
Business English Workshop - BM Seminar SeriesBusiness English Workshop - BM Seminar Series
Business English Workshop - BM Seminar SeriesBM English Speaking
 

Viewers also liked (15)

Тигран Гукасян. Качество vs Расходы
Тигран Гукасян. Качество vs РасходыТигран Гукасян. Качество vs Расходы
Тигран Гукасян. Качество vs Расходы
 
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
 
Google Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetrics
Google Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetricsGoogle Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetrics
Google Analytics vs Omniture SiteCatalyst vs In-ouse Webanalytics at iMetrics
 
2014: Wikimart and the Russian Ecommerce Highlights
2014: Wikimart and the Russian Ecommerce Highlights2014: Wikimart and the Russian Ecommerce Highlights
2014: Wikimart and the Russian Ecommerce Highlights
 
Social evidence based practice
Social evidence based practiceSocial evidence based practice
Social evidence based practice
 
Reorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guru
Reorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guruReorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guru
Reorientasi paradigma kebijakan pengembangan profesionalisme guru
 
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
Bmseminar successininterview-ratneshadesai-140729050340-phpapp02
 
«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief Time
«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief Time«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief Time
«Викиномика в действии» - Интервью Камиля Курмакаева Chief Time
 
Роль стантартов в развитии On line торговли
Роль стантартов в развитии On line торговлиРоль стантартов в развитии On line торговли
Роль стантартов в развитии On line торговли
 
Онлайн-ритейл в России: Перспективы и действия
Онлайн-ритейл в России: Перспективы и действияОнлайн-ритейл в России: Перспективы и действия
Онлайн-ритейл в России: Перспективы и действия
 
Colgate nirma
Colgate nirmaColgate nirma
Colgate nirma
 
Sinusitis aguda y crónica- rinitis alérgica
Sinusitis aguda y crónica- rinitis alérgicaSinusitis aguda y crónica- rinitis alérgica
Sinusitis aguda y crónica- rinitis alérgica
 
Professional Presentation Skills - BM Seminar Series
Professional Presentation Skills - BM Seminar SeriesProfessional Presentation Skills - BM Seminar Series
Professional Presentation Skills - BM Seminar Series
 
Cosmetics buying behaviour in India
Cosmetics buying behaviour in IndiaCosmetics buying behaviour in India
Cosmetics buying behaviour in India
 
Business English Workshop - BM Seminar Series
Business English Workshop - BM Seminar SeriesBusiness English Workshop - BM Seminar Series
Business English Workshop - BM Seminar Series
 

Similar to Tinjauan sosio historis strategi pengembangan kemampuan menulis

Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaUpaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaIqwal Akmar
 
Artikel ogn 2019 revisi
Artikel ogn 2019 revisiArtikel ogn 2019 revisi
Artikel ogn 2019 revisiAmin Udin
 
1 Modul Literasi Baca Tulis.pdf
1 Modul Literasi Baca Tulis.pdf1 Modul Literasi Baca Tulis.pdf
1 Modul Literasi Baca Tulis.pdfArifSantoso34
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaFAJAR MENTARI
 
Modul kepenulisan (aang)
Modul kepenulisan (aang)Modul kepenulisan (aang)
Modul kepenulisan (aang)dianhasanudin
 
Tips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTaufiq Hidayat
 
Guru dan Pendidikan Anti Korupsi
Guru dan Pendidikan Anti KorupsiGuru dan Pendidikan Anti Korupsi
Guru dan Pendidikan Anti KorupsiSupriadi Fadel
 
Suwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaranSuwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaranyasirecin78
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianDHEluvELI
 
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalStrategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalDhika Tr
 
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASPENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASIsmaya Indri Astuti
 
PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0Syawiril Syawiril
 

Similar to Tinjauan sosio historis strategi pengembangan kemampuan menulis (20)

Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaUpaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Indonesia
 
Artikel ogn 2019 revisi
Artikel ogn 2019 revisiArtikel ogn 2019 revisi
Artikel ogn 2019 revisi
 
MEMBACA KRITIS
MEMBACA KRITISMEMBACA KRITIS
MEMBACA KRITIS
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
1 Modul Literasi Baca Tulis.pdf
1 Modul Literasi Baca Tulis.pdf1 Modul Literasi Baca Tulis.pdf
1 Modul Literasi Baca Tulis.pdf
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
 
Modul kepenulisan (aang)
Modul kepenulisan (aang)Modul kepenulisan (aang)
Modul kepenulisan (aang)
 
Tips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasi
 
Guru dan Pendidikan Anti Korupsi
Guru dan Pendidikan Anti KorupsiGuru dan Pendidikan Anti Korupsi
Guru dan Pendidikan Anti Korupsi
 
Konsep Dasar IPS
Konsep Dasar IPSKonsep Dasar IPS
Konsep Dasar IPS
 
Suwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaranSuwarjdono paradigma belajaran
Suwarjdono paradigma belajaran
 
makalah Nurruba Rahayu.pdf
makalah Nurruba Rahayu.pdfmakalah Nurruba Rahayu.pdf
makalah Nurruba Rahayu.pdf
 
Menulis opini
Menulis opiniMenulis opini
Menulis opini
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Percob pertama
Percob pertamaPercob pertama
Percob pertama
 
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalStrategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
 
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITASPENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
PENGARUH KEGIATAN OSPEK TERHADAP ETIKA MAHASISWA BARU MEMASUKI DUNIA UNIVERSITAS
 
BAB I.doc
BAB I.docBAB I.doc
BAB I.doc
 
PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAHSUDAHKAN MENUNJANG REVOLUSI INDUSTRI 4.0
 

Recently uploaded

SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNURULATIQAHBINTIABDG
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxarbidu2022
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2RezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxRezaWahyuni6
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...walidumar
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

Tinjauan sosio historis strategi pengembangan kemampuan menulis

  • 1. Tinjauan Sosio Historis Strategi Pengembangan Kemampuan Menulis dalam Konteks Implementasi Kebijakan Publikasi Ilmiah di Pendidikan Tinggi Pujiriyanto Email: pujfip@yahoo.com Abstrak Surat Edaran Dikti 152/E/T/2012 telah disikapi pro dan kontra, seolah kebijakan Dikti merupakan tagihan pada sisi hilir namun melupakan fakta bahwa menulis bukan sekedar persoalan pada sisi hilir, namun merupakan persoalan hulu sampai dengan hilir yang melibatkan pengalaman, pendidikan dan latihan, dan motivasi sehingga memerlukan kajian secara komprehensif. Menulis merupakan proses mental yang dipengaruhi oleh faktor sosial historis yaitu pengalaman, latihan, dan motivasi. Menulis bukanlah persoalan sederhana semudah membalikkan telapak tangan, namun menulis menyangkut persoalan kultural. Strategi pengembangan yang dilakukan seharusnya juga mencerminkan adanya aktualisasi ilmu pendidikan antara lain melalui; (1) pengembangan kemampuan menulis sejak dini secara tepat, (2) memberikan motivasi dengan menempatkan menulis sebagai pilihan karir prima, (3) pemerintah memberikan pelayanan primer terstandar seperti memberikan wadah terbitnya berbagai jurnal, (4) revitalisasi pengembangan minat baca, dan (5) menyediakan pendidikan dan latihan menulis yang memadai. Edaran Dikti 152/E/T/2012 harus dipandang sebagai langkah awal yang baik dan menjadi bagian koheren dari strategi pengembangan budaya menulis yang transformatif. Kata kunci: menulis, jurnal, sosial historis kultural, transformatif Pendahuluan Tanggal 27 Januari 2012 Dirjen Dikti mengeluarkan Surat Edaran Nomor 152/E/T/2012 kepada seluruh Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta seluruh Indonesia. Mahasiswa harus mempublikasikan karya ilmiah sebelum lulus. Jenjang S1 makalah disyaratkan terbit di jurnal ilmiah, jenjang S2 pada jurnal nasional terakreditasi dan jenjang S3 pada jurnal berskala internasional. Edaran ini telah menimbulkan pro dan kontra secara kelembagaan maupun secara personal, terutama di kalangan mahasiswa. Ada fenomena seolah semua merasa terkejut dan terkesan kebijakan dipaksakan. Sebagai akademisi penting
  • 2. untuk melihat kebijakan ini secara komprehensif dan bijaksana meskipun kebijakan ini terkesan bersifat reaktif. Edaran ini bisa dikesankan layaknya orang yang bangun kesiangan dalam kesadaran, terlambat namun merupakan langkah awal yang baik. Kebijakan ini sesungguhnya bisa ditafsirkan bermacam-macam sesuai sudut pandang dan kepentingan. Bisa dikatakan sebagai kebijakan terburu-buru sekaligus merupakan kebijakan yang terlambat. Dikatakan terburu-buru apabila dasar kemunculan kebijakan ini lebih didasari atas semangat “kebakaran jenggot”, bersifat reaktif karena mengejar gengsi. Dampaknya bisa berakibat kepada upaya-upaya masif untuk memobilisasi terbitnya berbagai karya ilmiah yang lepas dari bobot dan justeru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang kurang bertanggungjawab. Bukti kemunculan Beall's List of Predatory Publishers merupakan indikator maraknya pihak yang mengambil keuntungan dari situasi dan penerapan kebijakan ini. Sebagaimana kebijakan lainnya menjadi kebiasaan selalu bersifat tambal sulam, kebijakan berjalan sambil belajar mulai diterapkan oleh Dirjen Dikti. Hal-hal lain yang belum jelas akan diperbaiki kemudian. Kebijakan ini nampak bersifat reaktif karena pada implementasinya menimbulkan penafsiran berbeda antara perguruan tinggi yang satu dengan lainnya. Ketidaksiapan pemerintah juga terlihat dari ketidakmampuan mengantisipasi lonjakan publikasi ilmiah yang kekurangan memerlukan wadah serta kriteria-kriteria atau rambu-rambu kualitas jurnal yang dipersyaratkan. Ada yang menafsirkan jurnal internasional harus terindex scopus, memiliki impact factor tinggi, jumlah negara asal reviewer, dan standar lain yang bisa bermacam-macam. Ada fenomena mahasiswa S3 pada perguruan tinggi tertentu terkesan mudah dan cepat lulus, namun pada kasus
  • 3. lain ada mahasiswa yang harus menunggu lama karena perbedaan perguruan tinggi dalam menginterprestasi persyaratan kualitas jurnal internasional yang diperbolehkan. Patut diduga kebijakan ini akan bermetamorfosis dan dipenuhi dengan kebijakan tambal sulam karena sifatnya yang reaktif dan selalu muncul sebagai tagihan yang dikenakan pada sisi hilir. Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab sikap reaktif kebijakan penulisan jurnal disebabkan oleh suatu fakta ketertinggalan Indonesia dalam publikasi karya ilmiah secara kuantitas dibandingkan beberapa negara tetangga. Jumlah makalah penelitian yang diterbitkan dari universitas asal Indonesia persentasenya sangat kecil dibanding total publikasi dari universitas di Malaysia. Catatan www.sciencedirect per 9 Febuari 2012 publikasi karya ilmiah di Indonesia masih tertinggal dibanding negara ASEAN lain. Sebagai perbandingan ITB sebagai juara publikasi Indonesia hanya mencatatkan angka 2.029 publikasi sementara University of Malaysia mampu mencatat jumlah publikasi sebanyak 16.027 publikasi. Padahal secara kuantitas jumlah perguruan tinggi Indonesia kurang lebih 3600 sementara Malaysia hanya sekitar 20 Universitas Negeri dan 33 Universitas Swasta. Hal ini memang ironis seolah kemampuan menulis mahasiswa Indonesia lebih rendah dibandingkan negara tetangga. Mayoritas isi tulisan juga lebih terpaku pada teori-teori saja, kurang didasarkan atas hasil riset ilmiah yang mendalam. Jurnal ilmiah memang sudah menjadi parameter kualitas akademik di banyak negara sayang perbandingan dengan negara tetangga tidak diikuti perbandingan parameter layanan dari pemerintah. Mengambil suatu analogi para peneliti Malaysia difasilitasi layaknya pasukan elit, sementara para peneliti Indonesia difasilitasi layaknya tentara reguler sehingga meskipun jumlahnya
  • 4. banyak bukan merupakan tandingan. Perumpamaan di atas sesungguhnya lebih merupakan gambaran adanya perbedaan layanan dasar atas komitmen pemerintah terhadap penerapan kebijakan publikasi ilmiah. Pemerintah Malaysia rela mengeluarkan dana riset dan publikasi yang besar disertai berbagai insentif sepadan bagi para penulis dan peneliti. Apabila dikaji lebih jauh minimnya publikasi ilmiah para mahasiswa dan peneliti Indonesia bukan semata-mata persoalan pada sisi hilir namun juga masalah yang bermula dari hulu. Menulis merupakan kemampuan yang seharusnya dibentuk dan dilatih sejak dini. Sistem pendidikan di Indonesia kurang memberikan latihan dan pengalaman dalam hal menulis terutama yang dialami sejak usia sekolah dasar. Kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan menulis juga merupakan faktor kunci keberhasilan pengembangan keterampilan menulis. Kurangnya kesempatan mengekpresikan diri melalui tulisan maupun media komunikasi lain muncul akibat dari praktek pendidikan yang bersifat teacher centre. Selain itu secara kultural masyarakat sangat kental dengan budaya tutur daripada budaya membaca dan menulis. Kebijakan penulisan jurnal merupakan langkah awal yang baik, namun sebaiknya tidak hanya dilihat sebagai persoalan hilir. Strategi pengembangan jangka panjang harus dipikirkan agar menulis bukan sekedar memenuhi syarat kelulusan menjadi membudaya. Strategi pengembangan budaya menulis harus dilakukan secara transformatif. Menulis harus memberikan kepuasan kepada penulis karena mampu menjangkau preferensi orang lain dan mampu menginspirasi pembaca. Atas dasar kondisi di atas tulisan ini mencoba untuk mengkaji dan memahami apa saja proses mental dalam kegiatan menulis dan bagaimana strategi pengembangannya sehingga dapat direkomendasikan suatu
  • 5. strategi untuk implementasi kebijakan pemerintah melalui Surat Edaran Dikti Nomor 152/E/T/2012 secara bertahap. Pembahasan Menulis tidaklah sesederhana yang dibayangkan orang, terlebih menulis karya ilmiah sesuai kaidah-kaidah ilmiah dalam jurnal internasional. Menulis memerlukan kemampuan tersendiri dan cukup memerlukan pemikiran bagi orang dewasa apalagi anak-anak. Penulis dewasa seperti mahasiswa yang lebih sadar mengenai sasaran pembaca dan bagaimana akan disampaikan sering masih merasa kesulitan. Tidak mengherankan banyak tulisan bersifat egosentris dan kurang memenuhi syarat sebagai publikasi ilmiah apalagi dimuat di jurnal internasional. Bagaimana dengan anak-anak? Berbeda dengan anak sekedar menceritakan kembali sebuah ceritera bisa merupakan kesulitan karena umumnya belum mampu menangkap bagian-bagian penting dari cerita yang didengar dan atau disimak untuk diceritakan kembali melalui tulisan. Egosentrisme bersifat wajar pada anak-anak karena belum mampu bercerita dari sudut pandang pendengar dan menganggap orang lain telah mengetahui gagasan yang akan disampaikan. Pada dasarnya bercerita, berbicara, dan menulis ditujukan untuk mempersuasi orang lain hanya dalam bercerita dan berbicara banyak terjadi pertemuan fisik dan komunikasi langsung sementara komunikasi melalui tulisan tidak secara langsung. Implikasinya penyampaian pesan melalui bahasa tulis jauh lebih sulit. Penulis dewasa saja terkadang bersifat egosentris dan kurang mengorganisir tulisannya dengan baik. Menulis merupakan ketrampilan yang memerlukan pemahaman perspektif calon pembaca. Penulis yang baik menurut Applebee (1982 melalui Mayer, 2006) memiliki bekal pengetahuan tentang; 1).
  • 6. Bahasa (aturan tata bahasa) menurut jenis bahasa yang dipakai, 2). Topik yang akan ditulis, dan 3). Karakteristik calon pembaca. Namun, menulis sebagai suatu proses mental bisa ditingkatkan kemampuannya melalui pembelajaran apabila proses kognitif dari aktifitas menulis tersebut difahami. Menulis sebagai proses mental Pemaparan ini beranjak dari pemikiran Hayes dan Flower (1980) menulis merupakan proses mental karena menekankan peran kerja memori melalui representasi visual dan spasial dalam grafik, tabel, gambar. Hayes dan Flower menyajikan model proses menulis sebagai berikut: Tugas menulis Pengetahuan penulis REFLEKSI Perencanaan Membangkitkan Mengorganisir Membuat arahan PRODUKSI TEKS Menulis INTERPRESTASI Mengedit Tulisan yang sudah dihasilkan Input Proses Hasil Menulis pada dasarnya memiliki 3 proses kognitif utama yaitu;
  • 7. 1. Perencanaan (planning); kegiatan mencari/melacak informasi dari ingatan jangka panjangnya (apa yang pernah dikerjakan, apa yang pernah ditulis, dan pengalaman lain yang relevan) meliputi tahapan; a. Generating (membangkitkan); melacak informasi yang relevan dengan tugas menulisnya. b. Organizing (mengorganisir); memilih informasi paling sesuai dan dibuat garis besar (distrukturkan) agar tidak menyimpang (koheren) c. Goal setting (mengarahkan tujuan); menentukan kriteria umum sebagai arahan/panduan dalam menulis sesuai rencana (garis besar yang sudah dibuat). Misal; tulisan dibuat dengan kalimat sederhana disertai gambar penjelas karena tidak semua pembaca ahli dalam topik yang akan ditulis. 2. Menterjemahkan (Translating)); menulis sesuai rencana secara efektif 3. Pemeriksaan ulang (Reviewing); aktifitas membaca dan mengedit (menemukan kesalahan dan membetulkan). Istilah-istilah lain yang dikemukakan ahli lain tetap merujuk pada 3 proses kognitif utama dari aktifitas menulis sebagai berikut; Planning Translating Reviewing Hayes (1980) Planning Transcribing Reviewing Nold (1981) Production of Production of text Editing Bruce et. All ideas Planning Generating Reviewing Gould (1980) Accessing additional information Planning Transcribing Reviewing Nold (1981) Collecting Translating ideas Reviewing ideas information into text and text Kellogg (1994) Planning ideas (Sumber Mayer, 2006) Model Hayes belum menggambarkan peran motivasi dan faktor sosial dalam aktivitas menulis, artinya menulis merupakan proses mental yang
  • 8. dipengaruhi oleh faktor latihan namun juga proses kompleks yang dipengaruhi faktor sosial. Vygotsky (1983) menyatakan perkembangan kognitif penalaran sangat ditentukan oleh simbol dan interaksi sosial, internalisasi kebudayaan, dan hubungan sosial. Pemikiran Vygotsky memberikan dasar pemikiran bahwa kemampuan menulis dipengaruhi oleh faktor sosial juga motivasi, karena menulis sebenarnya menggunakan simbol-simbol. Interaksi sosial dan bimbingan orang dewasa menjadi penting untuk mengembangkan potensi kemampuan menulis. Deane (2008) menyatakan bimbingan (scaffolding) merupakan strategi penting mendukung munculnya berbagai argumen. Argumen-argumen inilah yang membangkitkan ide atau gagasan yang bisa menjadi bahan penulisan. Faktor pengalaman dan budaya Menilik sistem pembelajaran di Indonesia seolah telah terbentuk kesan menulis adalah hal yang membosankan. Fakta empiris dan mungkin sebagian besar generasi yang mengenyam Pendidikan Sekolah Dasar pada era 1980 dan sebelumnya bahkan sekarang masih bisa terjadi aktivitas menulis dimanipulasi menjadi bentuk hukuman yang justeru merusak potensi menulis pada anak dan terbawa sampai dewasa. Sering terdengar seorang anak yang dianggap melanggar seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah bisa mendapat hukuman dari gurunya untuk menulis kalimat dalam jumlah banyak seperti” saya tidak akan mengulangi” sampai ratusan baris. Bosan dan terpaksa, sehingga kesan bagi anak menulis adalah melelahkan dan menjemukan begitu melekat. Anak-anak justeru menjadi malas menulis terlebih dalam keseharian sistem komunikasi pembelajaran di kelas bersifat satu arah. Anak menjadi pendengar yang pasif daripada komunikator yang aktif terlebih melalui bahasa tulis.
  • 9. Masa anak-anak dibiasakan menjadi pendengar yang baik, minim kesempatan untuk mengekpresikan buah pemikiran ataupun gagasan dan berlatih menggunakan simbol-simbol. Anak lahir dan menjadi besar memahami lingkungan dengan menggunakan simbol-simbol sehingga minimnya kesempatan interaksi dan menggunakan berbagai simbol untuk berbagai keadaan kurang menguntungkan terhadap perkembangan kemampuan menulis. Bimbingan orang dewasa sangat diperlukan bagi anak-anak untuk mengembangkan potensi menulis. Selain itu faktor budaya berpengaruh terhadap anak dimana budaya tutur lebih mendominasi dalam masyarakat sehingga obyektifitas dalam berpikir berkurangnya. Budaya tutur tidaklah jelek dan memang dalam masyarakat paternalistik kepiawaian tokoh penyampai ide melalui cara verbal masih menjadi faktor penentu keberhasilan komunikasi. Informasi akan diterima bukan sekedar pada isi namun siapa figur yang menyampaikan. Budaya menulis harus terus dikembangkan sehingga aktivitas menulis layaknya bertutur sapa. Faktor-faktor pendidikan dan pelatihan Sebagian besar anak-anak kurang memiliki ruang kebebasan untuk berekpresi. Pembelajaran menulis proses latihannya lebih banyak dihadapkan pada upaya memenuhi tata aturan atau tata tulis yang baik bukan menitikberatkan cara mengkomunikasikan ide dengan baik. Ada beberapa paradok dalam aktivitas menulis menurut Mayer (2006), yaitu: Proses vs produk Pembelajaran menulis lebih mengutamakan produk akhir (ejaan, tata bahasa, tanda baca dan sebagainya). Waktu lebih banyak untuk menulis (translating) namun kurang perencanaan (planning) secara matang. Pemecahan masalah vs Menulis kebanyakan sekedar menerapkan langkah-langkah menulis secara tepat namun jarang dilihat sebagai upaya
  • 10. penerapan prosedur memecahkan masalah seperti memilih format tabel, mnemonic, representasi visual dan sebagainya1. Komunikasi vs komposisi Pembelajaran seharusnya menekankan cara menulis untuk mempengaruhi sasaran bukan hanya memenuhi gaya dan tata bahasa yang baik. Transformasi pengetahuan vs informasi pengetahuan Penulis sebaiknya memilih dan mengorganisir ide-ide sebagai pesan yang koheren, memodifikasi informasi agar bisa dikomunikasikan dengan baik kepada sasaran bukan sekedar penyajikan informasi sesuai apa yang dipikirkan. Hasil penelitian menunjukkan ada kecenderungan konsentrasi penulis lebih banyak pada aktifitas perencanaan (planning) sub generating (membangkitkan ide-ide), sub organizing (upaya mengorganisir ide), dan sub translating (upaya menterjemahkan ide/menulis) ke dalam tulisan namun jarang terkonsentrasi pada aktifitas memeriksa kembali (reviewing) khususnya sub editing. Pada saat menulis kelemahan lain adalah melakukan perencanaan sambil menulis, dan jarang mempersiapkan dengan matang melalui outline yang baik. Akibatnya produktivitas menjadi berkurang. Faktor motivasi Pada sisi motivasi menulis belum merupakan karir yang prima. Insentif dan penghargaan terhadap aktivitas seorang penulis masih rendah, belum lagi masalah plagiarisme. Seorang mahasiswa yang berhasil mempublikasikan karyanya di panggung internasional kurang mendapatkan penghargaan signifikan dari pemerintah. Mahasiswa sering mengalami kesulitan di dalam pembiayaan untuk menghadiri forum bergengsi di dunia internasional sebagai persyaratan artikel yang dikirimkan dimuat namun harus melalui proses presentasi atau konferensi. Strategi implementasi kebijakan jangka panjang
  • 11. Persoalan menulis harus dipandang sebagai persoalan hulu hilir bukan persoalan hilir saja sehingga pengembangan kemampuan menulis harus dilakukan sejak dini. Guru perlu dilatih untuk menguasai strategi pengembangan kemampuan menulis pada anak-anak termasuk bagi dosen dalam pengembangan budaya menulis. Menulis harus diposisikan sebagai karir prima yang penuh insentif. Pemerintah dan universitas perlu memberikan insentif yang memadai terhadap karya tulis yang berkualitas. Karya tulis bisa menjadi lampiran penting pada saat wawancara atau mencari kerja. Di banyak negara Eropa dan Amerika publikasi merupakan salah satu syarat yang dikendaki ketika melamar pekerjaan, menjadi seorang doktor tidak cukup tanpa menulis, menjadi profesor juga harus mempublikasikan banyak jurnal (Adam, 2012). Pemerintah sebaiknya lebih tegas dalam menindak plagiarisme, hal ini untuk memberikan jaminan keamaman dan kenyamanan pada para penulis agar lebih produktif mempublikasikan karya-karyanya baik nasional bahkan internasional. Program pengembangan minat baca di kalangan masyarakat terutama sejak masa kanak-kanak harus terus digalakkan. Mahasiswa perlu melakukan ujian komprehensif pada jenjang S1, S2, maupun S3 terkait penguasaan teori-teori induk dan pendukung utama dari bidang ilmu yang ditekuni. Setiap prodi dapat menentukan judul-judul buku induk yang harus dikuasai mahasiswa dan dipantau setiap semester. Dosen setiap semester bisa meminta tagihan sebuah artikel atau jurnal diikuti ujian komprehensif terkait wawasan dan gagasan yang telah ditulis. Jika tidak memungkinkan setiap semester mahasiswa bisa dalam setahun 1 artikel atau sesuai kondisi dan kebijakan program studi masing-
  • 12. masing.Artinya bukan pada akhir setelah mahasiswa akan lulus sebagai persyaratan, namun pada sisi hulu sudah dibiasakan dengan aktivitas menulis. Tema atau topik secara paralel bisa berangkat dari kondisi lapangan (aktual) yang dikaji sesuai teori-teori yang dikaji atau dipelajari pada semester berjalan sesuai bidang sebagai syarat mengikuti ujian semester. Universitas perlu memberikan dukungan insentif langsung atau menggalakkan lomba karya tulis karya ilmiah di setiap semester baik pada tingkat program studi, fakultas, universitas maupun di luar universitas. Pendidikan dan latihan menulis yang tepat perlu diprogramkan. Dosen dan guru seharusnya menyadari bahwa aktivitas menulis merupakan proses mental yang bisa dikembangkan. Perlu disadari dan dipahami bahwa di dalam aktivitasb menulis; (1) Anak perlu dilatih menulis ekspresif tanpa ketakutan hambatan penggunaan tata bahasa, tata kalimat, pengejaan, dan aturan yang ketat. Biarkan anak senang dahulu dengan menulis, (2) Fokus kepada mekanisme untuk menghasilkan tulisan sesuai aturan tata tulis bisa menyebabkan gangguan dalam tahap perencanaan dan pengorganisasian (3) Penulis dewasa memiliki mekanisme (tata aturan) menulis yang bersifat otomatis dipikiran akan mampu menulis lebih kompleks, terintegrasi, dan selesai. Pada usia anak dan remaja sebaiknya tidak menerapkan aturan yang kaku dan ketat dan memaksa siswa menulis sesuai tata tulis yang benar. Biarkan siswa berekpresi lebih dahulu karena justru bisa memberikan hasil lebih bagus. Ekspresi secara oral perlu dilatihkan kepada siswa terutama anak-anak kelas rendah menulis harus dilakukan secara rileks. Otomatisasi tata tulis bisa meningkat sendirinya jika anak melihat hubungan diantara gagasan itu sendiri.
  • 13. Jadi yang terpenting biarkan anak mengekspresikan gagasan tanpa terikat pada aturan tata tulis yang kaku. Pemerintah perlu mendukung wadah karya ilmiah yaitu jurnal-jurnal publikasi dan keberpihakan melalui politik anggaran. Pemerintah harus serius memberikan perhatian kepada eksistensi jurnal-jurnal ilmiah. Pengelola jurnal, editor, dan reviewer perlu mendapatkan penghargaan bukan saja secara finansial namun kegiatan mereka bisa dianggap kegiatan akademik dengan kredit point yang lebih besar. Dana untuk penerbitan jurnal, pengembangan, dan publikasi seharusnya lebih diberikan kemudahan dan dipahami sebagai ruh utama dari aktivitas institusi akademik. Keberpihakan sistem anggaran antara aktifitas akademik dan administratif harus berimbang, bahkan idealnya lebih besar porsi pada aktivitas akademik. Sudah menjadi rahasia umum alokasi dana untuk kelanjutan jurnal sangat tidak memadai dan sulit pencairannya namun pengadaan sarana fisik malah lebih cepat direalisasikan meskipun lebih memakan biaya besar. Penutup Implementasi kebijakan publikasi ilmiah harus disikapi positif dan diperlukan kajian komprehensif. Publikasi ilmiah memerlukan dukungan kemampuan menulis yang tidak terbentuk secara instan, namun melalui latihan dan dipengaruhi faktor sosial budaya serta motivasi. Menulis harus dipandang merupakan persoalan sosial kultural yang tidak bisa diselesaikan hanya melalui edaran nomor 152/E/T/2012 melalui tagihan akhir di hilir sebagai syarat kelulusan. Pengembangan kemampuan menulis harus menggunakan strategi yang bersifat jangka panjang dan transformatif sehingga mampu menempatkan menulis menjadi budaya. Proses-proses mental dari aktivitas menulis harus
  • 14. dipahami termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi agar pengembangan kemampuan menulis dipersiapkan sejak dini. Parameter layanan pemerintah juga harus ditentukan dengan jelas sehingga Edaran Nomor 152/E/T/2012 harus diikuti komitmen dan dipandang bagian koheren dari strategi pengembangan jangka panjang. Menulis harus diposisikan sebagai profesi dengan karir prima dan penuh penghargaan. Pemerintah hendaknya serius mengembagkan program-program pelatihan bagi guru cara mengembangkan keterampilan menulis pada anak sesuai tingkat perkembangan. Politik anggaran harus memahami nilai strategis dari aktivitas akademik yang disebut menulis dan publikasi sebagai bagian penting transformasi pendidikan. Pelayanan awal sebaiknya lebih fleksibel agar tidak menimbulkan resistensi, langkah demi langkah mengadopsi banyak pendekatan namun bersifat komprehensif dan transformatif. Dengan demikian menulis akan menjadi tradisi akademik yang kuat di setiap universitas dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Semoga. Daftar Pustaka Adam, Mindy (2012) Quality in scholarly research in Indonesian universities . Diakses dari http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/18/quality-scholarly- research-indonesian-universities.html. Deane, Paul at.all (2008) Cognitive Models of Writing: Writing Proficiency as a Complex Integrated Skill. Research report. Diakses dari http://www.ets.org/ Media/Research/pdf/RR-08-55.pdf Hayes, John R & Flower, Linda (1980) A Cognitive Process Theory of Writing. College Composition and Communication, Vol. 32, No. 4, (Dec., 1981), pp. 365-387. Published by: National Council of Teachers of English. Diakses dari: http://www.jstor.org/stable/35660 Hayes, J. R., & Flower, L. S. (1980). Identifying the organization of writing processes. In L. Gregg & E. R. Steinberg (Eds.), Cognitive processes in writing (pp. 3-30). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Mayer,R.E. 2006. Learning and Instruction (second edition). New Jersey- Columbus,Ohio: Pearson Merrill Prentice Hall.
  • 15. Vygotsky (1990) Vygotsky and Education. Instructional implication and Applications of Sociohistorical Psychology. New York: cambridge University Press.