Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaIqwal Akmar
2. Apa tujuan meningkatkan minat baca mahasiswa pada program studi fisika ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca mahasiswa pada program studi fisika ?
4. Bagaimana cara meningkatkan minat baca mahasiswa pada program studi fisika ?
Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa IndonesiaIqwal Akmar
2. Apa tujuan meningkatkan minat baca mahasiswa pada program studi fisika ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca mahasiswa pada program studi fisika ?
4. Bagaimana cara meningkatkan minat baca mahasiswa pada program studi fisika ?
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/atau berbicara.
Oh iya sebelum aku share bermanfaat untuk kalian . Ini contoh selesai dari tugas aku di Universitas Islam dijakarta salah satu pendirinya .
Seorang fatwah ulama besar MUI
majlis ulama Indonesia .
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/atau berbicara.
Oh iya sebelum aku share bermanfaat untuk kalian . Ini contoh selesai dari tugas aku di Universitas Islam dijakarta salah satu pendirinya .
Seorang fatwah ulama besar MUI
majlis ulama Indonesia .
Jadi literasi memiliki makna dan implikasi dari keterampilan membaca dan menulis dasar ke pemerolehan dan manipulasi pengetahuan melalui teks tertulis, dari analisis metalinguistik unit gramatikal ke struktur teks lisan dan tertulis, dari dampak sejarah manusia ke konsekuensi filosofis dan sosial pendidikan barat (Goody & Watt, 1963). Bahkan perubahan evolusi manusia merupakan dampak dari pemikiran literasi (Donald, 1991)
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
aku lah11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Tayang: Jumat, 31 Mei 2024 06:00
Penulis: Adi Manggala Saputro Editor: Elfan Fajar Nugroho
zoom-inlihat fotoKota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Instagram @persib @persija
Skuad Persib Bandung (kiri) dan Persija Jakarta (kanan). Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
TRIBUNWOW.COM - Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
Dilansir TribunWow.com, keberhasilan Persib Bandung dalam perekrutan Rezaldi Hehanusa nampaknya menjadi motivasi mereka untuk bisa kembali gembosi sang rival abadi, Persija Jakarta.
Hal itu dapat dibuktikan dengan masuknya gelandang bintang Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi.
Kabar masuknya Hanif Sjahbandi ke dalam lis belanja Persib Bandung diungkap oleh akun seputar sepak bola Indonesia, @transfernews_ft, Kamis (31/5/2024).
Baca juga: Transfer Kejutan Persib Bandung? Bintang di Luar Dugaan Kepergok Beri Sinyal, Bobotoh Dijamin Suka
"Hanif Sjahbandi (DMF/27) masuk radar Persib Bandung," tulis @transfernews_ft.
Sebagaimana diketahui, masuknya Hanif Sjahbandi selain karena ketagihan akan keberhasilan Persib Bandung dalam merekrut Rezaldi Hehanusa, hal itu menunjukkan sinyal Maung Bandung ingin memulangkan putra daerahnya satu per satu ke Kota Kembang.
Mengingat, Hanif Sjahbandi merupakan gelandang asli jebolan Persib Bandung yang juga pemain kelahiran Kota Bandung.
Meski, ia tercatat belum pernah berkarier di Persib Bandung senior meski pernah bergabung dengan tim juniorn Pangeran Biru pada Januari sampai dengan Juli 2015 silam.
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka, https://wow.tribunnews.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangi angka buta
huruf. Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa tingkat kemelekhurufan masyarakat
Indonesia sudah mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa, dan 98,8% untuk kategori
remaja. Capaian ini sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesia sudah melewati tahapan
krisis literasi dalam pengertian kemelekhurufan. Meskipun demikian, tantangan yang
saat ini dihadapi adalah aliterasi, bentuk lain dari krisis literasi; yakni, orang bisa dan
mampu membaca, namun mereka tidak mau membaca. Literasi tidak terpisahkan dari
dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami,
dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Kepandaian seseorang
tidak dapat lepas dari kegiatan membaca karena dengan membaca kita bisa mengetahui
banyak sekali hal-hal yang terjadi di dunia ini. Selain itu kita dapat memahami isi yang
tertulis di dalam buku yang kita baca.
Kegiatan membaca di lingkungan sekolah khususnya pendidikan dasar merupakan
langkah awal yang sangat penting dalam lingkungan pendidikan. Dengan membiasakan
budaya membaca sejak dini atau usia sekolah tingkat dasar akan menciptakan suatu
generasi yang handal terutama dalam penguasaan ilmu dan pengetahuan. Sebagai guru,
kita memiliki peran penting untuk meningkatkan budaya literasi ini. Bahkan dapat
dikatakan guru merupakan "Garda Depan" dalam meningkatkan budaya literasi di
sekolah. Literasi tidak hanya sekedar membaca dan menulis saja tetapi lebih kepada
upaya meningkatkan kebermaknaan dalam pembelajaran. Apabila guru sudah sadar akan
arti pentingnya belajar tanpa henti melalui proses membaca, maka “virus” membaca ini
akan tertular kepada semua peserta didik. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang baik
agar tercipta perilaku dan kebiasaan anak didik yang baik. Guru yang baik akan tercipta
melalui kepemimpinan kepala sekolah yang baik.
Kesadaran tentang pentingnya penumbuhan budaya literasi yaitu membaca dan
menulis telah ditunjukkan pemerintah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 23/2015 yang mengamanatkan
penumbuhan budi pekerti, salah satunya melalui bentuk program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS). Sekolah berperan penting dalam mengembangkan kreativitas siswa dan
guru untuk mendongkrak literasi bangsa. Sekolah dapat mengembangkan keunggulan
2. dalam literasi yang dimulai dari membaca hingga menulis. Kemampuan membaca dan
menulis akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi orang yang memilikinya,
untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus
mengembangkannya, serta memperoleh nilai-nilai kehidupan yang sangat bermanfaat
untuk mengembangkan karakter pribadinya. Minat membaca didukung oleh sarana dan
prasarana untuk membaca akan menumbuhkan kebiasaan membaca (reading habit), dan
selanjutnya akan berkembang menjadi budaya baca.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di SDN Simomulyo VII/104, terbukti
bahwa budaya literasi masih belum berlangsung secara maksimal dikarenakan budaya
literasi tergolong masih rendah, perpustakaan yang telah disediakan di sekolah hanya
merupakan pajangan karena siswa jarang memanfaatkan fasilitas tersebut dan lebih
memilih bermain dengan teman-temannya, banyak siswa yang enggan membaca
sehingga berdampak pada keterampilan menulisnya karena sedikit pengetahuan yang
siswa miliki serta keberanian siswa untuk bercerita juga masih rendah. Kondisi tersebut
juga diperkuat dengan adanya hambatan-hambatan sebagai berikut yakni: 1) ruang
perpustakaan yang masih kurang ideal; 2) profesi pustakawan masih belum linier
akademik sesuai bidang tugas pekerjaan yang diampunya; 3) minimnya pengadaan bahan
pustaka baru setiap tahun; pendidik dan tenaga pendidik yang kurang literat karena
sebagian dari mereka belum menjadikan budaya membaca sebagai bagian atau gaya
hidup.
Minat baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah suatu
keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan.
Kebiasaan bukanlah sesuatu yang alamiah dalam diri manusia tetapi merupakan hasil
proses belajar dan pengaruh pengalaman serta keadaan lingkungan sekitar. Maka dari itu,
kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara berulang-ulang
tanpa ada unsur paksaan. Kebiasaan membaca mencakup waktu untuk membaca, jenis
bahan bacaan, cara mendapatkan bahan bacaan, dan banyaknya buku/bahan bacaan yang
dibaca. Minat membaca siswa yang tinggi akan berpengaruh pada prestasi belajar Bahasa
Indonesia karena materi pembelajaran Bahasa Indonesia berupa bacaan panjang,
sehingga jika siswa sudah menyukai membaca maka siswa akan lebih mudah memahami
maksud dari bacaan dan mudah memahami isi materinya.
Berangkat dari uraian tersebut, terdapat satu benang merah yang dapat ditarik bahwa
kepekaan atau literasi pada seseorang tentu tidak muncul begitu saja. Tidak ada manusia
yang sudah literat sejak lahir. Menciptakan generasi literat membutuhkan proses panjang
3. dan sarana yang kondusif. Budaya literasi juga sangat terkait dengan pola pembelajaran
di sekolah dan ketersediaan bahan bacaan di perpustakaan. Kemampuan membaca pada
diri seseorang bukanlah jaminan bagi terciptanya kebiasaaan membaca karena kebiasaan
membaca juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti ketersediaan bahan bacaan. Oleh
karena itu, penulis perlu untuk mengembangkan perpustakaan sekolah melalui karya tulis
ilmiah berjudul “Peningkatan Minat Baca dan Prestasi Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Melalui Kegiatan Pengembangan Perpustakaan Sekolah dalam Rangka
Mewujudkan Budaya Literasi di SDN Simomulyo VII/104” sebagai suatu kontribusi
yang positif dari Kepala Sekolah yang memimpin dan mengelola suatu sekolah dengan
penuh dedikasi dan tanggung jawab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang dapat disusun adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peranan perpustakaan sekolah yang dikembangkan terhadap minat
baca sebagai budaya literasi di SDN Simomulyo VII/104?
2. Bagaimanakah peranan perpustakaan sekolah yang dikembangkan terhadap prestasi
belajar siswa khususnya materi pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Simomulyo
VII/104?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan yang dapat
dituliskan yakni sebagai berikut:
1. Mengembangkan perpustakaan sekolah sebagai suatu perpustakaan yang produktif
di SDN Simomulyo VII/104
2. Mendeskripsikan peranan perpustakaan sekolah yang dikembangkan terhadap minat
baca sebagai budaya literasi di SDN Simomulyo VII/104
3. Mendeskripsikan peranan perpustakaan sekolah yang dikembangkan terhadap
prestasi belajar siswa khususnya materi pelajaran Bahasa Indonesia di SDN
Simomulyo VII/104
4. D. Manfaat
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan yang telah disusun,
maka akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Kemampuan membaca merupakan kemampuan penting bagi pertumbuhan
intelektual siswa. Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan
mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya. Pengembangan
perpustakaan mendukung budaya literasi bagi siswa dalam meningkatkan minat baca
serta keterampilan menulis dan bercerita sehingga akan berdampak positif terhadap
materi pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia.
2. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan sangat berperan besar dalam
pengelolaan sekolah khususnya perpustakaan sekolah. Dengan adanya penelitian
yang melibatkan kepala sekolah dalam kegiatan mengembangkan sarana dan
prasarana sekolah maka akan menambah tinggi nilai kompetensi sebagai kepala
sekolah dan menjadi pengalaman tersendiri sehingga dapat diterapkan pada
komponen sekolah lainnya.
3. Bagi Sekolah
Pengembangan suatu sarana dan prasarana sekolah yaitu perpustakaan sangat
menguntungkan bagi sekolah karena perpustaakan dapat membuat suatu sekolah
menjadi “hidup” dan memegang peranan yang sangat penting dalam memacu
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Dengan dikembangkannya perpustakaan
tersebut akan dapat memacu tingginya minat baca serta memunculkan atmosfer
sekolah yang literat.
E. Definisi Operasional
1. Minat baca adalah keadaan seseorang yang memiliki keinginan kuat disertai dengan
usaha-usaha dalam menemukan sumber bacaan dan melakukan kegiatan membaca.
Minat membaca juga merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena
adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat diperoleh kemanfaatan bagi
dirinya.
2. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur
5. yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara
subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar
untuk mencapai hasil belajar.
3. Perpustakaan sekolah merupakan usaha pendidikan, secara aktif dan positif.
Perpustakaan Sekolah menyelenggarakan pendidikan, yaitu membangkitkan
kegemaran dan minat baca, meningkatkan selera baca, meningkatkan minat terhadap
hal-hal baru melalui buku-buku referensi, indeks, bibliografi dan lainnya.
Selanjutnya mendidik kerapian, ketertiban, disiplin dan tanggung jawab dalam
menggunakan fasilitas yang tersedia.
4. Budaya literasi merupakan kebiasaan berpikir yang diikuti oleh sebuah proses
membaca dan menulis yang pada akhirnya akan mempu menciptakan suatu karya.
Membudayakan atau membiasakan untuk membaca serta menulis itu memerlukan
proses jika memang dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut belum
ada atau belum terbentuk.
6. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Baca
Membaca adalah salah satu tuntutan dalam kehidupan masyarakat modern. Melalui
kegiatan membaca kita dapat mengetahui dan menguasai berbagai hal. Membaca
merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak
hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas
pengetahuan tentang banyak hal mengenai kehidupan. Membaca akan meningkatkan
kemampuan memahami kata dan meningkatkan kemampuan berpikir, meningkatkan
kreatifitas dan juga berkenalan dengan gagasan-gagasan baru. Tarigan (2008:7)
menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media katakata atau bahasa tulis. Senada dengan pendapat tersebut, Alek dan Achmad
(2010:74) mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang
tertulis. Somadayo (2011:5) mengatakan bahwa membaca merupakan suatu proses
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading
is bringing). Senada dengan pendapat tersebut, Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 246)
menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa
yang tertulis dalam teks.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Terbentuknya minat
diawali oleh perasaan senang dan sikap positif. Hal ini seperti dikemukakan oleh
Slameto (2003:180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka akan semakin besar suatu
minat. Oleh karena itu minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang
menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu mempengaruhi
tindakan orang tersebut. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan dalam
diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk berpartisipasi atau terlibat
pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang berminat pada suatu obyek maka akan
cenderung merasa senang bila berkecimpung di dalam obyek tersebut sehingga
cenderung akan memperhatikan perhatian yang besar terhadap obyek. Perhatian yang
7. diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahu dan mempelajari obyek
tersebut.
Masa anak-anak atau masa sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk
menanamkan sebuah kebiasaan, dan kebiasaan ini akan terbawa hingga anak tumbuh
dewasa atau menjadi orang tua. Dengan kata lain, apabila sejak kecil seseorang terbiasa
membaca maka kebiasaan tersebut akan terbawa hingga dewasa. Farida Rahim (2011)
mengungkapkan bahwa minat baca ditandai dengan adanya rasa senang, rasa puas dalam
diri seseorang, partisipasi aktif yang tanpa dipaksa, dan lebih menyukai kegiatan
membaca dibandingkan kegiatan lain. Minat berhubungan dengan aspek kejiwaan, yakni
perasaan individu, objek, dan aktivitas. Minat baca yakni keinginan seseorang untuk
memberi perhatian, menyenangi, dan melakukan usaha yang sungguh-sungguh guna
melakukan kegiatan membaca. Seseorang yang memiliki minat baca yang kuat akan
mewujudkannya dalam kesediaannya mendapat bahan bacaan dan membacanya tanpa
disertai paksaan pihak lain.
Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat
membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku yang dibaca anak. Menurut Sinambela
yang dikutip oleh Sandjaya (2005) bahwa minat membaca adalah sikap positif dan
adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap
buku bacaan. Aspek minat membaca meeliputi kesenangan membaca, frekuensi
membaca, dan kesadaran akan manfaat membaca. Di dalam minat baca terkandung unsur
keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa senang untuk membaca. Minat baca adalah
suatu kecenderungan kepemilikan keinginan atau ketertarikan yang kuat dan disertai
usaha-usaha yang terus menerus pada diri seseorang terhadap kegiatan membaca yang
dilakukan secara terus menerus dan diikuti dengan rasa senang tanpa paksaan, atas
keinginannya sendiri atau dorongan dari luar sehingga seseorang tersebut mengerti atau
memahami yang dibacanya. Minat membaca seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Hasanah, dkk (2011:54), minat baca dipengaruhi oleh aspek-aspek internal
yang menyebabkan tumbuhnya motivasi intrinsik dan aspek-aspek eksternal yang
berkaitan dengan motivasi ekstrinsik. Unsur eksternal berhubungan dengan tingkat sosial
pembaca, karakteristik bacaan itu sendiri, asal-usul tempat tinggal pembaca. Pendapat
tersebut serupa dengan pendapat Purves dan Beach yang dikutip oleh Sandjaya (2005)
yang menyatakan bahwa ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat
membaca anak, yaitu faktor personal dan faktor institusional. Faktor personal adalah
faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi,
8. kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor institusional
adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku
bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis,
kemudian pengaruh orang tua, guru, dan teman sebaya.
Hurlock (1980:116) mengemukakan bahwa minat sendiri terdiri dari dua aspek,
yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak
mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek ini
berpusat pada apakah hal yang diminati akan menguntungkan dan mendatangkan
kepuasan pribadi. Misalnya kegiatan membaca, ketika siswa melakukan kegiatan
membaca tentu saja mengharapkan sesuatu yang didapat dari proses membaca
sehingga banyak manfaat yang didapat dari kegiatan membaca. Jumlah waktu yang
dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh akibat membaca
sehingga kegiatan membaca akan menjadi tetap, yang pada gilirannya ini akan
menjadi sebuah kebutuhan yang sifatnya harus terpenuhi.
2. Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang
menampakkan aspek kognitif dari minat ditampilkan dalam sikap terhadap kegiatan
yang diminati akan terbangun. Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan
dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan teman yang mendukung
terhadap aktivitas yang diminati. Siswa yang memiliki minat baca yang tinggi akibat
kepuasan dan manfaat yang didapat serta mendapat penguatan respons dari orang
tua, teman, dan lingkungan, maka siswa ini akan memiliki ketertarikan dan
keinginan sehingga mau meluangkan waktu khusus dan frekuensi yang tinggi untuk
membaca. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek
minat membaca meliputi: a) perasaan senang dengan kegiatan membaca; b)
kebutuhan akan kegiatan membaca; c) keinginan mencari bahan bacaan; d)
keinginan melakukan kegiatan membaca; dan 5) ketertarikan untuk membaca.
B. Prestasi belajar
Prestasi belajar pada dasarnya berasal dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar.
Prestasi belajar sendiri mempunyai arti standart test untuk mengukur kecakapan atau
pengetahuan bagi seseorang di dalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau
9. pembelajaran. Slameto (2003:10) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu
perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini
meliputi perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Prestasi merupakan keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang telah
ditempuh siswa, bertujuan untuk memperoleh atau mengembangkan ilmu pengetahuan.
Prestasi ini dituangkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru kepada siswa.
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator sebagai daya serap (kecerdasan) anak. Dalam
mendidik proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama dan pertama
karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang
telah diprogramkan dalam kurikulum.
Menurut Syah (2007:213) mengemukakan bahwa prestasi adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program
atau proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Suryabrata
(2006:297) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah nilai-nilai yang merupakan
bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi
belajar siswa selama waktu tertentu. Jadi prestasi belajar adalah merupakan kemampuan
yang dimiliki siswa yang telah mengalami perubahan baik keterampilan, pemahaman
nilai-nilai, pola tingkah laku, setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan
tujuan yang hendak dicapai. pada hakekatnya, belajar untuk mencapai sesuatu yang pada
akhirnya mencapai suatu hasil hasil belajar, dan hasil belajar sering disebut dengan
prestasi belajar. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa selama mengikuti
proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam periode tertentu.
Fungsi prestasi belajar menurut Purwanto (2003:155) yakni sebagai berikut:
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan anak didik.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa
mampu memahami dan menguasai bahan ajar atau materi yang telah disampaikan
oleh guru. Dengan melihat prestasi belajar tersebut maka dapat segera dievaluasi
hal-hal yang menyebabkan siswa kurang memahami atau menguasai bahan ajar atau
materi pelajaran.
10. 2. Prestasi belajar sebagai lembaga kepuasan hasrat ingin tahu.
Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi
keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia, termasuk didalamnya
adalah seorang siswa yang ingin mencapai kepuasan dengan cara memperoleh
prestasi belajar yang baik.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.
Asumsinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai bahan
evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern
Sebagai indikator intern artinya prestasi belajar yang telah diraih dapat
digunakan sebagai tolak ukur tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan.
Sedangkan sebagai indikator ekstern artinya tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator kesuksesan siswa dalam masyarakat.
Prestasi belajar siswa yang kurang baik tidak selalu dikarenakan siswa tersebut
bodoh atau memiliki IQ yang rendah. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor. Guru dan orangtua merupakan pendidik di sekolah maupun di rumah
harus dapat mengetahui dan mengidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi siswa.
Adapun menurut Syah (2006:144) berpendapat bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi
oleh setidaknya tiga faktor yakni:
1. Faktor Internal
Faktor Internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis yang meliputi tingkat intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan
c. Faktor kelelahan
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal merupakan faktor dari luar individu, terdiri dari:
a. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar
belakang kebudayaan
11. b. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah
c. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman terpaut, dan
bentuk kehidupan masyarakat
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)
Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pembelajaran. Dari pendapat di atas dijelaskan bahwa faktor yang
mempengaruhi siswa berasal dari dalam siswa itu sendiri dan dapat berasal dari luar
siswa. Sehubungan dengan hal tersebut guru dan orang tua harus dapat memahami
dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa agar prestasi belajar
yang mereka peroleh dapat optimal. Guru dan orang tua tidak boleh beranggapan
bahwa prestasi kurang baik diakibatkan karena siswa bodoh, sebagai pendidik di
rumah maupun sekolah guru dan orang tua harus mengerti bahwa kemampuan setiap
siswa dan lingkungan kehidupan mereka tidaklah sama.
C. Perpustakaan Sekolah
D.
Metode berhubungan dengan cara kerja yang teratur dan tersistem untuk
memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Metode yang diterapkan dalam kegiatan pengembangan budaya literasi yakni METODE
PEMBIASAAN. Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan
perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang
berulang-ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri dan
perilaku tersebut relatif menetap. Proses pembiasaan berawal dari peniruan, selanjutnya
dilakukan pembiasaan di bawah bimbingan guru sehingga peserta didik akan semakin
terbiasa. Bila sudah menjadi kebiasaan yang tertanam jauh di dalam hatinya, peserta
didik itu kelak akan sulit untuk berubah dari kebiasaannya itu. Metode pembiasaan yang
digunakan dapat diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan yang melibatkan tenaga pendidik (guru) yaitu guru menciptakan metode
pembelajaran yang dapat merangsang minat baca siswa karena literasi dimasukkan
ke dalam Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia.
12. 2. Kegiatan yang melibatkan tenaga perpustakaan sekolah yaitu pustakawan harus
mampu merubah pola pikir siswa terhadap buku, buku tidak diposisikan sebagai
benda yang “menakutkan/membosankan” agar mereka tidak lagi enggan untuk terus
bersama dengan buku. Pustakawan juga harus memiliki program kegiatan lomba
yang berkaitan dengan literasi sehingga siswa dapat termotivasi
3. Kegiatan yang melibatkan tenaga pendidik dan non pendidik yaitu semua warga
SDN Simomulyo VII/104 ikut berperan serta dalam mendukung upaya
pengembangan budaya literasi sehingga akan terwujud sesuai yang diinginkan dan
akan terus berkembang lebih dari yang diharapkan.
E. Sumber Daya yang Diperlukan
Pengembangan sarana literasi membutuhkan sumber daya yang memadai. Partisipasi
dari banyak pihak dapat membantu memelihara dan mengembangkan sarana sekolah
agar capaian literasi peserta didik dapat terus ditingkatkan. Dengan memperhatikan
kesiapan sumber daya yang ada di SD, dapat dikembangkan prasarana literasi agar
perpustakaan berfungsi optimal. Maka dari itu, sumber daya yang diperlukan untuk
mendukung upaya mengembangkan literasi di SDN Simomulyo VII/104 yakni:
1. Tenaga perpustakaan sekolah yaitu sekurang-kurangnya 1 orang dengan kualifikasi
minimal S1 yang linier sesuai bidang pekerjaan yang diampunya
2. Gedung/ruang perpustakaan yang cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya
3. Perpustakaan sekolah menyediakan sarana perpustakaan meliputi rak buku, rak
majalah, meja baca, kursi baca, kursi kerja, meja kerja, lemari kayu, lemari kaca,
papan pengumuman, majalah dinding, perangkat komputer, printer, dan fasilitas
akses internet untuk keperluan pustakawan, tempat sampah, jam dinding, kotak
selesai membaca, box file, AC
4. Lokasi perpustakaan berada di pusat kegiatan pembelajaran dan mudah dilihat serta
mudah dijangkau oleh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan dalam
berbagai bentuk media dan format
6. Perpustakaan sekolah berlangganan referensi berupa majalah dan surat kabar
7. Pelayanan perpustakaan perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sesuai
dengan tuntutan jaman maupun teknologi yang berkembang
8. Perpustakaan melakukan kegiatan yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah
13. 9. Sekolah menjamin tersedianya anggaran perpustakaan setiap tahun sekurang-
kurangnya 5% dari total anggaran sekolah di luar belanja pegawai dan pemeliharaan
serta perawatan gedung
10. Perpustakaan memberikan apresiasi berupa hadiah atau reward kepada siswa yang
berprestasi dalam setiap kegiatan perlombaan yang bertemakan literasi
F. Langkah-langkah Kegiatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus menggenjot minat
baca masyarakat khususnya peserta didik. Salah satu terobosan yang dilakukan
pemerintah adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Permendikbud ini diwujudkan dengan wajib membaca khususnya bagi siswa SD, SMP
atau SMA. Berdasarkan Peraturan tersebut, maka SDN Simomulyo VII/104 membuat
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) tentang upaya mengembangkan budaya literasi
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sosialisasi Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
2. Pembentukan Tim Pengembang Budaya Literasi SDN Simomulyo VII/104
3. Implementasi Pengembangan Budaya Literasi di SDN Simomulyo VII/104
4. Pelaksanaan Monev (Monitoring dan Evaluasi)
5. Evaluasi Hasil Kegiatan Pengembangan Budaya Literasi SDN Simomulyo VII/104
6. Pelaporan Hasil Kegiatan Pengembangan Budaya Literasi SDN Simomulyo VII/104
G. Monev
Langkah-langkah monev
Monitoring adalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan dari penerapan kebijakan sehingga dapat disimpulkan bahwa fokus dari
monitoring sendiri adalah berdasarkan pada pelaksanaannya, bukan berdasarkan hasil.
Sementara itu evaluasi adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil,
dimana informasi ini dibandingkan dengan sasaran atau target yang telah ditetapkan.
Jika hasilnya sesuai dengan sasaran artinya apa yang telah ditetapkan berhasil atau
efektif namun apabila sebaliknya maka evaluasi tersebut dianggap tidak efektif/gagal.
Monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang digunakan
untuk pengambilan keputusan. Hasil dari monitoring akan digunakan untuk memberikan
binaan berupa masukan (umpan balik), bagi perbaikan pelaksanaan program, sedangkan
14. hasil dari evaluasi dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memberikan
masukan-masukan terhadap keseluruhan komponen. Dalam proses mencapai tujuan
mengembangkan budaya literasi sekolah, manajemen SDN Simomulyo VII/104 harus
secara berkesinambungan memonitor layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk
menjamin tercapainya tujuan.
1. Tahap perencanaan
Pembuatan instrumen monev
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan monev kegiatan pengembangan sekolah yaitu upaya
mengembangkan budaya literasi SDN Simomulyo VII/104
3. Tahap pelaporan
Pelaporan monev yang telah dilakukan
(INSTRUMEN MONEV TERLAMPIR)
E. Hasil Kegiatan
1. Dengan adanya pengembangan budaya literasi di SDN Simomulyo VII/104 dapat
meningkatkan minat baca guru dan siswa hingga 95%
2. Minat baca siswa yang baik dapat meningkatkan pengertian, pemahaman maupun
pengetahuan secara umum tentang pelajaran yang diberikan oleh guru.
3. Minat baca siswa yang baik juga dapat pula memperluas wawasan selain pelajaran
yang diterima dari guru
4. Minat baca siswa yang baik akan mendorong siswa untuk memiliki keterampilan
menulis dan menjelaskan suatu cerita atau isi buku
5. Dengan memiliki keterampilan menulis yang baik, siswa dapat menuangkan ide-ide
cemerlangnya ke dalam tulisan sehingga siswa dapat menghasilkan sendiri hasil
karya seperti puisi, cerpen dan mading
6. Kemampuan menjelaskan isi cerita atau isi buku kepada siswa lain dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa serta melatih kecakapan siswa
7. Peran serta semua warga sekolah terhadap pengembangan budaya literasi sudah baik
hingga mencapai 100% dan diharapkan dapat dikembangkan lebih baik lagi untuk ke
depannya sehingga perpustakaan bukan hanya sebagai pajangan namun sebagai
wadah sejuta informasi.
15. DOKUMENTASI
FOTO HASIL KEGIATAN PENGEMBANGAN BUDAYA LITERASI
(TERLAMPIR)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perpustakaan ideal adalah perpustakaan yang mampu memberdayakan siswa dan
dapat menjadi kawah candradimuka bagi siswa untuk melakukan aktivitas membaca,
belajar, seni, budaya, dan keterampilan serta mampu membangkitkan potensi
membaca siswa.
2. Membangun budaya literasi tentunya harus dimulai dari membangun hubungan yang
sinergis antara sekolah dengan perpustakaan sekolah. Sebab jika keduanya tidak ada
sinergi atau tidak saling mendukung, maka mustahil minat baca akan tumbuh dan
buku hanya akan menjadi wacana saja. Sekolah sebagai lembaga formal yang berarti
harus mampu mendorong siswa untuk terus menambah informasi, memperkaya
wawasan, dan membuka cakrawala berfikir siswa, dan perpustakaan sebagai pusat
informasi harus benar – benar memberikan pelayanan yang maksimal. Melalui LPS
yang disusun ini, maka diharapkan dapat mengembangkan budaya literasi di SDN
Simomulyo VII/104 yang sesuai dengan kondisi sekolah.
16.
17. PROFIL SEKOLAH
Nama Sekolah : SDN SIMOMULYO VII No.104
NSS : 101056024012
NPSN : 20532315
Alamat : Jl. Tangkis Turi No.1 Surabaya
No. Telp : 031-5483816
E-Mail : simotujuh@yahoo.com
Tahun Berdiri : 1974
Luas Tanah : 860 m2
Luas Bangunan : 860 m2
19. SDN SIMOMULYO VII/104
KECAMATAN SUKOMANUNGGAL
UPTD-BPS SURABAYA IV
SURABAYA
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD BPS SURABAYA IV
SEKOLAH DASAR SIMOMULYO VII/104
Jl. Tangkis Turi No.1, Telp : (031) 5483816, Email : simotujuh@yahoo.com
Surabaya
Surabaya, 27 Nopember 2017
LAMPIRAN 1
20. Nomor : 422/250/436.7.1.4.83/2017
Perihal : Undangan Rapat Tim Pengembang Budaya Literasi Sekolah
Kepada
Yth.
Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SDN Simomulyo VII/104
Di tempat
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Kami mengundang kepada Bapak/Ibu dan Saudara dalam rapat pembahasan
Rapat Tim Pengembang Budaya Literasi Sekolah SD Negeri Simomulyo VII/104
Kecamatan Sukomanunggal Tahun Pelajaran 2017/2018 yang akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Selasa, 28 Nopember 2017
Waktu : Pukul 12:00 WIB s.d Selesai
Tempat : Ruang Kelas II-B SD Negeri Simomulyo VII/104
Acara : Rapat Tim Pengembang Budaya Literasi Sekolah
Dikarenakan pentingnya acara rapat tersebut, dimohon dengan sangat kepada
Bapak/Ibu dan Saudara untuk dapat hadir tepat waktu dan atas pastisipasi dan
kehadirannya kami sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Mengetahui,
Kepala SDN Simomulyo VII/104
Dra. Retulina
NIP. 19611224 198201 2 011
21. PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD BPS SURABAYA IV
SEKOLAH DASAR SIMOMULYO VII/104
Jl. Tangkis Turi No.1, Telp : (031) 5483816, Email : simotujuh@yahoo.com
Surabaya
BERITA ACARA
TIM PENGEMBANG BUDAYA LITERASI SEKOLAH
SD NEGERI SIMOMULYO VII/104
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nomor : 422/250/436.7.1.4.83/2017
Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Delapan bulan Nopember tahun Dua Ribu Tujuh
Belas di Sekolah Dasar Negeri Simomulyo VII/104 Kecamatan Sukomanunggal Kota
Surabaya, telah dilaksanakan rapat pembahasan Tim Pengembangan Budaya Literasi Sekolah
SDNegeri Simomulyo VII/104 antara lain :
1. Pembentukan Tim Pengembangan Budaya Literasi Sekolah Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Rincian Tugas Tim Pengembangan Budaya Literasi Sekolah Tahun Pelajaran 2017/2018.
Dalam pembahasan Tim Pengembangan Budaya Literasi Sekolah sebagaimana tersebut di
atas dihadiri oleh :
1. Kepala Sekolah
2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SDN Simomulyo VII/104
(Daftar hadir terlampir)
Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Kepala SDN Simomulyo VII/104
22. PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD BPS SURABAYA IV
SEKOLAH DASAR SIMOMULYO VII/104
Jl. Tangkis Turi No.1, Telp : (031) 5483816, Email : simotujuh@yahoo.com
Surabaya
DAFTAR HADIR KEGIATAN
Unit Kerja : SDN Simomulyo VII/104
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Juli 2017
Tempat : Ruang Aula SDN Simomulyo VII/104
Waktu : 13.00-selesai
Kegiatan : Rapat Perumusan, Penetapan, Dan Pengembangan
Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga SDN Simomulyo
VII/104
No. Nama / NIP Jabatan Tanda Tangan
1.
Dra. Retulina
19611224 198201 2 011
Penanggung Jawab dan
narasumber
1 ....................
2.
Rina Widiyati, S.Pd
19731231 200902 2 007
Ketua 2 ....................
3.
Luluk Wahyuning O., S.Pd
19881001 201402 2 001
Wakil 3 ....................
4. Tanti Hendarwati, S.Sos Sekretaris 4 ....................
23. No. Nama / NIP Jabatan Tanda Tangan
5.
Emik Fidayati, S.Pd
19640202 198703 2 018
Anggota 5 ....................
6.
Kuratun Ain, S.Pd
19680324 199203 2 004
Anggota 6 ....................
7.
Moch. Lutfi Firmandani, S.Pd
19841226 200604 1 005
Anggota 7 ....................
8.
Riqul Choiri, S.Pd, M.Si
19690427 200701 1 014
Anggota 8 ....................
9.
Indriani, S.Pd
19850105 200902 2 009
Anggota 9 ....................
10.
Muh. Yuliyanto, S.Pd, M.Si
19670717 200801 1 008
Anggota 10 ....................
11.
Ahmad Najib, S.Pd
19870710 201001 1 005
Anggota 11 ....................
12.
Novy Sukmawati, S.Pd
19851129 201101 2 011
Anggota 12 ....................
13. Fadlilatiin, S.Pd Anggota 13 ....................
14. Rr. Diah Rachmawati Hutari, SS Anggota 14 ....................
15. Andrian Wahyuni, S.Pd Anggota 15 ....................
16. Veronica Tulus Sugiarti, S.PdK Anggota 16 ....................
17. Ihdinayanti, S.Pd Anggota 17 ....................
18. Ika Susanti, A.Md Anggota 18 ....................
19. H. Abdul Malik, S.Pdi Anggota 19 ....................
20. Fajar Setyo Pranomo Anggota 20 ....................
21. Suyanto Anggota 21 ..................
22. Devy Hermin Roy Anggota 22 ...................
24. No. Nama / NIP Jabatan Tanda Tangan
23. Amir Anggota 23 ..................
Surabaya, 28 Nopember 2017
Kepala
SDN Simomulyo VII/104
Dra. Retulina
NIP. 1961124 198201 2 011
25. PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD BPS SURABAYA IV
SEKOLAH DASAR SIMOMULYO VII/104
Jl. Tangkis Turi No.1, Telp : (031) 5483816, Email : simotujuh@yahoo.com
Surabaya
NOTULEN RAPAT
TIM PENGEMBANG BUDAYA LITERASI SEKOLAH
SD NEGERI SIMOMULYO VII/104
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Hari/tanggal : Selasa, 28 Nopember 2017
Waktu : Pukul 12:00 WIB s.d Selesai
Tempat : Ruang Kelas II-B SD Negeri Simomulyo VII/104
Acara : Rapat Tim Pengembang Budaya Literasi Sekolah
ISI RAPAT
1. Rapat dibuka dengan bacaan basmallah oleh Kepala Sekolah yang sekaligus bertindak
sebagai pemimpin rapat.
2. Rapat Tim Pengembang Budaya Literasi Sekolah SDNegeri Simomulyo VII/104
Kecamatan Sukomanunggal menghasilkan keputusan sebagai berikut :
a) Membentuk Tim Pengembang Sekolah yang terdiri dari :
1) Penanggung Jawab.
2) Ketua
3) Wakil
4) Sekretaris
5) Anggota
26. b) Mekanisme Pengembangan Budaya Literasi Sekolah SD Negeri Simomulyo VII/104,
antara lain :
1) Melibatkan Tim Pengembang Budaya Literasi Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, dan
Tenaga Kependidikan)
3. Dalam penyusunan Program Budaya Literasi Sekolah, Tim Pengembang Budaya Literasi
Sekolah harus :
a) Menyusun rencana program kegiatan pengembangan budaya literasi
b) Menyusun tim pengembangan budaya literasi
c) Melaksanakan program kegiatan literasi
d) Mendokumentasikan setiap kegiatan budaya literasi
e) Melaporkan hasil setiap kegiatan budaya literasi
f) Mengevaluasi hasil yang didapat dari kegiatan pengembangan budaya literasi
4. Rapat ditutup dengan membaca do’a bersama dipimpin oleh Guru PAI
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS PENDIDIKAN
UPTD BPS SURABAYA IV
SEKOLAH DASAR SIMOMULYO VII/104
Jl. Tangkis Turi No.1, Telp : (031) 5483816, Email : simotujuh@yahoo.com
Surabaya
KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH SDN SIMOMULYO VII/104 SURABAYA
Nomor : 800/ 83 / 436.7.1.4.83 / 2017
TENTANG
TIM PENGEMBANG BUDAYA LITERASI SEKOLAH
SDN SIMOMULYO VII/104
Mengetahui,
Kepala SDN Simomulyo VII/104
Dra. Retulina
NIP. 19611224 198201 2 011
Notulis,
Sekertaris
Tanti Hendarwati, S.Sos
27. Menimbang : 1. Bahwa dalam pelaksanaan manajemen SDN Simomulyo VII/104
tahun pelajaran 2017/2018 perlu dikembangkan budaya literasi.
2. Bahwa tenaga pendidik yang namanya sebagaimana tersebut
dianggap cakap, mampu, dan loyal terhadap tugas-tugas sebagai
Tim Pengembangan Budaya Literasi Sekolah.
3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut maka perlu ditetapkan
dalam keputusan ini.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan; dan
5. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2015 tentang Gerakan
Penumbuhan Budi Pekerti.
Memperhatikan : 1. Rencana Pengembangan Sekolah "Upaya Mengembangkan
Budaya Literasi SDN Simomulyo VII/104"
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Tim Pengembangan Budaya Literasi Sekolah di SDN Simomulyo
VII/104 Surabaya Tahun Pelajaran 2017 – 2018
Kedua : Pembagian Tugas Guru dalam Pengembangan Budaya Literasi
Sekolah
Ketiga : Merencanakan dan Menyusun Program Pengembangan Budaya
Literasi Sekolah
Keempat : Melaksanakan Pengembangan Budaya Literasi Sekolah
Keempat : Mempertanggungjawabkan hasil Pengembangan Budaya Literasi
Sekolah
28. Ditetapkan di : Surabaya
Pada Tanggal : 28 Desember 2017
Tembusan :
1. Arsip
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH
SDN SIMOMULYO VII
NOMOR : 800/ 83 / 436.7.1.4.83 / 2017
TANGGAL : 28 Desember 2017
SUSUNAN TIM PENGEMBANG BUDAYA LITERASI
SDN SIMOMULYO VII/104
Kepala SDN Simomulyo VII/104
Dra. Retulina
NIP. 19611224 198201 2 011
29. TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018
No. Nama / NIP
Penugasan Dalam
Panitia
Keterangan
1.
Dra. RETULINA
19611224 198201 2 011
Penanggung Jawab Kepala Sekolah
2.
RINA WIDIYATI, S.Pd
19731231 200902 2 007
Ketua Guru Kelas IV B
3.
LULUK WAHYUNING O., S.Pd
19881001 201402 2 001
Wakil Guru Kelas III A
4. TANTI HENDARWATI, S.Sos Sekretaris TU
5.
EMIK FIDAYATI, S.Pd
19640202 198703 2 018
Anggota Guru Kelas I
6.
KURATUN AIN, S.Pd
19680324 199203 2 004
Anggota
Guru Kelas III B
7.
MOCH. LUTFI FIRMANDANI, S.Pd
19841226 200604 1 005
Anggota
Guru Kelas VI A
8.
INDRIANI, S.Pd
19850105 200902 2 009
Anggota
Guru Kelas II A
9.
MUH. YULIYANTO, S.Pd, M.Si
19670717 200801 1 008
Anggota
Guru Kelas VI B
10.
RIQUL CHOIRI, S.Pd, M.Si
19690427 200701 1 014
Anggota
Guru Kelas V A
11.
AHMAD NAJIB, S.Pd
19870710 201001 1 005
Anggota Guru Kelas V B
12.
NOVY SUKMAWATI, S.Pd
19851129 201101 2 011
Anggota Guru Kelas IV A
13. IKA SUSANTI,A.Md Anggota Tenaga Perpustakaan
Surabaya, 28 Desember 2017
Kepala
SDN Simomulyo VII/104
Dra. Retulina
Pembina Tk.I
NIP. 19611224 198201 2 011
30. LAMPIRAN 2
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SEKOLAH BERBASIS 8 SNP
Nama Peserta : Dra. Retulina
Nama Sekolah : SDN Simomulyo VII/104
Judul Pengembangan : Upaya Mengembangan Budaya Literasi
No Kegiatan yang Diamati
Jadwal Kegiatan
Keterangan
Bulan Nopember Bulan Desember
Tanggal Tanggal
27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Sosialisasi Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) √
2. Membuat instrumen monev kegiatan √
3. Pembentukan Tim Pengembangan Budaya Literasi SDN
Simomulyo VII/104
√
4. Koordinasi pelaksanaan pengembangan sekolah √
5. Memotivasi semua warga sekolah terlibat dalam
pengembangan sekolah
√
6. Pelaksanaan selama 2 minggu
31. No Kegiatan yang Diamati
Jadwal Kegiatan
Keterangan
Bulan Nopember Bulan Desember
Tanggal Tanggal
27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
a. Penataan dan pengkondisian ruangan perpustakaan √
b. Pengadaan dan pengembangan koleksi perpustakaan √
c. Pengadaan sudut baca untuk pelaksanaan kegiatan
membaca buku 15 menit sebelum pembelajaran
dimulai di kelas masing-masing setiap hari
√ √
d. Memasukkan literasi ke dalam kurikulum Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia selama 1 (satu) jam
pembelajaran yaitu kegiatan KWB (Kurikulum Wajib
Baca)
√ √ √ √ √ √ √ √ √
e. Membaca buku bagi siswa dengan target 20 buku
setiap tahun
√ √ √ √ √ √ √ √ √
f. Pelaksanaan kegiatan story telling bagi kelas rendah
maupun kelas tinggi
√ √ √ √
g. Pelaksanaan kegiatan Reading Text Leveling (RTL)
bagi kelas rendah maupun kelas tinggi
√ √ √
h. Pelaksanaan kegiatan wajib baca selama libur semester
yaitu TMS (Tantangan Membaca Surabaya)
Pelaksanaan
saat libur
semester I yang
32. No Kegiatan yang Diamati
Jadwal Kegiatan
Keterangan
Bulan Nopember Bulan Desember
Tanggal Tanggal
27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
akan datang
i. Pelaksanaan kegiatan observasi aktifitas siswa oleh
petugas perpustakaan selama pembelajaran
perpustakaan
√ √ √ √ √ √
j. Pelaksanaan kegiatan lomba literasi seperti membaca
puisi, membuat puisi, drama, dll
√ √
k. Pelatihan bagi siswa untuk membuat hasil karya tulis
melalui kegiatan mengarang bebas dan meringkas isi
buku
√
l. Siswa menari dan menyanyi yel-yel perpustakaan √ √ √ √ √ √
m. Siswa dapat menghasilkan karya tulis √
7. Melaksanakan monev kegiatan pengembangan sekolah √
8. Penyusunan Laporan Pengembangan Sekolah √ √
9. Mengirim file laporan pengembangan sekolah √
Surabaya, 28 Nopember 2017
Petugas Perpustakaan SDN Simomulyo VII/104
Ika Susanti, A.Md
Mengetahui,
Kepala SDN Simomulyo VII/104
Dra. Retulina
33.
34. LAMPIRAN 3
MONITORING DAN EVALUASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TAHUN 2017
BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA SURABAYA
Nama Sekolah : SDN Simomulyo VII/104
Nama Kepala Sekolah : Dra. Retulina
Nama Petugas Perpus Sekolah : Ika Susanti, A.Md
Nama Petugas Perpustakaan : Wyta Dwi Wahyuningtyas
Jumlah Siswa : 379
Nomor Telepon/No. HP : (031) 5483816 / 081335580461
No Aspek Penilaian
Baik Cukup Buruk
Nilai Ket
(80-100) (60-79) (40-59)
1. RUANGAN
a. Penataan ruangan (rak, meja, dll)
√ 85
b. Kondisi ruangan (kebersihan, keindahan)
√ 90
c. Kenyamanan (luas, terang, sejuk)
√ 90
2. KOLEKSI
a. Pengadaan/pengembangan koleksi
√ 85
b. Pengolahan koleksi
√ 90
c. Penataan koleksi
√ 90
d. Jumlah koleksi
√ 90 1357 judul
3. ADMINISTRASI 5186 eks
a. Struktur organisasi
√ 90
b. Buku induk
√ 85
c. Buku pengunjung
√
85
d. Buku peminjaman
√
85
e. Buku/kartu anggota
√
85
f. Statistik
√ 79
g. Daftar Inventaris Ruangan
√ 85
35. 4. LAYANAN
a. Tata tertib perpustakaan
√ 85
b. Layanan pengunjung/hari
√ 90 72 siswa/hari
c. Layanan peminjaman/hari
√ 80 25 siswa/hari
d. Layanan story telling
√ 80
e. Penggunaan IT
√ 80
5. KURIKULUM BACA
a. Jadwal kurikulum baca (IKS)
√ 95
b. Keterlibatan guru dan petugas
√ 85
c. Buku resume siswa
√ 85
d. Hasil kualitas siswa
√ 80
HASIL PENILAIAN
JUMLAH NILAI 1974
BAIK
Nilai Rata-Rata 86
CATATAN:
1. Ruang perpustakaan sudah dilengkapi dengan karpet, meja baca, AC, TV, peta dunia.
2. Ada penambahan buku
3. Masing-masing kelas sudah ada sudut baca
4. KWB (Kurikulum Wajib Baca) sudah terlaksana sesuai jadwal
5. Kegiatan yang diprogram sudah terlaksana sesuai jadwal
Mengetahui,
Kepala SDN Simomulyo VII/104
Dra. Retulina
NIP. 19611224 198201 2 011
Surabaya, 28 Nopember 2017
Petugas Perpustakaan SDN Simomulyo VII/104
Ika Susanti, A.Md
36. LAMPIRAN 4
No Pukul
Hari / Kelas
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
1 07.00 – 07 35
2 08.10 – 08.45
3 07.35 – 08.10
4 08.45 – 09.20 II A V A V B I
5 09.20 – 09.50 I S T I R A H A T
6 09.50 – 10.25 III A II B III B VI B VI A IV B
7 10.25 – 11.00 IV A
8 11.00 – 11.35
Surabaya, 28 Nopember 2017
Petugas Perpustakaan SDN Simomulyo VII/104
Ika Susanti, A.Md
Mengetahui,
Kepala SDN Simomulyo VII/104
37. LAMPIRAN 5
VISI DAN MISI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Dengan memperhatikan segala potensi yang dimiliki sekolah serta prospek pendidikan
di masa yang akan datang, dengan segala tantangannya maka peranan perpustakaan dalam
SDN Simomulyo VII/104 merumuskan visi dan misi perpustakaan sekolah sebagai berikut:
Visi Perpustakaan Sekolah
“Mewujudkan generasi yang berkualitas, cerdas, dan terampil serta mampu bersikap
kreatif serta menggali ilmu dengan membudayakan membaca”
Misi Perpustakaan Sekolah
1. Meningkatkan fungsi perpustakaan sebagai tempat yang nyaman, menarik dan
menyenangkan
2. Sebagai tempat pembelajaran siswa yang diantaranya adalah kegiatan literasi
3. Membantu memperluas wawasan dan pendidikan serta keterampilan siswa
4. Mengembangkan kepribadian yang berkarakter dan berbudaya
5. Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
KONDISI NYATA DI SDN SIMOMULYO VII/104
39. UPTD-BPS SURABAYA IV
SURABAYA
LAMPIRAN 6
KONDISI NYATA DI SDN SIMOMULYO VII/104 (KONDISI SEBELUMNYA)
No Foto
1. Pintu depan perpustakaan SDN Simomulyo VII/104
2. Kondisi ruang perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 tampak dalam
40. No Foto
3. Kondisi ruang perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 tampak dalam
41. 4. Kondisi ruang perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 tampak dalam
42. No Foto
5. Penggunaan sarana perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 yang belum maksimal
6. Penataan buku di ruang perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 yang masih belum rapi
43. No Foto
7. Penataan buku di ruang perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 yang masih belum rapi
44. 8. Penataan ruang perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 yang belum kondusif
45. KONDISI NYATA DI SDN SIMOMULYO VII/104
SETELAH DILAKUKAN
KEGIATAN PENGEMBANGAN BUDAYA LITERASI
46. SDN SIMOMULYO VII/104
KECAMATAN SUKOMANUNGGAL
UPTD-BPS SURABAYA IV
SURABAYA
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI FOTO (KONDISI SETELAH)
KEGIATAN BUDAYA LITERASI YANG SUDAH DITERAPKAN
No Foto
1. Ruangan perpustakaan SDN Simomulyo VII/104 tampak luar
47. 2. Penataan dan pengkondisian ruangan perpustakaan
No Foto
3. Pengadaan dan pengembangan koleksi perpustakaan
57. 16. Kegiatan RTL (Reading Text Leveling) yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan
untuk mengetahui kemampuan membaca berdasarkan jenjang pendidikan
58. No Foto
17. Kegiatan RTL (Reading Text Leveling) yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan
untuk mengetahui kemampuan membaca berdasarkan jenjang pendidikan
59. 18. Kegiatan RTL (Reading Text Leveling) yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan
untuk mengetahui kemampuan membaca berdasarkan jenjang pendidikan
No Foto
19. Kegiatan RTL (Reading Text Leveling) yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan
untuk mengetahui kemampuan membaca berdasarkan jenjang pendidikan
62. 22. Siswa berlatih membuat hasil karya tulis melalui kegiatan mengarang bebas dan meringkas isi
buku
No Foto
23. Kegiatan evaluasi dan observasi aktivitas siswa oleh petugas perpustakaan selama
pembelajaran perpustakaan
63. 24. Kegiatan evaluasi dan observasi aktivitas siswa oleh petugas perpustakaan selama
pembelajaran perpustakaan
64. No Foto
25. Kegiatan evaluasi dan observasi aktivitas siswa oleh petugas perpustakaan selama
pembelajaran perpustakaan
74. 38. Siswa menari dan menyanyikan yel-yel perpustakaan
No Foto
39. Guru dan siswa bersama-sama menghias perpustakaan dengan menghasilkan
keterampilan berdasarkan informasi yang diperoleh dari buku
75. 40. Guru dan siswa bersama-sama menghias perpustakaan dengan menghasilkan
keterampilan berdasarkan informasi yang diperoleh dari buku