SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
BAB 5
KELOMPOK 1
MEMAHAMI
SISTEM HUKUM
DAN PERADILAN
NASIONAL
DALAM LINGKUP
NKRI
A. MENGANALISIS KASUS
PELANGGARAN HUKUM,
KEADILAN DAN
KETERTIBAN
3.5.1 MENJELASKAN HUBUNGAN
HUKUM, KEADILAN DAN KETERTIBAN
PEMBUNUHAN
Pembunuhan dapat terjadi karena berbagai faktor
seperti dilatar belakangi dendam, masalah
kejiwaan,terdesak dan keterbatasan. Maraknya
tindakan pembunuhan dalam masyarakat seperti
mutilasi,pencurian jenajah untuk diambil organnya
atau untuk dijual bagian tubuh seperti rambut.
FAKTOR
TERJADINYA
PEMBUNUHAN
CARA AGAR
TIDAK
TERJADINYA
TINDAKAN
PEMBUNUHAN
Dengan memperdalam iman dan ketakwaan kepada
Tuhan, mengikuti kegiatan-kegiatan sosial,dan
memperluas serta meningkatkan kominikasi dalam
bersosialisasi.Masyarakat dan pemerintah juga
dapat berpartisipasi dengan melakukan berbagai
kegitan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya untuk mencintai sesama manusia
CONTOH KASUS PEMBUNUHAN
ANGELINE (8 tahun), murid kelas II sekolah dasar di
Denpasar Bali, yang dinyatakan hilang. Selama 26 hari
pencarian, banyak pihak yang terlibat. Semula, gadis cilik
cantik itu diduga korban penculikan, ternyata, Rabu
kemarin jasadnya ditemukan membusuk terkubur di dekat
kandang ayam di belakang rumah keluarga Margareith CH
Megawe, ibu angkatnya.
PENCEMARAN NAMA BAIK
FAKTOR TERJADINYA
PENCEMARAN NAMA
BAIK
CARA AGAR TIDAK
TERJADINYA KASUS
PELANGGARAN
NAMA BAIK
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya
pencemaran nama baik yaitu: Secara lisan, Secara tulisan,
Menuduh suatu hal di depan umum karena iri.
Agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan lisan
atau tulisan. Pemerintah bersama-sama dengan DPR untuk
memperbaiki UU informasi dalam melakukan transaksi baik
langsung maupun melalui media electronik karena banyak
pasal-pasal yang bertentangan dengan hak azasi manusia.
Lebih bijak dalam mengeluarkan kata-kata/statement atau
pernyataan yang bersifat pribadi baik melalui lisan ataupun
tulisan.
Kasus Prita Mulyasari
MA mengabulkan kasasi jaksa dan menyatakan Prita Mulyasari
bersalah dalam kasus pencemaran nama baik RS Omni Alam
Sutera, Tangerang. Prita divonis 6 bulan, tapi dengan masa
percobaan selama 1 tahun.Seperti diketahui, drama hukum
Prita menjadi magnet semua pihak. Bahkan, seluruh calon
presiden 2009 harus menyambangi Prita guna pencitraan
kampanye. Pada 29 Desember 2009, majelis hakim PN
Tangerang memutus bebas Prita Mulyasari dari tuntutan jaksa
6 bulan penjara. Alasan utama membebaskan Prita karena
unsur dakwaan pencemaran nama baik tidak terbukti.
Namun, MA membalikkan semuanya hingga Prita harus
menempuh upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali (PK).
CONTOH
KASUS
PENCEMAR
AN NAMA
BAIK
CARA AGAR TIDAK TERJADINYA
KASUS CYBER CRIME:
Perlunya peningkatkan firewall yang
kuat.
Adanya respon control yang cepat
dari pihak yang bertanggung jawab.
FAKTOR TERJADINYA CYBER CRIME:
Laporan pengaduan dari US Custom
(Pabean AS) adanya tindak
penyelundupan via internet yang
dilakukan oleh beberapa orang
Indonesia, dimana oknum – oknum
tersebut telah mendapat
keuntungan dengan melakukan
Webhosting gambar – gambar
porno di beberapa perusahaan
Webhosting yang ada di Amerika
Serikat.
KASUS CYBER CRIME
Video mesum Ariel dan Luna maya, dan gambar – gambar
porno para artis dan masyarakat umum. Kasus tersebut
termasuk ke dalam jenis Infringements of Privacy, karena
kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang
merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Motifnya
termasuk kejahatan abu-abu dengan sasaran kejahatannya
menyerang hak milik orang lain (Againts Property). Modus dari
kejahatan ini adalah pencemaran nama baik dan mengganggu
ketertetiban umum.
CONTOH KASUS CYBER CRIME
B. MENJELASKAN
KONSEP HUKUM,
KEADILAN, DAN
KETERTIBAN
3.5.1 MENJELASKAN HUBUNGAN
HUKUM, KEADILAN DAN KETERTIBAN
KONSEP
KEADILAN
Konsep keadilan sudah ada sejak dahulu. Dahulu
ada tiga orang filsuf terkenal yang mengemukakan
teori mengenai keadilan tersebut, yaitu
Aristoteles, Plato,dan Thomas Hobbes.
Dalam teorinya, Aristoteles mengemukakan
lima jenis perbuatan yang dapat digolongkan
adil. Kelima jenis keadilan yang dikemukakan
oleh Aristoteles itu adalah sebagai berikut.
a) Keadilan Komutatif
Keadilan komutatif adalah
perlakuan terhadap seseorang
dengan tidak
melihat jasa-jasa yang telah
diberikannya.
b) Keadilan Distributif
Keadilan distributif adalah
perlakuan terhadap seseorang
sesuai dengan
jasa-jasa yang telah
diberikannya.
c) Keadilan Kodrat Alam
Keadilan kodrat alam adalah
memberi sesuatu sesuai
dengan yang diberikan oleh
orang lain kepada kita.
e) Keadilan Perbaikan
Perbuatan adil menurut perbaikan
adalah jika seseorang telah
berusaha memulihkan nama baik
orang lain yang telah tercemar.
Misalnya, orang yang tidak
bersalah maka nama baiknya
harus direhabilitasi.
d) Keadilan Konvensional
Keadilan Konvensional adalah
kondisi jika seorang warga negara
telah
menaati segala peraturan
perundang-undangan yang telah
dikeluarkan.
a) Keadilan Moral
Suatu perbuatan dapat
dikatakan adil secara moral
apabila telah mampu
memberikan perlakuan yang
seimbang (selaras) antara hak
dan kewajibannya.
b) Keadilan Prosedural
Suatu perbuatan dikatakan
adil secara prosedural jika
seseorang telah mampu
melaksanakan perbuatan adil
berdasarkan tata cara yang
telah ditetapkan.
2) Teori
Keadilan
Menurut
Plato
Menurut Thomas Hobbes, suatu perbuatan dikatakan
adil apabila telah didasarkan pada perjanjian-
perjanjian tertentu. Artinya, seseorang yang berbuat
berdasarkan perjanjian yang disepakatinya bisa
dikatakan adil. Teori
keadilan ini oleh Prof. Dr. Notonegoro, S.H.
Ditambahkan dengan adanya keadilan legalitas
atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan
dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
3) Teori
Keadilan
Menurut
Thomas
Hobbes
Konsep
Hukum
Teorinya yang “murni” (the pure theory of law) bebas
dari elemen-elemen asing pada kedua jenis teori
tradisional, teori tersebut tidak tergantung pada
pertimbangan-pertimbangan moralitas dan fakta-fakta
aktual.
Menurut kelsen, filosofi hukum yang ada pada waktu itu
dikatakan telah terkontaminasi oleh ideologi politik dan
moralitas disatu sisi, dan telah mengalami reduksi karena
ilmu pengetahuan disisi yang lain.
1. Konsep
Hukum Hans
Kelsen
Ada dua konsep hukum dari john austin yang kami dapatkan dari
berbagai buku, yaitu:
1. Konsep hukum bahwa hukum memiliki dua dimensi hukum
2. Konsep hukum bahwa hukum adalah sebagai komando (law is
command of sovereign)
Hukum sebagai komando
Menurut John Austin dalam bukunya the
province of jurisprudence determind, hukum
harus dipahami sebagai komando, karena
semua hukum tidak lain merupakan kumpulan
perintah yang bersifat komando ( laws are
commands). Hukum selalu berwatak
komando.
Dua Dimensi dari hukum
Menurut John Austin, filsafat hukum memiliki
dua tugas penting. Kegagalan membedakan
keduanya, demikian keyakinan Austin
sebagaimana dikutip oleh Murphy dan
Coleman, akan menimbulkan kekaburan baik
intelek maupun moral. Kedua tugas ini
berkaitan dengan dua dimensi dalam hukum,
2. Konsep
Hukum John
Austin
1. Peraturan Primer
peraturan primer terdiri dari standar-
standar bagi tingkah laku yang
membebankan berbagai kewajiban.
Peraturan-peraturan primer menentukan
kelakuan-kelakuan subjek-subjek hukum,
dengan menyatakan apa yang harus
dilakukan, apa yang dilarang. Aturan yang
masuk dalam jenis ini muncul sebagai
akibat dari kebutuhan masyarakat itu
sendiri. Adapun kekuatan mengikat dari
berbagai aturan jenis ini didasarkan dari
penerimaan masyarakat secara mayoritas.
2. Peraturan Sekunder
Aturan-aturan sekunder adalah
sekelompok aturan yang memberikan
kekuasaan untuk mengatur penerapan
aturan-aturan huhuk yang tergolong
kedalam kelompok yang sebelumnya atau
aturan-aturan primer. Aturan-aturan yang
dapat digolongkan kedalam kelompok ini
adalah aturan yang memuat prosedur bagi
pengadopsian dan penerapan hukum
primer. Berisi pemastian syarat-syarat bagi
pelakunya kaidah-kaidah primer dan
dengan demikian menampakkan sifat
yuridis kaidah kaidah-kaidah itu.
Teori hukum murni yang memurnikan
hukum dari anasir-anasir asing tersebut
dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
3. Konsep Hukum Menurut
H.L.A Hart
Ketertiban asal kata tertib yang
berarti teratur menurut aturan
rapi. Sedangkan ketertiban
yaitu peraturan (dalam masyarakat
dsb) atau keadaan serba teratur
baik. Ketertiban adakalanya diartikan
sebagai “ketertiban,
Kesejahteraan, dan Keamanan”,
atau disamakan dengan ketertiban
umum, atau synonym dari istilah
“keadilan”. Ketertiban umum Dalam
bukunya “Pengantar Hukum Perdata
Internasional Indonesia”.
KONSEP
KETERTIBAN
Prof.Dr S.Gautama mengibaratkan
lembaga ketertiban umum ini sebagai
“rem darurat” yang kita ketemukan
pada setiap kereta api. Pemakainya
harus secara hati-hati dan seirit
mungkin karena apabila kita
terlampau lekas menarik rem darurat
ini, maka “kereta HPI” tidak dapat
berjalan dengan baik.
S.Gautama mengatakan bahwa
lembaga ketertiban umum ini
digunakan jika pemakaian dari hukum
asing berarti suatu pelanggaran yang
sangat daripada sendi-sendi azasi
hukum nasional hakim. Maka dalam
hal-hal pengecualian, hakim dapat
menyampingkan hukum asing ini.
KONSEP KETERTIBAN
MENURUT PARA AHLI
A. MEMAHAMI TUJUAN
ADANYA HUKUM
3.5.2 MENDESKRIPSIKAN SISTEM
HUKUM NASIONAL
?APA ITU
HUKUM
Hukum
adalah salah satu
dari norma yang
ada dalam
masyarakat.
Hukum merupakan untuk menghasilkan
keteraturan dalam masyarakat, agar dapat
terwujud keseimbangan dalam masyarakat
dimana masyarakat tidak bisa sebebas-bebasnya
dalam bermasyarakat, mesti ada batasan agar
ketidakbebasan tersebut dapat menghasilkan
keteraturan.
Hukum adalah himpunan petunjuk
hidup (perintah dan larangan) yang
mengatur tata tertib dalam
masyarakat yang seharusnya ditaati
oleh seluruh anggota masyarakat.
PENGERTIAN HUKUM
CIRI-CIRI HUKUM
Adanya perintah dan/atau larangan.
Perintah dan/atau larangan tersebut harus ditaati
setiap orang.
Peraturan itu mengenai tingkah laku
dalam pergaulan masyarakat. Peraturan
itu diadakan oleh badan-badan resmi
yang berwajib. Peraturan itu pada
umumnya bersifat memaksa. Adanya
sanksi terhadap pelanggaran peraturan
itu adalah tegas.
UNSUR-
UNSUR
HUKUM
HUKUM
BERTUJUAN
UNTUK
?
Untuk mengatur tata tertib
masyarakat secara damai dan adil.
Untuk menjaga kepentingan tiap
manusia supaya kepentingan itu tidak
dapat diganggu. Untuk menjamin
adanya kepastian hukum dalam
pergaulan masyarakat. Untuk
melindungi masyarakat. Untuk
menyelesaikan pihak-pihak yang
bermasalah secara damai.
TUJUA
N
HUKU
M
Pada umumnya hukum
ditujukan untuk
mendapatkan keadilan,
menjamin adanya
kepastian hukum dalam
masyarakat serta
mendapatkan
kemanfaatan atas
dibentuknya hukum
tersebut.
B. MEMAHAMI MACAM-
MACAM
PENGGOLONGAN
HUKUM3.5.2 MENDESKRIPSIKAN
SISTEM HUKUM NASIONAL
BENTUK
RUANG
WUJUD
WAKTU
TERTULIS
TIDAK
TERTULIS
Antar Waktu
NASIONAL
INTERNATIONAL
OBJEKTIF
SUBJEKTIF
LOKAL
Antar Waktu
Ius
Constituendum
Ius Costitutum
SASARAN
ISI
TUGAS & FUNGSI
1 Golongan
Semua
Golongan
Publik
Antar Golongan
Privat
Material
Formal
C. MEMAHAMI
SUMBER HUKUM DI
INDONESIA
3.5.2 MENDESKRIPSIKAN
SISTEM HUKUM NASIONAL
SUMBER HUKUM
Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila
dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi
yang tegas dan nyata.
Sumber Hukum dibagi Menjadi 2, yaitu:
Sumber Hukum Materiil dan Sumber
Hukum Formil
Sumber Hukum Materiil
Sumber Hukum
materiil adalah
sumber hukum
yang menentukan
isi kaidah hukum,
dan terdiri atas:
1. Perasaan hukum
seseorang atau
pendapat umum
2. Agama
3. Kebiasaan
4. Politik Hukum dari
Pemerintah
Sumber hukum
materiil yaitu tempat
materi hukum itu
diambil. Sumber
hukum materiil ini
merupakan faktor
yang membantu
pembentukan
hukum.
Sumber hukum formil merupakan
tempat atau sumber darimana suatu
peraturan memperoleh kekuatan
hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk
atau cara yang menyebabkan peraturan
hukum itu berlaku.
1. Undang-Undang
(Statue) ialah suatu
peraturan negara
yang mempunyai
kekuatan hukum yang
mengikat, diadakan
dan dipelihara oleh
penguasa negara.
2. Kebiasaan (Custom) adalah
perbuatan manusia yang terus
dilakukan berulang-ulang dalam hal
yang sama. Apabila suatu kebiasaan
tertentu diterima oleh masyarakat dan
kebiasaan itu selalu berulang-ulang
dilakukan sedemikian rupa, sehingga
tindakan yang berlawanan dengan
kebiasaan itu dirasakan sebagai
pelanggaran perasaan hukum
3. Keputusan Hakim
(Yurisprudensi). Peraturan
pokok yang pertama pada
zaman Hindia Belanda
dahulu adalah Algemene
Bepalingen van Wetgeving
voor Indonesia yang
disingkat A.B. (ketentuan-
ketentuan umum tentang
peraturan perundangan
untuk Indonesia).
4. Traktat (Treaty).
Apabila dua orang
mengadakan kata
sepakat (konsensus)
tentang sesuatu hal
maka mereka itu lalu
mengadakan perjanjian.
Akibat dari perjanjian
itu adalah kedua belah
pihak terikat pada isi
dari perjanjian yang
disepakatinya.
5. Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin). Pendapat
para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai
kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan
keputusan oleh hakim. Dalam Yurisprudensi terlihat
bahwa hakim sering berpegang pada pendapat
seseorang atau beberapa orang sarjana hukum yang
terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum.
Sumber
Hukum
Formil
D. ARTI PENTING
HUKUM
3.5.2 MENDESKRIPSIKAN
SISTEM HUKUM NASIONAL
?
PENTINGKAH
HUKUM BAGI
INDONESIA
Untuk mencegah atau menghindari
perbuatan menghakimi sendiri oleh warga
negara. Untuk menjamin terlaksananya hak-
hak asasi warga negara. Untuk melindungi
pihak-pihak yang lemah dari tindakan kewenang-
wenangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
kuat. Untuk menjamin terlaksananya hak dan
kewajiban warga negara.
ARTI
PENTING
HUKUM
BAGI
WARGA
NEGARA
APA YANG AKAN
TERJADI BILA
TIDAK ADA
HUKUM
?
PERANG SAUDARA
KRIMINALISASI
KORUPSI
DEMOSNSTRASI
KRISIS MONETER
KEHANCURAN
NEGARA
PEMBUBARAN
NEGARA
Sebagai warga negara yang baik kita harus peka
terhadap kegiatan hukum yang ada disekitar
kita. Menganalisis suatu kasus dan mengerti
konsep hukum sangat penting agar bisa melihat
suatu masalah dari berbagai sudut. Sehingga
kita bisa memahami apa tujuan hukum dan
macam-macam golongannya dengan melihat
dari sumber-sumber yang ada yang dan
mengerti apa arti penting hukum bagi
Indonesia.
AISYAH
AYUNINGTYAS
ERIKA SUGESTI
MERLIN
FARADILLAH
SARI OKTAVIANI
BAB 5
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumAndrew Fritz
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaNandha Zulyana
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)Rahmanu Juwono
 
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4X IIS 4 SMAN 1 CILEGON
 
Pengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum IndonesiaAryo Adiwoso
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukumSeptiani Dwi Rahayu
 
ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesiappkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesiaYogi andreansyah
 
Sistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanSistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanAmulilikawa
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesiafeggyernes
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanradar radius
 
ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia Yogi andreansyah
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 

What's hot (20)

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
SISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIASISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIA
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL (PKN SMK KURIKULUM 2013)
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Pengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum IndonesiaPengantar Hukum Indonesia
Pengantar Hukum Indonesia
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
 
ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesiappkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia
 
Sistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilanSistem hukum & sistem peradilan
Sistem hukum & sistem peradilan
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
 
ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia ppkn tentang : Hukum di indonesia
ppkn tentang : Hukum di indonesia
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 

Viewers also liked

Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCEDian Oktavia
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di IndonesiaAlifia Putri Yudanti
 
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasionalKelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasionalNovii Kanadia
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 4
Rangkuman PKN kelas X BAB 4Rangkuman PKN kelas X BAB 4
Rangkuman PKN kelas X BAB 4Tiara Azarine
 
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraTugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraNingrum Handayani
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 5
Rangkuman PKN kelas X BAB 5Rangkuman PKN kelas X BAB 5
Rangkuman PKN kelas X BAB 5Tiara Azarine
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6Tiara Azarine
 
Basic English Grammar: Meeting #1
Basic English Grammar: Meeting #1Basic English Grammar: Meeting #1
Basic English Grammar: Meeting #1Learning 3.0
 
Interior Design Portfolio
Interior Design Portfolio Interior Design Portfolio
Interior Design Portfolio Monika Soni
 
Money laundering
Money launderingMoney laundering
Money launderingsaadiakh
 
Ringkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn xRingkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn xTita Ruby
 
Basics of English Grammar
Basics of English GrammarBasics of English Grammar
Basics of English GrammarKarina Salcedo
 

Viewers also liked (19)

Pkn bab 5 kelompok 2
Pkn bab 5 kelompok 2Pkn bab 5 kelompok 2
Pkn bab 5 kelompok 2
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
 
2016bov
2016bov2016bov
2016bov
 
Lembaga Negara
Lembaga NegaraLembaga Negara
Lembaga Negara
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
 
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasionalKelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
 
Tugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negaraTugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negara
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 4
Rangkuman PKN kelas X BAB 4Rangkuman PKN kelas X BAB 4
Rangkuman PKN kelas X BAB 4
 
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraTugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 5
Rangkuman PKN kelas X BAB 5Rangkuman PKN kelas X BAB 5
Rangkuman PKN kelas X BAB 5
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6Rangkuman PKN kelas X BAB 6
Rangkuman PKN kelas X BAB 6
 
Othello Background Notes
Othello Background NotesOthello Background Notes
Othello Background Notes
 
Basic English Grammar: Meeting #1
Basic English Grammar: Meeting #1Basic English Grammar: Meeting #1
Basic English Grammar: Meeting #1
 
Interior Design Portfolio
Interior Design Portfolio Interior Design Portfolio
Interior Design Portfolio
 
Money laundering
Money launderingMoney laundering
Money laundering
 
Ringkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn xRingkasan materi pkn x
Ringkasan materi pkn x
 
Basics of English Grammar
Basics of English GrammarBasics of English Grammar
Basics of English Grammar
 

Similar to Pkn bab 5 kelompok 1

Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)cleo2013
 
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdfMORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdfmuhidinsaja1
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusiadichasenja
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukumocoysan
 
Contoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiContoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiTerminal Purba
 
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)Bagoes Prasetya
 
Filsafat hukum ekonomi kul ii
Filsafat hukum ekonomi kul iiFilsafat hukum ekonomi kul ii
Filsafat hukum ekonomi kul iiberuangdarat
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaSantos Tos
 
Pengantar Ilmu Hukum.pptx
Pengantar Ilmu Hukum.pptxPengantar Ilmu Hukum.pptx
Pengantar Ilmu Hukum.pptxpelajarwajocom
 

Similar to Pkn bab 5 kelompok 1 (20)

penyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukumpenyebab manusia menaati hukum
penyebab manusia menaati hukum
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)
 
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdfMORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
MORALITAS_ETIKA_DAN_HUKUM_S2_GUSAGIS.pdf
 
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 
Legal realism ppt
Legal realism pptLegal realism ppt
Legal realism ppt
 
Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu HukumPengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum56940113 pengantar-ilmu-hukum
56940113 pengantar-ilmu-hukum
 
Contoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologiContoh makalah-kriminologi
Contoh makalah-kriminologi
 
Teori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusiTeori teori hukum konstitusi
Teori teori hukum konstitusi
 
Legitimasi kekuasaan
Legitimasi kekuasaanLegitimasi kekuasaan
Legitimasi kekuasaan
 
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
Beberapa mazhab-dalam-ilmu-hukum(4)
 
Filsafat hukum ekonomi kul ii
Filsafat hukum ekonomi kul iiFilsafat hukum ekonomi kul ii
Filsafat hukum ekonomi kul ii
 
Paradigma hukum
Paradigma hukumParadigma hukum
Paradigma hukum
 
mashab aliran hukum.ppt
mashab aliran hukum.pptmashab aliran hukum.ppt
mashab aliran hukum.ppt
 
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisiplinerKebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
Kebuntuan dari pendekatan legalitas formal menuju pendekatan interdisipliner
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Pengantar Ilmu Hukum.pptx
Pengantar Ilmu Hukum.pptxPengantar Ilmu Hukum.pptx
Pengantar Ilmu Hukum.pptx
 
Sinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukumSinopsis pranata hukum
Sinopsis pranata hukum
 

More from SMAN 1 Cilegon (20)

Kelompok 3 (Hak dan Kewajiban Warga Negara)
Kelompok 3 (Hak dan Kewajiban Warga Negara)Kelompok 3 (Hak dan Kewajiban Warga Negara)
Kelompok 3 (Hak dan Kewajiban Warga Negara)
 
Pkn bab 8 kelompok 7
Pkn bab 8 kelompok 7Pkn bab 8 kelompok 7
Pkn bab 8 kelompok 7
 
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinekaan Bab 7
 
kelompok 8 pkn X IPS 2
kelompok 8 pkn X IPS 2kelompok 8 pkn X IPS 2
kelompok 8 pkn X IPS 2
 
Pkn kelompok 6
Pkn kelompok 6Pkn kelompok 6
Pkn kelompok 6
 
Aidah sabila
Aidah sabila Aidah sabila
Aidah sabila
 
Powerpoint bela negara
Powerpoint bela negaraPowerpoint bela negara
Powerpoint bela negara
 
silfia angelina
silfia angelina silfia angelina
silfia angelina
 
ayunda
ayundaayunda
ayunda
 
Eka Kurniasih
Eka KurniasihEka Kurniasih
Eka Kurniasih
 
Sherin Agnis Putri
Sherin Agnis PutriSherin Agnis Putri
Sherin Agnis Putri
 
ROY ANDREAS CIPTA X IPS 2
ROY ANDREAS CIPTA X IPS 2ROY ANDREAS CIPTA X IPS 2
ROY ANDREAS CIPTA X IPS 2
 
Ikke Novia sariwardah
Ikke Novia sariwardahIkke Novia sariwardah
Ikke Novia sariwardah
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
ZEVANYA CPH
ZEVANYA CPHZEVANYA CPH
ZEVANYA CPH
 
Isky adzania
Isky adzaniaIsky adzania
Isky adzania
 
Namyra Sephia
Namyra SephiaNamyra Sephia
Namyra Sephia
 
Huriyah Dzahabiyyah X IPS 2
Huriyah Dzahabiyyah X IPS 2Huriyah Dzahabiyyah X IPS 2
Huriyah Dzahabiyyah X IPS 2
 
Gagat Muhamad Ilham
Gagat Muhamad IlhamGagat Muhamad Ilham
Gagat Muhamad Ilham
 
PKN
PKNPKN
PKN
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Pkn bab 5 kelompok 1

  • 1. BAB 5 KELOMPOK 1 MEMAHAMI SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL DALAM LINGKUP NKRI
  • 2. A. MENGANALISIS KASUS PELANGGARAN HUKUM, KEADILAN DAN KETERTIBAN 3.5.1 MENJELASKAN HUBUNGAN HUKUM, KEADILAN DAN KETERTIBAN
  • 3. PEMBUNUHAN Pembunuhan dapat terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam, masalah kejiwaan,terdesak dan keterbatasan. Maraknya tindakan pembunuhan dalam masyarakat seperti mutilasi,pencurian jenajah untuk diambil organnya atau untuk dijual bagian tubuh seperti rambut. FAKTOR TERJADINYA PEMBUNUHAN CARA AGAR TIDAK TERJADINYA TINDAKAN PEMBUNUHAN Dengan memperdalam iman dan ketakwaan kepada Tuhan, mengikuti kegiatan-kegiatan sosial,dan memperluas serta meningkatkan kominikasi dalam bersosialisasi.Masyarakat dan pemerintah juga dapat berpartisipasi dengan melakukan berbagai kegitan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk mencintai sesama manusia
  • 4. CONTOH KASUS PEMBUNUHAN ANGELINE (8 tahun), murid kelas II sekolah dasar di Denpasar Bali, yang dinyatakan hilang. Selama 26 hari pencarian, banyak pihak yang terlibat. Semula, gadis cilik cantik itu diduga korban penculikan, ternyata, Rabu kemarin jasadnya ditemukan membusuk terkubur di dekat kandang ayam di belakang rumah keluarga Margareith CH Megawe, ibu angkatnya.
  • 5. PENCEMARAN NAMA BAIK FAKTOR TERJADINYA PENCEMARAN NAMA BAIK CARA AGAR TIDAK TERJADINYA KASUS PELANGGARAN NAMA BAIK Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya pencemaran nama baik yaitu: Secara lisan, Secara tulisan, Menuduh suatu hal di depan umum karena iri. Agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan lisan atau tulisan. Pemerintah bersama-sama dengan DPR untuk memperbaiki UU informasi dalam melakukan transaksi baik langsung maupun melalui media electronik karena banyak pasal-pasal yang bertentangan dengan hak azasi manusia. Lebih bijak dalam mengeluarkan kata-kata/statement atau pernyataan yang bersifat pribadi baik melalui lisan ataupun tulisan.
  • 6. Kasus Prita Mulyasari MA mengabulkan kasasi jaksa dan menyatakan Prita Mulyasari bersalah dalam kasus pencemaran nama baik RS Omni Alam Sutera, Tangerang. Prita divonis 6 bulan, tapi dengan masa percobaan selama 1 tahun.Seperti diketahui, drama hukum Prita menjadi magnet semua pihak. Bahkan, seluruh calon presiden 2009 harus menyambangi Prita guna pencitraan kampanye. Pada 29 Desember 2009, majelis hakim PN Tangerang memutus bebas Prita Mulyasari dari tuntutan jaksa 6 bulan penjara. Alasan utama membebaskan Prita karena unsur dakwaan pencemaran nama baik tidak terbukti. Namun, MA membalikkan semuanya hingga Prita harus menempuh upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali (PK). CONTOH KASUS PENCEMAR AN NAMA BAIK
  • 7. CARA AGAR TIDAK TERJADINYA KASUS CYBER CRIME: Perlunya peningkatkan firewall yang kuat. Adanya respon control yang cepat dari pihak yang bertanggung jawab. FAKTOR TERJADINYA CYBER CRIME: Laporan pengaduan dari US Custom (Pabean AS) adanya tindak penyelundupan via internet yang dilakukan oleh beberapa orang Indonesia, dimana oknum – oknum tersebut telah mendapat keuntungan dengan melakukan Webhosting gambar – gambar porno di beberapa perusahaan Webhosting yang ada di Amerika Serikat. KASUS CYBER CRIME
  • 8. Video mesum Ariel dan Luna maya, dan gambar – gambar porno para artis dan masyarakat umum. Kasus tersebut termasuk ke dalam jenis Infringements of Privacy, karena kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Motifnya termasuk kejahatan abu-abu dengan sasaran kejahatannya menyerang hak milik orang lain (Againts Property). Modus dari kejahatan ini adalah pencemaran nama baik dan mengganggu ketertetiban umum. CONTOH KASUS CYBER CRIME
  • 9. B. MENJELASKAN KONSEP HUKUM, KEADILAN, DAN KETERTIBAN 3.5.1 MENJELASKAN HUBUNGAN HUKUM, KEADILAN DAN KETERTIBAN
  • 10. KONSEP KEADILAN Konsep keadilan sudah ada sejak dahulu. Dahulu ada tiga orang filsuf terkenal yang mengemukakan teori mengenai keadilan tersebut, yaitu Aristoteles, Plato,dan Thomas Hobbes.
  • 11. Dalam teorinya, Aristoteles mengemukakan lima jenis perbuatan yang dapat digolongkan adil. Kelima jenis keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles itu adalah sebagai berikut.
  • 12. a) Keadilan Komutatif Keadilan komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa-jasa yang telah diberikannya. b) Keadilan Distributif Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah diberikannya. c) Keadilan Kodrat Alam Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan oleh orang lain kepada kita. e) Keadilan Perbaikan Perbuatan adil menurut perbaikan adalah jika seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar. Misalnya, orang yang tidak bersalah maka nama baiknya harus direhabilitasi. d) Keadilan Konvensional Keadilan Konvensional adalah kondisi jika seorang warga negara telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan.
  • 13. a) Keadilan Moral Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang (selaras) antara hak dan kewajibannya. b) Keadilan Prosedural Suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural jika seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan. 2) Teori Keadilan Menurut Plato
  • 14. Menurut Thomas Hobbes, suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian- perjanjian tertentu. Artinya, seseorang yang berbuat berdasarkan perjanjian yang disepakatinya bisa dikatakan adil. Teori keadilan ini oleh Prof. Dr. Notonegoro, S.H. Ditambahkan dengan adanya keadilan legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 3) Teori Keadilan Menurut Thomas Hobbes
  • 15. Konsep Hukum Teorinya yang “murni” (the pure theory of law) bebas dari elemen-elemen asing pada kedua jenis teori tradisional, teori tersebut tidak tergantung pada pertimbangan-pertimbangan moralitas dan fakta-fakta aktual. Menurut kelsen, filosofi hukum yang ada pada waktu itu dikatakan telah terkontaminasi oleh ideologi politik dan moralitas disatu sisi, dan telah mengalami reduksi karena ilmu pengetahuan disisi yang lain. 1. Konsep Hukum Hans Kelsen
  • 16. Ada dua konsep hukum dari john austin yang kami dapatkan dari berbagai buku, yaitu: 1. Konsep hukum bahwa hukum memiliki dua dimensi hukum 2. Konsep hukum bahwa hukum adalah sebagai komando (law is command of sovereign) Hukum sebagai komando Menurut John Austin dalam bukunya the province of jurisprudence determind, hukum harus dipahami sebagai komando, karena semua hukum tidak lain merupakan kumpulan perintah yang bersifat komando ( laws are commands). Hukum selalu berwatak komando. Dua Dimensi dari hukum Menurut John Austin, filsafat hukum memiliki dua tugas penting. Kegagalan membedakan keduanya, demikian keyakinan Austin sebagaimana dikutip oleh Murphy dan Coleman, akan menimbulkan kekaburan baik intelek maupun moral. Kedua tugas ini berkaitan dengan dua dimensi dalam hukum, 2. Konsep Hukum John Austin
  • 17. 1. Peraturan Primer peraturan primer terdiri dari standar- standar bagi tingkah laku yang membebankan berbagai kewajiban. Peraturan-peraturan primer menentukan kelakuan-kelakuan subjek-subjek hukum, dengan menyatakan apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang. Aturan yang masuk dalam jenis ini muncul sebagai akibat dari kebutuhan masyarakat itu sendiri. Adapun kekuatan mengikat dari berbagai aturan jenis ini didasarkan dari penerimaan masyarakat secara mayoritas. 2. Peraturan Sekunder Aturan-aturan sekunder adalah sekelompok aturan yang memberikan kekuasaan untuk mengatur penerapan aturan-aturan huhuk yang tergolong kedalam kelompok yang sebelumnya atau aturan-aturan primer. Aturan-aturan yang dapat digolongkan kedalam kelompok ini adalah aturan yang memuat prosedur bagi pengadopsian dan penerapan hukum primer. Berisi pemastian syarat-syarat bagi pelakunya kaidah-kaidah primer dan dengan demikian menampakkan sifat yuridis kaidah kaidah-kaidah itu. Teori hukum murni yang memurnikan hukum dari anasir-anasir asing tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 3. Konsep Hukum Menurut H.L.A Hart
  • 18. Ketertiban asal kata tertib yang berarti teratur menurut aturan rapi. Sedangkan ketertiban yaitu peraturan (dalam masyarakat dsb) atau keadaan serba teratur baik. Ketertiban adakalanya diartikan sebagai “ketertiban, Kesejahteraan, dan Keamanan”, atau disamakan dengan ketertiban umum, atau synonym dari istilah “keadilan”. Ketertiban umum Dalam bukunya “Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia”. KONSEP KETERTIBAN
  • 19. Prof.Dr S.Gautama mengibaratkan lembaga ketertiban umum ini sebagai “rem darurat” yang kita ketemukan pada setiap kereta api. Pemakainya harus secara hati-hati dan seirit mungkin karena apabila kita terlampau lekas menarik rem darurat ini, maka “kereta HPI” tidak dapat berjalan dengan baik. S.Gautama mengatakan bahwa lembaga ketertiban umum ini digunakan jika pemakaian dari hukum asing berarti suatu pelanggaran yang sangat daripada sendi-sendi azasi hukum nasional hakim. Maka dalam hal-hal pengecualian, hakim dapat menyampingkan hukum asing ini. KONSEP KETERTIBAN MENURUT PARA AHLI
  • 20. A. MEMAHAMI TUJUAN ADANYA HUKUM 3.5.2 MENDESKRIPSIKAN SISTEM HUKUM NASIONAL
  • 22. Hukum adalah salah satu dari norma yang ada dalam masyarakat. Hukum merupakan untuk menghasilkan keteraturan dalam masyarakat, agar dapat terwujud keseimbangan dalam masyarakat dimana masyarakat tidak bisa sebebas-bebasnya dalam bermasyarakat, mesti ada batasan agar ketidakbebasan tersebut dapat menghasilkan keteraturan.
  • 23. Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata tertib dalam masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. PENGERTIAN HUKUM
  • 24. CIRI-CIRI HUKUM Adanya perintah dan/atau larangan. Perintah dan/atau larangan tersebut harus ditaati setiap orang.
  • 25. Peraturan itu mengenai tingkah laku dalam pergaulan masyarakat. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib. Peraturan itu pada umumnya bersifat memaksa. Adanya sanksi terhadap pelanggaran peraturan itu adalah tegas. UNSUR- UNSUR HUKUM
  • 27. Untuk mengatur tata tertib masyarakat secara damai dan adil. Untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan itu tidak dapat diganggu. Untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pergaulan masyarakat. Untuk melindungi masyarakat. Untuk menyelesaikan pihak-pihak yang bermasalah secara damai. TUJUA N HUKU M
  • 28. Pada umumnya hukum ditujukan untuk mendapatkan keadilan, menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat serta mendapatkan kemanfaatan atas dibentuknya hukum tersebut.
  • 29. B. MEMAHAMI MACAM- MACAM PENGGOLONGAN HUKUM3.5.2 MENDESKRIPSIKAN SISTEM HUKUM NASIONAL
  • 31. SASARAN ISI TUGAS & FUNGSI 1 Golongan Semua Golongan Publik Antar Golongan Privat Material Formal
  • 32. C. MEMAHAMI SUMBER HUKUM DI INDONESIA 3.5.2 MENDESKRIPSIKAN SISTEM HUKUM NASIONAL
  • 33. SUMBER HUKUM Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata. Sumber Hukum dibagi Menjadi 2, yaitu: Sumber Hukum Materiil dan Sumber Hukum Formil
  • 34. Sumber Hukum Materiil Sumber Hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi kaidah hukum, dan terdiri atas: 1. Perasaan hukum seseorang atau pendapat umum 2. Agama 3. Kebiasaan 4. Politik Hukum dari Pemerintah Sumber hukum materiil yaitu tempat materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum.
  • 35. Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu berlaku.
  • 36. 1. Undang-Undang (Statue) ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara. 2. Kebiasaan (Custom) adalah perbuatan manusia yang terus dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum 3. Keputusan Hakim (Yurisprudensi). Peraturan pokok yang pertama pada zaman Hindia Belanda dahulu adalah Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia yang disingkat A.B. (ketentuan- ketentuan umum tentang peraturan perundangan untuk Indonesia). 4. Traktat (Treaty). Apabila dua orang mengadakan kata sepakat (konsensus) tentang sesuatu hal maka mereka itu lalu mengadakan perjanjian. Akibat dari perjanjian itu adalah kedua belah pihak terikat pada isi dari perjanjian yang disepakatinya. 5. Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin). Pendapat para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim. Dalam Yurisprudensi terlihat bahwa hakim sering berpegang pada pendapat seseorang atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum. Sumber Hukum Formil
  • 37. D. ARTI PENTING HUKUM 3.5.2 MENDESKRIPSIKAN SISTEM HUKUM NASIONAL
  • 39. Untuk mencegah atau menghindari perbuatan menghakimi sendiri oleh warga negara. Untuk menjamin terlaksananya hak- hak asasi warga negara. Untuk melindungi pihak-pihak yang lemah dari tindakan kewenang- wenangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kuat. Untuk menjamin terlaksananya hak dan kewajiban warga negara. ARTI PENTING HUKUM BAGI WARGA NEGARA
  • 40. APA YANG AKAN TERJADI BILA TIDAK ADA HUKUM ?
  • 43. Sebagai warga negara yang baik kita harus peka terhadap kegiatan hukum yang ada disekitar kita. Menganalisis suatu kasus dan mengerti konsep hukum sangat penting agar bisa melihat suatu masalah dari berbagai sudut. Sehingga kita bisa memahami apa tujuan hukum dan macam-macam golongannya dengan melihat dari sumber-sumber yang ada yang dan mengerti apa arti penting hukum bagi Indonesia.